• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 LANDASAN TEORI

2.1 Kajian Teori

2.1.3 Pendekatan Saintifik

Pembelajaran yang terjadi di kelas, menekankan pada perkembangan sikap, keterampilan dan pengetahuan peserta didik. Para ilmuan, lebih mengedepankan penalaran induktif dari pada penalaran deduktif. Penalaran induktif adalah, cara pikir dengan memandang fenomena atau situasi spesifik untuk kemudian menarik simpulan secara menyeluruh. Sedangkan, penalaran deduktif adalah cara pikir dengan memandang fenomena atau situasi yang umum yang kemudian menarik kesimpulan yang lebih spesifik. Proses pembelajaran

dalam Kurikulum 2013 menitik beratkan pada esensi pendekatan saintifik

(Kemendikbud, 2013).

2.1.2.1Kriteria Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik

Pembelajaran yang menerapkan pendekatan saintifik, perlu memiliki

kriteria tertentu yang membedakan dengan pembelajaran lain. Ada beberapa

kriteria yang ada pada pendekatan saintifik, antara lain: muatan pembelajaran

penalaran, penjelasan guru, respon peserta didik dan interaksi antara guru dan peserta didik terbebas dari pemikiran subjektif, mendorong peserta didik untuk berpikir kritis. Kriteria yang selanjutnya yakni, mendorong dan menginspirasi peserta didik untuk berpikir hipotetik, mendorong dan menginspirasi peserta didik untuk memahami, menerapkan, dan mengembangkan pola pikir rasional serta objektif, pembelajaran berdasarkan pada konsep, teori, dan fakta empiris yang dapat dipertanggung jawabkan, dan yang terakhir yakni tujuan pembelajaran dirumuskan secara sederhana, jelas dan sistem penyajiannya menarik (Kemendikbud, 2013).

2.1.2.2Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Tematik Integratif

Pembelajaran pendekatan saintifik memiliki lima langkah pembelajaran,

yaitu: mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasikan, dan

mengkomunikasikan (Kemendikbud, 2013). Muatan pelajaran dalam

pembelajaran yang satu dengan yang lainnya tidak sama. Oleh karena itu langkah-langkah tersebut tidak selalu harus ada pada setiap pembelajaran atau setiap muatan pembelajaran. Berikut ini ulasan mengenai kelima langkah pembelajaran

tematik integratif dengan pendekatan saintifik (Kemendikbud, 2013).

1. Mengamati

Kegiatan pembelajaran yang direncanakan oleh guru sebaiknya memberi makna bagi para peserta didik. Metode mengamati memiliki keunggulan tertentu bagi peserta didik, seperti menyajikan media objek secara nyata sehingga peserta didik senang dan tertantang. Oleh karena itu rasa ingin tahu pada masing-masing peserta didik dapat terjawab. Kegiatan mengamati dalam pembelajaran dilakukan

dalam beberapa langkah. Langkah-langkah tersebut adalah (1) menentukan objek yang akan diamati, (2) membuat pedoman pengamatan sesuai dengan objek yang akan diamati, (3) menentukan secara jelas data-data yang perlu diamati, (4) menentukan tempat pelaksanaan pengamatan, (5) menentukan cara yang tepat dan jelas supaya pengamatan berjalan lancar, dan (6) menentukan cara yang digunakan untuk mencatat data pengamatan.

Kegiatan pengamatan yang dilakukan dalam pembelajaran pasti melibatkan siswa. Selain langkah-langkah pengamatan, guru perlu menentukan bentuk pengamatan yang akan digunakan dalam pembelajaran. Ada tiga bentuk

keterlibatan peserta didik dalam melakukan pengamatan. Pertama, pengamatan

biasa. Pada pengamatan ini peserta didik sebagai subjek pengamatan, dimana

peserta didik tidak melibatkan diri dengan objek pengamatan. Kedua,pengamatan

terkendali. Sama seperti pengamatan biasa namun dalam pengamatan ini objek pengamatan ditempatkan pada ruangan khusus yang telah dikendalikan, sehingga

termuat nilai-nilai percobaan atau eksperimen. Ketiga, pengamatan partisipatif,

pada pengamatan model ini, peserta didik terlibat secara langsung dengan objek yang diamati (Kemendikbud, 2013).

