• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pendapat Keempat: Salaf adalah Tiga Generasi

Rasulullah saw

DAN DOKTRIN-DOKTRINNYA

A. Sejarah Salafi dan Manhaj Salaf

4) Pendapat Keempat: Salaf adalah Tiga Generasi

Menurut pendapat ini makna salaf adalah generasi yang hidup pada masa 300 tahun pertama, yakni meliputi generasi sahabat, tabi'in, dan tabi'ut tabi'in. Mereka

13

Ibn As\ir, Al-Mubarak bin Muhamad bin Muhamad, Al-Niha>yah fi> Ghari>b Hadi>s\ wa

al-As\ar, Juz II (Kairo: Dar Ihya al-Kutub al-‘Arabiyyah, 1963), h.390. Dan Lisa>n al-Arab, Juz IX, h.

158.

14

Ahmad bin Ali Al-Qalqasyandi, Syubh al-A'sya fi Shina'ah al-Insya, Juz VI (Damaskus: Wuzarah at-Tsaqafah, 1981), h. 41.

hidup sejak zaman Nabi Muhammad saw. sampai abad ke-3 H. Di antara ulama yang berpendapat demikian adalah:

a) Ibnu Hajar al-Asqalani (w. 852 H/1448 M) berkata:

َُﳍ َﺪِﻬَﺷ َﻦْﻳِﺬﱠﻟا ِلﱠوَﻷا ِﺔَﺛَﻼﱠﺜﻟا ِنْوُﺮُﻘْﻟا ُﻞْﻫَأ ْﻢُﻫَو ِﻒَﻠﱠﺴﻟا ﻰَﻠَﻋ ﱠﻻِإ ُلﺎَﻘُـﻳ َﻻ ُلﱠوَﻷا ُرْﺪﱠﺼﻟا ِنْوُﺮُﻘْﻟا ُﺮْـﻴَﺧ ْﻢُﻬﱠـﻧَﺄِﺑ ﱡِﱯﱠﻨﻟا ُﻢ

15

Artinya:

Al-S}adru al-awwalu hanya digunakan bagi al-Salaf, yaitu mereka yang hidup

pada tiga kurun (abad) pertama yang langsung diakui oleh Nabi bahwa mereka adalah kurun terbaik.

b) Imam al-Zabidi (w. 1195 H/1780 M) mengatakan:

ِﰲ َنْﻮُﻣﱢﺪَﻘَـﺘُﻤْﻟا ُءﺎَﻤَﻠُﻌْﻟا ُﻢُﻫ ﻒَﻠﱠﺴﻟا ْﻮُﻤِﺋﺎَﻘْﻟاَو ْﻢُﻬْـﻨَﻋ َنْوُﺮﱢﺧَﺄَﺘُﻤْﻟا ُﻒَﻠَْﳋاَو ْﻢِﻬِﻋﺎَﺒْـﺗَأَو َْﲔِﻌِﺑﺎﱠﺘﻟاَو ِﺔَﺑﺎَﺤﱠﺼﻟا َﻦِﻣ ِلﱠوَﻷا ِرْﺪﱠﺼﻟا ِﺮَﻈﱠﻨﻟا ِﰲ ْﻢُﻬَﻣﺎَﻘَﻣ َن ٍﺮْﺼَﻋ ﱢﻞُﻛ ِﰲ ِدﺎَﻬِﺘْﺟِﻻاَو 16 Artinya:

Al-Salaf adalah para ulama yang terdahulu pada masa awal, yaitu para sahabat, tabi'in, dan tabi'ut tabi'in. Sedang khalaf adalah para ulama yang terakhir (datang terkemudian) dari mereka dan menempati tempat mereka dalam penelitian dan ijtihad di setiap masa.

Pendapat di atas didasarkan pada sabda Nabi saw:

َﺧ ْﻢُﻬَـﻧﻮُﻠَـﻳ َﻦﻳِﺬﱠﻟا ﱠُﰒ ْﻢُﻬَـﻧﻮُﻠَـﻳ َﻦﻳِﺬﱠﻟا ﱠُﰒ ِﱐْﺮَـﻗ ِنْوُﺮُﻘْﻟا ُﺮْـﻴ ) ﺮﺧأ (ىرﺎﺨﺒﻟا ﻪﺟ Artinya:

Sebaik-baiknya abad adalah abadku ini (yaitu masa para sahabat), kemudian abad berikutnya (masa tabi'in), kemudian kemudian abad berikutnya (masa tabi'ut t abi'in). (H.R. Al-Bukhari).

