i
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI
PELAPUKAN BATUAN DENGAN PENDEKATAN
CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING
(CTL)
PADA SISWA KELAS V DI MIN KEBONAN KECAMATAN
KARANGGEDE KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2014/2015
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarana Pendidikan Islam
Oleh
ALI RUSIDI
NIM 11510074
JURUSAN TARBIYAH
PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH (PGMI)
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
iii
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI
PELAPUKAN BATUAN DENGAN PENDEKATAN
CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING
(CTL)
PADA SISWA KELAS V DI MIN KEBONAN KECAMATAN
KARANGGEDE KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2014/2015
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarana Pendidikan Islam
Oleh
ALI RUSIDI
NIM 11510074
JURUSAN TARBIYAH
PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH (PGMI)
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
iv
KEMENTERIAN AGAMA
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. Stadion 03 Telp. (0298) 323706, 323433 Salatiga 50721
Website : www.stainsalatiga.ac.id email : administrasi@stainsalatiga.ac.id
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi Saudara: Nama : Ali Rusidi
NIM : 11510074 Jurusan : Tarbiyah
Program Studi : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Judul : UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN IPA MATERI PELAPUKAN BATUAN DENGAN PENDEKATAN CONTEXTUAL
TEACHING AND LEARNING (CTL) KELAS V DI MIN
KEBONAN KECAMATAN KARANGGEDE KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2014/2015
telah kami setujui untuk dimunaqosahkan.
Salatiga,9 Desember 2014
v
SKRIPSI
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI
PELAPUKAN BATUAN DENGAN PENDEKATAN
CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING
(CTL) PADA
SISWA KELAS V DI MIN KEBONAN KECAMATAN
KARANGGEDE KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2014/2015
DI SUSUN OLEH : ALI RUSIDI NIM : 11510074
vi
KEMENTERIAN AGAMA
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. Stadion 03 Telp. (0298) 323706, 323433 Salatiga 50721
Website : www.stainsalatiga.ac.id email : administrasi@stainsalatiga.ac.id
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Ali Rusidi
NIM : 11510074
Jurusan : Tarbiyah
Program Studi : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atas temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
vii MOTTO
Withing trisno jalaran soko kulino, withing mulyo jalaran wani rekoso
Lokasi lahir boleh dimana saja tapi lokasi mimpi harus dilangit, karena pada kenyataannya tidak semua orang berani bermimpi
Keajaiban berlaku untuk mereka yang berani mengambil resiko
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan kepada :
Ayahanda MUZAMMIL dan Ibunda KARFIATUN tercinta betapapun telah ku jelajahi penjuru bumi kepangkuan mulah muara ku.
Kakak-kakak ku terkasih MUNTAFIATUN, MUHAMMAD MUNZAINI, NUR IHSANUDIN, SITI MAESAROH, SITI MUSLIHATUN dan NOER YADIEN.
Ketiga keponakan ku FADLAN SYAUKI, AZZAM AKILLA dan M. RIJAL
Sahabat-sahabat PGMI angkatan 2010, khususnya PGMI C, sebagai teman berdialektika diperkuliahan dan teman canda tawa.
viii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Puji syukur Alhamdulillahirobbil‟alamin, penulis ucapkan kehadirat Allah SWT sebagai wujud syukur atas begitu besarnya limpahan nikmat yang yang diberikan dan takkan pernah bisa penulis hitung sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Shalawat serta salam tak lupa senantiasa penulis haturkan kepada kekasih Allah Nabi agung Muhammad SAW, keluarga, sahabat-sahabatnya dan orang-orang mukmin yang senantiasa mengikutinya.
Dengan penuh rasa kerendahan hati, penulis sampaikan bahwa skripsi ini tidak mungkin dapat terselesaikan jika tanpa adanya dukungan dan bantuan dari semua pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Skripsi yang berjudul “
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR
IPA
MATERI
PELAPUKAN
BATUAN
DENGAN
PENDEKATAN
CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING
(CTL) PADA SISWA KELAS V DI MIN KEBONAN
KECAMATAN KARANGGEDE KABUPATEN BOYOLALI
TAHUN 2014/2015
”ini disusun untuk melengkapi syarat-syarat mencapai gelar Sarjana (S1) Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah pada Jurusan Tarbiyah di STAIN Salatiga, meskipun bentuknya masih sederhana serta banyakkekurangan.
Dengan selesainya skripsi ini, penulis mengucapkan banyak-banyak terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada :
1. Yang terhormat Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Ketua STAIN
ix
2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku ketua jurusan Tarbiyah STAIN Salatiga. 3. Ibu Peni Susapti, M.Si selaku Ketua program Studi PGMI.
4. Ibu Dra. Nur Hasanah, M.Pd. selaku pembimbing skripsi yang telah rela
menyisihkan waktunya untuk membimbing dengan penuh kebijaksanaan dan
memberi petunjuk-petunjuk dan dorongan-dorongan dalam menyelesaikan
skripsi ini.
5. Bapak/Ibu dosen yang telah mencurahkan pengetahuan dan bimbingan
selama penulis kuliah sampai menyelesaikan skripsi ini.
6. Kepala sekolah MIN Kebonan Bapak Chisbulloh, S.Ag. beserta guru dan
karyawan, yang berkenan memberikan izin pada penulis untuk melakukan
penelitian di MI Ma‟arif Jambu.
7. Siswa-siswi kelas V MIN Kebonan yang sudah berkenan menjadi subjek
penelitian dan mengikuti jalannya penelitian dengan sungguh-sungguh.
8. Ayahanda MUZAMMIL dan Ibunda KARFIATUN tercinta, Kakak-kakak
ku terkasih MUNTAFIATUN, MUHAMMAD MUNZAINI, NUR
IHSANUDIN, SITI MAESAROH, SITI MUSLIHATUN, NOER YADIEN
serta seluruh keluarga.
9. Teman-teman serta semua pihak yang telah memberikan motivasi dan
bantuan selama menempuh studi, khususnya dalam proses penyusunan proses
skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu.
x
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih perlu penyempurnaan baik dari isi maupun metodologi. Oleh karena itu, penulis mengharap kritik dan saran yang membangun dari semua pihak guna kesempurnaan skripsi ini.
xi ABSTRAK
Rusidi, Ali. 2014. Peningkatan Prestasi Belajar IPA Materi Pelapukan Batuan Dengan Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) Pada Siswa Kelas V di MIN Kebonan Kecamatan Karanggede Kabupaten Boyolali Tahun 2014/2015. Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Dra. Nur Hasanah, M.Pd.
Kata Kunci: Prestasi Belajar IPA, Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL).
Tujuan penelitian ini adalah ntuk mengetahui peran pendekatan CTL dalam meningkatkan prestasi belajar IPA materi pelapukan batuan dan pencapaian target KKM kelas pada siswa kelas V MIN Kebonan Kecamatan Karanggede. Subjek penelitiannya adalah siswa kelas V yang berjumlah 22 orang yang terdiri dari siswa laki-laki yang berjumlah 9 orang dan siswa perempuan yang berjumlah 13 orang. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas terdiri dari 3 siklus yang masing-masing siklus terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Data diambil dari hasil soal pre test dan post test, observasi dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan rumus Presentase = Frekuensi : Jumlah siswa x 100.
