• Tidak ada hasil yang ditemukan

a. Lahir di : Makian Maluku Utara Tanggal : 05-02-1960.

Alamat : Kelurahan Babang, RT.02/001, Bacan Timur, Halmahera utara.

Pendidikan

Umum : 1) SD, tahun 1973, di Bacan; 2) SMP, tahun 1976, di Bacan; 3). SMA, tahun 1980, di Gresik. Pengalaman bekerja :

1) Security, PT. Pertamina, tahun 1985 s/d 1991;

2) Administrasi Umum, PT. Pertamina, tahun 1991 s/d 1997; 3) Asisten Admin Penjualan, PT. Pertamina, tahun 1997 s/d 2003 ; 4) Asisten Admin Keuangan , PT. Pertamina, tahun 2003 s/d 2006; 5) Asisten Layanan Jual, PT. Pertamina, tahun 2006 s/d 2010; 6) Asisten Penerimaan dan Penimbunan, PT. Pertamina, 2010 s/d

2013;

7) Supervisor Receiving Storage and Distribution, PT. Pertamina, tahun 2013 s/d sekarang.

b. Tanggal 31 Juli 2013, waktu tengah malam, ketika Saksi mengetahui keadaan cuaca semakin buruk, Saksi memerintahkan kepada pihak kapal untuk menghentikan kegiatan bongkar muatan dan Saksi meminta agar kapal segera dikeluarkan;

c. Saksi mengetahui bahwa pada saat itu Nakhdoa sedang tidak berada diatas kapal dan Saksi mendapat jawaban dari Mualim I yang meminta disediakan kapal tunda untuk membentu mengeluarkan kapal, tetapi Saksi tidak dapat menyanggupi karena pada saat itu di Pertamina Jambula-Ternate tidak tersedia kapal tunda untuk membantu kapal pada waktu sandar atapun lepas dari dermaga; d. Saksi membenarkan bahwa, akibat cuaca buruk kapal berbenturan

dengan dermaga, kapal karam dan bocor diatas air, sedangkan akibat dari bocornya tanki muatan telah terjadi pencemaran.

C. Pendapat Mahkamah Pelayaran.

Atas dasar penelitian dan pemeriksaan secara seksama terhadap berkas yang diterima Mahkamah Pelayaran dalam BAPP, serta keterangan-keterangan yang diberikan Tersangkut dan Para Saksi dihadapan Sidang Pemeriksaan Lanjutan di KSOP Kelas II Ternate, tanggal 20 Maret 2014, sehubungan dengan kecelakaan karamnya MT. Patriot Andalan, pada

tanggal 31 Juli 2013, pukul 01.30 WIT, telah sampai pendapat sebagai berikut :

1. Tentang Kapal, Surat Kapal dan Awak Kapal.

Berdasarkan pemeriksaan atas data-data administratif dan berdasarkan hasil pemeriksaan lanjutan terhadap Tersangkut dan para Saksi, maka keadaan kapal, surat kapal, dan awak kapal dapat disimpulkan sebagai berikut :

a. KAPAL.

MT. Patriot Andalan eks Shafinaz Ria adalah jenis kapal tanker, konstruksi baja, berbendera Indonesia, dengan ukuran GT 3478, kapal dibangun tahun 1989, di Malaysia oleh

Malaysia Shipyard And

Heavy Enginnering

. Kapal berbaling-baling 1 (tunggal), geladak 1 (satu) dan digerakkan oleh mesin penggerak utama 1 (satu) unit mesin diesel merk

mirrless blackstone

, ESL 16 MK2, 4 tak kerja tunggal 3550 HP, 1000 Rpm dan dilengkapi 2 (dua) unit mesin bantu yaitu 1 (satu) buah DAF, DKX 1160 M, 326 HP dan 1 (satu) buah DAF, DKX 1160 MG, 300 HP.

Kapal diklasskan pada BKI dengan nomor register 12090, tanda klas lambung A 100 dan tanda klas mesin SM.

Dock terakhir kapal dilaksanakan Sorong, tanggal 27 Juni 2011 sampai dengan 09 Agustus 2011.

b. SURAT KAPAL.

