• Tidak ada hasil yang ditemukan

Yuli Priyana 1 , Indria Tidar Asmara 2

Dalam dokumen Daring2017-Prosiding National-30 (Halaman 156-164)

Fakultas Geografi Universitas Muhammadiyah Surakarta

1

Email: yuli.priyana@ums.ac.id ABSTRAK

Penyumbang emisi gas karbon dioksida di perkotaan yang cukup besar adalah kepadatan lalulintas kendaraan bermotor, semakin hari peningkatan kepadatan kendaraan bermotor semakin meningkat, hal ini akan memicu peningkatan konsentrasi gas karbon dioksida. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui distribusi spaisal kepadatan lalulintas kendaraan bermotor dan kandungan gas karbon dioksida di daerah Surakarta. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode observasi (survei), pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling yaitu teknik pengambilan sampel berasarkan pertimbangan tertentu sesuai dengan maksud dan tujuan penelitian. Titik sampel diambil di tiap segmen pertigaan dan perempatan sepanjang Jalan Slamet Riyadi, Jalan Adi Sumarmo, dan Jalan DR Rajiman Kota Surakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi CO2 pada malam hari cenderung sedikit lebih banyak disbanding dengan pagi hari, sedangkan kepadatan kendaraan bermotor pada pagi hari lebih besar dibanding dengan malam hari. Perubahan CO2 di udara dapat dijelaskan dengan adanya perubahan kepadatan lalulintas kendaraan bermotor.

Kata Kunci: Kepadatan Lalu Lintas, Karbon Dioksida

PENDAHULUAN

Kota Surakarta merupakan salah satu wilayah perkotaan yang sekarang ini mengalami perkembangan yang pesat. Perkembangan Kota Surakarta dapat dilihat dari sektor perdagangan, industri, jasa, permukiman, pendidikan, maupun transportasi yang ditunjukkan dari tingkat kepadatan lalu lintasnya. Dengan seiring perkembangan wilayah tersebut memicu tingginya tingkat pertumbuhan penduduk dan terjadinya alih fungsi lahan tidak terbangun menjadi daerah terbangun seperti untuk permukiman, perkantoran, perhotelan, mall, sekolah, dan lain-lain. Dengan meningkatnya kepadatan penduduk dan kepadatan permukiman disertai dengan dampak aktivitas penduduk itu sendiri tanpa disadari menyebabkan timbulnya kerusakan lingkungan. Salah satu permasalahan lingkungan yang sering terjadi di daerah perkotaan yaitu padatnya penduduk serta kegiatan transportasi dan industri yang menjadi pemicu terjadinya pencemaran udara.

Faktor yang mempengaruhi terjadinya pencemaran udara karbon dioksida (CO2) bisa secara alamiah (natural sources) maupun buatan atau kegiatan manusia (anthroponic

sources). Faktor secara alamiah berasal dari letusan gunung api, respirasi, dekomposisi bahan

organik, dan sumber lainnya. Sementara faktor buatan dari kegiatan manusia yaitu transportasi, industri, penggundulan dan pembakaran hutan, pembakaran sampah dan lainnya. Darsono (1995) menyebutkan bahwa pada tahun 1987 jumlah karbon dioksida (CO2) yang berasal dari pembakaran hutan mencapai 33,0%. Negara maju yang berjumlah 24 buah dengan jumlah penduduk 15,6% menghasilkan 45% karbon dioksida (CO2). Sementara di Indonesia dengan penduduk 3,5% penduduk dunia menghasilkan 0,6% karbon dioksida dunia. Besarnya karbondioksida (CO2) yang dihasilkan oleh negara maju menunjukkan besarnya sumberdaya alam yang diperlukan oleh negara tersebut.