Jika abad-abad tersebut dihitung, maka yang pertama adalah masa sahabat Nabi saw. Yang kedua masa tabi'in, dan yang ketiga masa tabi'ut tabi'in.

15

Abd al-Qadir Badran Al-Dimasyqi, Al-Madkhal Ila Maz\hab al-Ima>m Ahmad, Vol. I (Beirut: Muassasah ar-Risalah, 1401 H), h. 422.

16

Pendapat-pendapat di atas, menunjukkan bahwa meskipun berbeda penggu-naan, namun mereka semua sepakat bahwa istilah salaf secara zamani tidak diguna-kan untuk generasi pasca tabi'ut tabi'in (abad ke-4 H. dan selanjutnya). Karena itu, menurut Abdullah bin Abdul Hamid, apabila disebut kata al-Salaf maka semua definisi mereka tiada lain hanya akan berkisar di periode sahabat, atau "sahabat dan tabi'in", atau "sahabat, tabi'in, dan tabi'ut tabi'in" pada kurun waktu yang mulia, yaitu para imam ahli ilmu yang diakui keimaman dan keutamaanya serta disepakati oleh umat Islam. Karena itulah generasi awal ini dinamakan al-Salaf al-S}a>lih.17

Sedangkan Abdul Qadir bin Badran al-Dimasyqi menyatakan bahwa istilah al-Salaf pada awalnya ditujukan bagi para sahabat, tabi'in, tabi'ut tabi'in, dan imam agama yang diakui ketokohannya, sebagai pembeda dari ahli bid'ah seperti Khawarij, Rafidhah, Qadariyah, Murji'ah, Jabariyyah, Mu'tazilah, dan lain-lain. Namun istilah itu kemudian oleh para muhaddis\i>n (ahli hadis) diindentikan dengan Imam Ahmad (w. 241 H/855) dan para ulama yang seakidah dengannya, terlepas dari latar belakang perbedaan maz\hab fikih mereka.18

Dengan demikian dapat diambil kesimpulan sementara bahwa secara zamani istilah al-Salaf bersifat khas atau sektoral dan temporal, yakni hanya dalam kurun waktu terbatas, dan itu semua menunjukkan kepada generasi pertama Islam yaitu para sahabat Rasulullah saw. hingga abad ke-3 H/ke-9 M, atau atau periode al-kutub

al-Sittah. Setelah itu muncul masa al-khalaf, yang berarti masa pengganti atau

kemudian. Masa al-khalaf ini berakhir pada abad ke-4 H/ke-10 M., yaitu masa para imam mujtahidin baik di bidang akidah atau kalam maupun fikih dan tasawuf.

17Abdul Hamid, op. cit., h. 15. 18Al-Zabidi, op. cit., Juz I, h. 422.

Adapun dilihat dari aspek sifatnya (karakteristik) istilah al-Salaf bersifat 'am atau universal, yakni meliputi seluruh generasi umat Rasulullah saw., tidak dibatasi oleh ketiga periode generasi di atas. Dengan perkataan lain, istilah itu berlaku untuk generasi pasca hingga hari kiamat. Yang jadi pertanyaan: Sifat seperti apa yang dimilikinya sehingga menjadikan istilah salaf tersebut digunakan di sepanpang masa. Dalam hal ini meliputi dua dimensi yaitu qudwah dan manhaj. Yang dimaksud dengan qudwah adalah sikap mereka yang layak dijadikan panutan, yaitu pertama: keteguhan mereka dalam berpegang terhadap Sunnah sehingga mereka disebut sebagai pemilik sunnah (Ahl al-Sunnah). Berbeda dengan kelompok-kelompok lain yang berpegang pada pendapat, hawa nafsunya sehingga dinisbahkan kepadanya seperti Qadariyah dan Murji'ah. Atau dinisbatkan kepada para imamnya seperti Jahmiyah, atau dinisbatkan pada pekerjaan-pekerjaannya yang kotor seperti Rafidhah dan Khawarij. Kedua: mereka bersepakat untuk berpegang teguh dengan “al-Haq” dan menjauhkan diri dari perpecahan sehingga mereka disebut Ahl al-Jama'ah. Sedangkan yang dimaksud dengan manhaj di sini adalah jalan hidup mereka seperti yang telah dilalui oleh Rasulullah saw. Dalam hal ini Allah berfirman pada Q.S. Yusuf/12: 108:

ﻲِﻠﻴِﺒَﺳ ِﻩِﺬَﻫ ْﻞُﻗ َﲔِﻛِﺮْﺸُﻤْﻟا ْﻦِﻣ ﺎَﻧَأ ﺎَﻣَو ِﻪﱠﻠﻟا َنﺎَﺤْﺒُﺳَو ِﲏَﻌَـﺒﱠـﺗا ْﻦَﻣَو ﺎَﻧَأ ٍةَﲑِﺼَﺑ ﻰَﻠَﻋ ِﻪﱠﻠﻟا َﱃِإ ﻮُﻋْدَأ

Terjemahnya:

Katakanlah: "Inilah jalan (agama) ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha Suci Allah, dan aku tiada termasuk orangorang yang musyrik". (Q.S. Yusuf/12: 108). Kedua dimensi inilah yang menyebabkan mereka mendapat rekomendasi dari Rasululullah saw. untuk selamat dari jurang neraka. Dilihat dari aspek inilah, istilah

"yyah" (Salafiyah), seperti yang disebutkan oleh Abdullah bin Abdul Hamid: ِمَﻼْﺳِﻹا ﻲﱢﻘَﻠَـﺗ ِﰲ ِﺢِﻟﺎﱠﺼﻟا ِﻒَﻠﱠﺴﻟا ِﺔَﻘْـﻳِﺮَﻃ ﻰَﻠَﻋ ﺎًﻤَﻠَﻋ َﺢَﺒْﺻَأ " ﺔﱠﻴﻔﻠﱠﺴﻟا " ُﻆْﻔَﻟَو ﻰَﻠَﻋ ُﻖَﻠْﻄُﻳ ِﺔﱠﻴِﻔَﻠﱠﺴﻟا َمْﻮُﻬْﻔَﻣ ﱠنِﺈَﻓ اَﺬ َِو ، ِﻪِﻘْﻴِﺒْﻄَﺗَو ِﻪِﻤْﻬَـﻓَو ِﻪّﻠﻟا ِلْﻮُﺳَر ِﺔﱠﻨُﺳ ْﻦِﻣ َﺖَﺒَـﺛ ﺎَﻣَو ، ِﻪّﻠﻟا ِبﺎَﺘِﻜِﺑ َْﲔِﻜﱢﺴَﻤَﺘُﻤْﻟا -ﻢﻠﺳو ﻪﻟآ ﻰﻠﻋو ﻪﻴﻠﻋ ﻪّﻠﻟا ﻰﻠﺻ ِﻒَﻠﱠﺴﻟا ِﻢْﻬَﻔِﺑ ًﻼِﻣﺎَﻛ ﺎًﻜﱡﺴََﲤ 19 Artinya:

Lafal Salafi>yah telah menjadi nama t}ariqah (metode) al-Salaf al-S}alih dalam menerima ajaran Islam, memahami, dan menerapkannya. Atas dasar ini maka Salafiyah dipahami sebagai sebutan bagi orang-orang yang berpegang teguh kepada Al-Quran dan Sunah Rasulullah saw. dengan pemahaman al-Salaf.

b. Pengertian Salafi atau Salafiah

Adapun kata Salafi atau Salafiah, menurut Imam al-Sam'ani (w. 562 H/1166 M):

ُلﺎَﺤِﺘْﻧاو ِﻒَﻠﱠﺴﻟا َﱃِإ ُﺔَﺒْﺴﱢﻨﻟا ِﻩِﺬﻫ .ُءﺎَﻔﻟا ﺎَﻫِﺮِﺧآ ْ ِﰲَو ،ِمﱠﻼﻟاَو ِْﲔﱢﺴﻟا ِﺢْﺘَﻔِﺑ :ﱡﻲِﻔَﻠﱠﺴﻟا َﺖْﻌَِﲰ ﺎَﻣ ﻰَﻠَﻋ ْﻢِﻬِﺒَﻫْﺬَﻣ

20

Artinya:

Al-Salafi—dengan huruf sin dan lam yang berharakat fathah dan huruf akhirnya fa’—ini adalah nisbah kepada al-Salaf dan menempuh Maz\hab mereka menurut apa yang telah engkau dengar (dari mereka).”