Kapal dimiliki oleh PT.PANN (Persero) di Jakarta, dilengkapi dengan Surat Ukur Internasional (1969) Nomor 1747/PPm, Surat Laut Nomor PK.674/1075/SL-PM/DK-08, Sertifikat Keselamatan Perlengkapan Kapal Barang, Nomor PK.001/786/PLK-PM/DK-13, serta memiliki sertifikat-sertifikat lainnya yang ditentukan dalam peraturan perundang-undangan dan masih berlaku.

c. AWAK KAPAL.

Surat Keterangan Susunan Perwira dikeluarkan oleh Kepala Seksi Keselamatan Berlayar, Kantor KSOP Kelas I Ambon, Nomor PK.304/17/5/KSOP.ABN-13, tanggal 16 Juli 2013, sebagai berikut : Bagian Dek :

Nakhoda : Rorein Mas Nababan ANT I, tahun 2012; Mualim I : Hasrun Syahdan ANT I, tahun 2008; Mualim II : Rio Felani ANT II, tahun 2011; Mualim III : Sani Masitoh ANT III, tahun 2012.

Bagian Mesin :

KKM : Dedy Achmad Mulyadi ATT I, tahun 2005; Masinis II : Dwi Hartanto ATT II, tahun 2007; Masinis III: Muhammad Okyandi ATT II, tahun 2002; Masinis IV : Dapid Octapianus ATT III, tahun 2010.

Dengan demikian Mahkamah Pelayaran berpendapat bahwa keadaan kapal, surat kapal, dan awak kapal dapat diterima.

2. Tentang Cuaca.

Berdasarkan hasil analisis dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika-Stasiun Meteorologi Maritim Klas I Tanjung Priok dan berdasarkan keterangan para Saksi, maka mengenai keadaan cuaca pada saat terjadinya kecelakaan kapal dilokasi kejadian adalah sebagai berikut :

a. Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Stasiun Meteorologi Maritim Klas I Tanjung Priok dengan suratnya tanggal 15 Maret 2014, keadaan cuaca di Dermaga khusus Pertamina, Jambula, Ternate, tanggal 31 Juli 2013, pukul 01.30 WIT adalah sebagai berikut :

Arah dan Kecepatan Angin : Barat Daya, 7.4 – 14.9 knots Arah dan Kecepatan Arus : Utara, 30.5 – 69.1 Cm/det

Cuaca : Berawan – Hujan ringan

Jarak Penglihatan : 5.0 – 7.0 Mil

Tinggi Gelombang : Barat Daya, 1.0 M – 2.4 M

b. Menurut keterangan para Saksi bahwa keadaan cuaca saat kejadian langit berawan dan hujan, angin dari Selatan dengan kekuatan 40 km/jam, ombak dari Selatan dengan ketinggian antara 3 – 4 meter, dan daya tampak baik.

Berdasarkan ilmu cuaca pada beberapa tempat sering terdapat keadaan cuaca lokal yang keadaannya berbeda dengan prakiraan cuaca yang dihitung secara global dan periodik.

Dengan demikian Mahkamah Pelayaran berpendapat bahwa kondisi cuaca pada saat kejadian yang disampaikan para Saksi dapat diterima.

3. Tentang Muatan dan Stabilitas Kapal.

Berdasarkan data ukuran kapal, daftar manifest, tata letak bangunan kapal, dan tata letak susunan muatan, maka mengenai keadaan muatan dan stabilitas kapal adalah sebagai berikut :

a. Muatan

Ukuran utama sesuai Surat Ukur Internasional (1969)

L x B x H = 95,50 m x 16,80 m x 8,00 m

Tebal plat geladak diperkirakan (t) = 13 mm = 0,013 m

LT Tropis (LT) = 965 mm = 0,965 m Sarat max = 8,00 + 0,013 – 0,965 = 7,048 m Displacement (D) = 95,50 x 16,80 x 7,048 x 0,70 x 1,025 = 8113,354 Ton Berat kapal kosong (Lwt) = 0,30 x D

= 2434,006 Ton Kapasitas angkut (Dwt) = D – Lwt = 5679,348 Ton Muatan kapal - premium (HSD) = 2000 KL = 1500 Ton - solar = 5000 KL = 4100 Ton

Total muatan = 5600 Ton

Dari hasil perhitungan, kapal tidak mengalami kelebihan muatan.

b. Stabilitas kapal

1) Sebelum kejadian, kondisi MT. Patriot Andalan terapung tegak, normal, dan stabil.

