a. Setelah pasien dinyatakan boleh pulang, pasien / keluarganya ke kasir UGD untuk membayar dengan membawa resep dari dokter.
b. Setelah bayar pasien / keluarganya, membawa resep dari dokter menuju ke Apotik RSRI
Catatan:
1. Kalau pasien tidak mampu membayar, bayar separuh, menunda pembayaran, petugas UGD berkonsultasi kepada Dokter Jaga/Ka.UGD hasil keputusan diberitahukan ke kasir.
2. Untuk pasien rawat inap (operasi), pembayaran administrasi diperhitungkan, bila pasien akan pulang, petugas UGD / perawat hanya menjelaskan biaya panjar dan rawat inap.
3. Petugas UGD/ Perawat akan menyetor ke kasir hasil transaksi di UGD dilampirkan copy kwitansi.
4. Pembayaran diluar jam kasir dilakukan langsung di UGD, hasil transaksi disetorkan pada jam kerja kasir pada esok harinya (copy kwitansi dan daftar kunjungan pasien terlampir)
ALUR PENDAPATAN TAMU
STANDAR OPERASIONAL
PROSEDUR
Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :
Direktur RS RESTU IBU dr. B. Syahrial S.,M.Kes.
Transaksi jam 08.00 s/d 16.00 Wita Transaksi Jam 16.00 s/d 08.00 Wita
KUISIONER / ANGKET
No. Dokumen No. Revisi Halaman
STANDAR OPERASIONAL
PROSEDUR
Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :
Direktur RS RESTU IBU dr. B. Syahrial S.,M.Kes.
TUJUAN Meningkatkan mutu pelayanan UGD dan respon pasien yang mendapatkan
Pasien Kasir Setor ke Bank Pasien Unit Ybs Kasir Setor ke Bank
pelayanan di UGD
SASARAN Semua pasien yang datang ke UGD yang diambil secara acak
SISTEM KERJA
Setiap pasien yang datang berobat ke UGD diberikan angket yang berupa kuisioner dan saran
Jumlah dari angket yang ditargetkan ke koordinator perawat UGD dan Ka.UGD menganalisa dan menginformasikan, analisa angket ke bidang-bidang terkait antara lain Rekam Medis, Pelayanan Medis, Adminitrasi, Dokter Jaga, Satpam dan Staff UGD
Setelah tiga bulan dievaluasi dengan memberi angket kembali kepada pasien yang datang berobat ke UGD
Hasil evaluasi diinformasikan oleh Ka. UGD ke bidang-bidang yang terkait dan ini dilakukan setiap trisemester
KUISIONER
No. Dokumen No. Revisi Halaman
STANDAR OPERASIONAL
PROSEDUR Tanggal Terbit Direktur RS RESTU IBUDitetapkan oleh :
===================================================================================================
1. Petunjuk arah / keterangan yang menunjuk ke Instalasi Rawat Darurat Rumah Sakit “RESTU IBU“ Balikpapan :
a. Jelas b. Cukup jelas c. Tidak Jelas
2. Prosedur pendaftaran :
a. Sederhana b. Berbelit-Belit 3. Sikap petugas loket :
a. Simpati b. Cukup Simpati c. Kurang Simpati
4. Kecepatan mendapat pelayanan medis di Intalasi Rawat Darurat:
a. Baik b. Cukup baik c. Kura ng Baik
5. Mutu pelayanan medis di Instalasi Rawat Darurat:
a. Baik b. Cukup c. Kurang baik
6. Sikap perawat
a. Ramah b. Cukup Ramah c. Kurang Ramah
7. Sikap Dokter a. Keramahan
1) Baik 2) Cukup 3) Kurang
b. Penjelasan / nasehat yang diberikan :
1) Baik 2) Cukup 3) Kurang
c. Ketelitian pemeriksaan :
1) Baik 2) Cukup 3) Kurang
8. Kebersihan ruangan
a. Bersih b. Kotor 9. Kebersihan kamar mandi / WC
a. Bersih b. Kotor saran-saran :
Tanggal : Ka. UGD RS “RESTU IBU“
Nama : Tanda tangan
PENANGGULANGAN DISASTER YANG TERJADI DI DALAM RUMAH SAKIT ”RESTU IBU” BALIKPAPAN
No. Dokumen No. Revisi Halaman
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :
Direktur RS RESTU IBU dr. B. Syahrial S.,M.Kes.