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat diketahui, dengan penggunaan pendekatan CTL pada pokok bahasan pelapukan batuan mengalami peningkatan pada pra siklus siswa yang tuntas dalam KKM 65 sebanyak 2 siswa atau 9%. Pada siklus I dicapai persentase ketuntasan 6 siswa atau 27,2% yang mendapat nilai di atas KKM 65 saat pre test menjadi 9 siswa atau 41% saat post test terjadi kenaikan sebesar 31,9%. Pada siklus II dicapai persentase ketuntasan dengan nilai KKM 65 saat pre test sebanyak 7 siswa atau 31,9% menadi sebanyak 15 siswa atau 68,1% ada kenaikan sebanyak 27,2% dari siklus I. Pada siklus III dicapai persentase ketuntasan belajar siswa yang mendapat nilai KKM 65 sebanyak 15 siswa atau 68,1% saat pre test menjadi 19 siswa atau 86,3% saat post test meningkat sebanyak 18,1% dari siklus II. Jadi dari pra siklus sampai dengan siklus III ada kenaikan ketuntasan dari 2 siswa atau 9% menjadi 19 siswa atau 86,3% naik sebesar 17 siswa atau 77,3% dari jumlah siswa.
xii
DAFTAR ISI
SAMPUL... i
LEMBAR BERLOGO ... ii
JUDUL ... iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iv
PENGESAHAN KELULUSAN ... v
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN... vi
MOTO DAN PERSEMBAHAN... vii
KATA PENGANTAR ... viii
A. Latar BelakangMasalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 5
C. Tujuan Penelitian ... 5
D. Hipotesis Penelitian ... 6
E. Manfaat Penelitian ... 7
F. Definisi Operasional... 8
G. Metode Penelitian... 9
1. Rancangan Penelitian ... 9
2. Subjek Penelitian ... 10
3. Langkah-Langkah ... 10
4. Instrumen Penelitian... 11
5. Pengumpulan Data ... 12
6. Analisis Data ... 13
H. Sistematika Penulisan Skripsi ... 13
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 16
xiii
1. Pengertian Prestasi Belajar... 16
2. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar...17
3. Fungsi Prestasi Belajar ... 19
4. Jenis-Jenis Prestasi Belajar ... 20
B. Ilmu Pemgetahuan Alam (IPA) ... 26
1. Pengertian IPA ... 26
2. Fungsi IPA ... 26
3. Tujuan Pengajaran IPA ... 27
4. Ruang Lingkup IPA ... 27
5. Materi Pelapukan Batuan ... 28
6. Kurikulum IPA Kelas V ... 30
C. Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) ... 30
1. Pengertian CTL ... 30
2. Prinsip Komponen CTL ... 31
3. Langkah Pembelajaran CTL ... 33
4. Kelebihan dan Kekurangan CTL ... 33
5. Penerapan CTL dalam IPA...38
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN ... 40
A. Gambaran Umum MIN Kebonan ... 40
1. Sejarah dan Letak Geografis ... 40
2. Visi, Misi dan Tujuan ... 41
3. Waktu Penelitian ... 42
4. Tempat Penelitian... 43
5. Karakteristik Siswa ... 44
B. Diskripsi Pelaksanaan Pra Siklus ... 45
C. Diskripsi Pelaksanaan Siklus I ... 48
D. Diskripsi Pelaksanaan Siklus II ... 53
E. Diskripsi Pelaksanaan Siklus III ... 58
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 63
A. Diskripsi Penelitian Per Siklus ... 63
xiv
2. Siklus I ... 65
3. Siklus II ... 68
4. Siklus III ... 71
B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 73
1. Data Peningkatan Jumlah Siswa Yang Mencapai KKM ... 74
BAB V PENUTUP ... 76
A. Kesimpulan... 76
B. Saran ... 77
xv
DAFTAR TABEL
TABEL 1.1 Indikator Keberhasilan... ...6
TABEL 3.1 Jadwal Pelaksanaan Penelitian ... 43
TABEL 3.2 Siswa Kelas V MIN Kebonan ... 44
TABEL 4.1 Nilai Siswa Pra Siklus ... 63
TABEL 4.2 Nilai Siswa Siklus I ... 66
TABEL 4.3 Nilai Siswa Siklus II ... 68
TABEL 4.4 Nilai Siswa Siklus III ... 71
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)...80
Lampiran 2 Soal-Soal...107
Lampiran 3 Dokumentasi...111
Lampiran 4 Lembar Pengamatan Siswa...113
Lampiran 5 Lembar Pengamatan Guru...114
Lampiran 6 Surat Ijin Penelitian...121
Lampiran 7 Surat Keterangan Penelitian...122
Lampiran 8 Surat Pembimbing...123
Lampiran 9 Lembar Konsultasi...124
Lampiran 10 Nilai SKK...125
Lampiran 11 Daftar Riwayat Hidup...130
xvii
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA
MATERI PELAPUKAN BATUAN DENGAN PENDEKATAN
CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING
(CTL) PADA
SISWA KELAS V DI MIN KEBONAN KECAMATAN
KARANGGEDE KABUPATEN BOYOLALI
TAHUN 2014/2015
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarana Pendidikan Islam
Oleh
ALI RUSIDI
NIM 11510074
JURUSAN TARBIYAH
PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH (PGMI)
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan pada hakikatnya adalah merupakan usaha sadar untuk
pengembangan kepribadian yang berlangsung seumur hidup baik di sekolah
maupun madarasah. Pendidikan juga bermakna proses membantu individu
baik jasmani dan rohani ke arah terbentuknya kepribadian utama (pribadi yang
berkualitas) (Tohirin,2009:5).Itulah salah satu alasan mengapa pendidikan
merupakan salah satu hal yang harus dimiliki oleh setiap orang. Selain itu,
pendidikan padahakikatnya merupakan upaya untuk membentuk manusia
yang lebih berkualitas (Tohirin, 2009:5). Sehingga pendidikan sangat
diperlukan oleh setiap individu sebagai bekal untuk menghadapi tantangan
masa depan yang semakin kompleks dan penuh dengan persaingan. Maka
disinilah pendidikan berperan sebagai penentu kualitas, daya saing dan nilai
dari setiap individu.
Begitu pentingnya pendidikan bagi setiap orang maka sudah
seharusnya pendidikan yang ada di negara ini harus berjalan dan berlangsung
secara maksimal. Bahkan Agama islam sendiri memberi perhatian khusus
terhadap pendidikan. Hal itu terdapat dalam Al-qur‟an suroh Al „Alaq ayat 1
2
1. Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan,
2. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.
3. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah,
4. yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam,
5. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.
Bahkan ALLAH melaknat orang yang tidak mau belajar, hal ini sesuai
dengan firman Allah berikut ini :
Dan Sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan
mereka lebih sesat lagi. mereka Itulah orang-orang yang lalai.(Q.S. al-A‟raf,
3
Namun pada kenyataannya pendidikan di indonesia saat ini tidak berjalan
sebagaimana yang diharapkan. Pendidikan di indonesia masih sangat rendah
kualitasnya jika dibandingkan dengan negara lain. Programme for international
student assessment (PISA) 2003 menunjukkan bahwa dari 41 negara yang
disurvei untuk bidang IPA, Indonesia menempati peringkat ke-38, sementara
untuk bidang matematika dan kemampuan membaca menempati peringkat ke-39
(Kunandar, 2007:2). Terpuruknya kualitas pendidikan ini tidak lepas dari kualitas
dari proses belajar mengajar yang berlangsung di dalam kelas. Sehinga
kemampuan guru dalam menyampaikan pelajaran juga ikut menentukan
terwujudnya pendidikan yang berkualitas. Kualitas seorang guru harus menjadi
prioritas dalam upaya mengembangkan sebuah pola pendidikan yang efektif
(Jamal Ma‟ruf Asmani, 2009:39). Dalam hal inilah kompetensi pedagogis seorang
guru sangat dibutuhkan untuk menciptakan suasana pembelajaran yang
menyenangkan dan membuat siswa terlibat aktif dalam proses belajar yang
berlangsung.
Belajar yang sesungguhnya harus dapat membuat perubahan dalam diri
siswa baik dalam segi pengetahuan, pemahaman, maupun sikap siswa. Tingkat
keberhasilan siswa dapat diukur melalui sebuah insrtumen penilaian berupa
tes tertulis, lisan, maupun pengamatan terhadap sikap siswa.Prestasi belajar
siswa di sekolah sering diindikasikan dengan permasalahan belajar dari siswa
tersebut dalam memahami materi.Indikasi ini dimungkinkan karena factor
belajar siswa yang kurang efektif, bahkan siswa sendiri tidak merasa
4
siswa kurang atau bahkan tidak memahami materi yang bersifat sukar yang
diberikan oleh guru tersebut (Daryanto, 2013:1-2).