2) Setelah terjadi kebocoran panda tanki muatan yang berada dibelakang

teping center

(TC) dan air laut masuk, maka terjadi perubahan stabilitas secara memanjang (

longitudinal stability

), dengan pergeseran titik berat (G) kearah belakang, sehingga buritan kapal terbenam dan karam pada bagian buritannya.

Dengan demikian Mahkamah Pelayaran berpendapat bahwa, keadaan muatan MT. Patriot Andalan sebelum dan sesudah kejadian dapat diterima, sedangkan keadaan stabilitas sebelum kejadian dapat diterima tetapi keadaan stabilitas sesudah kejadian tidak dapat diterima.

4. Tentang Navigasi dan Olah Gerak.

Setelah menganalisa tentang kelengkapan alat bantu navigasi, aturan-aturan bernavigasi, situasi lingkungan tempat kejadian, dan kebiasaan pelaut yang baik (

good seamanship

), maka cara bernavigasi dan cara berolah gerak dinilai sebagai berikut :

Saat kejadian kapal tidak sedang bernavigasi dan sedang tidak berolah gerak.

Dengan demikian Mahkamah Pelayaran berpendapat bahwa kejadian karamnya MT. Patriot Andalan tidak ada hubungannya dengan cara bernavigasi dan cara berolah gerak.

5. Tentang Sebab Terjadinya Kecelakaan.

Setelah menganalisa fakta-fakta dasar, kondisi lingkungan (faktor alam), dokumen, faktor teknis, faktor manusia dan organisasi mengenai kejadian karamnya MT. Patriot Andalan, Majelis Mahkamah Pelayaran berpendapat bahwa :

a. MT. Patriot Andalan sandar di Dermaga Khusus Pertamina Jambula-Ternate, yang tidak tersedia fasilitas kapal tunda dan kondisi dermaga dengan dapra yang kurang memadai;

b. Kapal sandar kiri dan ketika mendapat cuaca buruk dengan hempasan angin dan ombak dari arah melintang lambung kanannya (Selatan), mengakibatkan lambung kiri kapal berbenturan lansung dengan sisi dermaga, dan ketika kapal diperintahkan untuk keluar dari dermaga, pihak kapal tidak menyanggupi karena tanpa dibantu dengan kapal tunda akan membahayakan kapal dengan kemungkinan resiko lebih buruk;

c. Akibat dari benturan-benturan antara lambung kapal dengan tepi dermaga, yang disebabkan oleh cuaca buruk, maka terjadi kebocoran pada lambung kapal dibawah air dan kapal karam dengan posisi terduduk pada bagian buritan, serta terjadi tumpahan minyak ke laut. Dengan demikian Mahkamah Pelayaran berpendapat bahwa, penyebab karamnya MT. Patriot Andalan di Dermaga Khusus Pertamina Jambula-Ternate adalah karena faktor gabungan antara faktor alam dan faktor teknis sarana sandar yang tidak memadai.

6. Tentang Upaya Penyelamatan.

Berdasarkan pemeriksaan data dalam BAPP dan berdasarkan hasil pemeriksaan lanjutan, maka mengenai upaya penyelamatan yang dilakukan adalah sebagai berikut :

a. Ketika kapal mengalami cuaca buruk dan kapal dalam situasi yang mengkhawatirkan terhadap keselamatan kapal dan awak kapalnya, maka Mualim I beserta awak kapal lainnya mengambil keputusan

untuk meninggalkan kapal dalam rangka menyelamatkan diri dengan kondisi kapal mati (

black out

);

b. Seluruh awak kapal selamat dan bertahan dipinggir pantai dengan jarak yang aman dari kapal, sambil mengamati kapal yang mengalami karam secara perlahan.

Dengan demikian Mahkamah Pelayaran berpendapat bahwa upaya penyelamatan yang dilakukan oleh Mualim I dan awak kapal lainnya dapat diterima.

