• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

B. Pendapatan Nasional

Salah satu indikator telah terjadinya alokasi yang efisien secara makro adalah nilai output nasional yang dihasilkan sebuah perekonomian pada suatu

periode tertentu. Sebab, besarnya output nasional dapat menunjukan beberapa hal penting dalam sebuah perekonomian (Prathama, 2008:223).

Yang pertama, besarnya output nasional merupakan gambaran awal tentang seberapa efisien sumber daya yang ada dalam perekonomian (tenaga kerja, barang modal, uang dan kemampuan kewirausahaan) digunakan untuk memproduksi barang dan jasa. Semakin besar pendapatan nasional suatu negara, semakin baik efisien alokasi sumber daya ekonominya.

Yang kedua, besarnya output nasional merupakan gambaran awal tentang produktivitas dan tingkat kemakmuran suatu negara. Alat ukur yang disepakati tentang tingkat kemakmuran adalah output nasional per kapita. Nilai output per kapita diperoleh dengan cara membagi besarnya output nasional dengan jumlah penduduk pada tahun yang bersangkutan. Jika angka output per kapita makin besar, tingkat kemakmuran dianggap makin tinggi. Sementara itu, alat ukur tentang produktivitas rata-rata adalah output per tenaga kerja. Makin besar angkanya, makin tinggi produktivitas tenaga kerjanya.

Yang ketiga, besarnya output nasional merupakan gambaran awal tentang masalah-masalah struktural (mendasar) yang dihadapi suatu perekonomian. Jika sebagian besar output nasional dinikmati oleh sebagian kecil penduduk, maka perekonomian tersebut mempunyai masalah dengan distribusi pendapatan. Jika sebagian besar output nasional berasal dari sektor pertanian (ekstraktif), maka

perekonomian tersebut bermasalah dengan masalah ketimpangan struktur produksi. Dalam arti, perekonomian harus memodernisasikan diri, dengan memperkuat industrinya, agar ada keseimbangan kontribusi antara sektor

pertanian yang dianggap sebagai sektor ekonomi tradisional dengan sektor industri yang dianggap sebagai sektor ekonomi modern.

Produk Domestik Bruto (PDB) di negara-negara berkembang merupakan konsep yang paling sering dipakai untuk pendapatan nasional.

Menurut Sadono Sukirno (2004:61) Produk Domestik Bruto (PDB) adalah

nilai barang dan jasa yang dihasilkan dalam suatu negara dalam suatu tahun tertentu dengan menggunakan faktor-faktor produksi milik warga negaranya dan milik penduduk di negara-negara lain. Biasanya dinilai menurut harga pasar dan dapat didasarkan kepada harga yang berlaku dan harga tetap.

Perhitungan Pendapatan Nasional

Ada lima konsep perhitungan yang digunakan untuk melihat perkembangan ekonomi antara lain sebagai berikut (Ace Partadiredja; 1994).

a) National Income Account, menghitung jumlah produk/pendapatan nasional yang dihasilkan suatu negara.

b) Input-Output Account, menghitung jumlah pembelian (input) dan penjualan (output) setiap sektor ekonomi.

c) Balance of Payment Account, menghitung semua penerimaan dan pengeluaran suatu negara dengan negara-negara lain melalui ekspor- impor, aliran/arus dana yang terjadi :

d) Flow of Funds account, menghitung arus transaksi pinjam-meminjam antarberbagai sektor dalam kegiatan ekonomi.

e) National Balance Sheet atau Capital Account, menghitung kekayaan (aktiva) dan utang (pasiva) semua unit kesatuan ekonomi atau sektor- sektor ekonomi.

Ada tiga metode perhitungan pendapatan nasional, yaitu metode output (output approach), metode pendapatan (income approach), dan metode pengeluaran (expenditure approach) (Prathama, 2008:229).

a) Metode output (Output Approach) atau metode produksi

Menurut metode ini, PDB adalah total output (produksi) yang dihasilkan oleh suatu perekonomian. Cara penghitungannya adalah dengan cara menjumlahkan nilai produksi yang diciptakan oleh tiap-tiap sektor ekonomi selama satu periode tertentu. Yang dijumlahkan adalah nilai tambah (value added) yang diciptakan oleh tiap sektor yang ada dalam perekonomian.

NT = NO-NI di mana :

NT = nilai tambah

NO= nilai output

NI = nilai input antara

b) Metode Pendapatan (Income Approach)

Metode pendapatan memandang nilai output perekonomian sebagai nilai total balas jasa atas faktor produksi yang digunakan dalam proses produksi.

