• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengelolaan Penambangan

Dalam dokumen Daring2017-Prosiding National-30 (Halaman 130-134)

Erna Juita 1 , Dasrizal 2

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Perilaku Masyarakat Dalam Pengelolaan Lingkungan

2. Pengelolaan Penambangan

Menilai perilaku masyarakat dalam kegiatan penambangan indikator yang digunakan adalah bagaimana pengelolaannya, karena hal ini berhubungan dengan keberlanjutan daerah aliran sungai nantinya, dengan menggunakan beberapa pertanyaan.

Dari masyarakat yang ditanyakan (79,23%) melakukan penambangan di-kelola oleh kelompok. Hal ini bertentangan dengan edaran peraturan yang di-keluarkan pemerintah daerah melalui Perda No.1 Tahun 2006 pada pasal 1, menyatakan “setiap orang atau badan usaha dilarang melakukan pengambilan bahan galian-c diatas bangunan sungai. Pungutan retribusi hasil produksi pasir dan batu hanya dilakukan pada daerah yang mempunyai SIPD (Surat Ijin Penam-bangan Daerah). Pungutan ini ada tahun 1987 dengan tarif iuran eksploitasi Rp.700,00 per ton. Yoserizal menyatakan, sejak tahun 1997 tidak lagi melihat kondisi sungai Batang Kuranji sudah sangat kritis dengan meningkatnya aktivitas masyarakat pada wilayah aliran sungai yang akan membawa dampak yang sangat buruk, untuk itu segala kegiatan pengambilan bahan galian-c harus dihentikan mulai dari kawasan hulu sampai ke muara sungai dalam rangka pemanfaatan dan pelestarian sungai.

Tabel 2. Perilaku Masyarakat Dalam Pengelolaan Penambangan Pasir dan Batuan

No Aktivitas Jawaban

Ya Kadang-2 Tidak

1. Dalam penambangan dikelola oleh ke-lompok? (-) 30 (73,17) 0 (0) 13 (31,71) 2. Adanya pungutan retribusi atas

peng-galian (bunga pasir)? (+)

0 (0) 0 (0) 41 (100) 3. Dilakukan penertiban oleh Pemda atau

instansi terkait? (+) 38 (92,68) 0 (0) 3 (7,32) 4. Memberikan teguran kepada orang yang

meningkatkan aktivitas penggalian? (+)

0 (0) 0 (0) 41 (100) 5. Mengetahui dampak jelek penambangan

terhadap kualitas lingkungan (hidrologi) sungai ? (+) 12 (29,27) 0 (0) 29 (70,73)

Sumber: Diolah dari data primer, 2013 Catatan: ( ) Angka dalam persen.

Untuk mencegah dan menjaga kemungkinan terjadinya pelanggaran yang berdampak negatif terhadap alam dan DAS maka Pemda melakukan penertiban. Dari masyarakat yang ditanyakan lebih dari (95,78%) masyarakat menyatakan adanya penertiban dilakukan Pemda, dan pengakuan ini diperkuat dengan pernyataan informan dari Dinas Pertambangan, pengawasan, dan penertiban aktivitas galian-c pada DAS Batang Kuranji dilakukan bekerjasama dengan aparat Satpol PP, Dinas Pekerjaan Umum, Dinas Pemukiman dan Prasarana Wilayah dan Dinas Pertambangan setiap 1 x 3 bulan. Jika ditemukan pelanggaran maka Pemda akan melakukan tindakan berupa pemasangan papan pengumuman larangan sehingga masyarakat umum mengetahuinya dan menutup jalan masuk ke sungai dengan pagar beton.

Tidak adanya kontrol sosial dari masyarakat setempat terbukti dari mayoritas (98%) masyarakatn tidak pernah memberikan teguran kepada orang-/kelompok yang meningkatkan aktivitas penggalian. Berdasarkan ketentuan pe-tunjuk teknis usaha pertambangan galian-c yang menyebutkan 500 m dari hulu dan hilir jembatan pada daerah aliran sungai dilarang melakukan eksploitasi.

Masyarakat tidak mengetahui dampak penambangan terhadap kualitas lingkungan di karenakan kurangnya pemahaman terhadap kegiatan penambangan berwawasan lingkungan dan anggapan sungai sebagai salah satu sumberdaya alam yang mempunyai potensi ekonomi dan aktivitas pembangunan yang meningkat sehingga permintaan material pasir dan batu meningkat.

Perilaku masyarakat dalam kegiatan penambanganakan memberikan kontribusi tidak baik dalam pengelolaan lingkungan. Diantara penyebab kurangnya pemahaman masyarakat terhadap dampak kegiatan tersebut adalah tidak tersedianya sarana dan prasarana serta tindakan yang selama ini dilakukan sudah menjadi kebiasaan. Salah satu proses pembentukan perilaku adalah dengan condisioning atau kebiasaan dimana seseorang akan membiasakan diri untuk berperilaku seperti yang diharap-kan sehingga terbentuk perilaku tersebut (Walgito, 2002).

Perilaku dalam kegiatan pertanian terlihat masih kurang memahami bentuk teknologi pertanian yang berwawasan lingkungan, terlihat dari tindakan peng-gunaan pupuk anorganik dan pestisida serta tidak mengetahui dampak tindakan tersebut terhadap lingkungan. Hal ini jika dibiarkan akan berdampak pada pen-cemaran tanah, pencemaran perairan, dan matinya biota perairan.

