• Tidak ada hasil yang ditemukan

Salah satu bidang pembangunan Indonesia yang saat ini diperhatikan perkembangannya adalah bidang pendidikan. Berbagai cara dilakukan oleh pemerintah untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas pendidikan. Masyarakat dimotivasi pemerintah melalui beragam cara agar mau berusaha mengejar pendidikan setinggi-tingginya. Undang-undang Dasar 1945 telah menjamin warga negara Indonesia berhak untuk memperoleh pendidikan. Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya, berhak mendapat pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya, demi meningkatkan kualitas hidupnya dan demi kesejahteraan umat manusia (Depkumham 2009).

Lingkungan sosial yang paling dekat dengan manusia atau pribadi adalah keluarga (Soedarsono 1997). Keluarga merupakan unit sosial terkecil yang anggotanya terbentuk melalui suatu ikatan perkawinan atau adopsi dan tinggal bersama dalam satu rumah, bekerjasama dalam hal ekonomi dan saling melindungi antar anggotanya (Murdock 1949 dalam Nirmala 2002). Peran keluarga untuk mendukung anggota keluarganya dalam menempuh pendidikan merupakan hal yang sangat penting. Keluarga merupakan lingkungan terdekat yang akan memberikan motivasi anggota keluarganya untuk mencapai tujuan keluarga yang mencakup banyak aspek, seperti aspek ekonomi, religi, kesehatan, dan pendidikan. Keberhasilan seseorang untuk menempuh pendidikan sangat tergantung pada motivasi keluarganya, yang diwujudkan dengan beragam cara yang berbeda antara satu keluarga dengan keluarga yang lain.

Dewasa ini pengembangan bidang pendidikan yang dilakukan pemerintah bisa dikatakan berhasil, di mana banyak data menunjukkan tentang keberhasilan baik dari segi kualitas maupun kuantitas pendidikan. Menurut Depdiknas (2008), bahwa jumlah sekolah atau lembaga sejak tahun 2003 hingga tahun 2008 meningkat setiap tahunnya. Demikian pula dengan jumlah siswa, mahasiswa, guru, dan dosen yang setiap tahunnya juga mengalami peningkatan. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi kesadaran maupun motivasi masyarakat untuk meningkatkan kapasitas dalam hal pendidikan.

Banyaknya motivasi untuk mendapatkan pendidikan yang layak dan tinggi dari berbagai pihak tersebut menyebabkan banyak masyarakat Indonesia saat ini mencoba untuk mencapai pendidikan pada jenjang yang semakin tinggi. Institusi pendidikan yang dicari masyarakat adalah yang memiliki kualitas baik, walaupun jarak dari tempat tinggal sangat jauh. Tidak sedikit yang merantau dan meninggalkan tempat tinggalnya demi mencapai cita-cita meraih pendidikan yang tinggi. Adanya motivasi untuk mengejar pendidikan tersebut menjadi permasalahan tersendiri bagi yang telah berkeluarga. Banyak pula yang meninggalkan atau berpisah dengan keluarganya untuk menempuh pendidikan karena jauh dari tempat tinggalnya. Suami atau istri berpisah tempat tinggal dengan anaknya, atau anggota keluarga yang satu berpisah dengan anggota keluarga yang lain. Kasus tersebut dinamakan dengan keluarga jarak jauh. Salah satu perguruan tinggi yang memiliki mahasiswa cukup banyak dari luar daerah atau luar kota, terutama yang telah menikah adalah mahasiswa pascasarjana Institut Pertanian Bogor (IPB). Data asal daerah mahasiswa pascasarjana IPB tahun 2009 dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1 Jumlah Mahasiswa Pascasarjana Institut Pertanian Bogor Berdasarkan Asal Daerah tahun 2009

No. Asal Daerah Mahasiswa Jumlah (orang)

Persentase (%)

1. Jabodetabek 465 44.7

2. Jawa dan Madura 154 14.8

3. Kalimantan 63 6.1

4. Sumatera dan kepulauan 176 16.9 5. Sulawesi dan kepulauan 75 7.2 6. Bali dan kepulauan Nusa Tenggara 28 2.7

7. Papua 35 3.4

8. Maluku dan kepulauan 37 3.6

9. Luar negeri 7 0.7

Total 1 040 100.0

Sumber: Sekolah Pascasarjana IPB (2009)

