• Tidak ada hasil yang ditemukan

SOP UGD(Revisi Font)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SOP UGD(Revisi Font)"

Copied!
152
0
0

Teks penuh

(1)

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

UNIT GAWAT DARURAT

RS “RESTU IBU”

BALIKPAPAN

2010

SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT RESTU IBU BALIKPAPAN

(2)

TENTANG

PENETAPAN KERJA DAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR UGD RS ”RESTU IBU” BALIKPAPAN

Menimbang : a. Bahwa upaya peningkatan mutu pelayanan merupakan salah satu tujuan penting pembangunan kesehatan.

b. Bahwa dalam upaya menuju peningkatan mutu pelayanan RS ”RESTU IBU” Balikpapan perlu adanya arah sebagai petunjuk pelaksanaan berupa uraian tugas (job description) dan standar operasional prosedur.

c. Bahwa dalam penggunaan uraian tugas dan standar operasional prosedur yang dimaksud pada point b perlu ditetapkan dengan Surat Keputusan Direktur.

Mengingat : 1. Undang-undang No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan.

2. SK Menkes RI Nomor 983 / Menkes / SK.XXI.1992 tentang Pedoman Organisasi Rumah Sakit Umum.

3. Keputusan Dirjen Yanmed. Depkes RI Nomor 811/2/2/VII/1993 tentang petunjuk Pelaksanaan Kerja Penyusunan Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Umum

MEMUTUSKAN Menetapkan :

Pertama : Menetapkan Uraian Tugas dan Standar Operasional Prosedur Unit Gawat Darurat RS ”RESTU IBU” Balikpapan sebagimana terlampir

Kedua : Standar Operasional Prosedur sebagaimana tersebut pada diktum pertama, sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun sekali akan dilakukan evaluasi dan penyesuaian dengan kondisi yang ada

Ketiga : Surat keputusan ini berlaku terhitung mulai tanggal ditetapkannya dengan ketentuan, apabila terdapat kekeliruan dalam penetapannya akan diadakannya perbaikan sebagimana mestinya.

Ditetapkan di : Balikpapan Pada tanggal :

Direktur,

Dr. Bambang Syahrial S.,M.Kes. Tembusan:

1. Kepala Bidang Medis 2. Kepala Bidang Perawatan 3. Ketua Panitia Akreditasi 4. Sekretariat

(3)

KATA PENGANTAR

Tercapainya suatu pelayanan kesehatan yang optimal terarah dan terpadu bagi setiap anggota masyarakat yang berada dalam keadaan gawat darurat merupakan tujuan dari system

penanggulangan penderita gawat darurat di UGD.

Salah satu upaya yang dilakukan supaya dapat meningkatkan penanggulangan penderita gawat darurat yaitu dengan mengadakan / membuat suatu Standar Operasional Prosedur atas semua kegiatan dan tindakan yang dilakukan di UGD Rumah Sakit ”RESTU IBU”

Balikpapan.

Kami menyadari bahwa Standar Operasional Prosedur UGD ini masih banyak kekurangan baik isi maupun cara menyampaikannya, untuk itu kami dengan senang hari akan menerima segala bentuk saran dan masukan teman sejawat sekalian.

Sebagai akhir kata kami sampaikan ucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah membantu, sehingga tersusunn Standar Operasional Prosedur ini.

Balikpapan,

(4)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

FALSAFAH DAN TUJUAN

SOP Standar Operasional Prosedur UGD (Tujuan)

SOP Tentang Sistem PPGD di RS “RESTU IBU” Balikpapan SOP Tentang Pasien Yang Tidak Tergolong Akut dan Gawat SOP Tetapi Datang Berobat Ke UGD

SOP Pelayanan Pasien Gawat Darurat SOP Penerimaan Pasien

SOP Tentang Observasi Pasien Oleh perawat di UGD SOP Penanganan Pasien Yang Pulang / Berobat Jalan SOP Pasien Yang Akan Dirawat Inap

SOP Penanganan Pasien Gawat Darurat

SOP Pasien UGD Bermasalah Yang Memerlukan Rawat Inap SOP Pasien Meninggal di Unit Gawat Darurat

SOP Pasien Yang Datang Sudah Meninggal (DOA) SOP Cara Pembayaran

SOP Kuisoner / Angket

SOP Penanggulangan Disaster Yang Terjadi di Dalam RSRI SOP Pembagian Tugas Bila Terjadi Musibah Massal di RSRI SOP Kebakaran di Rumah Sakit

SOP Musibah Massal di Luar Rumah Sakit

SOP Identifikasi Penderita Secara Sistematis Mengacu Pada Pedoman Rekam Medis SOP Tetap Pemberian Identitas dan Penomoran Pasien di UGD

SOP Tentang Triase

Alur Penanganan Kasus Obstetri

SOP Tentang Pasien Yang Perlu Dirujuk / Alih Rawat ke Rumah Sakit Lain SOP Pendampingan Penderita Yang di Transportasi

SOP Konsultasi Spesialis SOP Permintaan Darah Ke PMI

SOP Penyediaan A, B, H, P, Linen, Alat, dan Kain Steril SOP Permintaan Obat Narkotik

Struktur Organisasi di UGD SOP Uraian Tugas

SOP Pertemuan UGD SOP Tentang Surat Cuti SOP Sistem Komunikasi SOP Pemakaian Ambulance

(5)

SOP Tentang Penggunaan OBat dan Alat SOP Tindakan DC Shock

SOP Pemakaian Ambu bag SOP Penggunaan Laryngoscope SOP Pemakaian Suction

SOP Elektrokardiografi

SOP Pemakaian Accutrend Alpha

SOP Penggunaan Softclix Standar dan Softclix Lancet SOP Penggunaan Berocare

SOP Pemakaian Neck Collar SOP Naso Pharyngeal SOP Oro Tracheal

SOP Venous Cutdown (Vena Seksi) SOP Peripheal Intravenous Cannulation SOP Pemasangan Intubasi

SOP Pemasangan Chateter SOP Pemberian Oksigen SOP Kumbah Lambung SOP Menjahit Luka SOP Penggunaan Brancard

SOP Protokol Kasus-kasus Penyakit Tertentu SOP Tentang Penyakit Menular

SOP Penderita Dengan Kasus Kriminal SOP Penderita Tidak di Kenal

SOP Tentang Kasus Pemerkosaan SOP Penyiksaan Anak

SOP Visum Et Repertum

SOP Kegawatan di Ruang Rawat Inap SOP Penanganan Keracunan

SOP Tentang Pelayanan Kesehatan Dengan Perusahaan SOP Tentang Asuransi Kesehatan

SOP Tugas Tanggung Jawab Dan Wewenang Dokter Jaga Batasan Tindakan Medis Di UGD

SOP Rahasia Medis

SOP Tentang Catatan Medis SOP Penulisan Resep

SOP Pelayanan Ibu Dalam Proses Persalinan Normal Maupun Tidak Normal Program Orientasi Bagi Petugas Yang Baru di UGD RSRI

Penilaian Sistem kerja staff UGD

(6)

SOP Permintaa Pemeriksaan Laboratorium Pasien UGD SOP Ancaman Bom dan Penyanderaan

SOP Tentang Listrik Padam SOP Pemadaman Listrik SOP Tentang Radio Aktif

SOP Penderita yang Terkontaminasi radio Aktif Program Peningkatan Mutu di UGD RSRI Balikpapan

(7)

FALSAFAH DAN TUJUAN

No. Dokumen No. Revisi Halaman

STANDAR OPERASIONAL

PROSEDUR

Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :

Direktur RS RESTU IBU dr. B. Syahrial S.,M.Kes.

VISI Bertekat menjadi UGD yang terbaik dan mengutamakan pelayanan demi

keselamatan penderita.

MISI

Memberikan pertolongan medis sedini mungkin kepada pasien-pasien yang mengalami kecelakaan dan pasien-pasien dalam keadaan kritis kecelakaan ataupun akibat suatu penyakit untuk mencegah kematian atau cacat yang mungkin terjadi.

MOTTO CEPAT , AKURAT , DAN MEMUASKAN

“RS RESTU IBU”

(8)

No. Dokumen No. Revisi Halaman

1 dari 1

STANDAR PROSEDUR

OPERASIONAL Tanggal Terbit

10 januari 2011

Ditetapkan oleh : Direktur RS RESTU IBU dr. B. Syahrial S.,M.Kes.

PENGERTIAN Suatu sistem penginformasian yang berisikan tentang kemampuan pelayanan IGD

dan pelayanan medis lainnya, untuk menangani pasien, termasuk pelayanan dalam keadaan bencana.

TUJUAN Untuk meningkatkan pelayanan IGD dan pelayanan medis lainnya.Standarisasi dalam pemberian informasi.

KEBIJAKAN Setiap petugas IGD mampu memberikan informasi yang benar tentang pelayanan IGD dan pelayanan medis lainnya, termasuk pelayanan jika terjadi musibah masal.

PROSEDUR

1. Pelayanan Medis dan Perawatan Gawat Darurat berlangsung 24 Jam

2. Pasien yang masuk segera dilakukan pemeriksaan tanda-tanda vital oleh perawat dan dokter jaga untuk segera dilakukan tindakan secepatnya.

3. Pasien dengan luka-luka ringan dan berat pertolongan harus dilakukan oleh dokter jaga, jika perlu dikonsultasikan ke dokter spesialis bedah. Pasien dengan luka yang luas pada daerah muka dan tendon harus dikonsultasikan ke dokter spesialis bedah.

4. Pasien yang telah dilayani seperlunya dicatat dibuku rawat jalan / rawat inap, memenuhi kewajiban membayar biaya pelayanan sesuai dengan tarif yang ditentukan

5. Pasien yang memerlukan rawat jalan dirujuk ke poliklinik pagi atau sore sesuai waktu jam kerja, diluar jam kerja dilayani di UGD dan diberi penjelasan, bila jam kerja dilayani di poliklinik

6. Pasien yang memerlukan observasi, dirawat diruang observasi tidak lebih dari 5 jam, bila perlu dikonsultasikan ke dokter spesialis

7. Pasien yang memerlukan rawat inap dialih ke ruang inap

8. Pasien yang alih rawat harus disertai surat alih rawat yg mencantumkan diagnosis,terapi, tindakan yang telah dilakukan dan anjuran, tanda tangan dokter.

