• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan bahan ajar mengacu kurikulum 2013 subtema cita-citaku dengan lingkungan untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Pengembangan bahan ajar mengacu kurikulum 2013 subtema cita-citaku dengan lingkungan untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar - USD Repository"

Copied!
309
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR

MENGACU KURIKULUM 2013 SUBTEMA CITA-CITAKU

DENGAN LINGKUNGAN UNTUK SISWA KELAS IV

SEKOLAH DASAR

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Yudit Pardianti

NIM. 101134239

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(2)

i

MENGACU KURIKULUM 2013 SUBTEMA CITA-CITAKU

DENGAN LINGKUNGAN UNTUK SISWA KELAS IV

SEKOLAH DASAR

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Yudit Pardianti

NIM. 101134239

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(3)
(4)
(5)

iv

Kupersembahkan karya ini kepada:

 Tuhan Yesus Kristus dengan lancar.  Almamaterku Universitas Sanata Dharma.  Kedua orang tua: Pardi dan Kanti Sumarni.  Adikku :Yosia Pamardi dan Ester Kurnianti.  Teman-teman Payungku: Leo, Rama, Nicol, Nurul, Tama, Nina, Vitus, Bintang, Elita, Nur Tri, Tri, Rangga, Beni, Endar, Elan, Media, Agnes, Dodik, Terry, Ade, Dian, Anggun, Lani, Fajar, Ima, Tika.  Teman-teman yang telah memberikan semangat, dukungan, dan bantuan:

Dan Subaktiyanto, Margareta Nova Kurniawati, Reni Puspitasari, ErikAdik Putra B. K, Ginanjar Setyo Nugroho, dan Wellyus Ryan

(6)

v

Syukurilah segala sesuatu yang telah terjadi, jadikan hari esok lebih baik

dari hari ini.

~Wellyus Ryan Saputra~

Apa yang dikerjakan hari ini tidak akan pernah sia-sia untuk hari esok.

~Yudit Pardianti~

Dia memberi kekuatan kepada yang lelah, dan menambah semangat kepada

yang tidak berdaya.

(7)

vi

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 19 Juni 2014 Penulis

(8)

vii

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Yudit Pardianti

Nomor Mahasiswa : 101134239

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

Pengembangan Bahan Ajar Mengacu Kurikulum 2013 Subtema Cita-citaku

dengan Lingkungan Untuk Siswa Kelas IV Sekolah Dasar

beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya mampu memberikan royal kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal: 19 Juni 2014

Yang menyatakan

(9)

viii

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR

MENGACU KURIKULUM 2013 SUBTEMA CITA-CITAKU DENGAN

LINGKUNGAN UNTUK SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

Yudit Pardianti Universitas Sanata Dharma

2014

Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan. Tujuan utama dari penelitian ini adalah menghasilkan suatu produk berupa bahan ajar yang mengacu kurikulum 2013 subtema cita-citaku dengan lingkungan. Latar belakang penelitian ini adalah ketersediaan bahan ajar merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan implementasi sebuah kurikulum, sedangkan peneliti mendapati bahwa bahan ajar yang sudah ada masih perlu diperbaiki, dan guru masih memerlukan bahan ajar tambahan sebagai penunjang implementasi kurikulum 2013.

Pengembangan bahan ajar ini menggunakan modifikasi prosedur pengembangan bahan ajar Jerold E Kemp dan prosedur penelitan pengembangan yang dikemukakan oleh Bord and Gall. Prosedur pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi 7 langkah yaitu: (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk (Prototype), (4) validasi, (5) revisi desain, (6) uji coba desain, (7) revisi desain, hingga menghasilkan desain produk ujicobaterbatasberupa bahan ajar prototipe yang mengacu kurikulum 2013 subtema cita-citaku dengan lingkungan untuk siswa kelas IV SD. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket. Validator yang digunakan dalam penelitian ini adalah 1 orang pakar kurikulum 2013, 2 orang guru kelas IV SD yang sudah menerapkan kurikulum 2013 dan 10 siswa kelas IV Sekolah dasar. Hasil dari validasi bahan ajar diolah secara diskriptif untuk data kualitatif, sedangkan untuk data kuantitatif diolah dengan skala lima.

Berdasarkan hasil validasi dari pakar kurikulum 2013, guru kelas IV SD, dan siswa kelas IV SD, bahan ajar tersebut memperoleh rerata skor 4,13 dan termasuk dalam kategori “baik”. Hal tersebut ditinjau dari aspek yang ada pada instrumen validasi yaitu, (1)tujuan dan pendekatan, (2)desain dan pengorganisasian, (3)isi, (4)topik, dan (5)metodologi. Dengan demikian bahan ajar yang dikembangkan sudah layak digunakan dalam penerapan kurikulum 2013 kelas IV SD, sebagai bahan ajar tambahan.

(10)

ix

DEVELOPMENT OF TEACHING MATERIALS BASED ON CURRICULUM 2013

SUBTHEME “CITA-CITAKU DENGAN LINGKUNGAN”

GRADE OF ELEMENTARY SCHOOL STUDENTS

YuditPardianti Sanata Dharma University

2014

This research is the kind ofresearch development.The main purpose of this research is to produce a product develipoment of teaching materials based on curriculum 2013 subtheme“Cita-citaku dengan Lingkungan”. The background of this research is availability teaching materials is one of the factors that affect the successful implementation of a curriculum, the researchers found that the existing teaching materials still need to be improved, and teachers still need additional instructional materials to support the implementation of curriculum 2013.

The development of the instructional materials modified Jerold E. Kemp’s model of teaching materials development within the framework of research and development procedure by Borg and Gall.The procedure used in this research are covering seven steps(1) identifying potentials and problems, (2) conducting needs analysis, (3) designing the 1st draft of the product, (4) validating the 1st draft, (5) revising the 1st draft, (6) field-testing the 2nd draft (the prototype), and (7) revising and producing the trial of limited draft.The instrument used in this study was a questionnaire. Validator is used in this study is 1 person curriculum specialists, 2013, two fourth grade teachers are already implementing the curriculum in 2013 and 10 fourth grade elementary school students. The results of the validation of instructional materials to be processed by descriptive qualitative data, while the quantitative data is processed with a five-point scale.

Based on the validation results of the 2013 curriculum specialists, teachers fourth grade, and fourth grade students, teaching materials has gained a mean score of 4.13 and is included in the category of "good". The evaluation covered (1) the aims and the instructional objectives, (2) the design and organization, (3) content, (4) the reading skills, (5) the topic, and (6) the methodology. In conclusion, the set of teaching materials was ready to used in implementation curriculum 2013, as supplement teaching materials.

(11)

x

Puji syukur Peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan berkah-Nya, sehingga skripsi yang berjudul

Pengembangan Bahan Ajar Mengacu Kurikulum 2013 Subtema Cita-citaku

dengan Lingkungan Untuk Siswa Kelas IV Sekolah Dasar dapat peneliti

selesaikan dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Peneliti menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini, peneliti mendapatkan banyak bimbingan, bantuan, dan dukungan dari berbagai pihak baik. Maka pada kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terimakasih kepada:

1. Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

2. Romo Gregorius Ari Nugrahanta, S.J., S.S., BST., M.A. selaku Kepala Program Studi PGSD.

3. Drs. Puji Purnomo, M.Si. selaku Dosen Pembimbing I yang telah membimbing dan memberi dukungan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

4. Galih Kusumo, S.Pd., M.Pd. selaku Dosen Pembimbing II yang telah membimbing dan memberi dukungan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

5. Para dosen dan Staf PGSD yang telah melayani peneliti dengan baik. 6. Bapak Pardi, S.Pd.SD. selaku kepala sekolah SD N Tamanan 3 Kalasan

yang telah memberikan ijin penelitian kepada peneliti untuk mengadakan penelitian di sekolah.

7. Arif Darmawan, S.Pd. selaku guru kelas IV SD N Tamanan 3 Kalasan yang telah memberikan ijin kepada peneliti untuk melakukan penelitian di kelas IV.

(12)

xi

meluangkan waktunya untuk memvalidasi bahan ajar peneliti.

10.Dr. Yuliana Setiyaningsih, M.Pd. selaku validator yang telah memberikan bantuan dalam penelitian ini dengan melakukan validasi produk penelitian. 11.Seluruh siswa kelas IV SD N Tamanan 3 Kalasan tahun ajaran 2013/2014

yang telah membantu selama penelitian berlangsung.

12.Orang tuaku Pardi dan Kanti Sumarni yang setia memberikan doa dan dukungan dalam menyelesaikan skripsi ini.

13.Adik-adikku Yosia Pamardi dan Ester Kurnianti yang selalu memberi semangat dalam tawanya.

14.Temanku, Dan Subaktiyanto yang telah memberi bantuan dalam pembuatan cover bahan ajar.

15.Teman-teman dekatku, Margareta Nova Kurniawati, Reni Puspitasari, Erik Adik Putra B. K, Ginanjar Setyo Nugroho, dan Wellyus Ryan Saputra, yang setia memberi semangat, doa dan bantuan , sehingga skripsi ini dapat selesai dengan baik.

