• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II. KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS

A. Kajian Teori

4. Pendekatan Pembelajaran Taktis

Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoritis tertentu. Dilihat dari pendekatannya, pembelajaran terdapat dua jenis pendekatan, yaitu: (1) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada siswa (student centered

approach) dan (2) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru

(teacher centered approach). Dari pendekatan pembelajaran yang telah ditetapkan selanjutnya diturunkan ke dalam strategi pembelajaran. Pembelajaran adalah kombinasi antara teori dan praktek. Tentu saja unsur praktek dalam hal ini paling dominan. Demikian juga dalam permainan sepakbola yang dititik beratkan pada aspek permainan sepakbola (Aip Syarifudin, 2003: 16).

Keterampilan teknik suatu cabang olahraga dan sekaligus mengajarkan bagaimana penerapannya dalam situasi permainan, maka pembelajaran taktis merupakan satu pendekatan yang tepat untuk digunakan. Tujuan utama

pendekatan pembelajaran taktis dalam pengajaran cabang olahraga permainan adalah untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap konsep bermain. Melalui pembelajaran taktis, siswa didorong untuk memecahkan masalah taktik dalam permainan. Masalah taktik pada hakikatnya adalah penerapan keterampilan teknik dalam situasi permainan. Dengan menggunakan pendekatan taktik, siswa semakin memahami kaitan antara teknik dan taktik dalam suatu permainan.

Pendekatan taktis adalah suatu metode yang dipergunakan dalam pembelajaran pendidikan jasmani yang mengkombinasikan proses pembelajaran keterampilan teknik dengan keterampilan bermain (Griffin, L.L, Mitchell, S.A. & Oslin, J.L. 1997:8). Pendekatan taktis (tactical approaches) merupakan pendekatan yang dikembangkan untuk mengajarkan keterampilan dengan situasi permainan tertentu.

a. Tujuan Pembelajaran Dengan Pendekatan Taktis

Tujuan mengajar dengan pendekatan taktis bagi siswa adalah: (1) penguasaan kemampuan bermain melalui keterkaitan antara taktik dengan perkembangan permainan, (2) memberikan kesenangan melalui aneka ragam aktivitas, (3) memecahkan masalah dan membuat keputusan cepat dan tepat dalam bermain.

Tujuan utama pendekatan taktis dalam pengajaran cabang olahraga adalah untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap konsep bermain. Melalui pendekatan taktis, siswa didorong untuk memecahkan masalah taktik dalam permainan. Masalah taktik pada hakikatnya adalah penerapan keterampilan teknik dalam situasi permainan. Dengan menggunakan pendekatan taktik, siswa semakin

memahami kaitan antara teknik dan taktik dalam suatu permainan. Penggunaan pendekatan taktis diharapkan dapat meningkatkan mutu pembelajaran cabang olahraga permainan.

Dari pengamatan terhadap pelaksanaan proses pembelajaran cabang olahraga permainan di beberapa sekolah, banyak ditemukan masalah ketidakseimbangan pembelajaran antara pembelajaran yang menekankan pada penguasaan keterampilan teknik dan pembelajaran yang menekankan pada usaha untuk meningkatkan penampilan bermain. Masalah tersebut telah membawa pembelajaran kepada salah satu dari dua bentuk pembelajaran yang terpisah. Bentuk pertama menekankan pada drill keterampilan teknik, dan bentuk kedua menekankan pada keterampilan bermain.

Selanjutnya kita sering melihat proses pembelajaran yang mengkombinasikan proses pembelajaran keterampilan teknik dengan proses pembelajaran bermain secara terpisah. Tahap pertama anak dilatih untuk menguasai keterampilan teknik, dan tahap kedua anak disuruh bermain. Jarang ditemukan pembelajaran keterampilan teknik dan pembelajaran keterampilan bermain dalam suatu proses pembelajaran yang utuh.

Niagokil (2009) Bagi siswa, tujuan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan taktis adalah :1. Meningkatkan kemampuan bermain melalui pemahaman terhadap keterkaitan antara taktik permainan dan perkembangan keterampilan, 2. Memberikan kesenangan dalam proses pembelajaran, 3. Belajar memecahkan masalah-masalah dan membuat keputusan selama bermain.

