• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II. KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS

A. Kajian Teori

6. Persepsi kinestetik

Persepsi kinestetik (rasa gerak) memiliki peranan yang penting dalam penampilan dari banyak keterampilan, termasuk menendang bola pada permainan sepakbola. Untuk dapat melakukan tendangan dengan tepat maka dibutuhkan rasa kemampuan gerak yang tinggi. Rasa kemampuan gerak yang tinggi atau lebih dikenal dengan istilah persepsi kinestetik adalah kemampuan untuk mengenali posisi tubuh dan atau bagian-bagian tubuhnya saat melakukan gerakan. Schmidt, R. (1988:156), mengemukakan istilah kinestetik berasal dari kata “ Kin “ yaitu berarti motion atau gerak dan kata ” Esthesia “ yang berarti pengamatan seseorang tentang gerakannya sendiri, baik tentang gerakan anggota badannya dengan memperhatikan gerakan anggota badan yang lainnya, maupun gerakan anggota tubuh secara keseluruhan.” Disini dapat kita lihat bahwa betapa pentingnya fungsi penginderaan dalam melakukan aktifitas gerak tertentu. Dari penginderaan ini posisi atau tubuh akan menimbulkan umpan balik yang berguna menyesuaikan posisi gerak tubuh.

Menurut Johnson, B.L. & Nelson, J.K., (1986:440) “persepsi kinestetik adalah kemampuan untuk merasakan posisi, usaha dan gerak bagian-bagian tubuh ataupun seluruh tubuh selama kegiatan otot, kadang-kadang dianggap sebagai indera keenam". Persepsi kinestetik ini dapat pula disebut "kinesthetic

sense" (Harsono, 1988:224). Secara lebih lanjut Harsono (1988:224)

mengemukakan bahwa, "kinesthetic sense adalah sense atau perasaan yang memberikan kita kesadaran akan posisi tubuh atau bagian-bagian dari tubuh pada waktu bergerak/berada di udara".

Persepsi menurut kamus diartikan sebagai tangapan atau pemahaman. Dulu persepsi dipandang sebagai proses yang pasif, tetapi sekarang persepsi seperti halnya belajar yakni proses aktif, hal ini dapat dibandingkan dengan peran pasif yang dimainkan panca indra, seperti mata, telinga, yang mana menerima dan memancarkan sinyal. Beberapa stimulus di lingkungan memicu reseptor, dan sebagai hasil, reseptor mengirimkan sinyal ke otak. Sebagai contoh mata merekam kenyataan beberapa obyek yang ada di depan kita. Didalam sebuah regu olahraga, obyek-obyek itu teman seregu dan lawan main yang harus dikenali dan dibedakan diantaranya didalam memainkan suatu permainan. Indra penerima secara sederhana melaporkan kehadiran dan ketidak hadiran dari beberapa stimuli, inilah yang dimaksud peran pasif. Persepsi yang mana sebagai fungsi dari otak itu sendiri, adalah interpretasi dari stemuli-stemuli penginderaan.

Otak bukan menerima informasi yang pasif, tetapi bertindak berdasarkan informasi yang akan diidentifikasi dan untuk mengintegrasikan informasi tersebut dengan imformasi lain yang diterima, untuk memutuskan bagaimana imformasi

ini dapat digunakan. Interpretasi dari informasi perseptual bukan merupakan proses pasif tetapi termasuk dalam intraksi antara individu dengan stimuli lingkungan. Persepsi tergantung dari karakteristik psikis dan fisik dari si penerima yang termasuk dalam stimulus itu sendiri. Adams. W.C. (1998:550) bahwasanya “

Kinesthesia atau kinestetik adalah suatu susunan sistem saraf yang memberikan

suatu kesadaran akan posisi dan gerakan tubuh dan bagian-bagianya didalam ruangan tanpa melihat dengan jelas.”

Susunan saraf banyak berhubungan dengan apa yang diterima atau dimengerti, suatu kenyataan yang membuat keraguan dalam membedakan antara perasaan dan persepsi. Dapat dikatakan bahwa saraf penerima merupakan penganalisis sekaligus penggirim berita khusus ketingkat yang lebih tinggi dari sistem saraf, akan tetapi tidak ada jalur khusus kepusat sistem saraf, meskipun demikian hasil persepsi dari setiap penginderaan dimulai dan ditentukan oleh intraksi dari beberapa jalur hubungan yang rumit. Persepsi idividu dari suatu stimuli yang menantangnya dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu ; (a) perbedaan intensitas antara stimuli dan latar belakang pengalaman yang lalu, (b) konsekuensi dari deteksi, (c) apa yang diharapkan dari stimuli.

