• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II. LANDASAN TEORI

2.1.1 Kurikulum 2013

2.1.1.3 Pendekatan Saintifik

Menurut Abdul Majid (2014: 193-194) pendekatan saintifik merupakan pendekatan yang memberikan pemahaman kepada peserta didik dalam mengenal dan memahami berbagai materi dengan menggunakan pendekatan ilmiah. Kondisi pembelajaran yang diharapkan diarahkan untuk mendorong peserta didik dalam mencari tahu dari berbagai sumber observasi, bukan diberi tahu. Dengan demikian, peserta didik mampu merumuskan masalah, bukan hanya menyelesaikan masalah dengan menjawab saja. Proses pembelajaran ini diharapkan mengarahkan peserta didik untuk melatih berfikir analitis (peserta didik diajarkan mengambil keputusan) buka berpikir mekanis (rutin hanya dengan mendengar dan menghapal semata).

Menurut Sudarwan, dalam Majid (2014:194) pendekatan saintifik bercirikan penonjolan dimensi pengamatan, penalaran, penemuan, pengabsahan, dan penjelasaan tentang suatu kebenaran. Proses pembelajaran disebut ilmiah jika memenuhi kriteria: materi pelajaran berbasis pada fakta atau fenomena yang dapat dijelaskan dengan logika. Penjelasan guru, respon peserta didik, dan interaktsi edukatif terbebas dari dugaan yang serta-merta subjektif. Pendekatan saintifik, mendorong dan mengispirasi peserta didik berpikir secara kritis, dan tepat dalam mengidentifikasi, memahami, memecahkan masalah, dan mengaplikasikan substansi atau materi pembelajaran. Pendekatan saintifik mendorong dan mengispirasi peserta didik untuk mampu berpikir berdasarkan hipotesis dalam melihat perbedaan dan kesamaan. Pendekatan saiantifik, mendorong dan mengispirasi peserta didik untuk mampu memahami, menerapkan, dan mengembangkan pola berpikir yang rasional dan objektif.

Menurut Majid (2014:195) pendekatan pembelajaran ilmiah menekankan pada kolaborasi dan kerja sama diantara peserta didik dalam menyelesaikan setiap permasalahan. Menurut Majid (2014:195) pendekatan ilmiah diyakini sebagai titian emas perkembangan dan pengembangan sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta didik. Penalaran pendekatan ini menggunakan pendekatan induktif, yaitu memandang fenomena atau situasi spesifik untuk kemudian menarik kesimpulan secara keseluruhan.

Beberapa langkah-langkah pembelajaran dengan pendekatan ilmiah menurut Majid (2014:211-234) meliputi penggalian informasi melalui mengamati, menanya, menalar, mencoba, mengolah, menyimpulkan, menyajikan, dan mengkomunikasikan.

1) Mengamati.

Kegiatan mengamati mengutamakan kebermaknaan proses pembelajaran. Metode ini memiliki keunggulan tertentu, seperti menyajikan media objek secara nyata, peserta didik senang dan tertantang. Metode mengamati sangat bermanfaat bagi pemenuhan rasa ingin tahu peserta didik, sehingga proses pembelajaran memiliki kebermaknaan yang tinggi. Dengan metode observasi, peserta didik menemukan fakta bahwa ada hubungan antara objek yang dianalisis dengan materi pembelajaran yang digunakan oleh guru.

Dalam kegiatan mengamati, guru membuka secara luas dan bervariasi kesempatan peserta didik untuk melakukan pengamatan melalui kegiatan: melihat, menyimak, mendengar, dan membaca. Guru memfasilitasi peserta didik untuk melakukan pengamatan, melatih mereka untuk memperhatikan hal penting dari suatu benda atau objek.

2) Menanya

Kegiatan bertanya mampu mengispirasi peserta didik untuk meningkatkan dan mengambangkan ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuannya. Pada saat guru bertanya, pada saat itu pula dia membimbing atau memandu peserta didiknya belajar dengan baik.

