• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI PELAPUKAN BATUAN DENGAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA SISWA KELAS V DI MIN KEBONAN KECAMATAN KARANGGEDE KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 20142015 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarana Pendi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI PELAPUKAN BATUAN DENGAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA SISWA KELAS V DI MIN KEBONAN KECAMATAN KARANGGEDE KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 20142015 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarana Pendi"

Copied!
146
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI

PELAPUKAN BATUAN DENGAN PENDEKATAN

CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING

(CTL)

PADA SISWA KELAS V DI MIN KEBONAN KECAMATAN

KARANGGEDE KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2014/2015

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarana Pendidikan Islam

Oleh

ALI RUSIDI

NIM 11510074

JURUSAN TARBIYAH

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH (PGMI)

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)

(2)
(3)

iii

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI

PELAPUKAN BATUAN DENGAN PENDEKATAN

CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING

(CTL)

PADA SISWA KELAS V DI MIN KEBONAN KECAMATAN

KARANGGEDE KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2014/2015

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarana Pendidikan Islam

Oleh

ALI RUSIDI

NIM 11510074

JURUSAN TARBIYAH

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH (PGMI)

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)

(4)

iv

KEMENTERIAN AGAMA

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. Stadion 03 Telp. (0298) 323706, 323433 Salatiga 50721

Website : www.stainsalatiga.ac.id email : administrasi@stainsalatiga.ac.id

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi Saudara: Nama : Ali Rusidi

NIM : 11510074 Jurusan : Tarbiyah

Program Studi : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

Judul : UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN IPA MATERI PELAPUKAN BATUAN DENGAN PENDEKATAN CONTEXTUAL

TEACHING AND LEARNING (CTL) KELAS V DI MIN

KEBONAN KECAMATAN KARANGGEDE KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2014/2015

telah kami setujui untuk dimunaqosahkan.

Salatiga,9 Desember 2014

(5)

v

SKRIPSI

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI

PELAPUKAN BATUAN DENGAN PENDEKATAN

CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING

(CTL) PADA

SISWA KELAS V DI MIN KEBONAN KECAMATAN

KARANGGEDE KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2014/2015

DI SUSUN OLEH : ALI RUSIDI NIM : 11510074

(6)

vi

KEMENTERIAN AGAMA

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. Stadion 03 Telp. (0298) 323706, 323433 Salatiga 50721

Website : www.stainsalatiga.ac.id email : administrasi@stainsalatiga.ac.id

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Ali Rusidi

NIM : 11510074

Jurusan : Tarbiyah

Program Studi : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atas temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

(7)

vii MOTTO

 Withing trisno jalaran soko kulino, withing mulyo jalaran wani rekoso

 Lokasi lahir boleh dimana saja tapi lokasi mimpi harus dilangit, karena pada kenyataannya tidak semua orang berani bermimpi

 Keajaiban berlaku untuk mereka yang berani mengambil resiko

PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis persembahkan kepada :

 Ayahanda MUZAMMIL dan Ibunda KARFIATUN tercinta betapapun telah ku jelajahi penjuru bumi kepangkuan mulah muara ku.

 Kakak-kakak ku terkasih MUNTAFIATUN, MUHAMMAD MUNZAINI, NUR IHSANUDIN, SITI MAESAROH, SITI MUSLIHATUN dan NOER YADIEN.

 Ketiga keponakan ku FADLAN SYAUKI, AZZAM AKILLA dan M. RIJAL

 Sahabat-sahabat PGMI angkatan 2010, khususnya PGMI C, sebagai teman berdialektika diperkuliahan dan teman canda tawa.

(8)

viii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Puji syukur Alhamdulillahirobbil‟alamin, penulis ucapkan kehadirat Allah SWT sebagai wujud syukur atas begitu besarnya limpahan nikmat yang yang diberikan dan takkan pernah bisa penulis hitung sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Shalawat serta salam tak lupa senantiasa penulis haturkan kepada kekasih Allah Nabi agung Muhammad SAW, keluarga, sahabat-sahabatnya dan orang-orang mukmin yang senantiasa mengikutinya.

Dengan penuh rasa kerendahan hati, penulis sampaikan bahwa skripsi ini tidak mungkin dapat terselesaikan jika tanpa adanya dukungan dan bantuan dari semua pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Skripsi yang berjudul

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR

IPA

MATERI

PELAPUKAN

BATUAN

DENGAN

PENDEKATAN

CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING

(CTL) PADA SISWA KELAS V DI MIN KEBONAN

KECAMATAN KARANGGEDE KABUPATEN BOYOLALI

TAHUN 2014/2015

ini disusun untuk melengkapi syarat-syarat mencapai gelar Sarjana (S1) Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah pada Jurusan Tarbiyah di STAIN Salatiga, meskipun bentuknya masih sederhana serta banyakkekurangan.

Dengan selesainya skripsi ini, penulis mengucapkan banyak-banyak terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada :

1. Yang terhormat Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Ketua STAIN

(9)

ix

2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku ketua jurusan Tarbiyah STAIN Salatiga. 3. Ibu Peni Susapti, M.Si selaku Ketua program Studi PGMI.

4. Ibu Dra. Nur Hasanah, M.Pd. selaku pembimbing skripsi yang telah rela

menyisihkan waktunya untuk membimbing dengan penuh kebijaksanaan dan

memberi petunjuk-petunjuk dan dorongan-dorongan dalam menyelesaikan

skripsi ini.

5. Bapak/Ibu dosen yang telah mencurahkan pengetahuan dan bimbingan

selama penulis kuliah sampai menyelesaikan skripsi ini.

6. Kepala sekolah MIN Kebonan Bapak Chisbulloh, S.Ag. beserta guru dan

karyawan, yang berkenan memberikan izin pada penulis untuk melakukan

penelitian di MI Ma‟arif Jambu.

7. Siswa-siswi kelas V MIN Kebonan yang sudah berkenan menjadi subjek

penelitian dan mengikuti jalannya penelitian dengan sungguh-sungguh.

8. Ayahanda MUZAMMIL dan Ibunda KARFIATUN tercinta, Kakak-kakak

ku terkasih MUNTAFIATUN, MUHAMMAD MUNZAINI, NUR

IHSANUDIN, SITI MAESAROH, SITI MUSLIHATUN, NOER YADIEN

serta seluruh keluarga.

9. Teman-teman serta semua pihak yang telah memberikan motivasi dan

bantuan selama menempuh studi, khususnya dalam proses penyusunan proses

skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu.

(10)

x

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih perlu penyempurnaan baik dari isi maupun metodologi. Oleh karena itu, penulis mengharap kritik dan saran yang membangun dari semua pihak guna kesempurnaan skripsi ini.

(11)

xi ABSTRAK

Rusidi, Ali. 2014. Peningkatan Prestasi Belajar IPA Materi Pelapukan Batuan Dengan Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) Pada Siswa Kelas V di MIN Kebonan Kecamatan Karanggede Kabupaten Boyolali Tahun 2014/2015. Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Dra. Nur Hasanah, M.Pd.

Kata Kunci: Prestasi Belajar IPA, Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL).

Tujuan penelitian ini adalah ntuk mengetahui peran pendekatan CTL dalam meningkatkan prestasi belajar IPA materi pelapukan batuan dan pencapaian target KKM kelas pada siswa kelas V MIN Kebonan Kecamatan Karanggede. Subjek penelitiannya adalah siswa kelas V yang berjumlah 22 orang yang terdiri dari siswa laki-laki yang berjumlah 9 orang dan siswa perempuan yang berjumlah 13 orang. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas terdiri dari 3 siklus yang masing-masing siklus terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Data diambil dari hasil soal pre test dan post test, observasi dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan rumus Presentase = Frekuensi : Jumlah siswa x 100.

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat diketahui, dengan penggunaan pendekatan CTL pada pokok bahasan pelapukan batuan mengalami peningkatan pada pra siklus siswa yang tuntas dalam KKM 65 sebanyak 2 siswa atau 9%. Pada siklus I dicapai persentase ketuntasan 6 siswa atau 27,2% yang mendapat nilai di atas KKM 65 saat pre test menjadi 9 siswa atau 41% saat post test terjadi kenaikan sebesar 31,9%. Pada siklus II dicapai persentase ketuntasan dengan nilai KKM 65 saat pre test sebanyak 7 siswa atau 31,9% menadi sebanyak 15 siswa atau 68,1% ada kenaikan sebanyak 27,2% dari siklus I. Pada siklus III dicapai persentase ketuntasan belajar siswa yang mendapat nilai KKM 65 sebanyak 15 siswa atau 68,1% saat pre test menjadi 19 siswa atau 86,3% saat post test meningkat sebanyak 18,1% dari siklus II. Jadi dari pra siklus sampai dengan siklus III ada kenaikan ketuntasan dari 2 siswa atau 9% menjadi 19 siswa atau 86,3% naik sebesar 17 siswa atau 77,3% dari jumlah siswa.

