• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan bahan ajar mengacu kurikulum 2013 subtema gaya dan gerak untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Pengembangan bahan ajar mengacu kurikulum 2013 subtema gaya dan gerak untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar - USD Repository"

Copied!
268
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGACU

KURIKULUM 2013 SUBTEMA GAYA DAN GERAK

UNTUK SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Elyta Wahyu Padmasari 101134024

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)

i

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGACU

KURIKULUM 2013 SUBTEMA GAYA DAN GERAK

UNTUK SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Elyta Wahyu Padmasari 101134024

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(3)
(4)
(5)

iv

PERSEMBAHAN

Karya sederhana ini peneliti persembahkan kepada:

Tuhan Yesus Kristus yang selalu menyertai setiap langkahku

dan selalu ada untukku sehingga peneliti dapat menyelesaikan

skripsi ini dengan baik.

Bapak dan Ibuku tercinta, Bapak Supadna dan Ibu Lestari

yang senantiasa memberikan dukungan, kasih, doa dan

semangat untuk penulis sehingga peneliti dapat menyelesaikan

skripsi ini dengan baik.

Yeheskiel Jery Christian adikku tersayang, yang selalu

mendukung dan memberikan doa.

Sahabat-sahabatku dan teman-temanku, terima kasih atas

segala semangat, perhatian, bantuan dan kasih sayang yang

kalian berikan

(6)

v MOTTO

Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu..

I Tesalonika 5:18.

Pendidikan merupakan perlengkapan paling baik untuk hari tua. (Aristoteles)

Setiap waktu dalam kehidupan anda dapat menjadi permulaan dari sebuah perkara besar." (Leo Buscaglia)

Melalui kesabaran, seseorang dapat meraih lebih dari pada melalui kekuatan yang dimilikinya.

(Edmund Burke)

(7)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 17 Juni 2014 Penulis,

(8)

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Elyta Wahyu Padmasari

Nomor Mahasiswa : 10113024

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah yang berjudul:

Pengembangan Bahan Ajar Mengacu Kurikulum 2013 Subtema Gaya dan Gerak untuk Siswa Kelas IV Sekolah Dasar

beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta, Pada tanggal: 17 Juni 2014 Yang menyatakan,

(9)

viii ABSTRAK

Padmasari, Elyta Wahyu. 2014. Pengembangan Bahan Ajar Mengacu Kurikulum 2013 Subtema Gaya dan Gerak untuk Siswa Kelas IV Sekolah Dasar. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

Penelitian ini berawal dari kebutuhan guru akan ketersediaan bahan ajar mengacu kurikulum 2013. Penelitian ini bertujuan (1) untuk memaparkan prosedur pengembangan bahan ajar mengacu Kurikulum 2013 subtema gaya dan gerak untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar, (2) untuk mendeskripsikan kualitas produk bahan ajar mengacu Kurikulum 2013 subtema gaya dan gerak untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar.

Jenis penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan (Research & Development/ R&D). Prosedur penelitian dan pengembangan yang digunakan adalah hasil modifikasi dari model pengembangan Borg and Gall dan model pengembangan Kemp yang meliputi tujuh langkah pengembangan yaitu tahap (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi, (5) revisi desain, (6) uji coba desain, (7) revisi desain. Subjek dalam uji coba lapangan penelitian ini adalah 10 siswa kelas IV SD BOPKRI Demangan III, Yogyakarta. Penelitian dilaksanakan pada tahun ajaran 2013/2014 pada bulan April. Instrumen dalam penelitian ini adalah daftar pertanyaan wawancara dan kuesioner. Wawancara digunakan untuk analisis kebutuhan kepada kepala sekolah dan guru kelas IV SD Joannes Bosco- Kanisius Baciro, sedangkan kuesioner digunakan untuk validasi kualitas bahan ajar oleh pakar kurikulum 2013, guru kelas IV dan siswa kelas IV SD.

Produk yang dihasilkan dari penelitian ini adalah bahan ajar. Bahan ajar dievaluasi menggunakan instrumen yang disusun berdasarkan teori Cunningsworth yang meliputi 5 aspek, yaitu: (1) tujuan dan pendekatan, (2) desain dan pengorganisasian, (3) isi, (4) topik, dan (5) metodologi. Berdasarkan hasil validasi dari pakar kurikulum 2013 memberikan skor 3,94 dengan kategori “baik”. Dua guru kelas IV SD memberikan skor 3,89 dengan kategori “baik”dan 4,62 dengan kategori “sangat baik”. Siswa kelas IV SD BOPKRI Demangan III memberikan skor rata-rata 4,52 dengan kategori “sangat baik”. Bahan ajar tersebut memperoleh skor rata-rata 4,24 dengan kategori “sangat baik”. Dengan demikian bahan ajar mengacu kurikulum 2013 subtema gaya dan gerak untuk siswa kelas IV sekolah dasar layak untuk digunakan dalam pembelajaran di kelas IV sekolah dasar.

(10)

ix

ABSTRACT

Padmasari, Elyta Wahyu. 2014. Development Teaching Materials Referring to the Curiculum 2013 Subtheme “Gaya dan Gerak” for 4th grade Elementary School Students. A Thesis. Yogyakarta: Primary School Teacher Education Study Program of Sanata Dharma University.

This research was triggered with the needs of teacher on the availability of teaching materials referring to the curriculum 2013. This purpose of this research is ( 1 ) to describe the procedures development teaching materials reference 2013 curriculum subtheme “gaya dan gerak” for 4th grade elementary school students.( 2 ) to describe the product quality of teaching materials referring to the curriculum 2013 subtheme “gaya dan gerak” for 4th grade elementary school students.

This research was a type of research and development (R&D). The procedures that used in this research is modified of prosedure between Borg & Gall development model and Jerold Kemp teaching materials development model. The prosedures were divided into seven-step, there were (1) the potential and problems, (2) data collection, (3) designproduct, (4) validation, (5) revision of the design, (6) the trial design, (7) the revision of the design. Subjects in the trial design were 10 students of 4th grade in SD BOPKRI Demangan III, Yogyakarta that was done on April of 2013/2014 academic year. Instrument in this study were questions for interview and questionnaires. The interviews is used for analysis needs assement of the principals and teacher of grade IV SD Joannes Bosco-Kanisius Baciro, while the questionnaire is used to validate the quality of teaching materials by experts curiculum 2013, class teacher IV and students fourth grade of elementary school.

Products produced from this research were teaching materials. Teaching materials were evaluated using instrumens arranged based on the theory of Cunningswort comprised of 5 aspect, those are: (1) purpose and approach, (2) design and organizing, (3) content, (4) topics, and (5) metodology. Based on validation results and according to the expert of curriculum 2013, score of 3,94 is included in “good” category. Two of 4th grade teachers gave score 3,89 included in “good” category and 4,62 included in “very good” category. Students of 4th grade BOPKRI Demangan III elementary school gave average scores of 4,52 included in “very good” category. Those teaching materials had average scores of was 4,24 included in "very good" category. Thus, teaching materials referring to the curiculum 2013 subtheme “gaya dan gerak” for 4th grade elementary school students is suitable to be applied in learning on 4th grade elementary school.

(11)

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan

karunianya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan judul

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGACU KURIKULUM 2013

SUBTEMA GAYA DAN GERAK UNTUK SISWA KELAS IV SEKOLAH

DASAR” sesuai dengan waktu yang diharapkan. Skripsi ini disusun demi memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar sarjana pendidikan di Universitas Sanata

Dharma, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD).

Peneliti menyadari bahwa tanpa bimbingan, bantuan, dan dukungan dari berbagai pihak maka skripsi ini tidak akan selesai dengan baik. Peneliti dengan kesungguhan hati mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah

memberikan dukungan demi terlaksananya penelitian ini hingga penyusunan skripsi. Ucapan terima kasih ini peneliti sampaikan kepada:

1. Bapak Drs. Rohandi., Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan ijin penelitian.

2. Romo G. Ari Nugrahanta, SJ., S.S., BST., MA., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

3. Bapak Drs. Puji Purnomo, M.Si., selaku dosen pembimbing I, yang telah

(12)

xi

4. Bapak Galih Kusumo, S.Pd., M.Pd., selaku dosen pembimbing II, yang

dengan sabar telah meluangkan waktu untuk membimbing, memberikan saran dan mengarahkan penulis dalam penyusunan skripsi ini.

5. Para dosen dan staf PGSD, terima kasih atas bantuan dan saran yang telah diberikan.

6. Ibu Jajuk Triningsih, S.Th., selaku kepala sekolah SD BOPKRI Demangan

III yang telah memberikan ijin dalam pelaksanaan penelitian.

7. Ibu Endah Anugrahaning Widi, S.Pd., selaku guru kelas IV SD BOPKRI

Demangan III yang telah memberikan ijin dalam pelaksanaan penelitian dan membantu dalam pelaksanaan penelitian.

