• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS TARGET DAN REALISASI SUPERVISI KELAS DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PROSES PEMBELAJARAN (STUDI KASUS PELAKSANAAN SUPERVISI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI KABUPATEN BANGGAI TAHUN PELAJARAN 2015-2016)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "ANALISIS TARGET DAN REALISASI SUPERVISI KELAS DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PROSES PEMBELAJARAN (STUDI KASUS PELAKSANAAN SUPERVISI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI KABUPATEN BANGGAI TAHUN PELAJARAN 2015-2016)"

Copied!
175
0
0

Teks penuh

(1)

i

ANALISIS TARGET DAN REALISASI SUPERVISI

KELAS DALAM MENINGKATKAN KUALITAS

PROSES PEMBELAJARAN

(STUDI KASUS PELAKSANAAN SUPERVISI

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI KABUPATEN

BANGGAI TAHUN PELAJARAN 2015-2016)

Oleh:

SALEH S.DAIM

NIM. M2.14.020

Tesis diajukan sebagai pelengkap persyaratan

untuk gelar Magister Pendidikan Islam

PROGRAM PASCASARJANA

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

(2)
(3)
(4)
(5)

v MOTTO

انِ نَّ نِ نَ وْا انُ وْ نَ اوْ نُ انَ نِ نَا وْ نُ انِا نَ نِا نَّلا ا نُ نِآنَ نَ ا نُ نَآ ا نَي نِ نَّا انَّينِ

Artinya: Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, mereka itu adalah sebaik-baik makhluk. (QS. Al-Bayyinah: 7).

ا

...

انِهِّ نَ انِةنَد نَ نِعنِ اوْ نِ وْشنُ ا نَلَ نَ اً نِا نَلاًلانَآنَ اوْلنَآوْعنَ وْ نَفانِهِّ نَ اء نَقنِاا نُجوْ نَ ا نَي نَكاينَآنَف

اً دنَ نَ

.

ا

(6)

vi

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan karya terbaikku kepada :

1. Kedua orang tuaku dan Mertuaku yang mendidikku dan membimbingku dengan

sabar dan ikhlas kepada diin al-Islam.

2. Istriku tercinta yang selalu setia menjalani kehidupan bersamaku dalam suka

maupun duka.

3. Anakku Muh. Fadhil Anshari S. Daim, Muh. Fakhrul Armansyah, dan Syafitri

Adawiyatul Ma’wa yang selalu menjadi penyejuk dalam setiap waktuku

4. Untuk semua dosen Pascasarjana IAIN Salatiga

5. Sahabat-sahabat, teman kuliah Pascasarjana Beasiswa Supervisi dan teman

mengajar di SDN 7 Inpres bertingakat Luwuk.

(7)

vii ABSTRAK

ANALISIS TARGET DAN REALISASI SUPERVISI KELAS DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PROSES PEMBELAJARAN (Studi Kasus Pelaksanaan Supervisi PAI di Kabupaten Banggai Tahun

Pelajaran 2015-2016)

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) Perencanaan program supervisi kelas oleh pengawas Pendidikan Agama Islam di Kabupaten Banggai Tahun Ajaran 2015-2016, 2) Pelaksanaan supervisi kelas oleh pengawas Pendidikan Agama Islam di Kabupaten Banggai Tahun Ajaran 2015-2016, 3) Efektifitas pelaksanaan supervisi kelas dalam meningkatkan kualitas pembelajaran Pendidikan Agama Islam, dan 4) Kendala dan solusi pelaksanaan supervisi kelas yang dilakukan pengawas Pendidikan Agama Islam di Kabupaten Banggai

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Penelitian dilakukan di Kabupaten Banggai. Subyek penelitian adalah Pengawas Pendidikan Agama Islam dan guru PAI SD di Kecamatan Luwuk, Luwuk Selatan, Luwuk Utara, dan Luwuk Timur. Teknik pengumpulan data melalui wawancara, observasi dan dokumentasi. Analisis data menggunakan teori Miles dan Huberman.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perencanaan supervisi kelas oleh pengawas PAI di Kabupaten Banggai tahun pelajaran 2015-2016 sesuai pedoman pengawas PAI tahun 2012, meliputi: Program Tahunan, Program Semester, dan Rencana Kepengawasan Akademik (RKA). Pencapaian target kunjungan pengawas pada guru PAI di kelas saat proses belajar mengajar secara keseluruhan adalah 55,17% dalam satu tahun, dan penilaian keberhasilan guru dalam kegiatan belajar mengajar, yakni 75,63% memperoleh nilai baik. Keefektifan pelaksanaan supervisi kelas dalam meningkatkan kualitas proses pembelajaran PAI, ditandai dengan meningkatnya motivasi, mental positif, kompetensi guru dalam melaksanakan KBM. Namun demikian keterbatasan tenaga pengawas PAI, dan kondisi geografis wilayah binaan yang sangat luas dan sulit dijangkau, menjadi kendala pada pencapaian target supervisi kelas secara optimal. Solusinya adalah rekrutmen pengawas baru, perlu adanya strategi pengawas yang lebih efektif misalnya pemanfaatan teknologi dengan baik serta pemerataan jumlah guru atau sekolah dalam wilayah binaan.

(8)

viii ABSTRACT

TARGET ANALYSIS AND THE REALIZATION OF CLASSROOM SUPERVISION ON IMPROVING QUALITY OF LEARNING PROCESS (Case Study on Implementation Supervision of PAI in Banggai district in the

academic year 2015-2016)

This study aims to determine: 1) Planning courses classroom supervision by supervisors of Islamic Education in Banggai District School Year 2015-2016, 2) Implementation of classroom supervision by supervisors of Islamic Education in Banggai District 2015-2016 School Year, 3) Effective implementation of classroom supervision in improving the quality of teaching Islamic education, and 4) Obstacles and solutions implementation conducted classroom supervision by supervisors of Islamic Education in Banggai

This study used a descriptive qualitative approach. The study was conducted in Banggai district. Subjects were Islamic Schools Supervisors and elementary school teachers in the district PAI Luwuk, South Luwuk, Luwuk North and East Luwuk. Data were collected through interviews, observation and documentation. Technique authenticity of data using triangulation sources. Analysis of data using qualitative descriptive

The results showed that the planning classroom supervision conducted in Banggai Regency by supervisors of PAI in 2015-2016 school year within the guidelines of the regulatory PAI in 2012, include: the Annual Programme, Semester Program, and the Academic oversight plan (RKA). Target supervisors visit the PAI teacher in the classroom during the learning process, be a whole reached 55.17% in one years, and the ratings success of teachers in teaching and learning activities, that is 75.63% get good value. The effectiveness of the implementation of classroom supervision in improving the quality of the learning process PAI, marked by increasing motivation, positive mental, teacher competence in implementing KBM. However, the limitations of supervisors personnel PAI, geographical conditions of the target area which is very broad and difficult to reach, an obstacle to the achievement of optimal classroom supervision. The solution is the recruitment of a new supervisors, the need for more effective supervisors strategy, for example the use of technology to better and equal number of teachers or schools in the target area.

Keywords: Target Analysis, Realization Supervision Classroom, Learning Quality

(9)

ix PRAKATA

Puji Syukur kami panjatkan kehadlirat Allah SWT, atas limpahan rahmat,

taufik, hidayah dan inayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis yang

berjudul “ Analisis Target dan Realisasi Supervisi Kelas Dalam meningkatkan

Kualitas Proses Pembelajaran (Studi Kasus Pelaksanaan Supervisi PAI di

Kabupaten Banggai Tahun pelajaran 2015-2016)” yang secara akademis menjadi

syarat untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan Islam.

Di samping itu, apa yang telah tersaji ini juga tidak lepas dari bantuan berbagai

pihak, kepadanya kami mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd., selaku Rektor IAIN Salatiga.

2. Bapak Dr. H. Zakiyuddin, M.Ag., selaku Direktur Pascasarjana IAIN Salatiga.

3. Prof. Dr. H. Budihardjo, M.Ag. selaku Dosen Pembimbing yang telah

meluangkan waktunya untuk menuntun agar tesis ini cepat selesai.

4. Seluruh dosen Pascasarjana IAIN Salatiga yang telah memberikan banyak bekal

ilmu kepada Penulis sehingga penulis mampu menyelesaikan penyusunan tesis

ini.

5. Bapak Dr. H. Gasim Yamami, M. Ag. selaku kepala Kementerian Agama

Kabupaten Banggai yang telah memberikan ijin untuk meneliti di tempat yang

beliau pimpin.

6. Bapak H. Tamar, S.Ag. S.Pd. M.M.Pd selaku Ketua POKJAWAS KEMENAG

Kabupaten Banggai, seluruh pengawas PAI, dan seluruh Guru PAI di Kecamatan

Luwuk, Luwuk Selatan, Luwuk Utara, dan Luwuk Timur, yang bersedia

memberikan berbagai informasi guna terselesaikannya penyusunan tesis ini.