(12)

xii

DAFTAR ISI

SAMPUL... i

LEMBAR BERLOGO ... ii

JUDUL ... iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iv

PENGESAHAN KELULUSAN ... v

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN... vi

MOTO DAN PERSEMBAHAN... vii

KATA PENGANTAR ... viii

A. Latar BelakangMasalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Hipotesis Penelitian ... 6

E. Manfaat Penelitian ... 7

F. Definisi Operasional... 8

G. Metode Penelitian... 9

1. Rancangan Penelitian ... 9

2. Subjek Penelitian ... 10

3. Langkah-Langkah ... 10

4. Instrumen Penelitian... 11

5. Pengumpulan Data ... 12

6. Analisis Data ... 13

H. Sistematika Penulisan Skripsi ... 13

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 16

(13)

xiii

1. Pengertian Prestasi Belajar... 16

2. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar...17

3. Fungsi Prestasi Belajar ... 19

4. Jenis-Jenis Prestasi Belajar ... 20

B. Ilmu Pemgetahuan Alam (IPA) ... 26

1. Pengertian IPA ... 26

2. Fungsi IPA ... 26

3. Tujuan Pengajaran IPA ... 27

4. Ruang Lingkup IPA ... 27

5. Materi Pelapukan Batuan ... 28

6. Kurikulum IPA Kelas V ... 30

C. Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) ... 30

1. Pengertian CTL ... 30

2. Prinsip Komponen CTL ... 31

3. Langkah Pembelajaran CTL ... 33

4. Kelebihan dan Kekurangan CTL ... 33

5. Penerapan CTL dalam IPA...38

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN ... 40

A. Gambaran Umum MIN Kebonan ... 40

1. Sejarah dan Letak Geografis ... 40

2. Visi, Misi dan Tujuan ... 41

3. Waktu Penelitian ... 42

4. Tempat Penelitian... 43

5. Karakteristik Siswa ... 44

B. Diskripsi Pelaksanaan Pra Siklus ... 45

C. Diskripsi Pelaksanaan Siklus I ... 48

D. Diskripsi Pelaksanaan Siklus II ... 53

E. Diskripsi Pelaksanaan Siklus III ... 58

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 63

A. Diskripsi Penelitian Per Siklus ... 63

(14)

xiv

2. Siklus I ... 65

3. Siklus II ... 68

4. Siklus III ... 71

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 73

1. Data Peningkatan Jumlah Siswa Yang Mencapai KKM ... 74

BAB V PENUTUP ... 76

A. Kesimpulan... 76

B. Saran ... 77

(15)

xv

DAFTAR TABEL

TABEL 1.1 Indikator Keberhasilan... ...6

TABEL 3.1 Jadwal Pelaksanaan Penelitian ... 43

TABEL 3.2 Siswa Kelas V MIN Kebonan ... 44

TABEL 4.1 Nilai Siswa Pra Siklus ... 63

TABEL 4.2 Nilai Siswa Siklus I ... 66

TABEL 4.3 Nilai Siswa Siklus II ... 68

TABEL 4.4 Nilai Siswa Siklus III ... 71

(16)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)...80

Lampiran 2 Soal-Soal...107

Lampiran 3 Dokumentasi...111

Lampiran 4 Lembar Pengamatan Siswa...113

Lampiran 5 Lembar Pengamatan Guru...114

Lampiran 6 Surat Ijin Penelitian...121

Lampiran 7 Surat Keterangan Penelitian...122

Lampiran 8 Surat Pembimbing...123

Lampiran 9 Lembar Konsultasi...124

Lampiran 10 Nilai SKK...125

Lampiran 11 Daftar Riwayat Hidup...130

(17)

xvii

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA

MATERI PELAPUKAN BATUAN DENGAN PENDEKATAN

CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING

(CTL) PADA

SISWA KELAS V DI MIN KEBONAN KECAMATAN

KARANGGEDE KABUPATEN BOYOLALI

TAHUN 2014/2015

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarana Pendidikan Islam

Oleh

ALI RUSIDI

NIM 11510074

JURUSAN TARBIYAH

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH (PGMI)

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)

(18)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan pada hakikatnya adalah merupakan usaha sadar untuk

pengembangan kepribadian yang berlangsung seumur hidup baik di sekolah

maupun madarasah. Pendidikan juga bermakna proses membantu individu

baik jasmani dan rohani ke arah terbentuknya kepribadian utama (pribadi yang

berkualitas) (Tohirin,2009:5).Itulah salah satu alasan mengapa pendidikan

merupakan salah satu hal yang harus dimiliki oleh setiap orang. Selain itu,

pendidikan padahakikatnya merupakan upaya untuk membentuk manusia

yang lebih berkualitas (Tohirin, 2009:5). Sehingga pendidikan sangat

diperlukan oleh setiap individu sebagai bekal untuk menghadapi tantangan

masa depan yang semakin kompleks dan penuh dengan persaingan. Maka

disinilah pendidikan berperan sebagai penentu kualitas, daya saing dan nilai

dari setiap individu.

Begitu pentingnya pendidikan bagi setiap orang maka sudah

seharusnya pendidikan yang ada di negara ini harus berjalan dan berlangsung

secara maksimal. Bahkan Agama islam sendiri memberi perhatian khusus

terhadap pendidikan. Hal itu terdapat dalam Al-qur‟an suroh Al „Alaq ayat 1

(19)

2

1. Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan,

2. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.

3. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah,

4. yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam,

5. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.

Bahkan ALLAH melaknat orang yang tidak mau belajar, hal ini sesuai

dengan firman Allah berikut ini :

Dan Sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan

mereka lebih sesat lagi. mereka Itulah orang-orang yang lalai.(Q.S. al-A‟raf,

(20)

3

Namun pada kenyataannya pendidikan di indonesia saat ini tidak berjalan

sebagaimana yang diharapkan. Pendidikan di indonesia masih sangat rendah

kualitasnya jika dibandingkan dengan negara lain. Programme for international

student assessment (PISA) 2003 menunjukkan bahwa dari 41 negara yang

disurvei untuk bidang IPA, Indonesia menempati peringkat ke-38, sementara

untuk bidang matematika dan kemampuan membaca menempati peringkat ke-39

(Kunandar, 2007:2). Terpuruknya kualitas pendidikan ini tidak lepas dari kualitas

dari proses belajar mengajar yang berlangsung di dalam kelas. Sehinga

kemampuan guru dalam menyampaikan pelajaran juga ikut menentukan

terwujudnya pendidikan yang berkualitas. Kualitas seorang guru harus menjadi

prioritas dalam upaya mengembangkan sebuah pola pendidikan yang efektif

(Jamal Ma‟ruf Asmani, 2009:39). Dalam hal inilah kompetensi pedagogis seorang

guru sangat dibutuhkan untuk menciptakan suasana pembelajaran yang

menyenangkan dan membuat siswa terlibat aktif dalam proses belajar yang

berlangsung.

Belajar yang sesungguhnya harus dapat membuat perubahan dalam diri

siswa baik dalam segi pengetahuan, pemahaman, maupun sikap siswa. Tingkat

keberhasilan siswa dapat diukur melalui sebuah insrtumen penilaian berupa

tes tertulis, lisan, maupun pengamatan terhadap sikap siswa.Prestasi belajar

siswa di sekolah sering diindikasikan dengan permasalahan belajar dari siswa

tersebut dalam memahami materi.Indikasi ini dimungkinkan karena factor

belajar siswa yang kurang efektif, bahkan siswa sendiri tidak merasa

(21)

4

siswa kurang atau bahkan tidak memahami materi yang bersifat sukar yang

diberikan oleh guru tersebut (Daryanto, 2013:1-2).

Pembelajaran yang saat ini dikembangkan di indonesia adalah

pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan atau disingkat dengan

PAIKEM. Namun pada kenyataannya penerapan PAIKEM masih belum bisa

dilaksanakan dengan baik oleh para pengajar. Masih banyak pengajar yang

monoton dalam menyampaikan materi pelajaran pada siswa, proses

pembelajaran disampaikan secara lisan dari apa yang ada dalam buku

(ceramah). Metode semacam ini akan membuat siswa merasa bosan karena

proses pembelajaran berlangsung monoton, hanya berpusat pada guru,

sedangkan siswa hanya duduk dan mendengarkan saja. Pembelajaran yang

kurang menarik merupakan hal yang wajardialami oleh setiap guru yang tidak

memahami kebutuhan dari siswa.