8. Ibu Susana, S.A., selaku kepala sekolah dan Ibu Roberta Imma Dyas, S.Pd., selaku guru kelas IV SD Joannes Bosco- Kanisius Baciro yang telah memberikan izin dan bersedia untuk melakukan wawancara.

9. Ibu Umi Fatonah, M.Pd., selaku kepala sekolah SD 1 Bantul yang telah memberikan izin untuk melakukan validasi.

10. Ibu Dra. Maslichah Asy’ari, M.Pd., Ibu Sudaryanti, S.Pd., dan Ibu Warsinah, S.Pd., yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk bersedia menjadi validator dalam penelitian dan pengembangan ini.

11. Siswa-siswi kelas IV SD BOPKRI Demangan III yang dapat bekerja sama dalam pelaksanaan penelitian.

12. Orang tuaku yang terkasih, Bapak Supadna dan Ibu Lestari serta adikku

(13)

xii

13. Sahabat-sahabatku : Mido, Tira, Riska, Ayuk, Septi yang selalu menemani

dan memberikan dukungan, semangat, perhatian dan motivasi.

14. Teman-teman seperjuanganku: Dian, Nur Tri, Leo, Rama, Yudit, Nicol,

Nurul, Tama, Nina, Vitus, Bintang, Tri, Rangga, Dodik, Tery, Ade, Media, Lani, Tika, Beni, Anggun, Fajar, Ima, Endar, Elan, Agnes, yang selalu mengingatkan, memberi dukungan, kalian luar biasa.

15. Semua pihak yang peneliti tidak dapat disebutkan satu persatu yang turut memberikan bantuan dan dukungan, peneliti ucapkan terimakasih.

Peneliti berharap semoga karya penelitian skripsi ini dapat memberikan manfaat

dan berguna bagi banyak pihak. Penulis menyadari karya ini masih banyak kekurangan, untuk itu saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan.

Peneliti,

(14)

xiii DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

PERSEMBAHAN ... iv

MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

PERNYATAAN PERSETUJUAN ... vii

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR TABEL ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 6

1.3 Tujuan Penelitian ... 6

1.4 Manfaat Penelitian ... 7

1.5 Batasan Istilah ... 8

(15)

xiv

BAB 2 LANDASAN TEORI ... 10

2.1 Kajian Pustaka ... 10

2.1.1 Kurikulum SD 2013 ... 10

2.1.1.1 Rasional dan elemen perubahan kurikulum SD 2013 ... 10

2.1.1.2 Pendekatan Tematik Integratif ... 15

2.1.1.3 Pendekatan Saintifik ... 17

2.1.1.4 Penilaian Otentik ... 21

2.1.1.5 Pendidikan Karakter Berbasis Budaya Lokal ... 26

2.1.2 Model Pengembangan Bahan AJar ... 27

2.2 Penelitian yang relevan...34

2.3 Kerangka Berfikir...36

2.4 Pertanyaan Penelitian...37

BAB 3 METODE PENELITIAN ... 39

3.1 Jenis Penelitian ... 39

3.2 Prosedur Pengembangan ... 39

3.2.1 Potensi dan Masalah ... 41

3.2.2 Pengumpulan Data ... 41

3.2.3 Desain Produk ... 41

3.2.4 Validasi Desain ... 42

3.2.5 Revisi Desain ... 42

3.2.6 Uji Coba Desain ... 43

3.2.7 Validasi Siswa ... 43

3.2.8 Revisi Desain ... 43

(16)

xv

3.4 Uji Coba Produk ... 44

3.4.1 Desain Uji Coba ... 45

3.4.2 Subjek Uji Validasi Lapangan ... 45

3.4.3 Instrumen Penelitian ... 45

3.4.4 Teknik Pengumpulan Data ... 46

3.4.5 Teknik Analisis Data ... 47

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 50

4.1 Data Analisis Kebutuhan ... 50

4.2 Deskripsi Produk awal ... 52

4.3 Data Uji Coba dan Revisi Produk ... 58

4.4 Kajian Produk Akhir ... 65

4.5 Pembahasan ... 67

BAB 5 PENUTUP ... 69

5.1 Kesimpulan ... 69

5.2 Keterbatasan Penelitian ... 70

5.3 Saran ... 70

DAFTAR PUSTAKA ... 72

(17)

xvi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

(18)

xvii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1. Konversi Data Kuantitatif ke Kualitatif Skala Lima ... 46

Tabel 3.2. Kriteria Skor Skala Lima ... 48

Tabel 4.1. Komentar Pakar Kurikulum 2013 dan Revisi ... 60

Tabel 4.2. Komentar Guru Kelas IV dan Revisi ... 62

(19)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Daftar Pertanyaan survai Kebutuhan ... 74

Lampiran 2. Hasil Wawancara ... 75

Lampiran 3. Jaring-jaring tema ... 79

Lampiran 4. Jaring-jaring Subtema ... 80

Lampiran 5. Jaring-jaring Harian ... 84

Lampiran 6. Silabus ... 90

Lampiran 7. RPPH ... 113

Lampiran 8. Instrumen Validasi Pakar dan Guru ... 200

Lampiran 9. Instrumen Persepsi Siswa ... 204

Lampiran 10. Rekapitulasi Hasil Validasi Pakar Kurikulum 2013 ... 207

Lampiran 11. Rekapitulasi Hasil Validasi Guru Kelas IV ... 210

Lampiran 12. Rekapitulasi Hasil Validasi Siswa ... 216

Lampiran 13. Rekapitulasi Hasil Validasi Pakar dan Uji Lapangan ... 218

Lampiran 14. Hasil Validasi ... 219

Lampiran 15. Surat Ijin Melakukan Validasi ... 241

Lampiran 16. Surat Ijin Melakukan Penelitian ... 244

Lampiran 17. Surat Ijin Telah Melakukan Penelitian ... 245

Lampiran 18. Foto-foto Kegiatan ... 246

(20)

1 BAB 1

PENDAHULUAN

Bab 1 peneliti membahas latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitan, batasan istilah dan spesifikasi produk yang dikembangkan.

1.1 Latar Belakang

Pendidikan merupakan salah satu sarana untuk menumbuhkan

generasi-generasi penerus bangsa. Generasi penerus bangsa ini haruslah berkompeten dan berkualitas agar menjadikan bangsa yang besar. Hal tersebut sesuai dengan fungsi

pendidikan nasional dalam UU No.20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional pasal 3 yang menyatakan bahwa “pendidikan nasional berfungi

mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa”. Pendidikan berperan

penting dalam mengembangkan aspek sikap, keterampilan, tidak hanya intelektual saja.

UU No.20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional pasal 3 menyatakan bahwa tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi

peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlaq mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga yang demokratis serta bertanggungjawab. Tujuan pendidikan

Nasional dapat dicapai dengan suatu alat yaitu kurikulum.

Pengertian kurikulum dalam arti sempit yaitu sejumlah mata pelajaran yang

(21)

kegiatan dan pengalaman yang telah disusun, baik yang terjadi di dalam maupun

di luar kelas atas tanggung jawab sekolah untuk mencapai tujuan pendidikan (Arifin, 2011: 3-5). Kurikulum bersifat dinamis yang berarti kurikulum selalu

mengalami perubahan sesuai perkembangan zaman, masyarakat yang terus berkembang serta kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (Hamalik, 2007: 44-45). Tujuan dengan adanya perubahan ini diharapkan berubah ke arah yang lebih

baik dan dapat menghadapi tantangan zaman.

Perubahan dalam dunia pendidikan meliputi perubahan kurikulum, silabus,

teknik pembelajaran, dan lain-lain. Salah satunya adalah kurikulum di Indonesia mengalami perubahan secara berturut-turut yaitu pada tahun 1947, 1952, 1964,

1968, 1975, 1984, 1994, 2004 dan 2006. Tahun 2004 Indonesia menggunakan kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dan pada tahun 2006 menjadi Kurikulum Tingkat Satuan Pendiidikan (KTSP). Pada saat ini telah dan sedang dilaksanakan

Uji Publik Kurikulum 2013 yang merupakan pengembangan dari kurikulum KTSP. Tujuan pengembangan kurikulum 2013 difokuskan pada pembentukan kompetensi dan karakter peserta didik yang berupa pengetahuan, sikap dan

keterampilan sebagai wujud pemahaman terhadap konsep yang dipelajarinya secara kontekstual (Mulyasa, 2013: 65).

Kurikulum 2013 untuk SD/MI, organisasi Kompetensi Dasar kurikulum dilakukan melalui pendekatan pembelajaran tematik integratif (integrated thematic instruction) dari kelas I sampai kelas VI SD. Menurut Hidayat (2013:

147) pembelajaran tematik integratif adalah pembelajaran terpadu yang mengintegrasikan pengetahuan, sikap dan keterampilan dengan menggunakan

(22)

memberikan pengalaman bermakna bagi peserta didik. Berdasarkan pendekatan

tematik integratif dalam kurikulum SD 2013, Kompetensi Dasar mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) diintegrasikan

ke dalam mata pelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn), Bahasa Indonesia, Matematika, Seni Budaya dan Prakarya (SBdP) serta Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan.

