• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dalam bab ini diuraikan tentang latar belakang, pembatasan masalah, rumusan

masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan batasan pengertian dalam

penelitian.

A. Latar Belakang

Manusia merupakan makhluk yang tidak bisa jauh dengan yang namanya

sebuah pendidikan. Pendidikan merupakan bagian dari kehidupan manusia,

oleh itulah manusia sering dijuluki sebagai animal education dan animal

educandus secara sekaligus yaitu makhluk yang dididik dan makhluk yang

mendidik (Sukardjo & Komarudin, 2009:1). Dalam sebuah pendidikan

terdapat interaksi antara peserta didik atau makhluk yang dididik dan juga

pendidik atau makhluk yang mendidik yang berlangsung dalam sebuah

keluarga, sekolah, maupun lingkungan dengan tujuan untuk meningkatkan

perkembangan individu. Penyelenggaraan pendidikan yang berlangsung di

sekolah diadakan dalam kegiatan pembelajaran di dalam kelas. Melalui

pembelajaran inilah akan muncul kegiatan belajar. Kegiatan belajar ini

diharapkan dapat meningkatkan dan membangkitkan kompetensi yang ada

dalam diri siswa sehingga mampu membuat menjadi aktif, kreaktif, efektif,

dan juga menyenangkan salah satunya pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu pelajaran penting di

sekolah. Tujuan mata pelajaran IPS kelas III sekolah dasar yaitu mempelajari

tentang jenis pekerjaan dan penggunaan uang (Standar Isi;2006). Dari tujuan

di atas nampak bahwa mata pelajaran IPS merupakan mata pelajaran yang

berbeda dengan mata pelajaran lainnya. Untuk mencapai tujuan dengan

karakteristik tersebut, maka dibutuhkan adanya unsur penting yang sangat

berperan dalam pembelajaran IPS. Unsur yang dapat menggali dan

meningkatkan kompetensi siswa yaitu teknik pembelajaran. Salah satu fungsi

teknik pembelajaran adalah memperjelas isi pesan yang disampaikan oleh

sumber informasi atau guru kepada siswa. Selain itu, juga membuat siswa

lebih berpartisipasi dan semakin dapat mengembangkan keterampilan yang

dimiliki. Jadi, pembelajaran IPS sebaiknya mengembangkan keterampilan

proses dan mendorong siswa untuk mengembangkan minat belajar.

Mata pelajaran IPS merupakan mata pelajaran yang sudah dipelajari di

sekolah dasar. Banyak sekolah dasar yang sudah mengenalkan mata pelajaran

ini, tetapi dalam kenyataannya masih banyak siswa yang kurang memahami

pelajaran ini dengan baik. Hal ini seperti yang terjadi pada siswa kelas III B

SD Jetis Bantul. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditentukan sekolah

untuk mata pelajaran IPS adalah 75. Berdasarkan dokumentasi nilai yang

meliputi aspek kognitif pada tahun pelajaran 2012/2013 dari 30 siswa hanya

18 siswa (60%) yang mencapai nilai KKM yang ditentukan sekolah pada KD

2.3 dan rata-rata yang diperoleh adalah 76,33. Sedangkan pada KD 2.4 dari

ditentukan sekolah dan memperoleh rata-rata 74. Sedikitnya jumlah siswa

yang dapat mencapai nilai sesuai KKM menunjukkan bahwa ada suatu

masalah dalam pembelajaran IPS KD 2.3 dan KD 2.4 di SD Jetis Bantul. Hal

ini dapat membuktikan bahwa prestasi belajar siswa masih rendah.

Tabel 1.1 Data Prestasi Belajar Kondisi Awal Siswa Kelas III B SD Jetis Bantul Mata Pelajaran IPS KD 2.3 dan KD 2.4

Nilai Mata Pelajaran IPS Tahun Pelajaran 2012/2013 KKM Nilai Rata-rata Nilai Kondisi Awal Ketuntasan Jumlah Siswa Ya Tidak KD 2.3 75 76,33 75,16 18 siswa (60%) 12 siswa (40%) 30 siswa KD 2.4 74 14 siswa (46%) 16 siswa (54%) 30 siswa

Berdasarkan keterangan tabel di atas diketahui bahwa prestasi belajar

siswa pada kondisi awal ditinjau dari nilai KD 2.3 dan KD 2.4 tahun pelajaran

2012/2013 dengan KKM 75 masih rendah, hal ini dapat dilihat dari rata-rata

nilai yang diperoleh yaitu 75,16. Nilai rata-rata siswa pada KD 2.3 adalah

76,33. Secara lebih lanjut apabila ditinjau pada aspek tingkat ketuntasan

KKM, diperoleh persentase bahwa ada sebanyak 18 siswa (60%) tuntas dan 12

siswa (40%) tidak tuntas dari total 30 siswa. Pada KD 2.4 memperoleh

rata-rata siswa yaitu 74 dan diperoleh persentase sebanyak 14 siswa (46%) tuntas

dan 16 siswa (54%) tidak tuntas dengan KKM 75.