Pencemaran udara karbon dioksida (CO2) di Kota Surakarta dihasilkan terutama dari kegiatan transportasi. Hal ini ditunjukkan dari tingginya pengguna kendaraan bermotor roda dua maupun roda empat dan tingkat kemacetan di jalan. Berdasarkan Data Sarana Angkutan Umum dan Pribadi di Kota Surakarta dari tahun 2008 - 2012 hampir semua jenis kendaraan bermotor mengalami peningkatan terutama kendaraan pribadi yaitu jenis kendaraan roda dua dan roda empat. Untuk jenis kendaraan mobil barang dan mobil bus bukan umum ini juga mengalami peningkatan. Sedangkan untuk jenis kendaraan mobil bus umum mengalami penurunan di tahun 2009, 2010, dan 2011, sementara di tahun 2012 mulai mengalami kenaikan dengan adanya program pemerintah yang mengganti bus kota dengan memperbanyak armada BST (Batik Solo Trans). Jadi dalam kurun waktu lima tahun jumlah kendaraan bermotor di Kota Surakarta meningkat hampir dua kali lipat yaitu di tahun 2008 sebesar 240.041 unit dan di tahun 2012 sebesar 502.169 unit.

Penggunaan badan jalan sebagai lahan parkir kendaraan membuat lebar jalan menjadi sempit, sehingga laju kendaran lambat. Banyaknya persimpangan jalan dan lampu pengatur lalu lintas menyebabkan kemacetan dan menimbulkan pencemaran karbon dioksida CO2

ditambah pertumbuhan penduduk yang cepat mempengaruhi tingkat kebutuhan ekonomi sehingga memicu banyaknya lahan terbangun dan mengurangi adanya lahan terbuka hijau. Dengan tingginya konsentrasi karbon dioksida (CO2) bisa menjadi salah satu penyumbang gas rumah kaca yang berpengaruh terhadap naiknya suhu udara bumi karena panas matahari tidak dapat dipantulkan kembali keluar atmosfer dan dalam waktu jangka panjang menyebabkan adanya pemanasan global dan perubahan iklim.

Saat ini, pemanasan global telah menjadi isu global yg semakin penting di dunia dan diketahui telah menyebabkan beberapa dampak negatif bagi kehidupan manusia. Sejauh ini, berbagai upaya telah mulai dilakukan oleh manusia untuk mengurangi dampak pemanasan global, seperti program penanaman kembali (reboisasi), penghematan energi, penggunaan energi baru dan terbarukan, dan pemanfaat berbagai teknologi carbon capture and storage (CCS). Salah satu cara untuk mereduksi kadar karbon dioksida (CO2) yang berlebihan adalah melakukan penghijauan dengan cara membuat hutan atau taman kota. Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti bermaksud mengadakan penelitian. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah (1) untuk menganalisis distribusi CO2di daerah penelitian, dan (2) untuk menganalisis besarnya hubungan antara konsentrasi CO2 dengan kepadatan kendaraan bermotor di daerah penelitian.

METODE

Penelitian ini menggunakan metode survei (observasi) yaitu melalui pengukuran-pengukuran langsung terhadap variabel pengaruh (jumlah kendaraan bermotor) dan variabel terpengaruh (karbon dioksida). Pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling yaitu teknik pemgambilan sampel berdasarkan pertimbangan tertentu yang dipilih secara cermat dan selektif sesuai dari keinginan peneliti. Adapun pertimbangan dalam pengambilan sampel CO2, dan kepadatan kendaraan bermotor) dianggap mampu mewakili adanya konsentrasi CO2di jalan-jalan daerah penelitian.

Data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder. Data primer, diperoleh dari pengukuran langsung di lapangan terhadap variabel pengaruh dan variabel terpengaruh. Data primer yang digunakan meliputi: data konsentrasi CO2, dan data jumlah kepadatan kendaraan bermotor. Data sekunder, diperoleh dari literatur instansi yang berkaitan dengan obyek penelitian meliputi: peta administrasi Kota Surakarta, data sarana

angkutan umum dan pribadi di Kota Surakarta tahun 2008-2012, dan data luas penggunaan lahan tanah tiap Kecamatan di Kota Surakarta tahun 2011.

Pemilihan daerah penelitian menggunakan metode purposive sampling yaitu teknik pengambilan sample berdasarkan pertimbangan tertentu yang dipilih secara cermat dan selektif sesuai dari keinginan peneliti. Adapun pertimbangan sebagai berikut: (a) adanya perbedaan kelas jalan sehingga mempengaruhi laju dan volume kendaraan, (b) merupakan daerah yang dekat dengan pusat kegiatan bisnis dan perdagangan di Kota Surakarta, (c) banyaknya lahan terbuka untuk permukiman, perkantoran, pertokoan, dan lain-lain, dan (d) banyaknya persimpangan jalan dan kurangnya lahan untuk parkir.

