• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengertian Manhaj dan Maz\hab Salafi

Rasulullah saw

DAN DOKTRIN-DOKTRINNYA

A. Sejarah Salafi dan Manhaj Salaf

3. Pengertian Manhaj dan Maz\hab Salafi

Secara bahasa kata manhaj ( ُﺞَﻬْـﻨَﻤْﻟأ ) berasal dari kata al-nahj ( ُﺞْﻬَـﻨْﻟأ ) artinya nyata dan terang. Manhaj berarti jalan yang nyata dan terang. 27 Bisa juga berarti jalan yang ditempuh seseorang. Allah Ta'ala berfirman:

ﺎًﺟﺎَﻬْـﻨِﻣَو ًﺔَﻋْﺮِﺷ ْﻢُﻜْﻨِﻣ ﺎَﻨْﻠَﻌَﺟ ﱟﻞُﻜِﻟ Terjemahnya:

Untuk tiap-tiap umat di antara kamu, Kami berikan syariat dan manhaj (Q.S. al-Ma>idah/5: 48)28

Sesungguhnya Allah swt. menjadikan bagi tiap-tiap umat syariat dan manhaj, Ahli Taurat memiliki syariat sendiri, Ahli Injil memiliki syariat sendiri demikian pula dengan Ahli al-Qur’an. Mereka memiliki syariat-syariat yang berbeda di dalam

27

Muhammad bin Makram Ibn Manzhur, Lisan al-'Arab, Vol. II (Beirut: Dar al-Shadir, t.t.), h. 383.

28

masalah hukum, namun bersepakat di dalam masalah tauhid (mengesakan) Allah

Azza wa Jalla. Sebagaimana sabda Nabi saw.:

ِﻦْﺑا ﻰَﺴﻴِﻌِﺑ ِسﺎﱠﻨﻟا َﱃْوَأ ﺎَﻧَأ ٌﺪ ِﺣاَو ْﻢُﻬُـﻨﻳِدَو ﱠﱴَﺷ ْﻢُﻬُـﺗﺎَﻬﱠﻣُأ ٍت ﱠﻼَﻌِﻟ ٌةَﻮْﺧِإ ُءﺎَﻴِﺒْﻧَْﻷاَو ِةَﺮِﺧ ْﻵاَو ﺎَﻴْـﻧﱡﺪﻟا ِﰲ ََﱘْﺮَﻣ

29

Artinya:

Aku adalah manusia yang lebih utama kepada Isa bin Maryam di dunia dan akhirat, para Nabi seluruhnya bersaudara sebapak, namun ibu-ibu mereka berbeda-beda, agama mereka adalah satu." (H.R. Al-Bukhari)

Artinya mereka semua bersepakat di dalam pokok tauhid kepada Allah Azza

wa Jalla, adapun masalah furu (cabang-cabang) syariat, di dalamnya terdapat

perbedaan dan syariat-syariat mereka beraneka ragam. Allah Ta'ala berfirman kepada Nabi-Nya (Q.S. al-Anbiya>’/21: 25.

ِﱐوُﺪُﺒْﻋﺎَﻓ ﺎَﻧَأ ﱠﻻِإ َﻪَﻟِإ َﻻ ُﻪﱠﻧَأ ِﻪْﻴَﻟِإ ﻲ ِﺣﻮُﻧ ﱠﻻِإ ٍلﻮُﺳَر ْﻦِﻣ َﻚِﻠْﺒَـﻗ ْﻦِﻣ ﺎَﻨْﻠَﺳْرَأ ﺎَﻣَو Terjemahnya:

Dan tidaklah kami utus para nabi sebelummu, melainkan kami wahyukan kepadanya bahwasanya tiada sesembahan yang berhak untuk disembah kecuali Aku maka sembahlah Aku. (Q.S. al-Anbiya>’/21: 25).30

dan firman-Nya (Q.S. al-Nahl/16: 36).

َﻪﱠﻠﻟا اوُﺪُﺒْﻋُا ْنَأ ًﻻﻮُﺳَر ٍﺔﱠﻣُأ ﱢﻞُﻛ ِﰲ ﺎَﻨْـﺜَﻌَـﺑ ْﺪَﻘَﻟَو َتﻮُﻏﺎﱠﻄﻟا اﻮُﺒِﻨَﺘْﺟاَو

Terjemahnya:

Dan sungguh telah kami utus seorang rasul pada setiap umat untuk menyeru agar menyembah Allah semata dan menjauhi thaghut. (QS. al-Nahl/16: 36).31

Ayat-ayat di atas menunjukkan bahwa secara konseptual, dalam masalah tauhid memiliki kesamaan sedangkan syariatnya berbeda-beda, baik berkaitan dengan perintah maupun larangan.