Dari hal tersebut, maka model pembelajaran taktis memungkinkan siswa untuk menyadari keterkaitan antara elemen teknik dan peningkatan performa bermain mereka. Di samping itu pendekatan ini juga menekankan pada penempatan belajar keterampilan teknik dalam kontek bermain dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk melihat relevansi keterampilan teknik pada situasi bermain yang sebenarnya. Bermain merupakan gejala yang berkembang di masyarakat, baik anak-anak, remaja, dewasa, maupun manula, tanpa membedakan strata sosial maupun jenis kelamin. Ini semua disebabkan oleh karena masyarakat mulai memahami bahwa bermain merupakan aktivitas yang disenangi dan memiliki pengaruh terhadap kehidupannya, dan mereka juga memahami bahwa bermain adalah merupakan kebutuhan yang hakiki bagi manusia (Rusli Lutan, 2001:2). Bagi siswa di sekolah bermain merupakan dunia mereka. Dunia anak adalah dunia bermain, maka bermain merupakan kebutuhan anak. Bermain merupakan kegiatan yang menyenangkan dan sangat disukai anak-anak.

Bermain, di samping dapat digunakan sebagai salah satu bentuk aktivitas jasmani untuk mengajar, juga dapat digunakan untuk menarik perhatian serta mengembangkan pengetahuan, meningkatkan keterampilan kemampuan tertentu pada anak, meningkatkan motivasi dan menggembirakan. Dalam merancang atau merencanakan suatu bentuk permainan, yang penting dan perlu diperhatikan adalah rasa senang yang ditandai oleh tertawa (Tedjasaputra, 2001:15). Di sini suasana hati dari orang yang akan melakukan kegiatan tersebut memegang peran untuk menentukan apakah orang tersebut sedang bermain atau bukan.

Bermain adalah kegiatan yang tidak berpretensi apa-apa, kecuali sebagai luapan ekspresi, pelampiasan ketegangan, atau menirukan peran. Dengan kata lain aktivitas bermain dalam nuansa keriangan itu memiliki tujuan yang melekat didalamnya, untuk kegembiraan dan kesenangan. Menurut Rusli Lutan (2001:31) memaparkan karakteristik "bermain sebagai aktifitas yang dilakukan secara bebas dan sukarela” Bermain merupakan dorongan naluri, fitrah manusia, dan pada anak merupakan keniscayaan sosiologis dan biologis. Ciri lain yang amat mendasar yakni kegiatan itu dilakukan secara sukarela, tanpa paksaan, dalam waktu luang.

Bermain memiliki ciri-ciri khusus. Husdarta dan Yudha M. Saputra (1999:74) mengemukakan mengenai ciri-ciri bermain sebagai berikut : (1) Bermain merupakan kegiatan yang dilakukan secara bebas dan suka rela. (2) Bermain bukanlah kehidupan "bisa" atau yang "nyata". Karena itu bila diamati secara seksama perilaku anak selama bermain, mereka berbuat berpura-pura atau tidak sungguhan. (3) Bermain berbeda dengan kehidupan sehari-hari, terutama dalam tempat dan waktu. Bermain selalu bermula dan berakhir, dan dilakukan di tempat tertentu. Bertalian dengan syarat di atas, bermain memerlukan peraturan, (4) Bermain memiliki tujuan yang terdapat dalam kegiatan itu, dan tak berkaitan dengan perolehan keuntungan material.

Suatu kegiatan dapat dikatakan sebagai kegiatan bermain jika aktivitas itu dilakukan secara sadar, suka rela tanpa paksaan dan tak sungguhan dalam batas waktu, tempat dengan tanpa adanya tujuan untuk memperoleh keuntungan material, dan terikat pada peraturan tertentu yang harus dipatuhi bersama.

Bentuk-bentuk bermain yang dipilih serta dikemas secara cermat dan baik merupakan program yang sangat berarti dalam pendidikan jasmani. Seperti dijelaskan oleh Gabbard, C.E., Blanc, L. & Lowy, S. (1987:362), bahwa salah satu aspek dalam pendidikan jasmani bagi anak-anak adalah bermain.

Permainan merupakan sarana yang menggiring pesertanya untuk berkompetisi, misalnya untuk mencapai kemenangan, yang mana peraturannya telah disepakati terlebih dahulu. Dengan demikian, ada dua unsur yang terkandung dalam permainan yaitu sifat kompetitif dan seperangkat peraturan. Adanya sifat kompetitif ini membuat anak merasa mendapat tantangan untuk memperoleh kemajuan dan berusaha untuk mengatasi setiap masalah yang ditemui dan dihadapinya dalam permainan. Peraturan yang terdapat di dalamnya akan dapat menumbuhkan sikap tanggung jawab dan disiplin-diri yang tinggi untuk mentaati peraturan yang berlaku.

