• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II. KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS

A. Kajian Teori

5. Pendekatan Pembelajaran Drill

Metode drill pada dasarnya merupakan pendekatan belajar yang berorientasi pada guru. Metode drill relatif lebih mudah pelaksanaannya, di dalam metode drill guru menciptakan situasi tertentu untuk memacu anak berpikir dan berbuat sesuai dengan yang diinstruksikan oleh guru. Gurulah yang menetapkan tujuan dan apa yang harus dilakukan anak untuk mencapai tujuan itu. Siswa melakukan gerakan-gerakan sesuai dengan apa yang diinstruksikan guru, dan melakukannya berulang-ulang. Misalnya dalam bermain sepakbola guru menetapkan tujuan pengajarannya yaitu murid mampu menendang bola

menggunakan kura-kura kaki. Sesuai dengan tujuan tersebut maka anak diinstruksikan untuk menendang bola menggunakan kura-kura kaki berulang kali. Metode drill pada dasarnya merupakan metode pembelajaran yang berorientasi pada guru dan sangat sesuai untuk digunakan apabila tujuan belajarnya agar siswa menguasai keterampilan gerak tertentu yang sudah pasti atau yang sudah baku (Sugiyanto, 2000:12.24).

Metode drill adalah kreativitas pembinaan sepakbola dalam pemberdayaan berbagai elemen pembelajaran yang tersedia akan sangat membantu meningkatkan efektivitas dan efisiensi proses pembelajaran yang dilakukan. Kreativitas tersebut antara lain terlihat dari variasi bentuk pembelajaran serta ketepatan menentukan metode yang dipakai. Metode drill merupakan salah satu bentuk metode pembelajaran dari sekian banyak bentuk metode pembelajaran yang ada, yang akan membantu seorang guru untuk menjalankan proses pembelajaran permainan sepakbola umumnya dan proses pembelajaran menendang bola ke arah gawang khususnya. Metode ini banyak dan sering dipergunakan oleh guru-guru pendidikan jasmani karena disamping relatif mudah dalam pelaksanaannya juga memberikan manfaat yang sangat besar bagi siswa dalam proses pelaksanaan pembelajaran keterampilan gerak dari cabang olahraga.

Menurut Syaiful Sagala (2003:217) mengatakan bahwa metode drill merupakan suatu cara mengajar yang baik untuk menanamkan kebiasaan tertentu, sarana untuk memperoleh suatu ketangkasan, ketepatan, kesempatan dan keterampilan. Metode drill adalah suatu metode mengajar, di mana siswa diajak

ke tempat latihan keterampilan untuk melihat bagaimana cara membuat sesuatu, bagaimana cara menggunakannya, untuk apa dibuat, apa manfaatnya dan sebagainya. Dari uraian tersebut maka apabila seorang guru pendidikan jasmani menggunakan metode drill pada proses pembelajaran keterampilan menendang bola pada permainan sepakbola, maka guru harus menciptakan situasi tertentu untuk memacu siswa berpikir dan berbuat sesuai dengan yang diinstruksikan oleh guru, karena dalam pelaksanaan metode drill guru yang menetapkan tujuan pembelajaran dan apa yang harus dilakukan oleh siswa untuk mencapai tujuan tersebut. Siswa melakukan gerakan sesuai dengan apa yang diinstrusikan oleh guru, dan melakukannya secara berulang-ulang.

Pembelajaran dengan metode drill adalah pembelajaran untuk mempermahir teknik gerakan yang sesuai cabang olahraga yang ditekuni oleh atlet. Harsono (1988:100) mengemukakan bahwa, "Latihan teknik adalah latihan yang khusus dimaksudkan guna membentuk dan memperkembangkan kebiasaan-kebiasaan motorik atau perkembangan neuromusculair". Pembelajaran teknik menendang bola sepakbola, adalah pembelajaran yang bertujuan untuk mengembangkan penguasaan gerak menendang bola sepakbola.

Ada beberapa saran yang perlu dipertimbangkan apabila seorang guru pendidikan jasmani menggunakan metode drill, seperti dikemukakan Sugiyanto (2000:12.25-12.26) sebagai berikut:

1) Drill digunakan sampai gerakan yang benar bisa dilakukan secara otomatis serta menekankan keadaan tertentu di mana gerakan tersebut harus dilakukan.