Menanggapi permasalahan tersebut, peneliti selanjutnya melakukan

kegiatan wawancara yang bertujuan untuk mencari informasi penyebab

melakukan wawancara dengan guru kelas III B untuk mengetahui penyebab

banyaknya nilai siswa yang berada di bawah KKM. Hasil wawancara dengan

guru kelas memberikan informasi bahwa nilai siswa rendah dalam mata

pelajaran IPS dikarenakan siswa cenderung kurang memperhatikan sehingga

kesulitan menghafal materi dan siswa tidak menyenangi pelajaran IPS. Guru

kelas juga menjelaskan bahwa minat siswa dalam mengikuti pelajaran IPS

masih kurang dilihat dari sikap siswa yang kurang berpartisipasi saat kegiatan

pembelajaran. Hasil wawancara dengan guru tersebut memberikan informasi

bahwa rata-rata minat siswa dalam pelajaran IPS masih kurang dilihat dari

sikap siswa yang masih kurang perhatian dan partisipasi dalam kegiatan

pembelajaran.

Peneliti selanjutnya bertanya tentang sikap siswa dalam mengikuti proses

pembelajaran, guru menjelaskan bahwa pada proses pembelajaran IPS kondisi

siswa nampak tidak senang dalam mengikuti pelajaran. Banyak siswa yang

tidak mendengarkan ketika guru menjelaskan, mereka lebih memilih

melakukan aktivitas-aktivitas lain seperti siswa cenderung pasif, berbicara

dengan teman, mencoret-coret buku, ada pula yang mengantuk, bahkan ada

yang memilih izin ke kamar mandi. Informasi lebih lanjut tentang masalah

pada mata pelajaran IPS diperoleh peneliti dengan melakukan wawancara

kepada siswa kelas III B SD Jetis Bantul pada tanggal 26 Februari 2015. Saat

peneliti mewawancarai siswa tentang mata pelajaran IPS serta sikap siswa

dalam mengikuti proses pembelajaran, siswa tersebut memberikan jawaban

siswa tersebut memberikan informasi bahwa dalam pembelajaran, siswa

terkadang mendengarkan penjelasan guru namun juga kadang berbicara

dengan teman. Hal tersebut dikarenakan siswa merasakan pembelajaran yang

membosankan dan tidak menyenangkan.

Pada tanggal 2 Maret 2015, peneliti melakukan observasi saat

berlangsungnya proses pembelajaran IPS di SD Jetis Bantul. Dalam observasi

terlihat ketika proses pembelajaran, guru menggunakan metode ceramah dan

tanya jawab, guru cenderung monoton dan kurang mampu dalam mengolah

pembelajaran yang dapat membangkitkan minat belajar siswa. Guru hanya

berpedoman pada buku paket IPS dan LKS saat pembelajaran dan sesekali

melakukan tanya jawab bersama siswa. Setelah guru memberikan penjelasan

dan melakukan tanya jawab tentang materi, siswa hanya diberi tugas untuk

mengerjakan soal latihan yang ada di buku paket. Hal ini disebabkan karena

guru mengalami kesulitan dalam mengajarkan materi IPS, sehingga siswa pun

menjadi sulit memahami materi yang diajarkan. Masalahnya adalah pada

keterbatasan guru dalam merangkai serta menerapkan teknik pembelajaran

sehingga mengakibatkan minat dan prestasi belajar siswa kurang optimal.

Dalam observasi ini juga terlihat kegiatan pembelajaran IPS masih sama,

dimana guru masih menjadi pusat dalam setiap aktivitas pembelajaran di

kelas. Dari hasil observasi di atas peneliti menyimpulkan bahwa proses

pembelajaran IPS di kelas III B SD Jetis Bantul masih menggunakan

pembelajaran tradisional hal ini nampak dari aktivitas kelas yang didominasi

SD Jetis Bantul masih rendah hal ini terlihat dari sikap siswa yang tidak mau

terlibat aktif dalam proses pembelajaran, siswa cenderung tidak

memperhatikan pelajaran, dan kemauan siswa untuk mengembangkan diri

masih rendah, serta siswa mempunyai rasa tidak senang saat mengikuti proses

pembelajaran IPS di kelas.

