• Tidak ada hasil yang ditemukan

6 Model Usaha Mekanisasi Pengelolaan Pelepah Sawit Menjadi Mulsa Dan Kompos

6.2 Pendekatan Sistem

Menurut Eriyatno (2003) pendekatan sistem adalah suatu cara penyelesaian permasalahan yang diawali dengan identifikasi kebutuhan-kebutuhan untuk menghasilkan suatu operasi yang dianggap efektif. Berdasarkan hal tersebut pendekatan sistem umumnya ditandai oleh dua hal yaitu: (1) penentuan seluruh faktor penting dalam sistem untuk memperoleh solusi dalam penyelesaian masalah dan (2) penciptaan model kuantitatif untuk membantu membuat keputusan secara rasional. Pengkajian suatu permasalahan memerlukan pendekatan sistem apabila memenuhi karakteristik: (1) interaksi antar elemen cukup rumit (2) dinamis dalam arti faktor yang ada berubah menurut waktu dan ada pendugaan ke masa depan dan (3) probabilistik yakni memerlukan fungsi peluang dalam penarikan kesimpulan maupun rekomendasi (Eriyatno 2003).

Menurut Aminullah (2003) dalam pendekatan sistem terdapat beberapa tahapan untuk menyelesaikan permasalahan kompleks antara lain:

1. Analisis kebutuhan untuk mengidentifikasi kebutuhan dari semua

stakeholders dalam sistem

2. Formulasi permasalahan yang merupakan kombinasi dari semua permasalahan dalam sistem

3. Identifikasi sistem untuk menentukan variabel-variabel sistem dalam rangka memenuhi kebutuhan semua stakeholders dalam sistem

4. Pemodelan abstrak yang mencakup proses interaktif antara analisis sistem dengan pembuat keputusan dengan menggunakan model untuk mengeksploitasi dampak dari berbagai alternatif dan variabel keputusan terhadap berbagai kriteria sistem.

5. Implementasi dengan tujuan utama untuk memberikan wujud fisik dari sistem yang diinginkan. operasi pada tahapan ini akan dilakukan validasi sistem dan seringkali pada tahap ini terjadi modifikasi-modifikasi tambahan karena cepatnya perubahan lingkungan dimana sistem tersebut berfungsi.

6.3 Pemodelan

Model merupakan suatu gambaran abstrak dari sistem nyata dan akan bertindak seperti dunia nyata untuk aspek-aspek tertentu (Aminullah 2003). Menurut Hartrisari (2007) model diciptakan dan digunakan untuk mempermudah dalam melakukan pengkajian sistem karena sulit dan hampir tidak mungkin bekerja pada keadaan sebenarnya. Oleh karena itu, model hanya memperhitungkan beberapa faktor dalam sistem untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Tahapan pemodelan merupakan upaya untuk menirukan sistem. Proses pemodelan merupakan proses kreatif tidak linier namun harus mematuhi disiplin ilmiah dan pemikiran logik-iteratif. Prosedur pemodelan adalah menyatakan kembali permasalahan yang akan diselesaikan sesuai dengan tujuan kajian sistem menyusun hipotesis memformulasikan model menguji dan menganalisis model.

Menurut Hartrisari (2007) pemodelan efektif merupakan keterkaitan antara dunia maya yang dinyatakan dalam model dengan dunia nyata sehingga tujuan model sebagai penyederhanaan sistem akan tercapai. Menurut Eriyatno (2003) pada dasarnya model dikelompokkan menjadi tiga jenis antara lain: model ikonik (model fisik) model analog (model diagramatik) dan model simbolik (model matematik). Model analog meniru sistem hanya dari perilakunya. Model simbol tidak meniru sistem secara fisik atau tidak memodelkan perilaku sistem tapi memodelkan sistem berdasarkan logikanya. Logika bisa bervariasi mulai dari intuisi ke bahasa verbal atau logika matematik. Karena model analisis simulasi harus dapat diimplementasikan pada komputer maka model simulasi harus eksplisit yaitu harus sebagai model simbolik paling tidak untuk level aliran logika. Model simbolik dapat diklasifikasikan menjadi:

1. Model preskriptif atau deskriptif. Model preskriptif digunakan untuk mendefinisikan dan mengoptimalkan permasalahan. Model deskriptif menggambarkan sistem berdasarkan perilakunya dan permasalahan optimasi diserahkan ke analisis berikutnya.

2. Model diskrit. Pengklasifikasian model menjadi diskrit dan kontinu didasarkan pada variabelnya. Perbedaan paling penting dalam kedua model adalah waktu. Jika revisi terhadap model terjadi secara kontinu berdasarkan waktu maka model itu diklasifikasikan sebagai model kontinu.

3. Model probabilistik atau deterministik. Pembedaan kedua model ini juga didasarkan pada variabel model. Jika ada variabel acak model kita klasifikasikan sebagai model probabilistik. Jika tidak model merupakan klasifikasi model deterministik.

4. Model statis atau dinamis. Pembedaan kedua model ini juga didasarkan pada variable model. Jika variabel model berubah sesuai dengan waktu maka model digolongkan sebagai model dinamis.

5. Model loop terbuka atau tertutup. Pengklasifikasian model ke dalam bentuk loop terbuka atau tertutup didasarkan pada struktur model. Pada model terbuka output dari model tidak menjadi umpan balik untuk memperbaiki

Proses pemodelan secara umum dimulai dengan tahapan identifikasi masalah kelemahan mengidentifikasi masalah akan menyebabkan tidak validnya suatu model. Tahap selanjutnya adalah membangun asumsi-asumsi dan membuat konstruksi dari model tersebut. Konstruksi model dapat dilakukan dengan bantuan

software computer maupun secara analitis melalui hubungan fungsional dengan cara membuat diagram alir maupun persamaan matematis. Langkah berikutnya adalah menentukan analisis yang tepat dan yang menjadi inti dari langkah ini adalah mencari solusi yang tepat untuk menjawab permasalahan yang muncul pada tahap identifikasi.

Analisis dalam pemodelan biasanya dilakukan dengan dua cara yaitu dengan melakukan optimasi dan dengan melakukan simulasi. Optimasi dibangun untuk mencari solusi apa yang seharusnya terjadi sedangkan simulasi dibuat untuk mencari solusi apa yang akan terjadi. Simulasi merupakan suatu prosedur kuantitatif yang menggambarkan sebuah sistem dengan mengembangkan sebuah model dari sistem tersebut dan melakukan sederetan uji coba untuk memperkirakan perilaku sistem pada kurun waktu tertentu. Kedua analisis ini memiliki kelebihan dan kekurangan sehingga keduanya dapat digunakan sesuai dengan kebutuhan permasalahan yang harus diselesaikan.

Model terbaik akan mampu memberikan gambaran perilaku dunia nyata sesuai dengan permasalahan dan akan meminimalkan perilaku yang tidak signifikan dari sistem yang dimodelkan. Menurut Eriyatno (2003) salah satu solusi menyelesaikan permasalahan yang kompleks dengan pendekatan sistem adalah menggunakan konsep model simulasi sistem dinamis. Penggunaan model tersebut akan mengkomputasi jalur waktu dari variabel model untuk tujuan tertentu dari input sistem dan parameter model. Penyusunan model dapat dilakukan berdasarkan basis data (data base) maupun pengetahuan (knowledge base).

6.4 Metode Penelitian

Dokumen terkait