Kompetensi Dasar IPA dan IPS diintegrasikan ke dalam berbagai tema. Tema yang dipilih berfokus pada alam dan kehidupan manusia.

Pembelajaran tematik integratif dapat memberikan pengalaman bermakna bagi peserta didik karena peserta didik memahami konsep melalui pengalaman

langsung. Proses pembelajaran dilaksanakan dengan pendekatan saintifik. Pendekatan saintifik dalam pembelajaran yaitu mengamati, menanya, menalar, mencoba, mengolah, menyimpulkan, menyajikan, mengkomunikasikan (Majid,

2014: 211-234). Pendekatan ini menuntut siswa untuk aktif dalam pembelajaran melalui pembelajaran berbasis aktifitas. Pembelajaran yang berbasis aktifitas dapat mengembangkan aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap. Kompetensi

yang diukur dalam pendekatan ini adalah pengetahuan, keterampilan dan sikap, oleh karena itu dalam penilaian menggunakan penilaian otentik. Penilaian otentik

(autentik assessment) yang mengungkap potensi peserta didik dalam pembelajaran secara utuh, komprehensif, dan berkesinambungan (Komalasari, 2011: 145). Penilaian otentik meliputi penilaian hasil dan juga proses dengan berbagai macam

teknik penilaian.

Pelaksanaan pembelajaran juga perlu menanamkan karakter dalam diri

(23)

pembelajaran yang mengarah pada pengembangan perilaku anak secara utuh yang

didasarkan pada suatu nilai tertentu (Kesuma, dkk., 2011:5 ). Pendidikan karakter khususnya yang berbasis budaya lokal perlu dikembangkan.

Pembelajaran harus mengacu pada kurikulum dan tujuan pendidikan. Penanaman karakter dalam diri peserta didik dapat dilakukan dengan pendidikan karakter. Tujuan pendidikan dapat tercapai jika didukung dengan adanya sarana

prasarana, bahan ajar, sumber belajar, serta media. Bahan ajar merupakan salah satu komponen penting dalam pembelajaran yang menunjang keberhasilan proses

pembelajaran (Harjanto, 2006: 243-244). Sumber belajar utama dalam pembelajaran tematik berbentuk tes tertulis seperti buku, majalah, brosur, surat

kabar, atau berupa lingkungan sekitar seperti lingkungan alam dan sosial. Guru dituntut kreatif untuk mencari dan mengumpulkan sumber belajar. Semakin lengkap bahan yang terkumpul dan semakin luas wawasan guru terhadap materi,

maka semakin baik pembelajaran yang dilaksanakan (Trianto, 2010: 123).

Bahan ajar mengacu kurikulum SD 2013 telah ada dari pemerintah, meliputi buku siswa dan buku panduan guru. Meskipun demikian bahan ajar yang sudah

tersedia masih ada kekurangan. Guru menyadari perlunya bahan ajar yang mampu melibatkan siswa secara aktif melalui kegiatan pembelajaran. Bahan ajar yang

baik adalah yang sesuai dengan karakteristik siswa. Berdasarkan pengalaman yang telah peneliti lakukan seperti Program Pengakraban Lingkungan (Probaling), bimbingan belajar serta observasi di SD, peneliti melihat bahwa guru mengetahui

kemampuan siswa dan potensi yang dimiliki peserta didik. Seharusnya guru yang membuat bahan ajar sendiri, namun guru hanya mengandalkan bahan ajar dari

(24)

ajar yang mengacu kurikulum 2013 yang berbasis aktivitas siswa sangat

dibutuhkan.

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan kepala sekolah dan guru kelas

IV pada tanggal 10 September 2013, pukul 14.00 WIB di SD Joannes Bosco-Kanisius Baciro, diperoleh informasi bahwa sekolah telah menerapkan kurikulum 2013 karena merupakan salah satu SD yang ditunjuk oleh pemerintah. Penerapan

kurikulum 2013 di SD tersebut belum 100%, dalam satu minggu pelaksanaannya hanya satu hari, masih bertahap. Kepala sekolah dan guru kelas IV sudah

memahami tentang kurikulum SD 2013 yaitu mengubah karakter bangsa melalui pendidikan, maka dalam kurikulum SD 2013 ada pergeseran mindset yang

berkaitan dengan proses, isi, SKL, dan penilaian. Pendekatan sains dalam pembelajaran menurut kepala sekolah berbasis aktivitas sehingga di dalam prosesnya siswa difasilitasi untuk “mengeksplore” pengetahuannya dalam konteks berfikir ilmiah, sedangkan menurut guru siswa lebih aktif dengan kegiatan mengamati, menanya, guru hanya berperan sebagai pembimbing/ fasilitator.

Menurut guru, penilaian otentik yang disediakan dari pemerintah belum ada

rubriknya, sehingga dalam penerapan belum semua otentik. Pendidikan karakter yang dipahami adalah dalam proses pembelajaran ada penanaman karakter.

Penerapan pelaksanaannya masih banyak kesulitan dalam hal penilaian, mengaktifkan siswa, dan penggunaan media. Bahan ajar yang disediakan pemerintah masih banyak kekurangan, masih ada beberapa yang kurang sesuai

dengan budaya lokal sekolah dan perlu dikembangkan atau disempurnakan lagi. Pihak sekolah masih belum mampu mengembangkan sendiri bahan ajar secara

(25)

IV, kurikulum 2013 belum matang dan kurang persiapannya. Saran dari kepala

sekolah dan guru adalah perlu pengembangan bahan ajar khususnya mengenai rubrik pedoman penilaian dan sumber belajar yang digunakan.

Berdasarkan hasil wawancara dan masalah yang ada, peneliti mencoba memberi alternatif solusi mengatasi masalah tersebut. Solusi yang diberikan peneliti yaitu dengan mengembangkan bahan ajar subtema gaya dan gerak yang

mengacu Kurikulum 2013 untuk siswa kelas IV SD. Tema yang peneliti akan kembangkan adalah tema 2: suka berhemat energi, subtema: gaya dan gerak.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, peneliti merumuskan permasalahan sebagai berikut.

1.2.1 Bagaimana prosedur pengembangan bahan ajar mengacu Kurikulum 2013

subtema gaya dan gerak untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar?

1.2.2 Bagaimana kualitas produk bahan ajar mengacu Kurikulum 2013 subtema gaya dan gerak untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar?

1.3 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan di atas maka tujan kegiatan ini adalah sebagai berikut.

1.3.1 Memaparkan prosedur pengembangan bahan ajar mengacu Kurikulum

2013 subtema gaya dan gerak untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar.

1.3.2 Mendeskripsikan kualitas produk bahan ajar mengacu Kurikulum 2013

(26)

1.4 Manfaat Penelitian

Kegiatan ini diharapkan dapat bermanfaat bagi: 1.4.1 Bagi mahasiswa

Mahasiswa PGSD semakin terampil dalam mengolah bahan ajar mengacu Kurikulum 2013 subtema gaya dan gerak untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar.

1.4.2 Bagi guru

Guru dapat memperoleh dan menggunakan bahan ajar mengacu Kurikulum

2013 subtema gaya dan gerak untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar. 1.4.3 Bagi Siswa

Siswa dapat memperoleh pengetahuan dari bahan ajar mengacu Kurikulum 2013 subtema gaya dan gerak untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar.

1.4.4 Bagi sekolah

Sekolah dapat memperoleh bahan ajar lain mengacu Kurikulum 2013 subtema gaya dan gerak untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar.

1.4.5 Bagi Prodi PGSD

Dosen dan mahasiswa PGSD memiliki kemampuan untuk mengembangkan bahan ajar mengacu Kurikulum 2013 subtema gaya dan gerak untuk siswa

(27)

1.5 Batasan Istilah

Beberapa istilah yang perlu diberikan batasan adalah sebagai berikut:

1.5.1 Pendekatan tematik integratif adalah pendekatan dalam pembelajaran yang

menggabungkan dan mengintegrasikan beberapa kompetensi dalam mata pelajaran ke dalam tema tertentu.

1.5.2 Pendekatan saintifik adalah pendekatan dalam pembelajaran yang

menggunakan kegiatan saintifik yaitu mengamati, menanya, mencoba, mengolah, menyajikan, menyimpulkan, mencipta.

1.5.3 Penilaian otentik adalah penilaian yang dilakukan untuk melihat proses dan hasil belajar peserta didik secara menyeluruh dengan beberapa teknik

penilaian.

1.5.4 Pendidikan karakter adalah pendidikan untuk memberikan suatu pembelajaran perilaku yang baik yang mengarah pada nilai tertentu

1.5.5 Bahan ajar adalah bagian dari buku ajar yang dikembangkan dari setiap tema dan subtema yang terdiri dari unsur: Tema, Subtema, KI, KD, indikator, tujuan pembelajaran, uraian materi, kegiatan belajar, refleksi,

aksi/tindakan siswa, rangkuman materi, penilaian, tindak lanjut, daftar kata penting, dan daftar pustaka.