16.Teman-teman satu perjuangan skripsi payung Pengembangan Bahan Ajar Leo, Rama, Nicol, Nurul, Tama, Nina, Vitus, Bintang, Elita, Nur Tri, Tri, Rangga, Beni, Endar, Elan, Media, Agnes, Dodik, Terry, Ade, Dian, Anggun, Lani, Fajar, Ima, Tika, yang bersedia untuk bekerja sama selama penelitian ini berlangsung.

17.Teman-teman PPL: Puput, Deo, Shintia, Wulan, dan Lidia, yang selalu memberikan semangat dan bantuan.

18.Peneliti menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih banyak keterbatasan dan kekurangan, maka peneliti sangat membutuhkan kritik dan saran dari berbagai pihak.

Yogyakarta, 19 Juni 2014 Penulis

(13)

xii

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMANAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PESETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii 1.1 Latar Belakang Masalah... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 6

1.3 Tujuan Penelitian ... 6

1.4 Manfaat Penelitian ... 6

1.5 Batasan Istilah ... 7

1.6 Spesifikasi Produk ... 8

BAB II. LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka ... 9

2.1.1 Kurikulum 2013 ... 9

2.1.1.1 Rasional dan Elemen Perubahan Kurikulum 2013 ... 9

2.1.1.2 Pendekatan Tematik Integratif ... 17

2.1.1.3 Pendekatan Saintifik ... 19

2.1.1.4 Penilaian Otentik ... 24

2.1.1.5 Pendidikan Karakter Berbasis Budaya Lokal ... 27

2.1.2 Model Pengembangan Bahan Ajar ... 29

2.2 Penelitian yang Relevan ... 33

2.3 Kerangka Pikir ... 36

2.4 Pertanyaan Penelitian ... 38

BAB III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 39

3.2 Prosedur Pengembangan ... 40

3.3 Waktu Penelitian ... 42

3.4 Uji Coba Produk ... 43

3.4.1 Desain Uji Coba ... 43

3.4.2 Subjek Uji Coba ... 43

(14)

xiii

3.4.5 Teknik Analisis Data ... 44

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1Analisis Kebutuhan ... 48

4.1.1 Hasil Survei Kebutuhan ... 48

4.1.2 Pembahasan Hasil Wawancara ... 52

4.2Deskripsi Produk Awal ... 52

4.2.1 Silabus ... 53

4.2.3 RPP ... 54

4.2.4 KerangkaBahanAjar ... 55

4.3Data Uji Coba dan Revisi Produk ... 59

4.3.1 Data Validasi Pakar Kurikulum SD 2013 dan Revisi Produk ... 60

4.3.2 Data Validasi Guru SD yang Sudah Melaksanakan Kurikulum 2013 dan Revisi Produk... 62

4.3.3 Data Validasi Uji Coba Lapangan dan Revisi Produk ... 64

4.4Kajian Produk Akhir dan Pembahasan ... 69

4.4.1 Kajian Produk Akhir... 70

4.4.2 Pembahasan ... 74

BAB V. KESIMPULAN, KETERBATASAN PENGEMBANGAN DAN SARAN 5.1Kesimpulan ... 76

5.2Keterbatasan Pengembangan ... 78

5.3Saran ... 78

DAFTAR PUSTAKA ... 79

(15)

xiv

Tabel 1. Penyempurnaan Pola Pikir ... 14

Tabel 2. Waktu Penelitian ... 42

Tabel 3. Konversi Nilai Skala Lima ... 45

Tabel 4. Kriteria Skor Skala Lima ... 47

Tabel 5. Komentar Pakar Kurikulum dan Revisi ... 61

Tabel 6. Komentar Guru I Kelas IV SD dan Revisi ... 63

Tabel 7. Komentar Guru II kelas IV SD dan Revisi ... 64

Tabel 8. Komentar Siswa Kelas IV SD N Tamanan 3 Kalasan ... 68

(16)

xv

(17)

xvi

Lampiran 1. Hasil Wawancara ... 81

Lampiran 2. Web Tema... 85

Lampiran 3. Silabus ... 87

Lampiran 4. Web Mingguan ... 117

Lampiran 5. Web Harian ... 121

Lampiran 6. RPP ... 128

Lampiran 7. Hasil Validasi Pakar Kurikulum 2013 ... 236

Lampiran 8. Hasil Validasi Guru Kelas IV ... 241

Lampiran 9. Hasil Uji Coba Lapangan Siswa Kelas IV SD ... 250

Lampiran 10.Rekapitulasi Hasil Validasi ... 271

Lampiran 11.Foto Pelaksanaan Uji Coba Lapangan ... 282

Lampiran 12.Surat Ijin Penelitian dan Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ... 288

(18)

1 BAB 1

Pendahuluan

1.1Latar Belakang

Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003, dalam Sanjaya (2009:8) kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan tertentu. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003, dalam Sanjaya (2009:8). Kurikulum adalah sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh oleh peserta didik. Menurut Saylor, Alexander & Lewis, dalam Sanjaya (2009:4). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kurikulum adalah seperangkat rancangan mengenai isi dan bahan pelajaran yang harus ditempuh oleh peserta didik untuk mencapai tujuan tertentu.

(19)

maka dapat digaris bawahi bahwa kurikulum berfungsi untuk setiap orang atau lembaga yang berhubungan dengan penyelenggaraan pendidikan.

Kurikulum terbaru yang dirancang pemerintah saat ini adalah kurikulum 2013. Menurut Permendikbud no. 67 tahun 2013 tentang kurikulum SD, kurikulum 2013 adalah kurikulum yang mengembangkan pengalaman belajar yang memberikan kesempatan luas bagi peserta didik untuk menguasai kompetensi yang diperlukan bagi kehidupan dimasa kini dan masa depan, dan pada waktu bersamaan tetap mengembangkan kemampuan mereka sebagai pewaris budaya bangsa dan orang yang peduli terhadap permasalahan masyarakat dan bangsa masa kini.

Menurut Permendikbud no. 67 tahun 2013 tentang kurikulum SD, tujuan dari penerapan kurikulum 2013 adalah untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia. Demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang dibuat oleh pemerintah Indonesia untuk menyempurnakan kurikulum-kurikulum yang sebelumnya, dengan tujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia.

(20)

diragukan. Berkaitan dengan Implementasi kurikulum Hamalik mengungkapkan dalam bukunya (2007: 238-239) bahwa implementasi kurikulum adalah penerapan atau pelaksanaan program kurikulum yang telah dikembangkan. Menurut Hamalik terdapat tiga faktor yang mempengaruhi implementasi kurikulum, yaitu: Pertama, karakteristik kurikulum yang meliputi bahan ajar, tujuan, fungsi, dan sifat. Kedua, strategi implementasi yang meliputi strategi yang digunakan dalam implementasi kurikulum, seperti diskusi profesi, seminar, penataran, lokakarya penyediaan buku-buku kurikulum, dan lain-lain. Ketiga, karakteristik pengguna kurikulum yang meliputi pengetahuan, keterampilan, serta nilai dan sikap guru terhadap kurikulum dalam pembelajaran. Berdasarkan pendapat para ahli yang telah dikemukakan diatas, maka dapat disimpulkan khususnya mengenai bahan ajar, bahwa bahan ajar merupakan faktor yang dapat mempengaruhi pelaksanaan implementasi sebuah kurikulum. Oleh karena itu keberadaan bahan ajar atau materi ajar dapat dikatakan penting dalam implementasi kurikulum.

(21)

diberikan pemerintah kepada guru dan siswa, masih kurang sesuai dengan kondisi siswa dan perlu disempurnakan lagi. Guru kelas IV SD N Gentan mengatakan bahwa, bahan ajar yang digunakan saat ini masih perlu revisi atau pembenahan karena dirasa bahan ajar yang digunakan saat ini belum sesuai dengan kemampuan daya tahan siswa dalam belajar dengan kata lain kegiatan belajar yang ada di dalam buku yang diberikan oleh pemerintah masih terlalu padat. Oleh karena itu, pihak sekolah masih sulit untuk menerapkan kurikulum 2013 secara utuh. Selain itu materi yang dipelajari siswa di sekolah tidak hanya 5 pelajaran pokok, maka dalam satu hari pihak sekolah menyisipkan mata pelajaran lain, namun karena bahan ajar kurikulum 2013 dibuat terlalu padat maka sering kali guru mengalami kekurangan waktu dan siswa merasa sangat lelah. Guru kelas IV menyatakan, bahwa untuk menerapkan kurikulum 2013 dalam pembelajaran dirinya masih perlu mendapatkan tambahan suplemen materi bahan ajar yang dapat membantu mempermudah dalam menerapkan kurikulum 2013 di dalam kelas.

(22)

budaya lokal. Namun, pada kenyataannya di dalam bahan ajar yang telah dibagikan pemerintah, masih terdapat budaya lokal yang belum sesuai dengan budaya lokal sekolah. Saran yang diberikan oleh guru kelas IV SD N Gentan adalah guru berharap bahan ajar yang ada dapat diperbaiki lebih baik lagi sehingga dapat mudah dipahami dan guru-guru dapat mudah dalam mengimplementasikan kurikulum 2013 dalam mengajar.