Sedangkan kata Imam al-Suyut}i (w. 911 H/1505 M):

ِﻒَﻠﱠﺴﻟا ِﺐَﻫْﺬَﻣ َﱃِإ ٍءﺎَﻓَو ِْﲔَـﺘَﺤْﺘَﻔِﺑ :ﱡﻲِﻔَﻠﱢﺴﻟا

21

Artinya:

Al-Salafi—dengan di-fathah (huruf sin dan lam-nya) dan huruf fa’ di akhir—

adalah (nisbah) kepada Maz\hab al-Salaf.

Penjelasan keduanya diamini (dibenarkan, disetujui) oleh ulama masa kini, misalnya, Bakr Abu Zaid:

ِﺢِﻟﺎﱠﺼﻟا ِﻒَﻠﱠﺴﻟا َﱃِإ ٌﺔَﺒْﺴِﻧ ﺎَﻨُﻫ َﻲِﻬَﻓ :ُﺔﱠﻴِﻔَﻠﱠﺴﻟا ِوَأ َنْﻮﱡـﻴِﻔَﻠﱠﺴﻟا ِوَأ ,ُﻒَﻠﱠﺴﻟا : َﻞْﻴِﻗ اَذِإَو

22

19

Ibid., h. 22.

20

Abdul Karim bin Muhamad al-Sam'ani, Al-Ansa>b, Juz III (Beirut: Dar al-Fikr, 1998), h. 273.

21

Jalaluddin Abdurrahman bin Abu Bakar Al-Suyuthi, Lubb al-Lubab fi> Tahri>r Al-Ansa>b. Juz I (Bairut: Dar al-Fikr, t.t.), h. 45.

22

Bakr Abu Zaid, Hukmu al-Intima> ila> al Fira>qi wal Ahza>b wa al Jama’a>t al-Islamiyyah (Bairut: Dar Al-Fikri), h. 46-47.

Artinya:

Apabila dikatakan al-Salaf atau al-Salafiyun atau al-Salafiyah, maksudnya di sini ialah nisbah kepada al-Salaf al-S}a>lih.

Sedangkan menurut Nas}i>r bin ‘Abd al- Kari>m al-‘Aql:

ِﺔَﺛَﻼﱠﺜﻟا ِنْوُﺮُﻘْﻟا ِﰲ ىَﺪُْﳍا ِﺔﱠﻤِﺋَأَو ،َْﲔِﻌِﺑﺎﱠﺘﻟاَو ِﺔَﺑﺎَﺤﱠﺼﻟا َﻦِﻣ ِﺔﱠﻣُﻷا ِﻩِﺬﻫ ُرْﺪَﺻ ْﻢُﻫ :ُﻒَﻠﱠﺴﻟا َرﺎَﺳَو ِءَﻻُﺆَِ ىَﺪَﺘْـﻗا ِﻦَﻣ ﱢﻞُﻛ ﻰَﻠَﻋ ُﻖَﻠْﻄُﻳَو ،ِﺔَﻠﱠﻀَﻔُﻤْﻟا

ْﻢِﻬْﻴَﻟِإ ٌﺔَﺒْﺴِﻧ ﱞﻲِﻔَﻠَﺳ ،ِرْﻮُﺼُﻌْﻟا ِﺮِﺋﺎَﺳ ِﰲ ْﻢِﻬِﺠْﻬَـﻧ ﻰَﻠَﻋ

23

Artinya:

Al-Salaf, mereka adalah generasi pertama umat ini dari para shahabat, tabi’in dan imam-imam yang berada di atas petunjuk dalam tiga generasi terbaik. Dan kalimat as-Salaf juga digunakan kepada setiap orang yang mengikuti mereka dan berjalan di atas manhaj mereka di setiap masa. Salafi ada nisbat kepada mereka.

Berdasarkan definisi dari para ulama di atas, jelaslah bahwa Salafi atau

Salafiah merupakan nisbat langsung kepada al-Salaf.

