• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan bahan ajar mengacu kurikulum 2013 subtema bersatu dalam keberagaman untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Pengembangan bahan ajar mengacu kurikulum 2013 subtema bersatu dalam keberagaman untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar - USD Repository"

Copied!
372
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGACU KURIKULUM 2013 SUBTEMA BERSATU DALAM KEBERAGAMAN

UNTUK SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Maria Imakulata Wea Mogi NIM: 101134123

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(2)

i

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGACU KURIKULUM 2013 SUBTEMA BERSATU DALAM KEBERAGAMAN

UNTUK SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Maria Imakulata Wea Mogi NIM: 101134123

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(3)

ii SKRIPSI

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGACU KURIKULUM 2013 SUBTEMA BERSATU DALAM KEBERAGAMAN

UNTUK SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

Oleh:

Maria Imakulata Wea Mogi NIM: 101134123

Telah disetujui oleh:

Pembimbing I

Drs. Puji Purnomo, M.Si. Tanggal 21 Mei 2014

Pembimbing II

(4)

iii SKRIPSI

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGACU KURIKULUM 2013 SUBTEMA BERSATU DALAM KEBERAGAMAN

UNTUK SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

Dipersiapkan dan disusun oleh: Maria Imakulata Wea Mogi

NIM: 101134123

Telah dipertahankan di depan panitia penguji Pada tanggal 18 Juni 2014

dan dinyatakan memenuhi syarat

Susunan Panitia Penguji Nama Lengkap

Tanda Tangan

Ketua : G. Ari Nugrahanta, S.J., S.S., BST., MA. ………... Sekretaris : Catur Rismiati, SPd., M.A., Ed.D. ………...

Anggota : Drs. Puji Purnomo, M.Si. ………...

Anggota : Galih Kusumo, S.Pd., M.Pd. ………...

Anggota : G. Ari Nugrahanta, S.J., S.S., BST., M.A. ………...

Yogyakarta, 18 Juni 2014

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma

Dekan,

(5)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya ini penulis persembahkan kepada:

Tuhan Yesus Kristus yang senantiasa memberikan berkatNya sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

Bapak Arnoldus Gou dan Ibu Nona Wenefrida yang telah memberikan doa dan semangat kepada penulis sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini.

Oma Yovita dan nenek Germana yang juga memberikan doa, dukungan juga semangat kepada penulis sehingga penulis mampu untuk tetap menyelesaikan skripsi ini.

Kakak Fransiskus Dismas yang juga ikut menyemangati penulis sehingga mendorong penulis juga untuk mengerjakan skripsi ini.

Abang Yosafat Barona Valentino yang sudah meluangkan waktu untuk membantu penulis, memberikan semangat juga perhatiannya untuk penulis selama menyelesaikan skripsi.

Almamater Universitas Sanata Dharma Yogyakarta serta para pendidik yang berkecimpung di dalam program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar yang telah banyak memberikan

(6)

v MOTTO

Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari.

(Mat 6:34)

Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil (Lukas 1:37)

I give thanks to Christ Jesus our Lord, who was given me strength for my work. I thank Him for considering me worthy and appointing me to serve Him.

(7)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian orang lain, kecuali yang telah saya sebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 18 Juni 2014 Penulis

(8)

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Maria Imakulata Wea Mogi Nomor Mahasiswa : 101134123

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGACU KURIKULUM 2013

SUBTEMA BERSATU DALAM KEBERAGAMAN UNTUK SISWA

KELAS IV SEKOLAH DASAR.

Beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian, saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk apa saja, mendistribusikan secara terbatas dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Yogyakarta, 18 Juni 2014 Yang menyatakan

(9)

viii

ABSTRAK

Mogi, Maria Imakulata Wea. (2014). Pengembangan Bahan Ajar Mengacu Kurikulum 2013 Subtema Bersatu dalam Keberagaman untuk Siswa Kelas IV Sekolah Dasar. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.

Bahan ajar merupakan kebutuhan penting bagi para guru maupun siswa. Kurikulum di Indonesia saat ini menggunakan Kurikulum 2013. Saat ini, belum begitu banyak ketersediaan bahan ajar mengacu Kurikulum 2013, materi pembelajaran cenderung luas dan penilaian belum spesifik. Penelitian ini difokuskan pada pembuatan bahan ajar Kurikulum 2013 subtema Bersatu dalam Keberagaman untuk siswa kelas IV SD.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan modifikasi dari Kemp dan Borg and Gall. Tujuan penggunaan metode ini adalah mengetahui (1) prosedur pengembangan, (2) kualitas produk bahan ajar mengacu Kurikulum 2013 untuk siswa kelas IV SD. Langkah-langkah pengembangan metode ini adalah (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi, (5) revisi desain, (6) ujicoba desain, (7) revisi desain sampai menghasilkan produk final. Subjek penelitian ini adalah 10 siswa kelas IV SD Kristen Kalam Kudus (SKKK) Yogyakarta. Penelitian dilaksanakan akhir Agustus 2013 sampai awal Mei 2014, tahun ajaran 2013/2014. Instrumen penelitian ini adalah pedoman wawancara dan kuesioner. Wawancara dilakukan dengan guru kelas IV dan kepala SKKK Yogyakarta untuk analisis kebutuhan. Kuesioner untuk validasi kualitas bahan ajar oleh satu pakar Kurikulum 2013, dua guru kelas IV SD pelaksana Kurikulum 2013 juga digunakan untuk melihat persepsi siswa kelas IV.

Hasil penelitian ini adalah bahan ajar Kurikulum 2013 Subtema Bersatu dalam Keberagaman untuk siswa kelas IV SD memiliki kualitas sangat baik dan layak digunakan dalam pembelajaran Kurikulum 2013 berdasarkan validasi pakar Kurikulum 2013, guru kelas IV pelaksana Kurikulum 2013 dan siswa kelas IV. Skor rerata produk menunjukkan 4,67 dan termasuk dalam kategori “sangat baik” ditinjau dari aspek (1) tujuan dan pendekatan, (2) desain dan pengorganisasian, (3) isi, (4) topik, dan (5) metodologi.

(10)

ix

ABSTRACT

Mogi, Maria Imakulata Wea. (2014). The Development of Teaching Materials Referring to Curriculum 2013 with the sub-theme Bersatu dalam Keberagaman for the Primary School Students of Grade IV. A Thesis. Yogyakarta: Primary School Teacher Education Study Program Sanata Dharma University.

Teaching materials are important needs for both teachers and students. There are still few teaching materials referring to Curriculum 2013. Moreover, the contents of the materials are too wide and the grading systems are still unspecific. This research focused on the making of the teaching materials referring to Curriculum 2013 with the sub-theme Bersatu dalam Keberagaman for the primary schools students of grade IV.

This research employed the research and development method modified from Kemp and Borg and Gall’s. The purpose of employing this method was to identify (1) the development procedures and (2) the quality of the teaching materials referring to Curriculum 2013 with the sub-theme Bersatu dalam Keberagaman for the primary schools students of grade IV. The steps taken in employing this method were (1) the potency and problems, (2) the data gathering, (3) the design of the product, (4) the validation, (5) the design revision, (6) the design trial, and (7) the design revision to the final product. The subjects of this research were 10 SD Kristen Kalam Kudus (SKKK) Yogyakarta students of grade IV. The research was conducted in the end of August 2013 to the end of May 2014, in the academic year of 2013/2014. The instruments employed in this research were interview guidelines and questionnaires. The writer conducted the interviews, which were used for the needs analysis, with the teacher of the grade IV students and the principal of the SKKK Yogyakarta. The questionnaires were used to validate the quality of the teaching materials by the experts of Curriculum 2013 and two teachers of grade IV students, who implement Curriculum 2013. The questionnaires were also used to perceive the grade IV students’ perception of the available teaching materials.

The results of this research were the teaching materials referring to Curriculum 2013 with the sub-theme Bersatu dalam Keberagaman for the primary schools students of grade IV, which have the fine quality and are worthy of being employed in the learning activities employing Curriculum 2013 based on the validation done by the experts of Curriculum 2013, the teachers of the grade IV students, who implement Curriculum 2013, and the SKKK Yogyakarta students of grade IV. The average score of the product was 4.67 and it was categorized as “fine” reviewed from several aspects, i.e. (1) the purpose and approach, (2) the design and organization, (3) the content, (4) the topics, and (5) the methodology.

(11)

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan berkat dan kasihNya sehingga skripsi yang berjudul Pengembangan Bajan Ajar Mengacu Kurikulum 2013 Subtema Bersatu dalam Keberagaman

Untuk Siswa Kelas IV Sekolah Dasar dapat diselesaikan dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa selesainya skripsi ini karena adanya bimbingan, bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan kerendahan hati dan penuh cinta perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bimbingan, bantuan dan dukungan secara langsung maupun tidak langsung dalam proses penelitian dan penyusunan skripsi ini.

Ucapan terima kasih ini penulis sampaikan kepada:

1. Rohandi, Ph D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. 2. Rm. Gregorius Ari Nugrahanta, S.J., S.S., BST., M.A., selaku Kaprodi

PGSD dan dosen penguji, yang telah memberikan saran untuk peneliti. 3. Catur Rismiati, S.Pd., M.A., Ed.D., selaku Wakaprodi PGSD.