(28)

1.6 Spesifikasi Produk yang Dikembangkan

Spesifikasi produk yang akan dihasilkan adalah sebagai berikut.

1.6.1 Bahan ajar disusun dengan memperhatikan keutuhan perkembangan pribadi

siswa (intelektual, keterampilan, dan karakter) yang nampak dalam perumusan indikator dan tujuan pembelajaran.

1.6.2 Bahan ajar disusun dengan pendekatan tematik integratif.

1.6.3 Bahan ajar disusun berbasis aktivitas siswa dengan menerapkan pendekatan saintifik.

1.6.4 Bahan ajar berbasis budaya lokal.

1.6.5 Penilaian dalam bahan ajar menggunakan penilaian otentik.

(29)

10 BAB 2

LANDASAN TEORI

Bab 2 berisi acuan dasar yang digunakan pada penelitian. Acuan dasar tersebut akan diuraikan secara berurutan yaitu kajian pustaka mengenai kurikulum

SD 2013 yang meliputi rasional dan elemen perubahan kurikulum SD 2013, pendekatan tematik integratif, pendekatan saintifik, penilaian otentik, pendidikan

karakter berbasis budaya lokal dan model pengembangan bahan ajar. Setelah itu dibahas penelitian yang relevan, kerangka berfikir, serta pertanyaan penelitian.

2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Kurikulum SD 2013

2.1.1.1Rasional dan elemen perubahan kurikulum SD 2013

Kurikulum bersifat dinamis yang berarti kurikulum selalu mengalami perubahan sesuai perkembangan zaman, masyarakat yang terus berkembang serta kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (Hamalik, 2007: 44-45). Tujuan

dengan adanya perubahan ini diharapkan berubah ke arah yang lebih baik dan dapat menghadapi tantangan zaman. Kurikulum SD 2013 dicita-citakan untuk

mampu melahirkan generasi penerus bangsa yang cerdas komprehensif yaitu tidak hanya cerdas intelektualnya saja, tetapi juga cerdas emosi, sosial dan spiritual yang nampak dalam integrasi nilai-nilai karakter dalam proses pembelajaran

(30)

Menurut Kemendikbud (2013:72-81) pengembangan kurikulum perlu

dilakukan karena faktor-faktor berikut: a. Tantangan Internal

Tantangan internal yang berhubungan dengan kondisi pendidikan dikaitkan dengan tuntutan pendidikan yang mengacu kepada 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan. Standar Nasional Pendidikan meliputi standar pengelolaan, standar

biaya, standar sarana prasarana, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar isi, standar proses, standar penilaian, serta standar kompetensi lulusan.

Tantangan internal yang berhubungan dengan faktor perkembangan penduduk Indonesia dilihat dari pertumbuhan penduduk usia produktif. Sumber Daya

Manusia (SDM) usia produktif yang melimpah apabila memiliki kompetensi dan keterampilan akan menjadi modal pembangunan yang luar biasa besarnya. Namun apabila tidak memiliki kompetensi dan keterampilan tentunya akan menjadi beban

pembangunan. Oleh sebab itu tantangan besar yang dihadapi adalah bagaimana mengupayakan agar SDM usia produktif yang melimpah ini dapat ditransformasikan menjadi SDM yang memiliki kompetensi dan keterampilan

melalui pendidikan agar tidak menjadi beban. b. Tantangan Eksternal

Tantangan eksternal antara lain berkaitan dengan : (1) tantangan masa depan misalnya globalisasi, masalah lingkungan hidup, kemajuan teknologi informasi, dll. (2) kompetensi yang diperlukan di masa depan, meliputi kemampuan

berkomunikasi, kemampuan berpikir jernih, kritis dan kemampuan mempertimbangkan segi moral suatu permasalahan, dll. (3) Persepsi masyarakat,

(31)

berat, dan kurang bermuatan karakter. (4) Perkembangan pengetahuan dan

pedagogi, meliputi neurologi, psikologi dan Observation based (discovery) learning dan Colaboration learning. (5) Fenomena negatif yang mengemuka,

misalnya perkelahian pelajar, narkoba, korupsi, plagiarisme, kecurangan dalam ujian dan gejolak masyarakat.

c. Penyempurnaan Pola Pikir

Pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan masa depan hanya akan dapat terwujud apabila terjadi pergeseran atau perubahan pola pikir. Perubahan pola

pikir dalam pembelajaran menggunakan kurikulum 2013 disempurnakan dari kurikulum KBK dan KTSP yang meliputi : (1) Dari berpusat pada guru menuju

berpusat pada siswa, (2) Dari satu arah menuju interaktif, (3) Dari isolasi menuju lingkungan jejaring, (4) Dari pasif menuju aktif-menyelidiki, (5) Dari maya/abstrak menuju konteks dunia nyata, (6) Dari pembelajaran pribadi menuju

pembelajaran berbasis tim, (7) Dari luas menuju perilaku khas memberdayakan kaidah keterikatan, (8) Dari stimulasi rasa tunggal menuju stimulasi ke segala penjuru, (9) Dari alat tunggal menuju alat multimedia, (10) Dari hubungan satu

arah bergeser menuju kooperatif, (11) Dari produksi massa menuju kebutuhan pelanggan, (12) Dari usaha sadar tunggal menuju jamak, (13) Dari satu ilmu

pengetahuan bergeser menuju pengetahuan disiplin jamak, (14) Dari kontrol terpusat menuju otonomi dan kepercayaan, (15) Dari pemikiran faktual menuju kritis, (16) Dari penyampaian pengetahuan menuju pertukaran pengetahuan.

Berdasarkan perubahan pola pikir dalam proses pembelajaran tersebut perlu dilakukan penyempurnaan pola pikir dan penggunaan pendekatan baru dalam

(32)

meliputi: (1) Standar kompetensi lulusan diturunkan dari kebutuhan, (2) Standar

isi diturunkan dari Standar Kompetensi Lulusan melalui Kompetensi Inti yang bebas mata pelajaran, (3) Semua mata pelajaran harus berkontribusi terhadap

pembentukan sikap, keterampilan dan pengetahuan, (4) Mata pelajaran diturunkan dari kompetensi yang ingin dicapai, (5) Semua mata pelajaran diikat oleh kompetensi inti (tiap kelas).

d. Penguatan tata kelola kurikulum

Penyususnan kurikulum dimulai dengan menetapkan standar kompetensi

lulusan kemudian ditentukan kurikulumnya yang terdiri dari kerangka dasar kurikulum dan struktur kurikulum. Guru diberi kesempatan dalam

mengembangkan proses pembejaran. e. Pendalaman dan perluasan materi

Di Indonesia, materi yang diajarkan berbeda dengan apa yang diujikan atau

distandarkan di tingkat internasional. Kurikulum diberi penguatan materi dengan mengevaluasi ulang ruang lingkup materi dan meniadakan materi yang tidak relevan bagi peserta didik dan mempertahankan materi yang sesuai dengan

kebutuhan peserta didik.

Perubahan kurikulum yang menjadi ciri kurikulum 2013 menyangkut 4

standar pendidikan yaitu Standar Kopetensi Lulusan (SKL), Standar Proses, Standar Isi dan Standar Penilaian. Keempat standar pendidikan tersebut dirumuskan ke dalam tujuh elemen perubahan. Menurut Hidayat (2013: 127-129)

tujuh elemen perubahan kurikulum SD 2013 meliputi:

1. Kompetensi Lulusan: adanya peningkatan dan keseimbangan soft skill dan

(33)

2. Kedudukan Mata Pelajaran (ISI): kompetensi yang semula diturunkan dari

mata pelajaran berubah menjadi mata pelajaran yang dikembangkan dari kompetensi.

3. Pendekatan (ISI): kompetensi dikembangkan melalui pendekatan Tematik Integratif dalam semua mata pelajaran.

4. Struktur Kurikulum (ISI): holistik berbasis sains (alam, sosial dan budaya),

jumlah mata pelajaran dari 10 menjadi 6, jumlah jam bertambah 4 JP/minggu akibat perubahan pendekatan pembelajaran.

5. Proses Pembelajaran, yang meliputi (a) standar proses yang semula terfokus pada eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi dilengkapi dengan mengamati,

menanya, mengolah, menalar, menyajikan, menyimpulkan dan mencipta. (b) belajar tidak hanya terjadi di ruang kelas, tetapi juga di lingkungan sekolah dan masyarakat. (c) guru bukan satu-satunya sumber belajar. (d) sikap tidak

diajarkan secara verbal, tetapi melalui contoh dan teladan.

