• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDEKATAN LAPANGAN Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian survei dengan metode eksplanatori. Penelitian eksplanatori adalah penelitian yang menjelaskan hubungan kausal antarvariabel melalui pengujian hipotesis (Effendi dan Tukiran 2012). Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif yang didukung oleh data kualitatif. Penelitian ini akan dilaksanakan di Desa Bagelen, Kecamatan Gedong Tataan, Provinsi Lampung. Responden dalam penelitian ini merupakan keturunan transmigran generasi ke-3 dan ke-4 yang dipilih dengan teknik pengambilan sampel acak sederhana (Simple Random Sampling). Data dan informasi dari penelitian ini akan diolah dan dianalisis guna mengetahui pengaruh modal sosial terhadap strategi nafkah keturunan transmigran di Lampung. Informasi penting lainnya terkait lokasi dan waktu penelitian, teknik penentuan responden dan informan, teknik pengumpulan data, dan teknik pengolahan serta analisis data yang akan dijelaskan sebagai berikut:

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Desa Bagelen, Kecamatan Gedong Tataan, Kabupaten Pesawaran, Provinsi Lampung. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposif) karena Desa Bagelen merupakan wilayah tujuan program transmigrasi pertama tahun 1905 di Indonesia yang diselenggarakan pada masa kolonial Belanda. Sebelum menentukan lokasi penelitian, peneliti melakukan observasi melalui penjajakan ke lokasi penelitian dan penelusuran literatur melalui internet yang terkait dengan lokasi penelitian. Penelitian dilaksanakan dalam waktu enam bulan (Lampiran 1), mulai bulan Januari hingga bulan Juni 2016. Kegiatan penelitian meliputi penyusunan proposal skripsi, kolokium, pengambilan data lapangan, penulisan draft skripsi, uji petik, sidang skripsi, dan perbaikan laporan penelitian.

Teknik Pengumpulan Data

Penelitian yang digunakan untuk menggali fakta, data, dan informasi dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang didukung dengan data kualitatif agar memperkaya data dan lebih memahami keadaan yang sedang diteliti. Pendekatan kuantitatif dilakukan melalui survei yaitu mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat penggumpul data (Singarimbun dan Efendi 2008). Pengumpulan data kualitatif dilakukan dengan menggunakan metode wawancara mendalam terhadap responden terpilih dan informan. Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder. Data primer yang diperoleh melalui survei yaitu mengenai data pribadi responden, data keadaan ekonomi dan sosial rumahtangga responden, keadaan modal sosial dalam rumahtangga responden, dan strategi nafkah rumahtangga responden. Di sisi lain, data yang diperoleh melalui wawancara mendalam adalah data mengenai sejarah transmigrasi di Desa Bagelen dan perubahan sosial, ekonomi, dan budaya yang nampak di desa. Data primer lainnya diperoleh melalui observasi di lapangan dengan melihat secara langsung kondisi rumahtangga keturunan transmigran. Data sekunder, yang diperoleh dari dokumen-dokumen tertulis di kantor pemerintahan berupa data jumlah penduduk,

buku, internet, serta jurnal-jurnal penelitian terkait. Data-data tersebut selain dapat diperoleh dari Kantor Desa di Desa Bagelen, Kecamatan Gedong Tataan, Kabupaten Pesawaran, Provinsi Lampung, juga dapat diperoleh dari Museum Nasional Ketransmigrasian yang terletak di Kecamatan Gedong Tataan, Kabupaten Pesawaran, Provinsi Lampung. Museum Nasional Ketransmigrasian merupakan museum yang dibangun untuk mengabadikan sejarah transmigrasi ke Lampung tahun 1905, sebagai transmigrasi pertama di Indonesia.