Berdasarkan permasalah yang telah dipaparkan di atas, kurikulum 2013 yang direncanakan belum dapat berjalan dengan lancar. Ketersediaan sarana prasarana, serta sumber belajar seperti buku pelajaran masih belum tersedia dengan baik. Oleh sebab itu, dari masalah tersebut peneliti tertarik untuk mencoba mengembangkan bahan ajar yang mengacu kurikulum 2013. Selain untuk mencoba mengembangkan diri, peneliti juga mencoba untuk mempersiapkan diri sebagai guru. Peneliti mencoba untuk menelaah adanya kurikulum 2013.

(23)

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, peneliti merumuskan permasalahan sebagai berikut.

1.2.1 Bagaimana prosedur pengembangan bahan ajar mengacu Kurikulum 2013 subtema cita-citaku dengan lingkungan untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar?

1.2.2 Bagaimana kualitas produk bahan ajar mengacu Kurikulum 2013 subtema cita-citaku dengan lingkungan untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar?

1.3Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan di atas tujuan kegiatan ini adalah sebagai berikut: 1.3.1 Untuk memaparkan prosedur pengembangan bahan ajar mengacu

Kurikulum 2013 subtema cita-citaku dengan lingkungan untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar.

1.3.2 Untuk mendeskripsikan kualitas produk bahan ajar mengacu Kurikulum 2013 subtema cita-citaku dengan lingkungan untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar.

1.4Manfaat Penelitian

Kegiatan ini diharapkan dapat bermanfaat bagi: 1.4.1 Bagi mahasiswa

(24)

1.4.2 Bagi guru

Guru dapat memperoleh dan menggunakan bahan ajar yang mengacu Kurikulum 2013 untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar.

1.4.3 Bagi Siswa

Siswa dapat menggunakan bahan ajar yang mengacu Kurikulum 2013 ini, sebagai buku tambahan penunjang belajar.

1.4.4 Bagi Sekolah

Sekolah dapat memperoleh bahan ajar yang mengacu Kurikulum 2013 untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar.

1.4.5 Bagi Prodi PGSD

Memiliki aset yang berupa penelitian mahasiswa mengenai mengembangkan bahan ajar yang mengacu Kurikulum 2013.

1.5Batasan Istilah

1.5.1 Pendekatan tematik integratif adalah pendekatan yang menyatukan berbagai mata pelajaran supaya menjadi bulat dan utuh dengan menggunakan sebuah tema atau topik tertentu.

(25)

1.5.3 Penilaian otentik adalah penilaian yang mengukur kompenen sikap, keterampilan, dan pengetahuan berdasarkan proses dan hasil.

1.5.4 Pendidikan karakter adalah pendidikan nilai atau penanaman nilai-nilai yang baik agar menjadi sifat dan kepribadian seseorang.

1.5.5 Bahan ajar adalah bagian dari buku ajar yang dikembangkan dari setiap tema dan subtema yang terdiri dari unsur: tema, subtema, KI, KD, indikator, tujuan pembelajaran, uraian materi, kegiatan belajar, refleksi, aksi/tindakan siswa, rangkuman materi, penilaian, tindak lanjut, daftar kata penting, dan daftar pustaka.

1.6Spesifikasi Produk

Spesifikasi produk yang akan dihasilkan adalah sebagai berikut.

1.6.1 Bahan ajar disusun dengan memperhatikan keutuhan perkembangan pribadi siswa (karakter, keterampilan, dan intelektual) yang nampak dalam perumusan indikator dan tujuan pembelajaran.

1.6.2 Bahan ajar disusun dengan pendekatan tematik integratif.

1.6.3 Bahan ajar disusun berbasis aktivitas siswa dengan menerapkan pendekatan sains.

1.6.4 Bahan ajar berbasis budaya lokal.

(26)

9 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Pada bab ini akan disajikan acuan dasar yang digunakan pada penelitian ini. Acuan dasar tersebut akan diuraikan secara berurutan yaitu Kurikulum 2013 terutama pada poin rasional dan elemen perubahan Kurikulum 2013, pendekatan tematik integratif, pendekatan saintifik, penilaian otentik, pendidikan berbasis budaya lokal, model pengembangan bahan ajar, penelitian yang relevan, kerangka pikir, dan serta pertanyaan penelitian.

2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Kurikulum SD 2013

2.1.1.1Rasional dan elemen perubahan Kurikulum SD 2013

1) Pengertian Kurikulum

(27)

2) Peran dan Fungsi Kurikulum

Fungsi dan pentingnya kurikulum dalam pendidikan atau satuan pendidikan menurut Mc Neil, dalam Sanjaya (2009:12) adalah kurikulum memiliki 4 fungsi, yaitu: pertama, kurikulum berfungsi untuk mempersiapkan peserta didik agar mereka menjadi anggota masyarakat yang bertangungjawab.

Kedua, kurikulum berfungsi sebagai suplementasi, yang artinya kurikulum

berfungsi untuk menambah kemampuan dan wawasan anak yang sesuai dengan minat dan bakatnya. Ketiga, kurikulum berfungsi sebagai eksplorasi, yang artinya kurikulum dapat menemukan dan mengembangkan bakat dan minat masing-masing siswa. Keempat, fungsi keahlian, yang artinya kurikulum berfungsi untuk mengembangkan kemampuan anak sesuai dengan minat dan bakat siswa.

Berdasarkan pernyataan fungsi-fungsi di atas maka dapat digarisbawahi bahwa kurikulum berfungsi untuk setiap orang atau lembaga yang berhubungan dengan penyelenggaraan pendidikan. Contohnya seperti guru, bagi guru, kurikulum berfungsi sebagai pedoman dalam pelaksanaan proses pembelajaran, bila guru tidak berpedoman kepada kurikulum maka pembelajaran tidak akan berjalan dengan efisien.

3) Kurikulum 2013

Menurut Permendikbud No. 67 tahun 2013 tentang kurikulum 2013, kurikulum 2013 menganut: (1) pembelajaan yang dilakukan guru (taught

curriculum) dalam bentuk proses yang dikembangkan berupa kegiatan

(28)

individual peserta didik menjadi hasil belajar bagi dirinya, sedangkan hasil belajar seluruh peserta didik menjadi hasil kurikulum. Kurikulum 2013 memberikan kesempatan luas bagi peserta didik untuk menguasai kompetensi yang diperlukan bagi kehidupan di masa kini dan masa depan, dan pada waktu bersamaan tetap mengembangkan kemampuan mereka sebagai pewaris budaya bangsa dan orang yang peduli terhadap permasalahan masyarakat dan bangsa masa kini.

Menurut Permendikbud no. 67 tahun 2013 tentang kurikulum SD, tujuan dari penerapan kurikulum 2013 adalah untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia.

Menurut Mulyasa (2013:108-109) secara khusus pembelajaran berbasis kompetensi dalam kurikulum 2013 harus ditujukan untuk:

1. Memperkenalkan kehidupan bagi para peserta didik sesuai dengan konsep

learning to know, learning to do, learning to be, dan learning to life

together.

2. Menumbuhkan kesadaran peserta didik tentang pentingnya belajar dalam kehidupan.

3. Memberikan kemudahan belajar (facilitate of learning) kepada peserta didik, agar mereka dapat belajar dengan tenang dan menyenangkan.

(29)

4) Rasional pengembangan kurikulum 2013 1. Tantangan Internal

Tantangan internal menurut Permendikbud No. 67 th 2013, merupakan tantangan yang terkait dengan kondisi pendidikan, yang berkaitan dengan tuntutan pendidikan mengacu kepada 8 Standar Nasional Pendidikan meliputi standar pengelolaan, standar biaya, standar sarana prasarana, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar isi, standar proses, standar penilaian, dan standar kompetensi lulusan. Tantangan internal lainnya terkait faktor

perkembangan penduduk Indonesia dilihat dari pertumbuhan penduduk usia produktif.

Terkait dengan perkembangan penduduk, SDM usia produktif yang melimpah akan menjadi modal pembangunan yang luar biasa apabila memiliki kompetensi dan keterampilan yang cukup. Namun, apabila SDM usia

produktif tidak memiliki kompetensi dan keterampilan tentunya akan menjadi beban pembangunan. Oleh sebab itu, tantangan besar yang dihadapi adalah bagaimana mengupayakan agar SDM usia produktif yang melimpah dapat ditransformasikan menjadi SDM yang mempunyai kompetensi dan

keterampilan melalui pendidikan agar tidak menjadi beban. 2. Tantangan Eksternal

(30)

5) Penyempurnaan Pola Pikir

Kurikulum 2013 dikembangkan dengan penyempurnaan pola pikir sebagai berikut (Kemendikbut No. 67 th 2013):

1. Pola pembelajaran yang berpusat pada guru menjadi pembelajaran berpusat pada peserta didik.

2. Pola pembelajaran satu arah (interaksi guru-peserta didik) menjadi pembelajaran interaktif (interaktif guru-peserta didik-masyarakat-lingkungan alam, sumber/ media lainnya).