7. Istri, Ibu, Mertua dan anak-anakku yang selalu mendo’akan dan mensupot hingga selesainya penulisan ini.

8. Semua pihak dan teman-temanku seperjuangan yang setia yang tak dapat saya

sebut satu persatu lagi yang sedikit maupun banyak telah membantu dalam

(10)

x

Sungguh kami tidak dapat memberikan balasan apapun, kecuali do’a

semoga Allah SWT memberikan balasan pahala yang berlipat atas amal

kebaikan yang telah diberikan.

Akhirnya penulis menyadari bahwa apa yang telah tersaji dalam penulisan

ini masih jauh mencapai kesempurnaan. Masih banyak hal-hal yang perlu

diperbaiki dan diperdalam lebih lanjut atau ada hal yang kurang sesuai, karena

hanya sebatas inilah yang dapat penulis sampaikan, maka dengan segala bentuk

kritik dan saran sangat kami harapkan, demi menindak lanjuti pada kajian-kajian

(11)

xi

C. Signifikansi Penelitian... 8

D. Kajian Pustaka... 10

E. Metode Penelitian... 25

F. Sistematika Penulisan... 31

BAB II: PROFIL KELOMPOK KERJA PENGAWAS PAI KEMENTERIAN AGAMA KABUPATEN BANGGAI DAN GURU PAI KECAMATAN LUWUK DAN KECAMATAN LUWUK TIMUR A. Profil POKJAWAS PAI Kementerian Agama Kabupaten Banggai... 34

(12)

xii

2. Visi Misi POKJAWAS PAI Kementerian Agama

Kabupaten Banggai... 35

3. Susunan Pengurus POKJAWAS PAI Kementerian Agama Kabupaten Banggai... 36

4. Sarana dan Prasarana POKJAWAS PAI Kementerian Agama Kabupaten Banggai... 36

5. Kondisi Pengawas PAI, Guru PAI, dan Sekolah Umum Tingkat SD,SMP, SMA dan SMK... 39

B. Identitas Guru Pendidikan Agama Islam... 42

1. Identitas Guru PAI Kecamatn Luwuk………... 42

2. Identitas Guru PAI Kecamatan Luwuk Selatan... 46

3. Identitas Guru PAI Kecamatan Luwuk Utara... 47

4. Identitas Guru PAI Kecamatan Luwuk Timur... 48

BAB III: PERENCANAAN PROGRAM SUPERVISI KELAS PENGAWAS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM KEMENTERIAN AGAMA KABUPATEN BANGGAI TAHUN PELAJARAN 2015/2016 A. Perencanaan Program Supervisi Kelas... 51

1. Program Tahunan... 51

2. Program Semester... 53

3. Rencana Kepengawasan Akademik (RKA)... 55

B. Jadwal Pelaksanaan Program Pengawas PAI... 57

C. Langkah-langkah Supervisi Kelas... 58

(13)

xiii

BAB IV: PELAKSANAAN SUPERVISI KELAS PENGAWAS

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM KEMENTERIAN AGAMA

KABUPATEN BANGGAI TAHUN PELAJARAN 2015/2016

A. Realisasi Pelaksanaan Supervisi Kelas... 62

1. Kunjungan pada Guru Pendidikan Agama Islam di Kelas Saat PBM... 62

2. Penilaian Keberhasilan Guru dalam Kegiatan Proses Belajar Mengajar... 73

3. Pendekatan Pengawas dalam Supervisi Kelas... 80

B. Efektifitas Pelaksanaan Supervisi Kelas dalam Meningkatkan Kualitas Pembelajaran PAI... 81

C. Kendala-kendala Pelaksanaan Supervisi Kelas dan Solusi... 82

BAB V: PENUTUP A. Simpulan... 85

B. Saran-saran... 87

DAFTAR PUSTAKA... 88

LAMPIRAN... 91

BIOGRAFI PENULIS... 159

(14)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Data Sarana dan Prasarana POKJAWAS... 37

Tabel 2.2. Data Pengawas, Guru PAI dan Sekolah Tingkat SMP, SMA, dan

SMK... 40

Tabel 2.3. Data Pengawas, Guru PAI dan Sekolah Tingkat SD... 41

Tabel 4.1. Instrumen Supervisi Kunjungan Kelas... 78

Tabel 4.2. Instrumen Instrumen Observasi Kualitas Proses Belajar Mengajar.... 79

(15)

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Kondisi Kursi Tamu POKJAWAS... 38

Gambar 2.2. Kondisi Meja dan Kursi Kerja Pengawas... 38

(16)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. Pedoman Observasi... 91

2. Pedoman Dokumentasi... 92

3. Pedoman Wawancara dengan Pengawas PAI... 93

4. Pedoman Wawancara dengan Guru-guru PAI... 96

5. Surat Ijin Penelitian... 98

6. Program Tahunan Pengawas PAI... 101

7. Program Semester Pengawas PAI... 111

8. Rencana Kepengawasan Akademik (RKA)... 124

9. Jadwal Pelaksanaan Supervisi oleh Pengawas PAI... 131

10. Instrumen Wawancara Pra Observasi Proses Pembelajaran PAI... 136

11. Instrumen Supervisi Kegiatan Pembelajaran PAI (Standar Proses)... 137

12. Instrumen Wawancara Pasca Observasi Proses Pembelajaran PAI... 140

13. Surat Keterangan telah Melakukan Penelitian... 141

14. Foto-foto Penelitian... 151

(17)

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan pilar bagi kehidupan suatu bangsa. Pendidikan

memberikan kontribusi yang sangat besar terhadap kemajuan suatu bangsa dan

merupakan wahana dalam menerjemahkan pesan-pesan konstitusi serta sarana

dalam membangun watak bangsa. Masyarakat yang cerdas dan memberi nuansa

kehidupan yang cerdas pula, dan secara progresif akan membentuk kemandirian.

Masyarakat bangsa yang demikian merupakan investasi besar untuk berjuang

keluar dari krisis dan siap menghadapi globalisasi.1

Sementara itu, kehadiran Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 tahun

2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional telah memberikan nuansa baru bagi

dunia pendidikan di Indonesia. Undang-undang ini telah memberikan dasar

hukum untuk membangun pendidikan nasional dengan menerapkan

prinsip-prinsip demokrasi, desentralisasi, otonomi, keadilan dan menjunjung tinggi hak

asasi manusia. Begitu juga dengan Undang-undang No. 14 tahun 2005 tentang

guru dan dosen, akan menjadi landasan yang kuat bagi peningkatan

profesionalisme dan jaminan akan kesejahteraan para pendidik, sehingga pada

akhirnya akan meningkatkan kualitas penyelenggaraan pendidikan.2

1

E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, Bandung: Remaja Rosda Karya, 2002, 4. 2

(18)

Selain itu, pendidikan memegang peranan yang besar dalam peningkatan

kualitas sumber daya manusia. Peningkatan sumber daya manusia merupakan

suatu proses peningkatan kualitas pendidikan nasional, baik di sekolah negeri

maupun swasta. Dari beberapa lembaga pendidikan yang ada, baik negeri maupun

swasta memiliki sejumlah masalah, salah satunya adalah rendahnya kualitas

pendidikan pada setiap jenjang pendidikan, ini dikarenakan masih banyak

pendidik yang tidak menguasai strategi pembelajaran yang baik.

Guru merupakan salah satu komponen yang sangat menentukan

terselenggaranya proses pendidikan. Keberadaan guru sebagai fasilitator

penyelenggaraan proses belajar siswa. Oleh karena itu kehadiran dan

profesionalisme guru sangat berpengaruh dalam mewujudkan program pendidikan

nasional. Menurut Undang-undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003.

Tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab XI Pasal 39 ayat(2) dinyatakan bahwa;

“Pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan

melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan

bimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada

masyarakat, terutama bagi pendidik di perguruan tinggi”.3

Kenyataan menunjukkan bahwa tidak semua guru disekolah benar-benar

profesional dalam melaksanakan tugasnya, sekalipun telah memiliki sertifikat

profesional. Seperti, banyak guru-guru mengeluhkan kurikulum yang sering

berubah, syarat dengan beban, mengajar tidak menarik, tidak menguasai ilmu

3

(19)

teknologi (IT). Sejalan dengan kenyataan tersebut Jacobson, dikutip Ali Imran

menyatakan “bahwa tidak semua guru terlatih dan kualitasnya baik”.4

Masalah kualitas pembelajaran sangatlah esensial karena keterkaitan dengan

kualitas mengajar yang dilakukan oleh guru dikelas, karena itu perlu mendapatkan

pengawasan dan pembinaan secara terus-menerus dan berkelanjutan. Supervisi

merupakan layanan yang bertujuan untuk memberdayakan guru guna

meningkatkan kinerjanya. Pemberdayaan yang dimaksudkan merupakan usaha

agar guru memiliki kompetensi sesuai dengan tuntutan profesionalitas pedagogik.

Pemberdayaan dengan mengenali kelebihan dan kemampuan setiap guru melalui

hubungan interpersonal yang harmonis. yang kemudian memanfaatkanya setiap

kelebihan guru untuk peningkatan kualitas pembelajaran.