Teknik Penentuan Responden dan Informan

Populasi dalam penelitian ini adalah keturunan transmigran yang menetap di Desa Bagelen, Kecamatan Gedong Tataan, Kabupaten Pesawaran, Provinsi Lampung. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti strategi nafkah keturunan transmigran di Desa Bagelen. Berdasarkan hasil penjajakan dan wawancara dengan Kepala Desa Bagelen, maka diketahui bahwa mayoritas penduduk Desa Bagelen saat ini adalah keturunan ke-3 dan ke-4 transmigran. Untuk mendapat sampel yang cukup maka penelitian akan difokuskan kepada keturunan ke-3 dan ke-4 transmigran dan dijadikan sebagai kerangka sampling (sampling frame). Dari kerangka tersebut akan diambil secara acak dengan teknik pengambilan sampel acak sederhana (Simple Random Sampling) 35 orang sampel sebagai responden pada penelitian ini, dimana syarat minimal untuk analisis kuantitatif adalah 30 orang dengan tambahan 5 orang untuk cadangan jika ada kesalahan sehingga total jumlah responden adalah 35 orang.

Dalam penelitian ini juga terdapat responden terpilih. Responden terpilih dalam penelitian ini adalah keturunan transmigran generasi ke-2 dan ke-5 yang merupakan anggota keluarga responden. Tujuan dari adanya responden terpilih adalah untuk memperkaya informasi dengan tambahan informasi dari generasi ke-2 dan ke-5 agar mempermudah peneliti dalam memahami perubahan di Desa Bagelen. Pemilihan responden terpilih dilakukan secara purposive berdasarkan data yang diperoleh dari survei. Jika tidak terdapat generasi ke-2 dan ke-5 di antara keluarga responden, informasi tentang generasi ke-2 dan ke-5 diperoleh dari rumahtangga bukan responden, dengan status sebagai informan. Informan dalam penelitian ini juga meliputi Perangkat Desa Bagelen, Pengurus/Petinggi Museum Ketransmigrasian di Desa Bagelen, dan warga transmigran lainnya di Desa Bagelen (di luar responden). Informan tersebut dipilih karena pihak-pihak tersebut yang bertanggung jawab secara langsung serta mengetahui keadaan mengenai program transmigrasi dan para transmigran di Desa Bagelen.

Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Penelitian ini mempunyai dua jenis data yang akan diolah dan dianalisis, yaitu data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif diolah dengan proses tabulasi silang dan tabel frekuensi dengan menggunakan aplikasi Microsoft Excel 2007 dan SPSS for Windows 20.0. Pemilihan proses pengolahan didasarkan pada tujuan dari penelitian ini, dengan menggunakan tabulasi silang akan diketahui hubungan dan pengaruhnya secara sekaligus antara dua variabel yang diteliti.

Data kualitatif dianalisis melalui tiga tahap, yaitu reduksi data, penyajian data, dan verifikasi. Pertama ialah proses reduksi data dimulai dari proses pemilihan, penyederhanaan, abstraksi, hingga transformasi data hasil wawancara mendalam, observasi, dan studi dokumen. Kedua ialah penyajian data dengan

menyusun segala informasi dan data yang diperoleh menjadi serangkaian kata-kata yang mudah dibaca ke dalam sebuah laporan. Penyajian data berupa narasi, diagram, dan matriks. Ketiga ialah verifikasi, yang dilakukan dengan mendiskusikan hasil olahan data kepada responden, informan, dan dosen pembimbing. Penyimpulan hasil penelitian dilakukan dengan mengambil hasil analisis antar variabel yang konsisten. Sebelum dilakukan penelitian secara langsung di lapangan, akan dilakukan uji coba kuesioner dengan tujuan apakah pertanyaan-pertanyaan di kuesioner dapat dipahami dan dimengerti oleh orang lain.