(9)

TENTANG PASIEN YANG TIDAK TERGOLONG AKUT DAN GAWAT TETAPI DATANG BEROBAT KE UNIT GAWAT DARURAT

No. Dokumen No. Revisi Halaman

STANDAR OPERASIONAL

PROSEDUR

Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :

Direktur RS RESTU IBU dr. B. Syahrial S.,M.Kes.

PENGERTIAN

a. Pasien Gawat Darurat

Pasien yang tiba-tiba berada dalam keadaan gawat atau akan menjadi gawat dan terancama nyawanya atau anggota badannya (akan menjadi cacat) bila tidak mendapat pertolongan secepatnya

b. Pasien Gawat Tidak Darurat

Pasien berada dalam keadaan gawat tetapi tidak memerlukan tindakan darurat, misalnya : kanker staium lanjut

c. Pasien Darurat Tidak Gawat

Pasien akibat musibah yang datang tiba-tiba, tetapi tidak mengancam nyawa dan anggota badannya, misalnya luka sayat dangkal

d. Pasien Tidak Gawat Tidak Darurat

Misalnya pasien dengan luka ulcus tropium, TBC kulit, dan sebagainya e. Kecelakaan (Accident)

Suatu kejadian dimana terjadi intraksi berbagai faktor yang datangnya mendadak, tidak dikehendaki sehingga menimbulkan secera (fisik, mental, sosial)

Pasien yang datang berobat tidak gawat atau darurat akan diarahkan ke Poliklinik pagi jam 07.00-14.00, sore jam 14.00-21.00. selanjutnya diluar jam poliklinik UGD dapat melayani pasien yang datang berobat diluar jam poliklinik.

 Pasien masuk ke UGD melalui petugas triase, kemudian diarahkan ke ruangan sesuai kasusnya untuk mendapatkan perawatan medis

 Perawat menganamnase dan memeriksa tanda-tanda vital, mengisi hasil pemeriksaan pada dokumen medic lalu memberikan kepada dokter dan menjelaskan kepda pasien hasil pemeriksaan fisik / penunjang medis.

TENTANG PASIEN YANG TIDAK TERGOLONG AKUT DAN GAWAT TETAPI DATANG BEROBAT KE UNIT GAWAT DARURAT

(10)

No. Dokumen No. Revisi Halaman

STANDAR OPERASIONAL

PROSEDUR

Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :

Direktur RS RESTU IBU dr. B. Syahrial S.,M.Kes.

PENGERTIAN

 Kemudian dokter membuat resep untuk dipergunakan selama satu hari dan menyarankan kepada pasien untuk kembali berobat pada esok hari ke poliklinik pagi / sore atau dokter / RS lain yang sudah ditentukan oleh perusahaan dari pasien tersebut/

 Perawat mencatat dalam status pelaksanaan instruksi dokter

 Keluarga menyelesaikan administrasi pengobatan serta dibekali kartu berobat (identitas) guna keperluan berobat selanjutnya

 Status rawat jalan disimpan untuk kemudian diserahkan ke medical record secepatnya guna pendataan.

PELAYANAN PASIEN GAWAT DARURAT

(11)

STANDAR OPERASIONAL

PROSEDUR

Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :

Direktur RS RESTU IBU dr. B. Syahrial S.,M.Kes.

Pasien harus mendaftar di bagian pendaftaran sebelum dilayani di triase

1. Pada jam kerja : pasien dengan gawat darurat semu, diteruskan / dirujuk ke poliklinik rawat jalan

2. Diluar jam kerja : pasien dengan gawat darurat semu, tetap akan diterima dan dilayani di UGD dan pasien di beri penyuluhan tentang fungsi UGD oleh petugas.

Poliklinik : - Pagi mulai jam : 08.00-14.00 - Sore mulai jam : 14.00-21.00

PELAYANAN PASIEN GAWAT DARURAT

(12)

STANDAR OPERASIONAL

PROSEDUR

Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :

Direktur RS RESTU IBU dr. B. Syahrial S.,M.Kes.

JALUR PELAYANAN DI UGD

RUMAH SAKIT ”RESTU IBU” BALIKPAPAN

No. Dokumen No. Revisi Halaman

Meninggal Gawat Darurat

Darurat tdk Gawat

Gawat tdk Darurat

Tidak Gawat Tidak Darurat

Kecelakaan

Ruang Triase:

Diberikan pelayanan medis sesuai dengan kewenangan profesi SMF R. Resusitasi Meninggal Rawat R.Bedah Rawat Pulang R.Non Bedah R.Bedah

Jam Kerja Diteruskan / dirujuk ke

poliklinik pagi / sore

Diluar Jam Kerja R.Observasi

Rawat R.Non Bedah

R.Non Bedah

Dirujuk ke RSU Balikpapan

Pasien / Triase

(13)

STANDAR OPERASIONAL

PROSEDUR

Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :

Direktur RS RESTU IBU dr. B. Syahrial S.,M.Kes.

“RS. RESTU IBU”

PENERIMAAN PASIEN

No. Dokumen No. Revisi Halaman

STANDAR OPERASIONAL

PROSEDUR

Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :

Direktur RS RESTU IBU dr. B. Syahrial S.,M.Kes. PENGERTIAN PULANG GAWAT DARURAT PULANG TIDAK DIKONSULTASIKAN TERAPI PASIEN BARU PENDAFTARAN KAMAR PERIKSA TIDAK GAWAT DIKONSULTASIKAN KE DOKTER SPESIALIS RAWAT PULANG RAWAT

(14)

TUJUAN KEBIJAKAN

Segera setelah penderita berada diteras UGD, petugas ruang triase menyeleksi 1. Penderita yang bisa berjalan, langsung masuk keruang triase kemudian keluarga

penderita mendaftar ketempat pendaftaran sesuai jam kerja.

2. Penderita yang tidak dapat berjalan, akan dijemput oleh petugas triase dari kendaraan yang berada diteras UGD dengan menggunakan kursi roda, kemudian keluarga penderita mendaftar ketempat pendaftaran sesuai jam kerja.

Pada tempat pendaftaran UGD akan dilakukan:

1. Pencatatan data-data penderita pada DMK UGD dari nomor kartu s/d ada tidaknya permintaan VER

2. DMK dibawa keruang triase untuk selanjutnya dianamnase oleh petugas triase. a. Penderita yang dinyatakan boleh pulang maka:

1. Diberi terapi dan ditulis di DMK 2. Diberikan penyuluhan / saran-saran

3. Diberi kartu kecil bila berobat lagi ke RS “RESTU IBU“ 4. Dibuatkan slip/pemakaian alkes kemudian dibayar ke kasir

b. Penderita yang dinyatakan masuk rumah sakit atau pasien kiriman dokter spesialis maka:

1. Petugas UGD menunjukan daftar tarif ruangan

2. Petugas menanyakan ruangan yang diinginkan penderita 3. Bila ruangan penuh pasien dialih rawat di rumah sakit lain 4. Data-data penderita dicatat pada buku register UGD 5. Keluarga penderita membayar di kasir

PENERIMAAN PASIEN

No. Dokumen No. Revisi Halaman

6. Penderita dibawa keruangan oleh petugas UGD bersama-sama keluarga penderita

7. Sesampai diruangan penderita diserah terima kepada petugas ruangan tentang tindakan obat yang sudah dan belum diberikan,

c. Penderita dengan kasus kebidanan / kandungan

(15)

2. Pasien bukan kiriman, setelah diperiksa dokter jaga kemudian dikirim keruang VK

TENTANG OBSERVASI PASIEN OLEH PERAWAT DI UGD

No. Dokumen No. Revisi Halaman

STANDAR OPERASIONAL

PROSEDUR

Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :

Direktur RS RESTU IBU dr. B. Syahrial S.,M.Kes.

Setiap pasien yang memerlukan observasi ketat, dapat dilakukan oleh perawat denganpersetujuan dokter jaga setelah dikonsultasikan dan telah diperintahkan oleh konsulen untuk dilakukan monitor (pemantauan) tanda-tanda vital, terapi dan anjuran penunjang: a. Tanda-tanda vital:  Kesadaran  Tekanan darah  Nadi  Pernafasan

(16)

 Suhu

 Keadaan umum b. Cairan infuse

c. Obat-obatan

d. Produksi urine (dengan pemasangan chateter + urine bag) e. Laboratorium :

 Darah lengkap

 Kimia darah

 Urine lengkap f. Radiologi

Selama dilakukan observasi paisen, jika ada hal-hal yang mengkhawatirkan maka perawat melaporkan ke dokter jaga dan diteruskan ke konsulen oleh dokter jaga. Hasil pemeriksaan penunjang segera dilaporkan ke dokter jaga dan diteruskan ke konsulen untuk memperoleh tindakan selanjutnya.

PENANGANAN PENDERITA YANG PULANG / BEROBAT JALAN

No. Dokumen No. Revisi Halaman

STANDAR OPERASIONAL

PROSEDUR

Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :

Direktur RS RESTU IBU dr. B. Syahrial S.,M.Kes.

Setelah pasien yang di observasi dalam keadaan stabil, maka perawat melaporkan ke dokter jaga dan dokter juga mengontrol kembali kembali keadaan pasien. Kemudian selanjutnya dilaporkan ke konsulen, untuk penentuan dimana pasien tersebut akan ditempatkan.

Bagi penderita yang telah selesai menjalankan pemeriksaan dan pengobatan, dan telah di injinkan untuk berobat jalan, maka wajib diberikan keterangan mengenai: 1. Hal-hal yang berhubunga dengan sakit

2. Pengobatan yang telah diberikan, dan akan diberikan dalam resep 3. Cara makan obat, jumlah item obat yang diberikan dan dosis obat.

4. Anjuran dan keharusan untuk kontrol keesokan harinya (terutama untuk kasus-kasus flase emergency), diruang unit mana, jam berapa. Karena itu resep hanya diberikan seperlunya saja, maksimal 3 hari tergantung hari berobatnya (minggu, libur).

