• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada hakikatnya, strategi pendidikan adalah pengetahuan atau seni mendayagunakan semua kekuatan mengamankan sasaran kependidikan yang hendak di capai, melalui perencanaan dan pengarahan dalam operasionalisasi yang sesuia dengan situasi dan kondisi lapangan yang sudah ada. Hal tersebut mencakup perhitungan tentang hambatan-hambatannya yang bersifat fisik ataupun non fisik, seperti mental spiritual dan moral, baik dari subjek, objek, maupun lingkungan sekitar. Strategi pendidikan dapat pula diartikan sebagai kebijaksanaan dan metode umum pelaksanaan proses kependidikan (HM Arifin, 1991: 56).

Sementara itu, Muhaimin (2003: 83)menjelaskan bahwa strategi pembelajaran merupakan sebuah pola umum perbuatan guru sebagai organisasi belajar, sedangkan siswa sebagai subjek belajar dalam upaya mewujudkan kegiatan belajar mengajar. Dengan kata lain, strategi pembelajaran adalah karakteristik abstrak dari serentetan perbuatan guru dan siswa dalam kegiatan belajar mengajar.

Berdasarkan pemahaman tersebut, berarti para siswa tidak dilihat sebagai objek yang pasif, tetapi lebih dilihat sebagai subjek yang sedang belajar atau mengembangkan segala potensinya. Oleh karena itu, dalam strategi pembelajaran, terdapat harapan agar mereka bias meningkatkan kualitas hasil belajarnya secara mandiri.

2

Strategi pembelajaran sifatnya masih konseptual, sehingga untuk mengimplementasikannya diperlukan berbagai metode pembelajaran tertentu. Dalam hal ini, metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Kemudian strategi merupakan sebuah rencana, rancangan, danm plot bagi dibangunnya sebuah metode pembelajaran, yang selanjutnya akan dijabarkan dalam teknik dan gaya pembelajaran. Teknik pembelajaran adalah cara yang dilakukan seseorang dalam mengimplementasikan suatu metode pembelajaran secara spesifik.

Dengan begitu metode dan teknik mempunyai pengertian yang berbeda, meskipun tujuannya sama. Metode adalah jalan yang harus dilalui untuk mencapai tujuan, sementara teknik adalah cara mengerjakan sesuatu. Jadi, metode mempunyai pengertian lebih luas, ideal, dan lebih konsepsional dibandingkan teknik. Namun demikian, suatu strategi dapat dikatakan baik bila dapat melahirkan metode yang baik pula, karena metode adalah suatu cara pelaksanaan strategi (HM. Arifin, 1991: 56). Jika hal tersebut dikaitkan dengan pembelajaran, maka akan memunculkan metode dan strategi pembelajaran.

Dengan demikian, jelas bahwa strategi pembelajaran merupakan sebuah langkah yang sangat penting dalam menjalankan kegiatan pembelajaran dan tentu saja hal ini harus bersinergi dengan kondisi pembelajaran. Sehingga, mampu menghasilkan hasil pembelajaran yang sesuai dengan tujuan utama pendidikan itu sendiri.

Kegiatan pembelajaran memang tidak bisa terlepas dari masalah. Masalah tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor itu bisa berasal dari dalam diri siswa sendiri maupun yang berasal dari lingkungannya. Dari dalam diri siswa misalnya kemampuan berpikir atau

3

tingkah laku intelektual, motivasi, minat, dan kesiapan siswa baik jasmani maupun rohani. Sedangkan yang berasal dari lingkungan misalnya sarana dan prasarana, kompetensi guru, kreativitas guru, sumber-sumber belajar serta metode pembelajaran. Siswa yang kurang bersemangat dalam belajar dan siswa yang kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran akan berdampak pada hasil belajarnya yang kurang memuaskan. Serta guru yang monoton dalam menyampaikan pelajaran. Begitu juga dalam pembelajaran PAI siswa kelas X IPA 1 SMA YASIHA Gubug. Kemungkinan besar dikarenakan metode yang digunakan guru kurang bervariatif.