6. Penilaian: (a) penilaian berbasis kompetensi. (b) pergeseran penilaian melalui tes (mengukur kompetensi pengetahuan berdasarkan hasil saja), menuju

penilaian otentik (mengukur semua kompetensi sikap, keterampilan dan pengetahuan berdasarkan proses dan hasil). (c) memperkuat PAP (Penilaian

Acuan Patokan) yaitu pencapaian hasil belajar didasarkan pada posisi skor yang diperolehnya terhadap skor ideal (maksimal). (d) penilaian tidak hanya pada level KD, tetapi juga keompetensi inti dan SKL. (e) mendorong

(34)

7. Kegiatan Ekstrakurikuler (ekskul): Praja Muda Karana (Pramuka) yang

merupakan ekskul wajib. Selain ekskul wajib, ada ekskul pilihan yaitu Unit Kesehatan Sekolah (UKS), Palang Merah Remaja (PMR) dan Bahasa Inggris.

2.1.1.2Pendekatan Tematik Integratif

Menurut Wedawaty dalam Trianto (2010: 38) integrasi adalah perpaduan,

penyatuan atau penggabungan. Integrated curriculum atau pembelajaran terpadu, pelajaran dipusatkan kepada suatu masalah atau topik tertentu. Anak pada usia

sekolah dasar berada pada tahapan operasional konkret, berfikir secara rasional untuk melihat dan mengklasifikasikan benda, menghubungkan aturan-aturan,

menggunakan hubungan sebab akibat (Budiningsih, 2005: 38-39). Berdasarkan pola keterpaduan tema, Fogarty dalam Trianto (2010: 41-45), mengemukakan bahwa terdapat sepuluh model pembelajaran terpadu yaitu (1) the fragmented

model, (2) ithe connected model, (3) the nested model, (4) the squenced model, (5)

the shared model, (6) the webbed model, (7) the threaded model, (8) the integrated model, (9) the immersed model dan (10) the networked model.

Pembelajaran pada kurikulum SD 2013 menggunakan pendekatan tematik integratif, dalam pembelajaran terpadu menggunakan webbed model (model jaring

laba-laba).

Pembelajaran dengan model jaring laba-laba (webbed) adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan pendekatan tematik, yang dalam

pengembangannya dimulai dengan menentukan tema. Setelah itu menentukan subtema, kemudian dikembangkan menjadi aktivitas belajar yang harus dilakukan

(35)

mengaitkan konsep pembelajaran yang satu dengan yang lainnya yang dipusatkan

pada tema. Pendekatan yang cocok dalam proses pembelajaran tingkat sekolah dasar menggunakan pendekatan tematik integratif.

Model pembelajaran tematik integratif merupakan salah satu model pembelajaran yang memadukan beberapa dimensi yaitu emosi, fisik dan akademik (Kemendikbud, 2013:192). Sedikit berbeda dengan pendapat Majid (2014:68-69),

pembelajaran tematik terpadu adalah model pembelajaran terpadu dengan sistem pembelajaran yang memungkinkan siswa, baik dari individu maupun kelompok

diharapkan aktif menggali segala sesuatu dan menemukan beberapa konsep baru serta keilmuan secara holistik, bermakna, dan otentik. Berdasarkan pengertian,

dapat disimpulkan bahwa pembelajaran tematik integratif adalah pembelajaran yang mengaktifkan siswa memadukan beberapa dimensi yaitu emosi, fisik dan akademik secara holistik. Pembelajaran tematik merupakan bagian dari

pembelajaran terpadu/ integrated curriculum.

Pembelajaran dalam kurikulum 2013 menggunakan pendekatan tematik integratif. Menurut Kemendikbud (2013:198-199), ciri-ciri pembelajaran yang

menggunakan pendekatan tematik integratif yaitu: (1) berpusat pada anak, (2) memberi pengalaman langsung pada peserta didik, (3) antara mata pelajaran

saling terkait dan menyatu dalam kegiatan, (4) bersifat luwes yaitu keterpaduan berbagai mata pelajaran, (5) hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai minat anak. Hal yang sama dikemukakan oleh Trianto (2010: 94), ciri-ciri pembelajaran

tematik integratif ada 4 yaitu (1) holistik, pembelajaran diamati dari beberapa bidang kajian dan memahami suatu fenomena dari segala sisi. (2) bermakna,

(36)

adanya kebermaknaan materi. (3) otentik, siswa memahami secara langsung

materi yang dipelajari, siswa memahami dari hasil belajarnya sendiri bukan sekedar pemberitahuan guru. (4) aktif, adanya keaktifan siswa guna mencapai

hasil belajar yang optimal.

Tahap-tahap pembelajaran tematik integratif diawali dengan pembuatan tema, mengintegrasikan tema dengan kurikulum, mendesain rencana pembelajaran

dan yang terakhir melaksanakan aktivitas pembelajaran (Majid, 2014:76-77). Dalam Kemendikbud (2013:199) menyebutkan bahwa kelebihan menggunakan

pendekatan pembelajaran tematik integratif yaitu: (a) memberikan pengalaman dan kegiatan belajar mengajar yang relevan dengan tingkat perkembangan dan

kebutuhan anak . (b) menyenangkan karena bertolak dari minat dan kebutuhan anak. (c) hasil belajar dapat bertahan lama karena lebih berkesan dan bermakna. (d) mengembangkan keterampilan berpikir anak sesuai dengan permasalahan yang

dihadapi. (e) menumbuhkan keterampilan sosial dalam bekerja sama. (f) memiliki sikap toleransi, komunikasi dan tanggap terhadap gagasan orang lain, dalam arti respek terhadap gagasan orang lain. (g) menyajikan kegiatan yang bersifat

pragmatis sesuai dengan permasalah an yang sering ditemui dalam lingkungan anak.

2.1.1.3Pendekatan Saintifik

Pembelajaran kurikulum 2013 menggunakan pendekatan tematik integratif, sedangkan dalam proses pembelajaran menggunaan pendekatan

saintifik (scientific approach). Tujuan penggunaan pendekatan ini yaitu memberikan pengalaman kepada peserta didik dalam mengenal, memahami

(37)

pendekatan saintifik meliputi mengamati, menanya, mencoba, mengolah,

menyajikan, menyimpulkan dan mencipta. Hal yang sama dikemukakan oleh Abdul Majid (2014:211-234), langkah-langkah dalam pendekatan saintifik yaitu :

1. Mengamati

Metode mengamati mengutamakan kebermaknaan proses pembelajaran (meaningfull learning). Peserta didik menemukan fakta bahwa ada hubungan

antara obyek yang dianalisis dengan materi pembelajaran yang digunakan oleh guru menggunakan metode observasi. Dalam penyajian pembelajaran, guru dan

peserta didik perlu memahami apa yang hendak dicatat, melalui kegiatan pengamatan. Pengamatan menggunakan media gambar atau alat peraga yang

sedapat mungkin bersifat kontekstual.

Kegiatan mengamati dalam pembelajaran dilakukan dengan menempuh langkah-langkah seperti berikut ini: (1) menentukan objek apa yang akan

diobservasi; (2) membuat pedoman observasi sesuai dengan lingkup objek yang akan diobservasi; (3) menentukan secara jelas data-data apa yang perlu diobservasi, baik primer maupun sekunder; (4) menentukan dimana tempat objek

yang akan diobservasi; (5) menentukan secara jelas bagaimana observasi akan dilakukan untuk mengumpulkan data agar berjalan mudah dan lancar; (6)

menentukan cara dan melakukan pencatatan atas hasil observasi, seperti menggunakan buku catatan, kamera, tape recorder, video perekam, dan alat-alat tulis lainnya.

2. Menanya

Guru yang efektif mampu menginspirasi peserta didik untuk meningkatkan

(38)

guru bertanya, pada saat itu pula dia membimbing atau memandu peserta didiknya

belajar dengan baik. Ketika guru menjawab pertanyaan peserta didiknya, ketika itu pula dia mendorong asuhannya itu untuk menjadi penyimak dan pembelajar

yang baik. Pertanyaan dimaksudkan untuk memperoleh tanggapan verbal. Istilah “pertanyaan” tidak selalu dalam bentuk “kalimat tanya”, melainkan juga dapat

dalam bentuk pernyataan.

3. Menalar

Istilah “menalar” dalam kerangka proses pembelajaran dengan pendekatan

ilmiah yang dianut dalam Kurikulum 2013 adalah untuk menggambarkan bahwa guru dan peserta didik merupakan pelaku aktif. Titik tekannya tentu dalam

banyak hal dan situasi peserta didik harus lebih aktif daripada guru. Penalaran adalah proses berfikir yang logis dan sistematis atas fakta-kata empiris yang dapat diobservasi untuk memperoleh simpulan berupa pengetahuan. Penalaran

dimaksud merupakan penalaran ilmiah, meski penalaran nonilmiah tidak selalu tidak bermanfaat.