Berdasarkan Tabel 1, jumlah mahasiswa pascasarjana IPB tahun 2009 sebanyak 1 040 orang, 50.8 persen di antaranya adalah perempuan, serta telah menikah sebanyak 56 persen (sebanyak 582 orang). Dapat dilihat pada Tabel 1, bahwa dari jumlah mahasiswa sebanyak 1 040 orang, lebih dari setengahnya berasal dari luar Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek). Dapat disimpulkan bahwa banyak peluang mahasiswa IPB yang berasal dari luar daerah dan telah berkeluarga akan menjalani hubungan keluarga jarak jauh dengan beberapa pertimbangan. Umumnya, mereka memilih kondisi tersebut

karena mempertahankan profesi masing-masing. Hubungan jarak jauh memang tidak mudah dilakukan, sebab kebanyakan pasangan yang melakukannya malah tambah mesra. Mereka berkomitmen untuk saling percaya. Menjalani keluarga jarak jauh bukan persoalan yang mudah. Tidak bisa dihindari pula, masalah pun makin mudah timbul, karena frekuensi pertemuan dengan pasangan semakin berkurang, dan bagi yang tidak siap menjalani hubungan long distance ini akan memunculkan dilema dan konflik-konflik kecil. Bahkan tidak menutup kemungkinan akan menyulut konflik besar, karena dalam waktu lama, banyak pasangan yang tidak kuat, di mana pasangan yang terpisah tersebut tergoda untuk mencari pelarian dari kesepiannya sehingga peluang selingkuh dan perceraian pun bisa terjadi (Anonim 2008).

Keluarga jarak jauh harus memiliki strategi manajemen sumberdaya keluarga khusus, sebab antar anggota keluarga yang satu berpisah dengan yang lain. Jarak antar anggota keluarga yang jauh mengakibatkan adanya pola komunikasi yang berbeda dibandingkan dengan hidup dalam satu rumah. Menurut Iskandar (2007), renggangnya interaksi antar anggota dapat menyebabkan misunderstanding sehingga pengambilan keputusan di tingkat keluarga menjadi kurang tepat.

Perubahan peran anggota keluarga juga merupakan salah satu dampak dari hubungan keluarga jarak jauh. Oleh karena itu, peran yang berubah tersebut mengakibatkan pola pengambilan keputusan yang juga berubah, di mana terhambat oleh jarak. Pola komunikasi yang tidak langsung (jarak jauh) akan mengakibatkan keluarga harus memiliki cara tersendiri untuk tetap bisa melakukan proses pengambilan keputusan keluarga, seperti keputusan ibu untuk bekerja, pendidikan anak, kesehatan, dan lain sebagainya. Perkembangan teknologi menyebabkan perubahan sistem masyarakat yang akan berakibat pada perubahan individu atau anggota-anggota keluarga dan keluarga itu sendiri. Salah satu faktor yang menyebabkan pentingnya manajemen sumberdaya keluarga adalah ketidakstabilan keluarga seperti interaksi keluarga, komunikasi antar anggota keluarga yang relatif singkat menyebabkan anggota keluarga tidak saling mengetahui kegiatan masing-masing (Guhardja et al. 1989).

Peranan dari masing-masing anggota keluarga akan menentukan bentuk manajemen dalam mengelola suatu keluarga. Terdapat perbedaan manajemen keluarga antara suatu keluarga dengan ibu rumahtangga yang bekerja di luar rumah dibandingkan dengan keluarga yang ibu rumahtangganya tidak bekerja.

Sering dalam suatu keluarga, suami tidak hanya mencari nafkah, tetapi kadang- kadang mengerjakan pekerjaan rumahtangga juga. Begitu pula sebaliknya, istri tidak hanya bekerja di rumah dan mengasuh anak tetapi juga bekerja di luar rumah membantu suami untuk menambah pendapatan guna memenuhi kebutuhan keluarga. Dahulu sebagian orangtua melarang anak wanita sekolah, tapi sekarang justru menganjurkan anak wanitanya untuk sekolah setinggi- tingginya (Guhardja et al. 1989).

Salah satu hal yang harus dikorbankan ketika memiliki tujuan untuk melanjutkan pendidikan di luar kota adalah keluarga, sebab tidak semua mahasiswa mampu untuk membawa seluruh anggota keluarganya berpindah, sehingga harus menjalani resiko keluarga jarak jauh. Manajemen sumberdaya keluarga yang terhambat oleh jarak akan berdampak pula dengan kesejahteraan keluarga. Menurut Guhardja et al. (1989), para peneliti keluarga telah mencatat berbagai perubahan dalam susunan keluarga, mobilitas, tahap-tahap dan pola- pola kehidupan, peranan dari anggota keluarga dan interaksinya dengan masyarakat yang lebih besar.