Pada dasarnya pendidikan PAI di SMA YASIHA menuntut seorang guru memberikan pengalaman langsung untuk mencari tahu sebab-sebab gejala alam dan memahami alam secara ilmiah.

Siswa dituntut aktif dalam pembelajaran PAI, tidak hanya mendengarkan dan mengamati saja, tetapi mereka dituntut untuk dapat paham apa yang didengar dan diamati.

Banyak guru yang menghabiskan waktunya berjam-jam hanya untuk ceramah di depan siswa yang tidak memberi efek apa-apa pada siswa. Segudang pengetahuan yang disampaikan kepada siswa seakan-akan masuk telinga kanan lalu keluar melalui telinga kiri, sehingga tidak membekas apa pun dalam diri siswa. Siswa juga akan merasa bosan dengan kondisi seperti itu.

Namun, banyak guru yang tidak menyadari hal tersebut. Jika ada siswa yang nilainya jelek guru langsung memberi label siswa yang kurang belajar, kurang memperhatikan guru, dan label-label negatif yang lain. Siswa selalu menjadi kambing hitam.Sementara guru selalu menjadi sosok yang paling benar, tidak mau disalahkan. Seharusnyaguru bisa introspeksi diri dan dapat memilih metode mengajar yang tepat, lebih bervariatif, dan mudah diterima oleh

4

murid. Seorang guru juga membutuhkan ketrampilan mengajar yang lebih dibanding dengan orang yang bukan guru. Guru harus kaya metode dan strategi mengajar.

Metode mengajar adalah suatu teknik penyampaian bahan pelajaran kepada murid, ia dimaksudkan agar murid dapat menangkap pelajaran dengan mudah, efektif dan dapat dicernakan oleh anak dengan baik.

Metode snowball throwing adalah suatu metode pembelajaran yang membagi murid dalam beberapa kelompok, yang nantinya masing-masing anggota kelompok membuat sebuat pertanyaan pada selembar kertas dan membentuknya seperti bola, kemudian bola tersebut dilempar ke murid yang lain selama durasi waktu yang ditentukan, yang selanjutnya masing-masing murid menjawab pertanyaan dari bola yang diperolehnya.

Setelah peneliti melihat masalah yang terjadi di SMA YASIHA Gubug, peneliti memiliki alternatif solusi yang tepat untuk memecahkan masalah tersebut yaitu dengan merubah metode pengajaran yang selama ini dilakukan.Karena dengan ceramah siswa kurang maksimal dalam memahami materi yang disampaikan guru dan siswa cenderung bosan. Metode yang tepat untuk pembelajaran PAI adalah metode Snowball Throwing.

Dengan melihat masalah di atas maka penulis merasa tertantang untuk meneliti tentang penerapan metode pembelajaran snowball throwing. Maka penulis memberi judul

“Peningkatan Hasil Belajar PAI Materi Asmaul Husna Melalui Metode Snowball Throwing Pada Siswa Kelas X IPA 1 SMA YASIHA Gubug Kabupaten Grobogan Tahun Pelajaran 2017/2018.” Dengan penelitian ini diharapkan para guru dapat lebih selektif memilih metode mengajar yang tepat dan dapat mudah dicerana oleh siswa.

5 B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut:

Apakah Metode Snowball Throwing dapat meningkatkan hasil belajar PAI materi Asmaul Husna pada siswa kelas X IPA 1 SMA YASIHA Gubug Kabupaten Grobogan Tahun Pelajaran 2017/2018?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar PAI materi Asmaul Husna melalui metode Snowball Throwing pada siswa kelas X IPA 1 SMA YASIHA Gubug Kabupaten Grobogan Tahun Pelajaran 2017/2018.