3. Pola pembelajaran terisolasi menjadi pembelajaran secara jejaring (peserta didik dapat menimba ilmu dari siapa saja dan dari mana saja yang dapat dihubungi serta diperoleh melalui internet).

4. Pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran aktif-mencari (pembelajaran siswa aktif semakin diperkuat dengan model pembelajaran pendekatan sains).

5. Pola belajar sendiri menjadi belajar kelompok (berbasis tim).

6. Pola pembelajaran alat tunggal menjadi pembelajaran berbasis alat multimedia.

7. Pola pembelajaran berbasis massal menjadi kebutuhan pelanggan (users)

dengan memperkuat pengembangan potensi khusus yang dimiliki setiap peserta didik.

8. Pola pembelajaran ilmu pengetahuan tunggal menjadi pembelajaran ilmu pengetahuan jamak.

(31)

Tabel 1. Penyempurnaan Pola Pikir

Sumber : Materi Pelatihan Guru Implemantasi Kurikulum 2013: 75

6) Elemen Perubahan Kurikulum SD 2013

Menurut Hidayat (2013:126-129) hal yang baru sebagai perubahan kurikulum yang menjadi ciri kurikulum 2013 adalah menyangkut empat standar pendidikan, yakni Standar Kompetensi Lulusan (SKL), Standar Proses, Standar Isi, dan Standar Penilaian. Keempat standar ini dirumuskan dalam tujuh elemen, yakni Kompetensi Lulusan, Kedudukan Mata pelajaran, Pendekatan, Struktur Kurikulum, Proses Pembelajaran, Penilaian, Kegiatan Ekstrakurikuler. Berikut uraian ketujuh elemen perubahan yang masuk dalam bahan Uji Publik Kurikulum 2013.

Kompetensi Lulusan yang dimaksud adalah peningkatan dan

(32)

adalah kompetensi yang semula diturunkan dari mata pelajaran berubah menjadi mata pelajaran yang dikembangkan dari kompetensi. Pendekatan yang dimaksud adalah pendekatan yang dikembangkan melalui tematik integratif dalam semua mata pelajaran.

Struktur Kurikulum yang dimaksud adalah struktur kurikulum yang

holistik berbasis sains (alam, sosial, dan budaya), mengubah jumlah mata pelajaran dari 10 menjadi 6, dan jumlah jam bertambah 4 JP/ minggu akibat perubahan pendekatan pembelajaran. Proses Pembelajaran yang dimaksud adalah standar proses yang semula terfokus pada eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi dilengkapi dengan mengamati, menanya, mengolah, menalar, menyajikan, menyimpulkan, dan menciptakan. Belajar tidak hanya terjadi di ruang kelas namun juga di lingkungan sekolah dan masyarakat serta guru bukan merupakan satu-satunya sumber belajar. Sikap di dalam proses pembelajaran tidak diajarkan secara verbal, tetapi melalui contoh dan teladan.

Penilaian yang dimaksud adalah penilaian yang dulunya melalui tes,

sekarang menuju penilaian otentik. Pencapaian hasil belajar didasarkan pada posisi skor yang diperolehnya terhadap skor maksimal. Penilaian tidak hanya pada level KD, tetapi juga kompetensi inti dan SKL. Penilaian memanfaatkan portofolio yang dibuat siswa sebagai instrumen utama penilaian. Kegiatan

ekstrakurikuler yang dimaksud adalah ekstrakurikuler wajib yaitu pramuka dan

(33)

7) Implementasi Kurikulum 2013

Menurut Hamalik (2007:238-239) implementasi kurikulum pada umumnya adalah penerapan atau pelaksanaan program kurikulum yang telah dikembangkan dalam tahap sebelumnya, kemudian diujicobakan dengan pelaksanaan dan pengelolaan, sambil senantiasa dilakukan penyesuaian terhadap situasi lapangan dan karakteristik peserta didik, baik perkembangan intelektual, emosional, serta fisiknya. Terdapat tiga faktor yang mempengaruhi implementasi kurikulum, yaitu: Pertama, karakteristik kurikulum yang meliputi bahan ajar, tujuan, fungsi, dan sifat. Kedua, strategi implementasi yang meliputi strategi yang digunakan dalam implementasi kurikulum, seperti diskusi profesi, seminar, penataran, lokakarya penyediaan buku-buku kurikulum dan lain-lain. Ketiga, karakteristik pengguna kurikulum yang meliputi pengetahuan, keterampilan, serta nilai dan sikap guru terhadap kurikulum dalam pembelajaran.

(34)

Menurut Mulyasa (2013:106-107) dalam kaitannya dengan implementasi kurikulum 2013, belajar harus dipandang sebagai aktifitas psikologis yang memerlukan dorongan dari luar. Oleh karena itu hal-hal yang perlu diupayakan antara lain:

1. Cara memotivasi peserta didik, dan materi belajar harus dikemas sehingga bisa membangkitkan motivasi belajar siswa.

2. Belajar perlu dikaitkan dengan seluruh kehidupan peserta didik, agar dapat menumbuhkan kesadaran mereka terhadap manfaat belajar. Dalam proses pembelajaran ini yang paling penting adalah apa yang dipelajari peserta didik, bukan apa yang dikehendaki dan dianjurkan oleh guru/fasilitator. Dengan kata lain, apa yang dipelajari peserta didik merupakan kebutuhan, dan sesuai dengan kemampuan mereka, bukan kehendak yang ingin dicapai oleh guru/ fasilitator.

2.1.1.2Pendekatan tematik integratif

1) Kurikulum terintegrasi

(35)

individu, minat, dan kematangan siswa baik secara individu maupun secara kelompok.

2) Pendekatan Terintergrasi

Menurut Fogarty, dalam Abdul Majid (2014: 193) tematik terpadu merupakan salah satu model pembelajaran terpadu yaitu jaring laba-laba (webbed

model). Model ini berangkat dari pendekatan tematis sebagai acuan dasar bahan

kegiatan pembelajaran. Tema yang dibuat dapat mengikat kegiatan pembelajaran, baik dalam mata pelajaran tertentu maupun antar mata pelajaran. Proses pembelajaran temaik terpadu menggunakan pendekatan saintifik. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada peserta didik dalam mengenal, memahami berbagai materi menggunakan pendekatan ilmiah.

3) Pembelajaran Terpadu

(36)

2.1.1.3Pendekatan Saintifik

Menurut Abdul Majid (2014: 193-194) pendekatan saintifik merupakan pendekatan yang memberikan pemahaman kepada peserta didik dalam mengenal dan memahami berbagai materi dengan menggunakan pendekatan ilmiah. Kondisi pembelajaran yang diharapkan diarahkan untuk mendorong peserta didik dalam mencari tahu dari berbagai sumber observasi, bukan diberi tahu. Dengan demikian, peserta didik mampu merumuskan masalah, bukan hanya menyelesaikan masalah dengan menjawab saja. Proses pembelajaran ini diharapkan mengarahkan peserta didik untuk melatih berfikir analitis (peserta didik diajarkan mengambil keputusan) buka berpikir mekanis (rutin hanya dengan mendengar dan menghapal semata).

(37)

Menurut Majid (2014:195) pendekatan pembelajaran ilmiah menekankan pada kolaborasi dan kerja sama diantara peserta didik dalam menyelesaikan setiap permasalahan. Menurut Majid (2014:195) pendekatan ilmiah diyakini sebagai titian emas perkembangan dan pengembangan sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta didik. Penalaran pendekatan ini menggunakan pendekatan induktif, yaitu memandang fenomena atau situasi spesifik untuk kemudian menarik kesimpulan secara keseluruhan.

Beberapa langkah-langkah pembelajaran dengan pendekatan ilmiah menurut Majid (2014:211-234) meliputi penggalian informasi melalui mengamati, menanya, menalar, mencoba, mengolah, menyimpulkan, menyajikan, dan mengkomunikasikan.

1) Mengamati.

Kegiatan mengamati mengutamakan kebermaknaan proses pembelajaran. Metode ini memiliki keunggulan tertentu, seperti menyajikan media objek secara nyata, peserta didik senang dan tertantang. Metode mengamati sangat bermanfaat bagi pemenuhan rasa ingin tahu peserta didik, sehingga proses pembelajaran memiliki kebermaknaan yang tinggi. Dengan metode observasi, peserta didik menemukan fakta bahwa ada hubungan antara objek yang dianalisis dengan materi pembelajaran yang digunakan oleh guru.

(38)

2) Menanya

Kegiatan bertanya mampu mengispirasi peserta didik untuk meningkatkan dan mengambangkan ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuannya. Pada saat guru bertanya, pada saat itu pula dia membimbing atau memandu peserta didiknya belajar dengan baik.

Kegiatan bertanya memiliki fungsi:

1. Membangkitkan rasa ingin tahu, minat, dan perhatian peserta didik. 2. Mendorong dan mengispirasi peserta didik untuk aktif belajar.