Pengolahan Data

Dalam melakukan pengolahan data, berikut penjelasan bagaimana pengolahan dan analisis data dilakukan:

1.Karakteristik Individu dan Rumahtangga

a. Golongan usia: Merupakan selisih antara tahun responden dilahirkan hingga tahun pada saat penelitian dilaksanakan. Penggolongan usia dalam penelitian ini menggunakan konsep golongan usia milik Havighurst (1972) yang digolongkan menjadi:

- Bayi: usia 0-5 tahun

- Anak-anak awal: usia 6-12 tahun - Remaja: usia 13-18 tahun

- Dewasa Awal atau Dewasa Muda: usia 19-30 tahun

- Dewasa Tengah atau Pertengahan Dewasa: usia 30-60 tahun - Dewasa Tua atau Usia Lanjut: 61 tahun ke atas

Pada penelitian ini, golongan usia dikerucutkan hanya pada tiga golongan usia menurut Havighurst (1972) tersebut. Penggolongan usia dalam penelitian ini digolongkan menjadi golongan Muda, Dewasa, dan Tua. Setiap golongan akan dimasukkan kedalam kelompok sebagai penanda sebagai berikut:

Golongan muda (kelompok 1): usia 19-29 tahun

Golongan dewasa tengah (kelompok 2): usia 30-60 tahun Golongan tua (kelompok 3): 61 tahun ke atas

Penggolongan usia juga dikaitkan dengan pengelompokan responden berdasarkan generasinya. Data yang diperoleh dan sudah dikelompokan berdasarkan generasi dan golongan usia akan diberi tambahan berupa rata-rata usia dan range usia dalam generasi tersebut. data usia yang diperoleh merupakan data ordinal

b. Jenis Kelamin: Merupakan jenis seks responden yang terdiri dari laki-laki dan perempuan. Jenis kelamin digolongkan kedalam dua golongan yaitu laki-laki dan perempuan dengan kode golongan 1 untuk laki-laki-laki-laki dan 2 untuk perempuan. Informasi jenis kelamin tersebut tergolong sebagai data nominal

c. Tingkat Pendidikan: Merupakan jenis pendidikan sekolah tertinggi yang

pernah diikuti oleh responden. Tingkat pendidikan ini diukur menggunakan penggolongan berdasarkan variasi jenjang pendidikan responden yaitu tidak

bersekolah, Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA), Diploma 1, Diploma 3, dan Sarjana (S1). Klasifikasi atau penggolongan tingkat pendidikan tersebut adalah sebagai berikut:

Rendah : jika pendidikan terakhir berada di antara jenjang Tidak Sekolah hingga Sekolah Dasar/sederajat

Sedang : jika pendidikan terakhir berada di antara jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP)/sederajat hingga Diploma 1

Tinggi : jika pendidikan terakhir berada di antara jenjang lebih dari Diploma 1 (Diploma 3 dan Sarjana)

Informasi tingkat pendidikan tersebut tergolong sebagai data ordinal

d. Jumlah Anggota Keluarga: merupakan banyaknya anggota keluarga baik

inti maupun tidak yang hidup dalam satu atap. Ada tiga klasifikasi rumahtangga berdasarkan jumlah anggotanya yang dijelaskan sebagai berikut:

Rumahtangga Kecil: jika anggota rumahtangga berjumlah 1-3 orang Rumahtangga Menengah: jika anggota rumahtangga berjumlah 4-6 orang Rumahtangga Besar: jika anggota rumahtangga lebih dari 7 orang

Informasi jumlah anggota keluarga tersebut tergolong sebagai data ordinal 2. Tingkat Pendapatan

Tingkat pendapatan diolah dengan menggunakan data pemasukan dan pengeluaran rumahtangga responden. Namun dalam penelitian ini yang digunakan adalah data pemasukan karena pemasukan masing-masing rumahtangga sangat beragama karena keberagaman jenis maupun jumlah pekerjaannya yang menjadi sumber pemasukan rumahtangga tersebut, sedangkan secara pengeluaran hampir semua rumahtangga memiliki jumlah pengeluaran yang seragam karena gaya hidup rumahtangga warga desa ini yang hampir serupa. Tingkat pendapatan ini ditentukan berdasarkan rumus yang menggunakan standar deviasi dan juga rata-rata dari penghasilan responden penelitian ini. Standar deviasi ditandai dengn “SD” dan rata-rata ditandai dengan “X” yang dijelaskan sebagai berikut:

Rendah : jika pendapatan responden kurang dari (x-1/2 sd) Sedang : jika pendapatan responden di antara (x-1/2 sd)

hingga (x+1/2 sd)

