• Tidak ada hasil yang ditemukan

6. ANALISIS INDIKATOR PRIORITAS DALAM PEMBANGUNAN

6.2 Metodologi Penelitian

6.3.1 Pendapat dan Harapan Masyarakat terhadap Pembangunan

6.3.1.3 Pendapat dan Harapan Masyarakat terhadap

6.3.1.3 Pendapat dan harapan masyarakat terhadap infrastruktur berkelanjutan

Untuk mengetahui pendapat dan harapan stakeholder dan masyarakat tentang infrastruktur berkelanjutan, maka dilakukan analisis deskriptif terhadap penerapan kriteria berkelanjutan dalam pelaksanaan pembangunan infrastruktur yang bersumber dari hasil wawancara mendalam dengan para stakeholder dan survei langsung ke masyarakat. Pendapat dan harapan masyarakat dikelompokkan ke dalam 5 kriteria keberlanjutan yaitu: lingkungan, sosial,ekonomi, teknologi dan tata kelola pemerintahan. Pada kriteria lingkungan masyarakat berpendapat khawatir dengan kerusakan gunung, lereng dan bukit yang akan menyebabkan longsor, pencemaran udara karena kemacetan, kualitas air yang buruk di kawasan pesisir, kurangnya ketersediaan air baku dan bertambahnya kawasan kumuh di pusat kota. Pada kriteria sosial masyarakat merasa belum ada pemerataan infrastruktur di pinggiran kota, kurangnya partisipasi dan kepedulian masyarakat di bidang infrastruktur. Pada kriteria ekonomi, masyarakat merasa belum ada dukungan pemerintah terhadap sektor UMKM dan sektor informal, terutama dalam penyediaan ruang yang layak bagi PKL. Masyarakat masih merasakan biaya hidup sehari-hari yang mahal terutama berkaitan dengan biaya transportasi yang mahal. Pada aspek teknologi yang menyangkut penyediaan infrastruktur, masyarakat masih merasakan kurangnya fasilitas bagi pejalan kaki dan pengguna angkutan umum. Masyarakat juga merasakan kurangnya ketersediaan air bersih,

saluran drainase yang belum baik dan hampir tidak ada ruang terbuka hijau aktif. Secara rinci hasil survei dapat dilihat pada Tabel 48.

Tabel 48 Pendapat dan harapan masyarakat terhadap infrastruktur di Kota Bandarlampung

Kriteria Pendapat Harapan

Lingkungan 1. Kerusakan kawasan lindung terutama kaena eksploitasi lereng, gunung dan bukit yang semakin parah seperti untuk permukiman, hotal dan restoran. Akiatnya ada permukiman yang tertimpa longsor.

2. Pencemaran udara karena kemacetan yang meningkat dari tahun ke tahun dan kawasan industri dalam kota

3. Kualitas air di kota kurang baik, di kawasan pesisir sudah tercemar air laut (intusi air laut) 4. Ketersediaan sumber air baku kurang 5. Kawasan kumuh di perkotaan terus

bertambah. Kawasan kumuh tidak layak huni dan tidak teratur.

1. Perbaikan kawasan lindung dan penanaman pohon

2. Pembenahan peraturan terutama berkaitan dengan gunung, bukit dan lereng 3. Penambahan kawasan hijau kota 4. Pelihara lansekap kota yang indah (tidak

ditutupi papan reklame atau bangunan) 5. Perbaikan infrastruktur di kawasan pesisir

terutama di kawasan kumuh

6. Ada program pengembangan kampung hijau kota

7. Menambah panjang jalan dan mngurangi jumlah kendaraan pribadi

Sosial 1. Ketersediaan infrastuktur belum merata, terutama di kawasan pinggiran kota 2. Tingkat pedidikan dan kesehatan masyarakat

kota masih rendah

3. Kota cenderung rawan kriminalitas, terutama malam hari

4. Partisipasi masyarakat dalam pembangunan infastruktur masih kurang

5. Tingkat kesadaran masyarakat dalam pemeliharaan infrastruktur kurang 6. Banyak penduduk miskin kota yang menjadi

pengemis dan pengamen

7. Jumlah sumur bor dan sumur dangkal yang dibangun masyarakat meningkat

8. Akses infrastruktur untuk orang cacat, perempuan dan anak-anak masih rendah 9. Masyarakat kota belum peduli dengan

kebersihan lingkungan, memelihara taman kota, hemat penggunaan air dan energi

1. Pemerataan pelayanan infrastruktur 2. Peningkatan ketertiban dan keamanan kota 3. Pelibatan masyarakat dalam pembangunan

infrastruktur kota

4. Penertiban pengemis dan pengamen 5. Peningkatan pelayanan pendidikan, kesehatan

bagi masyarakat miskin

6. Penyediaan lapangan kerja untuk peningkatan pendapatan masyarakat

7. Sosialisasi kepada masyarakat terhadap pengolahan limbah rumah tangga dan pembangunan sumur air bersih/sumur bor 8. Perlu lembaga khusus yang mengurus sampah

kota, berbasis masyarakat

9. Infrastruktur untuk orang cacat tersedia 10.Ada gerakan kepedulian dan menyiapkan

warga kota untuk hidup ramah lingkungan, seperti: menjaga kebersihan, peduli lingkungan, hemat air dan energi. Ekonomi 1. Pertumbuhan ekonomi lokal belum

didukukung pemerintah. Belum ada ruang utk ekonomi lokal seperti UMKM (modal, pembinaaan, lokasi). PKL selalu dikejar tibum (Pol PP)