Pembelajaran yang saat ini dikembangkan di indonesia adalah
pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan atau disingkat dengan
PAIKEM. Namun pada kenyataannya penerapan PAIKEM masih belum bisa
dilaksanakan dengan baik oleh para pengajar. Masih banyak pengajar yang
monoton dalam menyampaikan materi pelajaran pada siswa, proses
pembelajaran disampaikan secara lisan dari apa yang ada dalam buku
(ceramah). Metode semacam ini akan membuat siswa merasa bosan karena
proses pembelajaran berlangsung monoton, hanya berpusat pada guru,
sedangkan siswa hanya duduk dan mendengarkan saja. Pembelajaran yang
kurang menarik merupakan hal yang wajardialami oleh setiap guru yang tidak
memahami kebutuhan dari siswa.
Dalam hal ini peran guru sebagai pengembang ilmu sangat besar untuk
memilih dan melaksanakan pembelajaran yang tepat dan efisien bagi peserta
didik bukan hanya pembelajaran yang berbasis konfensional. Pembelajaran
yang baik dapat ditunjang dari suasana pembelajaran yang kondusif serta
hubungan komunikasi antara guru, siswa dapat berjalan dengan
baik(Daryanto, 2013:2).
Hubungan komunikasi yang baik antara guru dan murid tersebut dapat
ditentukan melalui penggunaan media, metode, maupun pendekatan yang
digunakan dalam proses pembelajaran. Karena penggunaan media, metode
5
pada siswa sehingga akan terwujud komunikasi yang baik antara guru dan
murid serta pembelajaran yang berlangsung lebih menarik dan tidak
membosankan.
Pengetahuan Alam merupakan cara mencari tahu tentang alam secara
sistematis untuk menguasai pengetahuan, fakta-fakta, konsep-konsep,
prinsip-prinsip, proses penemuan, dan memiliki sikap ilmiah. Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA) di madrasah ibtidaiyah bermanfaat bagi peserta
didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar (Departemen Agama
RI, 2004:205). Pendidkan Pengetahuan Alam menekankan pada pemberian
pengalaman langsung untuk mengembangkan potensi agar peserta didik
mampu menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan
Ilmu Pengetahuan Alam diarahkan untuk mencari tahu dan berbuat sehingga
dapat membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih
mendalam tentang alam sekitar sekitar (Departemen Agama RI,
2004:205-206).
Contextual Teaching Learning (CTL) merupakan konsep belajar yang
membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia
nyata siswa dan mendorong antara pengetahuan yang dimilikinya dengan
penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan
masyarakat (Riyanto, 2012:159). Pembelajaran semacam ini tidak berpusat
pada sesuatu yang pasti sebagai sumber dan informasi belajar, sumber belajar
bisa dari mana saja, baik dari lingkungan sekolah, lingkungan masysrakat,
6
Contextual Teaching Learning (CTL) juga memungkinkan siswa
belajar tidak hanya dalam kelas namun proses belajar bisa di tempat lain
seperti di pasar, di pinggir jalan, di kantor pemerintahan, di musium, di
BANK atau dimana saja selama tersedia sumber belajar di tempat
tersebut.Pendekatan ini sangat efektif untuk diterapkan karena memberi
pengalaman secara langsung kepada siswa tentang materi yang sedang
dipelajari sehingga siswa akan lebih mudah dalam memahami materi jika
dibandingkan dengan hanya mendengarkan penjelasan dari guru saja. Maka
dari itu, penulis akan menerapkan pendekatan kontekstual dimaksudkan agar
dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
Permasalahan pembelajaran yang kurang efektif juga terjadi di MIN
Kebonan. Pembelajaran IPA yang berlangsung selama ini masih bersifat
doktrin dengan metode ceramah saja. Pembelajaran yang baik harusnya
mampu melibatkan siswa secara aktif sebagai bagian dari proses
pembelajaran. Apalagi banyaknya sumber belajar IPA yang tersedia di
lingkungan sekolah hendaknya dapat dimanfaatkan dengan baik oleh pengajar.
Hal inilah yang menjadikan MIN Kebonan menarik untuk dijadikan tempat
berlangsungnya penelitian bagi penulis.
Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas, maka peneliti tertarik untukmelakukan penelitian tindakankelas dengan judul
“PENINGKATANPRESTASI
BELAJAR
IPA
MATERI
PELAPUKAN
BATUANDENGAN
PENDEKATAN
CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING
(CTL) PADA
7
KARANGGEDE
KABUPATEN
BOYOLALI
TAHUN
2014/2015”
B.
Rumusan MasalahAdapun rumusan masalah berdasarkan latar belakang masalah pada
penelitian ini adalah:
Apakah penerapan pendekatan Contekstual Teaching and Learning dapat
meningkatkan prestasi belajar mata pelajaran IPA materi pelapukan batuan
pada siswa kelas V MIN Kebonan Kecamatan Karanggede Kabupaten
Boyolali?
C.
Tujuan PenelitianBerdasarkan rumusan masalah tersebut,maka tujuan penelitian ini adalah:
Untuk mengetahui apakah dengan penerapan pendekatanCotextual
Teaching dan Learning (CTL) dapat meningkatkan prestasi belajar mata
pelajaran IPA materi pelapukan batuanpada siswa kelas V MIN Kebonan
Kecamatan Karanggede Kabupaten Boyolali.
D. Hipotesis Tindakan(hipotesis)
Adapun hipotesis dari penelitian ini adalah Penerapan pendekatan
Contekstual Teaching and Learning dapat meningkatkan prestasi belajar mata
pelajaran IPA materi pelapukan batuanpada siswa kelas V MIN Kebonan
Kecamatan Karanggede Kabupaten Boyolali.
Berdasarkan hipotesis di atas, maka indikator keberhasilannya dapat
8
Tabel 1.1 indikator keberhasilan
Indikator Keberhasilan Sub Indikator Keberhasilan Peningkatan prestasi belajar ipa
materi pelapukan batuandengan
pendekatan Contekstual Teaching
and Learning (CTL)
Siswa dapat mengerti dan
memahami pembelajaran
pelapukan batuan dengan
menggunakan Contekstual
Teaching and Learning
(CTL)
Siswa mampu mengaitkan
hubungan antara materi yang
dipelajari dengan situasi
kehidupan nyata.
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoris
maupun praktis.
1. Manfaat secara teoritis
a. Untuk menambah khasanah keilmuan dan sumbangan pendidikan.
b. Sebagai bahan refrensi dalam pengembangan proses pembelajaran.
2. Manfaat secara praktis
a. Bagi guru
Untuk membantu dalam membimbing siswa untuk memahami dan
9
meninkatkan kreatifitas guru dalam mengajar sebagai inovasi dalam
pendidikan.
b. Bagi siswa
Untuk meninkatkan pemahaman siswa tentang pelapukan batuan, serta
meningkatkan perhatian, ketertarikan dan keaktifan siswa dalam
mengikuti mata pelajaran IPA.
c. Bagi sekolah
Membantu upaya peningkatan kualitas pendidikan sekolah.
d. Bagi penulis
Sebagai wawasan untuk meningkatkan kemampuan mengajar,
menghadapi anak didik dengan beragam karakter dan meningkatkan
kemampuan dalam menciptakan suasana pembelajaran yang efektif.
F. Definisi Operasional
Agar tidak terjadi kesalahan penafsiran oleh pembaca mengenai judul
penelitian ini, maka penulis menjelaskan istilah sebagai berikut:
1. Pengertian prestasi belajar
Prestasi belajar dalam kamus lengkap Bahasa Indonesia (Bakir S,
2006: 168) adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang
dikembangkan melalui mata pelajaran dengan ditunjukkan dengan nilai tes
atau angka yang diberikan oleh guru.
10
Pengetahuan Alam merupakan cara mencari tahu tentang alam secara
sistematis untuk menguasai pengetahuan, fakta-fakta, konsep-konsep,
prinsip-prinsip, proses penemuan, dan memiliki sikap ilmiah (Departemen Agama RI,
2004:205).
3. Pendekatan Contekstual Teaching and Learning (CTL)
Contextual Teaching Learning (CTL) merupakan konsep belajar
yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan
situasi dunia nyata siswa dan mendorong antara pengetahuan yang
dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai
anggota keluarga dan masyarakat (Riyanto, 2012:159).