7. Tentang Kesalahan dan Kelalaian.

Berdasarkan hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh Mahkamah Pelayaran dan didukung oleh keterangan dari pihak-pihak terkait lainnya serta BAPP, maka dapat dikemukakan sebagai berikut :

a. Dengan tidak adanya suatu aturan yang mewajibkan seorang Nakhoda harus berada diatas kapal ketika kapal sandar, maka perbuatan Tersangkut Nakhoda MT. Patriot Andalan yang meninggalkan kapal dalam keadaan aman serta atas ijin perusahaan, maka perbuatan tersebut adalah bukan perbuatan melanggar hukum; b. Penyebab karamnya MT. Patriot Andalan adalah merupakan gabungan faktor alam dan faktor teknis sarana sandar dan bukan disebabkan karena kesalahan dan kelalaian Tersangkut Nakhoda.

Dengan demikian Mahkamah Pelayaran berpendapat bahwa, terhadap karamnya MT. Patriot Andalan, Tersangkut Nakhoda dinilai tidak melakukan kesalahan dan kelalaian, karena peristiwa tersebut merupakan peristiwa alam yang berada diluar kemampuan manusia (

force majoure

).

8. Tentang Hal–Hal yang Meringankan dan Memberatkan.

Berdasarkan proses persidangan terhadap Tersangkut dan hal-hal pribadi yang disampaikan Tersangkut, maka dipandang perlu mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut :

a. Hal yang meringankan Tidak ada.

b. Hal yang memberatkan Tidak ada.

D. Putusan.

Atas dasar kenyataan-kenyataan tersebut di atas, berdasarkan Pasal 373 huruf (a) KUHD, Pasal 253 ayat (1) dan ayat (2) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran, dan Pasal 18 huruf (b) Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 1998 tentang Pemeriksaan Kecelakaan Kapal dengan mempertimbangkan hal-hal yang meringankan dan memberatkan, Mahkamah Pelayaran :

M E M U T U S K A N :

I. Menyatakan bahwa karamnya MT. Patriot Andalan, tanggal 31 Juli 2013, pukul 09.00 WIT, di tempat tambat Dermaga Khusus Pertamina Jambula-Ternate disebabkan karena faktor cuaca buruk/alam yang merupakan bagian dari peristiwa

force majoure,

dan faktor teknis sarana sandar.

II. Membebaskan Tersangkut Nakhoda, nama Rorein Mas Nababan, tanggal lahir 18 April 1973, memiliki ANT I, nomor 6200067940N10112, tahun 2006.

III. Putusan ini mulai berlaku sejak Berita Acara Pelaksanaan Putusan Mahkamah Pelayaran dari Direktur Jenderal Perhubungan Laut diterima oleh Tersangkut.

Demikian Putusan Mahkamah Pelayaran yang dibacakan oleh Majelis dalam sidang terbuka di Jakarta, pada hari Kamis, tanggal 10 Juli 2014, dengan dihadiri oleh para Anggota Majelis dan Sekretaris Majelis, serta tanpa dihadiri oleh Tersangkut.

Ketua : ... Capt. A. Utoyo Hadi, S. H., M. Si., M. Mar,

Anggota : ... Capt. Gajah Rooseno

Anggota : ... Rusman Hoesien, ATT I., M. Sc

Anggota : ... Ir. Benny Haryono, M. M.

Anggota : ... Edy Sunaryo, S. H.

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PUTUSAN MAHKAMAH PELAYARAN

TENTANG

KECELAKAAN KAPAL KANDASNYA KM. SARANA UTAMA

DI PERAIRAN ALUR MASUK PELABUHAN BADAS-NUSA TENGGARA BARAT

Pada tanggal 23 Februari 2013, pukul 08.10 WITA, KM. Sarana Utama dengan awak kapal 13 (tiga belas) orang, mengangkut muatan 1850 Ton semen dalam kantong, bertolak dari Pelabuhan Tarjun-Kalimantan Selatan menuju Pelabuhan

Badas-Nusa Tenggara Barat. Tanggal 25 Februari 2013, pukul 00.00 WITA, KM. Sarana Utama tiba di ambang luar Pelabuhan Badas, pukul 00.20 WITA kapal

kandas di Alur masuk Pelabuhan Badas.