Menurut Haywood. K.M.. (1986:178), bahwa “Persepsi kinestetik adalah kemampuan untuk mengidentifikasi organ tubuh satu dengan yang lainnya, kemampuan orientasi tubuh dalam ruangan, kemampuan mengetahui organ tubuh pada waktu bergerak, dan kemampuan untuk merasakan adanya kontak dengan obyek diluar dirinya. “ Seperti halnya kasus dengan visi, sensasi kinestetik dapat

di peroses di awal kehidupan, namun perkembangan persepsi kinestetik terbentuk selama masa anak-anak.

Penginderaan dan proses perseptual merupakan serangkaian fungsi yang memproses yang ditangkap oleh organ indera sampai stimulus bisa dimengerti. Proses masuknya stimulus disebut proses atau mekanisme perseptual. Sugiyanto (2000:20) mengemukakan bahwa : “Persepsi kinestetik melaksanakan fungsinya melalui mekanisme perseptual.” Mekanisme perseptual pada dasarnya berhubungan dengan pemerosesan informasi dari dalam individu. Imformasi yang ditangkap dalam proses persepsi harus diintegrasikan agar seseorang dapat membuat penyesuaian yang akurat terhadap stimulus dari lingkungannya.

Proses perseptual ini meliputi 3 macam fungsi, yaitu (1) pendeteksian fungsinya adalah untuk menentukan apakah telah terjadi stimulus, (2) perbandingan fungsinya adalah untuk menentukan apakah stimulus yang ditangkap berbeda atau sama sekali dengan stimulus yang pernah ada, (3) pengenalan berfungsi untuk memahami pola dan sifat dari stimulus atau mengenali apa sebenarnya stimulus yang ditangkap. Ketiga macam fungsi perseptual tersebut pada dasarnya untuk tujuan mengenali stimulus sehingga bisa menjadi informasi yang bisa dimengerti. Contohnya pada seorang yang melihat bola basket; indera pendekatannya menangkap suatu stimulus (mendeteksi bahwa ada sesuatu yang dilihat). Sesuatu yang dilihat itu kemudian dibandingkan dengan pengertian-pengertian yang sudah dimiliki. Apabila orang tersebut sudah tahu atau mengerti tentang bola basket, maka ia akan langsung mengenali bahwa yang dilihat adalah benda yang berbentuk bulat.

Fitts dalam Magill (1993:56) mengemukakan bahwa “Pengkatagorian proses perseptual menjadi 5 (lima) macam yaitu : (1) pendeteksian tentang suatu isyarat yang diterima organ visual yaitu mata, (2) diskriminasi, adalah membedakan dua stimulus yang berbeda, (3) rekognisi adalah penyampaian tentang suatu stimulus telah dikenal atau tidak, (4) identifikasi, adalah penyampaian suatu respon yang dikenal atau tidak terhadap adanya suatu stimulus, (5) penilaian terhadap suatu keterampilan gerak dari gerakan yang sederhana sampai pada gerakan yang kopleks.”

Informasi merupakan faktor penting dalam belajar kemampuan gerak keterampilan. Informasi yang ditangkap oleh sistem penginderaan. Sesuai dengan jenis informasi yang diperlukan dalam belajar kemampan gerak. Seperti yang dikemukakan oleh Barrow dan Mcgee dalam Harsono (1988:224), bahwa ”Kinestetic sense adalah sense atau perasaan yang memberikan kita kesadaran akan posisi tubuh atau bagian-bagian dari tubuh pada waktu bergerak di udara. ” Karena sense tersebut kita dapat mengontrol gerakan-gerakan yang lebih akurat. Penginderaan merupakan faktor penentu prestasi belajar kemampuan gerak, sebelum seseorang mampu membuat sesuatu.

Organ yang bertugas menangkap stimulus adalah (1) mata sebagai indera penglihat diperlukan untuk menangkap stimulus visual, apalagi stimulus visual yang perlu ditangkap bergerak cepat, (2) telinga sebagai indera pendengar berperan dalam gerakan menangkap stimulus yang berupa suara, misalnya dalam star lari, stimulusnya berupa bunyi aba-aba atau bunyi tembakan,(3) indera kinestetik berada pada organ otot, dan tendon. Organ otot yaitu sekumpulan

kumparan serabut otot yang mempunyai kemampuan gerak. Kumparan otot ini terletak disemua rangka otot, meskipun otot-otot kecil (seperti pada tangan), digunakan untuk mengontrol gerak dalam kumparan otot ini terdiri dari sistem syaraf pusat yang memberikan informasi tentang adanya suatu ketegangan. Kemampuan jaringan otot ini mempunyai keunikan, karena segala aktivitasnya dikontrol oleh otak. (4) indera praba yaitu kulit yaitu organ vital dari badan yang terdiri atas berbagai tipe reseptor yang berbeda, yang menyediakan informasi sensor terhadap kontrol gerak.