4. Mencoba

Untuk memperoleh hasil belajar yang nyata atau otentik, peserta didik harus mencoba atau melakukan percobaan, terutama untuk materi atau substansi yang

sesuai. Aplikasi metode eksperimen atau mencoba dimaksudkan untuk mengembangkan berbagai ranah tujuan belajar, yaitu sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Aktivitas pembelajaran yang nyata untuk ini adalah: (1) menentukan

tema atau topik sesuai dengan kompetensi dasar menurut tuntutan kurikulum, (2) mempelajari cara-cara penggunaan alat dan bahan yang tersedia dan harus

(39)

sebelumnya, (4) melakukan dan mengamati percobaan, (5) mencatat fenomena

yang terjadi, menganalisis, dan menyajikan data, (6) menarik simpulan atas hasil percobaan, dan (7) membuat laporan dan mengkomunikasikan hasil percobaan.

5. Mengolah

Pembelajaran pada tahapan mengolah dikondisikan peserta didik belajar secara kolaboratif. Pada pembelajaran kolaboratif guru berfungsi sebagai manajer

belajar, sebaliknya, peserta didiklah yang harus lebih aktif. Pembelajaran kolaboratif memungkinkan antara peserta didik berhubungan atau berinteraksi

dengan yang lain atau guru. Dalam situasi kolaboratif itu, peserta didik berinteraksi dengan empati, saling menghormati, dan menerima kekurangan atau

kelebihan masing-masing, saling membantu mengerjakan hasil tugas terkait dengan materi yang sedang dipelajari.

6. Menyimpulkan

Kegiatan menyimpulkan merupakan kelanjutan dari kegiatan mengolah, bisa dilakukan bersama-sama dalam satu kesatuan kelompok, atau bisa juga dengan dikerjakan sendiri setelah mendengarkan hasil kegiatan mengolah informasi.

7. Menyajikan

Hasil tugas yang telah dikerjakan bersama-sama secara kolaboratif dapat

disajikan dalam bentuk laporan tertulis dan dapat dijadikan sebagai salah satu bahan untuk portofolio kelompok dan atau individu.

8. Mengkomunikasikan

Pada kegiatan akhir diharapkan peserta didik dapat mengkomunikasikan hasil pekerjaan yang telah disusun baik secara bersama-sama dalam kelompok dan atau

(40)

mengkomunikasikan ini dapat diberikan klarifikasi oleh guru supaya peserta didik

akan mengetahui secara benar apakah jawaban yang telah dikerjakan sudah benar atau ada yang harus diperbaiki.

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa ada 8 langkah dalam pendekatan saintifik. Langkah tersebut tidak selalu berurutan, yang lebih ditekankan adalah menerapkan nilai-nilai atau sifat-sifat ilmiah dalam

pembelajaran.

2.1.1.4Penilaian Otentik

Penilaian merupakan salah satu komponen penting dalam pembelajaran. Penilaian merupakan kegiatan untuk mengumpulkan informasi sebagai bukti

untuk dasar menetapkan perubahan yang dicapai sebagai hasil belajar peserta didik. Penilaian otentik adalah penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk menilai aspek sikap, pengetahuan, keterampilan mulai dari masukan (input),

proses, sampai keluaran (output) pembelajaran (Kemendikbud, 2013:5). Penilaian dilakukan secara holistik meliputi aspek sikap, pengetahuan dan keterampilan. Penilaian otentik bersifat alami, apa adanya, tidak dalam suasana tertekan.

Penilaian otentik adalah penilaian peserta didik yang meliputi hasil dan juga proses. Penilaian otentik (autentik assessment) yang mengungkap potensi peserta

didik dalam pembelajaran secara utuh, komprehensif, dan berkesinambungan (Komalasari, 2011:145). Dapat disimpulkan bahwa penilaian otentik merupakan penilaian yang dilakukan secara utuh dan menyeluruh dengan berbagai cara untuk

(41)

Teknik-teknik penilaian otentik yaitu (Komalasari, 2011:153-167):

1. Penilaian unjuk kerja, dengan mengamati kegiatan peserta didik dalam melakukan sesuatu biasanya diberi tugas praktik. Instrumen dapat berupa

daftar cek/ check list, skala penilaian.

2. Penilaian sikap, dilakukan dengan mengamati tindakan atau perilaku peserta didik. Instrumen dapat berupa format observasi perilaku, pertanyaan

langsung.

3. Penilaian tertulis, dilakukan dengan tes tertulis. Instrumen berupa soal dengan

memilih jawaban: soal pilihan ganda dan soal menjodohkan, soal dengan menyuplai jawaban: soal isian singkat atau melengkapi, soal uraian terbatas

dan soal uraian objektif/ non objektif.

4. Penilaian proyek, kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang harus diselesaikan dalam periode/ waktu tertentu. Penilaian proyek dilakukan mulai

dari perencanaan, proses pengerjaan, sampai hasil akhir proyek. Instrumen dapat berupa daftar cek, skala penilaian.

5. Penilaian produk, merupakan penilaian terhadap proses pembuatan dan

kualitas suatu produk, misalnya produk teknologi, seni. Penilaian meliputi tahap persiapan, pembuatan produk, produk akhir.

6. Penilaian portofolio, merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada kumpulan informasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan siswa dalam periode tertentu dapat berupa kumpulan karya siswa (karangan,

(42)

7. Penilaian diri, merupakan penilaian dimana siswa diminta untuk menilai

dirinya sendiri berkaitan dengan status, proses dan tingkat pencapaian kompetensi yang dipelajarinya.

Dalam Panduan Teknik Penilaian di Sekolah Dasar (Kemendikbud, 2013:9-22), teknik penilaian di SD dilakukan dengan beberapa teknik yang dikategorikan dalam tiga aspek yaitu:

1. Sikap

Sikap dibagi menjadi 2 yaitu sikap sosial yang memfokuskan pada sikap

terhadap sesama, serta sikap spiritual yang memfokuskan sikap terhadap Tuhan. Aspek Sikap sosial dan spritual dapat dinilai dengan cara berikut:

a. Observasi

Merupakan teknik penilaian yang dilakukan secara berkesinambungan dengan menggunakan indera, baik secara langsung maupun tidak langsung dengan

menggunakan format observasi yang berisi sejumlah indikator perilaku yang diamati. Hal ini dilakukan saat pembelajaran maupun diluar pembelajaran.

b. Penilaian Diri

Merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya dalam konteks pencapaian

kompetensi. Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian diri. c. Penilaian Antar teman

Merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk

(43)

d. Jurnal

Merupakan catatan pendidik di dalam dan di luar kelas yang berisi informasi hasil pengamatan tentang kekuatan dan kelemahan peserta didik yang

berkaitan dengan sikap dan perilaku. Jurnal bisa dikatakan sebagai catatan yang berkesinambungan dari hasil observasi.

2. Pengetahuan

Aspek Pengetahuan dapat dinilai dengan cara berikut:

a. Tes tulis

Tes tulis adalah tes yang soal dan jawabannya tertulis berupa pilihan ganda, isian, Benar-salah, menjodohkan, dan uraian.

b. Tes Lisan

Tes lisan berupa pertanyaan- pertanyaan yang diberikan guru secara ucap (oral) sehingga peserta didik merespon pertanyaan tersebut secara ucap juga,

sehingga menimbulkan keberanian. Jawaban dapat berupa kata, frase, kalimat maupun faragraf yang diucapkan.

c. Penugasan

Penugasan adalah penilaian yang dilakukan oleh pendidik yang dapat berupa pekerjaan rumah dan atau proyek baik secara individu ataupun kelompok

sesuai dengan karakteristik tugasnya. 3. Keterampilan

Aspek keterampilan dapat dinilai dengan cara berikut:

a. Performance atau Kinerja

Performance atau kinerja adalah suatu penilaian yang meminta siswa

(44)

mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan. Misalnya tugas

memainkan alat musik, menggunakan mikroskop, menyanyi, bermain peran, menari.

b. Produk

Produk adalah penilaian terhadap kemampuan peserta didik dalam membuat produk teknologi dan seni (3 demensi). Penilaian produk tidak hanya

diperoleh dari hasil akhir, namun juga proses pembuatannya. Pengembangan produk meliputi 3 tahap dan dalam setiap tahap perlu diadakan penilaian yaitu:

(1) tahap persiapan atau perencanaan meliputi penilaian terhadap kemampuan siswa dalam merencanakan, menggali, mengembangkan gagasan, dan mendesain

produk. (2) tahap pembuatan meliputi penilaian terhadap kemampuan siswa dalam menyeleksi dan menggunakan bahan dan alat serta dalam menentukan teknik yang tepat. (3) tahap penilaian (appraisal) meliputi penilaian terhadap kemampuan

siswa membuat produk sesuai dengan kegunaannya. Contoh membuat meja, membuat kincir angin, membuat Kartu nama, membuat kotak kue, merangkai bunga.

c. Proyek

Proyek adalah penilaian terhadap tugas yang mengandung investigasi dan

harus diselesaikan dalam periode/waktu tertentu. Tugas tersebut meliputi perencanaan, pelaksanaan, pelaporan. Projek juga akan memberikan informasi tentang pemahaman dan pengetahuan siswa pada pembelajaran tertentu,

kemampuan siswa dalam mengaplikasikan pengetahuan, dan kemampuan siswa untuk mengomunikasikan informasi. Penilaian proyek sangat dianjurkan karena

(45)

pemecahan masalah, berpikir kreatif) peserta didik . misalnya membuat laporan

pemanfaatan energy di dalam kehidupan, membuat laporan hasil pengamatan pertumbuhan tanaman.

d. Portofolio

Penilaian Portofolio adalah penilaian melalui sekumpulan karya peserta didik yang tersusun secara sistematis dan terorganisasi yang dilakukan selama

kurun waktu tertentu. Portofolio digunakan oleh guru dan peserta didik untuk memantau secara terus menerus perkembangan pengetahuan dan keterampilan

peserta didik dalam bidang tertentu. Dengan demikian penilaian portofolio memberikan gambaran secara menyeluruh tentang proses & pencapaian hasil

belajar peserta didik. Portofolio merupakan bagian terpadu dari pembelajaran sehingga guru mengetahui sedini mungkin kekuatan dan kelemahan peserta didik dalam menguasai kompetensi pada suatu tema.

