• Tidak ada hasil yang ditemukan

PELAKSANAAN SUPERVISI KELAS PENGAWAS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM KEMENTERIAN AGAMA

3. Pendekatan Pengawas dalam Supervisi Kelas

Menurut bapak Tamar selaku ketua POKJAWAS menjelaskan bahwa salah satu langkah yang dilakukan pengawas Pendidikan Agama Islam dalam Supervisi kelas di kabupaten Banggai adalah pengawas menjalin hubungan yang harmonis dengan mendekati guru-guru Pendidikan Agama Islam yang disupervisi sehingga dimungkinkan data yang diperoleh objektif serta mampu memberikan solusi bagi permasalahan yang muncul secara tepat. Terciptanya suasana akrab dan saling memahami antara pengawas dengan guru karena pengawas Pengawas Agama Islam menempatkan dirinya sebagai mitra bagi guru yang disupervisi bukan mencari kesalahan guru. pengawas mengenal dengan detail guru-guru yang dibinanya sehingga timbul keakraban. Dengan timbulnya keakraban antara pengawas dengan guru, maka ketika pengawas datang bukan sesuatu yang dianggap aneh, angker atau ditakuti guru maupun Pengawas, namun pengawas Pendidikan Agama Islam di sekolah akan dirindukan oleh guru. Pengawas demikianlah yang dikatakan berhasil dalam menjalankan sebagai pengawas.115

Berdasarkan wawancara dengan guru-guru Pendidikan Agama Islam Sekolah Dasar di kecamatan Luwuk, Luwuk Selatan, Luwuk Utara dan Luwuk Timur menyebutkan bahwa mereka merasa dekat dengan pengawas, sehingga ketika muncul permasalahan pembelajaran mereka mengkonsultasikan kepada pengawas. Hal ini menunjukkan betapa pengawas Pengawas Agama Islam mempunyai kepercayaan yang tinggi di mata guru

115

Tamar, Wawancara Pendekatan Pengawas dalam Supervisi Kelas, Luwuk 13 Maret 2016, Pukul 14.30 WITA.

Pendidikan Agama Islam. Dengan terjalinnya hubungan baik antara pengawas Pendidikan Agama Islam dan guru maka tumbuh komitmen bersama untuk meningkatkan kualitas pembelajaran Agama Islam. Sehingga peran pengawas yang dirasakan oleh guru dengan tidak tergantung pada kontinuitas kunjungan pengawas di sekolah. Guru Pendidikan Agama Islam di Kabupaten banggai menyadari bahwa pengawas Pendidikan Agama Islam mempunyai banyak wilayah binaan yang perlu disupervisi. Sehingga dengan komunikasi yang baik antara guru dan pengawas dalam meningkatkan profesionalitas dan meningkatkan kualitas Pembelajaran, guru selalu sadar akan tanggung jawabnya.116

B. Efektivitas Pelaksanaan Supervisi Kelas dalam Meningkatkan Kualitas

Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

Untuk menjawab rumusan masalah tentang efektivitas pelaksanaan supervisi kelas dalam meningkatkan kualitas pembelajaran Pendidikan Agama Islam, penulis menganalisis dari sudut pandang hasil penilaian pengawas atas keberhasilan guru dalam kegiatan belajar mengajar dan teknik pendekatan para pengawas.

Hasil penilaian pengawas atas keberhasilan guru Pendidikan Agama Islam terhadap proses pembelajaran, yang mana secara keseluruhan menunjukkan bahwa guru Pendidikan Agama Islam yang memperoleh predikat nilai baik

116

Hijrawati, dkk, Wawancara tentang Pendekatan Pengawas Dalam Supervisi Kelas, Luwuk 07 April 2016.

sekali ada 14,38%, predikat nilai baik 61,25%, predikat nilai cukup 22,5%, dan predikat nilai kurang 1,88%. Hal ini menunjukkan sudah efektif.