Kegiatan supervisi kelas atau pembelajaran merupakan kegiatan yang wajib

dilaksanakan dalam penyelenggaraan pendidikan. Hal ini dipandang perlu untuk

memperbaiki kinerja guru dalam proses pembelajaran. Supervisi kelas atau

pembelajaran bertujuan tidak hanya pada kinerja guru, tetapi meningkatnya hasil

pembelajaran peserta didik. sebab supervisi kelas atau pembelajaran merupakan

serangkaian kegiatan untuk membantu guru mengembangkan kemampuannya

mengelola proses belajar-mengajar demi pencapaian tujuan pembelajaran.

Pengawas Pendidikan Agama Islam keberadaannya sangat diharapkan oleh

guru dalam rangka membantu dan membimbing ke arah tercapainya peningkatan

kualitas proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Kewajiban seorang

4

(20)

pengawas untuk membantu dan membimbing guru merupakan perwujudan dari

Firman Allah dalam Al-qur’an surah al-Alaq ayat 5 berikut:

Artinya.”Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya”.5

Kewajiban tersebut dipertegas dalam Peraturan Menteri Agama No. 2 tahun

2012 pasal 5 ayat (2) menyebutkan bahwa “Pengawas Pendidikan Agama Islam bertanggung jawab terhadap peningkatan kualitas perencanaan, proses, dan hasil

pendidikan atau pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada TK, SD/SDL:B,

SMP/SMPLB, SMA/SMALB, dan/atau SMK”.6

Menurut pengamatan penulis, bahwa kondisi pelaksanaan supervisi kelas

oleh pengawas Pendidikan Agama Islam di Kabupaten Banggai sampai saat ini

belum dilaksanakan secara rutin dan merata ke semua guru, yang mana guru

Pendidikan Agama Islam terkadang memperoleh pengawasan hanya sekali dalam

satu tahun pelajaran bahkan ada sebahagian guru yang tidak disupervisi, idealnya

setiap guru Pendidikan Agama Islam memperoleh supervisi kelas dua kali dalam

setahun. Hal ini berdasarkan perhitungan beban kerja pengawas yang termaktub

pada Peraturan Pemerintah Republik Indonesia, No. 74 tahun 2008 tentang Guru

Bab IV Pasal 54 Ayat (8) disebutkan bahwa: “Beban kerja pengawas satuan pendidikan, pengawas mata pelajaran, atau pengawas kelompok mata pelajaran

dalam melakukan tugas pembimbingan dan pelatihan profesional guru dan

pengawasan yang ekuivalen paling sedikit 24 (dua puluh empat) jam

5

Ahmad Hatta, Tafsir al-Qur’an Perkata, Jakarta: Maghfirah Pustaka, 2009, 597. 6

(21)

pembelajaran tatap muka dalam satu minggu”.7

dan peraturan bersama Menteri

Pendidikan Nasional dan Kepala Badan Kepegawaian Negara No. 01/III/2011 dan

No. 6 tahun 2011 tentang petunjuk pelaksanaan jabatan fungsional pengawas

sekolah dan angka kreditnya Bab II pasal 5 ayat (2) dan (3) disebutkan bahwa:

“Sasaran pengawasan bagi setiap pengawas sekolah sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) adalah sebagai berikut: (a) untuk taman kanak-kanak/raudathul athfal dan sekoiah dasar/madrasah ibtidaiyah paling sedikit 10 satuan pendidikan dan atau 60 (enam puluh) guru; (b) untuk Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah dan Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah/Sekolah Menengah Kejuruan paling sedikit 7 satuan pendidikan dan atau 40 (empat puluh) guru mata pelajaran atau kelompok mata pelajaran; (c) untuk sekolah luar biasa paling sedikit 5 satuan

pendidikan dan atau 40 (empat puluh) guru; dan (c) untuk pengawas bimbingan

dan konseling paling sedikit 40 (empat puluh) guru bimbingan dan konseling. Untuk daerah khusus, beban kerja pengawas sekolah sebagaimana dimaksud pada ayat (2) paling sedikit 5 (lima) satuan pendidikan secara lintas tingkat satuan dan

jenjang pendidikan”.8

Perencanaan program dan pelaksanaan supervisi kelas yang dilakukuan

melalui POKJAWAS Pendidikan Agama Islam tentu punya target untuk

memberikan nuansa baru terhadap peningkatan kualitas pembelajaran Pendidikan

Agama Islam pada sekolah umum baik negeri maupun swasta di Kabupaten

Banggai. Namun supervisi tersebut masih perlu dikritisi dari berbagai kegiatan

yang ada dalam pelaksanaanya, terutama realisasi target perencanaan supervisi

kelas kemungkinan belum atau sudah efektif dalam meningkatkan kualitas

pembelajaran Pendidikan Agama Islam, mengundang peneliti untuk menelaahnya.

Alasan lain yang menjadi dasar pemikiran untuk melakukan penelitian ini

adalah adanya kesenjangan antara jumlah pengawas Pendidikan Agama Islam

dengan jumlah guru Pendidikan Agama Islam pada sekolah umum baik Negeri

7

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia, No. 74 tahun 2008 tentang Guru, 36. 8

(22)

maupun swasta yaitu 1:87, dan untuk perbandingan pengawas PAI tingkat SMP,

SMA, dan SMK. Dan untuk perbandingan pengawas PAI tingkat SD yakni 1:106.

Keterbatasan jumlah pengawas dan luasnya wilayah binaan memang menjadi

penghambat keberhasilan supervisi kelas. Namun hal tersebut bukan menjadi

kendala ketika pengawas cerdas menggunakan strategi supervisi yang efektif.

Oleh karena itu supervisi kelas yang dilakukan pengawas Pendidikan Agama

Islam harus dilakukan dengan efektif sehingga dapat memberikan bimbingan dan

layanan kepada guru dengan optimal.

Berkaitan dengan latar belakang di atas, maka Penulis tertarik untuk

melakukan penelitian dengan judul tesis: Analisis Target dan Realisasi Supervisi

Kelas dalam Meningkatkan Kualitas Proses Pembelajaran (Studi Kasus

Pelaksanaan supevisi Pendidikan Agama Islam di Kabupaten Banggai tahun

Ajaran 2015-2016).

B.Rumusan Masalah

1. Identifikasi Masalah

Sesuai dengan uraian latar belakang di atas, maka ada beberapa

masalah yang teridentifikasi untuk dijadikan acuan dalam penelitian ini

antara lain: Jumlah pengawas Pendidikan Agama Islam yang hanya 4 orang

tidak mungkin dapat men-supervisi kelas secara keseluruhan guru Agama

Islam yang berjumlah 366 orang dari 379 sekolah umum baik negeri

(23)

Kondisi usia dan tenaga pengawas yang diatas 50 tahun, tidak efektif

untuk men-supervisi kunjugan kelas dengan geografis wilayah sekolah

setiap per-kecamatan dengan jarak puluhan kilometer serta wliayah lebih

besar pegunungan.

Kualitas pembelajaran Pendidikan Agama Islam belum memenuhi

standar mutu pendidikan nasional, menurut pengamatan penulis,

Performance pengajaran Pendidikan Agama Islam semakin rendah

disebabkan para guru Pendidikan Agama Islam yang masih belum banyak

beranjak dari pola mengajar yang cenderung rigid, miskin metodologi, dan

kurang variatifnya penggunaan strategi pengajaran aktif yang mampu

meningkatkan minat dan antusiasme semangat belajar siswa.

2. Pembatasan Masalah

Sesuai dengan identifikasi masalah di atas, maka penulis perlu

memberi batasan-batasan masalah yang terdapat dalam penelitian ini,

sehingga akan memperoleh gambaran yang jelas dan lebih fokus pada

target perencanaan program supervisi kelas oleh pengawas Pendidikan

Agama Islam dan realisasi pelaksanaan dilapangan. Maka penelitian ini

dimaksudkan untuk menggali informasi secara deskrptif dengan memberi

batasan pada analisis target perencanaan program supervisi kelas Pendidikan

Agama Islam dan realisasi pelaksanaannya di Kabupaten Banggai. Baik

(24)

3. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah, dan batasan masalah

diatas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut:

a. Bagaimanakah perencanaan supervisi kelas oleh Pengawas Pendidikan

Agama Islam di Kabupaten Banggai Tahun Ajaran 2015-2016?

b. Bagaimanakah pelaksanaan supervisi kelas Pendidikan Agama Islam oleh

pengawas Pendidikan Agama Islam di Kabupaten Banggai Tahun Ajaran

2015-2016?

c. Seberapa efektifkah pelaksanaan supervisi kelas dalam meningkatkan

kualitas proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam?

d. Apa kendala dan solusi pelaksanaan supervisi kelas yang dilakukan

pengawas Pendidikan Agama Islam di Kabupaten Banggai?

C.Signifikansi Penelitian

1. Tujuan penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah diatas, maka tujuan yang ingin

dicapai dalam pelaksanaan kegiatan penelitian ini adalah:

a. Untuk mendeskripsikan perencanaan program supervisi kelas oleh

pengawas Pendidikan Agama Islam di Kabupaten Banggai Tahun

Ajaran 2015-2016.

b. Untuk mendeskripsikan pelaksanaan supervisi kelas oleh pengawas

Pendidikan Agama Islam di Kabupaten Banggai Tahun Ajaran

(25)

c. Untuk mendeskripsikan efektifitas pelaksanaan supervisi kelas dalam

meningkatkan kualitas pembelajaran Pendidikan Agama Islam.

d. Untuk mendeskripsikan kendala dan solusi pelaksanaan supervisi

kelas yang dilakukan pengawas Pendidikan Agama Islam di

Kabupaten Banggai.