a. Faktor-faktor Penentu Kualitas Persepsi Kinestetik

Kualitas persepsi kinestetik yang dimiliki tiap orang berbeda, hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor penentu kualitas kemampuan persepsi kinestetik, menurut Suharno HP. (1993:12) antara lain adalah : "(1) Baik tidaknya otak besar dan otak kecil. (2) Pembawaan sejak lahir (bakat). (3) Latihan sejak umur dini sampai umur emas. (4) Baik tidaknya koordinasi, keseimbangan dan ketepatan". Selanjutnya Harsono (1988:224) mengemukakan bahwa, "Dalam kinesthetic sense ada 4 faktor yang harus dikuasai, yaitu (1) posisi tubuh dan anggota-anggota tubuh, (2) gerakan yang tepat, (3) keseimbangan, dan (4) orientasi ruang".

Unsur keseimbangan, ketepatan dan koordinasi merupakan unsur kondisi fisik yang penting bagi baik tidaknya persepsi kinestetik. Jika keseimbangan, ketepatan dan koordinasinya baik maka atlet akan mampu mengontrol gerakan-gerakannya, sehingga gerakan-gerakan yang dilakukan menjadi semakin efisien dan efektif.

Persepsi kinestetik ini terlepas dari sistem visual. Dalam sistem visual gerakan-gerakan tubuh yang dilakukan banyak ditentukan oleh mata sebagai reseptor sensor. Dalam sistem kinestetik posisi-posisi dalam gerakan tubuh ditentukan oleh informasi kinestetik yang berasal dari berbagai tipe reseptor melalui tubuh.

Persepsi kinestetik dapat ditingkatkan melalui latihan. Program latihan yang disusun untuk meningkatkan persepsi kinestetik harus bersifat khusus, yaitu harus sesuai dengan karakteristik atau ciri-ciri dari persepsi kinestetik. Suharno HP. (1993:13) menyatakan mengenai ciri-ciri latihan persepsi kinestetik sebagai berikut : "(1) Harus menggunakan target, (2) Gerakan diulang-ulang dengan intensitas rendah, menengah, sub maksimal. (3) Teknik gerak benar". Ciri utama latihan persepsi kinestetik adalah harus ada target sebagai sasaran.

Cara atau metode yang dilakukan untuk meningkatkan persepsi kinestetik harus benar dan tepat sesuai dengan karakteristik persepsi kinestetik. Suharno H.P, (1993:13) mengemukakan mengenai cara melatih persepsi kinestetik sebagai berikut : (1) Latihan gerak yang benar berulang-ulang frekuensinya sejak umur dini sampai pada umur emas. (2) Membayangkan gerak yang benar dari sikap awal, sikap saat dan sikap akhir. Terutama kedudukan dan posisi bagian badan terhadap bagian badan lainnya. (3) Melatih gerak dengan target dikecilkan, jarak diperjauhkan dan target dengan keadaan labil.

Sifat utama dari persepsi kinestetik adalah perasaan terhadap posisi tubuh dan kemampuan berintegrasi terhadap ruang atau lingkungan. Oleh karena itu gerakan dalam latihan persepsi kinestetik harus dilakukan dengan adanya target

tertentu dan membayangkan perasaan geraknya sendiri. Latihan yang dilakukan harus memperhatikan karakteristik persepsi kinestetik seperti yang telah diuraikan di depan. Bentuk latihan persepsi kinestetik, pada seorang atlet dapat dilakukan sesuai dengan cabang olahraga yang ditekuni. Misalnya pada pemain sepakbola, dapat dilatih dengan menendang bola dengan diarahkan pada sasaran atau target tertentu.

b. Peranan Persepsi Kinestetik Dalam Permainan Sepakbola

Kemampuan persepsi kinestetik adalah dapat memberikan kesadaran akan posisi tubuh atau bagian-bagian tubuh pada waktu bergerak, juga kemampuan mengenal kontraksi otot dan keseimbangan tubuh. Dengan hal tersebut maka atlet akan dapat mengontrol gerakan-gerakan yang dilakukan menjadi lebih akurat. Dengan kemampuan mengontrol gerakan yang dilakukan dengan akurat berarti koordinasi gerakan menjadi semakin baik dan gerakan yang dihasilkan juga akan menjadi efektif, dengan demikian hasilnya menjadi semakin efektif. Atlet dengan tingkat persepsi kinestetik yang tinggi akan lebih mudah untuk melakukan gerakan-gerakan ketrampilan dalam permainan sepakbola.