Dalam peristiwa kecelakaan tersebut tidak terdapat korban jiwa atau luka, muatan tidak mengalami kerusakan namun lunas bawah bagian depan kapal mengalami deformasi ringan.

Direktur Jenderal Perhubungan Laut dengan Suratnya Nomor KL.205/4/17/DN-13, tanggal 15 Juli 20KL.205/4/17/DN-13, telah melimpahkan berkas kecelakaan kapal tersebut kepada Mahkamah Pelayaran untuk dilakukan Pemeriksaan Lanjutan.

Berdasarkan Pasal 253 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2008, tentang Pelayaran

juncto

Pasal 17 Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 1998, tentang Pemeriksaan Kecelakaan Kapal sebagaimana telah di ubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2004,

juncto

Pasal 373 huruf (a) Kitab Undang-undang Hukum Dagang (KUHD), Mahkamah Pelayaran telah mengadakan Penelitian dan Pemeriksaan Lanjutan Kecelakaan Kapal untuk mengetahui sebab-sebab terjadinya kecelakaan kapal tersebut dan menentukan ada atau tidak adanya kesalahan atau kelalaian dalam Penerapan Standar Profesi Kepelautan serta menjatuhkan Sanksi Administratif kepada Tersangkut yang terbukti bersalah atau lalai.

Berkas-berkas yang diterima oleh Mahkamah Pelayaran, antara lain berupa :

1. Laporan Kecelakaan Kapal, nomor KL.205/01/01/KSOP.BDS-13, tanggal 25 Februari 2013, dibuat oleh Nakhoda;

2. Berita Acara Musibah Kapal Kandas KM. Sarana Utama, oleh Nakhoda, dibuat di Badas, tanggal 25 Februari 2013;

3. Berita Acara Pemeriksaan Pendahuluan, dibuat oleh Petugas Bidang Keselamatan Pelayaran, Penjagaan dan Patroli Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Badas, tanggal 07 Maret 2013, terhadap :

a. Nakhoda, Gafar; b. KKM, Taufiq A. S; c. Mualim I, Juprianto; d. Mualim II, Syamsul Hadi; e. Masinis II, Mohamad Al Fajar; f. Masinis I, Haswadi.

4. Berita Acara Pendapat (

Resume

), dibuat oleh Petugas Bidang Keselamatan Pelayaran, Penjagaan dan Patroli KSOP Badas, tanggal 07 Maret 2013;

5. Surat-Surat Kapal terdiri dari :

a. Surat Ukur Internasional (1969), nomor 1415/Ka, diterbitkan oleh Kepala Seksi (Kasie) Penilikan dan Pengukuran Kapal Kantor Administrator Pelabuhan (Adpel) Tanjung Perak, dikeluarkan di Surabaya, tanggal 26 Juni 2000;

b. Surat Laut, nomor urut 7220, diterbitkan oleh Kepala Direktorat Perkapalan dan Kepelautan, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, diberikan di Jakarta, tanggal 19 September 2000;

c. Sertifikat Garis Muat Internasional (1966), nomor 012586, diterbitkan oleh Direktur Utama Biro Klasifikasi Indonesia, dikeluarkan di Jakarta, tanggal 04 Januari 2012, berlaku sampai dengan tanggal 27 November 2016;

d. Sertifikat Klasifikasi Lambung, nomor 018476, diterbitkan oleh Direktur Utama Biro Klasifikasi Indonesia, dikeluarkan di Jakarta, tanggal 04 Januari 2012, berlaku sampai dengan tanggal 27 November 2016;

e. Sertifikat Klasifikasi Mesin, nomor 012209, diterbitkan oleh Direktur Utama Biro Klasifikasi Indonesia, dikeluarkan di Jakarta, tanggal 04 Januari 2012, berlaku sampai dengan tanggal 27 November 2016;

f. Sertifikat Sementara Manajemen Keselamatan, nomor PK.690/51/SMC/SYB.MKS-12, diterbitkan oleh Kabid Kelaiklautan Kapal, Kantor Kesyahbandaran Utama Makassar, diterbitkan di Makassar, tanggal 08 Oktober 2012, berlaku sampai dengan tanggal 07 Januari 2013;