Dalam hal ini peran guru sebagai pengembang ilmu sangat besar untuk

memilih dan melaksanakan pembelajaran yang tepat dan efisien bagi peserta

didik bukan hanya pembelajaran yang berbasis konfensional. Pembelajaran

yang baik dapat ditunjang dari suasana pembelajaran yang kondusif serta

hubungan komunikasi antara guru, siswa dapat berjalan dengan

baik(Daryanto, 2013:2).

Hubungan komunikasi yang baik antara guru dan murid tersebut dapat

ditentukan melalui penggunaan media, metode, maupun pendekatan yang

digunakan dalam proses pembelajaran. Karena penggunaan media, metode

(22)

5

pada siswa sehingga akan terwujud komunikasi yang baik antara guru dan

murid serta pembelajaran yang berlangsung lebih menarik dan tidak

membosankan.

Pengetahuan Alam merupakan cara mencari tahu tentang alam secara

sistematis untuk menguasai pengetahuan, fakta-fakta, konsep-konsep,

prinsip-prinsip, proses penemuan, dan memiliki sikap ilmiah. Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Alam (IPA) di madrasah ibtidaiyah bermanfaat bagi peserta

didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar (Departemen Agama

RI, 2004:205). Pendidkan Pengetahuan Alam menekankan pada pemberian

pengalaman langsung untuk mengembangkan potensi agar peserta didik

mampu menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan

Ilmu Pengetahuan Alam diarahkan untuk mencari tahu dan berbuat sehingga

dapat membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih

mendalam tentang alam sekitar sekitar (Departemen Agama RI,

2004:205-206).

Contextual Teaching Learning (CTL) merupakan konsep belajar yang

membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia

nyata siswa dan mendorong antara pengetahuan yang dimilikinya dengan

penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan

masyarakat (Riyanto, 2012:159). Pembelajaran semacam ini tidak berpusat

pada sesuatu yang pasti sebagai sumber dan informasi belajar, sumber belajar

bisa dari mana saja, baik dari lingkungan sekolah, lingkungan masysrakat,

(23)

6

Contextual Teaching Learning (CTL) juga memungkinkan siswa

belajar tidak hanya dalam kelas namun proses belajar bisa di tempat lain

seperti di pasar, di pinggir jalan, di kantor pemerintahan, di musium, di

BANK atau dimana saja selama tersedia sumber belajar di tempat

tersebut.Pendekatan ini sangat efektif untuk diterapkan karena memberi

pengalaman secara langsung kepada siswa tentang materi yang sedang

dipelajari sehingga siswa akan lebih mudah dalam memahami materi jika

dibandingkan dengan hanya mendengarkan penjelasan dari guru saja. Maka

dari itu, penulis akan menerapkan pendekatan kontekstual dimaksudkan agar

dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

Permasalahan pembelajaran yang kurang efektif juga terjadi di MIN

Kebonan. Pembelajaran IPA yang berlangsung selama ini masih bersifat

doktrin dengan metode ceramah saja. Pembelajaran yang baik harusnya

mampu melibatkan siswa secara aktif sebagai bagian dari proses

pembelajaran. Apalagi banyaknya sumber belajar IPA yang tersedia di

lingkungan sekolah hendaknya dapat dimanfaatkan dengan baik oleh pengajar.

Hal inilah yang menjadikan MIN Kebonan menarik untuk dijadikan tempat

berlangsungnya penelitian bagi penulis.

Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas, maka peneliti tertarik untukmelakukan penelitian tindakankelas dengan judul

“PENINGKATANPRESTASI

BELAJAR

IPA

MATERI

PELAPUKAN

BATUANDENGAN

PENDEKATAN

CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING

(CTL) PADA

(24)

7

KARANGGEDE

KABUPATEN

BOYOLALI

TAHUN

2014/2015”

B.

Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah berdasarkan latar belakang masalah pada

penelitian ini adalah:

Apakah penerapan pendekatan Contekstual Teaching and Learning dapat

meningkatkan prestasi belajar mata pelajaran IPA materi pelapukan batuan

pada siswa kelas V MIN Kebonan Kecamatan Karanggede Kabupaten

Boyolali?

C.

Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut,maka tujuan penelitian ini adalah:

Untuk mengetahui apakah dengan penerapan pendekatanCotextual

Teaching dan Learning (CTL) dapat meningkatkan prestasi belajar mata

pelajaran IPA materi pelapukan batuanpada siswa kelas V MIN Kebonan

Kecamatan Karanggede Kabupaten Boyolali.

D. Hipotesis Tindakan(hipotesis)

Adapun hipotesis dari penelitian ini adalah Penerapan pendekatan

Contekstual Teaching and Learning dapat meningkatkan prestasi belajar mata

pelajaran IPA materi pelapukan batuanpada siswa kelas V MIN Kebonan

Kecamatan Karanggede Kabupaten Boyolali.

Berdasarkan hipotesis di atas, maka indikator keberhasilannya dapat

(25)

8

Tabel 1.1 indikator keberhasilan

Indikator Keberhasilan Sub Indikator Keberhasilan Peningkatan prestasi belajar ipa

materi pelapukan batuandengan

pendekatan Contekstual Teaching

and Learning (CTL)

 Siswa dapat mengerti dan

memahami pembelajaran

pelapukan batuan dengan

menggunakan Contekstual

Teaching and Learning

(CTL)

 Siswa mampu mengaitkan

hubungan antara materi yang

dipelajari dengan situasi

kehidupan nyata.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoris

maupun praktis.

1. Manfaat secara teoritis

a. Untuk menambah khasanah keilmuan dan sumbangan pendidikan.

b. Sebagai bahan refrensi dalam pengembangan proses pembelajaran.

2. Manfaat secara praktis

a. Bagi guru

Untuk membantu dalam membimbing siswa untuk memahami dan

(26)

9

meninkatkan kreatifitas guru dalam mengajar sebagai inovasi dalam

pendidikan.

b. Bagi siswa

Untuk meninkatkan pemahaman siswa tentang pelapukan batuan, serta

meningkatkan perhatian, ketertarikan dan keaktifan siswa dalam

mengikuti mata pelajaran IPA.

c. Bagi sekolah

Membantu upaya peningkatan kualitas pendidikan sekolah.

d. Bagi penulis

Sebagai wawasan untuk meningkatkan kemampuan mengajar,

menghadapi anak didik dengan beragam karakter dan meningkatkan

kemampuan dalam menciptakan suasana pembelajaran yang efektif.

F. Definisi Operasional

Agar tidak terjadi kesalahan penafsiran oleh pembaca mengenai judul

penelitian ini, maka penulis menjelaskan istilah sebagai berikut:

1. Pengertian prestasi belajar

Prestasi belajar dalam kamus lengkap Bahasa Indonesia (Bakir S,

2006: 168) adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang

dikembangkan melalui mata pelajaran dengan ditunjukkan dengan nilai tes

atau angka yang diberikan oleh guru.

(27)

10

Pengetahuan Alam merupakan cara mencari tahu tentang alam secara

sistematis untuk menguasai pengetahuan, fakta-fakta, konsep-konsep,

prinsip-prinsip, proses penemuan, dan memiliki sikap ilmiah (Departemen Agama RI,

2004:205).

3. Pendekatan Contekstual Teaching and Learning (CTL)

Contextual Teaching Learning (CTL) merupakan konsep belajar

yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan

situasi dunia nyata siswa dan mendorong antara pengetahuan yang

dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai

anggota keluarga dan masyarakat (Riyanto, 2012:159).

G. Metode Penelitian 1. Rancangan penelitian

Dalam penelitian tindakan kelas dilakukan beberapa siklus tindakan

setiap siklus melalui empat tahapan:

a. Perencanaan

b. Pelaksanaan tindakan

c. Observasi

d. Refleksi. Menurut Suyadi (2010: 50-64) langkah-langkah awal untuk

(28)

11 2. Subjek, lokasi dan waktu penelitian

a. Subjek

Subek penelitian ini adalah siswa kelas V MIN Kebonan

Kecamatan Karanggede Kabupaten Boyolali tahun ajaran 2014 /

2015yang berjumlah 22 siswa.

Refleksi Siklus I Pelaksanaan

Pengamatan

Perencanaan

Pelaksanaan Siklus II

Refleksi

Pengamatan

?