2) Siswa diarahkan agar berkonsentrasi pada kebenaran pelaksanaan garak serta ketepatan penggunaannya, dan apabila pelajar tidak meningkat penguasaan geraknya, situasi perlu dianalisis untuk menemukan penyebabnya

3) Selama pelaksanaan drill, perlu selalu dikoreksi agar perhatian tetap tertuju pada kebenaran gerak. Koreksi secara umum pada tahap awal kepada semua siswa akan memberikan rangsangan dan bisa efektif, sejalan dengan koreksi diperlukan komentar umum tentang gerakan yang benar, dan siswa harus disadarkan akan tujuan yang ingin dicapai melalui drill.

4) Pelaksanaan drill disesuaikan dengan bagian-bagian dari situasi permainan olahraga yang sebenamya, hal ini dapat menimbulkan daya tarik dalam latihan.

5) Perlu latihan peralihan dari situasi drill kesituasi permainan yang sebenarnya. 6) Suasana kompetitif perlu diciptakan dalam pelaksanaan drill.

Pembelajaran drill banyak mengandung kelebihan, tetapi juga memiliki kelemahan. Kelebihan pendekatan pembelajaran ini antara lain mudah pelaksanaan baik oleh guru maupun siswa, pembentukan kebiasaan yang dilakukan dengan mempergunakan pendekatan drill akan menambah kecepatan dan ketepatan dalam pelaksanaan latihan keterampilan tertentu, pemanfaatan kebiasaan-kebiasaan tidak memerlukan banyak konsentrasi dalam pelaksanaanya, pembentukan kebiasaan membuat gerakan-gerakan yang kompleks, rumit dapat dilaksanakan secara otomatis. Kelemahan pendekatan pembelajaran drill ini antara lain metode ini dapat menghambat potensi dan inisiatif siswa, karena dari tujuan sampai pada pelaksanaan proses pembelajaran ditentukan oleh guru

(teacher oriented); mudah membosankan karena latihan yang dilakukan secara

monoton; membentuk kebiasaan yang kaku karena siswa lebih banyak ditujukan untuk mendapat kecakapan memberikan respon secara otomatis, tanpa menggunakan intelegensi; keterampilan yang diperoleh sulit diterapkan pada situasi yang sebenarnya karena saat latihan drill situasi dikontrol sedemikian rupa yang penekanannya pada penguasaan keterarnpilan semata; kurang memberikan kesempatan yang seluas-luasnya pada siswa untuk bergerak karena sementara siswa yang satu latihan, sedangkan siswa yang lain harus menunggu giliran; membutuhkan fasilitas dan alat-alat yang memadai (banyak); tidak bersifat kompetitif. Kelebihan dan kelemahan pendekatan pembelajaran ini mempunyai menerapan dalam pembelajaran.

Pendekatan pembelajaran taktis dan drill terdapat perbedaan, pada pendekatan pembelajaran taktis antara lain : Dilakukan dalam bentuk dan situasi permainan; Bersifat kompetitif ; Dilaksanakan dengan aturan-aturan sederhana yang telah disepakati; Seluruh siswa aktif bergerak (bebas), meskipun ia sedang tidak mendapatkan giliran; Siswa dibiasakan menghadapi situasi seperti dalam situasi permainan sebenarnya; Membina saling kerja sama antar siswa dalam kelompok; Dapat melatih sekaligus unsur-unsur kesegaran jasmani; Penguasaan teknik dasar yang salah cenderung sukar diperbaiki karena siswa sering larut dalam permainan tanpa memperhatikan teknik yang benar, dan pada pendekatan pembelajaran drill antara lain : Dilakukan secara berulang-ulang dengan tata urutan yang tetap sesuai dengan yang dicontohkan; Tidak bersifat kompetitif; Bersifat paket yang telah direncanakan oleh guru atau demonstrator, tanpa

menuntut kesepakatan untuk membuat aturan-aturan tertentu; Yang aktif bergerak hanya siswa yang sedang mendapatkan giliran menguasai bola, sedangkan siswa yang lain, memperhatikan kawannya yang sedang melakukan gerakan sambil menunggu giliran; Siswa tidak dibiasakan menghadapi situasi permainan; Tanpa menuntut kerja sama secara khusus antar siswa dalam kelompok; Terpaku hanya pada latihan keterampilan teknik semata; Perbaikan terhadap teknik yang salah cepat diperbaiki karena situasi dikendalikan oleh guru.

Dokumen terkait