g. Dokumen Penyesuaian Manajemen Keselamatan, nomor PK.690/2918/DOC/DK-09, diterbitkan oleh Direktorat Perkapalan dan Kepelautan, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, diterbitkan di Jakarta, tanggal 31 Agustus 2009, berlaku sampai dengan tanggal 03 April 2014;

h. Sertifikat Keselamatan Konstruksi Kapal Barang, nomor PK.001/555/22/SYB.Mks-12, diterbitkan oleh Kepala Bidang Status Hukum dan Sertifikasi Kapal, Kantor Syahbandar Makassar, diterbitkan di Makassar, tanggal 22 November 2012, berlaku sampai dengan tanggal 24 Mei 2013; i. Sertifikat Keselamatan Perlengkapan Kapal Barang, nomor

PK.001/556/22/SYB.Mks-12, diterbitkan oleh Kepala Bidang Status Hukum dan Sertifikasi Kapal, Kantor Syahbandar Makassar, diterbitkan di Makassar, tanggal 22 November 2012, berlaku sampai dengan tanggal 24 Mei 2013; j. Sertifikat Keselamatan Radio Kapal Barang, nomor

PK.002/271/18/SYB.Mks-12, diterbitkan oleh Kepala BIdang Status Hukum dan Sertifikasi Kapal, Kantor Syahbandar Makassar, diterbitkan di Makassar, tanggal 22 November 2012; k. Sertifikat Internasional Pencegahan Pencemaran Oleh Minyak, nomor

PK.402/595/IOPP/DK-11, diterbitkan oleh Direktorat Perkapalan dan Kepelautan, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, dikeluarkan di Jakarta, tanggal 12 September 2011, berlaku sampai dengan tanggal 01 Agustus 2014;

l. Izin Stasiun Radio Kapal Laut, nomor 6428/L/SDPPI/2012, diterbitkan oleh Direktur Operasi Sumber Daya, Direktur Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika, tanggal 22 Desember 2012, berlaku sampai dengan 21 Desember 2013;

m. Pengoperasian Kapal Tramper di Dalam Negeri, nomor AT.551/706/6/127/12, diterbitkan oleh Kasubdit Angkutan Laut Dalam Negeri, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, dikeluarkan di Jakarta, tanggal 20 November 2012, berlaku sampai dengan tanggal 31 Maret 2013;

n. Daftar Awak Kapal, diterbitkan oleh PT. Bandar Bahari Permai Cabang Batulicin, diketahui KSOP Kotabaru Wilker Batulicin, dikeluarkan di Batulicin, tanggal 23 Februari 2013;

o. Laporan Keberangkatan Kapal, diterbitkan oleh PT. Bandar Bahari Permai Cabang Batulicin, diketahui KSOP Kotabaru Wilker Batulicin, dikeluarkan di Batulicin, tanggal 23 Februari 2013;

p. Surat Keterangan Perwira, nomor PK.304/01/03/KSOP.BDS-13, oleh Kepala Kantor KSOP Badas, diterbitkan di Badas, tanggal 21 Januari 2013;

q. Surat Persetujuan Berlayar, nomor T.9/AP.IV/WK/180/2013, diterbitkan oleh Syahbandar KSOP Kotabaru Wilker Batulicin, diterbitkan di Batulicin, tanggal 23 Februari 2013.

6. Sertifikat Keahlian Pelaut :

a. ANT III, Nomor 6200436548N30304, atas nama Gafar, dikeluarkan di Jakarta, tanggal 01 Desember 2004, oleh Direktur Jenderal Perhubungan Laut;

b. ANT III, Nomor 6200611205N30304, atas nama Juprianto, dikeluarkan di Jakarta, tanggal 23 Januari 2004, oleh Direktur Jenderal Perhubungan Laut; c. ANT IV, Nomor 6201042211N40208, atas nama Syamsul Hadi, dikeluarkan

di Jakarta, tanggal 21 Oktober 2008, oleh Direktur Jenderal Perhubungan Laut;

d. ATT IV, Nomor 6201025698T40205, atas nama Taufiq A.S., dikeluarkan di Jakarta, tanggal 29 Juli 2005, oleh Direktur Jenderal Perhubungan Laut;

e. ATT IV, Nomor 6200452335T40606, atas nama Haswadi, dikeluarkan di Jakarta, tanggal 12 Oktober 2006, diterbitkan oleh Direktur Jenderal

Perhubungan Laut;

f. ATT IV, Nomor 6200057889T40606, atas nama Mohamad Al Fajar, dikeluarkan di Jakarta, tanggal 14 Maret 2006, oleh Direktur Jenderal Perhubungan Laut.