Pada penelitian ini kami memilih tiga buah jalan yang membelah kota Surakarta yang cukup ramai, pada bagian utara Jl. Adi Sucipto yang berbatan dengan wilayah boyolali dan Karanganyar, pada bagian tengan Jl. Slamet Riadi yang membelah ditengah tengah kota Surakarta, pada bagian selatan Jl. Dr. Rajiman yang berbatasan dengan wialayah Sukoharjo. Waktu pengukuran pengambilan sampel CO2, dan kepadatan kendaraan bermotor dilakukan pada pagi hari (06.30 - 09.00) dan malam hari (19.30 - 2.00). Setiap 2,5 jamnya diambil sampel selama 6 menit untuk setiap lokasi titik pengambilan sampel, sedangkan sisa waktu digunakan untuk lamanya perjalanan antar jalan. Pengambilan sampel udara pada pagi hari dilakukan karena pada waktu tersebut orang memulai segala aktivitasnya. Pada waktu malam hari selain aktifitas manusia, tumbuhan juga melakukan aktivitas respirasi tanpa adanya sinar matahari, sehingga tumbuhan menghasilkan CO2.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Jalan Adi Soemarmo, Jalan Slamet Riyadi, dan Jalan DR Rajiman merupakan tiga jaringan jalan yang ada di Kota Surakarta dengan keberadaan lokasi yang berbeda. Jalan Adi Soemarmo berada di Utara Kota Surakarta yang berbatasan langsung dengan wilayah administrasi Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Boyolali. Jalan Slamet Riyadi merupakan jalan yang membelah Kota Surakarta berbatasan langsung dengan wilayah administrasi Kabupaten Sukoharjo, dan Jalan DR. Radjiman yang berada di Sebelah Selatan Kota Surakarta berbatasan dengan wilayah administrasi Kabupaten Sukoharjo. Pengukuran nilai CO2 di lapangan di lakukan pada siang dan malam hari. Secara detail mengani hasil pengukuran dapat dilihat pada Tabel 1 dan Tabel 2.

Tabel 1. Lokasi Titik Pengambilan Sampel di Kota Surakarta pada Pagi Hari

Titik Lokasi Pengambilan Sampel CO2(ppm) Kendaraan Bermotor (unit/jam) Jl. Adi Soemarmo

1 Simpang Empat Klodran 521 5.280 2 Simpang Tiga Banyuanyar 525 6.480 3 Simpang Lima Komplang 577 8.760 4 Simpang Empat Prawit 508 1.740 5 Simpang Tiga Ps. Nusukan 534 2.280

Jalan Slamet Riyadi

1 Simpang Tiga FarokaJajar 592 7.580 2 Simpang Tiga Kerten 597 10.510 3 Simpang Tiga Purwosari 690 13.530

Titik Lokasi Pengambilan Sampel CO2(ppm) Kendaraan Bermotor (unit/jam) 4 Simpang Empat Gendengan 511 8.110 5 Simpang Empat Novotel 639 13.830 6 Simpang Empat Nonongan 595 10.410

Jalan DR. Radjiman

1 Simpang Empat Coyudan 568 3.900 2 Simpang Empat Singosaren 573 4.620 3 Simpang Empat Ps. Kembang 575 5.720 4 Simpang Empat Baron 610 7.860 5 Simpang Empat Ps. Kabangan 556 4.160 6 Simpang Tiga Laweyan 610 10.990

Sumber : Hasil Pengukuran Lapangan, 2015

Berdasarkan Tabel 1 dapat kita ketahui bahwa kandungan CO2tertinggi pada siang hari terjadi di Simpang Tiga Purwosari, Jl Slamet Riyadi sebesar 690 ppn dan terendah terdapat di Simpang Empat Prawit, Jl. Adi Soemarmo sebesar 508 ppm. Kandungan CO2 yang tinggi di Simpang Tiga Purwosari dikarenakan jumlah kendaraan yang melintasi daerah tersebut juga tinggi yakni sejumlah 13.530 unit/jam.