(12)

xi

5. Galih Kusumo, S.Pd., M.Pd., selaku dosen pembimbing II yang telah membimbing dan menuntun penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. 6. Rusmawan, S.Pd., M.Pd., selaku validator Kurikulum 2013 yang telah

memberikan kontribusi dan bantuan dalam penelitian pengembangan ini. 7. Lily Halim, S.Pd., selaku kepala SD Kristen Kalam Kudus Yogyakarta

yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian di sekolah.

8. Maria Widiana, S.Pd., dan Widiastuti, S.Pd. Jas., M.Pd. selaku validator pembelajaran Kurikulum 2013 dan guru kelas IV SD Kristen Kalam Kudus Yogyakarta yang telah memberikan kontribusi dan bantuan dalam penelitian ini.

9. Bapak/ Ibu guru SD Kristen Kalam Kudus Yogyakarta yang telah menerima, memberikan waktu dan tempat untuk melakukan penelitian serta memberikan semangat kepada penulis untuk menyelesaikan penelitian ini.

10.Siswa-siswi kelas IV B dan IV C SD Kristen Kalam Kudus Yogyakarta tahun ajaran 2013/ 2014 yang telah memberikan waktu dan kerjasama yang baik selama penelitian berlangsung serta turut memberikan doa dan semangat kepada peneliti dalam menyelesaikan penelitian ini.

11.Para dosen Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah memberikan ilmunya untuk mendidik penulis selama kuliah.

(13)

xii

memberikan dukungan serta doa kepada penulis dalam menjalani penelitian sampai akhirnya skripsi ini selesai.

13.Abang Yosafat Barona Valentino, terima kasih atas bantuan, perhatian dan semangat yang telah diberikan kepada penulis dari awal penelitian sampai skripsi ini selesai.

14.Pak Andi, Driya dan Cece Diana yang telah membantu penulis dalam melakukan penelitian dan melancarkan penelitian ini dari persiapan sampai tahap penyelesaian sehingga penelitian dapat terlaksana.

15.Teman-teman kost Cenderawasih, Olivya, Kiki, Lili, dokter Claudia dan Oma yang telah turut menyemangati peneliti untuk menyelesaikan skripsi ini.

16.Teman-teman Cana Community, Mba Ita, Mba Nita, Koko Anton, Mas Dio, Yuni, Ana, Iaa, Karini, Maria A.P., Rindi, Pak Jalur dan semua anggota komunitas Cana yang turut memberikan semangat kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

17.Teman-teman PPL SD Kristen Kalam Kudus Yogyakarta, Marsel, Cahyo dan Anggun yang telah memberikan semangat dan berbagi pengalaman kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

(14)

xiii

19.Teman-teman satu perjuangan skripsi payung untuk tema 1 Indahnya Kebersamaan, Anggun dan Fajar, yang telah bekerjasama dengan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

20.Dan segenap pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang dengan caranya masing-masing memberikan dukungan dan perhatian, terima kasih untuk semuanya. Semoga berkat Tuhan selalu menyertai kehidupan kita. Semoga karya penelitian skripsi ini dapat memberikan manfaat dan berguna bagi banyak pihak. Penulis menyadari karya ini masih banyak kekurangan, untuk itu saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan.

(15)

xiv

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN... iv

HALAMAN MOTTO ... v

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xviii

DAFTAR LAMPIRAN ... xix

BAB IPENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 6

1.3 Tujuan Penelitian ... 7

1.4 Manfaat Penelitian ... 7

1.5 Batasan Istilah ... 8

1.6 Spesifikasi Produk ... 9

BAB IIKAJIAN PUSTAKA ... 11

2.1 Kajian Pustaka ... 11

2.1.1 Kurikulum 2013 ... 11

2.1.1.1 Rasional dan Elemen Perubahan Kurikulum 2013 ... 11

2.1.1.1.1 Rasional Perubahan Kurikulum 2013 ... 11

(16)

xv

2.1.1.2 Pendekatan Tematik Integratif ... 26

2.1.1.2.1 Arti Pendekatan Tematik Integratif ... 26

2.1.1.2.2 Tujuan Pendekatan Tematik Integratif ... 26

2.1.1.2.3 Ciri-ciri Pendekatan Tematik Integratif ... 30

2.1.1.2.4 Karakteristik Pendekatan Tematik Integratif ... 33

2.1.1.2.5 Model Pembelajaran Tematik Integratif ... 37

2.1.1.3 Pendekatan Saintifik... 40

2.1.1.3.1 Arti Pendekatan Saintifik... 40

2.1.1.3.2 Langkah Pendekatan Saintifik ... 41

2.1.1.4 Penilaian Otentik ... 48

2.1.1.4.1 Pengertian Penilaian Otentik ... 48

2.1.1.4.2 Jenis-jenis Penilaian Otentik ... 50

2.1.1.5 Pendidikan Karakter Berbasis Budaya Lokal ... 53

2.1.1.5.1 Pengertian Pendidikan Karakter ... 53

2.1.1.5.2 Pembelajaran Berbasis Budaya Lokal ... 55

2.1.2 Model Pengembangan Bahan Ajar... 57

2.1.2.1 Bahan Ajar ... 57

2.1.2.2 Model Pengembangan Bahan Ajar ... 60

2.2 Penelitian yang Relevan ... 64

2.3 Kerangka Berpikir ... 68

2.4 Pertanyaan Penelitian ... 70

BAB III METODE PENELITIAN ... 71

3.1 Jenis Penelitian ... 77

3.2 Prosedur Pengembangan ... 77

3.3 Jadwal Penelitian ... 77

3.4 Uji Coba Produk ... 77

3.4.1 Desain Uji Coba ... 77

3.4.2 Subjek Uji Coba Lapangan ... 77

3.4.3 Instrumen Penelitian... 77

(17)

xvi

3.4.5 Teknik Analisis Data ... 91

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 86

4.1 Hasil Penelitian ... 86

4.1.1 Data Analisis Kebutuhan... 86

4.1.2 Deskripsi Produk Awal ... 91

4.1.2.1 Silabus ... 92

4.1.2.2 RPP ... 93

4.1.2.3 Kerangka Bahan Ajar ... 94

4.1.2.4 Bahan Ajar ... 94

4.1.3 Data Uji Coba dan Revisi Produk ... 101

4.1.3.1 Data Validasi Pakar Kurikulum 2013 dan Revisi Produk ... 102

4.1.3.2 Data Validasi Guru Kelas IV dan Revisi Produk ... 105

4.1.3.3 Data Validasi Lapangan dan Revisi Produk ... 109

4.1.4 Kajian Produk Akhir ... 114

4.1.4.1 Sampul Halaman Depan ... 114

4.1.4.2 Isi ... 115

4.1.4.3 Penilaian dan Kunci Jawaban ... 117

4.1.4.4 Daftar Pustaka ... 117

4.2 Pembahasan ... 117

BAB VPENUTUP ... 122

5.1 Kesimpulan ... 122

5.2 Keterbatasan Penelitian ... 123

5.3 Saran ... 124

DAFTAR REFERENSI ... 125

(18)

xvii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Perbedaan Esensial KTSP 2006 dan Kurikulum 2013... 23

Tabel 2. Tema-Tema Pembelajaran Tematik Kurikulum 2013 di Sekolah Dasar ... 37

Tabel 3. Jadwal Penelitian ... 76

Tabel 4. Konversi Data Kuantitatif ke Data Kualitatif Skala Lima Menurut Sukardjo ... 83

Tabel 5. Kriteria Skala Lima Menurut Sukardjo ... 102

Tabel 6. Komentar Pakar Kurikulum 2013 dan Revisi Produk ... 103

Tabel 7. Komentar Guru Kelas IV dan Revisi Produk... 106

Tabel 8. Komentar Siswa Kelas IV dan Revisi ... 113

(19)

xviii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Bagan Model Desain Pembelajaran Kemp... 60

Gambar 2. Bagan Kerangka Berpikir. ... 69

Gambar 3. Prosedur Pengembangan Penelitian Borg and Gall ... 71

(20)

xix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Hasil Wawancara Survei Kebutuhan Guru Kelas IV dan Kepala SD

Kristen Kalam Kudus Yogyakarta ... 134

Lampiran 2. Jaring-jaring Tema ... 134

Lampiran 3. Silabus Pembelajaran Tematik Kurikulum 2013 ... 136

Lampiran 4. Jaring-jaring Subtema 3 Bersatu dalam Keberagaman... 169

Lampiran 5. Jaring-jaring Harian ... 171

Lampiran 6. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... 178

Lampiran 7.Instrumen Validasi Kualitas Bahan Ajar Mengacu Kurikulum SD 2013 Untuk Siswa Kelas IV Oleh Pakar Kurikulum SD 2013 ... 318

Lampiran 8.Instrumen Validasi Kualitas Bahan Ajar Mengacu Kurikulum SD 2013 Untuk Siswa Kelas IV Oleh Guru Kelas IV ... 330

Lampiran 9.Instrumen Penelitian Persepsi Siswa Terhadap Kualitas Bahan Ajar Mengacu Kurikulum SD 2013 Untuk Siswa Kelas IV Sekolah Dasar ... 330

Lampiran 10. Rekapitulasi Hasil Validasi Pakar Kurikulum SD 2013 ... 336

Lampiran 11. Rekapitulasi Hasil Validasi Guru Kelas IV Pelaksana Kurikulum SD 2013 ... 339

Lampiran 12. Rekapitulasi Hasil Validasi Lapangan Persepsi 10 Siswa SD Kristen Kalam Kudus Yogyakarta ... 345

Lampiran 13. Rekapitulasi Hasil Validasi dan Uji Lapangan ... 347

Lampiran 14. Surat Izin Penelitian... 348

Lampiran 15. Surat Keterangan Melakukan Penelitian ... 349

Lampiran 16. Foto-foto Kegiatan ... 350

Lampiran 17. Biodata Penulis ... 351

(21)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sebuah lembaga pendidikan, baik dari tingkat dasar hingga tingkat perguruan tinggi memiliki bentuk proses belajar-mengajar yang berbeda satu sama lain. Namun, pada dasarnya, semua lembaga pendidikan mengacu kepada satu hal yang sama, yaitu kurikulum. Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidkan Nasional dikatakan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar.