Arti manhaj secara bahasa juga tercermin pada ucapan al-Abbas:

29

al-Bukhari, op. cit. Vol III, h. 1270.

30

al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 502

31

ِﷲاَو ﺎَﻣ َتﺎَﻣ ُلْﻮُﺳَر ِﷲا ﱠﱴَﺣ َكَﺮَـﺗ َﻞْﻴِﺒﱠﺴﻟا ﺎًﺠْﻬَـﻧ ﺎًﺤِﺿاَو 32 Artinya:

Demi Allah, Rasulullah tidak meninggal dunia, hingga meninggalkan jalan yang jelas.

Sedangkan secara istilah, manhaj yang populer di kalangan ahli ilmu berarti ﺎَﻬْـﻴَﻠَﻋ ُﻊِﻤَﺘَْﳚ ِْﱵﱠﻟا ِﺪِﻋاَﻮَﻘْﻟاَو ِلْﻮُﺻُﻷا ُﺔَﻋْﻮُﻤَْﳎ ْوَأ ُﻖْﻳِﺮﱠﻄﻟا ِﻒِﻗاَﻮَﻤْﻟا ِذﺎَﱢﲣاَو ِمﺎَﻜْﺣَﻷا ِﻊْﺿَوَو ِةَﺮْـﻴ ِﺴَﻤْﻟاَو ِءاَرﻵا ِﻂْﺒَﻀِﻟ

33

Artinya:

Metode atau kumpulan prinsip dan kaidah yang dihimpun untuk dhabth (mengoreksi, menertibkan) berbagai pandangan dan pendapat, penetapan hukum-hukum, dan pengambilan berbagai keterangan .

Dalam definisi lain, manhaj adalah jalan yang akan mengantarkan kepada pengenalan hakikat ilmu melalui kaidah-kaidah umum yang dapat menjaga jalannya akal dan memberi batasan-batasan yang praktis, sehingga dengan itu akan sampai kepada hasil yang dapat diketahui dengan jelas. 34 Dengan perkataan lain manhaj adalah sistem pemahaman dan pengenalan ilmu.

Sedangkan maz\hab menurut bahasa Arab adalah isim makan (keterangan tempat) dari akar kata z\ahab (pergi). Jadi, mazhab itu secara bahasa artinya “tempat pergi”, yaitu jalan (al-t}arî>q).35

Adapun menurut istilah umum, maz\hab adalah kumpulan pendapat yang bersumber dari pemikiran atau ijtihad seseorang dalam memahami sesuatu, baik filsafat, hukum, teologi, politik, dan lain sebagainya, berdasarkan berbagai kaidah

32

al-Darimi, op. cit. Vol. I, h. 52.

33

Mani' bin Muhamad Al-Juhani, Al-Maus}u'ah al-Muyassarah fi> al-Adya>n wa al-Maz\ahib wa

al-Ahza>b al-Mu'ashirah, Vol II (Riyadh: Da>r al-Nadwah, 1418 H), h. 1164.

34Lihat Manhajul Istidlal, Vol. I, h. 20. 35

Wahbah Zuhaili, Al-Fiqh al-Islami wa Adillatuh. Vol. I (Beirut: Dar al-Kutub al-‘Ilmiyah, 1985), h. 28.

(qawâ>’id) dan landasan (ushû>l) yang mendasari pendapat tersebut, yang saling terkait satu sama lain sehingga menjadi satu kesatuan yang utuh.36

Pengertian di atas menunjukkan bahwa istilah maz\hab mencakup dua hal: a. Sekumpulan pendapat yang bersumber dari pemikiran atau ijtihad seseorang,

yang kami sebut dengan Maz\hab al-Ra’yi;

b. Kerangka metodologis yang digunakan oleh mujtahid itu dalam berijtihad, yang kami sebut dengan Maz\hab Manhaji.

Berdasarkan cakupan istilah di atas, maka jika kita mengatakan maz\hab Salafi berarti pendapat dan kerangka metodologis menurut pengikut Salaf al-S{alih.

Selanjutnya, pemikiran itu diikuti oleh kelompok atau pengikut dan dikembangkan menjadi suatu aliran pemahaman, sekte, atau ajaran, sehingga pengertian maz\hab berkembang menjadi ajaran komunitas (kelompok) atau aliran pemahaman umat Islam yang mengacu kepada hasil ijtihad imam tertentu. Dari sini kemudian muncul sebutan, misalnya maz\hab Salafi dan Salafiyah. Perkembangan makna ini dapat dilihat dari sejarah dan latar belakang lahirnya maz\hab itu sendiri.

