• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pelapukan Batuan

C. Pendekatan Contekstual Teaching and Learning (CTL) 1.Pengertian CTL

Pendekatan kontekstual (Contekstual Teaching and Learning (CTL)) merupakan konsep belajar yang membentu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari, dengan melibatkan tujuh komponen utama pembelajaran efektif, yakni: konstruktifisme (Construstivisme), bertanya

(Questioning), menemukan (Inquiri), masyarakat belejar (Learning

Community), pemodelan (Modeling), refleksi (Reflection), dan penilaian

sebenarnya (Authentic Assessment) (Riyanto, 2012:163). 2. Prinsip komponen CTL

32

Menurut Riyanto (2012:169-177) ada tujuh komponen CTL yaitu: a. Konstruktivisme (Constructivism)

Constructivism Merupakan landasan berfikir pendekatan CTL,

yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas melalui konteks yan terbatas dan tidak sekonyong-konyong.

b. Menemukan (Inquiry)

Menemukan merupakan inti dari kegiatan pembelajaran berbasis CTL. Pengetahuan dari keterampilan yang diperoleh siswa bukan hasil mengingat seperangkat fakta-faktatetapi hasil dari menemukan sendiri. c. Bertanya (Questioning)

Pengetahuan yang dimiliki seseorang, selalu bermula dari bertanya. Bertanya merupakan strategi utama pembelajaran yang berbasis CTL. d. Masyarakat belajar (Learnin Community)

Konsep Learnin Community menyarankan agar hasil pembelajaran diperoleh dari hasil kerja sama dengan orang lain. Hasil belajar diperoleh dari sharing antara teman, antarkelompok dan antara yang tahu ke yang belum tahu.

e. Pemodelan (Modeling)

Dalam sebuah pembelajaran keterampilan dan pengetahuan tertentu, ada model yang bisa ditiru. Model itu bisa berupa cara mengoperasikan sesuatu, cara melempar bola dalam olahraga, contoh

33

karya tulis, cara melafalkan, dan sebagainya. Atau guru memberikan contoh cara mengerjakan sesuatu.

f. Refleksi (Reflection)

Refleksi adalah cara berfikir tentang apa yang baru dipelajari atau berfikir ke belakang tentang apa-apa yang sudah dilakukan di masa lalu.

g. Penilaian sebenarnya (Authentic Assessment)

Assessment adalah proses pengumpulan berbagai data yang bisa

memberikan gambaran perkembangan belajar siswa. Gambaran perkembangan belajar siswa perlu diketahui oleh guru agar bisa memastikan bahwa siswa mengalami proses pembelajaran yang benar. 3. Langkah-langkah pembelajaran CTL

Penerapan CTL dalam kelas cukup mudah, secara garis besar langkahnya sebagai berikut:

a. Kembangkan pikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan cara bekerja sendiri, menemukan sendiri, dan mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan barunya.

b. Laksanakan sejauh mungkin kegiatan inquiri untuk semua topik. c. Kembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya.

d. Ciptakan masyarakat belajar (belajar dalam kelompok-kelompok). e. Hadirkan model sebagai contoh pembelajaran.

34

g. Lakukan penilaian sebenarnya dengan berbagai cara (Riyanto, 2012:168-169).

4. Kelebihan dan kekurangan pendekatan CTL a. Kelebihan pendekatan CTL

Menurut Riyanto (2012:165-168) kelebihan pendekatan CTL dengan pendekatan tradisional adalah sebagai berikut:

NO PENDEKATAN CTL PENDEKATAN TRADISIONAL 1. Siswa secara aktif terlibat

dalam proses pembelajaran.

Siswa adalah penerima informasi secara pasif.

2. Siswa belajar dari teman melalui kerja kelompok, diskusi, saling mengoreksi

Siswa belajar secara individual.

3. Pembelajaran dikaitkan dengan kehidupan nyata dan masalah yang disimulasikan.

Pembelaaran sangat abstrak dan teoritis.

4. Perilaku dibangun atas kesadaran sendiri.

Perilaku dibangun atas dasar kebiasaan.

5. keterampilan dikembangkan atas atas dasar pemahaman

Keterampilan dikembangkan atas dasar latihan.