3. Mendiagnosis kesulitan belajar peserta didik sekaligus menyampaikan rancangan untuk solusinya.

4. Medorong partisipasi peserta didik dalam berdiskusi, beragumen, mengembangkan kemampuan berpikir, dan menarik kesimpulan.

5. Membangun sikap keterbukaan untuk saling memberi dan menerima pendapat. 6. Membiasakan peserta didik berpikir spontan dan cepat.

7. Melatih kesantunan dalam berbicara.

3) Menalar

(39)

menuju pada hal yang bersifat khusus. Penalaran dalam pembelajaran merujuk pada kemampuan mengelompokkan beragam ide dan mengasosiasikan beragam peristiwa untuk kemudian memasukkannya menjadi penggalan memori.

4) Mengolah

Pada tahap mengolah peserta didik sedapat mungkin dikondisikan belajar secara kolaboratif. Pada pembelajaran kolaboratif kewenangan dan fungsi guru lebih bersifat direktif, sedangkan peserta didik yang harus lebih aktif. Dalam situasi kolaboratif, peserta didik berinteraksi dengan empati, saling menghormati, dan menerima kekurangan atau kelebihan masing-masing. Dengan cara semacam ini akan tumbuh rasa aman sehingga memungkinkan peserta didik menghadapi aneka perubahan dan tututan belajar secara bersama-sama.

5) Mencoba

(40)

6) Menyimpulkan

Kegiatan menyimpulkan merupakan kelanjutan dari kegiatan mengolah. Kegiatan ini bisa dilakukan bersama-sama dalam satu kesatuan kelompok, atau bisa juga dengan dikerjakan sendiri setelah mendengarkan hasil kegiatan mengolah informasi.

7) Menyajikan

Hasil tugas yang telah dikerjakan bersama-sama secara kolaboratif dapat disajikan dalam bentuk laporan tertulis dan dijadikan sebagai salah satu bahan untuk portofolio kelompok. Pada tahap ini tugas dikerjakan secara berkelompok namun, sebaiknya hasil pencatatan dilakukan oleh masing-masing individu. Sehingga portofolio yang dimasukkan ke dalam file atau map peserta didik terisi dari hasil pekerjaan secara individu.

8) Mengkomunikasikan

(41)

2.1.1.4Penilaian Otentik

Menurut Kemendikbud (2013:1) penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara sistematis serta berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan. Penilaian juga digunakan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan dalam proses pembelajaran, sehingga dapat dijadikan dasar untuk pengambilan keputusan, dan perbaikan proses pembelajaran yang telah dilakukan.

Penilaian otentik, menurut Kemendikbud (2013:5) penilaian otentik merupakan penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk menilai aspek sikap, pengetahuan, keterampilan mulai dari masukan (input) sampai proses keluaran (output) pembelajaran. Penilaian otentik harus mencerminkan masalah dunia nyata, bukan dunia sekolah. Penilaian otentik tidak hanya mengukur apa yang diketahui oleh peserta didik, tetapi lebih menekankan mengukur apa yang dapat dilakukan oleh peserta didik.

(42)

1) Penilaian Proyek

Proyek merupakan salah satu bentuk penilaian otentik yang berupa pemberian tugas kepada siswa secara berkelompok. Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap tugas yang harus diselesaikan oleh peserta didik menurut periode/waktu tertentu. Penyelesaian tugas dimulai dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan, analisis, dan penyajian data. Penilaian proyek berfokus pada perencanaan, pengerjaan, dan produk proyek. Penilaian proyek dapat menggunakan instrumen daftar cek, skala penilaian, atau narasi

2) Penilaian Kinerja

Penilaian kinerja merupakan penilaian otentik yang melibatkan partisipasi peserta didik, khususnya dalam proses dan aspek-aspek yang akan dinilai. Ada beberapa cara untuk merekam hasil penilaian berbasis kinerja:

Pertama, menggunakan daftar cek. Daftar cek digunakan untuk

mengetahui muncul atau tidaknya unsur-unsur tertentu dari indikator atau sub indikator yang harus muncul dalam sebuah peristiwa atau tindakan. Kedua, catatan anekdot atau narasi. Catatan anekdot atau narasi digunakan guru untuk menulis laporan narasi tentang apa yang dilakukan oleh masing-masing peserta didik selama melakukan tindakan. Dari laporan tersebut, guru dapat menentukan seberapa baik peserta didik memenuhi standar yang ditetapkan.

Ketiga, menggunakan skala penilaian. Skala penilaian digunakan dengan

(43)

mendapat skor 1,2, atau 3. Keempat, menggunakan memori atau ingatan. Memori atau ingatan digunakan dengan cara mengamati peserta didik ketika melakukan sesuatu, tanpa membuat catatan. Guru menggunakan informasi dari memorinya untuk menentukan apakah peserta didik sudah berhasil atau belum.

Kelima, menggunakan penilaian diri. Penilaian diri digunakan dengan

meminta peserta didik untuk menilai dirinya sendiri berkaitan dengan status, proses dan tingkat pencapaian kompetensi yang dipelajarinya dalam mata pelajaran tertentu. Teknik penilaian diri dapat digunakan untuk mengukur kompetensi kognitif, afektif, dan psikomotor.

3) Penilaian Portofolio

Penilaian portofolio merupakan kumpulan pekerjaan siswa dalam periode waktu tertentu yang dapat memberikan informasi penilaian. Penilaian portofolio merupakan penilaian atas kumpulan artefak yang menunjukkan kemajuan dan dihargai sebagai hasil kerja dari dunia nyata. Fokus penilaian portofolio adalah kumpulan karya peserta didik secara individu atau kelompok pada satu periode pembelajara tertentu.

4) Jurnal

(44)

menentukan kualitas pekerjaan yang dicapai oleh siswa. Penilaian rubrik merupakan gabungan antara skala penilaian dangan daftar ceklist.

5) Penilaian tertulis

Penilaian tertulis muncul dari ketidakpuasaan terhadap tes tertulis yang lazim dilaksanakan pada era sebelumnya. Tes tertulis terdiri dari memilih atau mensuplai jawaban dan uraian. Memilih jawaban terdiri dari pilihan ganda, pilihan benar-salah, ya-tidak, menjodohkan, dan sebab-akibat. Memberikan jawaban terdiri dari isian atau melengkapi, jawaban singkat, dan uraian. Tes uraian menuntut siswa untuk mampu mengingat, memahami, mengorganisasikan, menerapkan, menganalisis, menyintesis, mengevaluasi dan lain sebagainya.

2.1.1.5Pendidikan karakter berbasis budaya lokal

(45)

hormat, tangung jawab, rasa kasihan, disiplin, loyalitas, keberanian, toleransi, keterbukaan, etos kerja dan kecintaan pada Tuhan dalam diri seseorang.

Berdasarkan pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa pendidikan karakter pada dasarnya adalah pendidikan nilai atau penanaman nilai pada diri seseorang agar menjadi sifat pada diri seseorang dan nilai tersebuat dapat mewarnai kepribadian atau watak seseorang. Pentingnya karakter atau soft skill

menurut Ibrahim Akbar, dalam Adisusilo (2012:79) adalah dibuktikan dari hasil penelitian di Harvard University Amerika Serikat peneliti mengungkapkan bahwa kesuksesan seseorang 80% ditentukan oleh soft skill daripada hard skill. Hal ini mengisyratkan bahwa pendidikan karakter peserta didik sangat penting untuk dikembangkan.

(46)

kembali. Gasing, misalnya, sebagai permainan tradisional, gasing dapat membawa banyak manfaat dan perlu dilestarikan karena mengandung nilai sejarah, dapat dijadikan simbol atau maskot daerah, dijadikan cabang olahraga yang dapat diukur dengan skor dan prestasi dan mengandung nilai seni.

2.1.2 Model Pengembangan Bahan Ajar

Menurut Hidayat (2013:156-158) buku atau bahan ajar merupakan salah satu faktor yang menentukan dan mendukung keberhasilan implementasi kurikulum. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa keberadaan atau kualitas bahan ajar ikut berperan penting dalam mengimplementasikan sebuah kutikulum.

Menurut Cunning (1995:1) kita dapat melihat kualitas bahan ajar hanya dengan melihat penampilan buku tersebut secara sekilas atau secara umum. Dengan melihat bahan ajar secara umun kita dapat mengetahui kekurangan dan kelebihan dari buku tersebut. Kita dapat melihat tampilan yang meliputi, kualitas visual, kemenarikan dan kejelasan tata letak, dan bagaimana bahan ajar ini disusun. Berikut ini merupakan beberapa hal kriteria umum yang perlu diperhatikan menutut Cunning (1995:3-4) untuk mengevaluasi dan menseleksi bahan ajar yang berkualitas. Hal –hal tersebut meliputi tujuan dan pendekatan, desain dan pengorganisasian, isi, skill, topik, metodologi, buku guru, pertimbangan praktis.