Tabel 2. Lokasi Titik Pengambilan Sampel di Kota Surakarta pada Malam Hari

Titik Lokasi Pengambilan Sampel CO2 (ppm) Kendaraan Bermotor (unit/jam) Jl. Adi Soemarmo

1 Simpang Empat Klodran 534 4.770 2 Simpang Tiga Banyuanyar 538 2.280 3 Simpang Lima Komplang 593 5.610 4 Simpang Empat Prawit 471 1.800 5 Simpang Tiga Ps. Nusukan 535 2.190

Jalan Slamet Riyadi

1 Simpang Tiga FarokaJajar 597 7.860 2 Simpang Tiga Kerten 598 6.840 3 Simpang Tiga Purwosari 522 4.710 4 Simpang Empat Gendengan 750 9.200 5 Simpang Empat Novotel 594 5.850 6 Simpang Empat Nonongan 645 7.120

Jalan DR. Radjiman

1 Simpang Empat Coyudan 496 3100 2 Simpang Empat Singosaren 561 3870 3 Simpang Empat Ps. Kembang 530 2430 4 Simpang Empat Baron 612 3330 5 Simpang Empat Ps. Kabangan 552 3340 6 Simpang Tiga Laweyan 671 5350

Berdasarkan Tabel 2 dapat kita ketahui bahwa kandungan CO2tertinggi pada malam hari terjadi di Simpang Empat Gendengan, Jl Slamet Riyadi sebesar 750 ppm dan terendah terdapat di Simpang Empat Prawit, Jl. Adi Soemarmo sebesar 471 ppm. Kandungan CO2yang tinggi di Simpang Empat Gendengan dikarenakan jumlah kendaraan yang melintasi daerah tersebut juga tinggi yakni sejumlah 9.200 unit/jam.

Kesimpulan akhir yang bisa diambil dari Tabel 1 dan tabel 2 adalah distribusi konsentrasi karbon dioksida (CO2) di Jalan Adi Soemarmo, Jalan Slamet Riyadi dan Jalan DR. Radjiman cenderung naik menuju daerah pusat kota maupun tempat-tempat aktivitas masyarakat lainnya. Di Jalan Adi Soemarmo konsentrasi karbon dioksida (CO2) tertinggi di titik 3 (Simpang Tiga Komplang) sebesar 585 ppm, hal ini karena persimpangan Komplang merupakan titik yang yang ramai kendaraan bermotor. Konsentrasi karbon dioksida (CO2) terendah pada malam hari di titik 4 sebesar 471 ppm, karena di sekitar titik ini kendaraan bermotor yang melalui sekitar 1800 unit/jam terendah diantara titik yang lainnya.

Pada Jalan Slamet Riyadi konsentrasi karbon dioksida (CO2) tertinggi di titik 4 (Simpang Empat Gendengan) sebesar 630,5 ppm, karena di lokasi titik ini merupakan jalan yang berstatus jalan kolektor yang terhubung dengan Jalan H. Agus Salim, sehingga terdapat penambahan jenis kendaraan bermotor baik yang keluar atau masuk Kota Surakarta. Pada malam hari di titik 4 konsentrasi karbon dioksida (CO2) tertinggi sebesar 750 ppm, karena pada malam hari di sekitar lokasi ini banyak terdapat tempat-tempat hiburan masyarakat, sehingga aktivitas lalu lintas meningkat mempengaruhi naiknya konsentrasi karbon dioksida (CO2) di malam hari. Selain itu, kondisi vegetasi di sekitar lokasi titik sampel juga banyak dan rindang.

Gambar 2. Diagram Garis Konsentrasi karbon di Jl. Slamet Riyadi

Jalan DR. Radjiman konsentrasi karbon dioksida (CO2) tertinggi di titik 6 (Simpang Tiga Laweyan) sebesar 640,5 ppm. Hal ini dikarenakan jalan tersebut cukup besar dan tempat lalu lalang masyarakat dari Kota Sukoharjo dan Wonogiri menuju Kota Surakarta.