Bencana ialah peristiwa yang terjadi secara tiba-tiba menimbulkan korban jiwa manusia dalam jumlah besar, disertai kerugian material relatif besar yang memerlukan pertolongan medis segera, baik yang terjadi karena gejala alam, maupun yang disebabkan oleh ulah manusia atau karena faktor lainnya.
Korban bencana ialah:
Korban meninggal dan penderita akibat terjadinya musibah / bencana dengan berbagai klasifikasi berdasarkan kegawatdaruratannya dan memerlukan pelayanan medik baik dilokasi kejadian, dalam perjalanan evaluasi dan ditempat penanggungan / Rumah Sakit.
I. Penanggulangan korban bencana dibagi menjadi 2 bagian: I. Korban bencana dengan kasus bedah (siaga bedah) II. Korban bencana dengan kasus medik (siaga medik)
I. Siaga bedah terdiri dari:
1. Siaga I : jumlah korban 5-10 2. Siaga II : jumlah korban 10-20 3. Siaga III : jumlah korban >20
Ad.1. Persiapan untuk menanggulangi siaga I (bedah)
Memberikan / memanggil dokter jaga ruangan
Memberikan / memanggil PJK
Memberikan / memanggil dokter jaga badan anastesi
Memberikan / memanggil satpam
Menyiapkan kamar operasi dilakukan oleh petugas / perawat kamar operasi
PENANGGULANGAN DISASTER YANG TERJADI DI DALAM RUMAH SAKIT ”RESTU IBU” BALIKPAPAN
No. Dokumen No. Revisi Halaman
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :
Direktur RS RESTU IBU dr. B. Syahrial S.,M.Kes.
Ad.2. Persiapan untuk penanggulangan siaga II (bedah)
Memberitahu / memanggil Dokter jaga ruangan
Memberitahu / memanggil PJK
Memberitahu / memanggil dokter jaga bedah dan anastesia
Memberitahu / memanggil satpam
Memberitahu / memanggil koordinator perawat IGD dan beberapa perawat IGD yang libur / tidak bertugas saat itu.
Memberitahu / memanggil Kepala Bidang Keperawatan
Memberitahu / memanggil Kepala IGD
Memberitahu / memanggil Ka. Bid.Pelayanan Medis Ad.3. persiapan untuk penanggulangan siaga III (bedah)
Memberitahu / memanggil Dokter jaga ruangan
Memberitahu / memanggil PJK
Memberitahu / memanggil dokter jaga bedah dan anastesia
Memberitahu / memanggil satpam
Memberitahu / memanggil koordinator perawat IGD dan beberapa perawat yang libur dan tidak bertugas saat itu
Memberitahu / memanggil Kepala Bidang Keperawatan
Memberitahu / memanggil petugas logistik
Memberitahu / memanggil seluruh dokter IGD
Memberitauh / memanggil Direktur RS“RESTU IBU“
PENANGGULANGAN DISASTER YANG TERJADI DI DALAM RUMAH SAKIT ”RESTU IBU” BALIKPAPAN
No. Dokumen No. Revisi Halaman
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :
Direktur RS RESTU IBU dr. B. Syahrial S.,M.Kes.
II. Siaga medik terdiri dari:
1. Siaga I : jumlah korban 10-20 2. Siaga II : jumlah korban 20-40 3. Siaga III : jumlah korban >40
ad.1. Persiapan penanggulangan siaga I (medik)
Memberitahu / memanggil dokter jaga ruangan
Memberitahu / memanggil PJK
Memberitahu / memanggil dokter jaga anastesi
Memberitahu / memanggil petugas satpam
Ruangan pasien cukup didalam IGD
ad.2. Persiapan untuk penanggulangan siaga II (medik)
Memberitahu / memanggil Dokter jaga ruangan
Memberitahu / memanggil PJK
Memberitahu / memanggil dokter jaga anastesia
Memberitahu / memanggil satpam
Memberitahu / memanggil karu IGD dan beberapa perawat IGD yang libur / tidak bertugas saat itu.
