PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGACU KURIKULUM 2013 SUBTEMA ENERGI BERMANFAAT DALAM KEHIDUPAN UNTUK
SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD)
Oleh:
Dian Meitikasari
NIM : 101134103
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya ini kupersembahkan kepada:
Tuhan Yang Maha Esa yang senantiasa
memberikan kekuatan, mendampingi, dan menjaga
dalam setiap perjalanan hidup ini.
Kedua orang tuaku tercinta, Alm. Sagiya S.Pd dan
Watiningsih yang selalu memberikan doa,
dukungan, perhatian, kasih sayang dan semangat
untuk menyelesaikan pendidikan.
Adikku tercinta, Ardika Noviyawan, Atok
Hermanto, seluruh keluarga besar Bekti Sumarto
dan Dasiyo Wiyono serta sahabat-sahabatku.
Terima kasih atas segala semangat, perhatian,
bantuan, dan kasih sayang yang kalian berikan
v
Motto
Kesuksesan yang kita peroleh tidak lepas dari ridho
kedua orang tua kita
(Dian)
Apa yang sudah menjadi pilihan dalam hidupmu
harus tetap kamu perjuangkan dan terimalah
resikonya dengan keberanian
(Dian)
Selesaikan pekerjaanmu tepat waktu, jangan pernah
menunda pekerjaanmu karena waktu begitu cepat
berlalu
(Dian)
Jangan pernah kamu sesali jalan hidupmu, karena
jalan hidupmu adalah keputusan Allah
viii ABSTRAK
Pengembangan Bahan Ajar Mengacu Kurikulum 2013 Subtema Energi Bermanfaat Dalam Kehidupan Untuk Siswa Kelas IV Sekolah Dasar
Dian Meitikasari Universitas Sanata Dharma
2014
Penelitian ini berawal dari kebutuhan guru akan ketersediaan bahan ajar mengacu kurikulum 2013 dengan pendekatan tematik integratif dan saintifik sesuai dengan kurikulum 2013. Penelitian ini bertujuan (1) untuk memaparkan prosedur pengembangan bahan ajar mengacu kurikulum 2013 subtema energi bermanfaat dalam kehidupan untuk siswa kelas IV sekolah dasar, (2) untuk mendeskripsikan kualitas produk bahan ajar mengacu kurikulum 2013 subtema energi bermanfaat dalam kehidupan untuk siswa kelas IV sekolah dasar.
Jenis penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan. Prosedur penelitian dan pengembangan yang digunakan adalah hasil modifikasi dari model pengembangan Borg and Gall dan model pengembangan Kemp yang meliputi tujuh langkah pengembangan yaitu tahap (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi, (5) revisi desain, (6) uji coba desain, (7) revisi desain, sampai menghasilkan desain produk final bahan ajar mengacu kurikulum 2013 subtema energi bermanfaat dalam kehidupan untuk siswa kelas IV sekolah dasar. Subjek dalam uji coba lapangan penelitian ini adalah 10 siswa kelas IV SD BOPKRI Demangan III. Penelitian dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2013/2014 pada bulan April. Instrumen dalam penelitian ini adalah wawancara dan kuesioner. Wawancara dilakukan kepada guru dan kepala sekolah di SD Joannes Bosco-Kanisius Baciro digunakan untuk analisis kebutuhan, sedangkan kuesioner dilakukan kepada pakar kurikulum 2013, guru kelas IV SD 1 Bantul dan siswa digunakan untuk validasi kualitas bahan ajar.
Hasil penelitian ini adalah bahan ajar mengacu kurikulum 2013 subtema energi bermanfaat dalam kehidupan untuk siswa kelas IV sekolah dasar yang memiliki kualitas sangat baik dan layak untuk digunakan dalam pembelajaran sesuai kurikulum 2013 kelas IV berdasarkan validasi dari pakar kurikulum 2013, guru kelas IV SD 1 Bantul, dan siswa kelas IV SD BOPKRI Demangan III. Hal itu ditunjukkan dengan skor rerata produk adalah 4,28 dan termasuk dalam
kategori “sangat baik” ditinjau dari aspek (1) tujuan dan pendekatan, (2) desain dan pengorganisasian, (3) isi, (4) topik, dan (6) metodologi.
ix
ABSTRACT
The Development of Teaching Materials that refers to 2013 Curriculum Subtheme the useful of energy in a life for the fourth grade students
Dian Meitikasari Universitas Sanata Dharma
2014
This research originated from the needof teacherstothe curriculumrefers tothe availability ofteaching materialsin2103 with integrative thematic approach and scientific in the respect of 2013 curriculum. This research was aim to (1) explain the procedures of teaching materials development refers to 2013 curriculum with subtheme the useful of energy in a life for the fourth grade students, (2) to describes the qualities product of teaching materials that refers to 2103 curriculum subtheme the useful energy in a life for the fourth grade students. The type of this research was research and development. The procedures that used in this research was modification results of development models by Gall and Kemp includes the seven steps, they are (1) potential and problem, (2) Data collecting, (3) Product design, (4) Validation, (5) Design revision. (6) Design trial till produces the final teaching materials product design refers to 2013 curriculum
subtheme the useful of energy in a life for the elementary student’s class of IV.
The research subjects were 10 fourth grade students from BOPKRI Demangan III Elementary School. This research was held on April Academic Year 2013/2014. The instruments that used were interview and questionnaire. Interviews were conducted to teachers and principals in elementary JoannesBosco-CanisiusBaciro used for requirements analysis, while the questionnaire was conducted to expert of curriculum , 2013, fourth grade teacher and student 1 Bantul used to validate the quality of teaching materials.
The results of this research was teaching materials that refers to 2013 curriculum with subtheme the useful of energy in a life for the fourth grade students who have good qualities and feasible to use in learning that appropriate with 2013 curriculum based on curriculum expert, the fourth grade teacher of Bantul 1 Elementary School and the fourth grade students of BOPKRI Demangan III. It was indicated by the mean score product was 4,28 and include of
“excellent” categories reviewed from aspects (1) aim and approach, (2) Design
and Organizing, (3) Contents, (4) Topics, and the last (6) Methodology.
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat, taufiq,
dan hidayahNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul
“PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGACU KURIKULUM 2013 SUBTEMA ENERGI BERMANFAAT DALAM KEHIDUPAN UNTUK SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR” sesuai dengan waktu yang
diharapkan. Skripsi ini disusun demi memenuhi salah satu syarat guna
memperoleh gelar sarjana pendidikan di Universitas Sanata Dharma, Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
(PGSD).
Selesainya skripsi ini tentunya tidak lepas dari dorongan, perhatian dan
bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan terima kasih
kepada:
1. Rohandi., Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan ijin penelitian.
2. G. Ari Nugrahanta, SJ., S.S., BST., MA., selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
3. Drs. Puji Purnomo, M.Si., selaku dosen pembimbing I, yang telah
memberikan dorongan, motivasi, dan perhatian sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
4. Galih Kusumo, S.Pd., M.Pd., selaku dosen pembimbing II, yang dengan
sabar telah meluangkan waktu untuk membimbing, memberikan saran
xi
5. Maria Melani Ika Susanti, S.Pd., M.Pd., selaku dosen penguji, terima
kasih atas saran dan dukungannya sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini.
6. Susana S.A selaku Kepala Sekolah dan Roberta Imma Dyas selaku guru
di SD Joannes Bosco-Kanisius Baciro yang telah meluangkan waktunya
untuk diwawancarai.
7. Jajuk Triningsih, S.Th selaku Kepala Sekolah dan Endah Nugrahaning
Widi, S.Pd., selaku guru kelas IV SD BOPKRI Demangan III yang telah
membimbing, mengarahkan, dan membantu dalam pelaksanaan
penelitian.
8. Dra. Maslichah Asyari, M.Pd, yang telah meluangkan waktu, tenaga,
dan pikiran untuk bersedia menjadi validator dalam penelitian dan
pengembangan ini.
9. Umi Fatonah M.Pd selaku Kepala Sekolah SD 1 Bantul yang telah
mengijinkan validasi bahan ajar
10. Warsinah, S.Pd. dan Ibu Sudaryanti, S.Pd. selaku guru kelas IV di SD 1
Bantul, yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk bersedia
menjadi validator dalam penelitian dan pengembangan ini.
11. Siswa-siswi kelas IV SD BOPKRI Demangan III yang dapat bekerja
sama dalam pelaksanaan penelitian.