Siklus III Perencanaan Perencanaan

Pelaksanaan Refleksi

(29)

12 b. Lokasi

Penelitian ini dilakukan di MIN Kebonan yang terletak di desa

KebonanKecamatan Karanggede Kabupaten Boyolali

c. Waktu

Penelitian ini dilakukan dalam waktu kurang lebih satu bulan yaitu

pada bulan September 2014.

3. Langkah-langkah penelitian

a. Perencanaan

Rencana dan prosedur PTK menguraikan berbagai metode dan

prosedur yang akan ditempuh, sifatnya operasional dan menjelaskan

kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan dalam penelitian (Mulyasa,

2011:67). Dalam tahap ini yang peneliti lakukan adalah;

mengidentifikasi masalah, merumuskan pemecahan masalah, membuat

rencana pelaksanaan pembelajaran, mempersiapkan cara menganalisis

data.Menurut Arikunto (2008: 74), ada empat kegiatan utama yang ada

pada setiap siklus yaitu perencanaan, pelaksanaan atau tindakan,

observasi atau pengamatan dan refleksi.

b. Pelaksanaan tindakan

Pelaksanaan tindakan ini dilakukan sesuai dengan rencana yang

(30)

13 c. Observasi

Observasi penelitian ini dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan

tindakan, sehingga keduanya dapat saling mendukung dalam

memperoleh data yangg valid dan akurat.

d. Refleksi

Dalam hal ini peneliti melakukan refleksi terhadap kegiatan yang

telah dilakukan dengan tujuan agar dalam pelaksanaan siklus

berikutnya dapat berjalan dengan lebih baik dari siklus sebelumnya.

4. Instrumen penelitian

Dalam melakukan penelitian ini peneliti menggunakan instrumen

sebagai berikut:

a. Lembar observasi

Kegiatan observasi berfungsi untuk mendokumentasikan pengaruh

tindakan yang terkait bersama prosesnya (Rasimin, 2011:133). Metode

ini digunakan untuk mengetahui tentang guru dan siswa dalam

kegiatan pembelajaran di MIN Kebonan Kecamatan Karanggede

Kabupaten Boyolali tahun ajaran 2014 / 2015.

b. Rencana Pelalsanaan Pembelajaran (RPP)

Rencana Pelalsanaan Pembelajaran adalah rencana yang

menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk

mencapai suatu kometensi dasar yang ditetapkan dalam stanar

(31)

14 c. Silabus

Silabus merupakan seperangkat rencana serta pengaturan

pelaksanaan pembelajaran dan penilaian yang disusun secara

sistematis membuat komponen-komponen yang saling berkaitan untuk

mencapai penguasaan kompetensi

dasar(http://penelitiantindakankelas.blogspot.in/2013/10/pengertian-silabus-adalah.html).

d. Tes

Tes dilakukan dengan memberikan soal mengenai materi yang

telah disampaikan (lembar soal) untuk mendapatkan informasi atau

data tentang pemahaman siswa terhadap materi yang telah

disampaikan dengan CTL

e. Lembar evaluasi

Lembar evaluasi digunakan untuk mengetahui tingkat pemahaman

siswa tentang materi Ilmu Pengetahuan Alam yang diajarkan dengan

menggunakan Contextual Teaching Learning (CTL). Lembar evaluasi

yang digunakan berupa soal/pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan

dengan materi Ilmu Pengetahuan Alam yang telah diajarkan.

5. Tehnik pengumpulan data

Tehnik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan tehnik

(32)

15 a. Observasi

Observasi adalah kegiatan pengamatan atau pengambilan data

untuk memotret seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran

(Yonny, 2012:58).Observasi dilakukan dengan menggunakan lembar

pengamatan terhadap aktifitas dan proses pembelajaran oleh guru

untuk mendapatkan informasi atau data yang valid.

b. Dokumentasi

Metode atau teknik dokumenter adalah teknik pengumpulan data

dan informasi melalui pencarian dan penemuan bukti-bukti (Rasimin,

2011:73). Dokumentasi dilakukan untuk mendapatkan bukti yang valit

dan dapat dipertanggung jawabkan sebagai bukti dalam pelaksanaan

penelitian yang dilakukan.

6. Analisis data

Analisis data yang telah terkumpul guna mengetahui seberapa

besar keberhasilan tindakan dalam penelitian untuk perbaikan belajar

siswa (Suyadi, 2010: 85). Dalam membuktikan hipotesis maka hasil

penelitian akan dilakukan analisis dengan rumus sebagai berikut:

Keterangan:

P = Presentase

F = frekuensi

(33)

16 H. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah dalam pembahasan penelitian ini, penulis

menyusun dengan sistematikan sebagai berikut:

BAB I Pendahuluan, meliputi: latar belakang masalah,

rumusanmasalah, tujuan penelitian, hipotesis tindakan,

manfaat penelitian, definisi operasional, metode penelitian,

dan sistematika penulisan skripsi.

BAB II Kajian Pustaka berisi tentang peningkatan prestasi belajar

siswa mata pelajaran IPA materi pelapukan batuandengan

pendekatan CTL yang terdiri dari tigasubbab. Subbab

pertama berisi berisi tentangprestasi belajar terdiri dari

Pengertian belajar, ciri-ciri belajar, prinsip-prinsip belajar,

Pengertian prestasi belajar, faktor-faktor yang

mempengaruhi prestasi belajar, dan fungsi prestasi

belajar.Subbab kedua membahas tentang IPA, terdiri dari

pengertian IPA, fungsi IPA, tujuan pengajaran IPA, ruang

lingkup IPA, dan materi pelapukan batuan. Subbab ketiga

berisi tetang pendekatan Contextual Teachin and

learning(CTL) yang meliputi: pengertian CTL, prinsip

komponen CTL, langkah-langkah pembelaaran CTL,

kelebihan pendekatan CTL dengan pendekatan tradisional.

Dan subbab ke empat berisi tentang kaitan antara prestasi

(34)

17

BAB III Pelaksanaan Penelitian yang terdiri dari dua subbab.Subbab

pertama tentang subjek penelitian yang meliputi tempat: (di

manapenelitian diadakan; sekolah, kelas), waktu (jadwal

perbaikan per siklus),mata pelajaran , dan karakteristik

siswa (jumlah, usia, dan jenis kelamin,kemampuan, latar

belakang). Subbab kedua berisi tentang prosedur

tiap-tiapsiklus perbaikan yang meliputi perencanaan,

pelaksanaan,pengumpulan data, dan refleksi.

BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan yang terdiri dari

duasubbab. Subbab pertama tentang deskripsi per siklus

yang meliputi dataHasil pengamatan (observasi) dan

wawancara, refleksi keberhasilan dankegagalan. Subbab

kedua tentang pembahasan.

(35)

18

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Prestasi Belajar

1. Pengertian Prestasi Belajar

a. Prestasi belajar dalam kamus lengkap Bahasa Indonesia (Bakir S,

2006: 168) adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang

dikembangkan melalui mata pelajaran dengan ditunjukkan dengan

nilai tes atau angka yang diberikan oleh guru.

b. Sedangkan prestasi belajar menurut Suprijono (2011: 5) adalah

pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap,

apresiasi dan keterampilan.

Dari beberapa pengertian di atas dapat penulis simpulkan bahwa

prestasi belajar adalah hasil atau pencapaian dari proses belajar yang

diambil melalui tes maupun pengamatan baik berupa nilai yang dinyatakan

dalam angka atau berupa pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan

perilaku yang akan digunakan sebagai dasar dalam menentukan tidakan

pendidikan.

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Menurut Ahmadi, (2004: 138) Prestasi belajar yang dicapai

seseorang merupakan hasil interaksi berbagai faktor yang

mempengaruhinya baik dari dalam diri (faktor internal) maupun dari luar

(36)

19

Yang tergolong faktor internal adalah:

1) Faktor jasmani (fisiologi) baik yang bersifat bawaan maupun

yang diperoleh. Yang termasuk faktor ini misalnya penglihatan,

pendengaran, struktur tubuh dan sebagainya.

2) Faktor psikologis baik yang bersifat bawaan maupun yang

diperoleh terdiri atas:

a) Faktor intelektif yang meliputi:

(1) Faktor potensial yaitu kecerdasan dan bakat.

(2) Faktor kecakapan nyata yaitu prestasi yang telah

dimiliki

b) Faktor non-intelektif, yaitu unsur-unsur kepribadian

tertentu seperti sikap, kebiasaan, minat, kebutuhan,

motivasi, emosi dan penyesuaian diri.