(47)

Gambar 1. Model Desain Pembelajaran Kemp yang sudah direvisi (Trianto 2007:54)

Pengembangan perangkat pembelajaran menurut model Kemp (Trianto,2007:54-61), meliputi:

1) Identifikasi Masalah Pembelajaran

Identifikasi masalah pembelajaran bertujuan untuk mengidentifikasi adanya kesenjangan antara tujuan pembelajaran yang berlaku dengan fakta yang terjadi di lapangan yang menyangkut pada model, metode, pendekatan, teknik ataupun strategi yang digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.

2) Analisis Siswa

Analisis siswa bertujuan untuk mengetahui tingkah laku awal dan karakteristik yang meliputi ciri, kemampuan, dan pengalaman baik individu maupun kelompok. Analisis siswa meliputi:

Identifikasi Masalah

Analisis Siswa

Pelayanan Pendukung

Pemilihan Media atau Sumber Belajar

Strategi Pembelajaran

Analisis Tugas

Merumuskan Indikator

Penyusunan Instrumen

Evaluasi

Revisi Perangkat Pembelajaran

Evaluasi Formatif

re

vi

si

re

vi

(48)

1. Tingkah Laku Siswa

Menurut Kardi dalam Trianto (2007:55) perlu mengidentifikasi keterampilan khusus yang harus dapat siswa lakukan untuk memulai pembelajaran agar dapat berjalan lancar dan efektif serta efisien.

2. Karakteristik Siswa

Menurut Ibrahim dalam Trianto (2007:55) analisis perlu dilakukan dengan memperhatikan ciri, kemampuan, dan pengalaman siswa baik sebagai individu maupun sebagai kelompok. analisis karakteristik ini meliputi: kemampuan akademik, usia dan tingkat kedewasaan, motivasi terhadap mata pelajaran, pengalaman, keterampilan psikomotor, kemampuan bekerja sama, keterampilan sosial, dan sebagainya. Hasil analisis ini dapat digunakan untuk menyiapkan perangkat pembelajaran.

3) Analisis Tugas

Analisis tugas menurut Kemp dalam Trianto (2007:55-56) adalah kumpulan prosedur untuk menentukan isi pembelajaran. Analisis tugas ini dilakukan untuk mengetahui dan menentukan model pembelajaran, sehingga analisis ini mencakup isi pelajaran, konsep, prosedural, pemprosesan informasi yang digunakan untuk memudahkan pemahaman atau penguasaan tentang tugas-tugas belajar dan tujuan pembelajaran yang dituangkan dalam bentuk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kerja Siswa (LKS).

4) Merumuskan Indikator

(49)

yang berisi pernyataan-pernyataan tentang hal-hal yang dapat siswa lakukan setelah mengikuti pembelajaran.

5) Penyusunan Instrumen Evaluasi

Penyusunan tes evaluasi hasil belajar merupakan alat evaluasi untuk mengukur ketuntasan indikator dan ketuntasan penguasaan siswa setelah berlangsungnya proses pembelajaran (Trianto, 2007:57-58).

6) Strategi Pembelajaran

Pada tahap ini pemilihan strategi mengajar yang sesuai dengan tujuan dipilih dengan cara memilih model, pendekatan dan metode yang dipandang mampu memberikan pengalaman yang berguna untuk mencapai tujuan pembelajaran.

7) Pemilihan Media atau Sumber Pembelajaran

Pemilihan media dan sumber belajar didasarkan hasil analisis tujuan, karakteristik siswa, dan tugas. Keberhasilan pembelajaran sangat bergantung pada pemilihan sumber belajar dan media pembelajaran.

8) Pelayanan Pendukung

Pelayanan pendukung antara lain berupa: kebijakan kepala sekolah, guru mitra, tata usaha, tenaga terkait laboratorium dan perpustakaan, dana, fasilitas, bahan, perlengkapan, pelayanan tenaga kerja, jadwal penyelesaian tahap perencanaan dan pengembangan.

9) Evaluasi Formatif

(50)

pengajar atau tim pengembang seberapa baik program telah berfungsi dalam mencapai berbagai sasaran.

10)Evaluasi Sumatif

Evaluasi sumatif secara langsung mengukur tingkat pencapaian tujuan pembelajaran. Penilaian ini dapat diketahui salah satunya dengan posttes dan ujian akhir pembelajaran. Penilaian sumatif meliputi; hasil ujian akhir unit, dan uji akhir untuk pelajaran tertentu.

11)Revisi Perangkat Pembelajaran

Kegiatan revisi dilakukan sebagai proses perbaikan agar perangkat menjadi lebih sesuai dengan tujuan pembelajaran. Proses ini terjadi secara terus menerus pada setiap langkah pengembangan.

2.2Penelitian yang Relevan

Pertama, Judul penelitian “Pengembangan Bahan Ajar yang Terintegrasi

dengan Pendidikan Karakter Untuk Keterampilan Membaca Pada Mata

Pelajaran Bahasa Indonesia SD kelas IV Semester gasal”, yang dilakukan oleh Agnes Arinjani Puspaningrum. Tujuan peneliti melakukan penelitian adalah

pertama, untuk memaparkan prosedur pengembangan bahan ajar yang terintegrasi

(51)

adalah dengan wawancara kepada guru kelas IV, hasil wawancara digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk perencanaan produk. Subyek pada penelitian ini adalah 10 siswa kelas IV semester genap SD N Kalongan Yogyakarta, tahun ajaran 2011/2012. Hasil penelitian ini adalah bahwa peneliti menemukan adanya kebutuhan akan bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter untuk empat keterampilan berbahasa mata pelajaran Bahasa Indonesia, bahan ajar tersebut haruslah berbasis aktivitas siswa supaya siswa dapat bersemangat dalam belajar dan proses pembelajaran dapat berlangsung dengan menyenangkan. Bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter dapat membantu guru dalam menyampaikan materi ajar dan mengembangkan karakter yang sesuai dengan kompetensi mata pelajaran Bahasa Indonesia.

Kedua, Penelitian dengan judul “Pendidikan Karakter yang Terintegrasi

dengan Pembelajaran Berbicara Bahasa Indonesia Kelas VII semester 1 dan 2”

yang dilakukan oleh Bernadetta Lisa Andika Permatasari. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengembangkan modul pembelajaran berbicara Bahasa Indonesia yang terintegrasi dengan pendidikan karakter di siswa kelas VII semester 1 dan 2. Jenis penelitian adalah pengembangan pembelajaran (Learning Development

Research). Penelitian ini mengembangkan model pembelajaran pendidikan

(52)

analisis kebutuhan siswa kelas VII SMP Joannes Bosco Yogyakarta. Buku teks tersebut telah direvisi berdasarkan (1) uji coba produk oleh pakar Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dan (2) uji coba produk oleh siswa kelas VII SMP Joannes Bosco Yogyakarta.

Ketiga, Penelitian yang ketiga adalah jurnal pendidikan karakter oleh

Yunus Abidin (2012) yang berjudul “ Model Penilaian Otentik dalam

Pembelajaran Membaca Pemahaman Berorientasi Pendidikan Karakter”. Dalam

jurnalnya Abidin mengungkapkan bahwa pendidikan karakter dapat disalurkan melalui pemanfaatan tiga saluran yaitu, melalui bahan ajar, model pembelajaran dan penilaian otentik. Pendidikan karakter dimaknai sebagai pendidikan yang mengembangkan nilai-nilai karakter pada diri peserta didik sehingga mereka memiliki nilai dan karakter sebagai karakter dirinya. Dalam jurnalnya Abidin mengemukakan bahwa bahan ajar merupakan saluran yang paling banyak digunakan untuk mengintegrasikan pendidikan karakter ke dalam pembelajaran. Hal ini dilakukan dengan cara mengembangkan bahan ajar yang menandung muatan karakter. Abidin mengemukakan dalam jurnalnya bahwa penggunaan bahan ajar yang berisi muatan karakter telah banyak diteliti. Hasilnya cukup mengembirakan yakni, bahwa melalui bahan ajar yang berisi muatan karakter diyakini mampu membina karakter siswa. Namun, penilaian otentik juga merupakan saluran yang paling penting sebab penggunaan penilaian otentik akan mencakup pemilihan bahan ajar dan model pembelajaran.

(53)

Ilmu dan Pendidikan, jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma, angkatan 2010. Melihat paparan penelitian terdahulu dari ketiga penelitian di atas diketahui bahwa ketiga peneliti membahas tentang pengembangkan bahan ajar, mata pelajaran bahasa Indonesia dan pendidikan karakter.

Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti terletak pada isi dari produk yang akan dikembangkan oleh peneliti yaitu, peneliti mengembangkan bahan ajar yang mengacu Kurikulum 2013 dengan mengintegrasikan pendidikan karakter, yang ditambah dengan mengembangkan pendekatan saintifik, pendekatan tematik dan penilaian otentik di dalam kegiatan belajarnya.

2.3Kerangka Pikir

(54)

mengacu kurikulum 2013 subtema cita-citaku dengan lingkungan untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar.