6. Hadiah untuk perilaku baik adalah kepuasan diri.

Hadiah untuk perilaku baik adallah tujuan atau nilai (angka) rapor

35 7. Seseorang tidak melakukan

yang jelek karena dia tahu hal itu keliru dan merugikan.

Seseorang tidak melakukan hal yang jelek karena dia takut hukuman.

8. Bahasa diajarkan dengan pendekatan komunikatif, yakni siswa diajak menggunakan bahasa dalam konteks nyata.

Bahasa diajarkan

denganpendekatan struktural, rumus diteranggkan sampai faham kemudian dilatihkan.

9. Pemahaman rumus dikembangkan atas dasar skema yang sudah ada dalam diri siswa.

Rumus itu ada di luar diri siswa, yang harus diterangkan, diterima, dihafalkan dan dilatihkan.

10. Pemahaman rumus itu berbeda antara siswa stu dengan siswa yang lainnya

(on going process of

development).

Rumus adalah kebenaran absolut (sama untuk semua orang). Hanya ada dua kemungkinan yaitu pemahaman rumus yang salah atau pemahaman rumus yang benar.

11. Siswa menggunakan kemampuan berfikir kritis, terlibat penuh dalam mengupayakan terjadinya proses pembelajaran yang

Siswa secara pasif menerima rumus atau kaidah (membaca, mendengar, mencatat, menghafal) tanpa memberikan kontribusi ide dalam proses pembelaaran.

36 efektif, ikut bertanggung jawab atas terjadinya pembelajaran yang efektif, dan membawa semata masing-masing ke dalam proses pembelajaran.

12. Pengetahuan yang dimiliki manusia dikembangkan oleh manusia itu sendiri. Manusia menciptakan atau membangun pengetahuan dengan cara memberi arti dan memahami pengalamannya.

Pengetahuan adalah penangkapan terhadap serangkaian fakta, konsep, atau hukum yang berada diluar diri manusia.

13. Karena pengetahuan itu dikembangkan (dikonstruksi) oleh manusia itu sendiri, sementara manusia mengalami peristiwa baru, maka pengetahuan itu tidak pernah stabil, selaluberkembang (tentative

incomplete)

Kebenaran bersifat absolut dan pengetahuan bersifat final.

37 jawab memonitor dan mengembangkan

pembelajaran mereka masing-masing.

proses pembelajaran.

15. Penghargaan terhadap siswa sangat diutamakan.

Pembelajaran tidak memperhatikan pengalaman siswa.

16. Hasil belajar diukur dengan berbagai cara proses bekerja hasil karya, penampilan, rekaman tes,dan lain-lain.

Hasil belajar diukur hanya dengan tes.

17. Pembelajaran terjadi diberbagai tempat, konteks,

dan setting.

Pembelajaran hanya terjadi dalam kelas.

18. Penyesalan adalah hukuman dari perilaku jelek.

Sangsi adalah hukuman dari perilaku jelek.

19. Perilaku baik berdasarkan motifasi intrinsik.

Perilaku baik berdasarkan dari motifasi ekstrinsik.

20. Seseorang berperilaku baik karena dia yakin itulah yang terbaik dan bermanfaat.

Seseorang berperilaku baik karena dia terbiasa melakukan begitu. Kebiasaan ini dibangun dengan menyenangkan.

38 b. Kekurangan pendekatan CTL

1) Diperlukan waktu yang cukup lama saat proses pembelajaran kontekstual berlangsung.

2) Jika guru tidak dapat mengendalikan kelas maka dapat menciptakan situasi kelas yang kurang kondusif.

3) Guru lebih intensif dalam membimbing.

4) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan atau menerapkan sendiri ide-ide dan mengajak siswa agar dengan menyadari dan dengan sadar menggunakan strategi-strategi mereka sendiri untuk belajar. Namun dalam konteks ini tentunya guru memerlukan perhatian dan bimbingan yang ekstra terhadap siswa agar tujuan pembelajaran sesuai dengan apa yang diterapkan semula(http://modelmodelpembelajaran8.blogspot.com/2013/04/ke lebihan-dan-kelemahan-model.html)

Dokumen terkait