• Tidak ada hasil yang ditemukan

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan suatu proses yang sangat strategis dalam mencerdaskan kehidupan bangsa, sehingga mutu pendidikan dapat diukur dari aspek mutu masukan (input quality), mutu proses (process quality), mutu keluaran (output quality), dan dampak mutu lulusan (outcome

quality). Kewajiban pokok seorang siswa adalah belajar, karena belajar

merupakan suatu kegiatan yang harus dilakukan oleh seorang siswa. Kegiatan belajar dapat dilakukan baik di luar kelas maupun di dalam kelas. Proses belajar mengajar di sekolah dipengaruhi oleh dua faktor, yakni faktor internal (dari dalam diri siswa) dan faktor eksternal (dari luar diri siswa).

Pendidikan dewasa ini cenderung menekankan aspek kognitif, dan itu pun aspek kognitif tingkat rendah (hafalan). Pengembangan aspek afektif terabaikan. Sekolah-sekolah tampaknya sudah kurang setia pada tujuannya yaitu membantu peserta didik agar semakin berkembang seutuhnya dan seoptimal mungkin sesuai dengan potensinya masing-masing. Banyak sekolah sudah terkondisi untuk membuat peserta didik unggul dalam menumpuk pengetahuan (hafalan). Selain itu, banyak sekolah-sekolah yang bentuk pengajarannya berfokus pada bahan atau materi pelajaran.

Proses pembelajaran tidak lepas dari kegiatan mengajar. Di sini guru mempunyai peranan yang sangat penting dalam keberhasilan proses belajar mengajar. Sebagai guru maupun calon guru kita harus mampu melakukan identifikasi kekuatan dan kelemahan model-model pembelajaran secara tepat, mampu memilihnya secara tepat dan mampu mengembangkan serta menerapkannya dalam proses pembelajaran. Guru pada umumnya cenderung mengajar berdasarkan pengalaman dan kebiasaan. Banyak guru menyampaikan pelajaran menggunakan teknik yang sama walaupun materi yang disampaikan berbeda. Hal ini disebabkan karena adanya kecenderungan guru mengejar penyelesaian materi pembelajaran daripada menanamkan konsep yang lebih mendalam pada siswa.

Metode ceramah dan diskusi merupakan metode yang paling sering dipakai oleh guru dalam mengajar. Pada saat guru menerapkan metode ceramah ada kecenderungan bahwa siswa tidak mendengarkan, acuh tak acuh dengan materi yang diajarkan, bahkan ada beberapa siswa yang tidak memperhatikan. Sedangkan pada penerapan metode diskusi, sekilas tampak beberapa siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran, tetapi lebih banyak siswa yang tidak aktif karena malu bertanya, kurang percaya diri bahkan bosan dengan metode tersebut. Siswa yang aktif dalam diskusi bisa dihitung dengan jari, sementara yang lainnya malu dan kurang percaya diri dan akhirnya terabaikan atau kurang diperhatikan oleh guru dalam proses pembelajaran. Hal ini menunjukkan metode ceramah dan

diskusi belum sepenuhnya berhasil dan cenderung kurang variatif dalam proses belajar mengajar.

Pada penerapan metode mengajar dengan metode kerja kelompok, hasilnya kurang lebih sama yaitu hanya beberapa siswa yang bekerja dalam kelompok tersebut. Siswa yang dianggap mampu oleh kelompok harus mengerjakan, sementara yang lainnya cenderung pasif, tidak mau membantu bahkan siswa tersebut menggantungkan jawaban pada temannya. Akhirnya nilai hasil kerja kelompok tidak menunjukkan nilai keseluruhan anggota kelompok melainkan hanya beberapa siswa saja yang pantas mendapatkan nilai tersebut. Ada berbagai macam model pembelajaran yang dapat diterapkan di sekolah. Semua model pembelajaran tersebut tidak ada yang paling baik diantara model pembelajaran yang lainnya. Masing-masing model pembelajaran memiliki kelebihan serta kelemahan tersendiri. Oleh karena itu, perlu dilakukan seleksi pada masing-masing model pembelajaran untuk digunakan dalam mengajarkan materi tertentu.

Untuk dapat menghasilkan siswa yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif melalui penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang terintegrasi. Dalam model pembelajaran kooperatif, siswa diberi kesempatan bekerja dalam kelompok kecil untuk menyelesaikan atau memecahkan masalah secara bersama-sama. Bekerja dalam kelompok akan dapat melatih siswa untuk mendengarkan pendapat-pendapat dalam bentuk tulisan-tulisan. Tugas kelompok akan dapat memacu para siswa

untuk bekerja sama, saling membantu satu sama lain dalam hal pengetahuan-pengetahuan yang baru.