12. Orang tuaku yang terkasih, Alm Sagiya, S.Pd dan Watiningsih, dan
adikku tercinta Ardika Noviyawan serta keluarga besarku yang telah
xiii DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
MOTTO ... v
LEMBAR PENYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vii
ABSTRAK ... viii
ABSTRACT ... ix
KATA PENGANTAR ... x
DAFTAR ISI ... xiii
DAFTAR TABEL ... xvii
DAFTAR GAMBAR ... xviii
DAFTAR LAMPIRAN ... xix
BAB 1 PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
xiv
1.3 Tujuan Penelitian ... 6
1.4 Manfaat Penelitian ... 6
1.5 Batasan Istilah ... 7
1.6 Spesifikasi Produk ... 8
BAB 2 LANDASAN TEORI ... 10
2.1 Kajian Pustaka ... 10
2.1.1 Kurikulum 2013 ... 10
2.1.1.1 Rasional dan elemen perubahan kurikulum SD 2013 ... 10
2.1.2 Pendekatan Tematik Integratif ... 11
2.1.2.1 Pengertian Pendekatan Tematik Integratif ... 11
2.1.2.2 Karakteristik Pendekatan Tematik Integratif ... 12
2.1.2.3 Fungsi dan Tujuan Pendekatan Tematik Integratif ... 15
2.1.1.3 Pendekatan Saintifik ... 16
2.1.1.4 Penilaian Otentik ... 19
2.1.1.5Pendidikan Karakter Berbasis Budaya Lokal ... 20
2.1.2 Model Pengembangan Bahan Ajar ... 21
2.2 Hasil penelitian relevan ... 27
2.3 Kerangka Berpikir ... 29
2.4 Pertanyaan Penelitian ... 31
BAB 3 METODE PENELITIAN ... 32
3.1 Jenis Penelitian ... 32
3.2 Prosedur Pengembangan ... 34
3.2.1 Potensi dan Masalah ... 36
xv
3.2.3 Desain Produk ... 36
3.2.4 Validasi Desain ... 37
3.2.5 Revisi Desain ... 38
3.2.6 Uji Coba Desain ... 38
3.2.7 Revisi Desain ... 38
3.3 Jadwal Penelitian ... 38
3.4 Uji coba Produk ... 39
3.4.1 Desain Uji Coba ... 39
3.4.2 Subyek Uji Validasi Lapangan ... 40
3.4.3 Instrumen Penelitian ... 40
3.4.4 Teknik Pengumpulan Data ... 40
3.4.5 Teknik Analisis Data ... 41
BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 45
4.1 Hasil Penelitan ... 45
4.1.1 Data Analisis Kebutuhan ... 45
4.1.2 Deskripsi Produk Awal ... 46
4.1.2.1 Silabus ... 46
4.1.2.2 RPP ... 47
4.1.2.3 Kerangka Bahan Ajar ... 47
4.1.3 Data Uji Coba dan Revisi Produk ... 52
4.1.3.1Data Validasi Pakar Kurikulum 2013 dan Revisi Produk ... 52
4.1.3.2Data Validasi Guru kelas IV SD ... 53
4.1.3.3Data Validasi Lapangan dan Revisi Produk ... 54
xvi
4.1.4.1 Cover ... 57
4.1.4.2 Isi ... 58
4.1.4.3 Penilaian dan Kunci Jawaban ... 58
4.1.4.4 Daftar Pustaka ... 59
4.2 Pembahasan ... 59
BAB 5 PENUTUP ... 63
5.1 Kesimpulan ... 63
5.2 Keterbatasa Penelitian ... 64
5.3 Saran ... 64
xvii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1. Jadwal Penelitian... 38
Tabel 3.2. Konversi Data Kuantitatif ke Data Kualitatif Skala Lima ... 42
Tabel 3.3. Kriteria skor Skala Lima ... 44
Tabel 4.1. Komentar Pakar Kurikulum 2013 dan Revisi ... 53
Tabel 4.2. Komentar Guru Kelas IV SD dan Revisi ... 54
Tabel 4.3. Komentar Siswa Kelas IV dan Revisi ... 57
xviii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Model Desain Pembelajaran Jerold E. Kemp yang
sudah direvisi ... 23
Gambar 3.2. Tahap-tahap R & d menurut Borg and Gall ... 33
xix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Daftar Pertanyaan Survei Kebutuhan ... 70
Lampiran 2. Hasil Survei Kebutuhan ... 71
Lampiran 3. Jaring-jaring tema ... 75
Lampiran 4. Silabus ... 76
Lampiran 5. Jaring-jaring subtema ... 108
Lampiran 6. Jaring-jaring harian ... 110
Lampiran 7. RPP ... 116
Lampiran 8. Instrumen validasi pakar ... 255
Lampiran 9. Instrumen validasi guru ... 259
Lampiran 10. Instrumen persepsi siswa ... 263
Lampiran 11. Rekapitulasi validasi pakar ... 265
Lampiran 12. Rekapitulasi validasi guru ... 272
Lampiran 13. Rekapitulasi persepsi siswa ... 283
Lampiran 14. Hasil Validasi ... 305
Lampiran 15. Surat ijin melakukan penelitian ... 306
Lampiran 16. Surat keterangan telah melaksanakan penelitian ... 307
Lampiran 17. Foto-foto kegiatan penelitian ... 308
Lampiran 18. Biodata peneliti ... 310
1 BAB 1 PENDAHULUAN
Bab 1 peneliti membahas latar belakang, rumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitan, batasan istilah dan spesifikasi produk yang
dikembangkan.
1.1 Latar Belakang Masalah
Mencerdaskan kehidupan bangsa merupakan salah satu tujuan nasional
bangsa Indonesia yang tercantum di dalam pembukaan undang-undang dasar
1945. Pendidikan dapat membantu bangsa indonesia melaksanakan tujuan
nasional yang di cita–citakan selama ini. Agar tujuan nasional bangsa Indonesia dapat tercapai dengan baik, tugas kita sebagai penerus bangsa adalah belajar
dengan giat dan rajin.
Sekolah Dasar (SD) merupakan jenjang pendidikan yang paling dasar
untuk menuju pada cita-cita bangsa Indonesia yaitu mencetak anak bangsa yang
cerdas. Pengajaran di sekolah juga memerlukan sebuah kurikulum untuk menjadi
panduan pembelajaran yang akan diberikan kepada siswa. Kurikulum merupakan
salah satu alat untuk mencapai tujuan pendidikan sekaligus menjadi pedoman
dalam pelaksanaan pembelajaran pada semua jenis dan jenjang pendidikan
(Arifin, 2011 : 1). Kurikulum berfungsi sebagai pembentuk manusia secara utuh
dalam mencapai tujuan pendidikan yang sesuai dengan visi, misi, dan tujuan
pendidikan nasional termasuk berbagai tingkatan tujuan pendidikan yang ada di
bawahnya (Arifin, 2011 : 13). Kurikulum yang dibuat pun selalu berubah-ubah
agar sesuai dengan perkembangan zaman. Perubahan dan pengembangan
2
dengan tujuan pendidikan tersebut. Sejak Indonesia merdeka, kurikulum telah
mengalami beberapa perubahan. Kurikulum tahun 1947, 1952, 1964, 1968, 1975,
1984, 1994, 2004 dan yang sekarang ini kurikulum 2006 KTSP. Saat ini,
pemerintah akan mencoba menerapkan kurikulum 2013 yang merupakan
pengembangan dari kurikulum KTSP.
Tujuan pendidikan nasional adalah untuk mengembangkan potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab (undang-undang N0. 20 tahun
2003) kemudian dikembangkanlah kurikulum 2013.
Kurikulum 2013 merupakan pengembangan KTSP yang telah dirintis pada
tahun 2006 dengan mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan
secara terpadu. Kurikulum 2013 ini ditekankan pada pendidikan karakter,
terutama pada tingkat dasar (sekolah dasar) yang akan menjadi fondasi bagi
tingkat selanjutnya (Mulyasa, 2013 : 6). Kurikulum untuk SD/MI dilaksanakan
dengan pendekatan pembelajaran tematik integratif (integrated thematic
instruction) dimulai di kelas I dan kelas IV. Pembelajaran tematik integratif
merupakan pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan beberapa
kompetensi dan mata pelajaran ke dalam berbagai tema (Mendikbud, 2013).
Dalam pembelajaran digunakan pendekatan saintifik yaitu dalam pembelajarannya
peserta didik mengamati, menanya, mencoba, mengolah, menyajikan,
menyimpulkan, dan mengkomunikasikan(Hidayat, 2013) agar siswanya aktif dan
3
sikap, pengetahuan dan ketrampilannya (afektif, kognitif, dan psikomotorik)
dengan baik dengan adanya kurikulum 2013 ini.