b. Manfaat Pembelajaran Dengan Pendekatan Taktis

Pendekatan pembelajaran taktis adalah suatu pendekatan pembelajaran yang diberikan atau dikemas dalam bentuk atau situasi bermain yang sebenamya dalam hal ini anak yang melakukan kegiatan belajar ketepatan menendang bola ke arah gawang pada permainan sepakbola selalu bermain pada lapangan permainan sepakbola dan tidak ada yang tidak aktif (semua bergerak). Dalam kaitannya dengan pembelajaran pendidikan jasmani, pendekatan taktis merupakan salah satu cara pembelajaran yang memberikan situasi dan kondisi yang kondusif bagi pertumbuhan dan perkembangan gerak, serta keterampilan siswa secara menyeluruh. Menurut Toto Subroto dan Amung Ma’mun (2006 :6.38),

beberapa dasar pertimbangan pendekatan taktis dalam pembelajaran permainan adalah sebagai berikut:

1. Minat dan kegembiraan

Pendekatan taktis memberikan alternatif, satu jalan keluar yang memungkinkan siswa dapat mempelajari teknik dalam situasi bermain. Penelitian dan pengalaman lain menunjukan bahwa melalui pendekatan taktis guru dan siswa termotivasi untuk belajar keterampilan bermain secara lebih baik. Keistimewaan lain dari pendekatan taktis adalah urutan pembelajaran yang alamiah, yang meminimalkan proses pembelajaran yang kurang sesuai dengan tahap-tahap perkembangan siswa.

2. Pengetahuan Sebagai Pemberdayaan

Keputusan yang tepat seperti apa yang harus dilakukan di dalam situasi bermain adalah sesuatu yang penting. Kesalahan yang sering terjadi dalam olahraga, biasanya terjadi pada siswa pemula, yaitu mereka kurang memahami situasi dan kondisi permainan yang sesungguhnya. Keunikan dari bermain terletak pada proses membuat keputusan untuk melakukan teknik yang tepat. Jika siswa kurang memahami kondisi bermain, kemampuan mereka untuk mengidentifikasi teknik yang benar dalam satu situasi tertentu akan terganggu. Untuk meningkatkan pemahaman bermain hanya dapat diperoleh melalui pembelajaran pada kesadaran taktik.

3. Transfer Pemahaman dan Penampilan Melalui Bermain

Transfer dalam pembelajaran penjas yang dimaksudkan adalah kesanggupan seseorang untuk menggunakan kecakapan, keterampilan,

pengetahuan, dan lainnya yang diperoleh melalui pengalaman dan latihan ke dalam situasi yang baru. Dalam hal ini, salah satu keuntungan pendekatan taktis adalah dapat membantu siswa menstransfer suatu pemahaman bermain dari satu permainan ke permainan lainnya yang sejenis. Masalah-masalah taktik yang terdapat dalam permainan saling menyerang seperti sepakbola,

hockey lapangan, dan bola basket adalah sama. Pengalaman menunjukan

bahwa pemain sepakbola yang baik adalah mereka yang memiliki pengalaman pada hockey lapangan, bola basket, atau olahraga-olahraga lain yang bersifat invasion games. Mereka memahami aspek-aspek ruang yang dapat diterapkan pada olahraga lain yang sejenis.

Untuk mengembangkan sistem klasifikasi dalam pembelajaran permainan, guru dapat memilih beberapa bentuk permainan yang memiliki taktik bermain yang sama. Salah satu alternatif untuk menggunakan sistem pengklasifikasian ini adalah pemilihan bentuk kategori permainan. Hal ini dapat membantu siswa dan guru untuk lebih memahami dan menghayati hakikat permainan berdasarkan kesamaan-kesamaan taktik dalam kategori tersebut.

Bagi siswa, olahraga dan bermain yang dirancang dalam suatu proses pembelajaran yang kondusif diyakini dapat menghasilkan rasa senang, edukatif, menarik atau menantang, dan dapat pula membina kesehatan dan rasa percaya diri. Mengajarkan cabang olahraga permainan harus tetap merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kurikulum pendidikan jasmani.

Melalui pembelajaran taktis yang mirip dengan permainan yang sesungguhnya, minat dan kegembiraan seluruh siswa akan meningkat. Secara

khusus bagi siswa yang memiliki kemampuan teknik rendah, pendekatan taktis adalah tepat, karena tidak menekankan pada keterampilan teknik, namun kepada pengembangan taktik, atau pemecahan masalah.

Peningkatan pengetahuan taktik, penting bagi siswa untuk menjaga konsistensi keberhasilan pelaksanaan keterampilan teknik yang sudah dimiliki. Untuk siswa, hal ini merupakan langkah pertama yang positif untuk meningkatkan keterampilan bermain. Dengan menggunakan pendekatan taktis dapat memperdalam pemahaman bermain dan meningkatkan kemampuan menstranfer pemahaman secara lebih efektif dari satu permainan ke permainan lainnya. Kemampuan menstranfer ini meningkatkan peluang pemain untuk meningkatkan permainannya, yaitu dengan bertambahnya keluwesan dalam beradaptasi dengan aktivitas dan situasi baru manakala diperlukan.

Dokumen terkait