Pada dasarnya, maz\hab-maz\hab Islam itu timbul antara lain karena perbedaan dalam memahami ajaran yang terdapat dalam al-Qur’an dan sunnah yang tidak bersifat absolut. Misalnya perbedaan pendapat mengenai maksud ayat-ayat yang z\anni al-dalalah (ayat-ayat yang pengertiannya masih dapat ditafsirkan) adalah salah satu sebab timbulnya aliran-aliran pemahaman dalam Islam. Karena hanya berbeda dalam penafsiran tentang ayat-ayat yang tidak jelas artinya dan bukan mengenai ajaran dasar Islam, maka perbedaan Maz\hab itu dapat diterima sebagai sesuatu yang benar dan tidak keluar dari Islam, meskipun kadang-kadang perbedaan

36

antara Maz\hab satu dengan lainnya cukup besar bahkan bertentangan. Jadi, pada hakikatnya Maz\hab adalah suatu aliran pemahaman tertentu terhadap al-Qur’an dan sunnah. Sifatnya tidak mengikat dan meliputi berbagai macam bidang: tauhid (kalam/teologi), ibadah, mu'amalah, dan sebagainya.

Dalam bidang kalam (teologi) terdapat lima maz\hab besar, yakni Khawarij, Murjiah, Muktazilah, Asy'ariyah, dan Maturidiyah. Dalam perkembangan berikutnya terdapat pula maz\hab lainnya yang menyempal atau pecahan dari maz\hab-maz\hab besar itu. Dalam fikih atau hukum, teradapat empat maz\hab-maz\hab besar, yakni Hanafi, Maliki, Syafi'i, dan Hanbali. Dalam perkembangan berikutnya terdapat pula maz\hab-maz\hab lainnya yang dalam perkembangan selanjutnya tidak sebesar keempat maz\hab terdahulu.

Maz\hab-maz\hab dalam politik, filsafat, dan tasawuf pada dasarnya dipelopori oleh ulama-ulama maz\hab hukum dan kalam. Dalam politik terdapat maz\hab Khawarij, Syi'ah, dan Suni. Dalam filsafat terdapat maz\hab tradisional dan liberal. Dalam tasawuf terdapat maz\hab Syi'ah dan Suni. Sedangkan dalam tajdid (pembaruan) terdapat aliran konservatif dan progresif.

Dari pengertian manhaj dan maz\hab di atas, dapat diambil suatu kesimpulan bahwa istilah maz\hab mencakup cara (pendapat) dan manhaj (metodologi). Namun terkadang istilah itu digunakan sebagai padanan kata manhaj atau cara saja.

Maz\hab atau manhaj Salafi memiliki keunikan tersendiri dibandingkan dengan maz\hab atau manhaj yang telah ada sebelumnya. Di antara keunikaannya adalah dia tidak dinisbatkan kepada tokoh tertentu, paham seseorang, tempat, guru atau karakteristik tertentu. Tapi penamaannya dinisbatkan kepada sebuah fase tertentu dengan merujuk hadis Nabi saw. Dia bukan aliran filsafat, bukan aliran

tasawwuf dan bukan aliran kalam yang pernah ada dalam sejarah peradaban Islam, seluruh aliran pemikiran keagamaan yang pernah ada dan masih ada masa dilampaui seluruhnya dan nisbat langsung kepada Rasulullah saw. Jadi manhaj atau maz\hab Salafi adalah manhaj dan maz\habnya Rasulullah saw. Para penggerak paham Salafi menafikan eksistensi para ulama maz\hab yang telah sukses mengelaborasi ayat-ayat al-Quran dan hadis Nabi saw menjadi ketentuan-ketentuan hukum dengan metodologi yang dapat dipertanggungjawabkan. Salafi melipat sejarah Islam dan Islam yang telah menyejarah, bagi Salafi yang utama ialah berpedoman kepada warisan Rasulullah yaitu al-Quran dan Sunnah.

4. Nama-Nama yang Digunakan Salafi a) Al-Salaf al-S}a>lih, Salafiah dan Salafi

Nama pertama dari gerakan pemurnian Islam ini adalah al-Salaf al-S}a>lih,

Salafiyah, dan Salafi. Penamaan al-Salaf al-S}a>lih sebenarnya telah dipergunakan

sejak masa sahabat hingga kemunduran teologi Mu'tazilah (abad ke-3 H/ke-9 M). Nama ini digunakan secara bergantian sesuai keinginan penganut Salafi itu sendiri, Hal itu tercermin pada ucapan para ulama yang hidup pada masa-masa itu, antara lain