3) Faktor kematangan fisik maupun psikis.

Yang tergolong faktor eksternal, ialah:

a) Faktor sosial yang terdiri atas:

(1) Lingkungan keluarga

(2) Lingkungan sekolah

(3) Lingkungan masyarakat

(4) Lingkungan kelompok

b) Faktor budaya seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan,

(37)

20

c) Faktor lingkungan fisik seperti fasilitas rumah, fasilitas

belajar dan iklim.

4) Faktor lingkungan spiritual atau keamanan.

3. Fungsi prestasi belajar

a. Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan

yang telah dikuasai peserta didik.

b. Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu.

c. Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inofasi pendidikan.

d. Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari suatu instruksi

pendidikan.

e. Prestasi belajar dapat dijadikan indikator terhadap daya serap

(kecerdasan) anak didik (Arifin, 2009:12-13).

Selain fungsi diatas hasil evaluasi juga berguna bagi guru dalam proses

belajar mengajar. Menurut Arifin, 2009:288kegunaan prestasi belajar

sebagai berikut:

a. Promosi pserta didik, seperti kenaikan kelas atau kelulusan.

b. Mendiagnosis peserta didik yang memiliki kelemahan atau

kekurangan, baik secara perseorangan maupun kelompok.

c. Menentukan pengelompokan dan penempatan peserta didik

berdasarkan prestasi masing-masing.

d. Feedback dalam melakukan perbaikan.

(38)

21

f. Dijadikan dasar pertimbangan dalam membuat perencanaan

pembelajaran.

g. Menentukan perlu tidaknya pembelajaran remidial.

4. Jenis prestasi belajar

Untuk mengetahui bahwa siswa telah mencapai prestasi belajar

seperti apa yang diharapkan pendidik jika dilihat dari adanya perubahan

tingkah laku atas sikap dari peserta didik. Bloom menyatakan ada tiga

bentuk prestasi yaitu kognitif, afektif dan psikomotor. Untuk lebih

jelasnya akan penulis uraikan dari masing-masing ranah tersebut, yaitu :

a. Prestasi belajar aspek kognitif

Prestasi belajar siswa pada aspek kognitif menitikberatkan pada

masalah bidang intelektual, sehingga kemampuan akal akan

mendapatkan perhatian yaitu kerja otak untuk dapat menguasai

berbagai pengetahuan yang diterimanya. Bloom mengklasifikasi tujuan

kognitif menjadi enam tingkatan. Keenam aspek pendukung tersebut

kesemuanya menitikberatkan pada kemampuan akal semata.

1. Pengetahuan

Pengetahuan, sebagai terjemahan dari knowledge. Cakupan

pengetahuan hafalan termasuk pula pengetahuan yang sifatnya

faktual, disamping pengetahuan yang mengenai hal-hal yang perlu

diingat kembali. Seperti: batasan, peristilahan, pasal, hukum, bab,

ayat, rumus dan sebagainya. Dari sudut respon belajar siswa

(39)

22

Ada beberapa cara untuk menguasai atau menghafal misalnya

bicara berulang-ulang, menggunakan teknik mengingat (memo

teknik). Hal ini dapat dilakukan dengan pembuatan ringkasan.

2. Pemahaman

Tipe hasil belajar pemahaman lebih tinggi satu tingkat dari

tipe prestasi belajar pengetahuan hafalan. Pemahaman memerlukan

kemampuan menangkap makna atau arti dari sesuatu konsep, untuk

itu maka diperlukan adanya hubungan atau pertautan antara konsep

dengan makna yang ada dalam konsep yang dipelajari.

3. Penerapan (aplikasi)

Aplikasi adalah kesanggupan menerapkan dan

mengabstraksi sesuatu konsep, ide, rumus, hukum dalam situasi

yang baru. Misalnya memecahkan persoalan dengan menggunakan

rumus tertentu, menerapkan suatu dalil atau hukum dalam suatu

persoalan dan sebagainya.

4. Analisis (pengkajian)

Analisis adalah kesanggupan memecah, mengurai sesuatu

integritas (kesatuan yang utuh), menjadi unsur-unsur atau

bagian-bagian yang mempunyai arti. Analisis merupakan tipe prestasi

belajar sebelumnya, yakni pengetahuan dan pemahaman aplikasi.

(40)

23

yang dapat memberikan kemampuan pada siswa untuk mengkreasi

sesuatu yang baru, seperti: memecahkan, menguraikan, membuat

diagram, memisahkan, membuat garis dan sebagainya.

5. Sintesis

Sintesis adalah tipe hasil belajar, yang menekankan pada

unsur kesanggupan menguraikan sesuatu integritas menjadi bagian

yang bermakna, pada sintesis adalah kesanggupan menyatukan

unsur atau bagian menjadi satu integritas. Beberapa bentuk tingkah

laku yang operasional biasanya tercermin dalam kata-kata:

mengkategorikan, menggabungkan, menghimpun, menyusun,

mencipta, merancang, mengkonstruksi, mengorganisasi kembali,

merevisi, menyimpulkan, menghubungkan, mensistematisasi, dan

lain-lain.

6. Evaluasi

Evaluasi adalah kesanggupan memberikan keputusan

tentang nilai sesuatu berdasarkan judment yang dimilikinya.

Tipe hasil belajar ini dikategorikan paling tinggi dan terkandung

semua tipe hasil belajar yang telah dijelaskan sebelumnya. Dalam

tipe hasil hasil belajar evaluasi, tekanannya pada pertimbangan

mengenai nilai, mengenai baik tidaknya, tepat tidaknya

menggunakan kriteria

(41)

24 b. Prestasi belajar aspek afektif

Bidang afektif berkenaan dengan sikap dan nilai. Sikap seseorang

dapat diramalkan perubahannya, bila orang yang bersangkutan telah

menguasai bidang kognitif tingkat tinggi. Prestasi belajar bidang

afektif kurang mendapat perhatian dari guru, dan biasanya dititik

beratkan pada bidang kognitif semata-mata. Tipe prestasi belajar yang

afektif tampak pada siswa dalam berbagai tingkah laku, seperti: atensi,

perhatian terhadap pelajaran, disiplin, motivasi belajar, menghargai

guru dan teman sekelas, kebiasaan belajar dan lain-lain. Ada beberapa

tingkatan bidang afektif, sebagai tujuan prestasi belajar antara lain

adalah sebagai berikut :

1. Penerimaan (receiving)

yakni semacam kepekatan dalam menerima rangsangan

(stimulus) dari luar yang datang di dalam diri siswa baik dalam

bentuk masalah situasi gejala dan lain-lain. Dalam tipe ini

termasuk kesadaran, keinginan yang ada dari luar.

2. Merespon (responding)

yakni reaksi yang diberikan kepada seseorang terhadap

(42)

25

reaksi, perasaan, kepuasan dapat menjawab stimulasi yang berasal

dari luar.

3. Penilaian

yakni berkenaan dengan nilai dan kepercayaan terhadap

gejala atau stimulasi tadi. Dalam evaluasi ini termasuk di dalamnya

kesediaan menerima nilai, latar belakang atau pengambilan

pengamalan untuk menerima nilai dan kesepakatan terhadap nilai

yang diterimanya.

4. Pengorganisasian

yakni pengembangan nilai ke dalam satu sistem organisasi,

termasuk menentukan hubungan satu nilai dengan nilai yang lain,

kemantapan serta prioritas nilai yang dimilikinya. Yang termasuk

dalam organisasi ini adalah konsep tentang nilai, organisasi dari

pada sistem nilai.

5. Karakterisasi

hal ini merupakan keterpaduan semua sistem nilai yang

telah dimiliki seseorang, yang mempengaruhi pola kepribadian dan

(43)

26 c. Prestasi belajar aspek psikomotor

Prestasi belajar aspek psikomotor adalah kemampuan didalam

masalah skill atau keterampilan dan kemampuan bertindak.Prestasi

belajar aspek psikomotor ini merupakan tingkah laku nyata dan dapat

diamati. Adapun tingkatan aspek ini antara lain :

1. gerak refleks

2. keterampilan pada gerakan-gerakan dasar

3. kemampuan persptual

4. kemampuan di bidang fisik

5. gerakan skill

6. serta gerakan akspresif dan interpretatif

http://ahmadefendy.blogspot.com/2010/08/jenis-jenis-prestasi-belajar.html

B. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) 1. Pengertian IPA

Pengetahuan Alam merupakan cara mencari tahu tentang alam

secara sistematis untuk menguasai pengetahuan, fakta-fakta,

konsep-konsep, prinsip-prinsip, proses penemuan, dan memiliki sikap ilmiah

(Departemen Agama RI, 2004:205).