Melihat indikasi yang terjadi dalam proses pembelajaran tersebut, peneliti

kemudian menyusun kuesioner untuk mengetahui sejauh mana minat yang

dimiliki siswa dalam mengikuti pembelajaran IPS di kelas. Penyebaran

kuesioner dilaksanakan tanggal 9 April 2015. Kuesioner yang disebar terdiri

dari 4 indikator yaitu perhatian dalam pembelajaran, kemauan untuk

mengembangkan diri, keterlibatan siswa dalam pembelajaran (partisipasi), dan

ekspresi perasaan senang. Dari hasil penyebaran kuesioner tersebut didapat

informasi bahwa dari 34 siswa hanya 3 siswa (8,82%) yang termasuk dalam

kategori minimal “cukup” dengan klasifikasi jumlah skor yang diperoleh dari hasil minat siswa antara rentang 66-80 atau 56%-65%. Selain itu, peneliti juga

melakukan observasi untuk mengamati proses pembelajaran IPS di kelas.

Tabel 1.2 Data Minat Kondisi Awal Siswa Kelas III B SD Jetis Bantul

Rata-rata Hasil Observasi

Rata-rata Hasil

Kuesioner Rata-rata Keterangan 44,11 61,92 53,01 Rendah

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa data nilai rata-rata minat siswa

pada kondisi awal yang peneliti peroleh berdasarkan hasil observasi adalah

peroleh berdasarkan hasil kuesioner adalah 61,92. Berdasarkan kedua data

tersebut, kemudian diperoleh nilai rata-rata minat siswa sebesar 53,01 yang

termasuk dalam kategori “rendah” dengan jumlah skor yang diperoleh dari hasil minat siswa antara rentang 50-65 atau 50%-55%. Dari data nilai rata-rata

minat yang diperoleh, peneliti mengkategorikan “rendah” dengan mengacu pada perskoran minat menggunakan PAP tipe II dan telah modifikasi oleh

peneliti.

Berdasarkan berbagai pilihan cara untuk meningkatkan minat dan prestasi

belajar IPS siswa kelas III B SD Jetis Bantul, peneliti memutuskan untuk

menggunakan teknik mind mapping. Teknik mind mapping dipilih karena

terdapat banyak simbol, gambar, bentuk, warna, serta garis yang dapat

membantu mempelajari materi secara efisien dan menyenangkan (Buzan,

2008:20). Pencatatan menggunakan teknik mind mapping dilakukan dengan

cara sederhana yaitu dengan memetakan gagasan sentral di bagian tengah,

topik utama di cabang-cabang utama, dan sub-topik di cabang-cabang kedua.

Pemilihan teknik mind mapping ini juga didasari oleh pendapat Sudjana

(2005:207) yang menerangkan bahwa aspek tingkah laku minat dapat

ditingkatkan dengan pemilihan teknik pembelajaran dengan penggunaan

gambar.

Dengan demikian adanya keterkaitan antara penggunaan teknik mind

mapping dengan minat belajar siswa. Penggunaan teknik mind mapping akan

menimbulkan minat belajar pada siswa, yang akan nampak pada aktivitas

diperoleh hasil keinginan minat belajar siswa dan meningkatkan prestasi

belajar siswa yang optimal.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti mengadakan penelitian tindakan kelas

dengan judul “Peningkatan Minat dan Prestasi Belajar IPS Menggunakan Teknik Mind Mapping pada siswa kelas III B SD Jetis Bantul Tahun Pelajaran

2014/2015”.

B. Pembatasan Masalah

Mengingat keterbatasan yang ada pada peneliti maka tidak semua masalah

dibahas dalam penelitian ini. Sesuai dengan judul penelitian, maka yang

menjadi fokus utama penelitian adalah:

1. Mengetahui peningkatan minat dan prestasi belajar IPS kelas III B SD

Jetis Bantul.

2. Prestasi belajar yang dimaksudkan dalam penelitian adalah mengacu pada

prestasi belajar ranah kognitif pembelajaran IPS KD 2.3 memahami

kegiatan jual beli di lingkungan rumah dan sekolah serta KD 2.4 mengenal

sejarah uang semester genap tahun pelajaran 2014/2015.

3. Minat siswa yang diamati dalam penelitian ini dibatasi pada indikator

perhatian dalam pembelajaran, kemauan untuk mengembangkan diri,

keterlibatan siswa dalam pembelajaran (partisipasi), dan ekspresi perasaan

senang.

C. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah tersebut, masalah

dalam penelitian ini dirumuskan menjadi:

1. Bagaimana penggunaan teknik mind mapping dalam upaya meningkatkan

minat dan prestasi belajar IPS siswa kelas III B SD Jetis Bantul tahun

pelajaran 2014/2015?

2. Apakah penggunaan teknik mind mapping dapat meningkatkan minat

dalam mata pelajaran IPS pada siswa kelas III B SD Jetis Bantul tahun

pelajaran 2014/2015?

3. Apakah penggunaan teknik mind mapping dapat meningkatkan prestasi

belajar dalam mata pelajaran IPS pada siswa kelas III B SD Jetis Bantul

tahun pelajaran 2014/2015?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, tujuan dari penelitian ini adalah

untuk:

1. Mengetahui penggunaan teknik mind mapping dalam upaya meningkatkan

minat dan prestasi belajar IPS siswa kelas III B SD Jetis Bantul tahun

pelajaran 2014/2015.

2. Meningkatkan minat dalam mata pelajaran IPS pada siswa kelas III B SD

Jetis Bantul tahun pelajaran 2014/2015 dengan menggunakan teknik mind

3. Meningkatkan prestasi belajar dalam mata pelajaran IPS pada siswa kelas

III B SD Jetis Bantul tahun pelajaran 2014/2015 dengan menggunakan

teknik mind mapping.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang bermakna bagi

beberapa pihak. Adapun manfaat dari penelitian ini dikategorikan menjadi dua

macam, antara lain:

1. Manfaat Teoritis:

a. Hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan berharga terhadap

perkembangan ilmu pendidikan, terutama pada penggunaan teknik

mind mapping untuk meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa

pada pembelajaran IPS.

b. Menambah wawasan pengetahuan mengenai penggunaan teknik mind

mapping dalam upaya meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa

pada pembelajaran IPS.

2. Manfaat Praktis:

a. Bagi sekolah, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan

masukan kepada pihak sekolah untuk memahami mengenai pentingnya

penggunaan teknik mind mapping dalam rangka meningkatkan minat

dan prestasi belajar siswa pada pembelajaran IPS.

b. Bagi guru, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai pembanding

dalam memberikan atau menyampaikan materi tentang memahami

sejarah uang dengan menggunakan teknik pembelajaran mind mapping

serta dapat menjadi motivasi untuk melakukan penelitian dengan

teknik pembelajaran lain pada bidang studi lain, materi lain, dan kelas

lain.

c. Bagi peneliti, hasil penelitian ini merupakan wahana untuk

memperdalam pengalaman meneliti dan sebagai pemikiran awal guru

guna melakukan penelitian lanjutan.

d. Bagi siswa, hasil penelitian ini dapat memberikan alternatif lain dalam

mempelajari suatu materi pelajaran dengan cara membuat ringkasan

yang menarik, sehingga diharapkan dapat meningkatkan minat dan

prestasi belajar.

E. Batasan Pengertian

Untuk memberikan gambaran tentang permasalahan yang akan diteliti,

diperlukan batasan pengertian guna menjelaskan dan membatasi makna

terhadap istilah-istilah yang terkait dengan penelitian ini. Di bawah ini

merupakan istilah yang terdapat pada penelitian, diantaranya:

1. Minat belajar adalah kemauan untuk mengembangkan diri pada kesukaan

dan kegemaran dalam diri seseorang akan obyek tertentu yang timbul

secara tidak tiba-tiba melainkan timbul akibat adanya partisipasi dan

perhatian yang menghasilkan perasaan senang dalam kegiatan

pembelajaran. Minat belajar terdiri dari 4 indikator yaitu perhatian dalam

pembelajaran, kemauan untuk mengembangkan diri, keterlibatan siswa

2. Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai oleh siswa setelah melakukan

kegiatan pembelajaran di dalam kelas. Prestasi belajar mencakup aspek

kognitif (pengetahuan), afektif (sikap), dan psikomotor (keterampilan).

Prestasi belajar siswa dikatakan baik apabila siswa dapat mencapai

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).

3. IPS adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang manusia dan

lingkungan dengan menggunakan ilmu-ilmu sosial.

4. Teknik Mind Mapping adalah suatu teknik mencatat secara kreatif dan

efektif dengan membuat peta berpikir yang terdiri dari gambar, kata,

garis, warna, bentuk, simbol. Pencatatan ini dilakukan dengan cara

memetakan gagasan sentral dibagian tengah, topik utama

dicabang-cabang utama dan sub-topik didicabang-cabang-dicabang-cabang kedua. Hasil dari

13

Dokumen terkait