(17)

5. Kemungkinan perlunya pemeriksaan-pemeriksaan penunjang 6. Dalam status dicatat dalam kolom resep:

 Jenis obat, jumlah setiap jenis yang diberi

 Beberapa kali pemberian untuk setiap jenis obat

 Anjuran pemeriksaan penunjang

 Kontrol unit mana

7. Bila dalam kurun waktu setelah selesai berobat dan menunggu waktu kontrol, terjadi hal-hal yang bersifat emergency untuk si penderita, maka dipersilahkan untuk kembali ke UGD kapan saja untuk mendapat pertolongan.

PASIEN YANG AKAN DIRAWAT INAP

No. Dokumen No. Revisi Halaman

STANDAR OPERASIONAL

PROSEDUR

Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :

Direktur RS RESTU IBU dr. B. Syahrial S.,M.Kes.

Segera setelah pasien dinyatakan rawat inap oleh dokter maka: 1. Keluarga pasien diberi penjelesan tentang:

a. Tarif ruangan b. Panjar

c. Fasilitas yang ada d. Tata tertib

2. DMK rawat jalan dan rawat inap di isi dan ditandatangani dokter jaga 3. Dokter jaga mengkonsultasikan ke dokter spesialis yang merawat

4. Setelah tindakan yang berhubungan dengan penderita (misal: infuse, chaterisasi, heacting, dll) dilaksanakan pasien akan dibawa keruangan yang dituju (sesuai SOP pendamping pasien yang ditransportasi)

5. Setelah sampi diruangan pasien dan DMK diserah terimakan kepada petugas ruangan.

(18)

PENANGANAN PENDERITA GAWAT DARURAT

No. Dokumen No. Revisi Halaman

STANDAR OPERASIONAL

PROSEDUR

Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :

Direktur RS RESTU IBU dr. B. Syahrial S.,M.Kes. 1. Penderita tak sadar dengan trauma

a. Infus RL hangat

 Dewasa : 2 liter

 Anak : 1 liter

b. Pasang neck collor, kalau ada cidera pada bahu ke atas c. Pasang chateter dan NGT

d. Periksa laboratorium : HB, Lecocyt, Therombocyt, Hematokrit, GDS, Ureum, Creatinin.

e. Sementara menunggu hasil laboratorium pasien dikonsultasikan ke dokter konsultasi sesuai dengan diagnosanya

f. Lakukan x-ray yang diperlukan g. Persiapan melakukan RJP

h. Therapy selanjutnya, lihat PDT masing-masing

2. Penderita tak sadar non trauma

a. Infus RL sesuai kebutuhan b. Pasang chateter dengan NGT

c. Lakukan pemeriksaan EKG (usia diatas 40 Tahun)

d. Periksa laboratorium : Hb, Lecocyt, Therombocyt, Hematokrit, GDS, Ureum, Creatinin.

(19)

e. Sementara menunggu hasil laboratorium, pasien dikonsultasikan ke dokter konsulan sesuai dengan diagnosanya.

f. Persiapan melakukan RJP

PENDERITA UGD ”BERMASALAH” YANG MEMERLUKAN RAWAT INAP

No. Dokumen No. Revisi Halaman

STANDAR OPERASIONAL

PROSEDUR

Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :

Direktur RS RESTU IBU dr. B. Syahrial S.,M.Kes.

Bermasalah diartikan :

a. Penderita identitas dengan / tanpa pengantar

b. Penderita identitas tanpa keluarga / domisili diluar Balikpapan c. Penderita tak mampu dengan / tanpa keluarga

Di UGD penderita dilayani dan atasi kegawatannya, dan selanjutnya didalam pengawasan bila perlu dirawat:

1. Maka petugas UGD memberikan tahu / menginformasikan masalahnya kepada admitting office (kantor penerima penderita) untuk dikonsultasikan ke Ka.Bid.Yanmed dan atau pejabat sejajar diatasnya guna diambil suatu kebijakan untuk rawat inap bagi penderita yang bermasalah: bila dipandang perlu Ka.Bid.Yanmed dapat diminta tanda tangan surat persetujuan tindakan (tindakan medis / rawat):

a. Penderita tanpa identitas dengan / tanpa pengantar:

UGD memberi tahu kebagian keamanan Rumah Sakit (Satpam/Polisi) guna pencarian iformasi lebih lanjut, bila ada pengantar, maka identitas pengantar dicatat untuk penyelidikan lebih lanjut.

b. Penderita beridentitas tanpa keluarga / domisili luar Balikpapan / asing

Penderita dilayani sesuai prosedur (penerima / penanganan) dan diatasi kegawatnnya. Untuk penderita yang tidak ada identitas, penderita dilaporkan ke bagian keamanan Rumah Sakit (satpam / polisi) untuk penyelidikan lebihlanjut,

(20)

persetujuannya (rawat / tindakan medis / tindakan operasi). Kemudian bagian penerimaan penderita dikoordinasikan untuk penyelesaian administrasi selanjutnya.

PENDERITA UGD ”BERMASALAH” YANG MEMERLUKAN RAWAT INAP

No. Dokumen No. Revisi Halaman

STANDAR OPERASIONAL

PROSEDUR

Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :

Direktur RS RESTU IBU dr. B. Syahrial S.,M.Kes.

c. Penderita tak mampu dengan / tanpa keluarga. UGD memberitahu kebagian penerimaan penderita tentang kondisi sosial ekonomi penderita / keluarga:

Untuk penyesuaian kelas rawat

Untuk pertimbangan Ka.Bid.Yanmed

Keluarga diberitahu / penjelasan bahwa setelah penderita masuk dirawat perlu mengurus surat keterangan dari RT/RW/Kelurahan (domisili Balikpapan) yang isinya menerangkan bahwa penderita betul-betul tidak mampu, untuk melengkapi keperluan administrasi. Bila tempat perawatan penuh, keluarga diberitahu dan diserahkan untuk dirujuk ke Rumah Sakit lain, bila keluarga tidak ada, maka penderita dibseritahu tentang keadaan penyakitnya dan tempat rujukan yang disepakati.

(21)

PASIEN MENINGGAL DI UNIT GAWAT DARURAT

No. Dokumen No. Revisi Halaman

STANDAR OPERASIONAL

PROSEDUR

Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :

Direktur RS RESTU IBU dr. B. Syahrial S.,M.Kes.

Pasien yang meninggal di UGD dibagi menjadi 2 kelompok: a. Pasien yang meninggal wajar misal : sakit lama

b. Pasien yang meninggal dengan prasangkaan tidak wajar atau tidak jelas penyebabnya.

Misal:

 Pembunuhan

 Bunuh diri

 Kecelakaan

 Tidak diketahui sebab-sebabnya (meninggal tiba-tiba)

Untuk pasien yang meninggal wajar dibuatkan surat keterangan meninggal oleh dokter UGD yang sedang tuags.

Untuk pasien yang meninggal dengan prasangkaan tidak wajar atau tidak jelas, dibuatkan surat keterangan meninggal dan berisi tulisan bahwa ada prasangkaan kematian tidak wajar / tidak jelas oleh dokter UGD yang sedang tugas.

Bila diperlukan otopsi oleh polisi maka dirujuk ke RSU Dr. Kanujoso Djatiwibowo

PENDERITA YANG DATANG SUDAH MENINGGAL (DOA)

(22)

STANDAR OPERASIONAL

PROSEDUR

Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :

Direktur RS RESTU IBU dr. B. Syahrial S.,M.Kes.

Pastikan kematian (criteria of Death) antara lain: a. Tubuh kaku

b. Acral biru-pucat c. Tidak panas

d. Jantung tidak berdetak (EKG flat) e. Reflek-reflek negatif

 Cornea, Pupil

 Ocula Cephalic

 Ocula Vestibul

 Gag

Penderita dengan Keluarga

 Anamnase

 Memberitahu keadaan penderita

 Identitas (penderita, pengantar)

Bila ada kecurigaan lapor ke Pos Keamanan UGD bila kasus kematian tidak jelas : Pembunuhan, bunuh diri, kecelakaan, keracunan buatkan surat pengantar ke RSU Dr. Kanujoso kebagain kamar jenazah.

Dibuatkan surat keterangan meninggal:

 Ditunjukan RSU Dr. Kanujoso untuk diteliti dan diperiksa secara forensik

CARA PEMBAYARAN

(23)

STANDAR OPERASIONAL

PROSEDUR

Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :

Direktur RS RESTU IBU dr. B. Syahrial S.,M.Kes. 1. Penderita dengan mendapatkan tindakan

a. Setelah pasien dinyatakan boleh pulang, perawat membuat slip pembayaran b. Pasien / keluarga ke kasir untuk membayar dengan membawa slip yang telah

dibuat oleh petugas kasir

c. Setelah bayar pasien / keluarga membawa / menunjukan kwitansi yang dirangkap dua kali (asli dan copy) kepada petugas UGD.

d. Kwitansi asli diserahkan kembali kepada pasien / keluarganya

e. Pasien mengambil obat di Apotik Rumah Sakit Restu Ibu dengan menggunakan resep dari dokter.

f. Setiap penggantian dinas kwitansi warna hijau akan dikembalikan ke kasir.

2. Penderita tanpa tindakan

a. Setelah pasien dinyatakan boleh pulang, pasien / keluarganya ke kasir UGD untuk membayar dengan membawa resep dari dokter.

b. Setelah bayar pasien / keluarganya, membawa resep dari dokter menuju ke Apotik RSRI

Catatan:

1. Kalau pasien tidak mampu membayar, bayar separuh, menunda pembayaran, petugas UGD berkonsultasi kepada Dokter Jaga/Ka.UGD hasil keputusan diberitahukan ke kasir.

2. Untuk pasien rawat inap (operasi), pembayaran administrasi diperhitungkan, bila pasien akan pulang, petugas UGD / perawat hanya menjelaskan biaya panjar dan rawat inap.

3. Petugas UGD/ Perawat akan menyetor ke kasir hasil transaksi di UGD dilampirkan copy kwitansi.

4. Pembayaran diluar jam kasir dilakukan langsung di UGD, hasil transaksi disetorkan pada jam kerja kasir pada esok harinya (copy kwitansi dan daftar kunjungan pasien terlampir)

ALUR PENDAPATAN TAMU

(24)

STANDAR OPERASIONAL

PROSEDUR

Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :

Direktur RS RESTU IBU dr. B. Syahrial S.,M.Kes.