Hasil penelitian penulis dari wawancara dengan guru-guru PAI di kecamatan Luwuk, Luwuk Selatan, Luwuk Utara, dan Luwuk Timur ada 24 orang mengatakan bahwa mereka merasa termotivasi dalam mengajar, karena pengawas selalu membangun mental positif dalam melaksanakan pembelajaran baik merencanakan, melaksanakan, dan menutup KBM, juga pengawas mendorong kami untuk melaksanakan tugas dengan sepenuh hati, serta selalu melakukan inovasi-inovasi pembelajaran.117

Demikian pula dengan pendekatan pengawas dalam supervisi kelas, hasil penelitian yang dilakukan melalui wawancara terhadap guru-guru PAI, terungkap bahwa pengawas cukup efektif dalam melakukan kegiatan-kegiatan supervisi kelas. Supervisi kelas yang dilakukan pengawas menggunakan strategi dan pendekatan yang tepat. Pengawas mampu menempatkan diri sebagai koordinator, konsultan, dan evaluator. Sebagai koordinator pengawas mampu mengkoordinasikan program dan perencanaan pembelajaran. Sebagai konsultan pengawas mampu memberikan bantuan terhadap masalah yang dialami guru. lebih lanjut penuturan guru-guru Pendidikan Agama Islam yang disupervisi kelas, mengatakan bahwa mereka sangat terbantu dengan kehadiran pengawas untuk menilai mereka saat proses belajar mengajar. Karena pada saat itu juga

117

Miftahul, Manan dkk. Wawancara Efektivitas pelaksanaan supervisi kelas pengawas PAI, Luwuk Timur, 12 April 2016. Pukul 11.45 WITA.

pengawas menyampaikan, membimbing, dan memberi contoh pada hal-hal yang kurang saat kegiatan pembelajaran berlangsung.118

C. Kendala-kendala Pelaksanaan Supervisi Kelas dan Solusi

Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan para pengawas Pendidikan Agama Islam bahwa pelaksanaan supervisi kelas di kabupaten Banggai terdapat kendala-kendala. Adapun kendala-kendala tersebut antara lain:

1. Rasio jumlah pengawas dengan sekolah dan guru Pendidikan Agama Islam yang harus dibina sangat tidak ideal. Sehingga berdampak pada ke tidak maksimalnya pencapaian target yang direncanakan dalam supervisi kelas. 2. Kondisi geografis wilayah binaan yang sangat luas dan sulit dijangkau,

menjadi kendala pada pencapaian target supervisi kelas secara optimal. 3. Sebagian besar guru belum menguasai ICT sehingga metode dan alat bantu

media masih mengandalkan ceramah dan alat papan tulis.119 Hal ini sesuai

dengan pengamatan penulis kepada guru-guru Pendidikan Agama Islam yang mengajar di SD Kecamatan Luwuk, dan Luwuk Selatan dimana mereka masih terfokus pada metode ceramah dan media papan tulis untuk penguatan materi ajar.120 Berikut gambar suasana mengajar guru PAI dan

siswa:

118

Hijrawati, dkk, Wawancara Efektivitas Supervisi Kelas Dalam Meningkatkan Kualitas Pembelajaran PAI, Banggai, 06 April-20 Juli 2016.

119

Tamar, dkk, Wawancara Kendala-kendala Pelaksanaan Supervisi Kelas, Banggai, 31 Maret - 06 Mei 2016.

120

Observasi, Cara Mengajar Guru PAI di Depan Kelas, Luwuk, 09 April 2016, Pukul. 08.30 WITA.

Gambar. 4.1

Suasana Kegiatan Belajar Mengajar di SDN 9 Luwuk

Maka solusi yang dapat dilaksanakan untuk mengatasi kendala pelaksanaan supervisi kelas berdasarkan wawancara dengan para pengawas Pendidikan Agama Islam antara lain: a) Perlunya rekrutmen dan pengangkatan pengawas baru oleh Kementerian Agama atau melalui Pemerintah Daerah, b) perlu adanya strategi pengawas yang efektif untuk mengatasi luas dan jarak wilayah binaan misalnya pemanfaatan teknologi dengan baik serta pemerataan jumlah guru atau sekolah dalam wilayah binaan, (c) melakukan bimbingan dan pelatihan ICT kepada Guru PAI.121

121

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan uraian dalam data yang telah dibahas pada bab tiga dan empat, maka penulis dapat menyimpulkan hasil penelitian yang penulis lakukan sebagai berikut :