Kegiatan bertanya memiliki fungsi:

1. Membangkitkan rasa ingin tahu, minat, dan perhatian peserta didik. 2. Mendorong dan mengispirasi peserta didik untuk aktif belajar.

3. Mendiagnosis kesulitan belajar peserta didik sekaligus menyampaikan rancangan untuk solusinya.

4. Medorong partisipasi peserta didik dalam berdiskusi, beragumen,

mengembangkan kemampuan berpikir, dan menarik kesimpulan.

5. Membangun sikap keterbukaan untuk saling memberi dan menerima pendapat.

6. Membiasakan peserta didik berpikir spontan dan cepat. 7. Melatih kesantunan dalam berbicara.

3) Menalar

Penalaran adalah proses berpikir yang logis dan sistematis atas fakta-fakta empiris yang dapat diobservasi untuk memperoleh simpulan berupa pengetahuan. Menurut Majid terdapat dua cara menalar, yaitu penalaran induktif dan penalaran deduktif. Menalar secara induktif adalah proses penarikan kesimpulan dari kasus-kasus yang bersifat nyata secara individual atau spesifik menjadi simpulan yang bersifat umum. Penalaran deduktif merupakan cara menalar dengan menarik kesimpulan dari pernyataan-pernyataan atau fenomena yang bersifat umum

menuju pada hal yang bersifat khusus. Penalaran dalam pembelajaran merujuk pada kemampuan mengelompokkan beragam ide dan mengasosiasikan beragam peristiwa untuk kemudian memasukkannya menjadi penggalan memori.

4) Mengolah

Pada tahap mengolah peserta didik sedapat mungkin dikondisikan belajar secara kolaboratif. Pada pembelajaran kolaboratif kewenangan dan fungsi guru lebih bersifat direktif, sedangkan peserta didik yang harus lebih aktif. Dalam situasi kolaboratif, peserta didik berinteraksi dengan empati, saling menghormati, dan menerima kekurangan atau kelebihan masing-masing. Dengan cara semacam ini akan tumbuh rasa aman sehingga memungkinkan peserta didik menghadapi aneka perubahan dan tututan belajar secara bersama-sama.

5) Mencoba

Untuk memperoleh hasil belajar yang nyata atau otentik, peserta didik harus mencoba atau melakukan percobaan, terutama untuk materi atau substansi yang sesuai. Aplikasi metode eksperimen atau mencoba dimaksudkan untuk mengembangkan berbagai ranah tujuan belajar, yaitu: sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Aktivitas nyata pada kegiatan mencoba adalah: 1) menemukan tema atau topik; 2) mempelajari cara-cara penggunaan alat dan bahan; 3) mempelajari dasar teoritis; 4) melakukan dan memengamati percobaan; 5) mencatat fenomena yang terjadi, menganalisis, dan menyajikan data; 6) menarik kesimpulan, dan 6) membuat laporan.

6) Menyimpulkan

Kegiatan menyimpulkan merupakan kelanjutan dari kegiatan mengolah. Kegiatan ini bisa dilakukan bersama-sama dalam satu kesatuan kelompok, atau bisa juga dengan dikerjakan sendiri setelah mendengarkan hasil kegiatan mengolah informasi.

7) Menyajikan

Hasil tugas yang telah dikerjakan bersama-sama secara kolaboratif dapat disajikan dalam bentuk laporan tertulis dan dijadikan sebagai salah satu bahan untuk portofolio kelompok. Pada tahap ini tugas dikerjakan secara berkelompok namun, sebaiknya hasil pencatatan dilakukan oleh masing-masing individu. Sehingga portofolio yang dimasukkan ke dalam file atau map peserta didik terisi dari hasil pekerjaan secara individu.

8) Mengkomunikasikan

Pada kegiatan akhir diharapkan peserta didik dapat mengkomunikasikan hasil pekerjaan yang telah disusun baik secara bersama-sama dalam kelompok atau secara individu. Kegiatan mengkomunikasikan ini dapat menjadi kegiatan untuk peserta didik mengatahui secara benar apakah jawaban yang telah dikerjakan sudah benar atau ada yang harus diperbaiki.

Dokumen terkait