Transaksi jam 08.00 s/d 16.00 Wita Transaksi Jam 16.00 s/d 08.00 Wita

KUISIONER / ANGKET

No. Dokumen No. Revisi Halaman

STANDAR OPERASIONAL

PROSEDUR

Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :

Direktur RS RESTU IBU dr. B. Syahrial S.,M.Kes.

TUJUAN Meningkatkan mutu pelayanan UGD dan respon pasien yang mendapatkan Pasien Kasir Setor ke Bank Pasien Unit Ybs Kasir Setor ke Bank

(25)

pelayanan di UGD

SASARAN Semua pasien yang datang ke UGD yang diambil secara acak

SISTEM KERJA

 Setiap pasien yang datang berobat ke UGD diberikan angket yang berupa kuisioner dan saran

 Jumlah dari angket yang ditargetkan ke koordinator perawat UGD dan Ka.UGD menganalisa dan menginformasikan, analisa angket ke bidang-bidang terkait antara lain Rekam Medis, Pelayanan Medis, Adminitrasi, Dokter Jaga, Satpam dan Staff UGD

 Setelah tiga bulan dievaluasi dengan memberi angket kembali kepada pasien yang datang berobat ke UGD

 Hasil evaluasi diinformasikan oleh Ka. UGD ke bidang-bidang yang terkait dan ini dilakukan setiap trisemester

KUISIONER

No. Dokumen No. Revisi Halaman

STANDAR OPERASIONAL

PROSEDUR Tanggal Terbit Direktur RS RESTU IBUDitetapkan oleh :

(26)

===================================================================================================

1. Petunjuk arah / keterangan yang menunjuk ke Instalasi Rawat Darurat Rumah Sakit “RESTU IBU“ Balikpapan :

a. Jelas b. Cukup jelas c. Tidak Jelas

2. Prosedur pendaftaran :

a. Sederhana b. Berbelit-Belit 3. Sikap petugas loket :

a. Simpati b. Cukup Simpati c. Kurang Simpati

4. Kecepatan mendapat pelayanan medis di Intalasi Rawat Darurat:

a. Baik b. Cukup baik c. Kura ng Baik

5. Mutu pelayanan medis di Instalasi Rawat Darurat:

a. Baik b. Cukup c. Kurang baik

6. Sikap perawat

a. Ramah b. Cukup Ramah c. Kurang Ramah

7. Sikap Dokter a. Keramahan

1) Baik 2) Cukup 3) Kurang

b. Penjelasan / nasehat yang diberikan :

1) Baik 2) Cukup 3) Kurang

c. Ketelitian pemeriksaan :

1) Baik 2) Cukup 3) Kurang

8. Kebersihan ruangan

a. Bersih b. Kotor 9. Kebersihan kamar mandi / WC

a. Bersih b. Kotor saran-saran :

Tanggal : Ka. UGD RS “RESTU IBU“

Nama : Tanda tangan

(27)

PENANGGULANGAN DISASTER YANG TERJADI DI DALAM RUMAH SAKIT ”RESTU IBU” BALIKPAPAN

No. Dokumen No. Revisi Halaman

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL

Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :

Direktur RS RESTU IBU dr. B. Syahrial S.,M.Kes.

Bencana ialah peristiwa yang terjadi secara tiba-tiba menimbulkan korban jiwa manusia dalam jumlah besar, disertai kerugian material relatif besar yang memerlukan pertolongan medis segera, baik yang terjadi karena gejala alam, maupun yang disebabkan oleh ulah manusia atau karena faktor lainnya.

Korban bencana ialah:

Korban meninggal dan penderita akibat terjadinya musibah / bencana dengan berbagai klasifikasi berdasarkan kegawatdaruratannya dan memerlukan pelayanan medik baik dilokasi kejadian, dalam perjalanan evaluasi dan ditempat penanggungan / Rumah Sakit.

I. Penanggulangan korban bencana dibagi menjadi 2 bagian: I. Korban bencana dengan kasus bedah (siaga bedah) II. Korban bencana dengan kasus medik (siaga medik)

I. Siaga bedah terdiri dari:

1. Siaga I : jumlah korban 5-10 2. Siaga II : jumlah korban 10-20 3. Siaga III : jumlah korban >20

Ad.1. Persiapan untuk menanggulangi siaga I (bedah)

 Memberikan / memanggil dokter jaga ruangan

 Memberikan / memanggil PJK

 Memberikan / memanggil dokter jaga badan anastesi

 Memberikan / memanggil satpam

 Menyiapkan kamar operasi dilakukan oleh petugas / perawat kamar operasi

(28)

PENANGGULANGAN DISASTER YANG TERJADI DI DALAM RUMAH SAKIT ”RESTU IBU” BALIKPAPAN

No. Dokumen No. Revisi Halaman

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL

Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :

Direktur RS RESTU IBU dr. B. Syahrial S.,M.Kes.

Ad.2. Persiapan untuk penanggulangan siaga II (bedah)

 Memberitahu / memanggil Dokter jaga ruangan

 Memberitahu / memanggil PJK

 Memberitahu / memanggil dokter jaga bedah dan anastesia

 Memberitahu / memanggil satpam

 Memberitahu / memanggil koordinator perawat IGD dan beberapa perawat IGD yang libur / tidak bertugas saat itu.

 Memberitahu / memanggil Kepala Bidang Keperawatan

 Memberitahu / memanggil Kepala IGD

 Memberitahu / memanggil Ka. Bid.Pelayanan Medis Ad.3. persiapan untuk penanggulangan siaga III (bedah)

 Memberitahu / memanggil Dokter jaga ruangan

 Memberitahu / memanggil PJK

 Memberitahu / memanggil dokter jaga bedah dan anastesia

 Memberitahu / memanggil satpam

 Memberitahu / memanggil koordinator perawat IGD dan beberapa perawat yang libur dan tidak bertugas saat itu

 Memberitahu / memanggil Kepala Bidang Keperawatan

 Memberitahu / memanggil petugas logistik

 Memberitahu / memanggil seluruh dokter IGD

 Memberitauh / memanggil Direktur RS“RESTU IBU“

(29)

PENANGGULANGAN DISASTER YANG TERJADI DI DALAM RUMAH SAKIT ”RESTU IBU” BALIKPAPAN

No. Dokumen No. Revisi Halaman

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL

Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :

Direktur RS RESTU IBU dr. B. Syahrial S.,M.Kes.

II. Siaga medik terdiri dari:

1. Siaga I : jumlah korban 10-20 2. Siaga II : jumlah korban 20-40 3. Siaga III : jumlah korban >40

ad.1. Persiapan penanggulangan siaga I (medik)

 Memberitahu / memanggil dokter jaga ruangan

 Memberitahu / memanggil PJK

 Memberitahu / memanggil dokter jaga anastesi

 Memberitahu / memanggil petugas satpam

 Ruangan pasien cukup didalam IGD

ad.2. Persiapan untuk penanggulangan siaga II (medik)

 Memberitahu / memanggil Dokter jaga ruangan

 Memberitahu / memanggil PJK

 Memberitahu / memanggil dokter jaga anastesia

 Memberitahu / memanggil satpam

 Memberitahu / memanggil karu IGD dan beberapa perawat IGD yang libur / tidak bertugas saat itu.

 Memberitahu / memanggil petugas logistik

 Memberitahu / memanggil Kepala Bidang Keperawatan

 Memberitahu / memanggil Kepala IGD

 Memberitahu / memanggil Ka. Bid.Pelayanan Medis

(30)

PENANGGULANGAN DISASTER YANG TERJADI DI DALAM RUMAH SAKIT ”RESTU IBU” BALIKPAPAN

No. Dokumen No. Revisi Halaman

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL

Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :

Direktur RS RESTU IBU dr. B. Syahrial S.,M.Kes.

Ad.3. persiapan untuk penanggulangan siaga III (medik)

 Memberitahu / memanggil Dokter jaga ruangan

 Memberitahu / memanggil PJK

 Memberitahu / memanggil dokter jaga bedah dan anastesia

 Memberitahu / memanggil satpam

 Memberitahu / memanggil karu IGD dan beberapa perawat yang libur dan tidak bertugas saat itu

 Memberitahu / memanggil petugas logistik

 Memberitahu seluruh dokter IGD

 Memberitahu Ka.Bid.Yan.Med

 Memberitahu Direktur RS“RESTU IBU“

 Ruang pasien didalam IGD dan sekitarnya II. Tugas dan wewenang dokter jaga IGD

1. Menentukan macam dan tingkatan siaga 2. Memberitahu / memanggil dokter jaga ruangan

3. Memberitahu / memanggil dokter IGD yang tidak bertugas saat itu 4. Memberitahu / memanggil Ka. IGD

5. Memberitahu / memanggil dokter jaga konsulen sesuai dengan kebutuhan 6. Memberitahu / memanggil Kabid Yanmed

(31)

PENANGGULANGAN DISASTER YANG TERJADI DI DALAM RUMAH SAKIT ”RESTU IBU” BALIKPAPAN

No. Dokumen No. Revisi Halaman

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL

Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :

Direktur RS RESTU IBU dr. B. Syahrial S.,M.Kes.

III. Ketua tim jaga IGD bertugas

1. Memberitahu / memanggil koordinator perawat IGD dan seluruh perawat IGD

2. Memberitahu / memanggil koordinator perawat IGD dan seluruh perawat IGD yang bertugas saat itu

3. Memberitahu / memanggil satpam 4. Memberitahu / memanggil logistik

5. Memberitahu / memanggil Ka. Bidang Keperawatan IV. Persiapan penunjang umum

1. Siaga listrik oleh manitenance 2. Siaga keamanan oleh satpam

3. Siaga ambulance oleh koordinasi ambulance 4. Siaga telephone oleh maintenance

5. Siaga pemadam kebakaran 6. Siaga posko banjir

V. Triase

1. Triase dipimpin oleh Dokter IGD dan atau perawat senior IGD

2. Korban diseleksi menurut berapa ringannya penyakit serta menjamin supaya tak ada penderita yang tidak mendapat perawatan medis

(32)

PENANGGULANGAN DISASTER YANG TERJADI DI DALAM RUMAH SAKIT ”RESTU IBU” BALIKPAPAN

No. Dokumen No. Revisi Halaman

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL

Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :

Direktur RS RESTU IBU dr. B. Syahrial S.,M.Kes.