G. Metode Penelitian 1. Rancangan penelitian
Dalam penelitian tindakan kelas dilakukan beberapa siklus tindakan
setiap siklus melalui empat tahapan:
a. Perencanaan
b. Pelaksanaan tindakan
c. Observasi
d. Refleksi. Menurut Suyadi (2010: 50-64) langkah-langkah awal untuk
11 2. Subjek, lokasi dan waktu penelitian
a. Subjek
Subek penelitian ini adalah siswa kelas V MIN Kebonan
Kecamatan Karanggede Kabupaten Boyolali tahun ajaran 2014 /
2015yang berjumlah 22 siswa.
Refleksi Siklus I Pelaksanaan
Pengamatan
Perencanaan
Pelaksanaan Siklus II
Refleksi
Pengamatan
?
Siklus III Perencanaan PerencanaanPelaksanaan Refleksi
12 b. Lokasi
Penelitian ini dilakukan di MIN Kebonan yang terletak di desa
KebonanKecamatan Karanggede Kabupaten Boyolali
c. Waktu
Penelitian ini dilakukan dalam waktu kurang lebih satu bulan yaitu
pada bulan September 2014.
3. Langkah-langkah penelitian
a. Perencanaan
Rencana dan prosedur PTK menguraikan berbagai metode dan
prosedur yang akan ditempuh, sifatnya operasional dan menjelaskan
kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan dalam penelitian (Mulyasa,
2011:67). Dalam tahap ini yang peneliti lakukan adalah;
mengidentifikasi masalah, merumuskan pemecahan masalah, membuat
rencana pelaksanaan pembelajaran, mempersiapkan cara menganalisis
data.Menurut Arikunto (2008: 74), ada empat kegiatan utama yang ada
pada setiap siklus yaitu perencanaan, pelaksanaan atau tindakan,
observasi atau pengamatan dan refleksi.
b. Pelaksanaan tindakan
Pelaksanaan tindakan ini dilakukan sesuai dengan rencana yang
13 c. Observasi
Observasi penelitian ini dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan
tindakan, sehingga keduanya dapat saling mendukung dalam
memperoleh data yangg valid dan akurat.
d. Refleksi
Dalam hal ini peneliti melakukan refleksi terhadap kegiatan yang
telah dilakukan dengan tujuan agar dalam pelaksanaan siklus
berikutnya dapat berjalan dengan lebih baik dari siklus sebelumnya.
4. Instrumen penelitian
Dalam melakukan penelitian ini peneliti menggunakan instrumen
sebagai berikut:
a. Lembar observasi
Kegiatan observasi berfungsi untuk mendokumentasikan pengaruh
tindakan yang terkait bersama prosesnya (Rasimin, 2011:133). Metode
ini digunakan untuk mengetahui tentang guru dan siswa dalam
kegiatan pembelajaran di MIN Kebonan Kecamatan Karanggede
Kabupaten Boyolali tahun ajaran 2014 / 2015.
b. Rencana Pelalsanaan Pembelajaran (RPP)
Rencana Pelalsanaan Pembelajaran adalah rencana yang
menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk
mencapai suatu kometensi dasar yang ditetapkan dalam stanar
14 c. Silabus
Silabus merupakan seperangkat rencana serta pengaturan
pelaksanaan pembelajaran dan penilaian yang disusun secara
sistematis membuat komponen-komponen yang saling berkaitan untuk
mencapai penguasaan kompetensi
dasar(http://penelitiantindakankelas.blogspot.in/2013/10/pengertian-silabus-adalah.html).
d. Tes
Tes dilakukan dengan memberikan soal mengenai materi yang
telah disampaikan (lembar soal) untuk mendapatkan informasi atau
data tentang pemahaman siswa terhadap materi yang telah
disampaikan dengan CTL
e. Lembar evaluasi
Lembar evaluasi digunakan untuk mengetahui tingkat pemahaman
siswa tentang materi Ilmu Pengetahuan Alam yang diajarkan dengan
menggunakan Contextual Teaching Learning (CTL). Lembar evaluasi
yang digunakan berupa soal/pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan
dengan materi Ilmu Pengetahuan Alam yang telah diajarkan.
5. Tehnik pengumpulan data
Tehnik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan tehnik
15 a. Observasi
Observasi adalah kegiatan pengamatan atau pengambilan data
untuk memotret seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran
(Yonny, 2012:58).Observasi dilakukan dengan menggunakan lembar
pengamatan terhadap aktifitas dan proses pembelajaran oleh guru
untuk mendapatkan informasi atau data yang valid.
b. Dokumentasi
Metode atau teknik dokumenter adalah teknik pengumpulan data
dan informasi melalui pencarian dan penemuan bukti-bukti (Rasimin,
2011:73). Dokumentasi dilakukan untuk mendapatkan bukti yang valit
dan dapat dipertanggung jawabkan sebagai bukti dalam pelaksanaan
penelitian yang dilakukan.
6. Analisis data
Analisis data yang telah terkumpul guna mengetahui seberapa
besar keberhasilan tindakan dalam penelitian untuk perbaikan belajar
siswa (Suyadi, 2010: 85). Dalam membuktikan hipotesis maka hasil
penelitian akan dilakukan analisis dengan rumus sebagai berikut:
Keterangan:
P = Presentase
F = frekuensi
16 H. Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah dalam pembahasan penelitian ini, penulis
menyusun dengan sistematikan sebagai berikut:
BAB I Pendahuluan, meliputi: latar belakang masalah,
rumusanmasalah, tujuan penelitian, hipotesis tindakan,
manfaat penelitian, definisi operasional, metode penelitian,
dan sistematika penulisan skripsi.
BAB II Kajian Pustaka berisi tentang peningkatan prestasi belajar
siswa mata pelajaran IPA materi pelapukan batuandengan
pendekatan CTL yang terdiri dari tigasubbab. Subbab
pertama berisi berisi tentangprestasi belajar terdiri dari
Pengertian belajar, ciri-ciri belajar, prinsip-prinsip belajar,
Pengertian prestasi belajar, faktor-faktor yang
mempengaruhi prestasi belajar, dan fungsi prestasi
belajar.Subbab kedua membahas tentang IPA, terdiri dari
pengertian IPA, fungsi IPA, tujuan pengajaran IPA, ruang
lingkup IPA, dan materi pelapukan batuan. Subbab ketiga
berisi tetang pendekatan Contextual Teachin and
learning(CTL) yang meliputi: pengertian CTL, prinsip
komponen CTL, langkah-langkah pembelaaran CTL,
kelebihan pendekatan CTL dengan pendekatan tradisional.
Dan subbab ke empat berisi tentang kaitan antara prestasi
17
BAB III Pelaksanaan Penelitian yang terdiri dari dua subbab.Subbab
pertama tentang subjek penelitian yang meliputi tempat: (di
manapenelitian diadakan; sekolah, kelas), waktu (jadwal
perbaikan per siklus),mata pelajaran , dan karakteristik
siswa (jumlah, usia, dan jenis kelamin,kemampuan, latar
belakang). Subbab kedua berisi tentang prosedur
tiap-tiapsiklus perbaikan yang meliputi perencanaan,
pelaksanaan,pengumpulan data, dan refleksi.
BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan yang terdiri dari
duasubbab. Subbab pertama tentang deskripsi per siklus
yang meliputi dataHasil pengamatan (observasi) dan
wawancara, refleksi keberhasilan dankegagalan. Subbab
kedua tentang pembahasan.
18
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Prestasi Belajar
1. Pengertian Prestasi Belajar
a. Prestasi belajar dalam kamus lengkap Bahasa Indonesia (Bakir S,
2006: 168) adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang
dikembangkan melalui mata pelajaran dengan ditunjukkan dengan
nilai tes atau angka yang diberikan oleh guru.
b. Sedangkan prestasi belajar menurut Suprijono (2011: 5) adalah
pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap,
apresiasi dan keterampilan.
Dari beberapa pengertian di atas dapat penulis simpulkan bahwa
prestasi belajar adalah hasil atau pencapaian dari proses belajar yang
diambil melalui tes maupun pengamatan baik berupa nilai yang dinyatakan
dalam angka atau berupa pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan
perilaku yang akan digunakan sebagai dasar dalam menentukan tidakan
pendidikan.