Pembelajaran yang menggunakan pendekatan saintifik, menuntut peserta
didik untuk aktif sehingga akan membentuk karakter peserta didik. Selama
kegiatan pembelajaran berlangsung, guru akan mengukur kompetensi yang akan
dicapai siswa. Kompetensi tersebut adalah sikap, keterampilan, dan pengetahuan.
Untuk mengukur kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan, guru
menggunakan penilaian otentik. Penilaian otentik yaitu penilaian peserta didik
yang meliputi hasil dan proses dalam kegiatan pembelajaran.
Pelaksanaan pembelajaran kurikulum 2013 adalah pembelajaran yang
berpusat pada peserta didik karena guru hanya sebagai fasilitator dam
pembimbing peserta didik. Pada kurikulum 2013 tercapainya suatu tujuan
pembelajaran tidak dilihat dari hasil dan materi kependidikan, melainkan dilihat
dari proses sehingga dalam proses pembelajarannya sebanyak mungkin
melibatkan peserta didik (Mulyasa, 2013 : 42). Sehingga kurikulum 2013 dapat
melatih keaktifan peserta didik dalam pembelajarannya. Guru sebagai fasilitator,
harus mampu memberikan sarana dan prasarana yang memadahi. Salah satunya
adalah bahan ajar atau sumber belajar. Bahan ajar atau sumber belajar yang
disediakan oleh guru harus lengkap agar tujuan pembelajaran dapat tercapai.
Selain itu bahan ajar juga harus menarik, agar peserta didik dapat tertarik untuk
mengikuti proses kegiatan belajar mengajar dengan baik.
Bahan ajar adalah salah satu sumber belajar yang menunjang kegiatan
belajar mengajar pada pelaksanaan kurikulum 2013. Tidak dapat dipungkiri,
4
bagi peserta didik dalam penerapan kurikulum 2013. Pemerintah akan
memberikan buku untuk siswa dan buku panduan untuk guru (Mulyasa 2013 :
50). Bahan ajar sangat memberikan pengaruh kepada peserta didik untuk ikut
berperan aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Guru juga menyadari bahwa
bahan ajar yang digunakan harus relevan dan sesuai dengan karakter peserta didik
yang dibimbingnya. Sehingga guru sangat membutuhkan banyak referensi
mengenai bahan ajar kurikulum 2013, agar kompetensi yang diharapkan dapat
tercapai dengan baik.
Berdasarkan hasil wawancara peneliti pada tanggal 10 September 2013
pukul 14.00 WIB kepada kepala sekolah dan guru kelas IV di SD Joannes
Bosco-Kanisius Baciro,peneliti memperoleh informasi bahwa sekolah tersebut telah
mencoba menerapkan kurikulum 2013. Sekolah tersebut telah mencoba
menerapkan kurikulum 2013 karena merupakan salah satu sekolah yang ditunjuk
oleh pemerintah untuk menerapkannya. Tetapi sekolah tersebut belum dapat
menerapkannya 100%. Dalam satu minggu pelaksanaannya hanya satu hari dan
rencananya pelaksanaannya masih bertahap. Kepala sekolah menyadari perubahan
kurikulum menuju kekurikulum 2013 dapat mengubah karakter peserta didik,
sehingga perlua adanya perubahan dalam proses, isi, Standar Kompetensi Lulusan
(SKL) dan penilaian. Pendekatan sains menurut kepala sekolah merupakan
pembelajaran yang berbasis aktifitas dan didalam prosesnya siswa difasilitasi
untuk mengeksplore pengetahuannya untuk berfikir secara ilmiah sehingga
mendapatkan pengetahuan dari apa yang telah dilakukannya, sedangkan menurut
5
yang dilakukannya yaitu mengamati, menanya, dan peran guru hanya menjadi
fasilitator belajar bagi siswa.
Pelaksaan kurikulum 2013 sendiri mengalami kendala dalam hal penilaian
otentik. Penilaian otentik yang disediakan pemerintah belum memiliki rubrik
padahal dalam penilaian otentik sangat banyak tekniknya. Sehingga dalam
pelaksanaan pembelajaran, guru belum sepenuhnya menggunakan penilaian
otentik, tetapi guru hanya melakukan unjuk kerja saja. Pemahaman karakter
menurut kepala sekolah dan guru yaitu selama proses pembelajaran terdapat
penanaman karakter. Menurut kepala sekolah dan guru kelas IV, persiapan dari
kurikulum 2013 sendiri belum begitu matang sehingga hal ini dapat menyulitkan
guru dalam menilai, mengaktifkan siswa, serta memilih media yang sesuai. Bahan
ajar yang disediakan pemerintah masih perlu perbaikan dan dikembangkan
sehingga sesuai dengan budaya lokal di sekolah karena isi dari bahan ajar yang
disediakan pemerintah masih merupakan standar minimal. Pihak sekolah belum
mampu untuk mengembangkan bahan ajar secara mandiri yang sesuai dengan
kurikulum 2013. Saran dari kepala sekolah dan guru antara lain perlu adanya
pengembangan bahan ajar khususnya mengenai rubrik pedoman penilaian dan
sumber belajar yang akan digunakan agar bahan ajar tersebut dapat dijadikan
pedoman pembelajaran yang kuat.
Berdasarkan hasil wawancara dan masalah yang muncul, peneliti mencoba
memberikan solusi untuk mengatasi permasalah tersebut dengan mengembangkan
bahan ajar yang mengacu Kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas IV SD. Tema
yang akan peneliti kembangkan adalah tema 2 : Selalu Berhemat Energi subtema
6
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, peneliti merumuskan
permasalahan sebagai berikut.
1.2.1 Bagaimana prosedur pengembangan bahan ajar mengacu Kurikulum
2013 Subtema Energi Bermanfaat Dalam Kehidupan untuk siswa kelas
IV Sekolah Dasar?
1.2.2 Bagaimana kualitas produk bahan ajar mengacu Kurikulum 2013
Subtema Energi Bermanfaat Dalam Kehidupan untuk siswa kelas IV
Sekolah Dasar?
1.3 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan di atas maka tujuan kegiatan ini adalah
sebagai berikut.
1.3.1 Untuk memaparkan prosedur pengembangan bahan ajar mengacu
Kurikulum 2013 Subtema Energi Bermanfaat Dalam Kehidupan untuk
siswa kelas IV Sekolah Dasar.
1.3.2 Untuk mendeskripsikan kualitas produk bahan ajar mengacu Kurikulum
2013 Subtema Energi Bermanfaat Dalam Kehidupan untuk siswa kelas
IV Sekolah Dasar.
1.4 Manfaat Penelitian
Kegiatan ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:
1.4.1 Bagi mahasiswa
Mahasiswa calon guru semakin terampil dalam mengolah bahan ajar
mengacu Kurikulum SD 2013 Subtema Energi Bermanfaat Bagi
7
1.4.2 Bagi guru
Guru dapat memperoleh dan menggunakan bahan ajar yang
mengacu Kurikulum SD 2013 Subtema Energi Bermanfaat Bagi
Kehidupan untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar.
1.4.3 Bagi sekolah
Sekolah dapat memperoleh bahan ajar lain yang mengacu
Kurikulum SD 2013 Subtema Energi Bermanfaat Bagi Kehidupan
untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar.
1.4.4 Bagi Prodi PGSD
Dosen dan mahasiswa PGSD memiliki kemampuan untuk
mengembangkan bahan ajar yang mengacu Kurikulum SD 2013
Subtema Energi Bermanfaat Bagi Kehidupan untuk siswa kelas IV
Sekolah Dasar.
1.5 Batasan Istilah
1.5.1 Pendekatan tematik integratif
Pendekatan tematik integratif adalah suatu pendekatan
pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai kompetensi dari
berbagai mata pelajaran ke dalam berbagai tema dan didalam
pengintegrasian tersebut terdapat integrasi sikap, keterampilan dan
pengetahuan dalam proses pembelajaran dan integrasi berbagai konsep
yang berkaitan.
1.5.2 Pendekatan saintifik
Pendekatan saintifik merupakan pembelajaran yang mengadopsi
8
ilmiah.Pendekatan saintifik meliputi mengamati, menanya, mencoba,
mengasosiasi, dan mengkomunikasikan untuk semua mata pelajaran
1.5.3 Pendidikan karakter
Pendidikan karakter adalah pendidikan yang menekankan pada
ilmu pengetahuan dan pengembangan karakter setiap siswa yang
berfokus pada sikap, perilaku, dan cara berfikir siswa
1.5.4 Penilaian otentik
Penilaian otentik merupakan penilaian yang dilakukan dengan cara
mengumpulkan data-data tentang perkembangan dan pencapaian belajar
siswa selama proses pembelajaran.