Permasalahan utama yang akan dihadapi oleh keluarga jarak jauh di antaranya adalah pola komunikasi, pola pengambilan keputusan, dan kesejahteraan keluarga. Hal tersebut terkait dengan jarak antaranggota keluarga yang satu dengan yang lain yang berjauhan, sehingga menuntut manajemen sumberdaya keluarga yang baik dalam keluarga tersebut. Oleh karena itu, hal yang akan dikaji adalah mengenai pola komunikasi, pengambilan keputusan, dan kesejahteraan keluarga keluarga jarak jauh pada mahasiswa Pascasarjana IPB.

Perumusan Masalah

Perkembangan ilmu pengetahuan dan era globalisasi menuntut setiap manusia untuk mengembangkan keahlian dan pendidikan yang dimiliki. Kualitas pendidikan yang selalu dievaluasi dan ditingkatkan oleh pemerintah menjadi motivasi masyarakat untuk menempuh jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Oleh karena itu, setiap individu berlomba-lomba untuk dapat menempuh jenjang pendidikan yang lebih tinggi dewasa ini.

Tidak sedikit masyarakat Indonesia yang terpaksa meninggalkan keluarganya dengan merantau untuk menempuh pendidikan di institusi pendidikan yang berkualitas. Permasalahan akan timbul jika seseorang telah berkeluarga, terutama jika telah memiliki anak. Hal tersebut akan memerlukan

kemampuan untuk mengelola keluarganya agar tetap harmonis. Oleh karena itu, hal yang akan dikaji adalah mengenai pola komunikasi, pengambilan keputusan, dan kesejahteraan keluarga keluarga jarak jauh pada mahasiswa Pascasarjana IPB. Dengan demikian, dapat dirumuskan beberapa masalah antara lain sebagai berikut:

1. Bagaimana karakteristik keluarga jarak jauh mahasiswa pascasarjana IPB? 2. Bagaimana dukungan sosial pada keluarga jarak jauh pada mahasiswa

pascasarjana IPB?

3. Bagaimana pola komunikasi antaranggota keluarga jarak jauh pada mahasiswa pascasarjana IPB?

4. Bagaimana pengambilan keputusan keluarga jarak jauh pada mahasiswa pascasarjana IPB?

5. Bagaimana kesejahteraan keluarga jarak jauh pada mahasiswa pascasarjana IPB?

6. Apakah terdapat hubungan antara karakteristik keluarga dengan pola komunikasi, pengambilan keputusan, dan kesejahteraan keluarga jarak jauh pada mahasiswa pascasarjana IPB?

7. Apakah terdapat hubungan antara dukungan sosial, pola komunikasi, pengambilan keputusan, dan kesejahteraan keluarga jarak jauh pada mahasiswa pascasarjana IPB?

8. Bagaimana pengaruh karakteristik contoh dan keluarga terhadap pola komunikasi, pengambilan keputusan, dan kesejahteraan keluarga jarak jauh pada mahasiswa pascasarjana IPB?

Tujuan Tujuan Umum

Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara pola komunikasi, proses pengambilan keputusan, dan kesejahteraan keluarga jarak jauh pada mahasiswa Pascasarjana IPB.

Tujuan Khusus

1. Mengetahui karakteristik keluarga jarak jauh pada mahasiswa pascasarjana IPB.

2. Mengetahui dukungan sosial pada keluarga jarak jauh pada mahasiswa pascasarjana IPB.

3. Mengetahui pola komunikasi antaranggota keluarga jarak jauh pada mahasiswa pascasarjana IPB.

4. Mengetahui proses pengambilan keputusan keluarga jarak jauh pada mahasiswa pascasarjana IPB.

5. Mengetahui kesejahteraan keluarga jarak jauh pada mahasiswa pascasarjana IPB.

6. Menganalisis hubungan antara karakteristik keluarga dengan pola komunikasi, pengambilan keputusan, dan kesejahteraan keluarga jarak jauh pada mahasiswa pascasarjana IPB.

7. Menganalisis hubungan antara dukungan sosial, pola komunikasi, pengambilan keputusan, dan kesejahteraan keluarga jarak jauh pada mahasiswa pascasarjana IPB.

8. Menganalisis pengaruh karakteristik contoh dan keluarga terhadap pola komunikasi, pengambilan keputusan, dan kesejahteraan keluarga jarak jauh pada mahasiswa pascasarjana IPB.

Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dalam menyediakan informasi kepada peneliti di bidang keluarga mengenai pola komunikasi, pengambilan keputusan dan kesejahteraan keluarga jarak jauh. Hubungan antara pola komunikasi, pengambilan keputusan, dan kesejahteraan keluarga jarak jauh diharapkan dapat menambah informasi dalam penelitian keluarga. Selain itu, penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan informasi bagi lembaga dan institusi pemerintahan maupun pendidikan mengenai kehidupan keluarga yang merupakan bagian dari suatu komunitas.

TINJAUAN PUSTAKA

Dokumen terkait