Dari berbagai keterangan di atas dapat diambil kesimpulan sementara bahwa: (1) Salafiyah adalah sifat t}ariqah (metode) al-Salaf al-S}alih dalam menerima ajaran

Islam, memahami, dan menerapkannya.

(2) Salafi adalah sifat orang yang menempuh jalan hidup al-Salaf al-S}a>lih, mengikuti metode mereka dalam hal talaqqi (penerimaan ilmu), istidla>l (pengambilan dalil), akidah, dan hukum-hukum, serta meneladani akhlak mereka. Dalam hal ini Bakr Abu Zaid berkata:

َِﲨ : ِﺢِﻟﺎﱠﺼﻟا ِﻒَﻠﱠﺴﻟا َﱃِإ ٌﺔَﺒْﺴِﻧ ﺎَﻨُﻫ َﻲِﻬَﻓ :ُﺔﱠﻴِﻔَﻠﱠﺴﻟا ِوَأ َنْﻮﱡـﻴِﻔَﻠﱠﺴﻟا ِوَأ ,ُﻒَﻠﱠﺴﻟا : َﻞْﻴِﻗ اَذِإَو ْﻢُﻬَﻌِﺒَﺗ ْﻦَﻤِﻓ ْﻢُﻬْـﻨَﻋ ُﷲا َﻲِﺿَر ِﺔَﺑﺎَﺤﱠﺼﻟا ُﻊْﻴ َر ِﺔَﺑﺎَﺤﱠﺼﻟا َﺪْﻌَـﺑ ُءاَﻮْﻫَﻷا ُﻢِِ ْﺖَﻟﺎَﻣ ْﻦَﻣ َنْوُد ٍنﺎَﺴْﺣِﺈِﺑ ٍﻢْﺳَر ْوَأ ٍﻢْﺳﺎِﺑ ِﺢِﻟﺎﱠﺼﻟا ِﻒَﻠﱠﺴﻟا ِﻦَﻋ اْﻮﱡﻘَﺸْﻧا َﻦْﻳِﺬﱠﻟا ِفْﻮُﻠُْﳋا َﻦِﻣ ﻢُﻬْـﻨَﻋ ُﷲا َﻲِﺿ … ِقَﻼْﻃِﻹا َﺪْﻨِﻋ َﻆْﻔﱠﻠﻟا اَﺬﻫ ﱠنَأ ٍﻞْﻴِﻟَﺪِﺑ ,َﺢِﻟﺎﱠﺼﻟا َﻒَﻠﱠﺴﻟا : ِﲏْﻌَـﻳ ﺎَﻨُﻫ ِﻒَﻠﱠﺴﻟا َﺔَﻈْﻔَﻟ ﱠنِﺈَﻓ ِﻪْﻴَﻠَﻋَو ِﰲ ٍﻚِﻟﺎَﺳ ﱠﻞُﻛ ِﲏْﻌَـﻳ َﻲِﺿَر ِﺔَﺑﺎَﺤﱠﺼﻟﺎِﺑ ِءاَﺪِﺘْﻗِﻹا ﺎَﻧِﺮْﺼَﻋ ِﰲ َنﺎَﻛ ْﻮَﻟَو ﱠﱴَﺣ ﻢُﻬْـﻨَﻋ ُﷲا … ِبﺎَﺘِﻜْﻟا ﻰَﻀَﺘْﻘُﻣ ْﻦَﻋ ٌﺔَﺟِرﺎَﺧ ٌمْﻮُﺳُر ﺎََﳍ َﺲْﻴَﻟ ٌﺔَﺒْﺴِﻧ َﻲِﻬَﻓ ِﻢْﻠِﻌْﻟا ِﻞْﻫَأ ُﺔَﻤِﻠَﻛ اَﺬﻫ ﻰَﻠَﻋَو اَﺬَﻜﻫَو 23

Nas}i>r bin Abd al-Kari>m Al-'Aql, Mujma al-Us}u>l Ahl al-Sunnah wa al-Jama'ah fi> al-'Aqi>dah (Maktabah Saaid al-Fawaid, t.t), h. 5.