Undang-Undang tersebut memiliki batasan bahwa dalam kurikulum terdapat dua aspek penting yang menjadi dasar. Aspek pertama adalah kurikulum dijadikan sebagai pegangan atau patokan bagi guru dalam proses belajar mengajar. Aspek kedua adalah kurikulum sebagai aturan dalam penentuan isi dan cara pelaksanaan proses belajar mengajar (Sanjaya, 2008:8). Kurikulum yang digunakan dalam lembaga pendidikan perlu digunakan dengan baik agar tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya dapat tercapai.

(22)

2013:99). Kurikulum 2013 akan membuat para pelajar menjadi lebih aktif dalam proses pembelajaran.

Dalam kurikulum, peranan jenis bahan ajar menjadi penting untuk menunjang proses belajar mengajar. Isi kurikulum atau bahan ajar adalah segala sesuatu yang ditawarkan kepada siswa sebagai pembelajar dalam kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan (Hidayat, 2013:62). Kurikulum memerlukan bahan ajar yang baik untuk diterapkan bagi siswa. Taba (dalam Hidayat, 2013:63) mengemukakan bahwa kriteria untuk memilih isi materi kurikulum haruslah menggambarkan pengetahuan yang sebenarnya, sesuai dengan kehidupan sosial dan budaya siswa, seimbang antara luas dan dalamnya materi, mencakup berbagai macam tujuan, sesuai dengan kemampuan dan pengalaman siswa dan sesuai kebutuhan juga minat siswa. Apabila semua unsur tersebut diperhatikan dalam penyusunannya, maka bahan ajar yang dihasilkan dapat menunjukkan bahwa bahan ajar tersebut baik dan dapat diterapkan di sebuah sekolah.

(23)

Bahan ajar pada Kurikulum 2013 disusun dengan memperhatikan pendekatan tematik integratif. Pembelajaran dengan pendekatan tematik integratif menggunakan tema-tema tertentu (Trianto, 2010:78). Tema-tema dalam pembelajaran dengan jenis pendekatan tersebut digunakan untuk mewadahi berbagai jenis materi pembelajaran dari mata pelajaran yang berbeda-beda. Tema-tema yang digunakan dalam pembelajaran dengan pendekatan ini dimaksudkan untuk membuat pemahaman siswa menjadi lebih jelas. Maka, diperlukan sifat kreativitas dalam diri guru dalam menyusun bahan ajar yang menggabungkan beberapa materi pembelajaran dalam satu tema.

(24)

saintis di mana terdapat kegiatan seperti mengamati, melakukan eksperimen, diskusi sampai kegiatan mengambil kesimpulan.

Guru kelas IV dan kepala SKKK Yogyakarta juga mengutarakan bahwa pendidikan karakter dalam Kurikulum 2013 pada dasarnya sangat baik untuk membentuk pribadi siswa. Informasi lain yang didapat adalah mengenai penilaian otentik, guru kelas IV maupun kepala sekolah menjelaskan penilaian otentik begitu terlihat dari proses pembelajaran Kurikulum 2013. Penilaian menekankan adanya proses dan juga hasil yang diperoleh siswa.

Kesulitan-kesulitan dalam pembelajaran Kurikulum 2013 juga kerap kali dialami oleh para guru saat menerapkan Kurikulum 2013. Guru kelas IV SKKK Yogyakarta menyadari begitu banyak jawaban siswa atas pertanyaan yang ada pada bahan ajar. Beliau cenderung tidak tahu bagaimana mengarahkan jawaban siswa atas pertanyaan berupa pendapat yang cenderung begitu luas.

Kesulitan lainnya yang ditemukan adalah materi yang ada di bahan ajar kurang urut dan membuat siswa kurang begitu memahami secara runtut. Materi dalam satu tema juga cenderung terlalu banyak dan belum mendalam. Kepala SKKK mengutarakan bahwa kesulitan lainnya adalah isi bahan ajar agar cenderung bertele-tele. Kunci jawaban untuk setiap pertanyaan bahan ajar juga belum tersedia.

(25)

Guru kelas IV dan kepala SKKK Yogyakarta menganggap bahwa Kurikulum 2013 masih perlu disempurnakan. Penyempurnaannya pada bagian kegiatan pembelajaran dan materi pada bahan ajar. Narasumber juga mengutarakan masih diperlukan adanya suplemen dalam bahan ajar Kurikulum 2013, terutama dalam hal pembuatan soal dan penjelasan materi yang lebih mendalam.

SKKK Yogyakarta telah mampu secara mandiri mengembangkan bahan ajar sesuai dengan Kurikulum 2013. Pihak SKKK Yogyakarta menggunakan materi yang diberikan oleh pemerintah dan mengembangkannya dengan memperjelas materi. Bahan ajar Kurikulum 2013 menurut guru kelas IV dan kepala sekolah sudah cukup sesuai dengan budaya lokal yang ada, namun belum begitu mendalam.

Kurikulum 2013 identik dengan penanaman karakter dalam diri siswa. Berbagai karakter dalam Kurikulum 2013 yang ada memiliki makna positif bagi pribadi siswa sehingga perlu dikembangkan dan ditanamkan dalam pembelajaran. Setiap pembelajaran dapat menanamkan karakter yang berbeda-beda dalam diri siswa. Pembelajaran yang dialami oleh siswa pun menjadi lebih bermakna, karena siswa dapat berkembang baik secara pengetahuan maupun karakter yang dimilikinya.

(26)

kegiatan dalam pembelajaran dan cakupan materi. Bahan ajar yang digunakan oleh para siswa hendaknya sesuai dengan karakteristik siswa sekolah dasar.

Berdasarkan hasil wawancara dari kepala sekolah dan guru kelas IV SKKK Yogyakarta menunjukkan bahwa bahan ajar Kurikulum SD 2013 yang sekarang telah digunakan dalam pembelajaran, masih perlu disempurnakan. Beberapa bagian seperti materi, bentuk soal serta penilaiannya masih perlu dilengkapi dan dibuat menjadi lebih jelas. Maka, diharapkan bahan ajar yang disusun untuk siswa dapat menunjang pemahaman siswa akan materi. Oleh karena itu, dalam penelitian ini penulis ingin mengembangkan bahan ajar mengacu kepada Kurikulum 2013 untuk siswa kelas IV SD.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, dapat dibuat rumusan masalah. Rumusan masalah dalam peneliti dapat dibentuk menjadi dua rumusan. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1.2.1 Bagaimana prosedur pengembangan bahan ajar mengacu Kurikulum 2013 untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar?

(27)

1.3 Tujuan Penelitian

Permasalahan dari penelitian ini dapat ditentukan tujuan kegiatan penelitian. Penelitian ini dimaksudkan untuk mencapai dua tujuan. Berdasarkan permasalahan di atas maka tujuan kegiatan ini adalah sebagai berikut.

1.3.1 Memaparkan prosedur pengembangan bahan ajar mengacu Kurikulum 2013 subtema Bersatu dalam Keberagaman untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar.

1.3.2 Mendeskripsikan kualitas produk bahan ajar mengacu Kurikulum 2013 subtema Bersatu dalam Keberagaman untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar.

1.4 Manfaat Penelitian

Kegiatan penelitian ini memiliki manfaat tidak bagi peneliti saja namun juga orang lain. Setiap manfaat mampu memberikan dampak yang baik bagi orang lain yang menggunakan penelitian ini. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:

1.4.1 Bagi Mahasiswa

(28)

1.4.2 Bagi Guru

Guru erat juga hubungannya dengan bahan ajar. Bahan ajar digunakan para guru dalam menyampaikan materi kepada para siswa. Penelitian ini diharapkan mampu membuat guru memperoleh dan menggunakan bahan ajar yang mengacu Kurikulum 2013 untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar.