2. Manfaat Penelitian

a. Manfaat Teori

1) Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya bagi

pengembangan keilmuan khusunya berkenaan dengan supervisi

kelas dalam meningkatkan kualitas proses pembelajaran

Pendidikan Agama Islam.

2) Sebagai bahan masukan bagi kalangan akademisi yang ingin

melakukan penelitian lebih lanjut berkaitan dengan supervisi

kelas dan kualitas proses pembelajaran Pendidikan Agama

Islam.

b. Kegunaan secara praktis

1) Hasil penelitian ini dapat dijadikan salah satu rujukan

pelaksanaan supervisi kelas terutama pengawas Pendidikan

Agama Islam dalam meningkatkan kualitas proses pembelajaran

Pendidikan Agama Islam di Kabupaten Banggai.

2) Menambah khasanah bagi penulis berkaitan dengan supervisi

(26)

3) Bagi Kementerian Agama Kabupaten Banggai dan Dinas

Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Banggai sebagai

bagian kajian evaluasi terhadap pelaksanaan supervisi kelas baik

kepala sekolah maupun pengawas mata pelajaran.

D.Kajian Pustaka

1. Penelitian Terdahulu

Adapun penelitian relevan yang pernah dilakukan sebelum penelitian

ini yaitu sebagai berikut:

Penelitian Rukiyani Lulik Hartatik di SMP Muhammadiyah se-Kota

Malang. Dengan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. menyimpulkan

bahwa prosedur pelaksanaan supervisi kelas terdiri atas; tahap persiapan

mencakup; menyiapkan instrumen dan jadwal bersama, tahap pelaksanaan

yaitu observasi supervisi kepala sekolah, tahap pelaporan meliputi;

mengidentifikasi hasil pengamatan pada saat observasi di kelas,

menganalisis hasil supervisi, mengevaluasi bersama antara kepala sekolah

dan guru, dan membuat catatan hasil supervisi yang didokumentasikan

sebagai laporan, dan tahap tindak lanjut meliputi; mendiskusikan, membuat

solusi bersama, memberitahukan hasil pelaksanaan kunjungan kelas, dan

mengkomunikasikan kepada guru. Sedangkan pelaksanaan supervisi klinis

belum berjalan secara optimal.9

(27)

Penelitian Agung Nugroho di MAN I Yogyakarta, dengan pendekatan

penelitian lapangan (field research) bersifat kualitatif deskriptif.

Menyimpulkan bahwa perencanaan supervisi, pengawas lebih awal

menyusun program berupa daftar lengkap sekolah dan guru yang berada

dalam wilayah kepengawasan, jadwal kegiatan baik tahunan, bulanan,

maupun mingguan meliputi kunjungan madrasah, kunjungan kelas,

mengadakan konsultasi perorangan, mengadakan konsultasi pengembangan

kelompok kerja guru Pendidikan Agama Islam, memantau perkembangan

pelaksaan kurikulum, dan mengevaluasi kegiatan guru Pendidikan Agama

Islam, dan pada tahap pelaksanaan pengawas melakukan pembagian kerja,

kunjungan kelas, melaksanakan bimbingan perorangan serta evaluasi. dan

pada dimensi evaluasi, pengawas mengevaluasi secara langsung pada saat

kunjungan kelas, baik mingguan maupun bulanan.10

Penelitian Safrudin di SMPN Satu Atap se-Kebupaten Indramayu,

dengan menggunakan pendekatan kuantitatif paradigma positivisme, dan

tehnik analisis regresi. Menyimpulkan bahwa supervisi kepala sekolah

mempunyai pengaruh signifikan terhadap kompetensi guru dalam proses

belajar mengajar.11

Penelitian Edi Wahjanto di SMA Negeri se-Kota Magelang, dengan menggunakan pendekatan metode kuantitatif dan analisis jalur (path

analysis), menyimpulkan bahwa supervisi kunjungan kelas, kompetensi

10 Agung Nugroho, “Pelaksanaan Supervisi Pendidikan Agama Islam: Studi Kasus di MAN I Yogyakarta”, Tesis, UIN Yogyakarta, 2008, 149-151.

(28)

guru dan kinerja guru secara langsung mempengaruhi prestasi belajar siswa.

Namun supervisi kunjungan kelas secara langsung yang dilakukan oleh

kepala sekolah mempunyai pengaruh paling kecil terhadap prestasi belajar

siswa dibanding dengan supervisi secara tidak langsung. Hal ini

menunjukkan bahwa kompetensi guru mempunyai pengaruh besar terhadap

prestasi belajar siswa dibanding supervisi kunjungan kelas. Benar bahwa

kompetensi guru sangat berpengaruh atas prestasi belajar siswa atau kualitas

proses belajar dikelas, akan tetapi profesionalisme seorang guru dalam

mengelola pembelajaran di kelas perlu pembinaan, pengawasan, dan

monitoring oleh supervisor. Untuk itu supervisi kelas harus dilakukan setiap

saat oleh supervisor.12

Penelitian Raden Syarifuddin di SMPN 1 Sliyeg Kabupaten

Indramayu. Dengan pendekatan verifikatif deskriptif. Menyimpulkan bahwa

peran pengawas Pendidikan Agama Islam mempunyai hubungan kuat

dengan kualitas pembelajaran guru Pendidikan Agama Islam dan prestasi

belajar siswa.13

Sutardjo, meneliti supervisi Pengawas dan Kepala Sekolah di SMA

Negeri di Kabupaten Karawang, dengan pendekatan kualitatif naturalistik.

Menyimpulkan bahwa supervisi yang dilaksanakan secara terprogram dan

berkesinambungan dapat meningkatkan mutu pembelajaran, dan seorang

12Edi Wahjanto, “Pengaruh Supervisi Kunjungan Kelas oleh Kepala Sekolah dan Kompetensi Guru terhadap Kinerja Guru dan Prestasi Belajar Siswa: di SMA Negeri se Kota Magelang”, Tesis, UNES Semarang, 2007, 118.

(29)

supervisor harus mampu memahami dan menkondisikan cara menangani

kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh para guru, sebab kemampuan para

guru sangat beragam.14

Penelitian-penelitian tersebut di atas, telah mengungkap beberapa

kegiatan supervisi pembelajaran dan kunjungan kelas oleh supervisor

terhadap kompetensi guru dalam rangka meningkatkan hasil belajar siswa.

Berdasarkan penelitian yang sudah ada, peneliti mencoba mengetengahkan

penelitian yang berbeda yaitu fokus pada target perencanaan dan realisasi

supervisi kelas dalam meningkatkan kualitas pembelajaran Pendidikan

Agama Islam di Kabupaten Banggai.

2. Kerangka Teori

a. Perencanaan Supevisi

Perencanaan adalah suatu proses yang sistematis untuk

menjalankan suatu pekerjaan. Menurut Louis A. Allan dikutip H. B.

Siswanto “perencanaan terdiri dari aktivitas yang meliputi: prakiraan (forecasting), penetapan tujuan (establishing) pemograman

(programming), penjadwalan (scheduling).15 Sedangkan menurut

Cunningham dikutip Sulistyorini dan Muhammad Fathurrohman

mengemukakan bahwa “perencanaan adalah menyelesaikan dan

menghubungkan, fakta, imajinasi, dan asumsi untuk masa yang akan

datang dengan tujuan memvisualisasi dan memformulasi hasil yang

14Sutardjo, “Supervisi Pengawas dan Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Mutu Pembelajaran:Studi Kasus pada SMA Negeri di Kabupaten Karawang”, Pendidikan UNSIKA, Volume 2, Nomor 1, (Nopember 2014), 105-115.

15

(30)

diinginkan serta kegiatan yang diperlukan dalam batas-batas yang

dapat diterima dalam penyelasiannya.16

Menurut Ziauddin Sardar, dikutip Sulistyorini bahwa: “setiap perencanaan harus mengacu pada masa depan, yaitu masa akan datang

yang kita akan hadapi mengandung berbagai kemungkinan, jauh

sebelumnya sudah dapat di prediksi dan diperhitungkan”.17 Lebih lanjut Sardar, menjelaskan sebagaimana dikutip Sulistyorini bahwa

perencanaan supervisi masa depan mempunyai lima komponen pokok

yakni; 1) secara sengaja diarahkan kepada nilai-nilai yang telah diuji

perencanaannya yang diorientasikan pada tindakan, 2) dirancang

untuk menuju ke jalur-jalur tindakan alternatif yang lebih banyak

dibandingkan dengan perencanaan lazimnya, untuk menjaga agar

gagasan-gagasan yang baik tidak terabaikan, 3) menyadari pentingnya

perspektif perencanaan supervisi dengan konsep-konsep masa depan,

4) perencanaan bergantung pada studi rasional mengenai

perkembangan-perkembangan pada masa mendatang, dan 5)

perencanaan harus dapat menentukan perubahan yang diinginkan.18

Mengacu pada uraian tugas pengawas Pendidikan Agama Islam

pada sekolah yang tertuang dalam pedoman pengawas Pendidikan

Agama Islam di sebutkan bahwa tugas pengawas meliputi: a)

menyusun program pengawasan, b) melaksanakan program

16

Sulistyorini & Muhammad Fathurrohman, Esensi Manajemen Pendidikan Islam, Pengelolaan Lembaga untuk meningkatkan kualitas pendidikan Islam, Yogyakarta: Teras, 2014, 143.

