Tomat (Lycopersicon esculentum Mill.) merupakan salah satu komoditas hortikultura penting di Indonesia dan memiliki kegunaan, baik sebagai sayuran maupun sebagai bahan baku industri makanan. Produksi tomat nasional telah meningkat dari 593 392 ton thn-1 menjadi 954 046 ton thn-1 selama periode tahun 2000-2011. Produksi tertinggi terjadi pada tahun 2011 sebesar 954 046 ton, sedangkan produksi terendah terjadi pada tahun 2001 sebesar 483 991 ton (BPS 2012). Peningkatan produksi menyebabkan peningkatan produktivitas dari 14.50 ton ha-1 pada tahun 2010 menjadi 16.65 ton ha-1 pada tahun 2011. Peningkatan produksi tersebut belum mencukupi kebutuhan nasional karena masih ada impor tomat sebesar 10 639 ton (DITJENHORT 2012).
Budidaya tanaman tomat di Indonesia umumnya dilakukan di dataran tinggi. Hal ini ditunjukkan dengan jumlah varietas yang banyak dijual merupakan varietas yang beradaptasi dan memiliki kualitas buah yang baik di dataran tinggi. Selain itu, pemanfaatan lahan dataran tinggi untuk usaha tani terbatas karena sebagian wilayah tersebut merupakan daerah konservasi sehingga perlu perluasan areal tanam ke dataran menengah dan rendah.
Penanaman tomat yang dilakukan di dataran rendah memiliki kendala berupa penurunan daya hasil. Purwati (2007) menyatakan hasil rata-rata tanaman tomat di dataran rendah umumnya sangat rendah yaitu 6 ton ha-1 atau setara dengan 0.25 kg tan-1. Purwati (2009) melaporkan hasil tomat hibrida adaptif dataran rendah hingga tinggi yang ditanam di dataran medium (550 m dpl) hanya 1.95 kg tan-1, sedangkan potensi hasilnya bisa mencapai 3 kg tan-1 atau terjadi penurunan hasil sebesar 35 %. Varietas yang beradaptasi di dataran menengah hingga tinggi yang ditanam di dataran medium juga menunjukkan penurunan hasil dari 4-5 kg tan-1 menjadi 1.95 kg tan-1 atau sebesar 50-60 %. Berbeda halnya jika varietas tersebut ditanam di dataran tinggi (800 m dpl) menunjukkan hasil 5.32 kg tan-1 (Soedomo 2012). Oleh karena itu, upaya pemuliaan tomat unggul di dataran rendah masih sangat diperlukan.
Produktivitas tomat yang masih rendah di dataran rendah mendorong pemulia untuk melakukan perbaikan karakter-karakter tomat di dataran rendah. Upaya perbaikan karakter-karakter tersebut memerlukan beberapa tahapan antara lain : perluasan keragaman genetik, studi pewarisan karakter, seleksi, pengujian dan diakhiri dengan pelepasan varietas. Keragaman genetik merupakan modal awal dalam melakukan upaya pemuliaan. Keragaman genetik yang tinggi sangat menentukan keberhasilan pemuliaan untuk membentuk varietas unggul dan juga memberikan peluang yang besar untuk mendapatkan kombinasi persilangan yang tepat dengan gabungan sifat-sifat yang baik. Keragaman genetik yang tinggi diperoleh dari varietas lokal, hibridisasi, mutasi dan introduksi. Genotipe yang telah dikoleksi kemudian dikarakterisasi, dianalisis keanekaragaman dan hubungan kemiripannya untuk memudahkan dalam kegiatan pemuliaan tanaman, selanjutnya melakukan persilangan untuk menggabungkan sifat-sifat yang diinginkan dari masing-masing tetua-tetuanya. Di samping itu, penentuan kriteria seleksi digunakan untuk menentukan karakter seleksi yang efektif dalam hal
perakitan varietas tomat daya hasil tinggi di dataran rendah. Berdasarkan hal tersebut, diperlukan kegiatan pemuliaan berupa studi pewarisan karakter-karakter kuantitatif tomat untuk ekstensifikasi ke dataran rendah. Pengetahuan tentang pewarisan genetik sangat diperlukan untuk menentukan strategi pemuliaan yang dapat dilakukan untuk merakit varietas tomat unggul di dataran rendah.
Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah
1. Memperoleh informasi tentang keragaman genetik, kemiripan antar genotipe dan potensi hasil genotipe tomat koleksi.
2. Memperoleh karakter sebagai kriteria seleksi yang akan digunakan untuk perakitan varietas tomat unggul di dataran rendah.
3. Menduga nilai parameter genetik untuk karakter kualitas dan kuantitas tomat di dataran rendah.
4. Menduga nilai daya gabung umum dan daya gabung khusus karakter kualitas dan kuantitas tomat di dataran rendah.
5. Membandingkan F1 hasil persilangan dengan varietas unggul nasional di dataran rendah.
Hipotesis
Hipotesis yang diajukan dari penelitian ini adalah:
1. Terdapat keragaman genetik dan ketidakmiripan antar genotipe tomat yang memiliki potensi hasil tinggi.
2. Terdapat satu karakter sebagai kriteria seleksi untuk perakitan varietas tomat unggul di dataran rendah.
3. Karakter kualitas dan kuantitas tomat dipengaruhi peran aditif dan dominan.
4. Terdapat satu genotipe tomat yang memiliki daya gabung umum baik serta sepasang genotipe tomat yang memiliki daya gabung khusus baik untuk daya hasil tinggi di dataran rendah.
5. Terdapat satu F1 hasil silangan yang mempunyai karakter lebih baik dari varietas unggul nasional di dataran rendah.
Ruang Lingkup Penelitian
Pada percobaan 1 akan diperoleh enam genotipe tomat yang memiliki potensi hasil tinggi di dataran rendah yang akan digunakan sebagai tetua persilangan, selanjutnya juga diperoleh informasi kriteria seleksi tomat daya hasil tinggi yang diuji di dataran rendah. Pada percobaan 2, genotipe-genotipe terpilih berdasarkan percobaan 1 disilangkan menggunakan metode persilangan dialel penuh (full diallel). Pada percobaan 2 akan diperoleh informasi daya gabung umum, daya gabung khusus dan komponen parameter genetik untuk karakter kualitas dan kuantitas tomat di dataran rendah. Pada percobaan 3, tanaman F1
ditanam bersamaan dengan beberapa varietas unggul hibrida komersil untuk mengevaluasi keragaan komponen hasil calon varietas unggul hibrida (Gambar 1).
Gambar 1 Diagram alir penelitian analisis data
1. Karakterisasi dan pemilihan kriteria seleksi tanaman tomat untuk daya hasil tinggi di dataran rendah
Plasma nutfah tomat koleksi
Analisis komponen utamadan analisis
gerombol
Sidik ragam, uji nilai tengah, analisis korelasi dan analisis lintasan
Kemiripan antar genotipe
Keragaman genetik, genotipe potensi hasil tinggi dan kriteria seleksi tomat daya hasil tinggi di dataran rendah
2. Pendugaan parameter genetik karakter tomat menggunakan analisis dialel
3. Keragaan 33 genotipe tomat hibrida di dataran rendah
Analisis : pendekatan Hayman dan pendekatan Griffing I
Analisis : sidik ragam, uji nilai tengah
Daya gabung umum, daya gabung
khusus dan komponen ragam Hibrida unggul
Informasi metode seleksi karakter-karakter kualitas dan kuantitas tomat di dataran rendah dan keragaan hibrida daya hasil
tinggi di dataran rendah Enam genotipe terpilih (hibridisasi)