1.4.3 Bagi Siswa

Para siswa dalam proses pembelajaran di sekolah umumnya menggunakan bahan ajar dengan berbagai macam bentuk. Penelitian ini menghasilkan produk berupa bahan ajar mengacu Kurikulum 2013 untuk Kelas IV. Maka, para siswa diharapkan memperoleh bahan ajar tambahan mengacu Kurikulum 2013 serta beragam latihan soal di dalamnya.

1.4.4 Bagi Sekolah

Sekolah merupakan hal penting bagi kehidupan para siswa. Banyak hal yang dapat dipelajari di sekolah. Penelitian ini dapat bermanfaat bagi sekolah dalam memperoleh bahan ajar lain yang mengacu Kurikulum 2013 untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar.

1.5 Batasan Istilah

(29)

1.5.2 Pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang memuat keterampilan sainstis, diantaranya kegiatan mengamati, menanya, mencoba, mengolah, menyajikan, menyimpulkan dan mengkomunikasikan.

1.5.3 Penilaian otentik adalah pemberian skor terhadap hasil pekerjaan siswa yang melibatkan seluruh kemampuan siswa, mulai dari pengetahuan, keterampilan dan sikap.

1.5.4 Pendidikan karakter adalah pendidikan yang menanamkan nilai akhlak dan nilai positif yang berkaitan dengan diri sendiri dan sesama dalam diri pembelajar.

1.5.5 Bahan ajar adalah bagian dari buku ajar yang dikembangkan dari setiap tema dan subtema yang terdiri dari unsur: Tema, Subtema, KI, KD, indikator, tujuan pembelajaran, uraian materi, kegiatan belajar, refleksi, aksi/tindakan siswa, rangkuman materi, penilaian, tindak lanjut, daftar kata penting, dan daftar pustaka.

1.6 Spesifikasi Produk

Penelitian ini memiliki spesifikasi produk. Spesifikasi produk dalam penelitian ini ada enam hal yang dihasilkan. Adapun spesifikasi produk yang akan dihasilkan adalah sebagai berikut.

(30)

1.6.2 Bahan ajar disusun dengan pendekatan tematik integratif.

1.6.3 Bahan ajar disusun berbasis aktivitas siswa dengan menerapkan pendekatan sains.

1.6.4 Bahan ajar berbasis budaya lokal.

1.6.5 Penilaian dalam bahan ajar menggunakan penilaian otentik.

(31)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Kurikulum 2013

2.1.1.1 Rasional dan Elemen Perubahan Kurikulum 2013

Setiap lembaga pendidikan menggunakan kurikulum untuk diterapkan di sekolah. Menurut UUSP No. 20 Tahun 2003 (dalam Siregar dan Nara, 2010:62) kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan. Pengertian kedua ahli tersebut menunjukkan bahwa kurikulum merupakan program yang direncanakan untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.

(32)

digunakan dengan baik agar tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya dapat tercapai.

Penjelasan UUSP dan UU dapat disimpulkan bahwa kurikulum merupakan program terencana, yang didalamnya terdapat isi dan bahan ajar yang digunakan oleh guru dan diterapkan oleh siswa melalui proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Untuk menerapkan kurikulum, maka diperlukan peran guru dan siswa. Guru menerapkan program-program yang ada dalam kurikulum dan siswa melaksanakan apa yang telah diprogramkan, sehingga apa yang menjadi tujuan bersama dapat tercapai

Kurikulum terbaru yang saat ini dipergunakan di beberapa lembaga pendidikan adalah Kurikulum 2013. Kurikulum 2013 diterapkan baik dari tingkat SD sampai SMA/ SMK pada kelas tertentu. Implementasi Kurikulum 2013 akan menghasilkan insan Indonesia yang produktif, kreatif, inovatif, afektif, melalui penguatan sikap, keterampilan dan pengetahuan yang terintegrasi (Mulyasa, 2013:99).

(33)

Pengembangan Kurikulum 2013 merupakan langkah lanjutan pengembangan kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) yang telah diterapkan tahun 2004 dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang mencakup kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan secara terpadu (Kemendikbud, 2013:66). Kurikulum 2013 telah mengembangkan berbagai macam aspek kompetensi dari KBK dan KTSP. Aspek yang berkaitan dengan sikap, pengetahuan dan keterampilan kemudian diterapkan dalam setiap pembelajaran dengan menggunakan Kurikulum 2013. Kurikulum 2013 menyempurnakan kurikulum-kurikulum yang sudah diterapkan sebelumnya di lembaga pendidikan.

2.1.1.1.1 Rasional Pengembangan Kurikulum 2013

Pengembangan Kurikulum 2013 dilakukan bukan berarti tanpa ada tujuan. Pengembangan Kurikulum 2013 dilakukan karena adanya berbagai macam hal yang melatarbelakanginya. Kurikulum 2013 ini dilakukan karena adanya berbagai tantangan, diantaranya adalah tantangan internal dan eksternal, penyempurnaan pola pikir, penguatan tata kelola kurikulum, pendalaman dan perluasan materi (Kemendikbud, 2013:72).

(34)

kelak bangsa Indonesia dapat unggul dari segi pendidikan dan juga kehidupan bangsa.

Tantangan internal yang pertama adalah terkait dengan kondisi pendidikan di Indonesia. Kondisi pendidikan di Indonesia saat ini diharapkan dapat mencapai delapan standar pendidikan (Kemendikbud, 2013:73). Delapan standar pendidikan yang dimaksud adalah standar pengelolaan, standar biaya, standar proses, standar penilaian, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar isi, standar sarana dan prasarana dan standar kompetensi lulusan. Kurikulum 2013 ini diharapkan penerapannya mampu mencapai kedelapan standar pendidikan tersebut, sehingga pembelajaran dapat terlaksana sesuai dengan standar pendidikan yang telah ditetapkan.

Tantangan internal lainnya adalah kondisi sumber daya manusia bangsa Indonesia. bahwa jumlah dan kualitas sumber daya manusia (SDM) saat ini masih jauh dari harapan. Hal ini juga diperjelas oleh Kemendikbud (2013:73) yang menyatakan bahwa usia produktif bangsa Indonesia melimpah, apabila memiliki kompetensi dan keterampilan akan menjadi modal pembangunan yang luar biasa. Kurikulum 2013 yang akan diterapkan diharapkan mampu menghasilkan lulusan yang akan memiliki kompetensi dan keterampilan, sehingga menjadi SDM yang berkualitas.

(35)

2013:74). Tantangan eksternal ini memiliki pengaruh terhadap pengembangan Kurikulum 2013.

Penyempurnaan pola pikir berkaitan dengan tujuan dari pendidikan itu sendiri. Pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan masa depan akan terwujud dengan perubahan pola pikir (Kemendikbud, 2013:74). Beberapa hal yang perlu disempurnakan antara lain adalah dari pembelajaran yang diharapkan mulai berpusat pada siswa, pembelajaran menjadi interaktif atau dua arah, siswa menjadi lebih dapat berinteraksi dan bertukar pikiran satu sama lain, siswa menjadi aktif melakukan dan pembelajaran menjadi lebih dekat dengan dunia nyata.

Hal lainnya yang perlu disempurnakan antara lain adalah pembelajaran berbasis dalam kelompok, penggunaan media pembelajaran diharapkan menjadi lebih beragam, usaha untuk belajar dimiliki oleh semua siswa, pemikiran siswa menjadi lebih kritis, pembelajaran menjadi lebih otonom dan siswa menjadi lebih percaya diri sendiri dan siswa dapat saling bertukar pengetahuan. Hal penting lainnya dalam Kurikulum 2013 ini adalah ilmu pengetahuan tidak lagi terbatas pada satu disiplin ilmu saja, tetapi menjadi disiplin ilmu jamak. Siswa tidak lagi mempelajari satu ilmu saja dan terpisah dari ilmu pengetahuan lain, namun siswa dapat mempelajari berbagai macam ilmu yang digabungkan dalam satu tema pembelajaran.

(36)

perumusan yang diturunkan dari kebutuhan (Kemendikbud, 2013: 75). Kurikulum 2013 kini merumuskan Standar Isi berdasarkan kesiapan siswa, tujuan pendidikan nasional dan kebutuhan siswa.

Penguatan tata kelola Kurikulum 2013 (Kemendikbud, 2013:75) berbeda dengan kurikulum sebelumnya. Kurikulum 2013 penyusunannya dimulai dengan menetapkan standar kompetensi lulusan berdasarkan kesiapan siswa, tujuan pendidikan nasional dan kebutuhan siswa. Satuan pendidikan dan pendidik tidak lagi menyusun silabus pembelajaran, pendidik diberi kesempatan mengembangkan langsung proses pembelajaran di sekolah. Silabus pembelajaran disusun dalam tingkat nasional.

Penguatan tata kelola Kurikulum 2013 ini juga dilaksanakan dengan menyusun buku pegangan guru dan buku pegangan siswa. Buku pegangan guru memiliki peran penting karena guru merupakan salah satu pelaksana kurikulum. Maka, diharapkan dengan adanya buku pegangan guru, guru mampu mengatur sendiri bagaimana pengelolaan media belajar untuk siswa agar pembelajaran dapat terlaksana sebagaimana ditetapkan dalam kurikulum. Peran lain yang tidak kalah penting adalah pemantauan dari pusat dan daerah, untuk dapat melihat bagaimana pengimplementasian kurikulum di lapangan.