2.1.1.5Pendidikan Karakter Berbasis Budaya Lokal

Dalam melaksanakan pembelajaran juga perlu menanamkan karakter dalam

diri peserta didik. Sekolah merupakan salah satu sarana untuk menanamkan pendidikan karakter bagi siswa. Pendidikan karakter adalah pendidikan yang

terintegrasi dengan pembelajaran yang mengarah pada pengembangan perilaku anak secara utuh yang didasarkan pada suatu nilai tertentu (Kesuma, dkk, 2011:5). Mulyasa (2011:9), mengutarakan pendidikan karakter bertujuan “untuk

(46)

seimbang sesuai dengan standar kompetensi lulusan pada setiap satuan pendidikan”.

Pendidikan karakter melibatkan pendidikan moral dan pendidikan nilai

(Koesoema, 2010: 201). Selain menanamkan nilai-nilai yang baik, moral juga ditanamkan dengan tujuan siswa dapat mengambil keputusan dalam kerangka kehidupan pribadi maupun sosial. Pendidikan karakter memberikan nilai-nilai

yang sesuai dengan sosial budaya (Koesoema, 2010: 207). Oleh karena itu pendidikan karakter khususnya yang berbasis budaya lokal perlu dikembangkan.

Dengan adanya pendidikan karakter yang ditanamkan kepada siswa, diharapkan mampu menerapkan karakter dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan karakter

dalam kurikulum SD 2013 dilakukan secara terpadu dalam pembelajaran yang nampak dalam tujuan dan indikator khususnya aspek keterampilan, sikap sosial dan spiritual.

2.1.2 Model Pengembangan Bahan Ajar

Proses belajar mengajar perlu adanya sarana prasarana yang menunjang,

bahan ajar, sumber belajar, serta media yang mendukung. Bahan ajar merupakan komponen pembelajaran yang menunjang keberhasilan proses pembelajaran

(Harjanto, 2006: 243-244). Sumber belajar utama dalam pembelajaran tematik berbentuk tes tertulis seperti buku, majalah, brosur, surat kabar, atau berupa lingkungan sekitar seperti lingkungan alam dan sosial. Dalam hal ini guru dituntut

kreatif dalam mencari dan mengumpulkan sumber belajar. Semakin lengkap bahan yang terkumpul dan semakin luas wawasan guru terhadap materi maka

(47)

Prastowo (2012: 17) mengatakan bahwa bahan ajar merupakan segala

bahan yang disusun secara sistematis, yang menampilkan sosok utuh dari kompetensi yang akan dikuasai peserta didik dan digunakan dalam proses

pembelajaran dengan tujuan perencanaan dan penelaahan implementasi pembelajaran. Peneliti merumuskan bahan ajar adalah bagian dari buku ajar yang dikembangkan dari setiap kompetensi dasar (KD) yang terdiri dari unsur tema,

subtema, jaring-jaring subtema dan harian, KI, KD, Indikator, tujuan pembelajaran, uraian materi, kegiatan belajar, refleksi, tindakan siswa, rangkuman

materi, tindak lanjut, daftar kata penting (glosarium), penilaian dan daftar pustaka. Cunningsworth mengemukakan beberapa unsur untuk mengevaluasi suatu bahan

ajar. Unsur tersebut adalah aims and objectivess, desain and organitation, language contents, skills, topic, methodologi, teacher’s book, practical

consideration (1995: 3). Berdasarkan teori Cunningsworth tersebut peneliti

mengambil 5 unsur untuk instrumen validasi, yaitu (1) tujuan dan pendekatan, (2) desain dan pengorganisasian, (3) isi, , (4) topik, dan (5) metodologi.Dari unsur-unsur tersebut akan dikembangkan indikator-indikator penilaian sebagai

instrumen validasi untuk menilai kualitas produk bahan ajar yang dikembangkan. Model pengembangan bahan ajar yang dipilih dalam penelitian ini adalah

(48)

Model pengembangan perangkat pembelajaran ditunjukkan pada gambar

di bawah ini:

Gambar 2.1. Model Pengembangan Perangkat Pembelajaran Kemp yang Direvisi (Trianto, 2010: 82)

Pengembangan dapat dimulai dari langkah manapun pada siklus tersebut. Setiap langkah selalu diawali dengan perencanaan (planning). Dalam melakukan pengembangan selalu disertai dengan evaluasi. Evaluasi formatif (Formative

Evaluation) dilakukan pada proses pengembangan. Evaluasi sumatif (Summative Evaluation) dilakukan pada akhir pengembangan. Evaluasi digunakan untuk

melakukan revisi. Setiap langkah pengembangan berhubungan dengan revisi. Unsur pengembangan perangkat pembelajaran menurut model Kemp

(Trianto, 2010: 82-89), meliputi:

1. Instructional problems atau Identifikasi Masalah Pembelajaran

Tujuan dari tahap ini adalah mengidentifikasi adanya kesenjangan

(49)

lapangan. Bahan kajian, pokok bahasan atau materi yang akan dikembangkan,

selanjutnya disusun sesuai dengan upaya mencapai tujuan seperti yang diharapkan dalam kurikulum.

2. Learners Characteristic atau Analisis Siswa

Analisis siswa dilakukan untuk mengetahui tingkah laku awal dan karakteristik siswa meliputi ciri, kemampuan, dan pengalaman baik individu

maupun kelompok.

a. Tingkah Laku Awal Siswa

Kardi dalam Trianto (2010: 83), menjelaskan bahwa sebelum melaksanakan proses pembelajaran perlu dilakukan identifikasi tingkah

laku awal siswa yaitu mengidentifikasi keterampilan khusus yang dimiliki siswa.

b. Karakteristik Siswa

Analisis siswa meliputi karakteristik antara lain: kemampuan akademik, usia dan tingkat kedewasaan, motivasi terhadap mata pelajaran, pengalaman, keterampilan psikomotorik, kemampuan bekerja sama,

keterampilan sosial, dan sebagainya (Ibrahim, 2003:5 dalam Trianto, 2010:83).

3. Task Analysis atau Analisis Tugas

Analisis tugas atau tujuan tidak lain dari analisis isi pelajaran, konsep, pemrosesan informasi yang digunakan untuk memudahkan pemahaman atau

penguasaan tentang tugas-tugas belajar dan tujuan pembelajaran yang dituangkan dalam bentuk Rencana Pembelajaran dan Lembar Kegiatan Siswa

(50)

a. Analisis Struktur Isi

Dilakukan dengan mencermati kurikulum, mulai dari bahan kajian, pokok bahasan, sub pokok bahasan, serta garis besar perincian isi pokok bahasan.

b. Analisis Konsep

Analisis konsep dilakukan dengan mengidentifikasi konsep-konsep utama yang akan diajarkan dan menyusunnya secara sistematis sesuai urutan

penyajiaanya dan merinci konsep-konsep yang relevan. c. Analisis Prosedural

Analisis prosedural adalah analisis tugas yang dilakukan dengan mengidentifikasi tahap-tahap penyelesaian tugas sesuai dengan bahan

kajian, hasil analisis ini akan diperoleh peta tugas dan analisis prosedural. d. Analisis Pemrosesan Informasi

Analisis pemrosesan informasi dilakukan untuk mengelompokan

tugas-tugas yang dilaksanakan siswa selama pembelajaran dengan mempertimbangkan waktu.

4. Instructional Objective atau Merumuskan Indikator

Indikator adalah tujuan pembelajaran yang diperoleh dari hasil analisis tujuan pada tahap 1. Sedangkan menurut Kardi dalam Trianto (2010: 85),

perumusan indikator didasarkan pada analisis pembelajaran dan identifikasi tingkah laku awal siswa, tentang pernyataan-pernyataan apa yang dapat dilakukan siswa setelah selesai melakukan pembelajaran. Indikator yang

dirumuskan tersebut berfungsi sebagai (a) alat untuk mendesain kegiatan pembelajaran, (b) kerangka kerja dalam merencanakan cara mengevaluasi

(51)

5. Content Sequencing atau Penyusunan Instrumen Evaluasi

Penyusunan tes hasil belajar merupakan alat evaluasi untuk mengukur ketuntasan indikator dan ketuntasan penguasaan siswa setelah

berlangsungnya proses pembelajaran yang didasarkan pada jumlah soal yang dijawab secara benar.