VI. Tatalaksana korban

1. Setelah di triase , setiap korban diberi label yang sesuai, status, yang melekat di korban

2. Dilakukan pemeriksaan dan atau tindakan sesuai label dan diatasi kegawatdaruratannya

3. Korban dapat:

 Dipulangkan (rawat jalan)

 Rawat inap

 Dirujuk (sesuai skema pasien masuk IGD)

 Observasi

 Resusitasi

 Meninggal

VII. Pelaporan

Dalam waktu 1 kali 24 jam, diwajibkan membuat laporan yang terperinci tentang:

1. Jumlah korban, lokasi

2. Jumlah yang dipulangkan / meninggal / rawat inap / dirujuk 3. Jumlah penyakit / luka dsb

4. Tenaga / sarana

Laporan ditujukan kepada : 1. Direktur Rumah Sakit 2. Humas / KIE

3. Rekam Medis

VIII. Anggaran

(33)

BAGIAN TUGAS BILA TERJADI MUSIBAH MASSAL (Disaster Plan)

UNIT GAWAT DARURAT RUMAH SAKIT ”RESTU IBU” BALIKPAPAN

No. Dokumen No. Revisi Halaman

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL

Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :

Direktur RS RESTU IBU dr. B. Syahrial S.,M.Kes.

IX. Menyiapkan tenaga dan koordinasi Ketua : PJK

Anggota : Koordinator Jaga Sift IGD Tugas-tugas :

1. Mengerahkan tenaga para medis

2. Menghubungi tenaga para medis yang perlu dihubungi

3. Mengkoordinasikan tugas-tugas keperawatan dan menghubungi ke bangsal-bangsal perawatan.

II. Persiapan di Instalasi Gwat Darurat Ketua : Kepala IGD

Anggota : Koordinator perawatan IGD Tugas-tugas :

1. Mempersiapkan segala kebutuhan alat-alat untuk tindakan di IGD 2. Menerima pasien dan menyeleksi jenis pertolongan yang akan diberikan 3. Menyalurkan pasien-pasien yang perlu dirawat

III. Persiapan alat dan Obat-obatan Ketua : Seksi logistik

(34)

BAGIAN TUGAS BILA TERJADI MUSIBAH MASSAL (Disaster Plan)

UNIT GAWAT DARURAT RUMAH SAKIT ”RESTU IBU” BALIKPAPAN

No. Dokumen No. Revisi Halaman

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL

Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :

Direktur RS RESTU IBU dr. B. Syahrial S.,M.Kes.

Tugas-tugas :

1. Mengkoordinasikan kebutuhan obat-obatan dan alat kesehatan yang diperlukan bagi pasien.

2. Menghubungi pihak-pihak yang terkait untuk memperoleh alat dan obat-obatan tersebut

3. Menyiapkan alat angkut seperti kursi roda dan brancard IV. Evakuasi

Ketua : Dokter jaga IGD Anggota : Kepala jaga sift Tugas-tugas :

1. Mengecek apakah rumah sakit lain sudah dihubungi 2. Mempersiapkan alat-alat transportasi untuk evakuasi

3. Mempersiapkan tempat evakuasi di Rumah Sakit Restu Ibu Balikpapan V. Komunikasi

Ketua : Koordinator Perawat IGD Anggota : Staff IGD

Tugas-tugas :

1. Mempersiapkan alat-alat komunikasi agar siap pakai

2. Memberi bantuan komunikasi dengan cepat kepada mereka yang memerlukan

BAGIAN TUGAS BILA TERJADI MUSIBAH MASSAL (Disaster Plan)

(35)

UNIT GAWAT DARURAT RUMAH SAKIT ”RESTU IBU” BALIKPAPAN

No. Dokumen No. Revisi Halaman

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL

Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :

Direktur RS RESTU IBU dr. B. Syahrial S.,M.Kes.

VI. Pencatatan Pelaporan

Ketua : Seleksi pencatatan dan Pelaporan Anggota : staff IGD

Tugas-tugas :

1. Mencatat jumlah, identitas dan jenis pasien serta tindakan yang telah diberikan

2. Mengevaluasi pertolongan yang telah diberikan

3. Membuat laporan lengkap tentang musibah tersebut kepada Direktur VII. Pengamanan

Ketua : Koordinator Perawat IGD Anggota : Koordinator Shift jaga Tugas-tugas :

1. Mengamankan barang-barang penderita

2. Mencegah orang-orang yang tidak berkepentingan, yang akan masuk kedalam ruangan

3. Mengatur keluarga penderita yang akan melihat keadaan keluarganya.

(36)

No. Dokumen No. Revisi Halaman

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL

Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :

Direktur RS RESTU IBU dr. B. Syahrial S.,M.Kes.

1. Setiap karyawan Rumah Sakit Restu Ibu Balikpapan perorangan bila melihat ada bahaya kebakaran, maka:

 segera mematikan api tersebut sewaktu masih kecil

 Gunakan APAR (Alat Pemadam Api Ringan) yang ada

 Bunyikan tanda bahaya bila api tidak dapat dikuasai

 Untuk IGD diberlakukan SPO penanggulangan Bencana 2. Segera menghubungi :

 Pemadam kebakaran

 Team K3 (Keselamatan Kerja, Kebakaran & Kewaspadaan Bencana) Rumah Sakit

 Satpam

 Petugas Maintenance Rumah Sakit

 Waskowat

3. Petugas diruangan / lokasi yang terkena kebakaran harus siap siaga, dan berusaha menyelamatkan wilayahnya sementara menunggu datangnya bantuan dari team kebakaran

4. Segera selamatkan pasien:

 Anak / bayi

 Ibu hamil

 Dan lain-lain

5. Setiap karyawan segera (bila masih sempat) menyelamatkan dokumen-dokumen yang ada

6. Bersiap-siap keluar dengan tenang, cepat, teratur menuju pintu keluar dan berkumpul disuatu tempat sesuai petunjuk anggota team.

7. Lokasi kebakaran diblokir untuk umum, aliran listrik yang menuju lokasi kebakaran diputus (kecuali untuk pompa air)

(37)

No. Dokumen No. Revisi Halaman

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL

Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :

Direktur RS RESTU IBU dr. B. Syahrial S.,M.Kes.

8. Tugas dari masing-masing a. Team Kebakaran

Memimpin memadamkan sumber api b. Satpam

Memblokir jalan yang menuju lokasi untuk menghindarkan orang-orang yang tidak berkepentingan masuk

c. Team IGD

Menyiapkan OBHP yang berhubungan dengan P3K, dan berkumpul ditempat d. Kepala ruangan

Membantu anggota team dalam menentukan pengungsian anak buahnya & berusaha menyelematkan dokumen penting

e. Dinas pemadam kebakaran

Menghubungi barisan pemadam kebakaran yang ada bila api meluas & sulit dikuasai

9. Membuat laporan

 Inventaris barang-barang yang tersisa / terbakar

 Korban yang dirawat / meninggal

 Peristiwa kejadiannya (sebagai acuan perbaikan dan perhatian)

10. Setiap satu tahun sekali seluruh karyawan Rumah Sakit mengadakan stimulasi penanggulangan bencana di Rumah Sakit

(38)

No. Dokumen No. Revisi Halaman

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL

Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :

Direktur RS RESTU IBU dr. B. Syahrial S.,M.Kes.

1. Bila terjadi musibah massal diluar Rumah Sakit dan ada permintaan tenaga kesehatan ke Rumah Sakit“RESTU IBU“, maka Rumah Sakit“RESTU IBU“ akan mengirimkan satu tim kesehatan dari petugas jaga di IGD, tim terdiri dari:

 Satu orang dokter jaga IGD dan dua orang perawat IGD. Tim akan dilengkapi dengan alat dan obat-obatan yang diperlukan

2. Dokter jaga IGD melapor ke kepala IGD

3. Kepala IGD akan menunjuk dokter dan perawat yang tidak bertugas pada saat itu untuk memberikan dan menggantikan pelayanan di IGD

IDENTIFIKASI PENDERITA SECARA SISTEMATIS MENGACU PADA PEDOMAN REKAM MEDIS

(39)

No. Dokumen No. Revisi Halaman

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL

Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :

Direktur RS RESTU IBU dr. B. Syahrial S.,M.Kes.

Setiap penderita yang datang berobat ke IGD akan mendapat: 1. Kartu pengenal

 Kartu berlogo Rumah Sakit Restu Ibu Balikpapan

 Bernomor sesuai nomor urut dari Rekam medis

 Tertera nama, umur, kelamin, alamat, pekerjaan, dan tanggal 2. Status Rawat Jalan

 Kolom nomor untuk diisi sesuai nomor dari kartu pengenal, nama pasien

 Ada lembaran ringkasan riwayat klinik, tertera logo Rumah Sakit Restu Ibu Balikpapan, nomor sesuai nomor kartu pengenal, nama penderita / umur / kelamin (Lihat RM)

Kartu pengenal dibawa oleh penderita sebagai kartu identitas, untuk memudahkan pengambilan status rawat jalan bilasewaktu-waktu penderita ingin berobat kembali / kontrol

Status rawat jalan setelah lengkap diisi / selesai pemeriksaan penderita pulang, akan dikumpulkan / disimpan dikantor Rekam Medis Sub Rawat Jalan.

Semua penderita yang berobat ke IGD akan dicatat dibuku besar IGD Medik, terisi nama / kelamin / umur / alamat / diagnosa / status perawatan – tindakan / keterangan pulang – observasi – rawat.

Pencatatan Rekam medis dilakukan oleh petugas Rekam Medis.

PEMBERIAN IDENTITAS DAN PENOMORAN PASIEN DI INSTALASI GAWAT DARURAT (IGD)

(40)

No. Dokumen No. Revisi Halaman

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL

Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :

Direktur RS RESTU IBU dr. B. Syahrial S.,M.Kes. Pemberian Nomor Rekam Medis di Unit Gawat Darurat

Sistem pemberian Nomor rekam medis di Instalasi Gawat Darurat adalah Unit Numbering System (Sistem Pemberian nomor secara unit, dimana setiap apsien yang berkunjung ke Instalasi Gawat Darurat mempunyai satu nomor rekam medik, akan mendapatkan nomor RSRI yang berlaku seumur hidup)

A. Pemberian Identitas

Data identitas yang harus diisikan kedalam formulir register sesuai dengan format yang tersedia. Antara lain:

1. Tanggal / Bulan / Tahun / Jam 2. Nomor Register / DMK 3. Nama pasien 4. Alamat Lengkap 5. Identitas Pengantar 6. Agama 7. Umur 8. Jenis Kelamin 9. Cara kunjungan 10. Asal pasien

11. Keadaan pasien setelah di IGD (dirujuk , pulang / menunggu di IGD) 12. Diagnosa kerja

13. Jenis kasus (Baru / Lama)

14. Cara Pembayaran (Bayar sendiri, asuransi, askes, dll)

TENTANG TRIASE

(41)

STANDAR OPERASIONAL

PROSEDUR

Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :

Direktur RS RESTU IBU dr. B. Syahrial S.,M.Kes.