(37)

ini masih termasuk kategori rendah. Sementara level 4 sampai 6 berkaitan dengan kemampuan menerapkan dan menyampaikan alasan. Negara lain seperti Taiwan, Korea, Singapore, Hongkong dan Jepang mampu mencapai level 4 sampai 6 yang termasuk kategori tinggi (Kemendikbud, 2013:77).

Hasil dari analisis PISA 2009, dapat dijadikan sebagai alasan perlunya mengembangkan kurikulum yang menuntut para siswa di Indonesia untuk dapat melebihi dari kemampuan mengingat atau hafalan. Kurikulum 2013 akan meluaskan materi yang dianggap penting dalam upaya menghasilkan lulusan yang dapat bersaing di dunia internasional. Hal lain yang dilakukan adalah dengan mengevaluasi materi yang dianggap penting untuk dilakukan dan juga meniadakan materi yang dianggap kurang sesuai dengan kebutuhan peserta didik (Kemendikbud, 2013:80). Kegiatan untuk evaluasi dan pendalaman materi ini diharapkan mampu menghasilkan materi yang relevan dengan kebutuhan para siswa yang prosesnya menggunakan Kurikulum 2013.

(38)

2013:64). Penjelasan ahli tersebut menunjukkan bahwa Kurikulum 2013 akan dipadatkan dengan berbagai macam kompetensi untuk membentuk para siswa yang berkompeten, baik dari segi pengetahuan dan juga sikap serta keterampilan.

Banyak para ahli mengungkapkan bahwa Kurikulum 2013 menitikberatkan pada perubahan dari berbagai aspek. Kusuma (2013:8) juga mengutarakan bahwa pengembangan Kurikulum 2013 dilakukan seiring dengan tuntutan perubahan dalam berbagai aspek kehidupan dan melaksanakan amanah UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional. Perubahan Kurikulum 2013 ini didasarkan pada adanya beberapa kompetensi yang harus dicapai oleh para siswa dalam pembelajaran sesuai dengan adanya UU dan Peraturan Presiden mengenai hal tersebut. Kurikulum 2013 ini pun diharapkan mampu menanamkan kompetensi-kompetensi yang positif dalam diri siswa.

2.1.1.1.2 Elemen Perubahan Kurikulum 2013

(39)

Elemen perubahan pada kompetensi lulusan SD adalah adanya peningkatan dan keseimbangan soft skill dan hard skill yang meliputi kompetensi sikap, keterampilan dan pengetahuan (Kemendikbud, 2013:97). Kurikulum 2013 akan menekankan aspek sikap, keterampilan dan pengetahuan. Siswa tidak lagi ditekankan pada pengetahuan saja, tetapi mampu terampil dan unggul dalam sikap kehidupan sehari-hari.

Elemen perubahan lain pada Kurikulum 2013 adalah ada standar proses dalam pendidikan. Proses pembelajaran di SD semula berfokus pada kegiatan eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi, kini ditekankan pada kegiatan yang mengarah pada kemampuan seorang saintis. Kegiatan pembelajaran meliputi kegiatan mengamati, menanya, mengolah, menalar, menyajikan, menyimpulkan dan mencipta. Proses belajar dapat dilangsungkan di kelas, sekolah dan masyarakat. Guru tidak lagi menjadi sumber utama pembelajaran dan sikap tidak saja diajarkan secara verbal, namun juga melalui contoh dari pelaksanaan kehidupan sehari-hari. Pembelajaran di SD kini menggunakan tematik dan terpadu (Kemendikbud, 2013:98).

Kegiatan pembelajaran pada Kurikulum 2013 menggunakan pendekatan ilmiah (scientific approach) dalam semua mata pelajaran (Kemendikbud, 2013:214). Pendekatan ilmiah ini kerap digunakan dalam bidang keilmuwan. Maksud dari pendekatan ilmiah ini adalah agar para siswa memiliki kemampuan seperti halnya saintis.

(40)

pendekatan proses akan menggunakan berbagai kemampuan seperti kemampuan konsep, kemampuan sikap dan keterampilan memproseskan perolehan. Kemampuan dimiliki tersebut seperti layaknya saintis. Kegiatan-kegiatan dalam pembelajaran yang bersifat saintifik antara lain adalah mengamati, menghitung, mengukur, mengklasifikasi, mencari hubungan ruang/ waku, membuat hipotesis, merencanakan penelitian, mengendalikan variabel, menafsirkan data, menyusun hipotesis, meramalkan itu semua terjadi atau tidak., menerapkan kemampuan menerapkan dan mengkomunikasikan. Bentuk kegiatan pembelajaran mengarah kepada kemampuan yang biasa dilakukan oleh saintis, maka pembelajaran dikenal dengan pendekatan ilmiah (scientific approach).

Proses belajar dilangsungkan di kelas, sekolah atau masyarakat. Kurikulum 2013 menekankan aspek keterampilan, sikap dan pengetahuan. Maka, proses belajar tidak saja dapat dilakukan di kelas, tapi juga di luar kelas. Kegiatan belajar yang dilaksanakan di berbagai tempat tidak saja kelas, dapat membuat siswa mampu memperoleh banyak hal yang dapat dipelajari.

(41)

berbagai macam sumber informasi yang berkaitan dengan pembelajaran, dan guru bukanlah sumber utama dari pembelajaran tersebut.

Kurikulum 2013 pada standar proses juga membuat elemen perubahan pada sikap dari para siswa. Sikap yang diterapkan kini pun adalah sikap spiritual, sikap individu dan juga sosial. Siswa tidak lagi sekedar belajar untuk memperoleh hasil namun juga untuk melatih cara bersikap siswa dengan Tuhan, melalui sikap bersyukur dan juga sikap kepada sesama, seperti bekerjasama dan rela berkorban. Sikap untuk diri sendiri pun juga ditanamkan, seperti sikap disiplin ataupun sikap teliti.

Standar isi menjadi bagian yang cukup mendapat banyak perubahan dalam Kurikulum 2013. Perubahan dalam standar isi antara lain proses pembelajaran tematik terpadu dalam semua mata pelajaran, jumlah mata pelajaran inti menjadi enam mata pelajaran, dan pembelajaran bersifat holistik berbasis sains (Kemendikbud, 2013:98). Setiap aspek yang berubah dari standar isi, dapat mempengaruhi proses pembelajaran yang berlangsung.

(42)

tema. Penggabungan dengan tema ini dimaksudkan agar siswa dapat belajar secara menyeluruh, sehingga pemahaman siswa menjadi lebih luas.

Standar isi yang mengalami perubahan antara lain adalah jumlah mata pelajaran. Jumlah mata pelajaran inti di SD yang menerapkan Kurikulum 2013 kini menjadi enam mata pelajaran. Mata pelajaran yang dimaksud antara lain adalah PPKn, Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, IPS, Seni Budaya dan Prakarya (SBdP) dan Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan (PJOK). Materi IPA dan IPS berdiri sendiri, dan digabungkan dalam satu tema.

Pembelajaran dalam Kurikulum 2013 bersifat holistik berbasis sains (alam, sosial dan budaya) (Kemendikbud, 2013:98). Semua materi pembelajaran digabungkan dalam satu tema, sehingga siswa dapat belajar secara menyeluruh mengenai satu hal. Penggabungan materi pembelajaran tersebut dapat juga melatih bagaimana alam, sosial dan budaya perlu berperan dalam pembelajaran. Pembelajaran yang secara menyeluruh, dapat mengembangkan kemampuan siswa antara lain seperti kegiatan mengamati, menanya, mengolah, menalar, menyajikan, menyimpulkan dan mencipta.

(43)

Kurikulum 2013 mendorong penggunaan penilaian portofolio. Penilaian portofolio merupakan kumpulan tugas-tugas yang dikerjakan oleh siswa (Mulyasa, 2013:148). Penilaian portofolio menjadi kumpulan bukti otentik dari adanya hasil kerja siswa. Guru dan siswa dapat saling berdiskusi untuk menentukan penilaian dari hasil kerja yang dikumpulkan.

Semua penjelasan yang ada berkaitan dengan elemen perubahan Kurikulum 2013 menunjukkan bahwa elemen-elemen yang mengalami perubahan dalam Kurikulum 2013 adalah standar kompetensi lulusan, standar proses, standar isi dan standar penilaian. Berbagai macam elemen yang mendapat perubahan dalam Kurikulum 2013 mempengaruhi proses pembelajaran. Pembelajaran yang mengacu Kurikulum 2013 akan menekankan keempat elemen ini, sehingga akan terlihat perbedaan dengan pembelajaran yang menggunakan kurikulum sebelumnya.

Berikut ini adalah tabel perbedaan esensial KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) dan Kurikulum 2013 (Kemendikbud, 2013:99).