2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Menurut Ahmadi, (2004: 138) Prestasi belajar yang dicapai
seseorang merupakan hasil interaksi berbagai faktor yang
mempengaruhinya baik dari dalam diri (faktor internal) maupun dari luar
19
Yang tergolong faktor internal adalah:
1) Faktor jasmani (fisiologi) baik yang bersifat bawaan maupun
yang diperoleh. Yang termasuk faktor ini misalnya penglihatan,
pendengaran, struktur tubuh dan sebagainya.
2) Faktor psikologis baik yang bersifat bawaan maupun yang
diperoleh terdiri atas:
a) Faktor intelektif yang meliputi:
(1) Faktor potensial yaitu kecerdasan dan bakat.
(2) Faktor kecakapan nyata yaitu prestasi yang telah
dimiliki
b) Faktor non-intelektif, yaitu unsur-unsur kepribadian
tertentu seperti sikap, kebiasaan, minat, kebutuhan,
motivasi, emosi dan penyesuaian diri.
3) Faktor kematangan fisik maupun psikis.
Yang tergolong faktor eksternal, ialah:
a) Faktor sosial yang terdiri atas:
(1) Lingkungan keluarga
(2) Lingkungan sekolah
(3) Lingkungan masyarakat
(4) Lingkungan kelompok
b) Faktor budaya seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan,
20
c) Faktor lingkungan fisik seperti fasilitas rumah, fasilitas
belajar dan iklim.
4) Faktor lingkungan spiritual atau keamanan.
3. Fungsi prestasi belajar
a. Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan
yang telah dikuasai peserta didik.
b. Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu.
c. Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inofasi pendidikan.
d. Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari suatu instruksi
pendidikan.
e. Prestasi belajar dapat dijadikan indikator terhadap daya serap
(kecerdasan) anak didik (Arifin, 2009:12-13).
Selain fungsi diatas hasil evaluasi juga berguna bagi guru dalam proses
belajar mengajar. Menurut Arifin, 2009:288kegunaan prestasi belajar
sebagai berikut:
a. Promosi pserta didik, seperti kenaikan kelas atau kelulusan.
b. Mendiagnosis peserta didik yang memiliki kelemahan atau
kekurangan, baik secara perseorangan maupun kelompok.
c. Menentukan pengelompokan dan penempatan peserta didik
berdasarkan prestasi masing-masing.
d. Feedback dalam melakukan perbaikan.
21
f. Dijadikan dasar pertimbangan dalam membuat perencanaan
pembelajaran.
g. Menentukan perlu tidaknya pembelajaran remidial.
4. Jenis prestasi belajar
Untuk mengetahui bahwa siswa telah mencapai prestasi belajar
seperti apa yang diharapkan pendidik jika dilihat dari adanya perubahan
tingkah laku atas sikap dari peserta didik. Bloom menyatakan ada tiga
bentuk prestasi yaitu kognitif, afektif dan psikomotor. Untuk lebih
jelasnya akan penulis uraikan dari masing-masing ranah tersebut, yaitu :
a. Prestasi belajar aspek kognitif
Prestasi belajar siswa pada aspek kognitif menitikberatkan pada
masalah bidang intelektual, sehingga kemampuan akal akan
mendapatkan perhatian yaitu kerja otak untuk dapat menguasai
berbagai pengetahuan yang diterimanya. Bloom mengklasifikasi tujuan
kognitif menjadi enam tingkatan. Keenam aspek pendukung tersebut
kesemuanya menitikberatkan pada kemampuan akal semata.
1. Pengetahuan
Pengetahuan, sebagai terjemahan dari knowledge. Cakupan
pengetahuan hafalan termasuk pula pengetahuan yang sifatnya
faktual, disamping pengetahuan yang mengenai hal-hal yang perlu
diingat kembali. Seperti: batasan, peristilahan, pasal, hukum, bab,
ayat, rumus dan sebagainya. Dari sudut respon belajar siswa
22
Ada beberapa cara untuk menguasai atau menghafal misalnya
bicara berulang-ulang, menggunakan teknik mengingat (memo
teknik). Hal ini dapat dilakukan dengan pembuatan ringkasan.
2. Pemahaman
Tipe hasil belajar pemahaman lebih tinggi satu tingkat dari
tipe prestasi belajar pengetahuan hafalan. Pemahaman memerlukan
kemampuan menangkap makna atau arti dari sesuatu konsep, untuk
itu maka diperlukan adanya hubungan atau pertautan antara konsep
dengan makna yang ada dalam konsep yang dipelajari.
3. Penerapan (aplikasi)
Aplikasi adalah kesanggupan menerapkan dan
mengabstraksi sesuatu konsep, ide, rumus, hukum dalam situasi
yang baru. Misalnya memecahkan persoalan dengan menggunakan
rumus tertentu, menerapkan suatu dalil atau hukum dalam suatu
persoalan dan sebagainya.
4. Analisis (pengkajian)
Analisis adalah kesanggupan memecah, mengurai sesuatu
integritas (kesatuan yang utuh), menjadi unsur-unsur atau
bagian-bagian yang mempunyai arti. Analisis merupakan tipe prestasi
belajar sebelumnya, yakni pengetahuan dan pemahaman aplikasi.
23
yang dapat memberikan kemampuan pada siswa untuk mengkreasi
sesuatu yang baru, seperti: memecahkan, menguraikan, membuat
diagram, memisahkan, membuat garis dan sebagainya.
5. Sintesis
Sintesis adalah tipe hasil belajar, yang menekankan pada
unsur kesanggupan menguraikan sesuatu integritas menjadi bagian
yang bermakna, pada sintesis adalah kesanggupan menyatukan
unsur atau bagian menjadi satu integritas. Beberapa bentuk tingkah
laku yang operasional biasanya tercermin dalam kata-kata:
mengkategorikan, menggabungkan, menghimpun, menyusun,
mencipta, merancang, mengkonstruksi, mengorganisasi kembali,
merevisi, menyimpulkan, menghubungkan, mensistematisasi, dan
lain-lain.
6. Evaluasi
Evaluasi adalah kesanggupan memberikan keputusan
tentang nilai sesuatu berdasarkan judment yang dimilikinya.
Tipe hasil belajar ini dikategorikan paling tinggi dan terkandung
semua tipe hasil belajar yang telah dijelaskan sebelumnya. Dalam
tipe hasil hasil belajar evaluasi, tekanannya pada pertimbangan
mengenai nilai, mengenai baik tidaknya, tepat tidaknya
menggunakan kriteria
24 b. Prestasi belajar aspek afektif
Bidang afektif berkenaan dengan sikap dan nilai. Sikap seseorang
dapat diramalkan perubahannya, bila orang yang bersangkutan telah
menguasai bidang kognitif tingkat tinggi. Prestasi belajar bidang
afektif kurang mendapat perhatian dari guru, dan biasanya dititik
beratkan pada bidang kognitif semata-mata. Tipe prestasi belajar yang
afektif tampak pada siswa dalam berbagai tingkah laku, seperti: atensi,
perhatian terhadap pelajaran, disiplin, motivasi belajar, menghargai
guru dan teman sekelas, kebiasaan belajar dan lain-lain. Ada beberapa
tingkatan bidang afektif, sebagai tujuan prestasi belajar antara lain
adalah sebagai berikut :
1. Penerimaan (receiving)
yakni semacam kepekatan dalam menerima rangsangan
(stimulus) dari luar yang datang di dalam diri siswa baik dalam
bentuk masalah situasi gejala dan lain-lain. Dalam tipe ini
termasuk kesadaran, keinginan yang ada dari luar.
2. Merespon (responding)
yakni reaksi yang diberikan kepada seseorang terhadap
25
reaksi, perasaan, kepuasan dapat menjawab stimulasi yang berasal
dari luar.
3. Penilaian
yakni berkenaan dengan nilai dan kepercayaan terhadap
gejala atau stimulasi tadi. Dalam evaluasi ini termasuk di dalamnya
kesediaan menerima nilai, latar belakang atau pengambilan
pengamalan untuk menerima nilai dan kesepakatan terhadap nilai
yang diterimanya.
4. Pengorganisasian
yakni pengembangan nilai ke dalam satu sistem organisasi,
termasuk menentukan hubungan satu nilai dengan nilai yang lain,
kemantapan serta prioritas nilai yang dimilikinya. Yang termasuk
dalam organisasi ini adalah konsep tentang nilai, organisasi dari
pada sistem nilai.