Triase adalah suatu sistem seleksi pasien yang menjamin setiap pasien untuk mendapatkan pelayanan penanganan Gawat Darurat secara cepat akurat

Pasien yang masuk dalam sistem triase, segera dapat diarahkan ke ruang periksa sesuai kasusnya, berdasarkan dari sifat kegawatan penyakit dan jenis pertolongan yang dibutuhkan.

Bila pasien dalam jumlah banyak, atau ada disaster untuk memudahkan , menyeleksi pasien maka dipergunakan label.

Ada beberapa jenis label, antara lain: 1. Label putih : ke ruang Resusitasi 2. Label merah : ke ruang Bedah 3. Label kuning : ke ruang Observasi 4. Label hijau : ke ruang Non Bedah 5. Label hitam : ke ruang Jenazah

Petugas triase adalah : Dokter jaga IGD dibantu pelaksanaan harian perawat senior Pasien dari sistem triase segera diarahkan ke ruang yang telah ditentukan sesuai kasusnya.

A. Pasien dengan label merah masuk dalam ruang bedah, untuk dilakukan pemeriksaan / tindakan

 Pasien dapat pulang dan / kontrol di rawat jalan

 Pasien dapat rawat inap

 Pasien dapat dirujuk

 Apabila selama diruang merah terjadi / perlu suatu tindakan emergency resusitasi, maka pasien segera diarahkan ke ruang resusitasi

 Apabila memerlukan tindakan observasi, maka pasien diarahkan ke ruang observasi

TENTANG TRIASE

(42)

STANDAR OPERASIONAL

PROSEDUR

Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :

Direktur RS RESTU IBU dr. B. Syahrial S.,M.Kes.

B. Pasien dengan label hijau masuk dalam ruang Non Bedah, untuk dilakukan pemeriksaan / tindakan

 Pasien dapat pulang semuh / kontrol rawat jalan

 Pasien dapat rawat inap

 Pasien dapat dirujuk

 Apabila terjadi emergency, segera diarahkan ke ruang resusitasi

 Apabila memerlukan tindakan observasi, maka paisen diarahkan ke ruang observasi

C. Pasien dengan label kuning masuk dalam ruang observasi, untuk dilakukan tindakan observasi, selama diobservasi pasien dibawah pengawasan dokter jaga saat itu.

D. Pasien dengan label putih masuk dalam ruang resusitasi, segera dilakukan tindakan resusitasi jantung pulmonal, dan atau resusiatasi otak / cairan dsb. Bila perlu dapat dilakukan defibrilasi / cardioversi

 Pasien dapat dirawat inap

 Pasien dapat dirujuk (persyaratan rujuk dipenuhi)

 Pasien meninggal, dst. Diarahkan keruang jenazah E. Pasien dengan label hitam :

 Bisa langsung dibawa pulang oleh keluarganya

 Dirujuk ke RSU Dr. Kanujoso Djatiwibowo

TRIASE SCORE

(43)

STANDAR OPERASIONAL

PROSEDUR

Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :

Direktur RS RESTU IBU dr. B. Syahrial S.,M.Kes.

VARIABEL DEFINISI SCORE

Usaha bernafas

Infeksi gerakan hidung dada

Normal Dangkal Retraksi Tidak ada 0 2 2 3

Pengisian kapiler penekanan kuku Segera (<2“)

Lambat (>2“)

0 2 Membuka mata

Berbicara atau menurut perintah atau rangsangan nyeri

Spontan Terhadap suara Terhadap nyeri Tidak ada 0 1 2 3 Reaksi verbal

Kemampuan bercakap-cakap kalimat Hanya kata-kata, hanya suara

Baik Kacau

Kata-kata tidak sesuai Tidak dapat dipahami Tidak bereaksi 0 1 2 3 4 Reaksi motonik

Diperintahkan dengan kata-kata atau teriakan atau rangsangan nyeri Menurut permintaan Dengan tarikan Flexi Extensi 0 1 2 3

ALUR PENANGANAN KASUS OBSTETRI

No. Dokumen No. Revisi Halaman

STANDAR OPERASIONAL

PROSEDUR

Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :

Direktur RS RESTU IBU dr. B. Syahrial S.,M.Kes.

(44)

TRIAGE

Kamar Periksa VK Kebidanan : * Resusitasi * Resusitasi

Persiapan SC * Persiapan laporotomi

Persiapan histerektomi * Douglas Fungsi

Persiapan tindakan abdominal lainnya

---Kamar Bersalin : * Hamil dengan komplikasi * D dan C

Partus spontan * Staddle Injury

Partus prematur

Partus dengan tindakan non operatif

Manual plasenta

KPP/KPSW

---Kamar bedah central * SC * Laparotomi

Histerektomi Ligasi - KET

---Ruang rawat inap * Febris Feurpuralis * Abortus infeksi

Hamil dengan sesuatu penyakit * Abortus iminens

ALUR PENANGANAN KASUS OBSTETRI

No. Dokumen No. Revisi Halaman

STANDAR OPERASIONAL

PROSEDUR

Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :

Direktur RS RESTU IBU dr. B. Syahrial S.,M.Kes.

(45)

HASIL RESIKO RENDAH HASIL RESIKO TINGGI KEGAWATAN OBSTETRI

---K.M.OBSERVASI KEBIDANAN resusitasi

Observasi

Persiapan – operasi

---KAMAR BEDAH SENTRAL SC

Histerektomi

---RUANG KEBIDANAN * observasi ibu * monitor ibu

* observasi janin * monitor janin * partus spontan * tindakan

* neonatus * obstetri

Apabila gagal * operatif vaginal

---INSTALASI RAWAT INAP * rawat gabung * perawatan intermediate * Ruang

* perawatan intermiate * Rawat gabung intermediate * nifas * Nifas * perawatan

Post Op

* Rawat Gabung * Poli ---INTALASI RAWAT JALAN

TENTANG PASIEN YANG PERLU DIRUJUK / ALIH KE RUMAH SAKIT LAIN

No. Dokumen No. Revisi Halaman

STANDAR OPERASIONAL

PROSEDUR

Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :

Direktur RS RESTU IBU dr. B. Syahrial S.,M.Kes.

I. Alih rawat ke Rumah Saki lain dilakukan apabila

 Atas permintaan penderita / keluarga UNIT RAWAT DARURAT

TRIAGE

(46)

 Tempat perawatan penuh

Alih rawat pasien dapat ditunjukan :

 Ke Rumah Sakit setara yang dituju

 Ke Rumah Sakit ABRI

 Ke Rumah Sakit Pertamina

II. Rujukan ke Rumah Sakit lain dilakukan apabila fasilitas / sarana di Rumah Sakit “RESTU IBU“ tidak ada atau sedang tidak berfungsi

Rujukan pasien dapat ditunjukan:

 Ke Rumah Sakit yang lebih besar dan lengkap. III. Tata cara rujukan

1. Pasien setelah diperiksa oleh Dokter Jaga yang telah di konsultasikan kepada Dokter Konsulen, dianggap perlu tindakan atau pemeriksaan yang tidak dimiliki Rumah Sakit “RUMAH SAKIT“, akan dirujuk ke Rumah Sakit yang lebih mampu oleh Dokter Konsulen.

Dalam hal ini yang menentukan / berhak merujuk pasien ke Rumah Sakit yang lebih mampu adalah Dokter Konsulen.

2. Pada keadaan dimana ruang perawatan di Rumah Sakit “RESTU IBU“ penuh atau atas permintaan pasien atau keluarganya maka pasien dapat di alih rawat ke Rumah Sakit lain yang mampu menampung pasien tersebut. Rujukan cukup dilakukan oleh Dokter Jaga UGD kecuali bila dianggap perlu untuk mendapatkan persetujuan Dokter Konsulen.

TENTANG PASIEN YANG PERLU DIRUJUK / ALIH KE RUMAH SAKIT LAIN

No. Dokumen No. Revisi Halaman

STANDAR OPERASIONAL

PROSEDUR

Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :

Direktur RS RESTU IBU dr. B. Syahrial S.,M.Kes.

3. Pasien yang telah diperiksa oleh Dokter Jaga UGD dan dianggap perlu untuk dikonsultasikan ke Dokter Spesialis maka:

 Dokter Jaga UGD menghubungi konsulen melalui telepon, maka Dokter Jaga yang mengkonsulkan tersebut harus didampingi perawat untuk mendengarkan bersama-sama advis yang diberikan oleh Dokter Konsulen tersebut melalui telepon.

(47)

Hasil konsultasi akan ditulis pada buku DMK, selanjutnya bila kemudian Dokter Konsulennya datang harus menandatangani buku tersebut. Dokter Konsulennya datang harus menandatangani buku tersebut. Jawaban dari konsulen sudah harus diterima paling lambat 15 menit.

IV. Syarat rujuk / alih rawat

1. Kondisi penderita dalam keadaan layak kirim

 Sudah diperiksa lengkap

 Sudah diberikan pertolongan pertama

 Kegawatan sudah teratasi / sudah stabil (tanda vital)

 Dilengkapi formulir rujukan yang ditandatangani Dr.Jaga UGD yang bertugas

 Untuk pasien yang alih rawat tanpa menggunakan alat-alat kesehatan

2. Konfirmasi tempat Rumah Sakit rujukan disetujui

3. Penderita / Keluarga / Teman / Petugas mengetahui dan mengerti akan permasalahannya, dan menyetujui serta menandatangani surat permintaan rujukan.

