• Tidak ada hasil yang ditemukan

LANDASAN TEORI A.Kajian Teori

3. Pendidikan Agama Islam

a. Pengertian Pendidikan Agama Islam

Rifley (1998) pendidikan agama merupakan pengajaran tentang keyakinan, ibadah dan keyakinan keagamaan yang menuntut siswa untuk menerapkan dalam kehidupannya sebagai upaya pengembangan diri.

Darajat (2001:172) pendidikan agama adalah suatu usaha yang secara sadar dilakukan guru untuk dilakukan guru untuk mempengaruhi siswa dalam rangka pembentukan manusia beragama.

Depdiknas (2001:8) menyatakan bahwa pendidikan agama islam adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati hingga mengimani, bertaqwa, dan berakhlak mulia dalam menjalankan ajaran agama islam dari sumber utamanya kitab suci al-Qur‟an dan Hadits melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan latihan serta penggunaan pengalaman. b. Pengertian Thaharah

Menurut Abdurrahman (2006:24), secara bahasa, thaharah berarti bersih atau suci, sedangkan dalam tinajuan agama berarti mengerjakan sesuatu yang menyebabkan seseorang diperbolehkan mengerjakan sholat.

26

Menurut Nasution (1987:9) pengertian thaharah menurut bahasa berarti bersih (nadhafah) dan suci (nazahah).

Menurut Al-M ahfani (2008:1) memberikan pengertian thaharah secara bahasa adalah bersih atau suci. Sedangkan menurut istilah fiqih, yang dimaksud dengan thaharah adalah bersuci dengan alat-alat dan cara-cara yang ditetapkan oleh syara‟ untuk menghilangkan segala najis dan hadats.

c. Alat bersuci

Alat yang digunakan untuk bersuci atau thaharah ada empat macam, yaitu:

1) Air, yaitu yang suci dan mensucikan 2) Debu yang suci dan bersih dari kotoran 3) Sama‟ atau kulit hewan yang telah disucikan

4) Batu untuk istinja‟ , dengan syarat satuan, beku dan suci (Al-Fardy, 2009:10)

Sabiq (2009:3) memberikan keterangan mengenai alat bersuci yaitu:

1) Air

Tidak semua air dapat digunakan untuk bersuci, dan berikut ini jenis-jenis air:

a) Air mutlak adalah thabur, yakni suci dan mensucikan. Ada beberapa air yang yang masuk kedalam kategori air mutlak, yaitu: i) Air hujan, air es dan air embun

27 ii) Air laut

iii) Air zam-zam

iv) Air yang berubah warna karena tidak bergerak, atau karena tempat penampungannya, atau karena berbercampur dengan sesuatu yang sulit dipisahkan, seperti lumut dan dedaunan. d. Thaharah dari Hadats

Dalam hal ini thaharah dari hadats ada tiga aspek, yaitu wudhu, mandi, dan tayamum. Untuk lebih lebih jelasnya penulis akan membahasnya lebih terperinci.

1) Wudhu

a) Pengertian wudhu

Menurut bahasa, wudhu berasal dari kata wada‟ah yang berarti kebersihan, kecantikan, keindahan, dan cahaya (salim, 2009:61)

Sedangkan pengertian wudhu secara istilah sebagaimana diungkapkan oleh Darajat (1995:35) adalah membasuh muka dan kedua tangan sampai siku, mengusap sebagian kepala dan membasuh kaki didahului dengan niat dan diakhiri dengan tertib. b) Syarat Wudhu

Al Hadrami (2012:29) menjelskan bahwa syarat-syarat wudhu itu ada 10 yaitu:

i) Islam ii)Tamyiz

28 iii)Suci dari haid dan nifas

iv)Bersih dari sesuatu yang menghalangi datangnya air ke kulit v) Di anggotanya tidak terdapat sesuatu yang bisa merubah air vi)Tahu wudhu

c) Fardu Wudhu

Sabiq (2009:40) wudhu memiliki rukun- rukun dan perbuatan-perbuatan wajib (fardhu) yang menjadi inti dari wudhu. Jika salah satu dari perbuatan itu tidak dilakukan, maka wudhu tersebut tidak sah. Fardhu wudhu tersebut sebagai berikut:

i) Niat

Niat, adalah sebuah keinginan yang dibarengi dengan tindakan nyata, untuk mencapai ridha Allah Swt. Niat itu murni pekerjaan hati, tanpa harus ada pengucapan apapun dari lisan seseorang.

ii)Membasuh Muka

Batasan muka atau wajah dalam konteks wudhu dimulai dari bagian dahi paling atas hingga dagu dibagian bawah. Sedangkan lebarnya adalah dari batas telinga kanan hingga telinga kiri

iii)Membasuh Kedua Tangan Sampai Siku

Siku adalah persendian yang membatasi lengan bawah dan lengan atas seseorang.