17

Sulistyorini, Manajemen Pendidikan Islam, Konsep, Strategi dan Aplikasi, Yogyakarta: Teras, 2009, 243.

18

(31)

pengawasan, c) evaluasi dan tindak lanjut hasil pelaksanaan program

pengawasan, e) membimbing dan melatih profesional guru Pendidikan

Agama Islam.19 Selanjutnya penyusunan program pengawasan

difokuskan pada peningkatan pemenuhan Standar Nasional

Pendidikan Agama Islam (SN-PAI). Pelaksanaan program

pengawasan meliputi: (1) melaksanakan pembinaan guru Pendidikan

Agama Islam, (2) memantau Standar Nasional Pendidikan meliputi:

Standar Isi, Standar Proses, Standar Penilaian, dan Standar

Kompetensi Lulusan, dan (3) melaksanakan penilaian kinerja guru

Pendidikan Agama Islam.20

Perencanaan supervisi oleh pengawas Pendidikan Agama Islam

sesuai fungsinya sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Agama

No. 2 tahun 2012 pasal 4 antara lain menyusun program pengawasan

mata pelajaran Pendidikan Agama Islam meliputi: (a) Setiap

pengawas Pendidikan Agama Islam baik secara kelompok maupun

perorangan wajib menyusun rencana program pengawasan terdiri atas:

program pengawasan tahunan, program pengawasan semester, dan

rencana kepengawasan akademik, (b) program pengawasan tahunan

pengawas Pendidikan Agama Islam disusun oleh Kelompok Kerja

Pengawas (POKJAWAS) Pendidikan Agama Islam di Kabupaten atau

Kota melalui diskusi terprogram. Kegiatan penyusunan program

tahunan ini diperkirakan berlangsung selama satu minggu,

19

Direktorat Jenderal Pendidikan Agama Islam Kementerian Agama Republik Indonesia,

Pedoman Pengawas Pendidikan Agama Islam pada Sekolah, Jakarta: 2012, 16.

20

(32)

(c) Program pengawasan semester adalah perencanaan teknis

operasional kegiatan yang dilakukan oleh setiap Pengawas Pendidikan

Agama Islam pada setiap sekolah dimana guru binaannya berada.

Program tersebut disusun sebagai penjabaran atas Program

Pengawasan Tahunan di tingkat Kabupaten/Kota. Kegiatan

penyusunan program semester oleh setiap pengawas Pendidikan

Agama Islam ini diperkirakan berlangsung selama satu minggu,

(d) Rencana Kepengawasan Akademik (RKA) merupakan penjabaran

dari program semester yang lebih rinci dan sistematis sesuai dengan

aspek atau masalah prioritas yang harus segera dilakukan, setelah

kegiatan supervisi. Penyusunan rencana kepengawasan akademik ini

diperkirakan berlangsung satu minggu. (e) program tahunan, program

semester, dan rencana kepengawasan akademik sekurang-kurangnya

memuat aspek atau masalah, tujuan, indikator keberhasilan, strategi

atau metode kerja (teknik supervisi), skenario kegiatan, sumber daya

yang diperlukan, penilaian dan instrumen kepengawasan.21

b. Supervisi Kelas

Pandangan modern supervisi adalah usaha untuk memperbaiki

situasi belajar mengajar, yaitu supervisi sebagai bantuan bagi guru

dalam meningkatkan kualitas mengajar untuk membentuk peserta

didik agar lebih baik dalam belajar.22

21

Direktorat Jenderal Pendidikan Agama Islam..., 13. 22

(33)

Menurut Piet A. Sahertian Supervisi adalah suatu usaha

menstimulasi, mengkoordinasi dan membimbing secara kontinyu

pertumbuhan guru-guru di sekolah baik secara individual maupun

secara kolektif, agar lebih mengerti dan lebih efektif dalam

mewujudkan seluruh fungsi pengajaran.23 Menurut Ibrahim Bafadal,

supervisi pengajaran adalah “Serangkaian kegiatan membantu guru

mengembangkan kemampuannya mengelola proses belajar mengajar

demi mencapai tujuan pengajaran.”24

Selanjutnya Alfonso dan kawan-kawan, dikutip Allan A.

Glatthorn mengemukakan: “Instructional supervision is herein

defined as : Behavior officially designated by the organization that

directly affects teacher behavior in such a way as to facilitate pupil

learning and achieve the goals of the organization”25 (supervisi

pembelajaran adalah perbuatan yang secara langsung mempengaruhi

prilaku guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai pelaksana proses

belajar mengajar, dan melalui pengaruhnya tersebut bertujuan untuk

mempertinggi kualitas belajar murid demi pencapaian tujuan

organisasi (sekolah) yang tinggi pula).

23

Piet A. Sahertian. Konsep dasar & Teknik Supervisi Pendidikan Dalam Rangka

Pengembangan Sumber Daya Manusia, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2010, 17.

24

Ibrahim Bafadal, Supervisi Pengajaran, Teori dan Aplikasinya dalam Membina Profesional Guru, Jakarta: Bumi Aksara, 1992, 2.

25

(34)

Menurut Dadang Suharda supervisi pembelajaran adalah

perbaikan proses belajar mengajar atau disebut Instructional.26 Hal ini

dapat dimaknai bahwa kegiatan supervisi tidak terlepas dari proses

belajar mengajar karena belajar mengajar merupakan komponen

utama dalam sistem pendidikan.

Supervisor dalam melaksanakan program supervisi

pembelajaran yakni menggunakan teknik supervisi kelas atau

individual meliputi:

1) Teknik supervisi Observasi Kelas

Observasi kelas dilakukan bersamaan dengan kunjungan

kelas adalah suatu kegiatan yang dilakukan supervisor untuk

mengamati guru yang sedang mengajar di kelas.27 Senada

dengan pendapat Allan A. Glatthorn tentang supervisi

individual; “The supervisor observes the teacher teach, keeping those goals in mind, and gives the teacher feedback about

performance, focusing on goal-related issues”.28 (Supervisor

mengamati guru sedang mengajar, dengan tujuan memberikan

umpan balik tentang kinerja guru, serta berfokus pada isu-isu

yang berhubungan dengan tujuan). Sedangkan Sally J. Zepeda

mengatakan bahwa “Supervisors work with teachers at several levels. At one level, supervisors spend time in teachers’

26

Dadang Suharda, Supervisi Profesional, Layanan dalam Meningkatkan Mutu Pembelajaran di Era Otonomi Daerah, Bandung: Alfabeta, 2010, 38.

27

Syaiful Sagala. Supervisi..., 188. 28

(35)

classrooms conducting both formal and informal classroom

observations”.29 (supervisor melakukan tugas supervisinya kepada guru dengan melalui beberapa tingkatan. Pada tingkat

pertama, supervisor menghabiskan waktu di ruang kelas guru

melakukan observasi kelas baik formal maupun informal).

Tujuan observasi kelas ingin memperoleh data dan

informasi secara langsung mengenai segala sesuatu yang terjadi

saat proses belajar mengajar berlangsung. Data dan informasi

digunakan sebagai dasar bagi supervisor untuk melakukan

pembinaan terhadap guru yang di observasinya. Selama berada

di kelas, supervisor melakukan pengamatan dengan teliti,

terhadap suasana kelas yang diciptakan dan dikembangkan oleh

guru saat jam pelajaran berlangsung untuk memperoleh data

yang objektif.30 Maka tugas supevisor adalah merekam dan

mencatat kegiatan tersebut untuk mengetahui kualitas guru

dalam membimbing siswa.31 Kehadiran supervisor dalam

melakukan observasi kelas dapat diberitahukan lebih dahulu,

dan juga tanpa pemberitahuan. Jika observasi diberitahukan

lebih dahulu besar kemungkinan guru akan mempersiapkan diri

sebaik-baiknya yang melebihi cara kerja biasanya, sehingga

supervisor mengobservasi perilaku yang tidak wajar. Tetapi jika

29

Sally J. Zepeda, Instruction Supervison: Applying Tools and Concepts, New York: Eye On Education, Inc, 2003, 152.

30

Syaiful Sagala. Supervisi..., 188. 31

(36)

kedatangan supervisor tanpa pemberitahuan lebih dahulu,

supervisor akan mengobservasi kegiatan guru secara wajar,

meskipun guru merasa terganggu atas kehadiran supervisor.32

2) Teknik supervisi kunjungan kelas.