PENDAMPING PASIEN YANG DITRANSPORTASIKAN

No. Dokumen No. Revisi Halaman

STANDAR OPERASIONAL

PROSEDUR

Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :

Direktur RS RESTU IBU dr. B. Syahrial S.,M.Kes.

Transportasi dibagi: Dalam Rumah Sakit:

 Kondisi siap antar

 Menuju ruangan rawat inap

 Menjalankan rujukan pemeriksaan radiologi ( CT scan kepala / USG)

 Menjalankan rujukan ke Unit Bedah untuk pelaksanaan tindakan yang membutuhkan peralatan yang lebih lengkap

(48)

Keluar Rumah Sakit (Menjalankan rujukan ke RS lain) Syarat:

 Penderita dengan identitas jelas

 Ada keluarga / penghantar penderita yang menyertai penderita kondisi penerita layak rujuk

 Dapat diantar dengan ambulance Rumah Sakit / ambulance 119-118, Ambulance PMI

 Harus disertai 1 orang pengahantar penderita (Pegawai RS) dan 1 perawat pelaksana yang berpengalaman menguasai tindakan basic life support.

 Untuk kasus-kasus gawat harus di dampingi 2 perawat yang berpengalaman. Perlengkapan:

 Tabung O2 dan selangnya

 Masker Air Viva

 Cairan Colloid dan Kristoloid

 Peralatan resusitasi / bantuan hidup dasar + obat-obatan resusitasi

PENDAMPING PASIEN YANG DITRANSPORTASIKAN

No. Dokumen No. Revisi Halaman

STANDAR OPERASIONAL

PROSEDUR

Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :

Direktur RS RESTU IBU dr. B. Syahrial S.,M.Kes.

Tata laksana:

 Menyerahkan ke Instalasi terkait

 Tanda terima pasien

 Surat jawaban dari Rumah Sakit yang dirujuk / wali rawat

 Mencatat alat dan obat yang diberikan

 Membuat laporan pelakasanaan tugas Syarat pendamping:

(49)

 Ada surat tugas dari pelimpahan

 Mengetahui dantrampil dalam pertolongan hidup dasar

KONSULTASI SPESIALIS

No. Dokumen No. Revisi Halaman

STANDAR OPERASIONAL

PROSEDUR

Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :

Direktur RS RESTU IBU dr. B. Syahrial S.,M.Kes.

Pasien yang telah diperiksa oleh dokter jaga UGD dan dianggap perlu untuk dikonsultasikan ke dokter spesialis maka:

a. Dokter konsulen akan dihubungi melalui telepon atau pager oleh dokter jaga UGD. Bila dalam waktu 15“-30“ menit tidak ada jawaban maka dokter jaga berhak memberikan kepada konsulen dokter spesialis urutan kedua dan seterusnya.

b. Bila ada jawaban dari dokter konsulen melalui telepon maka dokter jaga menulis instruksi dokter konsulen ke dalam dokumen medis yang didampingi seorang perawat. Selanjutnya bila dokter konsulen datang harus menandatangani instruksi tersebut.

(50)

PERMINTAAN DARAH KE PMI

No. Dokumen No. Revisi Halaman

STANDAR OPERASIONAL

PROSEDUR

Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :

Direktur RS RESTU IBU dr. B. Syahrial S.,M.Kes.

Kalau pasien di Unit Gawat Darurat yang memerlukan darah maka:

1. Petugas UGD menghubungi PMI untuk mempersiapkan jenis darah yang dibutuhkan

2. Petugas UGD membuat permintaan dengan mengisi blanko permintaan darah kemudian ditandatangani oleh dokter jaga UGD

3. Petugas UGD mengambil sample darah kemudian membuat identitas untuk ditempelkan pada spuit / botol yang berisi darah tersebut.

4. Keluarga pasien pergi ke PMI dengan membawa Surat Permintaan beserta sample darah dan menyarankan membawa keluarga secukupnya untuk antisipasi kalau darah yang diperlukan tidak cukup di PMI

5. Darah yang datang akan diterima oleh petugas UGD dan diberikan sesuai dengan instruksi dokter

6. Sedangkan darah yang belum dipergunakan akan disimpan di lemari pendingin 7. Darah yang tidak terpakai dalam tempo 24jam harus dikembalikan ke PMI

membawa copy permintaan (bisa didelegasikan pada keluarga pasien / sopir Rumah Sakit)

(51)

PENYEDIAAN CAIRAN, OBAT, BAHAN HABIS PAKAI ALAT, LINEN DAN KAIN STERIL DI UGD RUMAH SAKIT RESTU IBU BALIKPAPAN

No. Dokumen No. Revisi Halaman

STANDAR OPERASIONAL

PROSEDUR

Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :

Direktur RS RESTU IBU dr. B. Syahrial S.,M.Kes.

I. Permintaan cairan, obat dan bahan habis pakai dilakukan setiap hari kerja ke instalasi UGD Rumah Sakit “RESTU IBU“ Balikpapan dengan memperhitungkan sisa cairan, obat dan bahan habis pakai pada hari tersebut. Perhitungan cairan obat dan bahan habis pakai di ruangan Resusitasi, tindakan bedah, tindakan Non Bedah dilakukan oleh petugas UGD

II. Bila hari libur permintaan cairan, obat dan bahan habis pakai dilakukan dengan cara memperhitungkan jumlah kebutuhan hari libur beikutnya.

III. Yang membuat daftar permintaan obat ialah Seksi Logistik kemudian ditanda tangani koordinator perawatan UGD dan diketahui oleh Ka. UGD, kecuali: 1. Bilamana Ka. UGD berhalangan (tidak hadir / tugas luar) penandatanganan

dapat di delegasikan ke Dokter Jaga UGD

2. Bilamana Ka. UGD berhalangan (tidak hadir/tugas luar) penandatangan dapat di delegasikan kepada koordinator perawatan UGD

IV. Daftar cairan, obat, bahan habis pakai, a;at, linen dan kain steril yang disediakan:

1. Persediaan cairan antara lain:

 Cairan RL : 20 Kolf

 NACL 0.9 % : 20 Kolf

 DD ½ : 20 Kolf

(52)

 Dextrose 10% : 20 Kolf

 Dextrose 40% : 20 Kolf

 Martos 10 % : 20%

PENYEDIAAN CAIRAN, OBAT, BAHAN HABIS PAKAI ALAT, LINEN DAN KAIN STERIL DI UGD RUMAH SAKIT RESTU IBU BALIKPAPAN

No. Dokumen No. Revisi Halaman

STANDAR OPERASIONAL

PROSEDUR

Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :

Direktur RS RESTU IBU dr. B. Syahrial S.,M.Kes.

2. Persediaan obat-obatan antara lain: a. Ruang Resusitasi:

 Morfin : 5 Ampul

 Atropin Sulfat : 100 Ampul

 Cal Glukonas : 2 Ampul

 Dopamin 200mg : 2 Ampul

 Dopamin 50mg : 2 Ampul

 Adrenalin : 5 Ampul

 Dextamethason : 5 Ampul

 Aminophilin : 5 Ampul

 Meylon / Nabic : 5 Ampul

 Isosorbid Dinitrat 10mg : 5 Tablet

 Lasic : 2 Ampul

b. Ruang tindakan Non Bedah

 Isosorbid Dinitrat 10mg : 15 Tablet

 Nifediphin 10 mg : 15 Tablet

 Adrenalin : 5 Ampul

 Amynophilin : 5 Ampul

 Klorpromazin 25 gram : 5 Ampul

(53)

 Dexamethason 5 mg : 5 Ampul

 Dophamin 200 mg : 1 vial

 Dophamin 50 mg : 1 Ampul

 Phenobarbital 50 mg : 5 Ampul

 Meylon : 5 Flc

PENYEDIAAN CAIRAN, OBAT, BAHAN HABIS PAKAI ALAT, LINEN DAN KAIN STERIL DI UGD RUMAH SAKIT RESTU IBU BALIKPAPAN

No. Dokumen No. Revisi Halaman

STANDAR OPERASIONAL

PROSEDUR

Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :

Direktur RS RESTU IBU dr. B. Syahrial S.,M.Kes.

 Transamin : 2 Ampul

 Atropin Sulfat : 100 Ampul

 Ephedrin : 3 Ampul

 Chinin Antipirin : 7 Ampul

 Papaverin : 5 Ampul

 Lasic : 5 Ampul

 Diazepam 10 mg : 5 Ampul

 Catapres 150 mg : 3 Ampul

 Kortison : 2 flc c. Ruang Tindakan Bedah

 A.T.S : 20 Ampul

 T.T : 5 Vial

 SABU : 2 Vial

 Lidocain 2% : 20 Ampul

 Pchacain : 20 Ampul 3. Alat bahan habis pakai

 Dysposible Syringe semua ukuran @ 50 pcs

 Chateter intravenous semua ukuran @ 20 Pcs

 Scalp Vein Set semua ukuran @ 10 pcs

(54)

 Needle Dysposible semua ukuran @ 20 pcs

 Sonde Lambung semua ukuran @ 4 pcs

 Folley Chateter semua ukuran @ 3 pcs

PENYEDIAAN CAIRAN, OBAT, BAHAN HABIS PAKAI ALAT, LINEN DAN KAIN STERIL DI UGD RUMAH SAKIT RESTU IBU BALIKPAPAN

No. Dokumen No. Revisi Halaman

STANDAR OPERASIONAL

PROSEDUR

Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :

Direktur RS RESTU IBU dr. B. Syahrial S.,M.Kes.  Urinary Drainage Set @ 5 pcs

 Perban semua ukuran @ 6 pcs

 Palster semua ukuran @ 3 pcs

 Cairan desifektan @ 5 botol 4. Persediaan Sarung tangan

 Sarung tangan No. 6.5 , 7 , 7.5 , 8 disediakan masing-masing 5 pasang untuk setiap hari

 Setelah dipakai langsung di cuci, kemudian dijemur (tidak dipanas matahari)

 Keesokan harinya sarung tangan tersebut disterilkan ulang

 Permintaan sarung baru disesuaikan dengan kebutuhan sehari dengan memperhitungkan jumlah sarung tangan yang rusak

5. Persediaan Linen

 Selimut disediakan 2 lembar setiap hari

 Handuk disediakan 2 lembar setiap hari

 Waslap disediakan 1 lembar setiap hari

 Bila kebutuhan linen sudah tidak mencukupi lagi, maka dibuat daftar permintaan ke logistik umum.