Tabel 1. Perbedaan Esensial KTSP 2006 dan Kurikulum 2013

KTSP 2006 Kurikulum 2013

Mata pelajaran tertentu mendukung kompetensi tertentu

Tiap mata pelajaran mendukung semua kompetensi (sikap, keterampilan, pengetahuan)

Mata pelajaran dirancang berdiri sendiri dan memiliki kompetensi dasar sendiri

(44)

kompetensi dasar yang diikat oleh kompetensi inti tiap kelas

Bahasa Indonesia sejajar dengan mata pelajaran lain

Bahasa Indonesia sebagai penghela mata pelajaran lain (sikap dan keterampilan berbahasa)

Tiap mata pelajaran diajarkan dengan pendekatan berbeda

Semua mata pelajaran diajarkan dengan pendekatan yang sama (saintifik)

Tiap jenis konten pembelajaran diajarkan terpisah

Bermacam jenis konten pembelajaran diajarkan terkait dan terpadu satu sama lain

Konten ilmu pengetahuan diintegrasikan dan dijadikan penggerak konten pembelajaran lainnya

Tematik untuk kelas I-III Tematik integratif untuk kelas I-VI

(45)

Kurikulum 2013 juga memiliki perbedaan yang esensial pada tiap kompetensi dasar di tiap mata pelajaran yang berkaitan dengan kompetensi inti. Setiap mata pelajaran memiliki kompetensi inti yang sama untuk setiap kelasnya. Kesamaan dari kompetensi inti ini dimaksudkan karena tujuan yang ingin dicapai untuk tiap mata pelajaran adalah sama yaitu untuk mendukung semua kompetensi baik dari sisi sikap, keterampilan maupun pengetahuan.

Aspek lainnya yang menjadi perbedaan dari KTSP dan Kurikulum 2013 adalah bahasa Indonesia kini tidak sejajar dengan mata pelajaran lainnya. Posisi bahasa Indonesia kini sebagai penghela atau penarik mata pelajaran lainnya. Sikap dan keterampilan bahasa Indonesia kini lebih ditekankan melalui mata pelajaran lainnya.

Pendekatan pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran Kurikulum 2013 adalah pendekatan saintifik. Pendekatan pembelajaran pada KTSP dapat bervariasi. Namun, dalam pembelajaran dengan Kurikulum 2013, pendekatan pembelajaran yang digunakan adalah saintifik. Pendekatan saintifik mengarahkan siswa untuk mampu memiliki kemampuan layaknya seorang saintis yang melakukan kegiatan mengamati, menanya, mencoba, menarik kesimpulan sampai mengkomunikasikan.

(46)

Kurikulum 2013. Sementara itu, pada saat pembelajaran menggunakan KTSP, pembelajaran tematik dilakukan di kelas I-III.

KTSP dan Kurikulum 2013 memiliki perbedaan yang begitu mendasar. Kurikulum 2013 ingin mengembangkan pembelajaran yang menggunakan satu topik yang sudah terkait antarmata pelajaran, menggunakan pendekatan santifik yang menuntut siswa untuk berpikir secara urut dan juga mendidik para siswa baik dari segi kompetensi sikap, keterampilan maupun pengetahuan.

2.1.1.2 Pendekatan Tematik Integratif

2.1.1.2.1 Arti Pendekatan Tematik Integratif

Pembelajaran tematik merupakan pembelajaran yang dirancang dengan tema-tema tertentu (Trianto, 2010:78). Model pembelajaran jenis ini mengaitkan beberapa materi pelajaran tertentu yang kemudian dipelajari lewat satu tema. Satu tema dapat dipelajari oleh lebih dari satu mata pelajaran.

Contoh penggabungan materi pembelajaran tematik, tema “Kegiatanku”, tema ini dapat dipelajari pada materi Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) mengenai jenis-jenis kegiatan, dapat dipelajari di mata pelajaran Bahasa Indonesia membuat jadwal sehari-hari mengenai kegiatan, ataupun di mata pelajaran Matematika dalam membuat waktu untuk melakukan kegiatan. Tema tersebut dapat dipelajari dari berbagai mata pelajaran, tergantung keterkaitan yang dibuat dalam setiap mata pelajaran. Hal ini menjadi tugas guru untuk dapat mengaitkannya.

(47)

pengalaman bermakna bagi siswa (Karli, 2006:73). Pembelajaran tematik menggunakan beberapa mata pelajaran yang berada dalam tema yang sama. Penggabungan beberapa mata pelajaran ini bertujuan membuat siswa belajar menjadi lebih kompleks sehingga pemahaman siswa tidak hanya pada satu materi saja.

Kemendikbud juga mengungkapkan bahwa pembelajaran tematik terpadu berawal dari penggunaan tema yang dipilih oleh guru sesuai dengan kebutuhan siswa (Kemendikbud, 2013:196).Tema menjadi pusat hal yang menjadi pemersatu dari berbagai mata pelajaran yang dikaitkan. Para siswa yang mendapat pembelajaran tematik terpadu akan mengalami pembelajaran yang utuh karena adanya tema yang menjadi tumpuan utama yang menjadi pengait dari beberapa materi pembelajaran dari berbagai muatan pembelajaran.

Kesimpulan yang dapat ditarik dari pengertian beberapa ahli mengenai pembelajaran tematik adalah pembelajaran yang menggunakan beberapa mata pelajaran dalam pengajarannya. Penggabungan mata pelajaran haruslah dalam satu tema, karena untuk mempermudah pemahaman siswa dalam mempelajarinya. Penggabungan berbagai materi pelajaran dalam satu tema ini juga dilakukan dengan maksud agar siswa mampu belajar lebih banyak dan tidak terbatas pada satu mata pelajaran saja.

2.1.1.2.2 Tujuan Pendekatan Tematik Integratif

(48)

integratif memiliki tujuan tertentu. Adapun tujuannya diantaranya adalah menekankan keterlibatan siswa dalam proses belajar aktif, memberi kesempatan kepada siswa untuk menghubungkan konsep-konsep yang telah dipelajari dan menekankan penerapan konsep belajar dengan melakukan sesuatu (Permanasari, 2009:28).

Pembelajaran tematik bertujuan untuk menekankan keterlibatan siswa dalam proses belajar aktif. Pembelajaran tematik mengaitkan beberapa materi dalam beberapa mata pelajaran. Bentuk pembelajaran seperti ini dapat diterapkan oleh guru dengan menciptakan berbagai macam kegiatan belajar. Kegiatan belajar yang bermacam-macam akan mampu membuat siswa aktif di dalam pembelajaran.

Pendekatan tematik integratif yang diterapkan dalam pembelajaran akan mampu memberi kesempatan kepada siswa untuk menghubungkan konsep-konsep yang telah dipelajari. Para siswa akan belajar berbagai macam hal dari pembelajaran tematik, maka hal ini akan membuat siswa mempelajari berbagai macam konsep pembelajaran. Berbagai macam konsep belajar yang dipahami oleh siswa ini kemudian dapat memberi kesempatan kepada siswa untuk saling menghubungkan berbagai macam konsep yang telah dipelajari tersebut. Satu kegiatan belajar dapat membuat siswa menerapkan berbagai macam konsep.

(49)

siswa tidak terbatas pada pemberian materi pembelajaran saja namun siswa juga dapat merasakan langsung pembelajaran dengan melakukan sesuatu. Siswa mempelajari suatu materi pembelajaran tidak sekedar dengan mempelajari teorinya saja, namun juga kepada praktiknya.

Kemendikbud juga memaparkan beberapa tujuan pembelajaran dengan pendekatan tematik terpadu atau dapat dikatakan tematik integratif. Adapun tujuan-tujuan pembelajaran pendekatan tematik terpadu (2013:198) adalah a) mudah memusatkan perhatian pada satu topik, b) memiliki pemahaman terhadap materi pelajaran lebih mendalam, dan c) budi pekerti serta moral siswa dapat ditumbuh kembangkan dengan mengangkat sejumlah nilai budi pekerti sesuai dengan situasi dan kondisi. Tujuan-tujuan dari pembelajaran dengan pendekatan tematik terpadu yang telah dipaparkan berguna bagi pribadi siswa.

Tujuan pendekatan tematik terpadu adalah mudah memusatkan perhatian pada satu topik. Topik dalam pembelajaran tematik terpadu menggunakan satu topik dengan berbagai macam materi yang dipelajari di dalamnya. Siswa dapat memusatkan pembelajarannya pada satu topik namun dari satu topik pembelajaran, siswa akan belajar banyak hal yang saling berkaitan.

(50)

Budi pekerti dan moral siswa dapat ditumbuh kembangkan, adalah tujuan yang juga dapat dicapai dari pendekatan tematik terpadu. Pembelajaran dengan pendekatan tematik terpadu membuat siswa lebih banyak mempelajari materi pembelajaran dan melakukan kegiatan belajar. Beragamnya kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa mampu membuat siswa mengembangkan nilai budi pekerti di dalamnya. Guru memiliki peran penting untuk membuat kegiatan belajar menjadi lebih penuh makna bagi siswa, baik dari segi materi maupun penanaman nilai budi pekerti.