5. Karakterisasi
hal ini merupakan keterpaduan semua sistem nilai yang
telah dimiliki seseorang, yang mempengaruhi pola kepribadian dan
26 c. Prestasi belajar aspek psikomotor
Prestasi belajar aspek psikomotor adalah kemampuan didalam
masalah skill atau keterampilan dan kemampuan bertindak.Prestasi
belajar aspek psikomotor ini merupakan tingkah laku nyata dan dapat
diamati. Adapun tingkatan aspek ini antara lain :
1. gerak refleks
2. keterampilan pada gerakan-gerakan dasar
3. kemampuan persptual
4. kemampuan di bidang fisik
5. gerakan skill
6. serta gerakan akspresif dan interpretatif
http://ahmadefendy.blogspot.com/2010/08/jenis-jenis-prestasi-belajar.html
B. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) 1. Pengertian IPA
Pengetahuan Alam merupakan cara mencari tahu tentang alam
secara sistematis untuk menguasai pengetahuan, fakta-fakta,
konsep-konsep, prinsip-prinsip, proses penemuan, dan memiliki sikap ilmiah
(Departemen Agama RI, 2004:205).
2. Fungsi IPA
27
a. Memberikan pengetahuan tentang berbagai jenis dan perangai
lingkungan alam dan lingkungan buatan dalam kaitannya dengan
pemanfaatannya bagi kehidupan sehari-hari.
b. Mengembangkan keterampilan proses.
c. Mengembangkan wawasan, sikap dan nilai yang berguna bagi siswa
untuk meningkatkan kualitas hidup sehari-hari.
d. Mengembangkan kesadaran tentang adanya hubangan keterkaitan yang
saling mempengaruhi antara kemajuan IPA dan teknologi dengan
keadaan lingkungan dan pemanfaatannya bagi kehidupan sehari-hari.
e. Mengembangkan kemampuan untuk menerapkan ilmu pengetahuan
dan teknologi (IPTEK) serta keterampilan yang berguna dalam
kehidupan sehari-hari maupun untuk melanjutkan pedidikanya ke
tingkat pendidikan yang lebih tinggi. (Departemen Agama RI,
2004:253).
3. Tujuan pengajaran IPA
a. Memahami konsep-konsep IPA dan keterkaitannya dengan kehidupan
sehari-hari.
b. Memiliki keterampilan proses untuk mengembangkan pengetahuan,
gagasan tentang alam sekitar.
c. Mempunyai minat untuk mengenal dan mempelajari benda-benda seta
kejadian di lingkungan sekitar.
d. Bersikap ingintahu, terbuka, kritis, mawas diri, bertanggung jawab,
28
e. Mampu menerapkan berbagai konsep IPA untuk menjelaskan
gejala-gejala alam dan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari.
f. Mampu menggunakan teknologi sederhana yang berguna untuk
memecahkan suatu masalah yang ditemukan dalam kehidupan
sehari-hari.
g. Mengenal dan memupuk rasa cinta pada alam sekitar sehingga
menyadari kebesaran dan keagungan Tuhan Yang Maha Esa.
(Departemen Agama RI, 2004:206).
4. Ruang lingkup IPA
a. Mahluk hidup dan proses kehidupannya, yaitu manusia, hewan,
tumbuhan dan interaksinya.
b. Materi, sifat-sifat, dan kegunaannya meliputi: udara, air, tanah dan
batuan.
c. Listrik dan magnet, energi dan panas, gaya dan pesawat sederhana,
cahaya dan bunyi, tata surya, bumi dan benda-benda langit lainnya.
d. Kesehatan, makanan, penyakit dan pencegahannya.
e. Sumber daya alam, kegunaan, pemeliharaan, dan pelestariannya
(Departemen Agama RI, 2002:206).
5. Materi pelapukan batuan
Pelapukan Batuan
Pelapukan atau weathering (weather) merupakan perusakan
batuan pada kulit bumi karena pengaruh cuaca (suhu, curah hujan,
29
batuan dari bentuk gumpalan menjadi butiran yang lebih kecil bahkan
menjadi hancur atau larut dalam air. Pelapukan dibagi dalam tiga
macam, yaitu pelapukan mekanis, pelapukan kimiawi, dan pelapukan
biologis
(http://evelynemustamu.blogspot.com/2012/03/pelapukan-batuan.html).
a. Pelapukan Mekanis
Pelapukan mekanis atau sering disebut pelapukan fisis adalah
penghancuran batuan secara fisik tanpa mengalami perubahan
kimiawi.Penghancuran batuan ini bisa disebabkan oleh akibat
pemuaian, pembekuan air, perubahan suhu tiba-tiba, atau perbedaan
suhu yang sangat besar antara siang dan malam.
Disamping merupakan contoh pelapukan mekanik yang
diakibatkan oleh aktivitas tumbuhan diantaranya masuknya akar
tumbuhan ke dalam tanah melalui retakan-retakan batuan. Retakan
batuan akan melebar seiring dengan membesarnya akar tumbuhan.
b. Pelapukan Kimiawi
Pelapukan kimiawi yaitu pelapukan yang terjadi akibat proses
kimiawi pada molekul-molekul penyusun batuan tersebut.Biasanya
yang menjadi perantara air, terutama air hujan. Tentunya Anda masih
ingat bahwa air hujan atau air tanah selain senyawa H2O, juga
mengandung CO2 dari udara. Oleh karena itu mengandung tenaga
30
kapur atau karst. Proses yang terjadi dalam pelapukan kimiawi disebut
Dekomposisi.
Pelapukan terjadi pada batuan yang bersifat kimiawi,
misalnya air hujan yang turun ke bumi mengandung zat kimia yang
dapat bereaksi dengan zat kimia yang ada di batuan sehingga terjadi
pelapukan. Proses pelapukan terjadi lebih cepat jika terjadi hujan asam
jika dibanding dengan hujan biasa. Uap air yang menjadi hujan asam
mengandung zat-zat asam (mengandung unsur Nitrogen dan Belerang),
air hujan yang turun bersifat asam. Zat-zat asam (NO dan SO2) yang
terbawa air hujan akan bereaksi secara kimia dengan zat-zat yang
terkandung di dalam batuan lebih cepat.
c. Pelapukan Biologi
Pelapukan biologis atau disebut juga pelapukan organis terjadi
akibat proses organis. Pelakunya adalah mahluk hidup, bisa oleh
tumbuh-tumbuhan, hewan, atau manusia. Akar tumbuh-tumbuhan
bertambah panjang dapat menembus dan menghancurkan batuan,
karena akar mampu mencengkeram batuan. Bakteri merupakan media
penghancur batuan yang ampuh. Cendawan dan lumut yang menutupi
permukaan batuan dan menghisap makanan dari batu sehingga
cendawan dan lumut bisa menghancurkan batuan
31 6. Kurikulum IPA kelas V
a. Kurikulum
Kurikulum yang diterapkan di MIN Kebonan Kecamatan
Karanggade Kabupaten Boyolali adalah Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP)
b. SK dan KD
Adapun Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) dalam
meteri yang akan diteliti adalah sebagai berikut:
SK : Memahami perubahan yang terjadi di alam dan hubungannya
dengan penggunaan sumber daya alam.
KD : Mendiskripsikan proses pembentukan tanah karena pelapukan.
C. Pendekatan Contekstual Teaching and Learning (CTL) 1. Pengertian CTL
Pendekatan kontekstual (Contekstual Teaching and Learning
(CTL)) merupakan konsep belajar yang membentu guru mengaitkan antara
materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong
antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam
kehidupan mereka sehari-hari, dengan melibatkan tujuh komponen utama
pembelajaran efektif, yakni: konstruktifisme (Construstivisme), bertanya
(Questioning), menemukan (Inquiri), masyarakat belejar (Learning
Community), pemodelan (Modeling), refleksi (Reflection), dan penilaian
sebenarnya (Authentic Assessment) (Riyanto, 2012:163).