D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan 1. Hipotesis Penelitian

Hipotesis dalam penelitian ini adalah jika metode Snowball Throwing dilaksanakan dengan baik maka dapat meningkatkan hasil belajar PAI materi Asmaul Husna pada siswa kelas X IPA 1 SMA YASIHA Gubug Kabupaten Grobogan Tahun Pelajaran 2017/2018. 2. Indikator Keberhasilan

Penggunaan metode snowball throwing dalam kegiatan belajar mengajar (KBM) dikatakan berhasil apabila indikator yang diharapkan tercapai.indikator yang dipakai peneliti dalam hal ini adalah KKM mata pelajaran PAI di SMA YASIHA Gubug. Peneliti sangat berharap siswa mampu mencapai indikator atau standar yang telah ditentukan, sehingga

6

penelitian yang dilakukan dapat berhasil dilaksanakan. Indikator tersebut adalah sebagai berikut:

a. Secara Individu

Siswa diharapkan dapat mencapai skor ≥ 71 dalam materi pembelajaran Iman Kepada Allah.

b. Secara Klasikal

Secara klasikal siswa dinyatakan berhasil apabila dalam satu kelas tersebut siswa yang mendapat skor ≥ 71 mencapai presentase yang telah ditentukan yaitu sebesar 85% atau dengan kata lain 85% dari siswa yang ada di dalam kelas tersebut tuntas mencapai KKM kelas.

E. Manfaat Penelitian Tindakan

Dari penulisan ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua kalangan pendidikan nantinya. Adapun manfaat yang diharapkan adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

a. Diharapkan dapat berguna bagi penulis untuk menambah keilmuannya tentang pembelajaran PAI.

b. Diharapkan bias menambah khasanah teori yang sudah ada dan meningkatkan kualitas pembelajaran.

2. Manfaat Praktis a. Bagi Guru

7

Hasil penelitian ini diharapkan bisa meningkatkan kompetensi dan profesionalme guru dalam merancang dan melaksanakan kegiatan pembelajaran yang aktif, kreatif, inovatif, dan menyenangkan demi tercapainya tujuan pembelajaran. Sehingga dapat begitu aktivitas belajar dan hasil belajar siswa dapat ditingkatkan secara optimal dan membuat guru lebih percaya diri.

b. Bagi Siswa

1) Hasil penelitian ini diharapkan bias semakin meninngkatkan hasil belajar siswa kelas X IPA 1 SMA YASIHA Gubug pada mata pelajaran PAI, khususnya pada penguasaan materi Asmaul Husna.

2) Sebagai bahan masukan bagi siswa untuk memperhatikan pelajaran dengan baik yang ditunjang dengan penggunaan metode yang sesuai dengan materi pembelajaran. 3) Mendorong siswa untuk lebih aktif dalam pembelajaran PAI.

c. Bagi Sekolah

Hasil penelitian ini setidaknya bias menambah referensi dan khasanah bagi kepustakaan sekolah yang suatu saat mungkin berguna bagi sekolah.

F. Definisi Operasional

Agar tidak menimbulkan penyimpangan dari pokok permasalahan yang akan penulis bahas, maka untuk lebih jelasnya penulis menguraikan arti kata-kata yang sesuai dengan judul. Adapun kata-kata tersebut adalah:

1. Hasil Belajar

Hasil belajar adalah sebagai terjadinya perubahan tingkah laku pada diri seseorang yang dapat diamati dan diukur bentuk pengetahuan, sikap dan keterampilan.Perubahan tersebut

8

dapat diartikan sebagai terjadinya peningkatan dan pengembangan yang lebih baik sebelumnya yang tidak tahu menjadi tahu (Hamalik, 2008).

2. Materi Asmaul Husna

Asmaul Husna terdiri atas dua kata, yaitu asma yang berarti nama dan husna yang berarti baik atau indah. Jadi, Asmaul Husna dapat diartikan sebagai nama-nama yang baik lagi indah yang hanya dimiliki oleh Allah SWT. Dijelaskan juga bahwa Asmaul Husna merupakan amalan yang bermanfaat dan mempunyai nilai yang tak terhingga tingginya dan berdoa dengan menyebut nama Asmaul Husna sangat dianjurkan.

3. Metode Snowball Throwing

Snowball secara etimologi berarti bola salju, sedangkan throwing artinya melempar.