6. Persediaan duk lubang

(55)

 Setelah dipakai dicuci di kamar line kemudian disterilkan di ruang OK

 Bila jumlah persediaan sudah tidak mencukupi lagi, maka dimintakan ke logistik umum.

PENYEDIAAN CAIRAN, OBAT, BAHAN HABIS PAKAI ALAT, LINEN DAN KAIN STERIL DI UGD RUMAH SAKIT RESTU IBU BALIKPAPAN

No. Dokumen No. Revisi Halaman

STANDAR OPERASIONAL

PROSEDUR

Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :

Direktur RS RESTU IBU dr. B. Syahrial S.,M.Kes.

7. Ruang tindak bedah setiap hari disediakan

 Minor surgery tersedia 2 set

 Vena sectie tersedia 1 set

 X ray lamp

 Bidai lengan, tungkai dan kepala

 Perban

 Plester

 Benang, jarum sesuai dengan jenis dan ukurannya

 Perban untuk luka bakar

 Sterilisasi dilakukan dengan sterilisator setiap habis pakai

 Bila alat hilang / rusak, dibuatkan berita acara dan dimintakan untuk mendapatkan ganti ke logistik umum.

8. Ruang Tindakan Non Bedah

 Alat periksa mata

 THT set

 Traction Kit.Skin

 Gips

 HB sahli

 Acutrend

 Alat periksa gigi

 Sonde lambung

(56)

 Headlight direct focussing

 Partus kid

PERMINTAAN OBAT NARKOTIK

No. Dokumen No. Revisi Halaman

STANDAR OPERASIONAL

PROSEDUR

Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :

Direktur RS RESTU IBU dr. B. Syahrial S.,M.Kes.

Pemakaian obat narkotik dicatat dibuku pemakaian dan ditanda tangani dokter yang bersangkutan

Penulisan permintaan obat narkotik : a. Cara pemakaian harus jelas

b. Nama dan jumlah obat jelas, ditanda tangani dokter, jumlah ditulis dengan angka romawi dan huruf

c. Nama, umur, dan alamat penderita serta unit yang meminta harus jelas d. Hanya dapat diambil di apotik Rumah Sakit

e. Resep ditulis oleh Dokter Jaga UGD, nama ,alamat, No.telepon dan SIPnya harus dicantumkan jelas dan ditanda tangani (tidak boleh diparaf)

Permintaan ini diteruskan kebagian Instalasi Farmasi atau Apotik Rumah Sakit. Pelaksanaan pengambilan oleh kepala jaga perawat shift

Penyimpangan atau pengambilan obat narkotik:

 Obat narkotik disimpan dilemari troli yang terkunci

 Penanggung jawab atau pengambilan obat narkotik dibebankan oleh kepala jaga perawat shift

 Obat narkotik yang telah dipakai harus segera diganti, lalu obat dikembalikan ketempat semula.

(57)

STRUKTUR ORGANISASI

No. Dokumen No. Revisi Halaman

STANDAR OPERASIONAL

PROSEDUR

Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :

Direktur RS RESTU IBU dr. B. Syahrial S.,M.Kes.

GARIS KOORDINASI GARIS KOMANDO

URAIAN TUGAS

No. Dokumen No. Revisi Halaman

KEPALA UGD

DOKTER JAGA KOORDINATOR KEPERAWATAN PEMERIKSAAN PENUJANG

1. LABORATORIUM SEKSI SEKSI PENCATATAN & PELAPORAN LOGISTIK 2. RADIOLOGI

(58)

STANDAR OPERASIONAL

PROSEDUR

Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :

Direktur RS RESTU IBU dr. B. Syahrial S.,M.Kes.

Tugas dan tanggung Jawab I. Tugas Utama UGD

1. Mengkoordinasikan pelayanan medik di UGD, sehingga tercipta pelayanan yang baik

2. Mengkoordinasikan pelayanan perawatan di UGD, sehingga tercipta mutu asuhan perawatan yang baik

3. Mengkoordinasikan pemeliharaan sarana penunjang, sehingga berfungsi dengan baik 24 jam sehari

4. memonitor dan mengarahkan aktifitas administrasi di UGD sehingga tercipta tertib administrasi

5. Membina kerjasama yang baik dengan kepala UPF lainnya yang terkait dengan pelayanan di UGD, sehingga tercipta suasana kerja yang penuh semangat

6. Bertanggung jawab kepada bidang medis Rumah Sakit “RESTU IBU“ 7. Mengkoordinir dokter jaga

II. Tugas Utama Dokter Jaga UGD

1. Memberikan pelayanan kesehatan selama 24 jam

2. Melakukan seleksi pasien dan menetapkan triase score pasien 3. Melakukan tindakan dan terapi sesuai PDT

4. Memulangkan pasien yang tidak gawat darurat

5. Mengkonsultasikan pasien yang perlu rawat inap kepada dokter spesialis 6. Membuat laporan pasien rawat inap / rawat jalan

7. Bertanggung jawab diruangan bila ada pasien yang gawat, sebatas wewenangan yang diberikan

8. Bila dokter jaga berhalangan segera menelpon ke KA. UGD untuk di cari penggantinya.

URAIAN TUGAS

No. Dokumen No. Revisi Halaman

STANDAR OPERASIONAL

PROSEDUR

Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :

Direktur RS RESTU IBU dr. B. Syahrial S.,M.Kes.

(59)

III. Tugas Utama Koordinator Perawat UGD

1. Mengatur dan mengendalikan pelayanan perawatan di UGD sehingga tercipta mutu asuhan perawatan yang baik

2. Mengatur jadwal jaga perawat di UGD sehingga UGD selalu siap melayani pasien 24 jam sehari

3. Melaporkan segala sesuatu hambatan kepada Ka. UGD IV. Tugas Utama Seksi Logistik

1. Mengatur alat dan obat-obatan sedemikian rupa sehingga dapat memenuhi kebutuhan 24 jam

2. Bertanggung jawab terhadap kerusakan / kehilangan alat-alat dan pemakaian obat-obatan.

V. Tugas Utama Seksi Pencatatan dan Pelaporan

1. Bertanggung jawab terhadap pelaporan / pencatatan

 Catatan medis

 Asuransi

 Surat Pengantar dari Perusahaan

 penyakit 2. Kejadian Luar Biasa

VI. Tugas Utama Koordinator Jaga Shift

1. Mengkoordinir semua pelayanan yang ada di UGD waktu dinas 2. Membantu dokter untuk menyeleksi pasien di triase

3. Bertanggung jawab langsung ke koordinator perawat Syarat-syarat :

1. Perawat yang senior

2. Telah mengikuti PHTLS atau yang telah berpengalaman bekerja di UGD Rumah Sakit.

URAIAN TUGAS

No. Dokumen No. Revisi Halaman

STANDAR OPERASIONAL

PROSEDUR

Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :

Direktur RS RESTU IBU dr. B. Syahrial S.,M.Kes.

VII. Tugas Utama Penanggung Jawab Ambulance (Dokter Jaga) 1. Membuat surat tugas kepada petugas ambulance

(60)

2. Mengatur kegiatan ambulance

3. Melaporkan segala sesuatu hambatan kepada Ka. UGD 4. Bertanggung jawab kepada Ka. UGD

VIII. Koordinator Ambulance 1. Melaksanakan ambulance

2. Melaporkan segala sesuatu hambatan terhadap ambulance kepada dokter jada

3. Membuat amprahan perbaikan terhadap kerusakan ambulance 4. Membuat jadwal jaga petugas ambulance

5. Bertanggung jawab kepada dokter jaga UGD

No. Dokumen No. Revisi Halaman

STANDAR OPERASIONAL

PROSEDUR

Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :

Direktur RS RESTU IBU dr. B. Syahrial S.,M.Kes.

(61)

DAFTAR KUALIFIKASI KETENAGAAN UGD (MEDIS & PARA MEDIS) UGD RS “RESTU IBU“ BALIKPAPAN

NO. NAMA PETUGAS JABATAN JENIS PELATIHAN

1. 2. 3.

DAFTAR PARA MEDIS YANG PERNAH MENGIKUTI PELATIHAN PHTLS UGD RS“RESTU IBU“ BALIKPAPAN

NO. PARA MEDIS JENIS

PELATIHAN

WAKTU TEMPAT

1. 2. 3.

DAFTAR DOKTER JAGA RS“RESTU IBU“ BALIKPAPAN

NO. NAMA DOKTER JABATAN JENIS PELATIHAN

1. 2. 3.

PERTEMUAN UGD

No. Dokumen No. Revisi Halaman

STANDAR OPERASIONAL

PROSEDUR

Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :

Direktur RS RESTU IBU dr. B. Syahrial S.,M.Kes.

Gambar

Foto toraks:

Referensi

Dokumen terkait

apabila disekitar daerah/ditempat tersebut tidak didapatkan jenis batuan beku/batuan lain yang lebih keras, maka batu gamping dapat dimanfaatkan untuk keperluan tersebut.. Untuk

Berdasarkan hasil dari pengujian dan analisis dapat disimpulkan yaitu hasil accuracy tertinggi terhadap analisis sentimen pada ulasan aplikasi mobile banking dengan

Pada tahun 2014 dilakukan penelitian oleh Ida Ayu Surya Dwipayanti dan Komang Rahayu Indrawati dari Universitas Udayana tentang Hubungan Antara Tindakan Bullying dengan

Bahan pengenyal tidak mempunyai pengaruh terhadap kadar air, tetapi mempunyai pengaruh yang nyata (P&lt;0,05) terhadap kadar lemak dan kadar protein bakso daging kambing,

Konstituen pascaverba pasif ya ng bermorfem terikat di-+ {-kan/-i} selain mengisi fungsi peleng kap yang bersifat wajib dapat pula mengisi fungsi pelengkap yang

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “Pengaruh Rasio Camel Terhadap Kinerja Keuangan Perbankan Yang Terdaftar

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efek pemberian berbagai jenis pupuk kandang (PK: berasal dari kotoran ayam, kambing, sapi, dan kelinci) dan fungi mikoriza

Surat rekomendasi dari masing-masing kolegium dokter spesialis atau dari kolegium dokter spesialis konsultan atau sertifikat kompetensi dari masing-masing kolegium dokter