Memberitahu / memanggil petugas logistik
Memberitahu / memanggil Kepala Bidang Keperawatan
Memberitahu / memanggil Kepala IGD
Memberitahu / memanggil Ka. Bid.Pelayanan Medis
PENANGGULANGAN DISASTER YANG TERJADI DI DALAM RUMAH SAKIT ”RESTU IBU” BALIKPAPAN
No. Dokumen No. Revisi Halaman
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :
Direktur RS RESTU IBU dr. B. Syahrial S.,M.Kes.
Ad.3. persiapan untuk penanggulangan siaga III (medik)
Memberitahu / memanggil Dokter jaga ruangan
Memberitahu / memanggil PJK
Memberitahu / memanggil dokter jaga bedah dan anastesia
Memberitahu / memanggil satpam
Memberitahu / memanggil karu IGD dan beberapa perawat yang libur dan tidak bertugas saat itu
Memberitahu / memanggil petugas logistik
Memberitahu seluruh dokter IGD
Memberitahu Ka.Bid.Yan.Med
Memberitahu Direktur RS“RESTU IBU“
Ruang pasien didalam IGD dan sekitarnya II. Tugas dan wewenang dokter jaga IGD
1. Menentukan macam dan tingkatan siaga 2. Memberitahu / memanggil dokter jaga ruangan
3. Memberitahu / memanggil dokter IGD yang tidak bertugas saat itu 4. Memberitahu / memanggil Ka. IGD
5. Memberitahu / memanggil dokter jaga konsulen sesuai dengan kebutuhan 6. Memberitahu / memanggil Kabid Yanmed
PENANGGULANGAN DISASTER YANG TERJADI DI DALAM RUMAH SAKIT ”RESTU IBU” BALIKPAPAN
No. Dokumen No. Revisi Halaman
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :
Direktur RS RESTU IBU dr. B. Syahrial S.,M.Kes.
III. Ketua tim jaga IGD bertugas
1. Memberitahu / memanggil koordinator perawat IGD dan seluruh perawat IGD
2. Memberitahu / memanggil koordinator perawat IGD dan seluruh perawat IGD yang bertugas saat itu
3. Memberitahu / memanggil satpam 4. Memberitahu / memanggil logistik
5. Memberitahu / memanggil Ka. Bidang Keperawatan IV. Persiapan penunjang umum
1. Siaga listrik oleh manitenance 2. Siaga keamanan oleh satpam
3. Siaga ambulance oleh koordinasi ambulance 4. Siaga telephone oleh maintenance
5. Siaga pemadam kebakaran 6. Siaga posko banjir
V. Triase
1. Triase dipimpin oleh Dokter IGD dan atau perawat senior IGD
2. Korban diseleksi menurut berapa ringannya penyakit serta menjamin supaya tak ada penderita yang tidak mendapat perawatan medis
PENANGGULANGAN DISASTER YANG TERJADI DI DALAM RUMAH SAKIT ”RESTU IBU” BALIKPAPAN
No. Dokumen No. Revisi Halaman
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :
Direktur RS RESTU IBU dr. B. Syahrial S.,M.Kes.
VI. Tatalaksana korban
1. Setelah di triase , setiap korban diberi label yang sesuai, status, yang melekat di korban
2. Dilakukan pemeriksaan dan atau tindakan sesuai label dan diatasi kegawatdaruratannya
3. Korban dapat:
Dipulangkan (rawat jalan)
Rawat inap
Dirujuk (sesuai skema pasien masuk IGD)
Observasi
Resusitasi
Meninggal
VII. Pelaporan
Dalam waktu 1 kali 24 jam, diwajibkan membuat laporan yang terperinci tentang:
1. Jumlah korban, lokasi
2. Jumlah yang dipulangkan / meninggal / rawat inap / dirujuk 3. Jumlah penyakit / luka dsb
4. Tenaga / sarana
Laporan ditujukan kepada : 1. Direktur Rumah Sakit 2. Humas / KIE
3. Rekam Medis
VIII. Anggaran
BAGIAN TUGAS BILA TERJADI MUSIBAH MASSAL (Disaster Plan)
UNIT GAWAT DARURAT RUMAH SAKIT ”RESTU IBU” BALIKPAPAN
No. Dokumen No. Revisi Halaman
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :
Direktur RS RESTU IBU dr. B. Syahrial S.,M.Kes.