Snowball throwing dapat diartikan melempar bola salju. Dalam pembelajaran snowball throwing, bola salju merupakan kertas yang berisi pertanyaan yang dibuat oleh siswa kemudian dilempar kepada temannya sendiri untuk dijawab. Pembelajaran dengan metode

snowball throwing dalam hal ini, peserta didik diberikan kebebasan untuk membangun atau menciptakan pengetahuan dengan cara mencoba memberi arti pada pengetahuan yang dialaminya. Prinsip pembelajaran denganmetode snowball throwing termuat dalam prinsip pendekatan kooperatif yang didasarkan pada lima prinsip yaitu prinsip belajar siswa aktif (student active learning), belajar kerja sama (cooperative learning), pembelajaran partisipatorik, mengajar reaktif (reactiveteaching) dan pembelajaran yang menyenangkan (joyfull learning).

Snowball throwing merupakan salah satu model pembelajaran aktif yang dalam pelaksanaannya banyak melibatkan siswa (Bayor, 2010).

9

Dengan demikian metode snowball throwing adalah suatu model pembelajaran yang membagi murid dalam beberapa kelompok, yang nantinya masing-masing anggota kelompok membuat sebuah pertanyaan pada selembar kertas dan membentuknya seperti bola, kemudian bola tersebut dilempar ke murid yang lain selama durasi waktu yang ditentukan, yang selanjutnya masing-masing murid menjawab pertanyaan dari bola yang diperolehnya.

G. Metodologi Penelitian 1. Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian yang ditetapkan berupa penelitian tindakan kelas yang di dasarkan pada permasalahan yang muncul dalam pembelajaran PAI siswa kelas X IPA 1 SMA YASIHA Gubug Tahun Pelajaran 2017/2018. Penelitian ini akan dilaksanakan pada semester genap dan dilakukan sesuai jadwal sehingga tidak mengganggu mata pelajaran yang lain.

Prosedur penelitian tindakan kelas terdiri dari beberapa siklus. Setiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang dicapai, seperti yang telah di desain dalam faktor-faktor yang telah diselidiki. Pada awalnya peneliti melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang selama ini dilakukan, mengidentifikasi permasalahan, mendiskusikan dengan teman sejawat, serta mengkaji teori ataupun metode yang relevan.

10

Berdasarkan refleksi awal serta diskusi yang dilakukan dengan rekan tersebut, maka langkah yang dianggap tepat untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pelajaran PAI adalah dengan metode snowball throwing. Dengan berpedoman pada refleksi awal tersebut maka prosedur pelaksanaan PTK ini meliputi: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.

2. Subjek Penelitian

Dasar pertimbangan pilihan subyek, yakni penelitian ini diterapkan di SMA YASIHA Gubug tahun pelajaran 2017/2018, dengan jumlah siswa 35, terdiri dari 20 perempuan dan 15 laki-laki.

3. Langkah-Langkah a. Perencanaan

Pada tahap ini dilakukan persiapan yang matang agar pembelajaran PAI dapat tercapai, kegiatan ini meliputi:

1) Peneliti menetapkan alternatif untuk meningkatkan hasil belajardalam pembelajaran PAI pada materi Asmaul Husna.

2) Peneliti membuat perencanaan pengajaran dengan

mengembangkan metode snowball throwing pada materi Asmaul Husna.

3) Peneliti melakukan simulasi pembelajaran PAI dengan mengembangkan metode

snowball throwing.

4) Peneliti membuat dan melengkapi alat media pembelajaran materi Asmaul Husna. 5) Peneliti membuat lembar observasi.

11 6) Peneliti mendesain alat evaluasi. b. Pelaksanaan Tindakan

Tindakan ini merupakan pelaksanaan rencana pembelajaran yang telah dipersiapkan. Pada tahap ini dilakuakan proses belajar, apersepsi, pre-tes, pembelajaran dan evaluasi. Pada tahap apersepsi, siswa dikondisikan untuk siap mengikuti proses pembelajaran, guru memberikan penjelasan kepada siswa tentang tujuan pembelajaran serta manfaat yang akan diperoleh siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar.