2. Fungsi IPA

(44)

27

a. Memberikan pengetahuan tentang berbagai jenis dan perangai

lingkungan alam dan lingkungan buatan dalam kaitannya dengan

pemanfaatannya bagi kehidupan sehari-hari.

b. Mengembangkan keterampilan proses.

c. Mengembangkan wawasan, sikap dan nilai yang berguna bagi siswa

untuk meningkatkan kualitas hidup sehari-hari.

d. Mengembangkan kesadaran tentang adanya hubangan keterkaitan yang

saling mempengaruhi antara kemajuan IPA dan teknologi dengan

keadaan lingkungan dan pemanfaatannya bagi kehidupan sehari-hari.

e. Mengembangkan kemampuan untuk menerapkan ilmu pengetahuan

dan teknologi (IPTEK) serta keterampilan yang berguna dalam

kehidupan sehari-hari maupun untuk melanjutkan pedidikanya ke

tingkat pendidikan yang lebih tinggi. (Departemen Agama RI,

2004:253).

3. Tujuan pengajaran IPA

a. Memahami konsep-konsep IPA dan keterkaitannya dengan kehidupan

sehari-hari.

b. Memiliki keterampilan proses untuk mengembangkan pengetahuan,

gagasan tentang alam sekitar.

c. Mempunyai minat untuk mengenal dan mempelajari benda-benda seta

kejadian di lingkungan sekitar.

d. Bersikap ingintahu, terbuka, kritis, mawas diri, bertanggung jawab,

(45)

28

e. Mampu menerapkan berbagai konsep IPA untuk menjelaskan

gejala-gejala alam dan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari.

f. Mampu menggunakan teknologi sederhana yang berguna untuk

memecahkan suatu masalah yang ditemukan dalam kehidupan

sehari-hari.

g. Mengenal dan memupuk rasa cinta pada alam sekitar sehingga

menyadari kebesaran dan keagungan Tuhan Yang Maha Esa.

(Departemen Agama RI, 2004:206).

4. Ruang lingkup IPA

a. Mahluk hidup dan proses kehidupannya, yaitu manusia, hewan,

tumbuhan dan interaksinya.

b. Materi, sifat-sifat, dan kegunaannya meliputi: udara, air, tanah dan

batuan.

c. Listrik dan magnet, energi dan panas, gaya dan pesawat sederhana,

cahaya dan bunyi, tata surya, bumi dan benda-benda langit lainnya.

d. Kesehatan, makanan, penyakit dan pencegahannya.

e. Sumber daya alam, kegunaan, pemeliharaan, dan pelestariannya

(Departemen Agama RI, 2002:206).

5. Materi pelapukan batuan

Pelapukan Batuan

Pelapukan atau weathering (weather) merupakan perusakan

batuan pada kulit bumi karena pengaruh cuaca (suhu, curah hujan,

(46)

29

batuan dari bentuk gumpalan menjadi butiran yang lebih kecil bahkan

menjadi hancur atau larut dalam air. Pelapukan dibagi dalam tiga

macam, yaitu pelapukan mekanis, pelapukan kimiawi, dan pelapukan

biologis

(http://evelynemustamu.blogspot.com/2012/03/pelapukan-batuan.html).

a. Pelapukan Mekanis

Pelapukan mekanis atau sering disebut pelapukan fisis adalah

penghancuran batuan secara fisik tanpa mengalami perubahan

kimiawi.Penghancuran batuan ini bisa disebabkan oleh akibat

pemuaian, pembekuan air, perubahan suhu tiba-tiba, atau perbedaan

suhu yang sangat besar antara siang dan malam.

Disamping merupakan contoh pelapukan mekanik yang

diakibatkan oleh aktivitas tumbuhan diantaranya masuknya akar

tumbuhan ke dalam tanah melalui retakan-retakan batuan. Retakan

batuan akan melebar seiring dengan membesarnya akar tumbuhan.

b. Pelapukan Kimiawi

Pelapukan kimiawi yaitu pelapukan yang terjadi akibat proses

kimiawi pada molekul-molekul penyusun batuan tersebut.Biasanya

yang menjadi perantara air, terutama air hujan. Tentunya Anda masih

ingat bahwa air hujan atau air tanah selain senyawa H2O, juga

mengandung CO2 dari udara. Oleh karena itu mengandung tenaga

(47)

30

kapur atau karst. Proses yang terjadi dalam pelapukan kimiawi disebut

Dekomposisi.

Pelapukan terjadi pada batuan yang bersifat kimiawi,

misalnya air hujan yang turun ke bumi mengandung zat kimia yang

dapat bereaksi dengan zat kimia yang ada di batuan sehingga terjadi

pelapukan. Proses pelapukan terjadi lebih cepat jika terjadi hujan asam

jika dibanding dengan hujan biasa. Uap air yang menjadi hujan asam

mengandung zat-zat asam (mengandung unsur Nitrogen dan Belerang),

air hujan yang turun bersifat asam. Zat-zat asam (NO dan SO2) yang

terbawa air hujan akan bereaksi secara kimia dengan zat-zat yang

terkandung di dalam batuan lebih cepat.

c. Pelapukan Biologi

Pelapukan biologis atau disebut juga pelapukan organis terjadi

akibat proses organis. Pelakunya adalah mahluk hidup, bisa oleh

tumbuh-tumbuhan, hewan, atau manusia. Akar tumbuh-tumbuhan

bertambah panjang dapat menembus dan menghancurkan batuan,

karena akar mampu mencengkeram batuan. Bakteri merupakan media

penghancur batuan yang ampuh. Cendawan dan lumut yang menutupi

permukaan batuan dan menghisap makanan dari batu sehingga

cendawan dan lumut bisa menghancurkan batuan

(48)

31 6. Kurikulum IPA kelas V

a. Kurikulum

Kurikulum yang diterapkan di MIN Kebonan Kecamatan

Karanggade Kabupaten Boyolali adalah Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP)

b. SK dan KD

Adapun Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) dalam

meteri yang akan diteliti adalah sebagai berikut:

SK : Memahami perubahan yang terjadi di alam dan hubungannya

dengan penggunaan sumber daya alam.

KD : Mendiskripsikan proses pembentukan tanah karena pelapukan.

C. Pendekatan Contekstual Teaching and Learning (CTL) 1. Pengertian CTL

Pendekatan kontekstual (Contekstual Teaching and Learning

(CTL)) merupakan konsep belajar yang membentu guru mengaitkan antara

materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong

antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam

kehidupan mereka sehari-hari, dengan melibatkan tujuh komponen utama

pembelajaran efektif, yakni: konstruktifisme (Construstivisme), bertanya

(Questioning), menemukan (Inquiri), masyarakat belejar (Learning

Community), pemodelan (Modeling), refleksi (Reflection), dan penilaian

sebenarnya (Authentic Assessment) (Riyanto, 2012:163).

(49)

32

Menurut Riyanto (2012:169-177) ada tujuh komponen CTL yaitu:

a. Konstruktivisme (Constructivism)

Constructivism Merupakan landasan berfikir pendekatan CTL,

yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit,

yang hasilnya diperluas melalui konteks yan terbatas dan tidak

sekonyong-konyong.

b. Menemukan (Inquiry)

Menemukan merupakan inti dari kegiatan pembelajaran berbasis

CTL. Pengetahuan dari keterampilan yang diperoleh siswa bukan hasil

mengingat seperangkat fakta-faktatetapi hasil dari menemukan sendiri.

c. Bertanya (Questioning)

Pengetahuan yang dimiliki seseorang, selalu bermula dari bertanya.

Bertanya merupakan strategi utama pembelajaran yang berbasis CTL.

d. Masyarakat belajar (Learnin Community)

Konsep Learnin Community menyarankan agar hasil pembelajaran

diperoleh dari hasil kerja sama dengan orang lain. Hasil belajar

diperoleh dari sharing antara teman, antarkelompok dan antara yang

tahu ke yang belum tahu.

e. Pemodelan (Modeling)

Dalam sebuah pembelajaran keterampilan dan pengetahuan

tertentu, ada model yang bisa ditiru. Model itu bisa berupa cara

(50)

33

karya tulis, cara melafalkan, dan sebagainya. Atau guru memberikan

contoh cara mengerjakan sesuatu.

f. Refleksi (Reflection)

Refleksi adalah cara berfikir tentang apa yang baru dipelajari atau

berfikir ke belakang tentang apa-apa yang sudah dilakukan di masa

lalu.

g. Penilaian sebenarnya (Authentic Assessment)

Assessment adalah proses pengumpulan berbagai data yang bisa

memberikan gambaran perkembangan belajar siswa. Gambaran

perkembangan belajar siswa perlu diketahui oleh guru agar bisa

memastikan bahwa siswa mengalami proses pembelajaran yang benar.