Selain bentuk-bentuk pengamatan, ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh guru dan peserta didik. Cermat, objektif dan jujur serta fokus pada objek yang diamati, untuk kepentingan pembelajaran. Homogenitas atau heterogenitas subjek, objek atau situasi yang diamati. Guru dan peserta didik perlu memahami apa yang hendak dilakukan untuk membuat catatan atau hasil pengamatan (Kemendikbud, 2013).

2. Menanya

Pembelajaran di kelas maupun di luar kelas tidak lepas dari kegiatan bertanya. Kemendikbud (2013), menerangkan ada beberapa fungsi bertanya. Fungsi bertanya antara lain, membangkitkan rasa ingin tahu, minat dan perhatian peserta didik terhadap suatu pembelajaran, mendorong dan menginspirasi peserta didik untuk belajar mengembangkan pertanyaan yang dibuat dari dan untuk dirinya sendiri, mendiagnosis kesulitan belajar peserta didik, membangkitkan keterampilan peserta didik dalam bidang komunikasi, mendorong partisipasi peserta didik dalam kegiatan kelompok, mendorong sikap keterbukaan untuk menerima dan memberi masukan atau gagasan pada orang lain, dan melatih kesantunan dalam berbicara.

Kegiatan bertanya di dalam pembelajaran, harus memiliki tujuan yang jelas. Ada beberapa kriteria pertanyaan yang baik, diantaranya adalah pertanyaan harus singkat dan jelas, menginspirasi jawaban, memiliki fokus, bersifat probling atau divergen, bersifat validatif atau penguatan, memberi kesempatan peserta didik untuk berpikir ulang, merangsang peningkatan tuntutan kemampuan kognitif, dan merangsang proses interaksi (Kemendikbud, 2013).

3. Mengumpulkan Informasi

Mengumpulkan informasi merupakan salah satu tindak lanjut dari kegiatan bertanya. Peserta didik mengumpulkan berbagai informasi dari berbagai sumber yang ada di lingkungan melalui berbagai cara. Melalui kegiatan ini peserta didik dilatih untuk menghubungkan antara informasi yang satu dengan yang lainnya. Setelah peserta didik dapat menghubungkan informasi yang satu dengan informasi

yang lain, diharapkan peserta didik mampu membuat kesimpulan dari hal yang diamati atau dipertanyakan (Kemendikbud, 2013).

4. Mengasosiasikan

Maksud dari mengasosiasikan dapat diartikan dengan mengolah informasi. Informasi-informasi yang telah peserta didik temukan selanjutnya akan diolah untuk mendapatkan kesimpulan. Pengertian lain, mengasosiasikan adalah menautkan sesuatu pada barang lain atau orang (KBBI, 2008: 94). Pengolahan informasi dapat berupa menambah sampai mengolah informasi yang bersifat mencari solusi berdasarkan sumber-sumber yang ada (Kemendikbud, 2013). Dari pengertian mengasosiasikan tersebut (KBBI, 2008 & Kemendikbud, 2013) dapat disimpulkan bahwa mengasosiasikan merupakan kegiatan mengolah dan mengaplikasikan suatu materi pelajaran terhadap suatu permasalahan.

5. Mengkomunikasikan

Banyak hal yang telah peserta didik peroleh dari kegiatan mengamati, bertanya, mencari informasi dan mengolah informasi yang ada. Kegiatan-kegiatan yang telah dilalui peserta didik sebaiknya diceritakan atau dituliskan sebagai bentuk komunikasi. Peserta didik perlu dibiasakan mengemukakan pendapat atau mengkomunikasikan hasil belajarnya (Kemendikbud, 2013).

Dokumen terkait