Dalam melaksanakan guru akan menerapkan pembelajaran dengan menggunakan metode snowball throwing, kemudian divariasikan dengan metode tanya jawab, diskusi dan ceramah, sehingga siswa akan lebih mudah memahami materi yang telah disampaikan oleh guru.

c. Observasi

Guru mengamati kegiatan dan tingkah laku siswa ketika proses pembelajaran berlangsung. Sasaran yang diamati yaitu keaktifan siswa dalam mengerjakan tugas dan keseriusan siswa dalam mengikuti pembelajaran.

d. Refleksi

Data yang diperoleh melalui observasi dikumpulkan pada tahap ini, secepatnya analisis untuk mengetahui apakah tindakan yang dilakukan telah mencapai tujuan yang diharapkan atau belum. Berdasarkan hasil observasi tersebut, guru dapat merefleksikan tentang kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Sehingga dapat disajikan landasan untuk melakukan tindakan kelas pada siklus berikutnya.

12

Untuk lebih jelasnya tahapan-tahapan diatas dapat digambarkan dalam model hubungan antara tahapan dalam siklus sebagai berikut:

Gambar 1.1

Tahapan-Tahapan Pelaksanaan PTK

4. Instrumen Penelitian

Instrumen adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data. Penelitian ini menggunakan instrumen penelitian berpa:

a. Soal Tes Pada Setiap Siklus Perencanaan SIKLUS I Refleksi Pelaksanaan Pengamatan Perencanaan SIKLUS II Pelaksanaan Refleksi Pengamatan ?

13

Soal tes diberikan kepada peserta didik untuk mengetahui pencapaian prestasi belajar pada tiap-tiap siklus. Instrumen soal dibuat sesuai dengan materi yang dipelajari dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.

b. Lembar Observasi Peserta Didik

Lembar Observasi adalah alat yang digunakan dalam kegiatan observasi yang berfungsi sebagai pedoman observasi. Lembar observasi peserta didik digunakan untuk mengamati sikap siswa dalam kegiatan pembelajaran menggunakan metode Snowball Throwing. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini aspek yang diamati adalah keaktifan peserta didik, semangat, tanggung jawab dan perhatian peserta didik. Form lembar observasi peserta didik dalam penelitian ini sebagaimana tabel 1.1.

Tabel 1.1 Form Lembar Observasi Peserta Didik

No Nama Siswa

Aspek Yang Diamati

14 1 2 3 4 Dst.

c. Lembar Observasi Guru

Lembar Observasi Guru digunakan untuk mengamati guru dalam menerapkan metode Snowball Throwing dalam pembelajaran. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini mencakup beberapa aspek yang diamati, antara lain: (1) Kemampuan guru membuka pelajaran, (2) Sikap guru dalam proses pembelajaran, (3) Penguasaan bahan pembelajaran atau materi pelajaran, (4) Kegiatan belajar mengajar atau proses pembelajaran, (5) Pemanfaatan media pembelajaran dan sumber belajar, (6) Evaluasi pembelajaran, (7) Kemampuan menutup kegiatan pembelajaran, dan (8) Tindak lanjut atau follow up (Rusman,2011: 99-100). Form lembar observasi guru yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagaimana tabel 1.2.

Tabel 1.2 Form Lembar Observasi Guru No Aspek Yang Diamati Skala Partisipasi

15 Kemampuan Guru Membuka

Pelajaran

1. Memeriksa kesiapan siswa 2. Memberi motivasi awal

3. Memberikan apresiasi (katan materi yang sebelumnya dengan materi yang akan disampaikan)

4. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan diberikan

Sikap Guru dalam Proses Pembelajaran

5. Kejelasan artikulasi

6. Variasi gerakan badan tidak mengganggu perhatian siswa

7. Mobilitas posisi mengajar

Penguasaan Bahan Belajar (Materi Pelajaran)