IX. Menyiapkan tenaga dan koordinasi Ketua : PJK
Anggota : Koordinator Jaga Sift IGD Tugas-tugas :
1. Mengerahkan tenaga para medis
2. Menghubungi tenaga para medis yang perlu dihubungi
3. Mengkoordinasikan tugas-tugas keperawatan dan menghubungi ke bangsal-bangsal perawatan.
II. Persiapan di Instalasi Gwat Darurat Ketua : Kepala IGD
Anggota : Koordinator perawatan IGD Tugas-tugas :
1. Mempersiapkan segala kebutuhan alat-alat untuk tindakan di IGD 2. Menerima pasien dan menyeleksi jenis pertolongan yang akan diberikan 3. Menyalurkan pasien-pasien yang perlu dirawat
III. Persiapan alat dan Obat-obatan Ketua : Seksi logistik
BAGIAN TUGAS BILA TERJADI MUSIBAH MASSAL (Disaster Plan)
UNIT GAWAT DARURAT RUMAH SAKIT ”RESTU IBU” BALIKPAPAN
No. Dokumen No. Revisi Halaman
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :
Direktur RS RESTU IBU dr. B. Syahrial S.,M.Kes.
Tugas-tugas :
1. Mengkoordinasikan kebutuhan obat-obatan dan alat kesehatan yang diperlukan bagi pasien.
2. Menghubungi pihak-pihak yang terkait untuk memperoleh alat dan obat-obatan tersebut
3. Menyiapkan alat angkut seperti kursi roda dan brancard IV. Evakuasi
Ketua : Dokter jaga IGD Anggota : Kepala jaga sift Tugas-tugas :
1. Mengecek apakah rumah sakit lain sudah dihubungi 2. Mempersiapkan alat-alat transportasi untuk evakuasi
3. Mempersiapkan tempat evakuasi di Rumah Sakit Restu Ibu Balikpapan V. Komunikasi
Ketua : Koordinator Perawat IGD Anggota : Staff IGD
Tugas-tugas :
1. Mempersiapkan alat-alat komunikasi agar siap pakai
2. Memberi bantuan komunikasi dengan cepat kepada mereka yang memerlukan
BAGIAN TUGAS BILA TERJADI MUSIBAH MASSAL (Disaster Plan)
UNIT GAWAT DARURAT RUMAH SAKIT ”RESTU IBU” BALIKPAPAN
No. Dokumen No. Revisi Halaman
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :
Direktur RS RESTU IBU dr. B. Syahrial S.,M.Kes.
VI. Pencatatan Pelaporan
Ketua : Seleksi pencatatan dan Pelaporan Anggota : staff IGD
Tugas-tugas :
1. Mencatat jumlah, identitas dan jenis pasien serta tindakan yang telah diberikan
2. Mengevaluasi pertolongan yang telah diberikan
3. Membuat laporan lengkap tentang musibah tersebut kepada Direktur VII. Pengamanan
Ketua : Koordinator Perawat IGD Anggota : Koordinator Shift jaga Tugas-tugas :
1. Mengamankan barang-barang penderita
2. Mencegah orang-orang yang tidak berkepentingan, yang akan masuk kedalam ruangan
3. Mengatur keluarga penderita yang akan melihat keadaan keluarganya.
No. Dokumen No. Revisi Halaman
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :
Direktur RS RESTU IBU dr. B. Syahrial S.,M.Kes.
1. Setiap karyawan Rumah Sakit Restu Ibu Balikpapan perorangan bila melihat ada bahaya kebakaran, maka:
segera mematikan api tersebut sewaktu masih kecil
Gunakan APAR (Alat Pemadam Api Ringan) yang ada
Bunyikan tanda bahaya bila api tidak dapat dikuasai
Untuk IGD diberlakukan SPO penanggulangan Bencana 2. Segera menghubungi :
Pemadam kebakaran
Team K3 (Keselamatan Kerja, Kebakaran & Kewaspadaan Bencana) Rumah Sakit
Satpam
Petugas Maintenance Rumah Sakit
Waskowat
3. Petugas diruangan / lokasi yang terkena kebakaran harus siap siaga, dan berusaha menyelamatkan wilayahnya sementara menunggu datangnya bantuan dari team kebakaran
4. Segera selamatkan pasien:
Anak / bayi
Ibu hamil
Dan lain-lain
5. Setiap karyawan segera (bila masih sempat) menyelamatkan dokumen-dokumen yang ada
6. Bersiap-siap keluar dengan tenang, cepat, teratur menuju pintu keluar dan berkumpul disuatu tempat sesuai petunjuk anggota team.