Fungsi produksi adalah hubungan antara tingkat output dengan faktor-faktor produksi yang digunakan.

Q = f(L,K,U,E) di mana : Q = output L = tenaga kerja K = barang modal U = uang/finansial

E = kemampuan entrepreneur atau kewirausahaan

Balas jasa untuk tenaga kerja adalah upah atau gaji. Untuk barang modal adalah pendapatan sewa. Untuk pemilik uang/aset finansial adalah pendapatan bunga. Sedangkan untuk pengusaha adalah keuntungan. Total balas jasa atas seluruh faktor produksi disebut Pendapatan Nasional (PN).

PN = w + i + r + π

di mana :

w = upah/gaji (wages/salary)

i = pendapatan bunga (interest)

r = pendapatan sewa (rent)

π = keuntungan (profit)

c) Metode Pengeluaran (Expenditure Approach)

Dalam teori ekonomi makro pelaku yang menyelenggarakan kegiatan ekonomi adalah masyarakat secara keseluruhan. Masyarakat pelaku ekonomi dapat dibagi dalam empat kelompok dan masing-masing mempunyai peranan dan

1) Households atau Rumah Tangga Konsumen (RTK)

 Sebagai pemilik atau pemasok sumber daya atau faktor produksi yang diperlukan kelompok pelaku ekonomi lainnya.

 Sebagai pemakai barang dan jasa yang dihasilkan oleh kelompok masyarakat lainnya seperti : produsen, pemerintah, dan luar negeri.

2) Bussineses atau Rumah Tangga Produsen (RTP)

 Sebagai penghasil atau pemasok barang-barang hasil produksi kelompok masyarakat lainnya.

 Sebagai pemakai faktor produksi/sumber daya dari RTK.  Sebagai pemakai input dan output dari RTLN.

3) Government Sector, Rumah Tangga Negara (RTN)

 Sebagai penghasil barang public.

 Sebagai pemakai faktor produksi dari RTK dan dari luar negeri (RTLN).

 Sebagai pemakai hasil produksi dari RTP dan RTLN. 4) Foreign sector, Rumah tangga Luar Negeri (RTLN)

 Sebagai penghasil barang dan jasa yang dibutuhkan kelompok pelaku kegiatan ekonomi lainnya.

 Sebagai pemasok faktor produksi yang dibutuhkan kelompok pelaku ekonomi lainnya.

 Sebagai pemakai barang dan jasa yang dihasilkan RTP  Sebagai pemakai faktor produksi yang dimiliki RTK.

Menurut metode pengeluaran, nilai PDB merupakan nilai total pengeluaran dalam perekonomian selama periode tertentu. Ada beberapa jenis pengeluaran agregat dalam suatu perekonomian:

1) Konsumsi Rumah Tangga (Household Consumption)

2) Konsumsi Pemerintah (Government Consumption)

3) Pengeluaran Investasi (Investment Expenditure)

4) Ekspor Neto (Net Export)

PDB = C + G + I + (X-M) di mana:

C = konsumsi rumah tangga

G = konsumsi/pengeluaran pemerintah

I = Investasi

X = ekspor

M = impor

Dalam mengamati hubungan pendapatan nasional dengan peredaran uang perlu diasumsikan bahwa permintaan uang adalah sama dengan penawaran uang, dalam kondisi keseimbangan pasar uang (Hadi Sasana, 2004:37).

Md = Ms

Pendapatan perekonomian sama dengan pengeluarannya karena setiap transaksi melibatkan dua pihak: pembeli dan penjual. Cara lain untuk melihat kesetaraan pendapatan dan pengeluaran adalah melalui aliran sirkuler.

Aliran ini menjelaskan semua transaksi antara rumah tangga dan perusahaan dalam sebuah perekonomian sederhana. Dalam perekonomian ini rumah tangga membeli barang dan jasa dari perusahaan; pengeluaran ini mengalir melalui pasar barang dan jasa. Perusahaan kemudian menggunakan uang yang mereka terima dari penjualannya untuk membayar upah pekerja, sewa tanah, dan sisanya menjadi keuntungan pemilik perusahaan; pendapatan ini mengalir melalui pasar faktor produksi. Dalam perekonomian ini uang mengalir dari rumah tangga ke perusahaan dan kemudian kembali ke rumah tangga.

Gambar 2.1. Model Circular Flow ekonomi dua sektor

RTK RTP Pembayaran Faktor Produksi Faktor Produksi Pembayaran Hasil Produksi Barang & Jasa

Dokumen terkait