Model pembelajaran kooperatif dalam belajar ekonomi akan dapat membantu para siswa meningkatkan sikap positif dalam hal belajar. Para siswa secara individu membangun kepercayaan diri terhadap kemampuannya untuk menyelesaikan masalah-masalah pada mata pelajaran ekonomi. Model pembelajaran kooperatif juga bermanfaat bagi para siswa yang heterogen. Dengan menonjolkan interaksi dalam kelompok, model belajar ini dapat membantu para siswa menerima siswa lain yang berkemampuan dan berlatar belakang berbeda.

Salah satu tugas guru yang harus dilaksanakan oleh guru di sekolah ialah memberikan pelayanan kepada para siswa dalam memperoleh pengalaman belajar menarik dan menyenangkan. Pengalaman belajar yang menarik tersebut dapat diberikan oleh guru melalui penggunaan model belajar yang dapat menumbuhkan semangat dan gairah belajar siswa guna mencapai hasil belajar yang optimal. Guru harus mampu menciptakan suatu kondisi belajar dengan sebaik-baiknya.

Sebaiknya hasil belajar siswa selain dipengaruhi oleh pengalaman belajar yang menarik yang didapat dari model pembelajaran yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran (faktor eksternal), juga dipengaruhi oleh perasaan, sikap, minat dan motivasi (faktor internal). Perasaan seorang siswa berpengaruh terhadap semangat atau gairah belajarnya. Apabila seorang siswa bersikap positif terhadap pengalaman

belajar, maka muncul minat terhadap pengalaman belajar tersebut. Siswa yang menaruh minat yang besar terhadap pangalaman belajar yang diperoleh, akan membentuk motivasi untuk belajar. Model kooperatif menuntut siswa untuk aktif dalam proses pembelajaran, guru banyak berperan sebagai fasilitator sehingga dalam penyelesaian tugas siswa diminta untuk mencari jalan penyelesaian dan guru hanya mendampingi.

Salah satu permasalahan yang sering muncul dalam proses pembelajaran adalah rendahnya motivasi belajar siswa yang berdampak pada rendahnya hasil belajar siswa. Rendahnya motivasi belajar dapat terlihat dari keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran rendah, siswa mengobrol dengan teman sebangku, mengantuk, melamun, bermain

handphone pada saat pembelajaran berlangsung, sering pergi ke WC.

Peneliti menduga, motivasi belajar dan hasil belajar siswa rendah dikarenakan kurangnya variasi model pembelajaran.

Berdasarkan paparan di atas, peneliti ingin meneliti mengenai motivasi dan hasil belajar siswa dalam kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dalam kegiatan pembelajaran. Penggunaan model pembelajaran kooperaif tipe TGT ini selain memberikan pengalaman belajar yang lain bagi siswa juga diharapkan dapat menumbuhkan rasa senang selama kegiatan pembelajaran. Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT diharapkan dapat lebih menumbuhkan motivasi dan hasil belajar dalam pelajaran ekonomi. Peneliti berkeyakinan bahwa model

pembelajaran kooperatif tipe TGT mampu meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian tindakan kelas dengan judul “ Penerapan Model Pembelajaran

Kooperatif Tipe Teams Games Tournaments (TGT) Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar dan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ekonomi di

SMA N 1 Kasihan Bantul Yogyakarta”.

B. Batasan Masalah

Penelitian ini hanya membatasi pada pembelajaran kooperatif tipe TGT untuk meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Ekonomi.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimanakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT untuk meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Ekonomi?

2. Bagaimanakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Ekonomi?

D. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui apakah ada peningkatan motivasi belajar siswa setelah diterapkannya pembelajaran kooperatif tipe TGT pada mata pelajaran Ekonomi.

2. Untuk mengetahui apakah ada peningkatan hasil belajar siswa setelah diterapkannya pembelajaran kooperatif tipe TGT pada mata pelajaran Ekonomi.

E. Manfaat Penelitan 1. Bagi peneliti

Penelitian ini tentunya akan bermanfaat bagi peneliti, di mana dapat menambah pengetahuan sebagai calon guru dan dapat digunakan pada proses pembelajaran sebagai alternatif penyampaian materi pelajaran sehingga pembelajaran menjadi menyenangkan dan terpusat pada siswa.

2. Bagi guru

Hasil penelitian ini dapat memberikan masukan bagi guru untuk menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan memotivasi siswa menjadi lebih aktif dalam proses pembelajaran.

3. Bagi siswa

Penelitian ini dapat menambah pengalaman baru bagi siswa dalam menerima pembelajaran, berguna untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dan hasil belajar siswa dalam mengikuti proses pembelajaran mata pelajaran Ekonomi.

4. Bagi Universitas Sanata Dharma

Hasil penelitian dapat digunakan sebagai bahan referensi bagi peneliti berikutnya dalam meneliti penerapan metode pembelajaran di sekolah.

5. Bagi sekolah

Dengan adanya penelitian ini, diharapkan dapat memberikan masukan bagi sekolah untuk menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan memotivasi siswa menjadi lebih aktif dalam proses pembelajaran.

9

Dokumen terkait