َْﳊ ْﻞِﺼَﻔْـﻨَـﺗ َْﱂ ٌﺔَﺒْﺴِﻧ َﻲِﻫَو ِﺔﱠﻨﱡﺴﻟاَو َﻼَﻓ ,ٍﻢْﺳَر ْوَأ ٍﻢْﺳﺎِﺑ ْﻢُﻬَﻔَﻟﺎَﺧ ْﻦَﻣ ﺎﱠﻣَأ ,ْﻢِﻬْﻴَﻟِإَو ْﻢُﻬْـﻨِﻣ َﻲِﻫ ْﻞَﺑ , ِلﱠوَﻷا ِرْﺪﱠﺼﻟا ِﻦَﻋ ًةَﺪِﺣاَو ًﺔَﻈ َشﺎَﻋ ْنِﺈَﻓ , َو ِﺔَﻌ ِﺟْﺮُﻤْﻟاَو ِﺔﱠﻳِرَﺪَﻘْﻟا َﻦِﻣ ﻢُﻬْـﻨَﻋ ُﷲا َﻲِﺿَر ُﺔَﺑﺎَﺤﱠﺼﻟا ُأَﺮْـﺒَـﺗ اَﺬِﳍَو ْﻢُﻫَﺮَﺻﺎَﻋَو ْﻢُﻬَـﻨْـﻴَـﺑ ْﻢِﻫِﻮَْﳓ 24 Artinya:

Apabila dikatakan al-salaf atau al-Salafiyyun atau al-Salafiyah, maksudnya di sini ia nisbat kepada al-Salaf al-S}alih, yaitu seluruh sahabat dan siapa saja yang mengikuti mereka dengan baik, tidak termasuk mereka yang condong kepada hawa nafsu pasca sahabat berupa orang-orang belakangan yang tercerai berai dari al-Salaf al-S}alih dengan nama atau tanda tertentu… dengan demikian maka sesungguhnya lafaz} salaf di sini bermakna al-Salaf al-S}alih, dengan argumentasi (dalil) bahwa lafaz} ini secara mutlak bermaksud siapa saja yang meniti di dalam keteladanan terhadap para sahabat walaupun orang tersebut ada di zaman ini… demikianlah. Oleh karena itu, perkataan ahli ilmu (menyatakan bahwa Salafiyah) merupakan nisbat yang tidak ada padanya tendensi yang keluar dari ketentuan al-Kitab dan sunah, ia adalah nisbat yang tidak terpisah sedikitpun dari generasi awal, bahkan ia adalah dari mereka dan untuk mereka. Adapun mereka yang menyalahi kaum salaf baik dengan nama ataupun ciri-ciri, maka bukanlah (Salafiyah) walaupun mereka hidup di tengah-tengah kaum salaf dan sezaman dengan mereka. Oleh karena itulah para sahabat berlepas diri dari Qodariyah, Murji’ah dan semisal mereka.

Atas dasar itu dapat dikatakan bahwa sebenarnya paham Salafiyah adalah gerakan dakwah yang selalu memperbaharui dirinya secara terus menerus. Ini berarti dakwah Salafiyah adalah dakwah yang akan senantiasa sesuai dengan zaman. Sebab

qudwah dan manhaj ini sebenarnya selalu mengikat seorang mukmin dengan

sumber-sumber aslinya yang jernih dan bening. Mereka tidak dibatasi oleh tembok-tembok pemisah zaman dan generasi. Qudwah dan manhaj ini mampu mengembalikan umat kepada al-Qur’an dan Sunnah sebagai sumber utama ajaran Islam dengan tidak menafikan tafsir-tafsir atau syarah-syarah sebagai bahan konfirmasi tataran aplikasi dan implementasinya.

24

Sampai di sini, gerakan dakwah Salafi bukan sesuatu yang asing dan baru dalam kancah dakwah Islam, karena sifat-sifat gerakannya mengacu kepada normatif ajaran Islam yang dipahami juga oleh mayoritas umat Islam dari kalangan Sunni atau Ahl al-Sunnah wa al-Jama’ah.

Jadi dapat dipahami bahwa Salafi berarti orang yang menisbatkan pengakuan kepada orang-orang terdahulu dari kalangan sahabat, tabi’in dan tabi al-tabi’in, sedangkan Salafiyah berarti ajaran atau doktrin yang dibangun di atas keyakinan kaum salaf.