Gambar 3. Diagram Garis Konsentrasi karbon di Jl. Dr. Rajiman.

Trend kendaraan bermotor di Jalan Adi Soemarmo turun. Pada pagi hari kepadatan kendaraan tertinggi berada di titik 3 sebesar 8760 unit/jam. Hal tersebut terjadi karena lokasi titik ini berhubungan dengan Jalan Ki Mangun Sarkoro yang dilalui oleh kendaraan bermotor seperti truk, mobil barang, kendaraan alat berat dari arah ringroad utara Kota Surakarta.

Kepadatan kendaraan bermotor di Jalan SelametRiyadi pada pagi hari naik dan pada malam hari turun. Pada pagi hari dititik 3 dan titik 5 garis naik secara signifikan yaitu sebesar 13530 unit/jam dan 13830 unit/jam Di titik 3 kepadatan kendaraan bermotor naik tidak terlepas dari kondisi status jalan sebagai jalan kolektor, sehingga terdapat penambahan jumlah kendaraan bermotor. Sementara di titik 5 kepadatan kendaraan bermotor naik dikarenakan titik 5 berada di pusat kota.

Trend kepadatan kendaraan bermotor di Jalan DR.Radjiman naik pada pagi hari, kepadatan kendaraan bermotor cukup tinggi berada di titik 4 sebesar 7860 unit/jam dan titik 6

sebesar 10990 unit/jam. Hal tersebut dikarenakan titik 4 dan titik 6 salah satu persimpangan yang menuju ke wilayah pusat Kota Surakarta. Sementara kepadatan kendaraan bermotor menurun terjadi di titik 5 sebesar 4160 unit/jam, karena pada saat dilakukan perhitungan jumlah kendaraan bermotor yang melewati titik 5 sedikit. Namun secara umum kepadatan kendaraan bermotor pada pagi hari lebih tinggi dibandingkan, pada malam hari. Jumlah rata-rata kepadatan kendaraan bermotor pada pagi hari sebesar 4908 unit/jam dan jumlah rata-rata-rata-rata kepadatan kendaraan bermotor pada malam hari sebesar 3330 unit/jam.

Korelasi antara kendaraan bermotor terhadap konsentrasi karbon dioksida (CO2) sangat kuat dan signifikan dengan derajat kepercayaan 95% berada di Jalan Slamet Riyadi pada malam hari, yang artinya semakin banyak jumlah kendaraan bermotor maka semakin tinggi konsentrasi karbon dioksida (CO2). Nilai probabilitas (kolom sig) masing-masing sebesar 0,018 yang artinya ada hubungan (korelasi) antara kendaraan bermotor dengan konsentrasi karbon dioksida (CO2), karena nilainya kurang dari 0,05.

Koefisien determinasi variabel kendaraan bermotor di Jalan Slamet Riyadi pada malam hari masing-masing sebesar 79%. Nilai tersebut mengartikan bahwa angka 79% memberikan pengaruh terhadap variabel karbon dioksida (CO2), sedangkan sisanya sebesar 21% dipengaruhi oleh variabel lain. Variabel selain kendaraan bermotor yang ikut mempengaruhi konsentrasi karbon dioksida (CO2) adalah respirasi (manusia dan tumbuhan), pembakaran hasil proses mengolah makanan dengan arang (sate, ikan bakar, jagung bakar, dll).

Hasil koefisien regresi berganda menunjukkan bahwa variabel kendaraan bermotor di Jalan Slamet Riyadi pada malam hari mempengaruhi konsentrasi karbon dioksida (CO2). Nilai probabilitas (kolom sig) variabel suhu udara sebesar 0,019 dan kendaraan bermotor sebesar 0,009 mempunyai angka signifikan di bawah 0,025 (koefisien regresi signifikan).