Tujuan pendekatan tematik integratif yang ada menunjukkan bahwa pendekatan tematik integratif memiliki tujuan yang membangun pribadi siswa dalam belajar. Berbagai macam tujuan yang ada turut juga membuat guru bukan lagi menjadi pribadi utama yang merupakan sumber pembelajaran. Sumber belajar bagi siswa dalam pembelajaran dengan pendekatan tematik integratif dapat berupa kegiatan belajar yang dilakukan siswa sendiri atau juga kelompok belajarnya. Tujuan pendekatan tematik integratif memiliki dampak yang positif bagi diri siswa, maka pendekatan tematik integratif dapat pula diterapkan dalam pembelajaran.

2.1.1.2.3 Ciri-ciri Pendekatan Tematik Integratif

(51)

pembelajaran, e) bersifat luwes, f) hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan minat dan kebutuhan anak.

Ciri pertama pembelajaran dengan pendekatan tematik integratif adalah berpusat pada anak (Kemendikbud 2013:197). Pembelajaran tematik menggabungkan beberapa matapelajaran dalam satu topik pembelajaran. Pembelajaran dengan model seperti ini membuat siswa yang belajar dapat memusatkan perhatiannya pada pembelajaran. Siswa akan lebih banyak melakukan kegiatan belajar sehingga siswa aktif dalam belajar.

Ciri kedua dari pembelajaran dengan pendekatan tematik integratif adalah memberikan pengalaman langsung kepada anak (Kemendikbud, 2013:197). Pembelajaran dengan pendekatan tematik integratif membuat siswa banyak mengalami kegiatan belajar secara langsung. Kegiatan belajar seperti ini membuat siswa banyak mendapat pengalaman.

(52)

memadukan berbagai macam konsep pembelajaran dalam satu pembelajaran. Misalnya saja, dalam satu hari pembelajaran akan mempelajari mengenai bunyi. Materi pembelajaran mengenai bunyi tersebut berkaitan dengan percobaam IPA dan pembuatan laporan Bahasa Indonesia. Konsep pembelajaran IPA dan Bahasa Indonesia digabungkan dalam satu kali pembelajaran melalui percobaan IPA mengenai bunyi.

Ciri kelima dari pembelajaran dengan pendekatan tematik integratif adalah bersifat luwes (Kemendikbud, 2013:168). Luwes dalam pembelajaran tematik integratif memiliki arti bahwa keterpaduan antarmata pelajaran terlihat landai. Beberapa materi dalam beberapa mata pelajaran melebur menjadi satu topik pembelajaran. Pembelajaran yang dilakukan dengan tidak memisahkan pembelajaran untuk setiap mata pelajaran.

(53)

dengan menggabungkan beberapa materi antarmata pelajaran. Pembelajaran dengan bentuk kegiatan belajar yang beranekaragam dapat membuat siswa aktif baik dalam berpikir atau melakukan.

Konsep learning by doing menjadi salah satu konsep pembelajaran yang dapat dilakukan pada pembelajaran dengan pendekatan tematik integratif. Konsep learning by doing dapat membuat siswa merasa senang di dalam belajar. Konsep learning by doing mengajak setiap siswa aktif melakukan suatu kegiatan belajar.

Ciri-ciri di atas telah menunjukkan bahwa pendekatan tematik integratif pada dasarnya mengajak siswa untuk aktif. Setiap siswa akan dapat belajar baik secara teori maupun prakteknya. Kegiatan belajar yang lebih banyak melibatkan siswa untuk melakukan dapat membuat pengalaman belajar suswa menjadi lebih banyak.

2.1.1.2.4 Karakteristik Pendekatan Tematik Integratif

(54)

Penyusunan materi dan juga kegiatan dalam pembelajaran tematik sesuai dengan tingkat perkembangan siswa SD. Tahap perkembangan kognitif siswa SD masih berada dalam tahap operasional konkret. Tahap ini menjelaskan bahwa siswa mempelajari hal-hal yang konkret atau nyata dan pemahamannya masih sangat dekat dengan lingkungan.

Kegiatan dalam pembelajaran tematik berawal dari minat dan kebutuhan siswa. Proses penyusunan kegiatan mengharuskan guru untuk dapat menyusun kegiatan di mana siswa akan mampu belajar dengan nyata sesuai dengan minat dan kebutuhannya. Maka, penting untuk proses pembelajaran ini disesuaikan dengan minat dan kebutuhan agar siswa merasa senang dalam belajar.

Kegiatan belajar akan mengesankan bagi siswa karena materi dalam pembelajaran tematik dekat dengan kehidupan siswa sehingga siswa akan lebih mudah memahami materi pelajaran tersebut dan mampu menerapkannya. Hal ini membuat siswa menjadi merasa berkesan karena pengalaman belajar yang telah dilaluinya. Siswa yang merasa terkesan akan pembelajaran dapat membuat pemahaman materi yang dipelajari siswa akan bertahan lebih lama.

Pengembangan keterampilan berpikir dapat dimiliki oleh siswa selama mengikuti pembelajaran tematik. Pembelajaran tematik menggunakan berbagai macam materi pembelajaran, maka pemikiran siswa pun diajak untuk mampu berpikir dalam taraf yang luas. Siswa dapat saling bertukar informasi dengan siswa ataupun guru.

(55)

tematik yang dirancang oleh guru disesuaikan dengan permasalahan yang sering ditemui siswa, hal ini dilakukan agar siswa menjadi lebih mudah dalam mempelajari materi. Adanya permasalahan ini membuat siswa juga menjadi lebih konkret dalam mempelajari materi tersebut, karena siswa sering menjumpainya dalam kehidupan sehari-hari.

Pengembangan keterampilan sosial juga menjadi salah satu karakteristik dalam pembelajaran tematik. Materi pembelajaran tematik yang menggabungkan beberapa materi pembelajaran dalam satu tema, dapat membuat siswa menjadi lebih terampil dalam mengembangkan keterampilan sosial yang ada. Dalam pembelajaran tematik, siswa dapat mempelajari teori tertentu dan kemudian mempraktekkannya. Saat siswa mempraktekkannya ini membuat siswa mampu menggunakan berbagai macam keterampilannya.

Karli (2009:74) mengungkapkan bahwa pembelajaran tematik di SD dilakukan karena siswa SD berpikir secara holistik, senang bermain, dan berpikir operasional konkret. Pendapat Karli tersebut dapat dikembangkan menjadi karakteristik dalam pembelajaran tematik, yaitu a) mengembangkan keterampilan berpikir holistik siswa, b) memuaskan rasa ingin tahu siswa, c) terdapat kegiatan permainan dan e) kegiatan pembelajaran mendukung pemikiran siswa dalam taraf operasional konkret.

(56)

tema. Adanya penggabungan materi ini mendukung siswa berpikir secara keseluruhan sehingga siswa mudah memahami materi pembelajaran.

Pembelajaran tematik menggunakan kegiatan permainan dalam pembelajarannya. Siswa SD pada umumnya masih senang bermain, maka pembelajara tematik ini juga digabungkan dengan permainan. Adanya permainan dapat membuat siswa tertarik untuk belajar dan tanpa disadari melalui permainan, siswa telah belajar banyak hal.

Pembelajaran tematik menggunakan materi pembelajaran yang sesuai dengan taraf perkembangan kognitif siswa tahap operasional konkret. Materi dalam pembelajaran tematik disusun sesuai dengan perkembangan kognitif siswa dalam tahap operasional konkret. Materi yang sesuai dengan perkembangan kognitif siswa akan mampu membuat siswa menjadi paham akan materi yang diajarkan.

(57)

2.1.1.2.5 Model Pembelajaran Tematik Integratif

Model pembelajaran tematik integratif dapat dilakukan dengan beberapa tahapan. Tahapan-tahapan dalam pembelajaran tematik integratif yaitu pertama, guru harus mengacu pada tema, kedua guru melakukan analisis SKL, KI, KD dan indikator dengan memperhatikan materi dari standar isi, ketiga membuat hubungan antara KD, indikator dan tema, keempat membuat jaringan KD dan indikator, kelima menyusun silabus tematik dan keenam membuat RPP dengan pendekatan saintifik (Kemendikbud, 2013:200). Setiap tahapan dalam model pembelajaran tersebut memiliki perbedaan yang mendasar.

Pertama, pembelajaran tematik integratif mengacu pada tema. Kurikulum 2013 telah menetapkan beberapa tema yang akan digunakan dalam pembelajaran di SD, khusus untuk kelas I dan IV. Tema-tema yang akan dipelajari untuk kelas I ada sekitar 8 tema, dan untuk kelas IV ada sekitar 9 tema. Berikut ini adalah penjabarannya.

Tabel 2. Tema-tema Pembelajaran Tematik Kurikulum 2013 di Sekolah Dasar (Kemendikbud, 2013:203)

KELAS I KELAS IV

1. Diriku

2. Kegemaranku 3. Kegiatanku 4. Keluargaku 5. Pengalamanku

6. Lingkungan Bersih dan Sehat

1. Indahnya Kebersamaan 2. Selalu Berhemat Energi 3. Peduli Makhluk Hidup 4. Berbagai Pekerjaan.

(58)

7. Benda, Binatang dan Tanaman di Sekitar

8. Peristiwa alam

7. Cita-citaku

8. Daerah Tempat Tinggalku 9. Makanan Sehat dan Bergizi

Kedua, guru melakukan analisis SKL, KI, KD dan indikator. Tema yang sudah ada, kemudian dilanjutkan dengan menganalisis SKL, KI, KD dan indikator yang ditetapkan dalam Kurikulum 2013 (Kemendikbud, 2013). SKL, KI, KD dan indikator dibuat dari mata pelajaran yang sudah ditetapkan untuk diajarkan. SD memiliki delapan mata pelajaran, yang akan diajarkan. Mata pelajaran yang akan diajarkan adalah PPKn, Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, IPS, Seni Budaya dan Keterampilan dan Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan serta agama yang sifatnya tata krama, budi pekerti dan akhlak mulia. Indikator kemudian disusun berdasarkan kriteria dari pembuatan indikator.