1.5.5 Bahan ajar
Bahan ajar adalah bagian dari buku ajar yang dikembangkan dari
setiap tema dan subtema yang terdiri dari unsur: Tema, Subtema, KI,
KD, indikator, tujuan pembelajaran, uraian materi, kegiatan belajar,
refleksi, aksi/tindakan siswa, rangkuman materi, penilaian, tindak
lanjut, daftar kata penting, dan daftar pustaka.
1.6 Spesifikasi Produk yang Dikembangkan
Spesifikasi produk yang akan dihasilkan adalah sebagai berikut.
1.6.1 Bahan ajar disusun dengan memperhatikan keutuhan perkembangan
pribadi siswa (karakter, keterampilan, dan intelektual) yang nampak
dalam perumusan indikator dan tujuan pembelajaran.
1.6.2 Bahan ajar disusun dengan pendekatan tematik integratif.
1.6.3 Bahan ajar disusun berbasis aktivitas siswa dengan menerapkan
9
1.6.4 Bahan ajar berbasis budaya lokal.
1.6.5 Penilaian dalam bahan ajar menggunakan penilaian otentik.
10 BAB 2
LANDASAN TEORI
Pada bab ini akan disajikan acuan dasar yang digunakan pada penelitian ini.
acuan tersebut akan diuraikan secara berurutan yaitu kajian teori mengenai
kurikulum SD 2013 yang meliputi rasional dan elemen perubahan kurikulum SD
2013, pendekatan tematik integratif, pendekatan saintifik, penilaian otentik,
pendidikan karakter berbasis budaya lokal dan model pengembangan bahan ajar;
penelitian yang relevan; kerangka berpikir; serta pertanyaan penelitian.
2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Kurikulum SD 2013
2.1.1.1 Rasional dan Elemen Perubahan Kurikulum SD 2013
Kurikulum merupakan salah satu alat untuk mencapai tujuan
pendidikan sekaligus menjadi pedoman dalam pelaksanaan pembelajaran
pada semua jenis dan jenjang pendidikan (Arifin, 2011 : 1). Menurut UU
No. 20 Tahun 2003, pendidikan nasional bertujuan untuk mengembangkan
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab.
Mulyasa (2013:99) mengemukakan bahwa penerapan kurikulum 2013
merupakan aktualisasi kurikulum dalam pembelajaran sebagai penunjang
pembentukan kompetensi dan karakter siswa menjadi insan yang produktif,
kreatif, inovatif, afektif melalui penguatan sikap, keterampilan serta
11
Kurikulum 2013 dirancang untuk menyempurnakan pelaksanaan
kurikulum KTSP. Faktor penyebab terjadinya perubahan kurikulum adalah
(1) perluasan dan pemerataan kesempatan belajar, (2) peningkatan mutu
pendidikan, (3) relevansi pendidikan dan (4) efektivitas dan efisiensi
pendidikan (Hafni, 2005 : 7) Perubahan dan penyempurnaan ini akan terus
dikembangkan guna menciptakan generasi penerus bangsa yang lebih baik
dan lebih maju.
Kurikulum 2013 merupakan penyederhanaan dari kurikulum
sebelumnya. Pada jenjang Sekolah Dasar, kurikulum 2013 menggunakan
pembelajaran yang mengacu pada tematik-integratif. Ciri khas dari
kurikulum 2013 adalah empat standar pendidikan yaitu (1) Standar
Kompetensi Lulusan (SKL), (2) Standar Proses, (3) Standar Isi, dan (4)
Standar Penilaian. Kurikulum 2013 juga menekankan pada pembelajaran
yang menggunakan pendekatan sains dan model pembelajaran yang
digunakan adalah model pembelajaran berbasis ketrampilan proses.
Proses pembelajaran pada pendekatan sains meliputi kegiatan
mengamati, percobaan, diskusi dan membuat kesimpulan. Tujuan dari
pendekatan tersebut adalah siswa mampu untuk lebih baik dalam melakukan
observasi, bertanya, bernalar dan mengkomunikasikan (mempresentasikan)
apa yang telah siswa peroleh setelah proses belajar berlangsung.
2.1.2. Pendekatan Tematik Integratif
2.1.2.1 Pengertian pendekatan tematik integratif
Majid (2013:119) mengemukakan bahwa pembelajaran terpadu
12
yang melibatkan beberapa bidang studi untuk memberikan pengalaman
yang bermakna kepada anak. Majid (2013:119) mengemukakan bahwa
pembelajaran terpadu dikembangkan guna menciptakan suasana belajar
pada peserta didik sendiri sehingga aktif secara mental membangun
pengetahuannya yang dilandasi oleh kognitif yang telah dimiliki peserta
didik.
Fogarty (1991) dalam Trianto (2010) mengatakan bahwa
pembelajaran terpadu tipe integrated merupakan pembelajaran terpadu
yang menggunakan pendekatan antar bidang studi, menggabungkan bidang
studi dengan cara menetapkan prioritas kurikuler dan menemukan
keterampilan, konsep dan sikap yang saling tumpang tindih dalam
beberapa bidang studi.
Dari berbagai sumber diatas dapat disimpulkan bahwa pendekatan
tematik integratif merupakan pendekatan yang dalam pelaksanaan
pembelajaran mengintegrasikan berbagai kompetensi dari berbagai mata
pelajaran untuk dijadikan dalam satu tema tertentu dandalam
pengintegrasian tersebut terdapat keterampilan, konsep dan sikap yang
saling berpadu dalam satu tema tersebut.
2.1.2.2 Karakteristik Pendekatan Tematik Integratif
Penerapan kurikulum 2013 guru dapat menggunakan pendekatan
tematik integratif. Penggunaan pendekatan tematik integratif, guru perlu
menampilkan karakteristik tematik integratif hal ini berguna bagi guru
untuk membedakan pembelajaran yang lain. Hajar (2013: 43-56),
13
diantaranya (1) pembelajaran berpusat pada peserta didik, (2) kegiatan
pembelajaran memberikan pengalaman langsung pada para peserta didik,
(3) guru tidak memisahkan antar mata pelajaran secara jelas, (4)
menyajikan konsep-konsep dari berbagai materi pelajaran dengan tujuan
agar pemahaman peserta didik terhadap mataeri pelajaran yang diberikan
tidak persial atau sepotong-sepotong, (5) fleksibel yaitu adanya keterkaitan
antara peserta didik dengan lingkungan sekitarnya, (6) hasil dari
pembelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan dari peserta didik,
dimana guru sebagai fasilitator harus memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk memaksimalkan potensi yang dimiliki, serta
menyesuaikan kegiatan pembelajaran dengan minat dan kebutuhan peserta
didik, (7) menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan
menyenangkan, (8) mengembangkan komunikasi antar peserta didik, (9)
mengembangkan kemampuan metakognisi peserta didik, (10) penekanan
pada proses daripada hasil yang didapat peserta didik.
Trianto (2007:13-15) menjelaskan dalam pembelajaran tematik
integratif mempunyai beberapa karakteristik diantaranya: (1) holistik, yaitu
dalam pembelajaran terintegrasi peserta didik dapat memahami suatu
fenomena dari segala sisi, (2) bermakna, yaitu terbentuknya jalinan antar
konsep yang dapat bermanfaat bagi peserta didik dalam menyelesaikan
masalah yang ada, (3) otentik, merupakan kegiatan atau pengalaman yang
dialami siswa gunamemahami suatu hal, (4) aktif, dalam pembelajaran
14
berlangsung, baik secara fisik, mental, intelektual, maupun emosional agar
pembelajaran dapat berjalan secara optimal.
Menurut Hidayat (2013:45) menjelaskan pendekatan terintegrasi
bertitik tolakdari keseluruhan atau suatu kesatuan yang memiliki makna
atau faedah tertentu dan terstruktur. Pendekatan terintegrasi tidak lagi
mengenal tentang pelajaran dan bidang studi karenapelajaran dan bidang
studi terintegrasidalam suatu bentuk masalah atau unit. Setiap batasan pada
mata pelajaran atau batasan bidang studi tidak terlihat sehingga mata
pelajaran menjadi suatu kesatuan yang bulat.