1. Perencanaan program supervisi kelas pengawas Pendidikan Agama Islam di Kabupaten Banggai tahun pelajaran 2015-2016 sudah terprogram sesuai prosedur dan ketentuan pada Pedoman Pengawas Pendidikan Agama Islam pada sekolah yang ditetapkan dalam keputusan Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama Republik Indonesia tahun 2012 yakni terdiri atas: a) Program Pengawasan Tahunan, b) Program Pengawasan Semester, dan c) Rencana Kepengawasan Akademik (RKA)”. Perencanaan program yang berkaitan dengan supervisi kelas ada dua: pertama kunjungan pada guru PAI di kelas saat kegiatan belajar mengajar. Target untuk setiap guru minimal sekali dalam setiap semester dengan harapan terlaksana 100%, dan kedua penilaian atas keberhasilan guru PAI dalam kegiatan belajar mengajar. Target terpenuhinya perangkat pembelajaran serta terlaksananya kegiatan pembelajaran dengan baik. 2. Realisasi pelaksanaan supervisi kelas oleh pengawas Pendidikan Agama

Islam di Kabupaten Banggai tahun pelajaran 2015-2016, sebagai berikut: (a) intensitas kunjungan kelas saat proses belajar mengajar secara keseluruhan 55,17% atau cukup baik, (b) penilaian keberhasilan guru PAI

dalam kegiatan belajar mengajar antara lain wawancara pra observasi proses pembelajaran, menilai standar proses pembelajaran, dan wawancara pasca observasi proses pembelajaran sudah terlaksana dengan baik (c) teknik pendekatan pengawas dalam supervisi kelas sesuai teori yang ada. 3. Efektivitas pelaksanaan supervisi kelas dalam meningkatkan kualitas

proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam di Kabupaten Banggai tahun pelajaran 2015-2016 adalah dapat meningkatkan motivasi para guru dalam mengajar, membangun mental positif para guru dalam melaksanakan pembelajaran, meningkatkan kompetensi guru dalam merencanakan, melaksanakan, dan menutup KBM, guru terdidik melaksanakan tugas dengan sepenuh hati, dan guru dapat melaksanakn pembelajaran aktif. 4. Kendala supervisi kelas di Kabupaten Banggai tahun pelajaran 2015-2016

antara lain: Rasio jumlah pengawas dengan sekolah dan guru Pendidikan Agama Islam yang harus dibina sangat tidak ideal, kondisi geografis wilayah binaan yang sangat luas dan sulit dijangkau, menjadi kendala pada pencapaian target supervisi kelas secara optimal, dan kurangnya kemampuan guru Pendidikan Agama Islam untuk penguasaan ICT sehingga berpengaruh terhadap pengembangan model pembelajaran yang berkualitas. Solusinya adalah rekrutmen dan pengangkatan pengawas baru oleh Kementerian Agama atau Pemerintah Daerah, perlu adanya strategi pengawas yang efektif untuk mengatasi luas dan jarak wilayah binaan misalnya pemanfaatan teknologi dengan baik serta pemerataan jumlah guru atau sekolah dalam wilayah binaan, dan meningkatkan pembinaan terhadap

guru PAI untuk pengembangan model pembelajaran melalui penguasaan ICT.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka disampaikan beberapa saran sebagai berikut :

1. Bagi pengawas hendak meningkatkan frekuensi kunjungan baik secara kualitas maupun kuantitas untuk melakukan supervisi kelas kepada guru yang sudah disertifikasi maupun yang belum disertifikasi (PNS maupun honorer) secara kontinu dan berkesinambungan, dan meningkatkan pembianaan dan memotivasi kepada guru PAI untuk pengembangan pembelajaran melalui ICT.

2. Bagi Kementerian Agama hendaknya menambah tenaga kepengawasan, karena tenaga kepengawasan harus sesuai dengan jumlah sekolah dan guru binaan sehingga akan menghasilkan mutu pendidikan yang semakin baik. 3. Bagi guru Pendidikan Agama Islam hendaknya meningkatkan

pengetahuan tentang ICT, sebab dengan penguasaan ICT dapat menunjang kegiatan pembelajaran yang berkualitas.