8. Bahan belajar disajikan sesuai langkah-langkah yang direncanakan di RPP yakni dengan menerapkan

16 metode Snowball Throwing

9. Kejelasan dalam menjelaskan bahan belajar (materi)

10. Kejelasan dalam memberikan contoh Kegiatan Belajar Mengajar (Proses Pembelajaran)

11. Penyajian bahan pelajaran sesuai dengan tujuan atau indikator yang telah ditetapkan

12. Memiliki keterampilan mengatur siswa saat penerapan metode

Snowball Throwing

13. Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran

14. Melaksanakan proses pembelajaran dengan penerapan metode Snowball Throwing

15. Ketepatan dalam penggunaan alokasi waktu yang disediakan

Pemanfaatan Media Pembelajaran dan Sumber Belajar

17 16. Menggunakan media secara efektif

dan efisien

17. Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media

Evaluasi Pembelajaran

18. Penilaian relevan dengan tujuan yang telah ditetapkan

19. Penilaian yang diberikan sesuai dengan RPP

Kemampuan Menutup Kegiatan Pembelajaran

20. Meninjau kembali materi yang telah diberikan

21. Memberi kesempatan untuk bertanya dan menjawab pertanyaan

22. Memberikan kesimpulan kegiatan pembelajaran

Tindak Lanjut (Folloe Up)

23. Memberikan tugas kepada siswa baik secara individu maupun kelompok

18 24. Menginformasikan materi atau bahan

belajar yang akan dipelajari berikutnya

Jumlah Total Kategori

Keterangan skor nilai: A = 4 (sangat baik)

B = 3 (baik) C = 2 (cukup)

D = 1 (kurang)

Kategori total kinerja guru 76-100 = baik

51-75 = sedang 25-50 = kurang

5. Pengumpulan Data a. Tes

19

Bentuk tes yang dipakai adalah tes uraian (essay). Tes uraian (essay) adalah pertanyaan yang menuntut siswa menjawabnya dalam bentuk menguraikan, menjelaskan, mendiskusikan, membandingkan, memberikan alasan dan bentuk lain yang sejenis sesuai dengan tuntutan pertanyaan dengan menggunakan kata-kata dan bahasa sendiri. Dengan demikian, dalam tes ini dituntut kemampuan siswa dalam hal mengekspresikan gagasannya melalui bahasa tulisan.

b. Dokumentasi

Adalah teknik pengumpulan data yang menggunakan dokumen yang berupa catatan, transkrip nilai, kamera, dokumen hasil kerja siswa, presensi, dll. Digunakan untuk mengetahui dan menggali informasi tentang pemahaman siswa pada perolehan nilai sebagai hasil belajar. Selain itu juga berguna sebagai bukti pelaksanaan tindakan.

c. Observasi

Digunakan untuk mengetahui perubahan yang terjadi selama setelah menggunakan metode snowball throwing.

6. Analisis Data a. Data Kualitatif

Data kualitatif yaitu data yang disajikan dalam bentuk kata verbal bukan dalam bentuk angka (Noeng Muhadjir, Metodologi Penelitian Kualitatif, Yogyakarta: Rakesarasin, 1996: 2).

b. Data Kuantitatif

Data kuantitatif yaitu jenis data yang dapat diukur atau dihitung secara langsung yang berupa informasi atau penjelasan yang dinyatakan dengan bilangan atau berbentuk angka (Sugiyono, Statistik untuk Pendidikan, Bandung: Alfabeta, 2010: 15).

20

Sesuai dengan rancangan penelitian yang digunakan, maka analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis data dan reflksi dalam setiap siklusnya. Analisis reflektif dilakukan peneliti bersama dengan kolaborator yaitu rekan sejawat yang mengamati jalannya pembelajaran sebagai pijakan untuk menentukan program aksi pada siklus selanjutnya, sedangkan analisis deskriptif yang dipergunakan adalah presentase sebagai berikut:

P= x 100%

P : Presentase

N : Jumlah Seluruh Siswa F : Frekuensi

H. Rencana Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan berisi: Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan, Kegunaan Penelitian, Definisi Operasional, Metode Penelitian, Sistematika Penulisan.

21

Dokumen terkait