7. Lokasi kebakaran diblokir untuk umum, aliran listrik yang menuju lokasi kebakaran diputus (kecuali untuk pompa air)
No. Dokumen No. Revisi Halaman
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :
Direktur RS RESTU IBU dr. B. Syahrial S.,M.Kes.
8. Tugas dari masing-masing a. Team Kebakaran
Memimpin memadamkan sumber api b. Satpam
Memblokir jalan yang menuju lokasi untuk menghindarkan orang-orang yang tidak berkepentingan masuk
c. Team IGD
Menyiapkan OBHP yang berhubungan dengan P3K, dan berkumpul ditempat d. Kepala ruangan
Membantu anggota team dalam menentukan pengungsian anak buahnya & berusaha menyelematkan dokumen penting
e. Dinas pemadam kebakaran
Menghubungi barisan pemadam kebakaran yang ada bila api meluas & sulit dikuasai
9. Membuat laporan
Inventaris barang-barang yang tersisa / terbakar
Korban yang dirawat / meninggal
Peristiwa kejadiannya (sebagai acuan perbaikan dan perhatian)
10. Setiap satu tahun sekali seluruh karyawan Rumah Sakit mengadakan stimulasi penanggulangan bencana di Rumah Sakit
No. Dokumen No. Revisi Halaman
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :
Direktur RS RESTU IBU dr. B. Syahrial S.,M.Kes.
1. Bila terjadi musibah massal diluar Rumah Sakit dan ada permintaan tenaga kesehatan ke Rumah Sakit“RESTU IBU“, maka Rumah Sakit“RESTU IBU“ akan mengirimkan satu tim kesehatan dari petugas jaga di IGD, tim terdiri dari:
Satu orang dokter jaga IGD dan dua orang perawat IGD. Tim akan dilengkapi dengan alat dan obat-obatan yang diperlukan
2. Dokter jaga IGD melapor ke kepala IGD
3. Kepala IGD akan menunjuk dokter dan perawat yang tidak bertugas pada saat itu untuk memberikan dan menggantikan pelayanan di IGD
IDENTIFIKASI PENDERITA SECARA SISTEMATIS MENGACU PADA PEDOMAN REKAM MEDIS
No. Dokumen No. Revisi Halaman
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :
Direktur RS RESTU IBU dr. B. Syahrial S.,M.Kes.
Setiap penderita yang datang berobat ke IGD akan mendapat: 1. Kartu pengenal
Kartu berlogo Rumah Sakit Restu Ibu Balikpapan
Bernomor sesuai nomor urut dari Rekam medis
Tertera nama, umur, kelamin, alamat, pekerjaan, dan tanggal 2. Status Rawat Jalan
Kolom nomor untuk diisi sesuai nomor dari kartu pengenal, nama pasien
Ada lembaran ringkasan riwayat klinik, tertera logo Rumah Sakit Restu Ibu Balikpapan, nomor sesuai nomor kartu pengenal, nama penderita / umur / kelamin (Lihat RM)
Kartu pengenal dibawa oleh penderita sebagai kartu identitas, untuk memudahkan pengambilan status rawat jalan bilasewaktu-waktu penderita ingin berobat kembali / kontrol
Status rawat jalan setelah lengkap diisi / selesai pemeriksaan penderita pulang, akan dikumpulkan / disimpan dikantor Rekam Medis Sub Rawat Jalan.
Semua penderita yang berobat ke IGD akan dicatat dibuku besar IGD Medik, terisi nama / kelamin / umur / alamat / diagnosa / status perawatan – tindakan / keterangan pulang – observasi – rawat.
Pencatatan Rekam medis dilakukan oleh petugas Rekam Medis.