Perilaku kegiatan penambangan terlihat masyarakat yang melakukan pe-nambangan tidak memperoleh ijin (SIPD) dan tindakan tidak berwawasan ling-kungan. Jika dibiarkan dapat merusak kondisi fisik sungai, erosi dan pelebaran badan sungai serta pencemaran kualitas air. Berdasarkan penelitian John (2002), aktivitas penduduk seperti: limbah pertanian, limbah rumah tangga, kotoran ternak akan meningkatkan akumulasi bahan organik yang akan didegradasi oleh mikroba sehingga menyebabkan suhu air meningkat dan kegiatan eksplotasi galian-c besar-besaran sehingga banyak truk pangangkutan pasir keluar masuk sungai sehingga meningkatkan derajat keasaman air dan kekuruhan

KESIMPULAN

Daerah aliran sungai merupakan kawasan yang sangat penting untuk dilindungi. Pengelolaan sungai bertujuan untuk melindungi sungai dari kegiatan manusia seperti; pertanian, penambangan pada badan sungai dan pengelolaan limbah rumah tangga. Yang dapat mengganggu dan merusak kualitas, dasar dan aliran air sungai. Maka berdasarkan hasil penelitian ini dapat diambil kesimpulan bahwa Pengaruh perilaku masyarakat secara umum dalam pengelolaan lingkungan Pada indikator penambangan galian-c: dimana perilaku masyarakat dalam pelaksanaan dan pengelolaan ka-tegori “tidak baik” terlihat dari tidak adanya ijin dalam kegiatan penambangan, tidak adanya kontrol sosial dalam aktivitas penambangan pasir dan batu dan masyarakat tidak mengetahui dampak penambangan terhadap kualitas lingkungan.

DAFTAR PUSTAKA

Adi, B., 15 Mei (2004). Kritis Kondisi Sungai di Sumbar Antara Kebutuhan Hidup dan Bersama. Harian Singgalang.

Amsyari, F., (1996). Membangun Lingkungan Sehat. Air Langga University Press. Surabaya. Azwar, S., (2003). Sikap Manusia, Teori dan Pengukurannya. Edisi ke-2, Pustaka Pelajar.

Yogyakarta. 198 hal.

Badan Pusat Statistik Kota Padang. (2012). Padang Dalam Angka (2012). Kantor Statistik Kota Padang.

Brooks, K.N., P.F. Flolliot., H.M. Gregerson., and J.L. Themes. (1989). Hydrology and The Management of Watershead. Ohio University Press, Colombia, USA, p 388.

Hakim, N., M.Y. Nyakpa., A.M. Lubis., S.C.Nugroho., M.R. Saul., M.A. Diha., G.B.Homh dan Bailey. (1986). Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Universitas Lampung. Lampung.

Hasyim, L., Tiwan, C., Dadang,W. (2003). Pengelolaan Sampah Terpadu Se-bagai salah Satu Upaya Mengatasi Problem Sampah di Perkotaan. Makalah PPS IPB.

Keputusan Menteri Pertanian Nomor. 473/Kpts/TP.270/6/1996 tentang Peng-edaran dan Penggunaan Pestisida.

Kodoatie, R.J., Sjarief,R. (2003). Pengelolaan Sumber daya Air Terpadu. Andi. Yogyakarta. Mitchell, B., B. Setiawan., D.H. Rahmi. (2000). Pengelolaan Sumberdaya dan Lingkungan.

Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Nazir, M., (1983). Metodologi Penelitian. Penerbit Gramedia. Jakarta.

Notoatmodjo, S., (1985). Pengantar Ilmu Perilaku, BPKM-FKM Universitas Indonesia. Jakarta. .(2001). Pengantar Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku Kesehatan. Andi. Yogyakarta.

Peraturan Walikota Padang Nomor 01 Tahun (2006) tentang Larangan Melaku-kan Kegiatan Pengambilan Bahan Galian Golongan-C Pada Daerah Aliran Sungai (DAS) Batang Kuranji.

Ryadi, S., (1984). Pencemaran Air, Dasar-Dasar dan Pokok-Pokok Penang-gulanganya. Karya Anda. Surabaya.

Salim, E., (1986). Pembangunan Berwawasan Lingkungan. Penerbit LP3ES. Jakarta. Singarimbun, M dan S. Effendi. (1987). Metode Penelitian Survai. LP3ES. Jakarta

Soerjani, M., (1997). Pembangunan Dan Lingkungan.Institut Pendidikan dan Pengembangan Lingkungan. Jakarta.

Soemartono., R.M., Gatot, P. (1996). Hukum Lingkungan Indonesia. Penerbit Sinar Jakarta. Soemarwoto., O. (1990). Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. Cetakkan ke-tiga. Gadjah

Mada University Press.

Sugiyono., (2000). Metoda Penelitian Administrasi. Alfabet. Padang. Supramako., M. (2000). Ekonomi Lingkungan. BPFE. Yogyakarta.

PEMANTAUAN LUAS DANAU LIMBOTO MENGGUNAKAN

Dalam dokumen Daring2017-Prosiding National-30 (Halaman 130-134)