32
Menurut Riyanto (2012:169-177) ada tujuh komponen CTL yaitu:
a. Konstruktivisme (Constructivism)
Constructivism Merupakan landasan berfikir pendekatan CTL,
yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit,
yang hasilnya diperluas melalui konteks yan terbatas dan tidak
sekonyong-konyong.
b. Menemukan (Inquiry)
Menemukan merupakan inti dari kegiatan pembelajaran berbasis
CTL. Pengetahuan dari keterampilan yang diperoleh siswa bukan hasil
mengingat seperangkat fakta-faktatetapi hasil dari menemukan sendiri.
c. Bertanya (Questioning)
Pengetahuan yang dimiliki seseorang, selalu bermula dari bertanya.
Bertanya merupakan strategi utama pembelajaran yang berbasis CTL.
d. Masyarakat belajar (Learnin Community)
Konsep Learnin Community menyarankan agar hasil pembelajaran
diperoleh dari hasil kerja sama dengan orang lain. Hasil belajar
diperoleh dari sharing antara teman, antarkelompok dan antara yang
tahu ke yang belum tahu.
e. Pemodelan (Modeling)
Dalam sebuah pembelajaran keterampilan dan pengetahuan
tertentu, ada model yang bisa ditiru. Model itu bisa berupa cara
33
karya tulis, cara melafalkan, dan sebagainya. Atau guru memberikan
contoh cara mengerjakan sesuatu.
f. Refleksi (Reflection)
Refleksi adalah cara berfikir tentang apa yang baru dipelajari atau
berfikir ke belakang tentang apa-apa yang sudah dilakukan di masa
lalu.
g. Penilaian sebenarnya (Authentic Assessment)
Assessment adalah proses pengumpulan berbagai data yang bisa
memberikan gambaran perkembangan belajar siswa. Gambaran
perkembangan belajar siswa perlu diketahui oleh guru agar bisa
memastikan bahwa siswa mengalami proses pembelajaran yang benar.
3. Langkah-langkah pembelajaran CTL
Penerapan CTL dalam kelas cukup mudah, secara garis besar
langkahnya sebagai berikut:
a. Kembangkan pikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan
cara bekerja sendiri, menemukan sendiri, dan mengkonstruksi sendiri
pengetahuan dan keterampilan barunya.
b. Laksanakan sejauh mungkin kegiatan inquiri untuk semua topik.
c. Kembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya.
d. Ciptakan masyarakat belajar (belajar dalam kelompok-kelompok).
e. Hadirkan model sebagai contoh pembelajaran.
34
g. Lakukan penilaian sebenarnya dengan berbagai cara (Riyanto,
2012:168-169).
4. Kelebihan dan kekurangan pendekatan CTL
a. Kelebihan pendekatan CTL
Menurut Riyanto (2012:165-168) kelebihan pendekatan CTL
dengan pendekatan tradisional adalah sebagai berikut:
NO PENDEKATAN CTL PENDEKATAN TRADISIONAL
1. Siswa secara aktif terlibat
dalam proses pembelajaran.
Siswa adalah penerima informasi
secara pasif.
2. Siswa belajar dari teman
melalui kerja kelompok,
diskusi, saling mengoreksi
Siswa belajar secara individual.
3. Pembelajaran dikaitkan
dengan kehidupan nyata dan
masalah yang disimulasikan.
Pembelaaran sangat abstrak dan
teoritis.
4. Perilaku dibangun atas
kesadaran sendiri.
Perilaku dibangun atas dasar
kebiasaan.
5. keterampilan dikembangkan
atas atas dasar pemahaman
Keterampilan dikembangkan atas
35 7. Seseorang tidak melakukan
yang jelek karena dia tahu
hal itu keliru dan merugikan.
Seseorang tidak melakukan hal
yang jelek karena dia takut
hukuman.
8. Bahasa diajarkan dengan
pendekatan komunikatif,
yakni siswa diajak
menggunakan bahasa dalam
konteks nyata.
Bahasa diajarkan
denganpendekatan struktural,
rumus diteranggkan sampai faham
kemudian dilatihkan.
9. Pemahaman rumus
dikembangkan atas dasar
skema yang sudah ada dalam
diri siswa.
Rumus itu ada di luar diri siswa,
yang harus diterangkan, diterima,
dihafalkan dan dilatihkan.
Rumus adalah kebenaran absolut
(sama untuk semua orang). Hanya
ada dua kemungkinan yaitu
pemahaman rumus yang salah
atau pemahaman rumus yang
benar.
11. Siswa menggunakan
kemampuan berfikir kritis,
terlibat penuh dalam
mengupayakan terjadinya
proses pembelajaran yang
Siswa secara pasif menerima
rumus atau kaidah (membaca,
mendengar, mencatat, menghafal)
tanpa memberikan kontribusi ide
36 efektif, ikut bertanggung
jawab atas terjadinya
pembelajaran yang efektif,
dan membawa semata
masing-masing ke dalam
proses pembelajaran.
12. Pengetahuan yang dimiliki
manusia dikembangkan oleh
manusia itu sendiri. Manusia
menciptakan atau
membangun pengetahuan
dengan cara memberi arti dan
memahami pengalamannya.
Pengetahuan adalah penangkapan
terhadap serangkaian fakta,
konsep, atau hukum yang berada
mengalami peristiwa baru,
maka pengetahuan itu tidak
pernah stabil,
selaluberkembang (tentative
incomplete)
Kebenaran bersifat absolut dan
pengetahuan bersifat final.
37
15. Penghargaan terhadap siswa
sangat diutamakan.
Pembelajaran tidak
memperhatikan pengalaman
siswa.
16. Hasil belajar diukur dengan
berbagai cara proses bekerja
hasil karya, penampilan,
rekaman tes,dan lain-lain.
Hasil belajar diukur hanya dengan
tes.
17. Pembelajaran terjadi
diberbagai tempat, konteks,
dan setting.
Pembelajaran hanya terjadi dalam
kelas.
18. Penyesalan adalah hukuman
dari perilaku jelek.
Sangsi adalah hukuman dari
perilaku jelek.
19. Perilaku baik berdasarkan
motifasi intrinsik.
Perilaku baik berdasarkan dari
motifasi ekstrinsik.
20. Seseorang berperilaku baik
karena dia yakin itulah yang
terbaik dan bermanfaat.
Seseorang berperilaku baik karena
dia terbiasa melakukan begitu.
Kebiasaan ini dibangun dengan
38 b. Kekurangan pendekatan CTL
1) Diperlukan waktu yang cukup lama saat proses pembelajaran
kontekstual berlangsung.
2) Jika guru tidak dapat mengendalikan kelas maka dapat
menciptakan situasi kelas yang kurang kondusif.
3) Guru lebih intensif dalam membimbing.
4) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan
atau menerapkan sendiri ide-ide dan mengajak siswa agar dengan
menyadari dan dengan sadar menggunakan strategi-strategi mereka
sendiri untuk belajar. Namun dalam konteks ini tentunya guru
memerlukan perhatian dan bimbingan yang ekstra terhadap siswa
agar tujuan pembelajaran sesuai dengan apa yang diterapkan
semula(http://modelmodelpembelajaran8.blogspot.com/2013/04/ke
lebihan-dan-kelemahan-model.html)
D. Kaitan Prestasi Belajar IPA dengan Pendekatan CTL
Ilmu Pengetahuan Alam adalah suatu mata pelajaran yang
mempelajari gejala-gejala yang terjadi di alam secara nyata sehingga
dalam pengajarannya juga membutuhkan cara yang mampu memberi
konsep pengetahuan secara kongkrit kepada siswa. Terlebih pada siswa
usia SD/MI yang belum begitu mampu menerima konsep pengetahuan
39
Namun pada kenyataanya pembelajaran IPA tidak selalu diajarkan
secara kongkrit dan hanya bersifat pengetahuan abstrak. Hal ini
disebabkan antara lain karena keterbatasan media, metode dan pendekatan
yang digunakan dalam mengajar. Guru terkadang sulit untuk menenukan
media yang diperlukan atau sulit menemukan cara memberi pengalaman
secara langsung kepada siswa tentang materi yang hendak diajarkan.
Disinilah pendekatan Contekstual Teaching and Learning (CTL)
mampu memeri peran dalam pembelajaran IPA. Karena CTL memberikan
penekanan pada aspek pengalaman langsung pada siswa saat belajar. CTL
menghubungkan materi yang diajarkan dengan situasi nyata dalam
kehidupan sehari-hari yang dialami oleh siswa dan bukan gambaran atau
angan-angan saja. Pendekatan ini memungkinkan siswa untuk menemukan
sendiri sedikit demi sedikit pengetahuan itu baik melalui bertanya, belajar
dalam kelompok, mengalami secara langsung dan menerapkannya.