Dari berkas dan Keterangan yang diberikan, dapat dikemukakan hal-hal sebagai berikut :

A. Berkas dan Keterangan yang diberikan dalam Pemeriksaan Pendahuluan : 1. Data Kapal.

Nama : Sarana Utama eks Shinei Maru

Jenis/Konstruksi : Baja

Bendera : Indonesia

Pembuatan : Tahun 1999 di Jepang

Isi kotor : GT. 1176

Isi bersih : NT. 736

Tanda Selar : GT. 1176 No. 1415/Ka

Tenaga Penggerak Utama : Mesin Merk Hanshin 1600 PS

Panjang : 61,15 M

Lebar : 11,50 M

Dalam : 6,20 M

Pemilik : PT. Bandar Bahari Permai, Surabaya

Nakhoda ` : Gafar

Awak Kapal : 13 (tiga belas) orang

2. Jalannya Peristiwa.

a. Tanggal 23 Februari 2013, pukul 08.10 WITA, KM. Sarana Utama bertolak dari Pelabuhan Tarjun, Kalimantan Selatan menuju Pelabuhan Badas, Nusa Tenggara Barat, kapal diawaki 13 (tiga belas) orang awak kapal, dengan muatan sebanyak 1850 Ton semen dalam kantong;

b. Selama pelayaran cuaca baik, laut berombak kecil (

ripled sea

), ketika kapal memasuki ambang luar Pelabuhan Badas cuaca hujan dan angin kencang, laut bergelombang, tanggal 25 Februari 2013, pukul 00.05 WITA, persiapan mesin untuk olah gerak memasuki Pelabuhan Badas, kapal dibawah komando Nakhoda;

c. Pada saat kapal memasuki alur Pelabuhan Badas menggunakan mesin induk maju pelan, adanya angin yang kencang dan bergelombang tinggi menyebabkan kapal oleng susah dikendalikan sehingga berakibat kapal terdorong gelombang kesamping dan kandas, pada posisi 08° 27,7 S/117° 22,6’ T, pukul 00.20 WITA, tanggal 25 Februari 2013;

d. Pukul 19.40 WITA, tanggal 25 Februari 2013, KM. Sarana Utama lepas dari kandas dengan olah geraknya sendiri memanfaatkan kondisi air laut pasang tertinggi, selanjutnya kapal meneruskan rencana untuk sandar di Pelabuhan Badas, dan berhasil dengan selamat.

3. Dalam peristiwa kandasnya KM. Sarana Utama tersebut, Majelis Mahkamah Pelayaran menetapkan Tersangkut dan Saksi-saksi sebagai berikut :

Tersangkut : Nakhoda, Gafar; Saksi-saksi : 1) Mualim I, Juprianto;

2) Mualim II, Syamsul Hadi; 3) KKM, Taufiq A. S;

4) Masinis II, M. Al Fajar; 5) Juru Mudi, Riswandi;

6) Kepala Operasional PT Bandar Bahari Permai, Dedi Yusuf; 7) KSOP Badas, Ilyas Muhammad Natsir.