Tinggi : jika pendapatan responden lebih dari (x+1/2 sd) Data hasil pada tingkat pendapatan tergolong sebagai data ordinal. 3. Tingkat Kekuatan Modal Sosial

Pada tingkat kelimpahan modal sosial, ada tiga komponen yang dilihat yaitu kepercayaan, jaringan, dan norma. Ketiga komponen akan dianalisis menggunakan kuesioner, yang di dalamnya akan diajukan beberapa pertanyaan dan pilihan jawaban berupa “Ya” dan “Tidak”. Untuk jawaban “Ya” akan diberi nilai 2 dan untuk jawaban “Tidak” akan diberi nilai 1. Penilaian dalam modal sosial menggunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan: nmaks merupakan nilai maksimal dalam setiap kuesionernya, sedangkan nmin merupakan nilai minimum dalam setiap kuesionernya. Jumlah kategori merupakan total kategori yang akan ditentukan. Dalam penelitian ini ada tiga kategori yaitu rendah, sedang, dan tinggi. Untuk kategori rendah akan ditandai dengan angka 1, kategori sedang akan ditandai dengan angka 2, dan kategori tinggi akan ditandai dengan angka 3. Penjelasan kategori “Tinggi”, “Sedang” dan “Rendah” untuk setiap komponen modal sosial adalah sebagai berikut:

A. Kepercayaan:

Tingkat kepercayaan diukur dari intensitas meminta bantuan dan intensitas memberi bantuan yang dijelaskan sebagai berikut:

1. Dalam meminta bantuan, saran, dan solusi: hal ini dilihat dari intensitas responden dalam meminta bantuan untuk mengatasi masalah, baik berupa uang ataupun jasa, saran, dan solusi. Rasa percaya dinilai tinggi bila responden pernah meminta bantuan baik kepada sesama keturunan transmigran ataupun kepada pendatang di wilayah tersebut. Rasa percaya dinilai rendah bila responden tidak pernah atau tidak mau meminta bantuan baik kepada sesama keturunan transmigran ataupun pendatang

2. Dalam memberi bantuan, saran, dan solusi: hal ini dilihat dari intensitas responden dalam memberi bantuan untuk mengatasi masalah, baik berupa uang ataupun jasa, saran, dan solusi. Rasa percaya dinilai tinggi bila responden pernah memberi bantuan baik kepada sesama keturunan transmigran maupun kepada pendatang di wilayah tersebut. Rasa percaya dinilai rendah bila responden tidak pernah atau tidak mau memberi bantuan baik kepada sesama keturunan transmigran maupun pendatang.

Data tersebut diperoleh dari kuesioner. Dalam kuesioner ada 10 pertanyaan yang akan digunakan untuk menganalisis kepercayaan responden (4A.1-4A.10). Skor tertinggi yang akan didapat dalam kuesioner tentang kepercayaan adalah sebesar 20 (jika semua pertanyaan dijawab “Ya” maka 10 pertanyaan akan dikali 2) dan skor terendah adalah sebesar 10 (jika semua pertanyaan dijawab “Tidak” maka 10 pertanyaan akan dikali 1). Jawaban setiap responden akan diberi nilai, kemudian digolongkan kedalam kategori yang sudah ditentukan sebagai berikut:

Kepercayaan rendah: total nilai dari kuesioner adalah 10-13 Kepercayaan sedang: total nilai dari kuesioner adalah 14-16 Kepercayaan tinggi: total nilai dari kuesioner adalah 17-20

Data yang diperoleh atas tingkat kepercayaan tergolong dalam data ordinal B. Jaringan:

Tingkat jaringan diukur berdasarkan ukuran jaringan dan kekuatan jaringan yang dijelaskan sebagai berikut:

1. Berdasarkan ukuran: dilihat dari keikutsertaan jumlah organisasi yang diikuti oleh responden. Jaringan akan semakin luas bila organisasi yang diikuti semakin banyak.