3. Langkah-langkah pembelajaran CTL

Penerapan CTL dalam kelas cukup mudah, secara garis besar

langkahnya sebagai berikut:

a. Kembangkan pikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan

cara bekerja sendiri, menemukan sendiri, dan mengkonstruksi sendiri

pengetahuan dan keterampilan barunya.

b. Laksanakan sejauh mungkin kegiatan inquiri untuk semua topik.

c. Kembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya.

d. Ciptakan masyarakat belajar (belajar dalam kelompok-kelompok).

e. Hadirkan model sebagai contoh pembelajaran.

(51)

34

g. Lakukan penilaian sebenarnya dengan berbagai cara (Riyanto,

2012:168-169).

4. Kelebihan dan kekurangan pendekatan CTL

a. Kelebihan pendekatan CTL

Menurut Riyanto (2012:165-168) kelebihan pendekatan CTL

dengan pendekatan tradisional adalah sebagai berikut:

NO PENDEKATAN CTL PENDEKATAN TRADISIONAL

1. Siswa secara aktif terlibat

dalam proses pembelajaran.

Siswa adalah penerima informasi

secara pasif.

2. Siswa belajar dari teman

melalui kerja kelompok,

diskusi, saling mengoreksi

Siswa belajar secara individual.

3. Pembelajaran dikaitkan

dengan kehidupan nyata dan

masalah yang disimulasikan.

Pembelaaran sangat abstrak dan

teoritis.

4. Perilaku dibangun atas

kesadaran sendiri.

Perilaku dibangun atas dasar

kebiasaan.

5. keterampilan dikembangkan

atas atas dasar pemahaman

Keterampilan dikembangkan atas

(52)

35 7. Seseorang tidak melakukan

yang jelek karena dia tahu

hal itu keliru dan merugikan.

Seseorang tidak melakukan hal

yang jelek karena dia takut

hukuman.

8. Bahasa diajarkan dengan

pendekatan komunikatif,

yakni siswa diajak

menggunakan bahasa dalam

konteks nyata.

Bahasa diajarkan

denganpendekatan struktural,

rumus diteranggkan sampai faham

kemudian dilatihkan.

9. Pemahaman rumus

dikembangkan atas dasar

skema yang sudah ada dalam

diri siswa.

Rumus itu ada di luar diri siswa,

yang harus diterangkan, diterima,

dihafalkan dan dilatihkan.

Rumus adalah kebenaran absolut

(sama untuk semua orang). Hanya

ada dua kemungkinan yaitu

pemahaman rumus yang salah

atau pemahaman rumus yang

benar.

11. Siswa menggunakan

kemampuan berfikir kritis,

terlibat penuh dalam

mengupayakan terjadinya

proses pembelajaran yang

Siswa secara pasif menerima

rumus atau kaidah (membaca,

mendengar, mencatat, menghafal)

tanpa memberikan kontribusi ide

(53)

36 efektif, ikut bertanggung

jawab atas terjadinya

pembelajaran yang efektif,

dan membawa semata

masing-masing ke dalam

proses pembelajaran.

12. Pengetahuan yang dimiliki

manusia dikembangkan oleh

manusia itu sendiri. Manusia

menciptakan atau

membangun pengetahuan

dengan cara memberi arti dan

memahami pengalamannya.

Pengetahuan adalah penangkapan

terhadap serangkaian fakta,

konsep, atau hukum yang berada

mengalami peristiwa baru,

maka pengetahuan itu tidak

pernah stabil,

selaluberkembang (tentative

incomplete)

Kebenaran bersifat absolut dan

pengetahuan bersifat final.

(54)

37

15. Penghargaan terhadap siswa

sangat diutamakan.

Pembelajaran tidak

memperhatikan pengalaman

siswa.

16. Hasil belajar diukur dengan

berbagai cara proses bekerja

hasil karya, penampilan,

rekaman tes,dan lain-lain.

Hasil belajar diukur hanya dengan

tes.

17. Pembelajaran terjadi

diberbagai tempat, konteks,

dan setting.

Pembelajaran hanya terjadi dalam

kelas.

18. Penyesalan adalah hukuman

dari perilaku jelek.

Sangsi adalah hukuman dari

perilaku jelek.

19. Perilaku baik berdasarkan

motifasi intrinsik.

Perilaku baik berdasarkan dari

motifasi ekstrinsik.

20. Seseorang berperilaku baik

karena dia yakin itulah yang

terbaik dan bermanfaat.

Seseorang berperilaku baik karena

dia terbiasa melakukan begitu.

Kebiasaan ini dibangun dengan

(55)

38 b. Kekurangan pendekatan CTL

1) Diperlukan waktu yang cukup lama saat proses pembelajaran

kontekstual berlangsung.

2) Jika guru tidak dapat mengendalikan kelas maka dapat

menciptakan situasi kelas yang kurang kondusif.

3) Guru lebih intensif dalam membimbing.

4) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan

atau menerapkan sendiri ide-ide dan mengajak siswa agar dengan

menyadari dan dengan sadar menggunakan strategi-strategi mereka

sendiri untuk belajar. Namun dalam konteks ini tentunya guru

memerlukan perhatian dan bimbingan yang ekstra terhadap siswa

agar tujuan pembelajaran sesuai dengan apa yang diterapkan

semula(http://modelmodelpembelajaran8.blogspot.com/2013/04/ke

lebihan-dan-kelemahan-model.html)

D. Kaitan Prestasi Belajar IPA dengan Pendekatan CTL

Ilmu Pengetahuan Alam adalah suatu mata pelajaran yang

mempelajari gejala-gejala yang terjadi di alam secara nyata sehingga

dalam pengajarannya juga membutuhkan cara yang mampu memberi

konsep pengetahuan secara kongkrit kepada siswa. Terlebih pada siswa

usia SD/MI yang belum begitu mampu menerima konsep pengetahuan

(56)

39

Namun pada kenyataanya pembelajaran IPA tidak selalu diajarkan

secara kongkrit dan hanya bersifat pengetahuan abstrak. Hal ini

disebabkan antara lain karena keterbatasan media, metode dan pendekatan

yang digunakan dalam mengajar. Guru terkadang sulit untuk menenukan

media yang diperlukan atau sulit menemukan cara memberi pengalaman

secara langsung kepada siswa tentang materi yang hendak diajarkan.

Disinilah pendekatan Contekstual Teaching and Learning (CTL)

mampu memeri peran dalam pembelajaran IPA. Karena CTL memberikan

penekanan pada aspek pengalaman langsung pada siswa saat belajar. CTL

menghubungkan materi yang diajarkan dengan situasi nyata dalam

kehidupan sehari-hari yang dialami oleh siswa dan bukan gambaran atau

angan-angan saja. Pendekatan ini memungkinkan siswa untuk menemukan

sendiri sedikit demi sedikit pengetahuan itu baik melalui bertanya, belajar

dalam kelompok, mengalami secara langsung dan menerapkannya.

Sehingga pengetahuan itu lebih mudah untuk difahami dan lebih

membekas karena dialami langsung oleh peserta didik. Berbeda jika

memberikan pengetahuan pada anak usia SD/MI tentang pengetahuan

yang mempelajari hal-hal nyata seperti Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

hanya diajarkan dengan konsep abstrak tentu tidak akan memberikan hasil

(57)

40

BAB III

PELAKSANAAN PENELITIAN

A.Gambaran umum MIN Kebonan 1. Sejarah dan letak geografis

MIN Kebonan pada awal mula didirikan atas dasar kebutuhan akan

pendidikan untuk anak-anak. Karena pada saat itu belum ada sebuah

lembaga pendidikan serupa. Pada awalnya proses pendidikan berlangsung

sederhana dengan bertempat di rumah salah satu warga dengan tenaga

pengajar rata-rata adalah guru ngaji, lulusan pesantren, atau tokoh

masyarakat sekitar.Mata pelajaran yang diajarkan juga masih sederhana

masih seputar ilmu agama seperti membaca alqur‟an, bahasa arab,

mengkaji kitab kuning, atau qiroah. Pada perkembangannya masyarakat

mulai tergugah kesadarannya akan pentingnya pendidikan sehingga

masyarakar berinisiatif untuk mewakafkan sebuah tanah agar didirikan

gedung demi memperlancar kegiatantersebut. Seiring dengan berjalannya

waktu dan dengan semakin besarnya perhatian pemerintah secaraformal

lembaga ini kemudian bernaung di bawah Departemen Agama Kabupaten

Boyolali. Saat ini MIN Kebonan memiliki 6 kelas dengan masing-masing

kelas terdiri dari A dan B sehingga total ada 12 kelas dengan 12 ruang

(58)

41

mandi.Lembaga ini terletak di tengah-tengah masyarakat pedesaan tepatnya

berada di Dusun Trayon Desa Kebonan Kecamatan Karanggede Kabupaten

Boyolali dengan jarak kurang lebih 100 m dari jalan raya

Tingkir-Gemolong.