Sehingga pengetahuan itu lebih mudah untuk difahami dan lebih
membekas karena dialami langsung oleh peserta didik. Berbeda jika
memberikan pengetahuan pada anak usia SD/MI tentang pengetahuan
yang mempelajari hal-hal nyata seperti Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
hanya diajarkan dengan konsep abstrak tentu tidak akan memberikan hasil
40
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A.Gambaran umum MIN Kebonan 1. Sejarah dan letak geografis
MIN Kebonan pada awal mula didirikan atas dasar kebutuhan akan
pendidikan untuk anak-anak. Karena pada saat itu belum ada sebuah
lembaga pendidikan serupa. Pada awalnya proses pendidikan berlangsung
sederhana dengan bertempat di rumah salah satu warga dengan tenaga
pengajar rata-rata adalah guru ngaji, lulusan pesantren, atau tokoh
masyarakat sekitar.Mata pelajaran yang diajarkan juga masih sederhana
masih seputar ilmu agama seperti membaca alqur‟an, bahasa arab,
mengkaji kitab kuning, atau qiroah. Pada perkembangannya masyarakat
mulai tergugah kesadarannya akan pentingnya pendidikan sehingga
masyarakar berinisiatif untuk mewakafkan sebuah tanah agar didirikan
gedung demi memperlancar kegiatantersebut. Seiring dengan berjalannya
waktu dan dengan semakin besarnya perhatian pemerintah secaraformal
lembaga ini kemudian bernaung di bawah Departemen Agama Kabupaten
Boyolali. Saat ini MIN Kebonan memiliki 6 kelas dengan masing-masing
kelas terdiri dari A dan B sehingga total ada 12 kelas dengan 12 ruang
41
mandi.Lembaga ini terletak di tengah-tengah masyarakat pedesaan tepatnya
berada di Dusun Trayon Desa Kebonan Kecamatan Karanggede Kabupaten
Boyolali dengan jarak kurang lebih 100 m dari jalan raya
Tingkir-Gemolong.
Adapun jarak dari Kecamatan sekitar 500 m dan jarak dari
Kabupaten sekitar 20.000 m (20 km) sedangkan jarak dari Provinsi sekitar
70.000 m (70 km). Sebagai tempat pendidikan agama letaknya sangat
mendukung karena jauh dari keramaian sehingga akan lebih mudah untuk
menanamkan nilai-nilai agama dan sopan santun dengan didukung keadaan
lingkungan masyarakat yang agamis pula.
Dengan kerja keras dan dedikasi yang tinggi dari para pendiri,
komite, kepala sekolah, guru, dan masyarakat kini MIN Kebonan menjadi
salah satu lembaga pendidikan dengan murit terbanyak dan salah satu
lembaga pendidikan terbaik di Kecamatan Karanggede.
2. Visi misi dan tujuan a. Visi Madrasah
UNGGUL DALAM MUTU SANTUN DALAM PERILAKU
dengan indikator sebagai berikut :
1. Terwujudnya pendidikan yang menghasilkan lulusan cerdas,
terampil, beriman, bertaqwa, dan memiliki keunggulan kompetitif.
2. Terwujudnya pendidikan yang adil dan merata.
3. Terwujudnya pendidikan yang bermutu, efisien dan relevan.
42 b. Misi Madrasah
Untuk mewujudkan visi madrasah, maka misi yang dilakukan :
1. Mewujudkan pendidikan yang menghasilkan lulusan cerdas,
terampil, beriman, bertaqwa dan memiliki keunggulan kompetitif.
2. Mewujudkan pendidikan yang adil dan merata.
3. Mewujudkan pendidikan yang bermutu, efisien, dan relevan.
4. Mewujudkan sistem pendidikan yang transparan, akuntabel,
partisipatif, dan efektif.
c. Tujuan
1) Tercapainya prestasi siswa baik di bidang akademik maupun non
akademik.
2) Mengembangkan potensi, bakat dan minat siswa melalui layanan
bimbingan dan ekstra kurikuler.
3) Menjadikan siswa aktif, kritis, dan kreatif dalam aktivitas
keagamaan.
4) Membentuk perilaku islami baik di sekolah maupun dalamkehidupan
sehari-hari.
3. Waktu penelitian
Pelaksanaan tindakan ini dilaksanakan di kelas V MIN Kebonan
Kecamatan Karanggede Kabupaten Boyolali. Penelitian dilaksanakan
mulai sabtu 15 November hingga Rabu 26 November 20014. Setiap
pertemuan kurang lebih 2 jammata pelajaran ( 2 x 35 menit
43
Ilmu Pengetahuan Alam di Kelas V,sehingga penelitian yang penulis
lakukan tidak banyak mengganggu jadwal mengajar guru kelas maupun
guru mapel yang lainnya. Penelitian ini dilakukan dengan cara
kolaboratif. Bapak Muhkuri, S.Pd. sebagai Guru kelas mengamati saat
penulis meneliti. Adapun jadwal pelaksanaan penelitian sebagai berikut:
Tabel 3.1 Jadwal Pelaksanaan Penelitian
No Waktu Kegiatan
1 21 Oktober 2014 Permohonan Ijin Penelitian
2 15 November 2014 Pelaksanaan Pra Siklus
3 19 November 2014 Pelaksanaan Siklus I
4 22 November 2014 Pelaksanaan siklus II
5 26 November 2014 Pelaksanaan Siklus III
4. Tempat penelitian
Penelitian dilaksanakan di kelas V MIN Kebonan Kecamatan
Karanggede Kabupaten Boyolali. Pemilihan tempat penelitian didasarkan
pada:
a. MIN Kebonan adalah salah satu lembaga pendidikan yang berkualitas
di karanggede.
b. Pembelajaran IPA di MIN Kebonan masih monoton.
c. Materi pelapukan batuan yang ada di kelas V sangat sesuai bila
44
5. Karakteristik Siswa kelas V MIN Kebonan adalah sebagai berikut : Siswa kelas V MIN Kebonan berjumlah 22 Siswa, terdiri dari 9
siswa laki-laki dan 13 siswa perempuan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
sebagai berikut:
Tabel 3.2 Siswa kelas V di MIN Kebonan
No Nama L/P
7. Dwi Apriliatussolihah P 8. Farisa Nur Ashari P 9. Fahmi Galih Purnomo L 10. Firda Dwi Apriliansyah L
11. Laila Rahmawati P
12. Nugi Puspita Wardani P
13. Tri Wulan Sari P
14. Reni Puspita Dewi P 15. Rizki Afandi Awaludin L 16. Sa‟adah Tri Lestari P 17. Sakinah Dwi Lestari P
18. Shafa Amaliyah P
45 B.Deskripsi Pelaksanaan Pra Siklus
Dalam penelitian ini sebelum menerapkan pendekatan Contekstual
Teaching and Learning (CTL) pada siklus I, peneliti mengadakan penelitian
yang dilaksanakan pada minggu kedua bulan November 2014 yang dimulai
dari tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Penelitian pra
siklus dilaksanakan pada tanggal 15 November 2014 dengan kompetensi dasar
“Menndiskripsikan proses pembentukan tanah karena pelapukan”.
Tahapan atau langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Perencanaan
Sebelum peneliti melaksanakan penelitian terlebih dahulu
membuat RPPdengan Kompetensi Dasar “Menndiskripsikan proses
pembentukan tanah karena pelapukan” dengan menggunakan pendekatan
Contekstual Teaching and Learning (CTL). Adapun tahap perencanaan
meliputi :
a. Merencanakan proses pelaksanaan pembelajaran tanpa
menggunakanpendekatan CTL.
b. Menentukan waktu pelaksanaan Pra Siklus yaitu pada hari Sabtu
tanggal 15 November 2014.
c. Menetapkan materi yang akan diajarkan yaitu pokok bahasan
pembentukan tanah karena pelapukan.
d. Menyusun Indikator yang akan dicapai setelah pembelajaran.
e. Membuat Instrumen penelitian yaitu :