4. Masih perlu adanya penelitian lebih lanjut agar dapat mengungkap lebih dalam tentang perencanaan dan pelaksanaan supervisi kelas sehingga lebih efektif untuk meningkatkan kualitas pembelajaran Pendidikan Agama Islam di Kabupaten Banggai.

DAFTAR PUSTAKA

Abdillah, Pius. Kamus Ilmiah. Surabaya: Arkola, 2008.

Arikunto, Suharsimi. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta, 2004.

Bafadal, Ibrahim. Supervisi Pengajaran, Teori dan Aplikasinya dalam Membina Profesional Guru. Jakarta: Bumi Aksara, 1992.

Direktorat Jenderal Pendidikan Agama Islam Kementerian Agama Republik Indonesia, Pedoman Pengawas Pendidikan Agama Islam pada Sekolah, Jakarta: 2012.

Effendy, Uchjana. Onong. Kamus Komunikasi. Bandung: Mandar Maju, 1989. Endarmoko, Eko. Tesaurus Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia, 2007.

Fathurrahman, Muhammad & Sulistyorini. Meretas Pendidikan Berkualitas dalam Pendidikan Islam: Menggagas Pendidik atau Guru yang Ideal dan Berkualitas dalam Pendidikan Islam. Yogyakarta: Teras, 2012.

Glatthorn, Allan, A. Supervisory Leadership Introduction To Instructional Supervision. Printed in The United States of America: Harper Collins Plublisers, 1990.

Gunawan, Imam. Metode Penelitian Kualitatif, Teori dan Praktik. Jakarta: Bumi Aksara, 2014.

Hartatik, Rukiyani, Lulik, ”Analisis Pelaksanaan Supervisi Pengajaran dalam Pembinaan Keterampilan Mengajar Guru: Studi Kasus di SMP Muhammadiyah se-Kota Malang”. Tesis, Universitas Muhammadiyah Malang, 2007.

Hasbullah, H. M. Kebijakan Pendidikan, dalam Perpektif Teori, Aplikasi dan Kondisi Objektif Pendidikan di Indonesia. Jakarta: Grapindo Persada, 2015. Hatta, Ahmad. Tafsir al-Qur’an Perkata. Jakarta: Maghfirah Pustaka, 2009. Imran, Ali. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta, 2005.

Imran, Ali. Supervisi Pembelajaran tinkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara, 2011.

Iskandar. Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial. Jakarta: Referensi, 2013, 217.

Mahmudi. Manajemen Kinerja SektorPublik. Semarang: Universitas Diponegoro, 2010.

Majid, Abdul. Belajar dan Pembelajaran, Pendidikan Agama Islam. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2014.

Maunah, Binti. Supervisi Pendidikan Islam, Teori dan Praktik. Yogyakarta: Teras, 2009.

Masaong, Abd. Kadim. Supervisi Pembelajaran, Pengembangan Kapasitas Guru. Bandung: 2013.

Moleong, Lexy, J. Metodologi Penelitian Kualitataif. Bandung: Remaja Rosdakarya, 1994.

Mufidah, Luk-Luk, Nur. Supervisi Pendidikan. Yogyakarta: Teras, 2009.

Mulyasa, E. Manajemen Berbasis Sekolah, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002. Nugroho, Agung, “Pelaksanaan Supervisi Pendidikan Agama Islam: Studi Kasus di

MAN I Yogyakarta”, Tesis, UIN Yogyakarta, 2008.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia, No. 74 tahun 2008tentang Guru.

Peraturan Bersama Menteri Pendidikan Nasional dan Kepala Badan Kepegawaian Negara, No. 01/III/2011dan No. 6 tahun 2011 tentang petunjuk pelaksanaan jabatan fingsional pengawas sekolah dan angka kreditnya.

Peraturan Menteri Agama RI No. 2 Tahun 2012 tentang Pengawas Madrasah dan Pengawas PAI di Sekolah. Jakarta: Kemenag RI, 2012.

Piet A. Sahertian. Konsep Dasar dan Tehnik Supervisi Pendidikan, dalam Rangka Pengembangan SDM. Jakarta: Rineka Cipta, 2010.