PEMBERIAN IDENTITAS DAN PENOMORAN PASIEN DI INSTALASI GAWAT DARURAT (IGD)
No. Dokumen No. Revisi Halaman
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :
Direktur RS RESTU IBU dr. B. Syahrial S.,M.Kes. Pemberian Nomor Rekam Medis di Unit Gawat Darurat
Sistem pemberian Nomor rekam medis di Instalasi Gawat Darurat adalah Unit Numbering System (Sistem Pemberian nomor secara unit, dimana setiap apsien yang berkunjung ke Instalasi Gawat Darurat mempunyai satu nomor rekam medik, akan mendapatkan nomor RSRI yang berlaku seumur hidup)
A. Pemberian Identitas
Data identitas yang harus diisikan kedalam formulir register sesuai dengan format yang tersedia. Antara lain:
1. Tanggal / Bulan / Tahun / Jam 2. Nomor Register / DMK 3. Nama pasien 4. Alamat Lengkap 5. Identitas Pengantar 6. Agama 7. Umur 8. Jenis Kelamin 9. Cara kunjungan 10. Asal pasien
11. Keadaan pasien setelah di IGD (dirujuk , pulang / menunggu di IGD) 12. Diagnosa kerja
13. Jenis kasus (Baru / Lama)
14. Cara Pembayaran (Bayar sendiri, asuransi, askes, dll)
TENTANG TRIASE
STANDAR OPERASIONAL
PROSEDUR
Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :
Direktur RS RESTU IBU dr. B. Syahrial S.,M.Kes.
Triase adalah suatu sistem seleksi pasien yang menjamin setiap pasien untuk mendapatkan pelayanan penanganan Gawat Darurat secara cepat akurat
Pasien yang masuk dalam sistem triase, segera dapat diarahkan ke ruang periksa sesuai kasusnya, berdasarkan dari sifat kegawatan penyakit dan jenis pertolongan yang dibutuhkan.
Bila pasien dalam jumlah banyak, atau ada disaster untuk memudahkan , menyeleksi pasien maka dipergunakan label.
Ada beberapa jenis label, antara lain: 1. Label putih : ke ruang Resusitasi 2. Label merah : ke ruang Bedah 3. Label kuning : ke ruang Observasi 4. Label hijau : ke ruang Non Bedah 5. Label hitam : ke ruang Jenazah
Petugas triase adalah : Dokter jaga IGD dibantu pelaksanaan harian perawat senior Pasien dari sistem triase segera diarahkan ke ruang yang telah ditentukan sesuai kasusnya.
A. Pasien dengan label merah masuk dalam ruang bedah, untuk dilakukan pemeriksaan / tindakan
Pasien dapat pulang dan / kontrol di rawat jalan
Pasien dapat rawat inap
Pasien dapat dirujuk
Apabila selama diruang merah terjadi / perlu suatu tindakan emergency resusitasi, maka pasien segera diarahkan ke ruang resusitasi
Apabila memerlukan tindakan observasi, maka pasien diarahkan ke ruang observasi
TENTANG TRIASE
STANDAR OPERASIONAL
PROSEDUR
Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :
Direktur RS RESTU IBU dr. B. Syahrial S.,M.Kes.
B. Pasien dengan label hijau masuk dalam ruang Non Bedah, untuk dilakukan pemeriksaan / tindakan
Pasien dapat pulang semuh / kontrol rawat jalan
Pasien dapat rawat inap
Pasien dapat dirujuk
Apabila terjadi emergency, segera diarahkan ke ruang resusitasi
Apabila memerlukan tindakan observasi, maka paisen diarahkan ke ruang observasi
C. Pasien dengan label kuning masuk dalam ruang observasi, untuk dilakukan tindakan observasi, selama diobservasi pasien dibawah pengawasan dokter jaga saat itu.
D. Pasien dengan label putih masuk dalam ruang resusitasi, segera dilakukan tindakan resusitasi jantung pulmonal, dan atau resusiatasi otak / cairan dsb. Bila perlu dapat dilakukan defibrilasi / cardioversi
Pasien dapat dirawat inap
Pasien dapat dirujuk (persyaratan rujuk dipenuhi)
Pasien meninggal, dst. Diarahkan keruang jenazah E. Pasien dengan label hitam :
Bisa langsung dibawa pulang oleh keluarganya
Dirujuk ke RSU Dr. Kanujoso Djatiwibowo
TRIASE SCORE
STANDAR OPERASIONAL
PROSEDUR
Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :
Direktur RS RESTU IBU dr. B. Syahrial S.,M.Kes.