B. Dalam upaya untuk memperoleh keterangan lebih lanjut sehubungan dengan Kecelakaan Kapal Kandasnya KM. Sarana Utama, tanggal 23 Februari 2013, pukul 00.18 WITA, di Perairan Alur Masuk Pelabuhan Badas, Mahkamah Pelayaran telah memanggil secara patut kepada Tersangkut dan Saksi-Saksi guna didengar keterangannya dihadapan Sidang Pemeriksaan Lanjutan Kecelakaan Kapal ke I di Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Lembar, tanggal 13 Mei 2014, dan ke II di Kantor Mahkamah Pelayaran tanggal 02 Juli 2014, keterangan yang diperoleh dihadapan Sidang Majelis Mahkamah Pelayaran adalah sebagai berikut :

1. Tersangkut Nakhoda, Saudara Gafar, tidak hadir dalam pemeriksaan Lanjutan baik ke satu maupun ke dua dan keterangan yang diberikan dalam BAPP, adalah sebagai berikut :

a. Lahir di : Sumbawa Tanggal : 05 Mei 1977

Agama : Islam

Alamat : Labuan Mapin, Sumbawa, Nusa Tenggara Barat Pendidikan

Umum : 1) SD, ijasah tahun 1989, di Sumbawa; 2) SMP, ijasah tahun 1992, di Sumbawa; Teknis : ANT III, ijasah tahun 2004, di Jakarta.

Pengalaman Berlayar :

Nakhoda, KM. Sarana Utama, 04 Mei 2009 s/d kejadian ;

b. Tanggal 23 Februari 2013, pukul 08.10 WITA, KM. Sarana Utama bertolak dari Pelabuhan Tarjun, Kalimantan Selatan menuju Pelabuhan Badas, Nusa Tenggara Barat, kapal diawaki 13 (tiga belas) orang, membawa muatan 1850 Ton semen dalam kantong, kapal dilengkapi alat bantu navigasi elektronik berupa radar 1 (satu) unit, GPS 1 (satu) unit, kompas magnet 1 (satu) unit, radio VHF 1 (unit), semuanya berfungsi baik;

c. Keadaan cuaca saat kejadian hujan, angin kencang, laut bergelombang tinggi, jarak pandang terbatas (

poor visibility

);

d. Tanggal 25 Februari 2013, pukul 00.05 WITA, kapal melakukan persiapan mesin untuk olah gerak memasuki alur masuk Pelabuhan Badas, yang berada dianjungan saat itu Nakhoda, KKM, Mualim I, dan Juru Mudi; e. Pada saat kapal memasuki alur masuk Pelabuhan Badas, kapal oleng,

dengan mesin maju pelan sekali, kapal susah diolah gerak dan terdorong gelombang kesamping akhirnya kandas pada pukul 00.20 WITA, posisi 08° 27,7 S/117° 22,6’ T;

f. Setelah kandas Tersangkut Nakhoda mencoba olah gerak dengan mesin mundur untuk lepas dari kandas, namun tidak berhasil, selanjutnya melakukan sounding keliling kapal dan memeriksa apakah ada kebocoran, hasilnya kapal tidak ada kebocoran, serta melaporkan kepada agen setempat;

g. Dengan memperhitungkan air pasang tertinggi, kapal dapat lepas dari kandas dengan olah geraknya sendiri, pada pukul 19.40 WITA, tanggal 25 Februari 2013 dan selanjutnya melanjutkan pelayaran menuju dermaga dan sandar dengan selamat;

h. Dalam kecelakaan ini tidak ada korban jiwa maupun luka, namun sebagian lunas kapal mengalami deformasi ringan.

2. Saksi Mualim I, Saudara Juprianto, tidak hadir dalam pemeriksaan Lanjutan baik ke Satu maupun ke Dua dan keterangan yang diberikan dalam BAPP, adalah sebagai berikut :

a. Lahir : Alas, Sumbawa Tanggal : 15 Mei 1979

Agama : Islam

Alamat : Alas, Sumbawa, Nusa Tenggara Barat Pendidikan

Umum : 1) SD, ijasah tahun 1992, di Alas Sumbawa 2) SMP, ijasah tahun 1995, di Alas Sumbawa

Teknis : ANT III, ijasah tahun 2004, di Jakarta. Pengalaman Berlayar :

1) Mualim I, KM. Putra Mahkota, mulai 23 Maret 2010;

2) Mualim I, KM. Sarana Utama, mulai 21 Januari 2013 s/d kejadian.

b. Mulai bekerja di KM. Sarana Utama sebagai Mualim I mulai tanggal 21 Januari 2013 sampai kejadian;

c. Kapal bertolak dari Pelabuhan Tarjun Kalimantan Selatan dengan tujuan

Dokumen terkait