Dari pendapat beberapa ahli diatas dapat disimpulkan
bahwapendekatan tematik integratif merupakan penggabungan kompetensi
yang terdapat pada mata pelajaran atau bidang studi dan dibuat agar
batasan-batasan yang ada tidak terlihat selama pelaksanaan pembelajaran
berlangsung. Dalam pendekatan tematik integratif memiliki karakteristik
diantaranya (1) pelajaran tidak lagi berpusat pada guru tetapi berpusat pada
peserta didik, dalam pelaksanaan pembelajaran guru berperan sebagai
fasilitator dan pembimbing peserta didik,(2) Pembelajaran dilaksanakan
secara otentik sehingga peserta didik mendapatkan suatu konsep dari
pengalaman langsung saat pelaksanaan pembelajaran dan holistik karena
peserta didik memahami suatu hal atau konsep tertentu secara menyeluruh,
(3) batasan-batasan pada mata pelajaran atau bidang studi tidaklah nampak
karena materi dan kegiatan pelajaran dirancang sedemikian rupa oleh guru
sehingga menjadi suatu kesatuan yang utuh, (4) konsep-konsep dari
15
memahami suatu konsep tidak sepotong-potong, (5) kegiatan pelajaran
bersifat fleksibel karena kegiatan pelajaran memanfaatkan apa yang ada
disekitar peserta didik dan menuntut peserta didik untuk aktif
memanfaatkan apa yang ada untuk dijadikan sebagai sumber belajar, (6)
hasil pembelajaran berkembang sesuai talenta dan kebutuhan peserta didik
dan dinilai melalui penilaian proses dan hasil belajar, (7) pembelajaran
dirancang untuk mengembangkan komunikasi dan kemampuan
metakognisi peserta didik.
2.1.2.3 Fungsi dan Tujuan Pendekatan Tematik Integratif
Pembelajaran tematik integratif dalam penerapan kurikulum 2013
memiliki fungsi memberikan kemudahan pada peserta didik dalam
pemahaman dan mendalami setiap konsep materi yang tergabungdalam
tema-tema tertentu serta dapat menambahkan perasaan semangat belajar
pada diri peserta didik saat mengikuti kegiatan pembelajaran, hal ini
dikarenakan penerapan kurikulum 2013 materi yang diberikan dibuat
secara kontekstual sehingga memberikan pengalaman langsung pada
peserta didik (Kemendikbud,2013).Selain memiliki fungsi yang
diterangkan diatas, penggunaan pendekatan tematik
integratifpadakurikulum 2013 memiliki tujuan seperti diterangkan
Mendikbud (2013:8) antara lain: (a) Mudah memutuskan perhatian pada
satu tema atau topik tertentu, (b) Mempelajari pengetahuan dan
mengembangkan berbagai kompetensi mata pelajaran kedalam satu tema
tertentu, (c) Pemahaman terhadap materi pelajaran diharapkan lebih
16
baik dengan mengaitkan pelajaran lain dengan pengalaman pribadi peserta
didik, (e) Peserta didik memiliki rasa semangat dalam mengikuti pelajaran
karena dapat berkomunikasi dalam situasi yang nyata, seperti: bercerita,
bertanya, menulis dan dapat mempelajari pelajaran lain, (f) Manfaat dan
makna belajar lebih berasa karena materi disajikan dalam konteks yang
jelas, (g) Guru dapat menghemat waktu, karena mata pelajaran yang
diberikan kepada peserta didik diintegrasikan kedalam satu tema yang
jelas dan diberikan dalam 2 atau 3 pertemuan bahkan lebih dan atau
pengayaan, (h) Budi pekerti dan moral peserta didik dapat dikembangkan
dengan menggunakan nilai budi pekerti sesuai situasi dan kondisi.
2.1.3 Pendekatan Saintifik
Pendekatan yang dilakukan pada kurikulum 2013 dalam setiap
pembelajaran yaitu pendekatan saintifik.
Abdul Majid (2014: 193) mengemukakan bahwa pendekatan
terpadu merupakan suatu pendekatan yang memberikan pemahaman
kepada peserta didik pada materi dengan menggunakan pendekatan ilmiah,
sehingga peserta didik dapat mengenal informasi dengan memahami asal
dan kapan dan dengan pendekatan ilmiah ini peserta didik tidak
bergantung pada informasi yang diberikan oleh guru.
Napitupulu (2012)dalam Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan
(2013)mengemukakan bahwa pembelajaran dengan pendekatan saintifik
merupakan pembelajaran yang mendorong siswa untuk lebih mampu
dalam bertanya, mencoba, mengobservasi, menalar, dan
17
Proses pembelajaran menyentuh tiga ranah yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Pendekatan saintifik merupakan pembelajaran yang mengadopsi langkah-langkah saintis dalam membangun pengetahuan melalui model ilmiah.Pendekatan saintifik meliputi mengamati, menanya, mengumpulkan data, mengasosiasi, dan mengkomunikasikan untuk semua mata pelajaran.
Menurut Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (2013) langkah
dalam pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik yaitu
2.1.3.1 Mengamati
Kegiatan mengamati bertujuan agar pembelajaran berkaitan
erat dengan konteks situasi nyata yang dihadapi dalam kehidupan
sehari-hari. Proses mengamati fakta, atau fenomena mencakup
mencari informasi, melihat, mendengar, membaca, dan atau
menyimak. Dalam kegiatan mengamati, guru memberikan
kesempatan bagi peserta didik untuk secara luas dan bervariasi
melakukan pengamatan melalui kegiatan melihat, menyimak,
mendengar, dan membaca. Guru memfasilitasi peserta didik untuk
melakukan pengamatan, melatih mereka untuk memperhatikan
(melihat, membaca, mendengar) hal yang penting dari suatu objek.
2.1.3.2 Menanya
Kegiatan menanya dilakukan sebagai salah satu proses
membangun pengetahuan siswa dalam bentuk fakta, konsep, prinsip,
prosedur, hukum, dan teori. Tujuannya agar siswa memiliki
kemampuan berpikir kritis, logis, dan sistematis. Proses menanya
bisa dilakukan melalui diskusi dan kerja kelompok. Guru
18
tentang hasil pengamatan objek yang konkrit sampai abstrak
berkenaan dengan fakta, konsep, dan prosedur. Melalui kegiatan
bertanya rasa ingin tahu peserta didik dikembangkan. Semakin
terlatih dalam bertanya, rasa ingin tahu peserta didik semakin
berkembang
2.1.3.3 Mengumpulkan Data / Eksperimen
Kegiatan eksperimen bermanfaat untuk meningkatkan
keingintahuan peserta didik dalam memperkuat pemahaman fakta,
konsep, prinsip dengan cara mengumpulkan data, mengembangkan
kreativitas, dan ketrampilan kerja ilmiah. Kegiatan ini mencakup
merencanakan, merancang, melaksanakan eksperimen, menyajikan
data, mengolah data, dan menyusun kesimpulan.
2.1.3.4 Mengasosiasi
Kegiatan mengasosiasi bertujuan untuk membangun
kemampuan berpikir dan bersifat ilmiah. Informasi hasil kegiatan
mengasosiasi menjadi dasar bagi kegiatan berikutnya yaitu
memproses informasi untuk menemukan keterkaitan satu informasi
dengan informasi lainnya, menemukan pola dari keterkaitan
informasi dan bahkan mengambil berbagai kesimpulan dari pola
yang ditemukan. Data yang diperoleh diklasifikasikan, diolah, dan
ditemukan hubungan-hubungan yang spesifik. Hasil kegiatan
19
2.1.3.5 Mengkomunikasikan
Menuliskan atau menceritakan apa yang ditemukan dalam
kegiatan mencari informasi, mengasosiasi, dan menemukan pola.
Hasil tersebut disampaikan di kelas dan dinilai oleh guru sebagai
hasil belajar peserta didik. Kegiatan mengomunikasikan adalah
sarana untuk menyampaikan hasil konseptualisasi dalam bentuk
lisan, tulisan, gambar / sketsa, diagram, atau grafik. Kegiatan ini
dilakukan agar siswa mampu mengomunikasikan pengetahuan,
keterampilan dan penerapannya, serta kreasi siswa melalui
presentasi, membuat laporan, dan atau unjuk karya.
2.1.4 Penilaian Otentik
Pusat Kurikulum (dalam Abdul Majid, 2014)mengemukakan
bahwa penilaian otentik merupakan suatu proses pengumpulan, pelaporan,
dan penggunaan informasi tentang proses dan hasil belajar yang telah
dilaksanakan oleh peserta didik dengan menerapkan prinsip-prinsip
penilaian, pelaksanaan berkelanjutan bukti yang otentik serta akurat serta
konsisten. Johnson (dalam Abdul Majid)(2014:236) mengemukakan
bahwa penilian otentik fokus terhadap tujuan yang melibatkan
pembelajaran secara langsung, membangun kerja sama, serta menanamkan
pada peserta didik tingkat pemikiran yang lebih tinggi. santrock (dalam
Abdul Majid) (2014:236) mengemukakan bahwa penilaian otentik
merupakan pengembangan dari penilaian tradisional yang dinilai
mengabaikan konteks dunia nyata dan kurang menggambarkan
20
Menurut para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa penilaian
otentik merupakan penilaian terhadap tugas-tugas yang dikerjakan oleh
siswa sehingga data dapat diperoleh dari kinerja, prestasi, motivasi, dan
sikap peserta didik pada suatu kegiatan pembelajaran.