VARIABEL DEFINISI SCORE
Usaha bernafas
Infeksi gerakan hidung dada
Normal Dangkal Retraksi Tidak ada 0 2 2 3
Pengisian kapiler penekanan kuku Segera (<2“)
Lambat (>2“)
0 2 Membuka mata
Berbicara atau menurut perintah atau rangsangan nyeri
Spontan Terhadap suara Terhadap nyeri Tidak ada 0 1 2 3 Reaksi verbal
Kemampuan bercakap-cakap kalimat Hanya kata-kata, hanya suara
Baik Kacau
Kata-kata tidak sesuai Tidak dapat dipahami Tidak bereaksi 0 1 2 3 4 Reaksi motonik
Diperintahkan dengan kata-kata atau teriakan atau rangsangan nyeri Menurut permintaan Dengan tarikan Flexi Extensi 0 1 2 3
ALUR PENANGANAN KASUS OBSTETRI
No. Dokumen No. Revisi Halaman
STANDAR OPERASIONAL
PROSEDUR
Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :
Direktur RS RESTU IBU dr. B. Syahrial S.,M.Kes.
TRIAGE
Kamar Periksa VK Kebidanan : * Resusitasi * Resusitasi
Persiapan SC * Persiapan laporotomi
Persiapan histerektomi * Douglas Fungsi
Persiapan tindakan abdominal lainnya
---Kamar Bersalin : * Hamil dengan komplikasi * D dan C
Partus spontan * Staddle Injury
Partus prematur
Partus dengan tindakan non operatif
Manual plasenta
KPP/KPSW
---Kamar bedah central * SC * Laparotomi
Histerektomi Ligasi - KET
---Ruang rawat inap * Febris Feurpuralis * Abortus infeksi
Hamil dengan sesuatu penyakit * Abortus iminens
ALUR PENANGANAN KASUS OBSTETRI
No. Dokumen No. Revisi Halaman
STANDAR OPERASIONAL
PROSEDUR
Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :
Direktur RS RESTU IBU dr. B. Syahrial S.,M.Kes.
HASIL RESIKO RENDAH HASIL RESIKO TINGGI KEGAWATAN OBSTETRI
---K.M.OBSERVASI KEBIDANAN resusitasi
Observasi
Persiapan – operasi
---KAMAR BEDAH SENTRAL SC
Histerektomi
---RUANG KEBIDANAN * observasi ibu * monitor ibu
* observasi janin * monitor janin * partus spontan * tindakan
* neonatus * obstetri
Apabila gagal * operatif vaginal
---INSTALASI RAWAT INAP * rawat gabung * perawatan intermediate * Ruang
* perawatan intermiate * Rawat gabung intermediate * nifas * Nifas * perawatan
Post Op
* Rawat Gabung * Poli ---INTALASI RAWAT JALAN
TENTANG PASIEN YANG PERLU DIRUJUK / ALIH KE RUMAH SAKIT LAIN
No. Dokumen No. Revisi Halaman
STANDAR OPERASIONAL
PROSEDUR
Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :
Direktur RS RESTU IBU dr. B. Syahrial S.,M.Kes.
I. Alih rawat ke Rumah Saki lain dilakukan apabila
Atas permintaan penderita / keluarga UNIT RAWAT DARURAT
TRIAGE
Tempat perawatan penuh
Alih rawat pasien dapat ditunjukan :
Ke Rumah Sakit setara yang dituju
Ke Rumah Sakit ABRI
Ke Rumah Sakit Pertamina
II. Rujukan ke Rumah Sakit lain dilakukan apabila fasilitas / sarana di Rumah Sakit “RESTU IBU“ tidak ada atau sedang tidak berfungsi
Rujukan pasien dapat ditunjukan:
Ke Rumah Sakit yang lebih besar dan lengkap. III. Tata cara rujukan
1. Pasien setelah diperiksa oleh Dokter Jaga yang telah di konsultasikan kepada Dokter Konsulen, dianggap perlu tindakan atau pemeriksaan yang tidak dimiliki Rumah Sakit “RUMAH SAKIT“, akan dirujuk ke Rumah Sakit yang lebih mampu oleh Dokter Konsulen.
Dalam hal ini yang menentukan / berhak merujuk pasien ke Rumah Sakit yang lebih mampu adalah Dokter Konsulen.
2. Pada keadaan dimana ruang perawatan di Rumah Sakit “RESTU IBU“