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil dan pembahasan serta mengacu pada tujuan penelitian, maka dpaat diambil beberapa kesimpulan diantaranya adalah:

1. Distribusi konsentrasi CO2 di Jalan Adi Soemarmo, Jalan Slamet Riyadi dan Jalan DR. Radjiman cenderung naik. Naiknya distribusi konsentrasi CO2 di Jalan Adi Soemarmo pada pagi hari dipengaruhi adanya aktivitas transportasi dari para penglaju, sedangkan pada malam hari lebih dipengaruhi oleh respirasi tumbuhan. Naiknya distribusi konsentrasi CO2 di Jalan Slamet Riyadi dan Jalan DR. Radjiman sebagian besar dipengaruhi oleh meningkatnya aktivitas transportasi pada pagi hari maupun malam hari. Hal ini dikarenakan kedua jalan tersebut berada di pusat Kota Surakarta, sehingga hampir seluruh aktivitas masyarakat (bekerja, sekolah dan lain-lain) berada di kedua jalan tersebut.

2. Pengaruh kendaraan bermotor terhadap konsentrasi CO2 sangat kuat dan signifikan, dengan derajat kepercayaan 95% berada di Jalan Slamet Riyadi pada malam hari. Kendaraan bermotor memberi pengaruh terhadap konsentrasi CO2 masing- masing sebesar 79%, sedangkan sisanya masing-masing sebesar 21% dipengaruhi oleh variabel lain. Semakin tinggi jumlah kendaraan bermotor maka konsentrasi CO2 juga akan meningkat. Adapun variabel lain yang ikut memberikan pengaruh terhadap CO2 pada malam hari selain kendaraan bermotor adalah respirasi tumbuhan.

3. Konsentrasi karbon dioksida (CO2) tertinggi berada di Jalan Slamet Riyadi dengan jumlah rata-rata konsentrasi karbon dioksida (CO2) pada pagi hari sebesar 604 ppm dan pada malam hari sebesar 618 ppm. Tingginya konsentrasi karbon dioksida (CO2) di Jalan Slamet Riyadi didukung dari data kepadatan jumlah kendaraan bermotor yang tinggi

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik.( 2006). Surakarta Dalam Angka Tahun 2006. Kota Surakarta: Badan Pusat Statistik.

Badan Pusat Statistik.( 2011). Surakarta Dalam Angka Tahun 2011. Kota Surakarta: Badan Pusat Statistik.

Badan Pusat Statistik. (2015). Surakarta Dalam Angka Tahun 2015. Kota Surakarta: Badan Pusat Statistik.

Darsono, Valentinus. (1995). Pengantar Ilmu Lingkungan. Yogyakarta: Universitas Atma Jaya. Dinas Perhubungan. (2009). Studi Tatanan Transportasi Lokal. Kota Surakarta: Dinas

Perhubungan.

Fahmia Nuhyari Putri.( )2012. Analisis Distribusi Gas Karbon Monoksida (CO) dan Pengaruhnya Terhadap Kualitas Udara di Jalan Slamet Riyadi Kota Surakarta. Skripsi Sarjana Surakarta: Fakultas Geografi UMS.

Fardiaz, Srikandi. (1992). Polusi Air dan Udara. Yogyakarta: Kanisius.

Hendra Natalasa. (2010). Kajian Pencemaran Udara di Tugu Yogyakarta (Studi Kasus Kandungan CO). Skripsi Sarjana Yogyakarta: Jurusan Teknik Lingkungan STTL

“YLH”.

Kantor Bersama Samsat/UP3AD.( 2013). Data Jumlah Sarana Angkutan (Umum dan Pribadi). Kota Surakarta : Kantor Bersama Samsat/UP3AD.

Prawiro, Ruslan H. (1983). Ekologi Lingkungan Pencemaran. Semarang: Satya Wacana. Priyana, Yuli. (2008). Dasar-dasar Meteorologi dan Klimatologi. Diktat Kuliah

Surakarta: Fakultas Geografi UMS.

Sihotang S.R. dan Assomadi A.F.( 2010). Pemetaan Distribusi Konsentrasi Karbon Dioksida (CO2) dari Kontribusi Kendaraan Bermotor di Kampus ITS Surabaya. Jurnal Ilmiah Surabaya: Jurusan Teknik Lingkungan FTSP ITS.

ANALISIS BAHAYA BANJIR SUNGAI CIDURIAN TERHADAP

Dalam dokumen Daring2017-Prosiding National-30 (Halaman 156-164)