Untuk menunjuang penelitian yang dilakukan, peneliti memerlukan beberapa teori sebagai bahan pertimbangan dalam mengambangkan bahan ajar yang mengacu kurikulum 2013. Teori-teori tersebut antara lain, pembelajaran tematik integratif, pendekatan saintifik, dan pendidikan karakter sebab, berdasarkan pengamatan pendidikan di Indonesia ini pendidikan karakter kurang mendapat perhatian khusus di sekolah, hal ini terbukti dengan adanya banyak sekali para pejabat yang sangat suka korupsi, pejabat yang terjerat hukum karena korupsi ada dimana-mana.

(55)

2.4Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan uraian teori di atas maka dapat dirumuskan beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut.

1. Bagaimana langkah-langkah penelitian pengembangan bahan ajar mengacu Kurikulum 2013 subtema cita-citaku dengan lingkungan untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar?

2. Bagaimana kualitas bahan ajar mengacu Kurikulum 2013 subtema cita-citaku dengan lingkungan untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar menurut pakar Kurikulum 2013?

3. Bagaimana kualitas bahan ajar mengacu Kurikulum 2013 subtema cita-citaku dengan lingkungan untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar menurut guru kelas IV yang sudah melaksanakan Kurikulum 2013?

(56)

39 BAB III

METODE PENELITIAN

3.1Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan, yang biasanya lebih dikenal sebagai penelitian R&D (Research

and Development). R&D merupakan jenis penelitian yang digunakan untuk

menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut . Langkah-langkah penelitian dan pengembangan: (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi desain, (5) revisi desain, (6) ujicoba produk, (7) revisi produk, (8) ujicoba pemakaian, (9) revisi produk, (10) produksi massal (Sugiyono, 2011:297-298). Produk yang dikembangkan dalam penelitian ini berupa bahan ajar yang mengaku kurikulum 2013, subtema cita-citaku dengan lingkungan untuk kelas IV Sekolah Dasar.

(57)

3.2Prosedur Pengembangan

Penelitian ini menghasilkan desain produk final berupa bahan ajar. Peneliti mengembangkan produk ini dengan mengikuti prosedur penelitian pengembangan hasil modifikasi antara model pengembangan Kemp dan langkah penelitian R&D menurut Borg & Gall. Prosedur pengembangan ini melalui tujuh langkah prosedur pengembangan, yaitu tahap (1)mencari potensi dan masalah, (2)mengumpulkan data, (3)mendesain produk, (4)validasi desain, (5)revisi desain, (6)uji coba desain, (7)revisi desain, hingga dihasilkan desain produk uji coba terbatas berupa bahan ajar mengacu kurikulum 2013 subtema cita-citaku dengan lingkungan untuk kelas IV Sekolah Dasar.

(58)

Langkah pertama, mencari potensi dan masalah dengan melakakukan analisis kebutuhan dengan malakukan wawancara pada guru kelas IV SD Gentan. Analisis kebutuhan dilakukan guna mengetahui kebutuhan bahan ajar di sekolah. Langkah kedua, pegumpulan data. Pengumpulan data dilakukan dengan mengolah hasil wawancara dan kemudian mengkaji dokumen yang mendukung penelitian seperti, pemilihan Kompetensi inti, pemilihan Kompetensi Dasar, pemilihan subtema, pembuatan indikator, format RPP kurikulum 2013 dan penilaian. Semua data ini digunakan untuk membuat perencanaan produk bahan ajar yang akan dikembangkan.

Langkah ketiga, mendesain produk. Tahap mendesain produk dimulai dengan menentukan Subtema, memilih Kompetesi Inti, memilih Kompetensi Dasar, menentukan indikator, menentukan tujuan pembelajaran, mengurutkan isi pembelajaran, menentukan kegiatan pembelajaran, memilih sumber belajar, dan membuat evaluasi pembelajaran. Langkah keempat, validasi. Tahap validasi dilakukan dengan memberikan bahan ajar yang telah dirancang kepada para validator. Validator yang dipilh peneliti adalah pakar kurikulum 2013, dan guru kelas IV yang telah melakukan menerapkan kurikulum 2013, untuk di validasi.

Langkah kelima, revisi. Tahap revisi dilakukan berdasarkan komentar dan saran dari para validator. Langkah keenam, melakukan uji coba produk. Tahap uji coba produk, dilakukan pada 10 siswa kelas IV SD N Tamanan 3 Kalasan. Tahap

ketujuh, revisi bahan ajar. Tahap ini merupakan tahap terakhir yang dilakukan

(59)

3.3Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan dalam jangka waktu seperti berikut Tabel 2. Waktu penelitian

No Kegiatan 3. Pengumpulan data 4. Penyusunan bahan

dan validasi siswa 11. Analisis data 12. Pembahasan

13. Bimbingan dengan dosen pembimbing 14. Ujian skripsi 15. Revisi skripsi dan

bahan ajar

(60)

3.4Uji Coba Produk

Uji coba produk dilakukan untuk mengumpulkan data dalam menentukan kualitas bahan ajar. Data yang diperoleh berasal dari validasi produk pakar kurikulum 2013, dan guru kelas IV yang telah menerapkan kurikulum 2013 dalam mengajar. Hasil validasi digunakan untuk memperbaiki dan penyempurnaan produk bahan ajar. Setelah divalidasi, produk diuji cobakan kepada siswa kelas IV SD N Tamanan 3 Kalasan. Uji coba produk tersebut dimaksudkan untuk mengetahui kelayakan kualitas produk yang telah dikembangkan peneliti.

3.4.1 Desain Uji Coba

Uji coba produk merupakan bagian yang penting untuk mengetahui kelayakan produk pengembangan bahan ajar. Bahan ajar yang dihasilkan kemudian divalidasi oleh pakar kurikulum 2013 dan guru kelas IV yang telah menerapkan kurikulum 2013 dalam mengajar, supaya produk pengembangan yang dibuat layak untuk digunakan sebagai suplemen bahan ajar dalam kegiatan pembelajaran yang mengacu kurikulum 2013. Produk yang akan dihasilkan berupa bahan ajar mengacu kurikulum 2013 subtema cita-citaku dengan lingkungan untuk kelas IV Sekolah Dasar.

3.4.2 Subjek Uji Coba

(61)

3.4.3 Instrumen Penelitian

Penelitian pengembangan menggunakan daftar pertanyaan wawancara dan kuesioner. Daftar pertanyaan wawancara digunakan untuk melakukan analisis kebutuhan terhadap bahan ajar kurikulum 2013. Wawancara tersebut dilakukan dengan guru kelas IV SD N Gentan. Lembar kuesioner berisi pernyataan yang disusun berdasarkan indikator bahan ajar yang baik untuk melakukan validasi bahan ajar yang dibuat oleh peneliti. Lembar kuesioner tersebut diisi oleh 1 pakar kurikulum SD 2013, 2 guru kelas IV yang telah menerapkan kurikulum 2013 dalam mengajar dan 10 siswa kelas IV SD N Tamanan 3 Kalasan. Hasil validasi melalui kuesioner dapat digunakan sebagai masukan untuk melakukan revisi bahan ajar yang dibuat.

3.4.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti adalah wawancara dan kuesioner. Peneliti melakukan wawancara kepada guru kelas IV SD N Gentan. Wawancara bertujuan untuk survei kebutuhan. Data yang diperoleh dianalisis untuk mendapatkan informasi mengenai kebutuhan guru akan bahan ajar yang mengacu kurikulum 2013. Teknik pengumpulan data berupa kuesioner bertujuan untuk memvalidasi dan membantu peneliti dalam melakukan revisi bahan ajar.

3.4.5 Teknik Analisis Data

(62)

IV SD. Data kuantitatif berupa skor dari pakar, guru, dan siswa. Data yang dianalisis dijadikan sebagai dasar untuk memperbaiki dan mengetahui kelayakan produk yang dihasilkan. Data kuantitatif yang diperoleh melalui instrumen penilaian berupa lembar kuesioner, dari validasi produk dan uji coba lapangan yang dianalisis dengan menggunakan deskriptif kualitatif. Skala penilaian terhadap bahan ajar yang dikembangkan yaitu sangat baik (5), baik (4), cukup baik (3), kurang baik (2), sangat kurang baik (1).

a. Data Kualitatif

Data kualitatif berupa komentar yang dikemukakan oleh pakar kurikulum 2013, guru kelas IV SD, dan siswa SD. Data dianalisis sebagai dasar untuk memperbaiki dan mengetahui kelayakan produk yang dihasilkan.

b. Data Kuantitatif

Data berupa skor dari komentar pakar kurikulum 2013, guru kelas IV SD, dan siswa SD. Data kuesioner dianalisis dan diubah menjadi data interval. Skala penilaian terhadap bahan ajar yang dikembangkan yaitu sangat baik (5), baik (4), cukup baik (3), kurang baik (2), sangat kurang baik (1). Skor yang sudah didapat kemudian dikonversikan menjadi data kualitatif skala lima dengan acuan menurut Sukardjo (2008:101) sebagai berikut:

Tabel 3. Konversi Nilai Skala Lima

Interval Skor Kategori

X > ̅i + 1,80 Sbi Sangat baik ̅i+ 0,60 SBi< X ≤ ̅i + 1, 80Sbi Baik ̅i–0,60 SBi < X ≤ ̅i + 0,60Sbi Cukup ̅i–1,80 SBi < X ≤ ̅i– 0,60Sbi Kurang

(63)

Keterangan:

Rerata ideal ( ̅i) : (skor maksimal ideal + skor minimal ideal)

Simpangan baku ideal (SBi) : (skor maksimal ideal - skor minimal ideal) X : Skor aktual

Berdasarkan rumus konversi di atas perhitungan data-data kuantitatif dilakukan untuk memperoleh data kualitatif dengan menerapkan rumus konversi tersebut. Adapun penentuan rumus kualitatif pengembangan ini diterapkan dengan konversi sebagai berikut:

Diketahui:

Skor maksimal ideal : 5 Skor minimal ideal : 1

Rerata ideal ( ̅i) : (5+1) = 3

Simpangan baku ideal (SBi) : (5-1) = 0,67

Ditanyakan:

Interval skor kategori sangat baik, baik, cukup baik, kurang baik, dan sangat kurang baik.