Pirdata, Made. Supervisi Pendidikan Konstektual. Jakarta: Rineka Cipta, 2009. Poerwadarminta, W.J.S. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka,

1976.

Sahertian. Piet, A. Konsep Dasar & Teknik Supervisi Pendidikan dalam Rangka Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT Rineka Cipta, 2000.

Safrudin, “Analisis Hubungan Supervisi Kepala Sekolah dan Kualifikasi Akademik

Guru Terhadap Kompetensi Guru dalam Proses Belajar Mengajar: di SMPN Satu Atap se-Kebupaten Indramayu”, Tesis, UNES Semarang, 2011.

Sagala, Syaiful. Supervisi Pembelajaran dalam Profesi Pendidikan. Bandung: Alfabeta, 2010.

Satori, Djam’an, & Aan, Komariah. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta, 2014.

Siswanto, H. B. Pengantar Manajemen. Jakarta: Bumi Aksara, 2006. Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta, 2015.

Suharda, Dadang. Supervisi Profesional, Layanan dalam Meningkatkan Mutu Pembelajaran di Era Otonomi Daerah. Bandung: Alfabeta, 2010.

Sukmadinata, Nana, Syaodih. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012.

Sulistyorini, & Muhammad, Fathurrohman. Esensi Manajemen Pendidikan Islam: Pengelolaan Lembaga untuk Meningkatkan Kualitas Pendidikan Islam. Yogyakarta: Teras, 2014.

Sulistyorini. Manajemen Pendidikan Islam, Konsep, Strategi dan Aplikasi. Yogyakarta: Teras, 2009.

Susanto. Sistem Informasi Manajemen. Bandung: Unpad Press, 2004.

Sutardjo, “Supervisi Pengawas dan Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Mutu

Pembelajaran: (Studi Kasus pada SMA Negeri di Kabupaten Karawang)”, Pendidikan UNSIKA, Volume 2, Nomor 1, (Nopember 2014).

Syarifuddin, Raden, “Hubungan antara peran supervisi Pengawas Pendidikan Agama

Islam dan Kualitas Pembelajaran Guru Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dengan Prestasi Belajar Siswa: di SMPN 1 Sliyeg Kabupaten Indramayu”, Tesis, IAIN Nurdjati Cirebon, 2011.

Tjiptono, Fandy, & Anastasia, Diana. Total Quality Management. Yogyakarta: Offset, 2003.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Wahjanto, Edi, “Pengaruh Supervisi Kunjungan Kelas oleh Kepala Sekolah dan

Kompetensi Guru terhadap Kinerja Guru dan Prestasi Belajar Siswa: di SMA Negeri se Kota Magelang”, Tesis, UNES Semarang, 2007.

Zepeda, Sally, J. Instruction Supervison: Applying Tools and Concepts. New York: Eye On Education, Inc, 2003.

LAMPIRAN-LAMPIRAN Lampiran: 1 PEDOMAN OBSERVASI Pada hari : Tanggal : Pukul : Tempat :

1. Keadaan kantor /ruang pengawas PAI

2. Keadaan sarana dan prasarana di kantor pengawas PAI 3. Kelengkapan buku-buku pegangan dan penunjang

4. Keadaan geografis sekolah pada wilayah kerja pengawas Pendidikan Agama Islam di Kabupaten Banggai.

5. Suasana guru PAI saat melakukan kegiatan proses belajar mengajar di kelas.

Lampiran: 2

PEDOMAN DOKUMENTASI

Pada hari :

Tanggal :

Pukul :

1. Dokumen sarana dan prasarana Pengawas Pendidikan Islam 2. Dokumen Visi dan misi P engawas Pendidikan Agama Islam

3. Dokumen Struktur organisasi Kelompok Kerja Pengawas (POKJAWAS) Pendidikan Agama Islam

4. Dokumen jumlah guru-guru Pendidikan Agama Islam pada sekolah umum di Kabupaten Banggai

5. Dokumen Pengawas PAI tentang Rencana Program Tahunan, Semester, Rencana Kegiatan Akademik (RKA) tahun pelajaran 2015-2016.

Lampiran: 3

Dokumen terkait