Ketiga, guru membuat hubungan antara KD, indikator dan tema. KD yang sudah ditetapkan dan indikator yang sudah disusun dibuat hubungannya dengan tema yang sudah ditentukan. Format pemetaan KD, indikator dan tema dapat dibuat agar lebih mudah dalam proses penyajian pembelajaran dengan memberikan tanda cek (√) pada hasilnya (Kemendikbud, 2013:203). Format

pemetaan ini akan membantu guru dalam membuat kegiatan selanjutnya dengan membuat jaringan KD dan indikator.

(59)

(Kemendikbud, 2013:204). Silabus tematik integratif akan membantu untuk melihat bagaimana proses pembelajaran tersebut akan dilakukan dalam beberapa minggu dalam satu tema. Silabus pada Kurikulum 2013 dikembangkan secara mandiri oleh para guru atau berkelompok dalam sebuah sekolah/ madrasah atau beberapa sekolah, kelompok Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) atau Pusat Kegiatan Guru (PKG) dan Dinas Pendidikan (Amri, 2013:50). Silabus yang dimiliki oleh setiap satuan pendidikan tidaklah sama, semua guru dalam tingkat satuan pendidikan dapat mengembangkan silabus secara mandiri, sesuai dengan karakteristik peserta didik maupu budaya lokal sekolah. Pengembangan silabus yang ada tetaplah perlu mengembangkan kompetensi-kompetensi dalam diri siswa baik berupa pengetahuan, keterampilan maupun sikap.

(60)

dengan kesepakatan dalam satuan pendidikan. Penggalan dalam RPP pun juga dapat disesuaikan dengan jadwal di satuan pendidikan. Maka, guru menjadi salah satu pelaksana Kurikulum 2013 yang terpenting di mana harus memadukan berbagai macam kompetensi dasar yang ada dalam Kurikulum 2013 dan berbagai mata pelajaran yang ada ke dalam bentuk silabus dan RPP.

2.1.1.3 Pendekatan Saintifik

2.1.1.3.1 Arti Pendekatan Saintifik

Kurikulum 2013 menekankan proses pembelajaran yang menanamkan keterampilan saintifik dalam diri siswa. Keterampilan saintifik ini adalah siswa diajak untuk memiliki keterampilan layaknya seorang ilmuwan, seperti mengamati, menanya, menalar, mencoba, menyajikan, menyimpulkan dan mengkomunikasikan. Proses pembelajaran yang menekankan keterampilan saintifik ini akan membuat siswa menjadi aktif dalam pembelajaran dan sekaligus menjadi subjek utama dalam proses belajar.

(61)

Pendekatan saintifik menerapkan keterampilan saintis dalam pembelajaran. Pendekatan saintifik dapat juga diartikan sebagai pendekatan keterampilan proses. Pendekatan keterampilan proses (Semiawan dkk, 1985:18) membuat siswa untuk belajar menemukan dan mengembanghkan sendiri fakta dan konsep serta menumbuhkan dan mengembangkan sikap dan nilai dari pembelajaran. Proses pembelajaran tersebut mencirikan seperti seorang saintis.

Banyak keterampilan atau kemampuan yang ditanamkan dari diri siswa dengan pembelajaran yang menggunakan keterampilan proses. Keterampilan yang ditanamkan dari pembelajaran dengan keterampilan proses adalah keterampilan observasi, menghitung, mengukur, mengklasifikasi, mencari hubungan ruang/ waku, membuat hipotesis, merencanakan eksperimen, mengendalikan variabel, interpretasi data, menyimpulkan, mengaplikasi dan mengkomunikasi. Berbagai keterampilan yang ada dari pembelajaran akan membuat siswa belajar menjadi semakin aktif.

2.1.1.3.2 Langkah Pendekatan Saintifik

(62)

Pertama, kegiatan mengamati dapat membuat siswa mengetahui makna dari proses pembelajaran dengan adanya media obyek secara nyata (Kemendikbud, 2013:216). Proses mengamati menggunakan media nyata untuk dapat diamati oleh indera siswa. Kegiatan mengamati akan membuat siswa dapat terlibat langsung di dalam pembelajaran.

Kedua, kegiatan menanya menjadi langkah pendekatan saintifik selanjutnya. Kegiatan menanya dimaksudkan untuk memperoleh tanggapan verbal (Kemendikbud, 2013:217). Pembelajaran akan efektif bila terjadi interaksi baik antara guru ataupun siswa. Siswa yang menjawab pertanyaan menandakan bahwa siswa tersebut menanggapi pembelajaran yang dilakukan hari itu dengan menyampaikannya melalui bahasa lisan. Siswa memperhatikan apa yang diajarkan pada hari itu. Semakin sulit pertanyaan yang dilontarkan guru, dapat pula menunjukkan semakin tinggi tingkat kemampuan berpikir siswa yang mampu menjawab pertanyaan tersebut.

Ketiga, kegiatan menalar dalam pembelajaran yang mengacu Kurikulum 2013 menandakan bahwa siswa diajarkan untuk lebih aktif daripada guru. Penalaran adalah proses berpikir yang logis dan sistematis atas fakta yang diamati untuk memperoleh pengetahuan (Kemendikbud, 2013:221). Kegiatan menalar membuat pemikiran siswa yang telah didapat selama pembelajaran dihubungkan dengan pengalaman-pengalaman yang dimiliki sebelumnya. Hasil dari penghubungan ini akan membuat siswa memperoleh pengetahuan.

(63)

mengembangkan pengetahuan tentang alam sekitar dan mampu menggunakan metode juga sikap ilmiah untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari (Kemendikbud, 2013:236). Kegiatan eksperimen dalam pembelajaran yang menggunakan Kurikulum 2013 menunjukkan bahwa kegiatan ini menuntut siswa untuk banyak melakukan kegiatan. Kegiatan eksperimen inilah yang nantinya akan mengasah keterampilan proses siswa.

Kelima, kegiatan mengolah, yang mengkondisikan siswa untuk belajar bekerjasama dengan siswa lain. Situasi belajar yang kolaboratif akan mampu membuat siswa berinteraksi dengan empati, saling menghormati dan menerima kekurangan juga kelebihan siswa lain (Kemendikbud, 2013:237). Kegiatan mengolah mengajak para siswa untuk mengerjakan tugas bersama-sama dan saling membantu satu sama lain. Sikap kerjasama inilah yang kemudian dapat membantu siswa untuk belajar berempati, menghormati dan menerima kekurangan juga kelebihan siswa lainnya.

Gambar

Tabel 3. Jadwal Penelitian ..................................................................................
Gambar 1. Bagan Model Desain Pembelajaran Kemp........................................
Gambar 3.Prosedur Pengembangan Borg and Gall (Sugiyono, 2010:409)
gambar animasi. Penyusun bermaksud menunjukkan gambar asli pada isi bahan
+7

Referensi

Dokumen terkait

BAB 2 MODEL DAN KERANGKA KERJA PERILAKU KONSUMEN Dalam bab ini dibahas mengenai model dan kerangka kerja perilaku konsumen yang dikaitkan dengan ruang lingkup

nya, jika kita punya sebuah bilangan nya, jika kita punya sebuah bilangan komposit (yang merupakan hasil kali komposit (yang merupakan hasil kali dari sejumlah bilangan prima),

Pemegang Saham dengan Kepemilikan < 5% Shares Ownership < 5% Bulan ini This Month Total sampai dengan Bulan ini Total up to this Month Dasar (Jumlah Saham)

Penerapan augmented reality pada buku media pembelajaran ini dilakukan dengan menggunakan software ARToolKit untuk menampilkan produk tiga dimensi (3D) alat transportasi

Pengguna semakin mudah untuk mengingat, pertama dengan adanya kartu murojaah yang berisi potongan awal kata dalam satu ayat sehingga pengguna dapat terbantu saat

Dengan tidak beroperasinya PLTM Aek Silau 2 dan PLTmH Tonduhan, aliran daya bergerak satu arah dari GI Pematang siantar menuju pusat-pusat beban pada penyulang PM.6 yaitu

Dari hasil pengamatan diketahui bahwa tanaman inang yaitu tomat dan cabai dapat bersimbiosis dengan CMA yang ditandai dengan adanya kolonisasi pada masing-masing akar, berupa

Uji alat ukur dilakukan di Jakarta dan di Bantul, untuk uji alat ukur Ridha akan Takdir dilakukan kepada 10 kawan di Jakarta yang sepengetahuan penulis merupakan orang yang