2. Berdasarkan kekuatan: dilihat dari jumlah simpul yang dimiliki oleh responden dan rumah tangganya. Semakin banyak jumlah simpul yang dimiliki, maka semakin kuat jaringan yang dimiliki.

Data tersebut diperoleh dari kuesioner. Dalam kuesioner ada 10 pertanyaan yang akan digunakan untuk menganalisis jaringan responden. Skor tertinggi yang akan didapat dalam kuesioner tentang jaringan adalah sebesar 20 (jika semua pertanyaan dijawab “Ya” maka 10 pertanyaan akan dikali 2) dan skor terendah adalah sebesar 10 (jika semua pertanyaan dijawab “Tidak” maka 10 pertanyaan akan dikali 1). Jawaban setiap responden akan diberi nilai, kemudian digolongkan kedalam kategori yang sudah ditentukan sebagai berikut:

Jaringan rendah: total nilai dari kuesioner adalah 10-13 Jaringan sedang: total nilai dari kuesioner adalah 14-16 Jaringan tinggi: total nilai dari kuesioner adalah 17-20 Data yang diperoleh atas tingkat jaringan tergolong dalam data ordinal C. Norma:

Pengukuran tingkat ketaatan norma dilakukan secara kualitatif berdasarkan pada hasil atau data yang diperoleh dari jawaban atas pertanyaan dalam kuesioner. Jawaban tersebut kemudian akan dianalisis dan diinterpretasikan untuk melihat ketaatan terhadap norma. Dalam kuesioner ada 12 pertanyaan yang akan digunakan untuk menganalisis ketaatan norma responden. Skor tertinggi yang akan didapat dalam kuesioner tentang ketaatan norma adalah sebesar 24 (jika semua pertanyaan dijawab “Ya” maka 12 pertanyaan akan dikali 2) dan skor terendah adalah sebesar 12 (jika semua pertanyaan dijawab “Tidak” maka 12 pertanyaan akan dikali 1). Jawaban setiap responden akan diberi nilai, kemudian digolongkan kedalam kategori yang sudah ditentukan sebagai berikut:

Ketaatan norma rendah : total nilai dari kuesioner adalah 12-15 Ketaatan norma sedang : total nilai dari kuesioner adalah 16-20 Ketaatan norma tinggi : total nilai dari kuesioner adalah 21-24 Data yang diperoleh atas tingkat ketaatan norma tergolong dalam data ordinal D. Kelimpahan Modal Sosial:

Pengukuran kelimpahan modal sosial dilakukan secara kualitatif berdasarkan hasil dari penilaian indikator di masing-masing komponen yang akan diakumulasikan secara kualitatif juga. Hasil-hasil tersebut akan diinterpretasikan dan dianalisis untuk melihat keadaan modal sosial dalam rumahtangga. Selain itu, penilaian kelimpahan modal sosial juga dapat dilakukan dengan melihat hasil akumulasi dari nilai pada kuesioner atas pertanyaan mengenai kepercayaan, jaringan, dan norma. Nilai-nilai yang sudah didapat akan ditambahkan satu sama lain. Dalam kuesioner kekuatan modal sosial ada 32 pertanyaan (10 pertanyaan pada kuesioner kepercayaan, 10 pertanyaan pada kuesioner jaringan, dan 12 pertanyaan pada kuesioner norma). Dalam akumulasi tersebut, skor terendah akan bernilai 32 dan skor

tertinggi akan bernilai 64. Kategori yang akan digunakan adalah rendah, sedang, dan tinggi dengan skor sebagai berikut:

Rendah : 32-42 Sedang : 43-53 Tinggi : 54-64

Data yang diperoleh atas tingkat kelimpahan modal sosial tergolong dalam data ordinal

4. Strategi Nafkah

Pada strategi nafkah, ada tiga komponen yang akan terlebih dahulu dianalisis yaitu jenis strategi nafkah yang diterapkan saat ini oleh responden. Ada tiga jenis strategi nafkah yaitu Sumber Nafkah Pertanian, Pola Nafkah Ganda, dan Migrasi. Ketiga komponen akan dianalisis menggunakan kuesioner. Dalam kuesioner akan diajukan beberapa pertanyaan dan pilihan jawaban berupa “Ya” dan “Tidak”. Untuk jawaban “Ya” akan diberi nilai 2 dan untuk jawaban “Tidak” akan diberi nilai 1.