Yang dimaksud kunjungan kelas atau classroom visitation

adalah kunjungan yang dilakukan oleh supervisor ke dalam

kelas pada saat guru sedang mengajar dengan tujuan untuk

membantu guru yang bersangkutan mengatasi masalah atau

kesulitan selama mengadakan kegiatan pembelajaran.33

Sedangkan menurut Arikunto, dikutip Mufidah bahwa

kunjungan kelas dilakukan baik ketika guru sedang mengajar,

atau kelas sedang kosong, maupun kelas sedang berisi siswa

namun guru tidak sedang mengajar.34 Kunjungan kelas

dilakukan dalam upaya memperoleh data tentang keadaan

sebenarnya mengenai kemampuan dan keterampilan guru

mengajar.35 Kunjungan kelas dimaksudkan untuk melihat dari

dekat situasi dan suasana kelas secara keseluruhan.36 Dengan

data dan informasi tersebut, maka guru dan supervisor akan

berdiskusi tentang kesulitan-kesulitan yang dihadapi guru,

kemudian mencari solusi pemecahannya dengan baik.

32

Syaiful Sagala. Supervisi..., 189. 33

Syaiful Sagala. Supervisi..., 187. 34

Luk-luk Nur Mufidah, Supervisi Pendidikan, Yogyakarta: Teras, 2009, 86. 35

Syaiful Sagala. Supervisi..., 187. 36

(37)

Kunjungan kelas dapat dilakukan dengan tiga cara, (1)

kunjungan kelas tanpa diberi tahu terlebih dahulu, di mana

seorang supervisor secara tiba-tiba datang ke kelas sementara

guru sedang mengajar. Dengan tujuan untuk mengetahui

keadaan guru yang sesungguhnya, sehingga supervisor dapat

menentukan bimbingan apa yang diperlukan guru tersebut, dan

bagi guru merupakan latihan dalam melaksanakan tugas

mengajar, agar selalu siap. (2) Kunjungan dengan cara memberi

tahu lebih dulu (announced visitation) dengan pemberitahuan

jadwal kunjungan, sehingga guru-guru dapat mempersiapkan

diri sebaik-baiknya karena berharap untuk mendapatkan

penilaian yang baik. (3) kunjungan atas undangan guru (visit

upon invitation) kunjungan seperti ini akan lebih baik. Oleh

karena guru punya usaha dan motivasi untuk mempersiapkan

diri dan membuka diri agar dia dapat memperoleh balikan dan

pengalaman baru dari pertemuan dengan supervisor.37

Allan A. Glatthorn menyatakan: “Some experts in the field

recommend that classroom observations be linked directly to the

teacher’s development goals.”38 (beberapa pakar pendidikan

merekomendasikan bahwa teknik kunjungan kelas dalam

supervisi individual dapat meningkatkan kinerja guru).

37

Piet A Sahertian dan Frans Mataheru, Prinsip..., 46. 38

(38)

c. Kualitas Pembelajaran

Definisi kualitas menurut Goetsch dan Davis, dikutip Tjiptono

dan Diana adalah “suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan

produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan yang memenuhi atau

melebihi harapan”.39

Istilah pembelajaran atau instruction bermakna

sebagai upaya untuk membelajarkan seseorang atau kelompok orang

melalui berbagai upaya strategi, metode, dan pendekatan kearah

pencapaian tujuan yang telah direncanakan.40 Pembelajaran dapat pula

dipandang sebagai kegiatan guru secara terprogram dalam desain

instruksional untuk membuat siswa belajar secara aktif yang

menekankan pada penyediaan sumber belajar.

Menurut Ali Imran pembelajaran yang berkualitas adalah

pembelajaran yang kondusif, di mana siswa giat belajar dan siswa

aktif belajar di dalamnya, baik ketika ditunggu gurunya atau tidak.41

Sedangkan menurut Mulyasa kualitas pembelajaran dapat dilihat dari

segi proses dan dari segi hasil.42

Terkait dengan indikator kualitas pembelajaran dalam penelitian

ini, peneliti mengacu pada standar proses yang diamanatkan Peraturan

Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang standar pendidikan nasional

salah satu standar yang harus dikembangkan adalah standar proses

yang berisi kriteria minimal proses pembelajaran pada satuan

39

Fandy Tjiptono, Anastasia Diana, Total Quality Management, Yogyakarta: Offset, 2003, 4. 40

Abdul Majid, Belajar dan Pembelajaran, Pendidikan Agama Islam, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2014, 109.

41

Ali Imran, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta, 2005, 38. 42

(39)

pendidikan dasar dan menengah di seluruh wilayah hukum kesatuan

Republik Indonesia, yang mana standar proses tersebut diatur dalam

Permendiknas nomor 41 tahun 2007 pasal 1 ayat (1) meliputi

“perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran,

penilaian hasil pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran

untuk terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan efesien”.43

Lebih lanjut penjabaran Kriteria minimal standar proses pembelajaran

pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif,

menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk

berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi

prakarsa, krativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan

perkembangan pisik serta psikologis peserta didik.44

d. Teori efektivitas

Menurut Pius Abdillah efektivitas memiliki arti ketepatgunaan

atau hasil guna atau menunjang tujuan yang akan dicapai. 45

Dalam tesaurus bahasa Indonesia efektivitas diartikan berhasil

guna atau mengahsilkan sesuatu yang positif sesuai tujuan yang

diinginkan.46 Sedangkan dalam kamus umum bahasa Indonesia

efektivitas diartikan hal yang ada efeknya atau ada pengaruhnya

terhadap sesuatu.47

43

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 41 tahun 2007 tentang Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menegah, Jakarta: Menteri Pendidikan Nasional, 2007, 2.

44

Syaiful Sagala. Supervisi..., 3.

45

Pius Abdillah, Kamus Ilmiah, Surabaya: Arkola, 2008, 110. 46

Eko Endarmoko, Tesaurus Bahasa Indonesia, Jakarta: Gramedia, 2007, 166. 47

(40)

Efektivitas memiliki arti berhasil atau tepat guna. Efektif

merupakan dasar, sementara kata sifat dari efektif adalah efektivitas.

Effendy mendefinisikan efektivitas adalah ”Komunikasi yang prosesnya mencapai tujuan yang direncanakan sesuai dengan biaya

yang dianggarkan, waktu yang ditetapkan dan jumlah personil yang

ditentukan”.48

Efektivitas menurut pengertian di atas mengartikan

bahwa indikator efektivitas dalam arti tercapainya sasaran atau tujuan

yang telah ditentukan sebelumnya merupakan sebuah pengukuran

dimana suatu target telah tercapai sesuai dengan apa yang telah

direncanakan.

Pengertian lain menurut Susanto, Efektivitas merupakan daya

pesan untuk mempengaruhi atau tingkat kemampuan pesan-pesan

untuk mempengaruhi.49 Menurut pengertian Susanto diatas, efektivitas

bisa diartikan sebagai suatu pengukuran akan tercapainya tujuan yang

telah direncanakan sebelumnya secara matang.

Menurut pendapat Mahmudi dalam bukunya Manajemen

Kinerja Sektor Publik mendefinisikan efektivitas, sebagai berikut:

“Efektivitas merupakan hubungan antara output dengan tujuan,

semakin besar kontribusi (sumbangan) output terhadap pencapaian

tujuan, maka semakin efektif organisasi, program atau kegiatan”.50

Efektivitas berfokus pada outcome (hasil), program, atau

kegiatan yang dinilai efektif apabila output yang dihasilkan dapat

48

Onong Uchjana Effendy, Kamus Komunikasi, Bandung: Mandar Maju, 1989, 14.

49

Susanto, Sistem Informasi Manajemen, Bandung: Unpad Press, 2004, 156. 50

(41)

memenuhi tujuan yang diharapkan atau dikatakan spending wisely.

Sehubungan dengan hal tersebut di atas, maka efektivitas adalah

menggambarkan seluruh siklus input, proses dan output yang

mengacu pada hasil guna daripada suatu organisasi, program atau

kegiatan yang menyatakan sejauhmana tujuan (kualitas, kuantitas, dan

waktu) yang telah dicapai, serta ukuran berhasil tidaknya suatu

organisasi mencapai tujuannya dan mencapai target-targetnya.

Kerangka-kerangka teoritis di atas, penulis jadikan sebagai

acuan untuk mengungkap bagaimana target perencanaan dan realisasi

dalam kegiatan supervisi kelas yang dilaksanakan pengawas dalam

meningkatkan kualitas pembelajaran Pendidikan Agama Islam di

Kabupaten Banggai Tahun Ajaran 2015-2016.

E.Metode Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Hal ini

didasarkan pada rumusan masalah penelitian yang menuntut penulis untuk

melakukan eksplorasi dalam memahami dan menjelaskan masalah-masalah

yang diteliti. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan data berupa uraian

mengenai kegiatan, sistem kerja atau perilaku subjek yang diteliti,

persepsinya, dan aspek-aspek lain berkaitan dengan data yang diperoleh

(42)

Karena data yang dikumpulkan berbentuk kata atau gambaran dari

naskah wawancara, catatan lapangan dan dokumen pribadi, biasanya sulit

untuk ditangani melalui prosedur, hal ini menuntut prosedur metode

deskriptif kualitatif yang lebih memperhatikan karakteristik, kualitas,

keterkaitan antara kegiatan.51

2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini mengambil lokasi Kecamatan Luwuk, Luwuk Selatan,

Luwuk Utara, dan Luwuk Timur di Kabupaten Banggai serta Pokjawas

Pendidikan Agama Islam pada Kementerian Agama Kabupaten Banggai.