6. Instructional Strategies atau Pemilihan Strategi Pembelajaran

Pemilihan strategi pembelajaran disusun berdasarkan tujuan khusus yang akan dicapai. Kegiatan pemilihan strategi pembelajaran meliputi:

pemilihan model, pendekatan dan metode; pemilihan format, yang dipandang mampu memberikan pengalaman yang berguna untuk mencapai tujuan

pembelajaran.

a. Pemilihan Model, Pendekatan, dan Metode Pembelajaran

Pemilihan model, pendekatan dan metode pembelajaran yang sesuai

dengan bahan kajian dan disesuaikan dengan tujuan pembelajaran. b. Pemilihan Format

Pemilihan format secara umum yang digunakan dalam pengembangan

perangkat pembelajaran meliputi, Buku Ajar (materi ajar), Lembar Kegiatan Siswa (LKS), Rencana Pelajaran (RP), dan evaluasi.

7. Instructional Delivery atau cara penyampaian pesan atau isi pembelajaran, misalnya dengan menentukan gambar atau media yang akan digunakan dalam pembelajaran yang dapat membantu siswa memahami pengetahuan.

8. Evaluation Instrument atau menyusun instrumen evaluasi untuk mengukur hasil belajar siswa dalam kata lain untuk mengevaluasi ketercapaian tujuan

(52)

9. Instructional Resourches atau Pemilihan Media atau Sumber Pembelajaran

Keberhasilan pembelajaran sangat bergantung pada penggunaan sumber pembelajaran atau media yang dipilih. Jika sumber-sumber

pembelajaran dipilih dan disiapkan dengan hati-hati, maka dapat memenuhi tujuan pembelajaran antara lain memotivasi siswa dengan cara menarik dan menstimulasi perhatian pada materi pembelajaran, melibatkan siswa,

menjelaskan dan menggambarkan isi materi pelajaran dan keterampilan-keterampilan kinerja, membantu pembentukan sikap dan pengembangan rasa

menghargai (apresiasi), serta memberi kesempatan untuk menganalisis sendiri kinerja individual (Kemp, dkk., 1994 dalam Trianto, 2010: 88).

10. Support Services atau Pelayanan Pendukung

Selama proses pengembangan diperlukan layanan pendukung berupa kebijakan kepala sekolah, guru mitra, tata usaha, dan tenaga-tenaga terkait

serta layanan laboratorium dan perpustakaan. 11. Formative Evaluation atau Evaluasi Formatif

Evaluasi formatif merupakan bagian penting dari proses perancangan

pembelajaran serta berfungsi sebagai pemberi informasi kepada pengajar atau tim pengembang seberapa baik program telah berfungsi dalam mencapai

berbagai sasaran. Penilaian formatif dilaksanakan selama pengembangan dan uji coba.

12. Summative Evaluation atau Evaluasi Sumatif

(53)

post test dan ujian akhir pembelajaran. Penilaian sumatif meliputi; hasil ujian

akhir unit dan ujian akhir untuk pelajaran tertentu. 13. Revision atau Revisi Perangkat Pembelajaran

Kegiatan revisi dilakukan merevisi perangkat pembelajaran, setiap langkah rancangan pembelajaran selalu dihubungkan dengan revisi. Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengevaluasi dan memperbaiki rancangan yang

dibuat.

Menurut Kemp dalam Trianto (2010: 81), unsur-unsur pengembangan

perangkat tersebut merupakan suatu lingkaran yang kontinu. Tiap-tiap langkah pengembangan berhubungan langsung dengan aktivitas revisi. Pengembangan

perangkat dapat dimulai dari titik mana pun di dalam siklus tersebut.

2.2 Penelitian yang Relevan

Berikut akan dijabarkan penelitian berkaitan dengan bahan ajar mengacu kurikulum SD 2013 :

Penelitian yang pertama adalah penelitian pengembangan bahan ajar

berbasis pendidikan karakter yang dilakukan oleh Yohana Prisca (2013) dalam skripsi yang berjudul” Pengembangan Bahan Ajar yang Terintegrasi dengan Pendidikan Karakter untuk Keterampilan Membaca pada Mata Pelajaran Bahasa

Indonesia SD Kelas IV Semester Gasal.” Peneliti merancang sebuah bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter untuk membantu siswa dalam

mematangkan karakter yang dimilikinya. Hasil penelitian ini adalah bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter untuk keterampilan membaca pada

(54)

memiliki kualitas sangat baik dan layak untuk digunakan dalam pembelajaran

Bahasa Indonesia kelas IV semester gasal berdasarkan validasi dari pakar bahasa Indonesia, pakar pendidikan karakter, guru Bahasa Indonesia, dan siswa kelas IV

SDN Pakem 4. Hal itu ditunjukkan dengan skor rerata produk adalah 4,33 dan termasuk dalam kategori “sangat baik”. Skripsi ini tidak diterbitkan.

Penelitian yang kedua adalah penelitian pengembangan bahan ajar berbasis

pendidikan karakter yang dilakukan oleh Margareta Erna Wijayanti (2013) dengan skripsi berjudul “Pengembangan Bahan Ajar yang Terintegrasi dengan

Pendidikan Karakter untuk Keterampilan Menulis pada Mata Pelajaran Bahasa

Indonesia SD kelas IV Semester Gasal.” Berdasarkan hasil validasi pakar pendidikan karakter, pakar Bahasa Indonesia, guru Bahasa Indonesia kelas IV SDN Jolosutro Piyungan, guru Bahasa Indonesia kelas IV SDN Kalongan, dan validasi oleh 10 siswa kelas IV SDN Jolosutro di peroleh skor rata-rata produk 4,15 dengan kategori “baik”. Hasil penelitian ini adalah pengembangan bahan ajar

yang terintegrasi dengan pendidikan karakter pada mata pelajaran Bahasa Indonesia keterampilan menulis kelas IV semester gasal layak untuk digunakan

dalam pembelajaran. Skripsi ini tidak diterbitkan.

Penelitian yang ketiga yaitu jurnal yang terkait dengan pengembangan

pendidikan karakter yang dilakukan oleh Imam Suyitno dengan judul “Pengembangan Pendidikan Karakter dan Budaya Bangsa Berwawasan Kearifan

Lokal”. Penelitian ini menjelaskan pembentukan karakter dengan metode pengembangan pendidikan karakter dapat dilakukan dengan (a) proses penyadaran dan pembiasaan; (b) belajar melalui pengalaman; dan (c) menyesuaikan dengan

Gambar

Gambar 2.1. Model Pengembangan Perangkat Pembelajaran Kemp ............
Tabel 3.1. Konversi Data Kuantitatif  ke Kualitatif  Skala Lima ...................
Gambar 3.2. Langkah-langkah Pengembangan Bahan Ajar
Tabel 3.1. Tabel Konverensi Data Kuantitatif ke Data Kualitatif Skala Lima
+7

Referensi

Dokumen terkait

Seperti diuraikan sebelumnya massa elektron sangat kecil, dianggap nol. Oleh karena itu massa atom ditentukan oleh massa inti atom yaitu proton dan neutron. Jumlah dari

BAB 2 MODEL DAN KERANGKA KERJA PERILAKU KONSUMEN Dalam bab ini dibahas mengenai model dan kerangka kerja perilaku konsumen yang dikaitkan dengan ruang lingkup

nya, jika kita punya sebuah bilangan nya, jika kita punya sebuah bilangan komposit (yang merupakan hasil kali komposit (yang merupakan hasil kali dari sejumlah bilangan prima),

Pemegang Saham dengan Kepemilikan < 5% Shares Ownership < 5% Bulan ini This Month Total sampai dengan Bulan ini Total up to this Month Dasar (Jumlah Saham)

Program simulasi yang digunakan dalam menganalisis titik kritis dalam penelitian ini telah divalidasi melalui pengujian langsung pada kapal serupa yaitu KMP Sangke Palangga

Pengguna semakin mudah untuk mengingat, pertama dengan adanya kartu murojaah yang berisi potongan awal kata dalam satu ayat sehingga pengguna dapat terbantu saat

Dengan tidak beroperasinya PLTM Aek Silau 2 dan PLTmH Tonduhan, aliran daya bergerak satu arah dari GI Pematang siantar menuju pusat-pusat beban pada penyulang PM.6 yaitu

Dari hasil pengamatan diketahui bahwa tanaman inang yaitu tomat dan cabai dapat bersimbiosis dengan CMA yang ditandai dengan adanya kolonisasi pada masing-masing akar, berupa