2.1.5 Pendidikan karakter berbasis budaya lokal
Penerapan kurikulum 2013 saat ini menerapkan pendidikan
karakter berbasis budaya lokal. Zuchdi dalam Adisusilo (2012:77)
mengemukakan bahwa pendidikan karakter bertujuan untuk mengajarkan
nilai-nilai tradisional yang diterima sebagai landasan perilaku yang baik
dan bertanggung jawab. Zubaedi (2012:138), mengungkapkan bahwa
pendidikan karakter bukan merupakan mata pelajaran yang baru, tetapi
terintegrasi dalam setiap mata pelajaran yang sudah ada, pengembangan
diri, budaya sekolah, dan muatan lokal.Menurut Adisusilo (2012:76-77),
watak sebagai sifat seseorang dapat dibentuk, artinya watak seseorang
dapat berubah, kendati watak mengandung unsur bawaan (potensi
internal), setiap orang dapat berbeda. Namun karakter juga amat
dipengaruhi oleh faktor eksternal, yaitu keluarga, sekolah, masyarakat, dan
lingkungan pergaulan. Menurut Dharma,dkk. (2011:5) pendidikan karakter
merupakan usaha untuk membantu mengarahkan karakter siswa secara
utuh berdasarkan nilai-nilai pengembangan pribadi menuju perubahan
masa depan yang lebih baik.Menurut Udin S (2011:4.44) proses
pembelajaran berbasis budaya bukan sekedar mentransfer serta
menyampaikan budaya kepada siswa tetapi menggunakan budaya untuk
21
dan kreativitas untuk mencapai pemahaman terpadu tentang ilmu dalam
konteks budaya.
Sehingga dari beberapa pendapat ahli diatas pendidikan karakter
berbasis budaya lokal dapat diartikan sebagai pembentukan karakter pada
siswa melalui nilai-nilai yang terdapat pada budaya sekitar untuk
menciptakan makna sehingga menciptakan pemahaman tentang ilmu
dalam konteks budaya pada siswa
2.1.6 Bahan Ajar
Bahan Ajar merupakan suatu unsur yang penting dalam suatu
pembelajaran, karena tanpa adanya bahan ajar tujuan pembelajaran dan
kompetensi yang diharapan tidak akan dapat tercapai. Bahan Ajar menurut
Andi Prastowo (2012: 32) adalah segala bahan-bahan, termasuk juga
buku-buku atau program audio/visual yang disusun secara sistematis untuk
mencapai tujuan pembelajaran.
Di dalam bahan ajar secara garis besar memuat tentang pengetahuan,
keterampilan dan sikap yang harus dipelajari peserta didik dalam rangka
mencapai kompetensi inti dan kompetensi dasar yang telah ditentukan.
Pengetahuan tersebut meliputi fakta, konsep, prinsip dan prosedur
sedangkan keterampilan merupakan bahan pembelajaran yang dilakukan
dengan kemampuan untuk mengembangkan ide, memilih dan
menggunakan bahan/peralatan, dan teknik kerja.
Bahan ajar memiliki bermacam-macam jenis dan bentuk. Bahan ajar
dapat diklasifikasikan berdasarkan bentuknya, cara kerjanya dan sifatnya.
22
bahan cetak, bahan ajar dengar, bahan ajar pandang dengar, dan bahan ajar
interaktif. Berdasarkan cara kerjanya, bahan ajar dibedakan menjadi lima
macam, yaitu bahan ajar yang tidak diproyeksikan, bahan ajar yang
diproyeksikan, bahan ajar audio, bahan ajar video, dan bahan ajar
komputer. Apabila dilihat dari sifatnya, bahan ajar dapat dibagi menjadi
empat macam, yaitu bahan ajar yang berbasiskan cetak, berbasis teknologi,
bahan ajar yang digunakan untuk praktik/proyek, dan bahan ajar yang
dibutuhkan untuk keperluan interaksi manusia.
Cunningsworth(1995: 3) mengemukakan beberapa unsur untuk
mengevaluasi suatu bahan ajar. Unsur tersebut adalahaims and objectivess,
desain and organitation, language contents, skills, topic, methodology,
teacher’s book, practical consideration. Unsur–unsur diatas kemudian diambil 5 aspek yang kemudian dikembangkan menjadi indikator– indikator instrumen penilaian validasi untuk menilai kualitas bahan ajar.
Aspek tersebut meliputi: (1) tujuan dan pendekatan, (2) desain dan
pengorganisasian, (3) isi, (4) topik, dan (5) metodologi.
Di bawah ini akan dipaparkan tahapan model pengembangan
23 Identifikasi Masalah
Pembelajaran
Analisis Siswa
Pelayanan Pendukung
Pemilihan Media atau Sumber Belajar
Strategi Pembelajaran
Analisis Tugas
Merumuskan Indikator
Penyusunan Instrumen Evaluasi
Revisi Perangkat Pembelajaran
Evaluasi Formatif
Rev
isi
Rev
isi
Evaluasi Formatif
Gambar 2.1 Model Desain Pembelajaran Jerold E Kemp yang sudah direvisi
Pengembangan perangkat pembelajaran menurut model Kemp, meliputi:
a. Identifikasi Masalah Pembelajaran
Identifikasi masalah pembelajaran bertujuan untuk mencari adanya
kesenjangan antara tujuan pembelajaran menurut kurikulum yang
berlaku dengan realita yang terjadi di lapangan. Kesenjangan dapat
24
digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Bahan kajian, pokok
bahasan atau materi yang akan dikembangkan, kemudian disusun
sesuai dengan tujuan seperti yang diharapkan dalam kurikulum yang
berlaku.
b. Analisis Siswa
Analisis siswa bertujuan untuk mengetahui tingkah laku awal dan
karakteristik yang meliputi ciri, kemampuan, dan pengalaman baik
individu maupun kelompok. Analisis siswa meliputi:
a) Tingkah Laku Siswa
Menurut Kardi dalam Trianto (2009:180) perlunya
mengidentifikasi keterampilan khusus yang harus dapat siswa lakukan
untuk memulai pembelajaran agar dapat berjalan lancar dan efektif
serta efisien.
b) Karakteristik Siswa
Menurut Ibrahim dalam Trianto (2009:180) analisis
karakteristik ini meliputi: kemampuan akademik, usia dan tingkat
kedewasaan, motivasi terhadap mata pelajaran, pengalaman,
keterampilan psikomotor, kemampuan bekerja sama, keterampilan
sosial, dan sebagainya. Hasil analisis ini dapat digunakan untuk
menyiapkan perangkat pembelajaran.
c. Analisis Tugas
Analisis tugas menurut Kemp dalam Trianto (2009:181)
adalah kumpulan prosedur untuk menentukan isi pembelajaran.
25
pembelajaran untuk mencapai tujuan, sehingga analisis ini mencakup
isi pelajaran, konsep, prosedural, pemrosesan informasi yang
digunakan untuk memudahkan pemahaman atau penguasaan tentang
tugas-tugas belajar dan tujuan pembelajaran yang dituangkan dalam
bentuk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kerja
Siswa (LKS)
d. Merumuskan Indikator
Indikator adalah tujuan pembelajaran yang diperoleh dari hasil
analisis tujuan. Perumusan indikator didasarkan pada analisis
pembelajaran dan identifikasi tingkah laku awal siswa yang berisi
pernyataan-pernyataan tentang hal-hal yang dapat siswa lakukan
setelah mengikuti pembelajaran (Kardi, 2003: 2)
e. Penyusunan Instrumen Evaluasi
Penyusunan tes evaluasi hasil belajar merupakan alat evaluasi
untuk mengukur ketuntasan indikator dan ketuntasan penguasaan
siswa setelah berlangsungnya proses pembelajaran yang didasarkan
pada jumlah soal yang dijawab benar.
f. Strategi Pembelajaran
Pada tahap ini dipilih strategi mengajar yang sesuai dengan
tujuan dengan cara memilih model, pendekatan, dan metode yang
dipandang mampu memberikan pengalaman yang berguna untuk
26
g. Pemilihan Media atau Sumber Pembelajaran
Pemilihan media dan sumber belajar didasarkan hasil analisis
tujuan, karakteristik siswa, dan tugas. Keberhasilan pembelajaran
sangat bergantung pada pemilihan sumber belajar dan media
pembelajaran.
h. Pelayanan Pendukung
Pelayanan pendukung antara lain berupa: kebijakan kepala
sekolah, guru mitra, tata usaha, tenaga terkait laboratorium dan
perpustakaan, dana, fasilitas, bahan, perlengkapan, pelayanan tenaga
kerja, jadwal penyelesaian tahap perencanaan dan pengembangan.
i. Evaluasi Formatif
Evaluasi formatif berguna untuk menentukan kelemahan dalam
perencanaan pengejaran sehingga kekurangan dapat dihindari sebelum
program terlaksana. Evaluasi formatif berfungsi sebagai pemberi
informasi kepada pengajar atau tim pengembang seberapa baik
program telah berfungsi dalam mencapai berbagai sasaran.
j. Evaluasi Sumatif
Evaluasi sumatif secara langsung mengukur tingkat pencapaian
tujuan pembelajaran. Penilaian ini dapat diketahui salah satunya
dengan posttes dan ujian akhir pembelajaran. Penilaian sumatif
meliputi; hasil ujian akhir unit, dan uji akhir untuk pelajaran tertentu.