3. Sumber Data

Sumber data yang digunakan adalah data primer. Data primer adalah

data yang bersumber dari informan secara langsung berkenaan dengan

masalah yang diteliti dan dokumenter. Seperti dikatakan Moleong, bahwa

kata-kata atau ucapan lisan dan perilaku manusia merupakan data utama dan

data primer dalam suatu penelitian.52 Data primer yang diperoleh dalam

penelitian ini berasal dari pengawas Pendidikan Agama Islam pada sekolah

Umum, dan Guru-guru Pendidikan Agama Islam di Kecamatan Luwuk,

Luwuk Selatan, Luwuk Utara, dan Luwuk Timur Kabupaten Banggai

merupakan subyek dalam penelitian.

51

Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012,73.

52

(43)

4. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah semua Pengawas Pendidikan

Agama Islam pada sekolah umum di Kabupaten Banggai yang berjumlah

empat orang. Semuanya diambil sebagai sampel penelitian (total sampling).

Penentuan sumber data untuk responden guru-guru Pendidikan Agama

Islam dilakukan secara purposive sampling dengan pertimbangan jumlah

sekolah di Kabupaten Banggai berjumlah 379 sekolah dan guru Pendidikan

Agama Islam berkisar kurang lebih 366 orang,53 mengingat waktu, biaya,

dan tenaga, maka peneliti mengambil sampel guru-guru Pendidikan Agama

Islam pada Sekolah Dasar sebagai informan 13 orang di kecamatan Luwuk,

empat orang di kecamatan Luwuk Selatan, enam orang di kecamatan

Luwuk Utara dan sembilan orang di kecamatan Luwuk Timur. Lokasi ini

dapat menggambarkan atau mewakili dari seluruh wilayah pengawasan di

Kabupaten Banggai. Menurut Djam’an Satori dan Aan Komariah mengatakan “objek penelitian dalam penelitian kualitatif tidak dibatasi dengan banyaknya atau jumlah responden”.54

5. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mengumpulkan informasi dan data yang diperlukan, dalam

penelitian kualitatif menggunakan tiga teknik pengumpulan data yang

terdiri atas: (1) Observasi, (2) wawancara secara mendalam, dan

53

Tamar, Wawancara Keadaan Jumlah Pengawas, Sekolah, Dan Guru PAI, Luwuk, 25 pebruari 2016, Pukul. 9.00 WITA.

(44)

dokumentasi.55 Ketiga teknik tersebut, peneliti gunakan dengan harapan

dapat saling melengkapi antara ketiganya. Lebih rinci ketiga teknik tersebut

dijelaskan sebagai berikut:

a. Observasi

Obervasi partisipan dilakukan oleh peneliti dengan

menggunakan pedoman sebagai instrumen pengamatan.56 Peneliti

terlibat langsung, Sehingga observasi partisipan digunakan untuk

mencari data-data tentang perencanaan dan pelaksanaan supervisi

kelas oleh pengawas Pendidikan Agama Islam pada sekolah umum di

Kabupaten Banggai tahun 2015-2016. Teknik observasi dilakukan

dengan cara tanya jawab secara informal dengan beberapa informan

kunci yaitu pengawas Pendidikan Agama Islam dan guru-guru

Pendidikan Agama Islam yang menjadi subjek dalam penelitian ini.

b. Wawancara

Wawancara ini dilakukan agar memperoleh data untuk

memperkuat data hasil observasi. Teknik wawancara dilakukan secara

tak berstruktur sehingga lebih fleksibel. Dan untuk mendapatkan

informasi yang lebih mendalam tentang responden.57 Daftar yang di

wawancara tersebut adalah semua pengawas Pendidikan Agama Islam

pada Sekolah Umum akan dimintai penjelasan tentang program

perencanaan supervisi kelas yang meliputi pedoman, jadwal

55

Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif, Teori dan Praktik, Jakarta: Bumi Aksara, 2014, 141.

56

Iskandar, Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial, Jakarta: Referensi, 2013, 217. 57

(45)

pelaksanaan, bentuk instrumen baik observasi kelas maupun

kunjungan kelas serta temuan-temuan di lapangan, dan guru-guru

Pendidikan Agama Islam pada Sekolah Dasar yang berada di

Kecamatan Luwuk, Luwuk Selatan, Luwuk Utara dan Luwuk Timur

Tentang kegiatan pengawas saat melakukan supervisi kelas meliputi

kunjungan supervisor dalam satu semester, bentuk-bentuk bimbingan

atau bantuan tehadap kesulitan-kesulitan mengajar, dampak dari

kunjungan supervisor terhadap kualitas pembelajaran.

c. Dokumentasi

Dokumentasi ini berupa arsip-arsip tentang Profil POKJAWAS

Kementerian Agama Kabupaten Banggai, data yang terkait dengan

kegiatan supervisi kelas yang berhubungan dengan laporan, foto-foto

kegiatan, dan dokumen lain yang berkaitan dengan penelitian.

6. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah sebuah kegiatan untuk mengatur, mengurutkan,

mengelompokkan, memberi kode atau tanda, dan mengkategorikannya

sehingga diperoleh suatu temuan berdasarkan fokus atau masalah yang ingin

dijawab.58 Analisis data sebagaimana menurut Bogdan dan Biklen yang

dikutip oleh Imam Gunawan adalah proses pencarian dan pengaturan secara

sistematik hasil wawancara, catatan-catatan, dan bahan-bahan yang

58

(46)

dikumpulkan untuk meningkatkan pemahanan terhadap penyajian data yang

ditemukan.59

Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan pendekatan

deskriptif-kualitatif yakni mengumpulkan, mengklasifikasi dan

menganalisis dinyatakan dalam sebuah predikat yang menunjuk pada

pernyataan keadaan, ukuran kualitas misalnya “Baik Sekali”, “Baik”, “Cukup”, “Kurang Baik”, dan “Tidak Baik”.60

Adapun alur yang digunakan

interprestasi data dalam penelitian ini adalah menggunakan teori yang

dikemukakan oleh Miles dan Huberman yang dikutip oleh Imam Gunawan

yaitu; Reduksi data (data reduction), paparan data (data display), dan

penarikan kesimpulan atau verivikasi (conclusion drawing and verifying).61

Proses analisis data tersebut dideskripsikan sebagai berikut:

a. Reduksi Data

Reduksi data merupakan satu bentuk analisis yang menajamkan,

menggolongkan, membuang yang tidak perlu, dan memberikan

gambaran yang lebih terarah tentang hasil pengamatan, dan juga

mempermudah peneliti untuk mencari kembali data itu apabila

diperlukan.

Mereduksi data menurut Sugiyono adalah upaya merangkum,

memilih hal-hal pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dan

mencari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu.62

59

Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif..., 210. 60

Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, Jakarta: Rineka Cipta, 2005, 269. 61

Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif..., 211. 62

(47)

Sehingga data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang

jelas dan memudahkan untuk melakukan pengumpulan data.

b. Paparan Data

Paparan data adalah rangkaian organisasi informasi yang

memungkinkan kesimpulan riset dapat dilakukan. Paparan data

diperlukan peneliti untuk lebih mudah memahami berbagai hal yang

terjadi dan memungkinkan mengerjakan sesuatu pada analisis ataupun

tindakan lain berdasarkan pemahaman. Paparan data dapat berupa

berbagai jenis matrik, gambar skema, jaringan kerja yang berkaitan

dengan kegiatan dan juga table. Untuk itu, dalam penyajian data

disusun secara sistematis atau simultan sehingga data yang diperoleh

dapat menjelaskan masalah yang diteliti.63

c. Penarikan Simpulan

Penarikan simpulan atau verivikasi merupakan hasil penelitian

yang menjawab fokus penelitian berdasarkan analisis data. Simpulan

disajikan dalam bentuk deskriptif objek penelitian dengan

berpedoman pada kajian penelitian.

F. Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan dalam memahami isi tesis ini, maka terlebih dahulu penulis

sajikan tentang sistematika penulisan tesis agar para pembaca mengetahui secara

garis besarnya yaitu sebagai berikut:

63

(48)

Bab I : Pada bab ini meliputi: Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah,

Signifikansi Penelitian, Kajian Pustaka, Metodolgi Penelitian, dan

Sistematika Penulisan.