Adapun jarak dari Kecamatan sekitar 500 m dan jarak dari

Kabupaten sekitar 20.000 m (20 km) sedangkan jarak dari Provinsi sekitar

70.000 m (70 km). Sebagai tempat pendidikan agama letaknya sangat

mendukung karena jauh dari keramaian sehingga akan lebih mudah untuk

menanamkan nilai-nilai agama dan sopan santun dengan didukung keadaan

lingkungan masyarakat yang agamis pula.

Dengan kerja keras dan dedikasi yang tinggi dari para pendiri,

komite, kepala sekolah, guru, dan masyarakat kini MIN Kebonan menjadi

salah satu lembaga pendidikan dengan murit terbanyak dan salah satu

lembaga pendidikan terbaik di Kecamatan Karanggede.

2. Visi misi dan tujuan a. Visi Madrasah

UNGGUL DALAM MUTU SANTUN DALAM PERILAKU

dengan indikator sebagai berikut :

1. Terwujudnya pendidikan yang menghasilkan lulusan cerdas,

terampil, beriman, bertaqwa, dan memiliki keunggulan kompetitif.

2. Terwujudnya pendidikan yang adil dan merata.

3. Terwujudnya pendidikan yang bermutu, efisien dan relevan.

(59)

42 b. Misi Madrasah

Untuk mewujudkan visi madrasah, maka misi yang dilakukan :

1. Mewujudkan pendidikan yang menghasilkan lulusan cerdas,

terampil, beriman, bertaqwa dan memiliki keunggulan kompetitif.

2. Mewujudkan pendidikan yang adil dan merata.

3. Mewujudkan pendidikan yang bermutu, efisien, dan relevan.

4. Mewujudkan sistem pendidikan yang transparan, akuntabel,

partisipatif, dan efektif.

c. Tujuan

1) Tercapainya prestasi siswa baik di bidang akademik maupun non

akademik.

2) Mengembangkan potensi, bakat dan minat siswa melalui layanan

bimbingan dan ekstra kurikuler.

3) Menjadikan siswa aktif, kritis, dan kreatif dalam aktivitas

keagamaan.

4) Membentuk perilaku islami baik di sekolah maupun dalamkehidupan

sehari-hari.

3. Waktu penelitian

Pelaksanaan tindakan ini dilaksanakan di kelas V MIN Kebonan

Kecamatan Karanggede Kabupaten Boyolali. Penelitian dilaksanakan

mulai sabtu 15 November hingga Rabu 26 November 20014. Setiap

pertemuan kurang lebih 2 jammata pelajaran ( 2 x 35 menit

(60)

43

Ilmu Pengetahuan Alam di Kelas V,sehingga penelitian yang penulis

lakukan tidak banyak mengganggu jadwal mengajar guru kelas maupun

guru mapel yang lainnya. Penelitian ini dilakukan dengan cara

kolaboratif. Bapak Muhkuri, S.Pd. sebagai Guru kelas mengamati saat

penulis meneliti. Adapun jadwal pelaksanaan penelitian sebagai berikut:

Tabel 3.1 Jadwal Pelaksanaan Penelitian

No Waktu Kegiatan

1 21 Oktober 2014 Permohonan Ijin Penelitian

2 15 November 2014 Pelaksanaan Pra Siklus

3 19 November 2014 Pelaksanaan Siklus I

4 22 November 2014 Pelaksanaan siklus II

5 26 November 2014 Pelaksanaan Siklus III

4. Tempat penelitian

Penelitian dilaksanakan di kelas V MIN Kebonan Kecamatan

Karanggede Kabupaten Boyolali. Pemilihan tempat penelitian didasarkan

pada:

a. MIN Kebonan adalah salah satu lembaga pendidikan yang berkualitas

di karanggede.

b. Pembelajaran IPA di MIN Kebonan masih monoton.

c. Materi pelapukan batuan yang ada di kelas V sangat sesuai bila

(61)

44

5. Karakteristik Siswa kelas V MIN Kebonan adalah sebagai berikut : Siswa kelas V MIN Kebonan berjumlah 22 Siswa, terdiri dari 9

siswa laki-laki dan 13 siswa perempuan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat

sebagai berikut:

Tabel 3.2 Siswa kelas V di MIN Kebonan

No Nama L/P

7. Dwi Apriliatussolihah P 8. Farisa Nur Ashari P 9. Fahmi Galih Purnomo L 10. Firda Dwi Apriliansyah L

11. Laila Rahmawati P

12. Nugi Puspita Wardani P

13. Tri Wulan Sari P

14. Reni Puspita Dewi P 15. Rizki Afandi Awaludin L 16. Sa‟adah Tri Lestari P 17. Sakinah Dwi Lestari P

18. Shafa Amaliyah P

(62)

45 B.Deskripsi Pelaksanaan Pra Siklus

Dalam penelitian ini sebelum menerapkan pendekatan Contekstual

Teaching and Learning (CTL) pada siklus I, peneliti mengadakan penelitian

yang dilaksanakan pada minggu kedua bulan November 2014 yang dimulai

dari tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Penelitian pra

siklus dilaksanakan pada tanggal 15 November 2014 dengan kompetensi dasar

“Menndiskripsikan proses pembentukan tanah karena pelapukan”.

Tahapan atau langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Perencanaan

Sebelum peneliti melaksanakan penelitian terlebih dahulu

membuat RPPdengan Kompetensi Dasar “Menndiskripsikan proses

pembentukan tanah karena pelapukan” dengan menggunakan pendekatan

Contekstual Teaching and Learning (CTL). Adapun tahap perencanaan

meliputi :

a. Merencanakan proses pelaksanaan pembelajaran tanpa

menggunakanpendekatan CTL.

b. Menentukan waktu pelaksanaan Pra Siklus yaitu pada hari Sabtu

tanggal 15 November 2014.

c. Menetapkan materi yang akan diajarkan yaitu pokok bahasan

pembentukan tanah karena pelapukan.

d. Menyusun Indikator yang akan dicapai setelah pembelajaran.

e. Membuat Instrumen penelitian yaitu :

Gambar

Tabel 1.1 indikator keberhasilan
Tabel 3.1 Jadwal Pelaksanaan Penelitian
Tabel 3.2 Siswa kelas V di MIN Kebonan
Tabel 4.1 Nilai Siswa Pra Siklus
+5

Referensi

Dokumen terkait

Sesuai dengan perkembangan kedokteran yang membutuhkan jenis cairan yang lebih beragam contohnya cairan infus yang mengandung nutrisi seperti karbohidrat dan

Telah dipertahankan di depan Tim Penguji Pada Tanggal 26 Februari 2013. yang dinyatakan telah memenuhi syarat

Sedangkan Market Value Added (MVA) merupakan hasil kumulatif dari kinerja perusahaan yang dihasilkan oleh berbagai investasi yang telah dilakukan maupun yang diantisipasi

cara membaca huruf- huruf hijaiyah sesuai mahraj dan tanda bacanya (fathatain, kasratain, damatain, sukun dan tasydid). - -

Berdasarkan Surat Penetapan Pemenang Lelang Nomor : 07/TAP/DPU/SDA-18/POKJA/2015 tanggal 19 Juni 2015 tentang Penetapan Pemenang Lelang Paket Pekerjaan Peningkatan Jaringan

Kawasan Berikat adalah suatu banguan, tempat, atau kawasan dengan batas-batas tertentu yang didalamya dilakukan kegiatan usaha industri pengolahan barang dan bahan, kegiatan

Terlebih dengan teknologi yang mendukung, batik dapat dibuat dengan lebih cepat dan lebih murah (batik cap). Tingkat persaingan dapat dilihat dari bermunculnya

Dilihat dari tujuannya, jenis penelitian ini dapat dikategorikan sebagai penelitian deskriptif dan penelitian ekplanatori. Disebut penelitian deskriptif karena penelitian ini