27
Kegiatan revisi dilakukan sebagai proses perbaikan agar perangkat
menjadi lebih sesuai dengan tujuan pembelajaran. Proses ini
terjadisecara terus menerus pada setiap langkah pengembangan.
2.2 Hasil Penelitian yang Relevan
Penelitian tentang pengembangan bahan ajar mengacu kurikulum
2013 masih jarang dilakukan dan susah untuk ditemukan. Peneliti
menemukan beberapa penelitian pengembangan bahan ajar yang terintegrasi
dengan pendidikan karakter.
Penelitian pertama yang dilakukan oleh Yohana Prisca Apriyani
(2013)(skripsi tidak diterbitkan) tentang “Pengembangan bahan ajar untuk
keterampilan membaca bahasa Indonesia kelas IV SDN Pakem 4 semester
gasal”. Penelitian tersebut dikembangkan dengan prosedur penelitian
pengembangan yang dimodifikasi dari model pengembangan Borg and Gall
dan model pengembangan Kemp.Pada validasi produk, pakar pembelajaran
bahasa memberikan skor 4,46 dengan kategori “sangat baik”. Pakar pendidikan karakter memberikan skor 4,03 dengan kategori “baik”. Guru
Bahasa Indonesia kelas IV memberikan skor 4,23 dengan kategori “sangat
baik”.Pada validasi lapangan, 10 siswa kelas IV SD N Pakem 4 memberikan skor 4,62 dengan kategori “sangat baik”. Dari keseluruhan hasil validasi tersebut, diperoleh rerata skor 4,33 dengan kategori “sangat baik”. Dengan demikian, produk yang dikembangkan dapat dikatakan memiliki kualitas
sangat baik dan layak untuk digunakan sebagai bahan ajar yang
mengintegrasikan pendidikan karakter pada mata pelajaran bahasa Indonesia
28
Penelitian Kedua dilakukan oleh Hesti Wulandari (2013)(skripsi
tidak diterbitkan) tentang “Pengembangan Bahan Ajar yang Terintegrasi
dengan Pendidikan Karakter Untuk Keterampilan Menulis Pada Mata
Pelajaran Bahasa Indonesia SD Kelas IV”.Produk bahan ajar divalidasi oleh
pakar pembelajaran bahasa Indonesia, pakar pendidikan karakter, dan guru
bahasa Indonesia SD. Setelah uji coba terhadap pakar, produk diuji coba
lapangan pada siswa kelas IV SDN Langensari Yogyakarta. Produk bahan
ajar memiliki kualitas “sangat baik” berdasarkan hasil validasi para pakar dan hasil uji coba lapangan. Hasil validasi yang diperoleh dari pakar pembelajaran
bahasa Indonesia terhadap produk bahan ajar diperoleh skor 4,17 dengan
kategori “baik”. Pakar pendidikan karakter memberikan skor 3,91 dengan
kategori “baik”. Guru memberikan skor rata-rata 4,52 terhadap produk bahan
ajar dengan kategori “sangat baik”.Berdasarkan validasi lapangan diperoleh
skor rata-rata 4,82 dengan kategori “sangat baik”.Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pengembangan produk bahan ajar untuk
keterampilan menulis kelas IV SD semester gasal layak digunakan dalam
kegiatan pembelajaran.
Jurnal Penelitian oleh Yunus Abidin (2002) tentang “Model Penilaian Otentik Dalam Pembelajaran Membaca Pemahaman Berorientasi
Pendidikan Karakter” Pembelajaran membaca yang dilakukan selama ini
masih belum melibatkan penggunaan penilaian otentik. Penilaian lebih
banyak dilakukan setelah akhir pembelajaran membaca dan biasanya hanya
dilakukan dengan cara menyajikan sejumlah pertanyaan isi bacaan yang harus
29
kurang mampu mengukur secara utuh kemampuan membaca siswa. Proses
semacam ini kurang dapat secara optimal mengembangkan kemampuan
membaca dan tidak berdampak terhadap pengembangan karakter siswa.
Penggunaan penilaian otetik dalam pembelajaran membaca mampu
meningkatkan kemampuan membaca sekaligus mampu benar-benar
mengukur kemampuan baca siswa yang sesungguhnya serta mampu pula
membangun karakter siswa. Guru haruslah mampu membuat dan
mengimplementasikan alat penilaian aktivitas (proses pembelajaran
membaca) pada setiap tahapan pembelajaran membaca.
Dari hasil pembahasan penelitian diatas, bahan ajar yang
dikembangkan peneliti belum mengarah pada pengembangan bahan ajar
mengacu kurikulum 2013. Maka dalam penelitian ini peneliti memfokuskan
pada pengembangan bahan ajar mengacu kurikulum SD 2013 dengan
menggunakan pendekatan saintifik, pendekatan integratif serta menggunakan
penilaian otentik dalam proses pembelajarannya. Peneliti akan
mengembangkan bahan ajar subtema energi bermanfaat dalam kehidupan
yang mengacu kurikulum 2013 untuk kelas IV Sekolah Dasar
2.3 Kerangka Berpikir
Pendidikan karakter adalah usaha penanaman nilai-nilai budi pekerti
melalui pendidikan terutama pendidikan disekolah. Pendidikan karakter
dilaksanakan disetiap jenjang pendidikan, dimulai dari pendidikan dasar
sampai ke jenjang pendidikan yang paling tinggi. Pendidikan merupakan
suatu hal yang sangat penting bagi seluruh masyarakat. Dengan pendidikan,
30
kehidupan bangsa. Karena pendidikan sangat penting, maka tugas pemerintah
adalah membuat kurikulum yang cocok untuk dunia kependidikan. Semakin
lama, pendidikan harus semakin bagus sehingga ini merupakan tugas berat
yang harus dipikirkan oleh pemerintah. Pemerintah harus menyempurnakan
kurikulum yang dianggap masih belum sesuai untuk dunia pendidikan.
Khususnya di Sekolah Dasar, karena Sekolah Dasar merupakan sekolah yang
paling dasar untuk membentuk karakter dan kepribadian siswa. Untuk saat
ini, pemerintah sedang merencanakan untuk memperbaharui kurikulum KTSP
dengan kurikulum baru yaitu kurikulum 2013. Kurikulum 2013 pada jenjang
Sekolah Dasar menggunakan pembelajaran tematik-integratif. Materi
pembelajaran dikemas dalam sebuah tema dan mengintegrasikan pengetahuan
menjadi sebuah pembelajaran. Kurikulum 2013 juga menekankan
pembelajaran dengan pendekatan sains. Model pembelajaran berbasis
keterampilan proses adalah model pembelajaran yang mengintegrasikan
ketrampilan proses sains ke dalam sistem pembelajaran terpadu. Proses
belajar pada pendekatan sains meliputi kegiatan mengamati, percobaan,
diskusi, mengambil kesimpulan. Tujuannya adalah siswa mampu untuk lebih
baik dalam melakukan observasi, bertanya, bernalar dan mengkomunikasikan
apa yang telah siswa peroleh setelah proses belajar.
Bahan Ajar merupakan unsur yang penting dalam suatu pembelajaran,
karena tanpa adanya bahan ajar tujuan pembelajaran dan kompetensi yang
diharapan tidak akan tercapai. Maka dari itu untuk dapat mencapai tujuan
31
bahan ajar mengacu kurikulum 2013 untuk kelas IV semester pertama tema
dua subtema ketiga dengan judul “Energi Bermanfaat Bagi Kehidupan”. 2.4. Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan uraian teori diatas maka dapat dirumuskan beberapa
pertanyaan penelitian sebagai berikut.
1. Bagaimana langkah-langkah penelitian pengembangan bahan ajar
mengacu Kurikulum2013 subtema 2 “Energi Bermanfaat Dalam
Kehidupan” untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar?