Bab II : Pada bab ini terdiri dari dua sub bab; sub bab pertama tentang

Kelompok Kerja Pengawas (POKJAWAS) Kementerian Agama

Kabupaten Banggai meliputi: Letak Geografis wilayah kerja

Pengawas Pendidikan Agama Islam, Visi-Misi, Susunan Pengurus

POKJAWAS PAI, sarana prasarana, Kondisi Pengawas Pendidikan

Agama Islam, Guru-guru Pendidikan Agama Islam, dan Sekolah

Umum tingkat SD, SMP, SMA, dan SMK. Sub bab dua membahas

tentang identitas guru-guru Pendidikan Agama Islam pada Sekolah

Dasar sebagai responden yang meliputi: identitas guru Pendidikan

Agama Islam di wilayah Kecamatan Luwuk, identitas guru

Pendidikan Agama Islam di wilayah Kecamatan Luwuk Selatan,

identitas guru Pendidikan Agama Islam di wilayah Kecamatan

Luwuk Utara, dan identitas guru Pendidikan Agama Islam di

wilayah Kecamatan Luwuk Timur.

Bab III : Pada bab ini terdiri dari tiga sub bab; sub bab pertama tentang

perencanaan program supervisi kelas yang meliputi program

tahunan, program semester, dan Rencana Kepengawasan Akademik

(RKA). Sub bab dua tentang langkah-langkah supervisi kelas yang

(49)

tindak lanjut. Sub bab tiga tentang analisis target perencanaan

supervisi kelas.

Bab IV : Pada bab ini terdiri dari tiga sub bab: sub bab pertama membahas

tentang realisasi pelaksanaan supervisi kelas meliputi: mengunjungi

guru Pendidikan Agama Islam di kelas saat proses belajar mengajar,

menilai keberhasilan guru dalam kegiatan proses belajar mengajar,

dan pendekatan pengawas dalam supervisi kelas, Sub bab kedua

membahas tentang efektifitas supervisi kelas dalam meningkatkan

kualitas pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Dan sub bab

ketiga membahas tentang kendala-kendala pelaksanaan supervisi

kelas dan solusi.

BAB V : Pada bab ini terdiri dari dua sub bab, yaitu Sub bab pertama

simpulan dan sub bab dua saran-saran.

Pada bagian akhir tesis berisi tentang: Daftar Pustaka, Lampiran-lampiran,

(50)

BAB II

PROFIL KELOMPOK KERJA PENGAWAS PAI

KEMENTERIAN AGAMA KABUPATEN BANGGAI DAN GURU

PAI DI KECAMATAN LUWUK, LUWUK SELATAN,

LUWUK UTARA, DAN LUWUK TIMUR

A. Profil Kelompok Kerja Pengawas PAI Kementerian Agama Kabupaten

Banggai.

1. Letak Geografis

Yang dimaksud dengan letak geografis di sini adalah tempat

dimana kantor para pengawas berada dan lokasi atau wilayah kerja.

Kantor Pengawas Pendidikan Agama Islam berada dilingkungan Kantor

Kementerian Agama Kabupaten Banggai, tepatnya berada di Jl. G.

Merapi No. 27 Telp (0461) 22329 Fex. 22968 Kelurahan Mangkio

Kecamatan Luwuk Kabupaten Banggai Propinsi Sulawesi Tengah Kode

Pos 94714. Ruang kerja para Pengawas PAI bergabung dengan ruang

kerja Pengawas Madrasah yang berukuran 7 x 9 cm2 adalah ruang aula

lama Kementerian Agama.

Sementara wilayah kerja pengawas Pendidikan Agama Islam terdiri

dari 22 Kecamatan, Kecamatan Luwuk, Luwuk Utara, Luwuk Selatan,

Luwuk Timur, Nambo, Kintom, Batui, Batui Selatan, Toili, Toili Barat,

(51)

Bualemo, Pagimana, Lobu, Bunta, Simpang Raya, dan Nuhon. Geografis

wilayah Kabupaten Banggai mayoritas daerah pegunungan, demikian

pula jarak antara satu sekolah dengan sekolah yang lain diluar kota antara

lima kilometer sampai 25 kilometer. Dan sebahagian wilayah belum

dapat mengakses jaringan telephon seluler.

2. Visi Misi Kelompok Kerja Pengawas (POKJAWAS) PAI

Kemeterian Agama Kabupaten Banggai

a. Visi

Terwujudnya pengawasan Pendidikan Agama Islam yang

Profesional dan berketeladanan.

b. Misi

1) Meningkatkan efektifitas pelaksanaan pengawasan yang

didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas

2) Mengembangkan sistem pengaasan Pendidikan Agama Islam

yang lebih mandiri dan obyektif

3) Melakukan koordinasi fungsi pengawasan yang dilakukan

melalui lintas atau multi instansi

4) Meningkatkan profesionalisme pengawasan Pendidikan Agama

Islam melalui perencanaan dan pentahapan dengan mengikuti

langkah-langkah kepengawasan.

5) Mendorong terwujudnya akuntabilitasi kerja kepengawasan

(52)

3. Susunan Pengurus POKJAWAS PAI Periode 2013-2016

Berdasarkan Surat Keputusan Kepala Kantor Kementerian Agama

Kabupaten Banggai Nomor : Kd.22.04/3/PP.02.1/215/2014 tentang

penetapan susunan pengurus Kelompok Kerja Pengawas ( POKJAWAS)

Pendidikan Agama Islam Periode 2013-2016 adalah sebagai berikut:

Ketua : H. Tamar, S.Ag. S.Pd. M.MPd

Pengurus Kelompok Kerja Pengawas PAI diatas, saat peneliti

melakukan observasi di lapangan, berdasarkan penjelasan ketua

POKJAWAS PAI bahwa yang aktif tiga orang yakni H. Tamar,

S.Ag.S.Pd. M.MPd, Kusmanto, S.Ag, dan Muh. Amir, S.Ag. M.MPd.

sementara tiga orang lainnya yakni Slamet, S.Pd.I. MA sudah meninggal,

Ramlah Yusuf, A.Md, dan Abd. Rahman Lasida, A.Ma memasuki masa

purna bakti (Pensiun).65

4. Sarana dan Prasarana

Sampai saat ini, nampak bahwa para pengawas PAI maupun

Madrasah masih kekurangan sarana-prasarana yang dapat menunjang

64

Dokumentasi, SK Kepala Kemenag Kabupaten Banggai tentang Penetapan Susunan

Pengurus POKJAWAS Madrasah dan POKJAWAS PAI Periode 2013-2016, dicopy 15 April 2016.

65

(53)

tugas mereka, seperti yang dituturkan oleh Bapak H. Tamar, S.Ag,

S.Pd, M.MPd bahwa:

“seharusnya para pengawas diberikan sarana penunjang dalam

mendukung kinerja mereka, seperti sepeda motor, laptop, dana oprasional dan perawatan, serta al-mari yang sebagai tempat arsip berkas masing-masing pengawas. Sebab sarana dan prasarana yang ada merupakan pinjaman dan bukan hak atau bantuan langsung untuk para

pengawas”lebih lanjut beliau mengatakan bahwa sampai saat ini baru 2

orang pengawas PAI mendapat bantuan kendaraan sepeda motor, namun biaya untuk perawatan belum ada kejelasan dan sampai saat ini masih

menggunakan anggaran pribadi”.66

Kurangnya sarana dan prasarana yang dimiliki oleh para pengawas

PAI, tentunya membuat tidak maksimal dalam pelaksanaan

kepangawasan pada wilayah-wilayah kerja yang ada terutama

kendaraan sebagai pendukung dalam pekerjaan dimana sebagian besar

sulit dijangkau oleh transportasi umum. Kondisi inilah yang di keluhkan

oleh para pengawas PAI.

Tabel 2.1

Data Sarana dan Prasarana POKJAWAS.67

No Nama Barang Jumlah Kondisi Keterangan

Baik Kurang baik

Gambar

Tabel 2.1
Gambar 2.1 Kondisi Kursi Tamu POKJAWAS
Tabel 2.2
Tabel 2.3
+3

Referensi

Dokumen terkait

akan membantu siswa dalam mencapai hasil belajar dengan baik, minat yang kuat. dari siswa membantu siswa dalam setiap proses belajar, tetapi banyak

• Bapak Haryono Soeparno, selaku dosen pembimbing yang tidak hanya memberikan waktu, pengertian, pengajaran, kritik, ide, kesabaran, bimbingan dan saran, tetapi juga dukungan

Pemasaran merupakan suatu kegiatan pokok yang perlu dilakukan oleh perusahaan baik itu perusahaan barang atau jasa dalam upaya untuk mempertahankan kelangsungan

Pengujian atau penilaian dilakukan secara bertahap sesuai dengan prosedur penelitian pengembangan yang dilakukan dan mengacu pada kriteria mutu (standar) buku non teks

Potential benefits of hyperbaric oxygen therapy on atherosclerosis and glycaemic control in patients with diabetic foot. Polish

Confirmation and classification of carbapenemases according to Ambler can be done with combination of phenotypic methods, i.e., Modified Hodge Test (MHT), Sodium

Sum ber: Kem enterian Penerangan, Propinsi Sumatra.. Setiap rakyat terjajah pasti akan menentang penjajahan- nya. Hadirnya kekuasaan penjajah. sudah tentu tidak diingini

nansial dengan motivasi kerja. Jenis penelitian ini adalah studi kasus. Penelitian ini dilaksanakan di umah Sakit Sekar Kamulyan Cigugur, Kuningan Jawa Barat pada bulan Februari