Strategi nafkah yang diterapkan dapat dilihat dari jumlah jenis sumber nafkah dan sektornya ataupun kombinasi keduanya. Berdasarkan sumber nafkah, akan dibagi menjadi nafkah yang berasal dari pekerjaan di dalam desa dan pekerjaan di luar desa. Berdasarkan sektor nafkahnya, akan dibagi menjadi sektor pertanian dan non pertanian. Nafkah tersebut juga akan dilihat dari subyek yang mendapatkan, apakah hanya kepala keluarga yang melakukan pekerjaan untuk mencari nafkah atau ada bantuan oleh anggota keluarga lainnya.

Suatu rumahtangga dinilai menerapkan strategi Sumber Nafkah Pertanian jika penghasilan dalam rumahtangga tersebut didominasi dari sektor pertanian di dalam desa saja. Dengan kata lain, maka rumahtangga tersebut lebih sering melakukan intensifikasi dan ekstensifikasi sebagai bentuk strategi nafkahnya. Suatu rumahtangga dinilai menerapkan strategi Pola Nafkah Ganda jika ada lebih dari satu orang anggota rumahtangga yang melakukan pekerjaan untuk mencari nafkah dengan mengkombinasikan sektor nafkahnya, misalnya ayah bekerja di sektor pertanian dan ibu bekerja di sektor non pertanian. Keadaan lainnya yang menunjukkan Pola Nafkah Ganda adalah ketika kepala keluarga memiliki lebih dari satu pekerjaan. Suatu rumahtangga dinilai menerapkan strategi Migrasi jika ada satu atau lebih anggota keluarga yang melakukan pekerjaan dengan memanfaatkan perpindahan penduduk keluar desa, baik ke desa lainnya ataupun ke kota untuk mencari nafkah.

Data dan informasi tersebut diperoleh dari hasil wawancara dan jawaban atas kuesioner yang diberikan.

A. Rekayasa Sumberdaya Nafkah Pertanian

Dalam kuesioner ada 10 pertanyaan yang akan digunakan untuk menganalisis strategi ini. Skor tertinggi yang akan didapat dalam kuesioner ini adalah sebesar 20 (jika semua pertanyaan dijawab “Ya” maka 10 pertanyaan akan dikali 2) dan skor terendah adalah sebesar 10 (jika semua pertanyaan dijawab “Tidak” maka 10 pertanyaan akan dikali 1). Jika skor yang diperoleh responden lebih dari 15 maka rumahtangga tersebut dinilai menerapkan strategi ini.

B. Pola Nafkah Ganda

Dalam kuesioner ada 6 pertanyaan yang akan digunakan untuk menganalisis strategi ini. Skor tertinggi yang akan didapat dalam kuesioner ini adalah sebesar 12 (jika semua pertanyaan dijawab “Ya” maka 6 pertanyaan akan dikali 2) dan skor terendah adalah sebesar 6 (jika semua pertanyaan dijawab “Tidak” maka 6 pertanyaan akan dikali 1). Jika skor yang diperoleh responden lebih dari 8 maka rumahtangga tersebut dinilai menerapkan strategi ini.

C. Migrasi

Dalam kuesioner ada 8 pertanyaan yang akan digunakan untuk menganalisis strategi ini. Skor tertinggi yang akan didapat dalam kuesioner ini adalah sebesar 16 (jika semua pertanyaan dijawab “Ya” maka 8 pertanyaan akan dikali 2) dan skor terendah adalah sebesar 8 (jika semua pertanyaan dijawab “Tidak” maka 8 pertanyaan akan dikali 1). Jika skor yang diperoleh responden lebih dari 11 maka rumahtangga tersebut dinilai menerapkan strategi ini.

GAMBARAN UMUM DESA BAGELEN