2. Bagaimana kualitas bahan ajar bahan ajar mengacu
Kurikulum2013 subtema 2 “Energi Bermanfaat Dalam Kehidupan” untuk siswa kelas IV Sekolah Dasarmenurut pakar Kurikulum SD
2013?
3. Bagaimana kualitas bahan ajar bahan ajar mengacu
Kurikulum2013 subtema 2 “Energi Bermanfaat Dalam Kehidupan” untuk siswa kelas IV Sekolah Dasarmenurut guru kelas IV yang
sudah melaksanakan Kurikulum SD 2013?
4. Bagaimana kualitas bahan ajar bahan ajar mengacu
Kurikulum2013 subtema 2 “Energi Bermanfaat Dalam Kehidupan” untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar menurut hasil uji coba produk
32 BAB 3
METODE PENELITIAN
Bab 3 berisi paparan mengenai metode yang digunakan peneliti yaitu, (1)
jenis penelitian, (2) prosedur pengembangan terdiri dari (a) potensi dan masalah,
(b) pengumpulan data, (c) desain produk, (d) validasi desain, (e) revisi desain, (f)
uji coba desain, (g) revisi desain, (3) uji coba produk yang terdiri dari, (a) desain
uji coba, (b) subjek uji validasi lapangan, (c) instrumen penelitian, (d) teknik
pengumpulan data, dan (e) teknik analisis data. Metode penelitian tersebut akan
dijelaskan pada paparan di bawah ini:
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan, yang biasanya lebih
dikenal sebagai penelitian R&D (Research and Development). Sugiyono
(2011:297) mengemukakan bahwa “metode penelitian dan pengembangan adalah
metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan
menguji keefektifan produk tersebut”. Dalam penelitian ini, produk yang dikembangkan adalah bahan ajar yang mengacu kurikulum 2013 untuk siswa SD
kelas IV dengan tema 2 subtema 3 “Energi Bermanfaat Bagi Kehidupan”.
Menurut Borg and Gall dalam Sugiyono (2012:298-311) Terdapat 10
tahap penelitian pengembangan yaitu (1) potensi masalah, (2) pengumpulan data,
(3) desain produk, (4) validasi produk, (5) revisi desain, (6) uji coba produk, (7)
revisi desain, (8) uji coba pemakaian, (9) revisi produk, (10) produk masal.
Berikut pemaparan desain penelitian pengembangan dalam gambar dengan
33
Gambar 3.1 Tahap-tahap R &D menurut Borg and Gall
Tahap penelitian pengembangan menurut Borg and Gall dalam Sugiyono
(2012:298-311) yaituTahap pertama, terdapat potensi masalah yang menjadi
acuan pada proses selanjutnya. Tahap kedua, peneliti melakukan pengumpulan
data yang sesuai dengan masalah. Tahap ketiga, data yang diperoleh dalam proses
pengumpulan data dijadikan peneliti dalam merencanakan desain produk. Tahap
keempat, setelah desain produk selesai dilakukan validasi pakar untuk menilai
apakah produk sudah baik atau kurang. Tahap kelima, jika terdapat kesalahan
setelah dilakukan validasi pakar saat tahap kelimadilakukan revisi produk. Tahap
keenam, peneliti melakukan ujicoba produk untuk mengetahui masih adakah
kekurangan pada produk. Tahap ketujuh, peneliti malakukan revisi pada produk
jika masih terdapat kesalahan. Tahap kedelapan, peneliti melakukan uji coba
pemakaian. Tahap kesembilan, kekurangan yang muncul saat tahap ujicoba
pemakaian bisa direvisi kembali pada tahap ini yang merupakan tahap akhir revisi
produk. Tahap kesepuluh, setelah melakukan revisi-revisi yang diperlukan pada
tahap ini produk sudah bisa diproduksi secara masal. Dalam penelitian ini langkah
yang diambil dari tahapan Brog and Gall hanya sampai tahap ketujuh karena
produk yang dihasilkan merupakan hasil dari uji coba terbatas.
masalah n data produk produk
Revisi produk Uji coba
produk Revisi
desain Uji coba
pemakaian
Revisi produk
34 3.2 Prosedur Pengembangan
Prosedur pengembangan yang dilakukan pada penelitian ini menggunakan
prosedur pengembangan bahan ajar Jerold E Kemp (1994) dan langkah penelitan
R&D yang dikemukakan Borg and Gall (1989). Prosedur pengembangan ini
meliputi 7 langkah yaitu: (1) Potensi dan masalah meliputi analisis kebutuhan; (2)
Pengumpulan data meliputi informasi secara detail melalui wawancara dan kajian
dokumen; (3) Desain produk meliputi menentukan KI, KD, indikator, tujuan
pembelajaran, urutan isi, strategi pembelajaran, cara penyampaian, sumber,
evaluasi, (4) Validasi desain, (5) Revisi desain, (6) Uji coba Produk, dan (7) revisi
Produk hingga menghasilkan desain produk final bahan ajar yang terintegrasi
dengan pendidikan karakter. Borg and Gall menyarankan untuk membatasi
penelitian dalam skala kecil, termasuk membatasi langkah-langkah penelitian dan
pengembangan (1983: 792).
Berikut akan dijelaskan ketujuh langkah tersebut dalam bagan lengkap
35
Gambar 3.2 Langkah-langkah pengembangan bahan ajar
Gambar langkah-langkah dalam penelitian dan pengembangan
bahan ajar mengacu Kurikulum 2013 Subtema Keanekaragaman Energi
36 3.2.1Potensi masalah.
Penelitian ini dilatarbelakangi dari adanya potensi dan masalah. Untuk
mengetahui adanya potensi dan masalah peneliti melakukan analisis
kebutuhan. Analisis kebutuhan dilakukan dengan melakukan wawancara
langsung kepada kepala sekolah dan guru kelas IV di SD Joannes
Bosco-Kanisius Baciro. Wawancara ini bertujuan untuk mengidentifikasi adanya
fakta dan masalah yang terjadi di lapangan yang menyangkut sejauh mana
pengetahuan guru mengenai pendidikan karakter, penanaman pendidikan
karakter di sekolah, ketersediaan bahan ajar yang terintegrasi dengan
pendidikan karakter. Selain itu analisis kebutuhan juga dilakukan untuk
mengetahui karateristik siswa.
3.2.2Pengumpulan data.
Data diperoleh dari hasil wawancara dengan kepala sekolah dan guru,
kajian dokumen dari beberapa sumber yang mendukung. Data hasil dari
wawancara kemudian digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk
perencanaan bahan ajar. Sedangkan pengumpulan data melalui kajian
dokumen dilakukan dengan melakukan studi pustaka, mencari
contoh-contoh bahan ajar secara langsung maupun melalui internet sebagai
referensi bagi peneliti dalam pembuatan bahan ajar.
3.2.3Desain produk.
Desain produk dimulai dengan menentukan desain awal bahan ajar.
Desain awal dilakukan dengan menentukan kompetensi inti dan standar
kompetensi kemudian menentukan indikator dan tujuan yang akan dicapai
37
dan urutan isi dari bahan ajar yang akan dibuat. Dalam tahap ini juga
peneliti akan menentukan strategi pengajaran yang akan digunakan untuk
menyampaikan bahan ajar yang dikembangkan. Setelah itu peneliti merinci
kegiatan belajar yang akan dilakukan oleh siswa. Tahap berikutnya adalah
mengumpulkan bahan dari berbagai sumber yang akan digunakan sebagai
referensi pembuatan bahan ajar. Bahan ajar akan disusun berdasarkan pada
bahan yang telah terkumpul yang sudah diproses agar sesuai dengan desain
yang telah ditentukan. Tahap terakhir dari desain produk adalah menentukan
evaluasi instrumen pembelajaran untuk mengetahui ketercapaian tujuan
pembelajaran.
3.2.4Validasi desain.
Peneliti menggunakan validasi pakar sebagai evaluasi formatif
terhadap desain bahan produk pengembangan bahan ajar. Produk yang telah
dikembangkan akan divalidasi oleh 3 orang pakar yang terdiri dari,1 pakar
kurikulum dan 2 guru kelas IV di SD 1 Bantul, karena di SD Joannes
Bosco-Kanisius Baciro tidak mendapatkan persetujuan untuk melakukan
validasi maka kami pindah ke SD 1 Bantul untuk melakukan validasi
kepada guru kelas IV. Validasi produk ini bertujuan untuk memperoleh
kritik dan saran serta penilaian terhadap produk yang dikembangkan dari
para pakar. Dari kritik dan saran tersebut akan diketahui kelebihan dan
kekurangan produk yang dikembangkan serta perbaikan yang harus