2. Investasi terbuka hanya untuk pengusaha besar

3. Biaya hidup sehari-hari mahal

4. Upah Minimum Kota (UMK) masih rendah belum memenuhi KHL (Kebutuhan hidup layak

5. Harga lahan dalam kota dan pinggiran mahal 6. Biaya transportasi dalam kota mahal

7. Peningkatan PDRB dan APBD tidak berpengaruh langsung pada masyarakat

7 Ekonomi lokal memperoleh ruang utk 8 berkembang, misal: ada ruang khsusus untuk

PKL, memberi ruang untuk industri kreatif kota terutama bagi kalangan pengusaha pemula atau muda

9 Infrastruktur murah dan terjangkau, terutama untuk air bersih, angkutan umum, dan ruang bermain anak (taman kota)

10Harga lahan yang terjangkau, ada perumahan susun untuk kawasan kumuh

11Peningkatan UMK di atas KHL 12Peningkatan penggunaan APBD yang pro

rakyat

Teknologi 1. Jalan kota macet pada jam sibuk 2. Pengembangan transportasi kota masih

berorientasi kendaraan pribadi

3. Pembangunan jalan di kawasan pinggiran tidak diperhatikan

4. Penyediaan angkutan umum belum prioritas 5. Fasilitas pejalan kaki belum memadai, desain

trotoar licin, menyilaukan dan tidak rata (naik turun terlalu terjal)

6. Penyediaan air bersih belum memadai dan merata

1. Jalan dalam /pusat kota lancar dan tidak bongkar pasang dalam waktu yang lama, sehingga tidak nayaman

2. Pembatasan kepemilikan kendaraan bermotor 3. Angkutan umum tersedia ke seluruh kota 4. Fasilitas pejalan kaki memadai (aman, sejuk,

nyaman). Penambahan trotoar di kawasan pendidikan, perdagangan dan perumahan 5. Ada jalur khusus untuk sepeda dan angkutan

umum

6. Sampah dikelola dengan baik, mulai dari sumbernya, ada sosialisasi dan pelatihan

Tabel 48 (lanjutan)

Kriteria Pendapat Harapan

7.Saluran drainase kota belum baik, mudah meluap karena desain yang tidak tepat dan penuh dengan sampah

8.Air limbah kota belum dikelola dengan baik, masih terbatas jumlah IPAL komunal 9.Ruang terbuka atau taman sangat terbatas,

taman aktif hampir tidak ada

kepada masyarakat cara mengelola sampah di rumah tangga

7. Ada saluran air limbah komunal/kota 8. Ada ruang terbuka hijau aktif yang dapat

dimanfaatkan penduduk kota

9. Penyediaan air bersih yang merata ke seluruh kota, pembatasan pembuatan sumur bor Tata Kelola

Pemerintahan

1. Peraturan daerah terkait infrastruktur berkelanjutan belum ada

2. Perencanaan infrastruktur secara terpadu belum ada

3. Belum ada kelembagaan terpadu pembangunan infrastruktur

4. Kepemimpinan masih belum visioner, masih belum kreatif, inovatif dan masih KKN 5. Sanksi pelanggaran tata ruang belum tegas

atau maksimal

6. Ada wadah pengaduan masyarakat tapi belum tersosialisasi dengan baik, sehingga sulit diakses

7. Anggaran infrastruktur belum transparan 8. Pelayanan dan kapasitas sdm birokrasi

belum baik

9. Partisipasi masyarakat kurang

10. Kondisi sosial politik berpengaruh negatif pada pembangunan infrastruktur 11. Banyak pelanggaran terhadap hukum dan

peraturan yang berlaku

1. Perlu penegakan hukum bagi pelanggaran tata ruang

2. Ada sosialisasi peraturan ke masyarakat tentang infrastruktur

3. Pengaduan masyarakat mudah diakses sampai tingkat kelurahan

4. Ada forum atau institusi yang mewadahi antar sektor

5. Perlu kepemimpinan yang lebih visioner, amanah, dan bebas KKN

6. Kondisi sosial politik yang stabil 7. Ada informasi yang mudah diakses

masyarakat tentang peraturan yang ada di pemerintah kota

8. Ada institusi khusus yang mengelola infrastruktur kota

9. Ada kesepakatan bersama antara masyarakat dan pemerintah berkaitan dengan peraturan dan perencanaan infrastruktur (semacam konsensus)

10. Penegakan hukum yang tegas, merata dan berkeadilan

6.3.2 Penerapan kriteria dan indikator pembangunan infrastruktur