Dalam permainan sepakbola pemain selalu dituntut untuk bergerak ke segala arah dengan cepat sehingga harus dapat mengontrol posisi gerak anggota tubuhnya dan harus mampu berintegrasi dengan lingkungannya. Untuk dapat tampil dengan baik dalam permainan, mutlak diperlukan persepsi kinestetik yang

baik. Presepsi kinestetik yang dimiliki akan membantu mengontrol gerakan-gerakan yang dilakukan, sehingga gerakan-gerakan-gerakan-gerakannya dapat dilakukan dengan tepat.

Persepsi kinestetik juga merupakan kemampuan tubuh yang menyangkut tentang persepsi terhadap arah dan ruang. Dalam permainan sepakbola, kemampuan pemain untuk berorientasi terhadap arah dan ruang sangat penting. Pemain yang memiliki kemampuan persepsi terhadap arah dan ruang dengan baik, maka akan dapat melakukan penempatan-penempatan bola dengan akurat. Dengan kemampuan orientasi terhadap arah dan ruang, pemain juga dapat mengetahui apakah pukulan lawan yang diterimanya keluar lapangan atau tidak.

Kinestetik harus dipertimbangkan melalui banyak hal seperti bermacam-macam perasaan yang berhubungan dengan berbagai reseptor yang terdapat dalam organ-organ otot, persendian, dan tendon yang semuanya berdasarkan informasi dan pertimbangan perseptual. Berbagai fungsi organ tubuh membentuk perasaan gerak yang berhubungan dengan kekuatan, kecepatan, dan gerak anggota badan. Perasaan gerak sebelum, saat, serta sesudah menyelesaikan tugas tergantung dari sensitivitas kinestetik. Adanya umpan balik dari reseptor mata membantu dalam informasi terhadap ketepatan imajinasi tubuh yang berhubungan dengan penerimaan rangsang dari berbagai macam reseptor lainnya. Sebagai misal saat akan menendang bola ke arah gawang adalah sama dengan sasaran yang dikehendaki, tetapi ternyata dalam pelaksanaannya meleset sedikit dari sasaran.

Berdasarkan persepsi penglihatan dan ingatan singkatnya tentang menendang bola, maka diadakan penyesuaian antara imajinasi dan kenyataan pelaksanaan. Perubahan berbagai rasa kinestetik dilakukan seperti otot yang mendukung kontraksi gerakan menendang bola, ketegangan tendon yang berperan dalam gerakan tersebut ditingkatkan. Bila arah sasaran yang kurang tepat, maka dilakukan perubahan sudut persendian lutut dan tumit, timing lepasnya tendangan ataupun ayunan kaki yang betul sehingga hasilnya sesuai yang dikehendaki.

Setiap melakukan gerak seseorang mengalami penginderaan kinestetik. Sugiyanto (1998:316) mengemukakan bahwa, ”Penginderaan kinestetik terjadi ketika seseorang berada dalam posisi tubuh atau melakukan pola gerak tertentu. Dari penginderaan terhadap posisi atau gerak tubuh tertentu akan menimbulkan umpan balik yang berguna untuk menyesuaikan posisi atau gerak tubuh. Indera kinestetik sangat berperan di dalam belajar gerak”. Melalui penginderaan kinestetik ini seseorang dapat merasakan dan menginterpretasi stimulus yang masuk melalui rasa gerak atau indera kinestetik.

Teknik menendang bola pada dapat dilakukan hasil yang sempurna, jika pemain dapat merasakan posisi gerak tubuhnya menerima dan menendang bola, dapat merasakan sifat-sifat bola dan dapat merasakan posisinya berkaitan dengan ruang atau lingkungan. Sugiyanto (1998:252) menguraikan kegunaan persepsi kinestetik sebagai berikut : (1) Kesadaran tubuh yaitu kemampuan mengenali rasa dan mengontrol tubuh atau bagian tubuh. (2) Imajinasi tubuh yaitu perasaan akan

struktur tubuh. (3) Hubungan tubuh dengan objek di sekitarnya yaitu konsep arah dan bentuk gerakan yang dilakukan dalam hubungannya dengan lingkungan.

Sistem persepsi kinestetik memberikan informasi berkaitan dengan posisi tubuh dan bagian tubuh antara satu dengan lainnya, posisi tubuh dalam ruangan, kesadaran gerak tubuh dan sifat benda yang bersentuhan dengan tubuh. Kemampuan persepsi kinestetik dapat memberikan kesadaran akan posisi tubuh atau bagian-bagian tubuh pada waktu bergerak, juga kemampuan mengenal kontraksi otot dan keseimbangan tubuh. Persepsi kinestetik juga merupakan kemampuan tubuh yang menyangkut tentang persepsi terhadap arah dan ruang. Persepsi kinestetik memberikan kepekaan dimensi ruang terhadap posisi tubuhnya. Gerakan menendang bola pada dapat memperoleh ketepatan ke sasaran yang dituju jika ditunjang kemampuan rasa gerak yang baik pula.

Dokumen terkait