Jawaban:

(64)

Kategori baik = ̅i + 0,60SBi < X ≤ ̅i + 1,80SBi

= 3 + (0,60 . 0,67) < X ≤ 3 + (1,80 . 0,67)

= 3 + (0,40) < X ≤ 3 + (1,21)

= 3,40 < X ≤ 4,21

Kategori cukup baik = ̅i - 0,60SBi < X≤ ̅i + 0,60SBi

= 3 - (0,60 . 0,67) < X ≤ 3 + (0,60 . 0,67) = 3 –(0,40) < X≤ 3 + (0,40)

= 2,60 < X≤ 3,40

Kategori kurang baik = ̅i - 1,80SBi < X≤ ̅i - 0,60SBi

= 3 - (1,80 . 0,67) < X ≤ 3 - (0,60 . 0,67) = 3 - (1,21) < X ≤ 3 - (0,40)

= 1,79 < X ≤ 2,60

Kategori sangat kurang baik = ≤ ̅i– 1,80SBi = X ≤ 3 - (1,80 . 0,67) = X ≤ 3 - (1,21) = X ≤ 1,79

Berdasarkan perhitungan tersebut, diperoleh konversi data kuantitatif menjadi data kualitatif skala lima yaitu sebagai berikut.

Tabel 4. Kriteria Skor Skala Lima

Interval Skor Kriteria

X > 4,22 Sangat Baik

3,41 - 4,21 Baik

2,61 - 3,40 Cukup

1,80 - 2,60 Kurang

X ≤ 1,79 Sangat Kurang

(65)

48 BAB IV

HASIL PENELITIAN dan PEMBAHASAN

4.1 Analisis Kebutuhan

Analisis kebutuhan dilakukan dengan cara melakukan wawancara dengan guru kelas IV SD. Peneliti melakukan wawancara pada tanggal 12 September 2013 dengan guru kelas IV Sekolah Dasar Negeri Gentan. Wawancara ini bertujuan untuk menganalisis kebutuhan bahan ajar yang diperlukan di lapangan atau sekolah. Analisis kebutuhan yang diperoleh akan dikembangkan menjadi bahan ajar yang sesuai seperti yang diharapkan dalam kurikulum.

4.1.1 Hasil Wawancara

Peneliti melakukan wawancara dengan guru kelas IV SD N Gentan pada tanggal 12 September 2013 berpedoman pada 11 butir pertanyaan guna melakukan analisis kebutuhan akan bahan ajar yang mengacu kurikulum 2013. Hasil wawancara tersebut adalah pertama, ketika peneliti mengajukan pertanyaan tentang sejauh mana pemahaman guru terkait kurikulum 2013, guru menjawab bahwa kurikulum 2013 adalah kurikulum yang disusun atas dasar kebutuhan siswa. Artinya di dalam kurikulum ini siswa tidak dituntut untuk menguasai materi, namun yang dikejar adalah empat keterampilan kompetensi inti.

Kedua, peneliti bertanya tentang pemahaman beliau terkait pendekatan

(66)

menjelaskan lebih lanjut dan terperinci apa yang dimaksud dengan pendekatan sains.

Ketiga, peneliti bertanya tentang pemahaman guru terkait dengan

penilaian otentik. Beliau menjawab bahwa, penilaian otentik adalah penilaian yang diambil memang benar-benar dari kemampuan siswa. Oleh karena itu, setelah anak menyelesaikan tugas yang diberikan, guru langsung mengambil nilai. Begitu juga ketika siswa melakukan kegiatan, guru juga langsung mengamati dan menilai kemampuan afektif dan psikomotor siswa.

Keempat, peneliti bertanya tentang sejauh mana pemahaman guru terkait

dengan pendidikan karakter. Beliau menjelaskan dengan menggambarkan pendidikan karakter yang telah dilakukannya di sekolah. Beliau menjelaskan bahwa, pendidikan karakter yang dilakukannya biasanya langsung disisipkan dalam kegiatan pembelajaran sehari-hari. Beliau melanjutkan dengan memberi contoh, ketika siswa melakukan diskusi, siswa dengan sendirinya dituntut untuk dapat menghargai teman, menghargai pendapat teman, dan dapat berkerjasama dengan teman.

Kelima, peneliti mengajukan pertanyaan tentang kesulitan yang dihadapi

(67)

dengan 5 mata pelajaran saja namun ada pelajaran-pelajaran lain yang harus siswa pelajari selama sekolah contohnya agama dan bahasa daerah. Oleh karena itu waktu jam pelajaran selama 8 x 35 menit, sebagian harus dipotong untuk belajar pelajaran-pelajaran yang tidak masuk kedalam kurikulum 2013. Guru menilai bahwa bahan ajar kurikulum 2013 yang telah diberikan oleh pemerintah perlu direvisi lagi, sebab masih banyak hal yang belum bisa diterapkan secara utuh di lapangan.

Keenam, peneliti bertanya tentang apakah bahan ajar kurikulum SD 2013

masih perlu disempurnakan. Guru menjelaskan bahwa bahan ajar kurikulum 2013 yang sudah ada, masih perlu disempurnakan karena masih ada kegiatan yang kurang pas dengan siswa. Selanjutnya guru melanjutkan memberi contoh apa yang dimaksud; misal tentang mengenal budaya lokal sekolah. Budaya lokal yang ada dibuku belum sesuai dengan budaya lokal yang ada di sekolah.

Ketujuh, peneliti bertanya tentang seberapa perlu suplemen bahan ajar

kurikulum 2013. Guru memberikan penjelasan, bahwa guru masih memerlukan buku suplemem untuk tambahan wawasan guru dalam mengajar kurikulum 2013. Hal ini disebabkan karena bahan ajar dari pemerintah belum lengkap. Bahan ajar yang sudah ada belum mampu memberikan kejelasan bagi guru dalam mengimplementasikan kurikulum 2013.

Kedelapan, peneliti mengajukan pertanyaan tentang kemampuan guru

Gambar

Tabel 1. Penyempurnaan Pola Pikir  ..........................................................
Gambar 1. Pengembangan Bahan Ajar Menurut Jerold E. Kemp .............. 30 Gambar 2. Langkah Pengembangan Bahan Ajar  ......................................
Tabel 1. Penyempurnaan Pola Pikir
Gambar 1. Model Desain Pembelajaran Kemp yang sudah direvisi (Trianto 2007:54)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Seperti diuraikan sebelumnya massa elektron sangat kecil, dianggap nol. Oleh karena itu massa atom ditentukan oleh massa inti atom yaitu proton dan neutron. Jumlah dari

BAB 2 MODEL DAN KERANGKA KERJA PERILAKU KONSUMEN Dalam bab ini dibahas mengenai model dan kerangka kerja perilaku konsumen yang dikaitkan dengan ruang lingkup

nya, jika kita punya sebuah bilangan nya, jika kita punya sebuah bilangan komposit (yang merupakan hasil kali komposit (yang merupakan hasil kali dari sejumlah bilangan prima),

Penerapan augmented reality pada buku media pembelajaran ini dilakukan dengan menggunakan software ARToolKit untuk menampilkan produk tiga dimensi (3D) alat transportasi

Program simulasi yang digunakan dalam menganalisis titik kritis dalam penelitian ini telah divalidasi melalui pengujian langsung pada kapal serupa yaitu KMP Sangke Palangga

Pengguna semakin mudah untuk mengingat, pertama dengan adanya kartu murojaah yang berisi potongan awal kata dalam satu ayat sehingga pengguna dapat terbantu saat

Dengan tidak beroperasinya PLTM Aek Silau 2 dan PLTmH Tonduhan, aliran daya bergerak satu arah dari GI Pematang siantar menuju pusat-pusat beban pada penyulang PM.6 yaitu

Dari hasil pengamatan diketahui bahwa tanaman inang yaitu tomat dan cabai dapat bersimbiosis dengan CMA yang ditandai dengan adanya kolonisasi pada masing-masing akar, berupa