29

iv)Mengusap Sebagian Kepala Atau Rambut Dengan Tangan Yang Telah Dibasahi

Batas rambut yang diusap ialah rambut yang berada dibagian kepala, bukan rambut yang berada di luar batas kepala bagi pemilik rabut yang panjang

v) Membasuh Kedua Kaki Hingga Mata Kaki

Sebagaimana halnya dengan tangan kedua kaki terdapat kuku-kuku jari kaki yang terkadang menyimpan kotoran. Kotoran tersebut harus dibersihkan agar air basuhan mengenai ujung-ujung jari kaki yang terletak dibawah kuku, kalau tidak maka wudhunya menjadi tidak sah dan berakibat sholatnya tidak sah pula.

vi)Tertib

Tertib yaitu berurutan dalam melaksanakan basuhan-basuhan sebagaimana yang telah disebutkan diatas.

d) Sunah wudhu

Ada beberapa hal yang sunah dilakukan dalam mengerjakan wudhu yaitu:

i) Membaca basmallah saat memulai wudhu ii) Bersiwak

iii) Membasuh kedua telapak tangan saat hendak berwudhu iv) Berkumur sebanyak tiga kali

30

v) Memasukan air kedalam hidung dan mengeluarkanya kembali

vi) Membasahi janggut

vii) Membersihkan sela-sela jari

viii)Membasuh anggota tubuh sebanyak tiga kali ix) Memulai dengan bagian kanan

x) Menggosok (anggota tubuh yang disucikan) xi) Melakukan dengan segera

xii) Mengusap kedua telinga

xiii)Memperluas cakupan pada wajah, lengan, dan kaki xiv)Hemat dengan air

xv) Berdo‟a pada saat berwudhu xvi)Membaca doa sesudah wudhu e) Hal-hal yang Membatalkan Wudhu

Menurut Rasjid (2006:30) ada empat hal yang dapat menyebabkan batalnya wudu, yaitu:

i) Keluar sesuatu dari dubur atau qubul, atau dari salah satunya baik dari, baik berupa benda padat, cair, maupun angin, baik yang biasa maupun yang tidak biasa, seperti darah, baik yang keluar itu najis ataupun suci, seperti ulat.

ii)Hilang akal, baik disebabkan karena gila, mabuk, ataupun tidur dengan tempat keluar angint tidak tertutup (tidak dalam posisi duduk)

31

iii)Bersentuhan kulit laki-laki dengan kulit perempuan yang bukan mahram dan keduanya telah baligh.

iv)Menyentuh kemaluan dengan telapak kanan, baik kemaluan sendiri maupun orang lain, baik kemaluan dewasa maupun anak-anak

f) Mandi Wajib

i) Pengertian Mandi Wajib

Darajat (1995: 54) memberikan pengertian bahwa yang dimaksud dengan mandi wajib adalah meratakan air yang suci keseluruh badan disertai dengan niat.

Baqir (2008: 81) mandi wajib disebut juga mandi besar, mandi junub, atau mandi janabat, adalah salah satu cara bersuci dengan cara mengalirkan air keseluruh tubuh dengan niat menghilangkan hadats besar.

ii)Hal-Hal Yang Mewajibkan Mandi

1. Bersetubuh atau melakukan hubungan seksual baik keluar mani atau tidak

2. Keluar mani baik disengaja atau tidak 3. Meninggal dunia

4. Haid 5. Melahirkan

32

Demikian hal-hal yang menyebabkan orang diwajibkan untuk mandi menurut Darajat (1995:54)

iii)Rukun dan Tatacara Mandi Wajib

Rukun mandi wajib ada dua hal, yaitu: 1. Niat

2. Mengalirkan air ke seluruh tubuh

Cara mandi seperti itu sudah cukup untuk mengangkat hadats besar. Akan tetapi demi kesempurnaannya disunahkan mengikuti tata cara mandi Rasulullah saw sebagaimana ditulis oleh Baqir (2008:86) berikut ini:

3. Sebelum mandi terlebih dahulu membasuh kedua telapak tangan sebanyak tiga kali.

4. Membasuh kemaluan.

5. Berwudhu secara sempurna (sebelum mengalirkan air ke seluruh badan.

6. Menyiramkan air ke kepala sebanyak tiga kali sambil memasukkan air dengan jari-jari tangan ke sela-sela rambut sehingga membasahi kulit kepala.

7. Mengalirkan air ke seluruh tubuh dengan memulai sisi kanan sebelum sisi kiri sambil menggosok-gosok bagian yang sulit terkena air.

33 iv)Hikmah Mandi

Allah Yang Maha Bijaksana telah mewajibkan mandi setelah keluarnya mani dan tidak mewajibkannya setelah keluarnya air seni. Sementara kdua macam air ini sama-sama keluar dari tempat da organ yang sama. Ha xl ini karena adanya hikmah yang dalam dan rahasia yang mengagumkan.

Sesungguhnya air seni adala zat yang terdiri dari sisa-sisa makanan dan minuman, sedangkan air mani adalah zat yang terdiri atas sel-sel seluruh bagian-bagian tubuh manusia.

Makanya kita melihat dampak pada tubuh akibat keluarnya air mani dan tidak ada dampak akibat keluarnya air seni. Sehingga tidak heran kita melihat seseorang kalau terlalu berlebihan dalam mengadakan hubungan intim badannya akan lemah dan kurang bertenaga.

Ditulis oleh Al-Jarjawi (2006:109) bahwa mandi dengan air akan mengembalikan kekuatan badan yang telah hilang yang disebabkan keluarnya mani. Selain itu juga dapat mengilangkan bau yang tidak sedap yang dapat membahayakan tubuh seseorang dan tubuh pasangannya yang ia gauli.

As-Sayyid (2007:254) menjelaskan bahwa hikmah mandi adalah agar seorang muslim menghadiri salat Jum‟at

34

dengan badan yang harum, sehingga tidak mengganggu jamaah lain dengan bau badannya, juga tidak mengganggu para malaikat yang menyaksikan salat Jum‟at. Sebab, malaikat terganggu dengan apa yang mengganggu Bani Adam.

g) Tayamum

i) Pengertian Tayamum

Tayamum secara bahasa adalah menyengaja, sedangkan menurut agama adalah mengusapkan debu yang suci ke wajah dan kedua tangan sebagai ganti wudu, mandi, atau membasuh anggota dengan syarat-syarat yang telah ditentukan (Abdurrahman 2006: 32).

Pengertian tayamum menurut Daradjat (1995:63) ialah menuju kepada tanah untuk menyapukan dua tangan dan muka dengan niat agar dapat mengerjakan salat dan sebagainya.

Sedangkan Yusuf (2008:21) memberikan pengertian tayamum sebagai bersuci dari hadats kecil atau besar dengan mengusapkan tanah (debu) ke muka dan tangan sebagai pengganti air karena alasan tertentu yang ditetapkan oleh syari‟at.

Dari ketiga pengertian diatas dapat diambil satu pengertian bahwa tayamum adalah bersuci dari hadats kecil ataupun besar menggunakan debu sebagai pengganti air karena alasan tertentu yang ditetapkan oleh syari‟at dengan

35

cara menyapukan debu ke muka dan dua tangan untuk mengerjakan salat dan sebagainya.

Tayamum sebagai keringanan yang diberikan kepada orang-orang yang tidak mendapatkan air atau untuk orang yang tidak dapat menggunakan air karena halangan tertentu. Adapun halangan yang dibolehkan untuk bertayamum adalah:

1. Sakit, dan jika ia menggunakan air akan memperparah sakitnya.

2. Bepergian jauh.

3. Tidak ada air, atau ada air tetapi ia lebih membutuhkannya untuk minum.

4. Syarat Tayamum

Adapun syarat tayamum adalah: 1. Sudah masuk waktu salat

2. Sudah berusaha mencari air tetapi tidak mendapatkannya, sedangkan waktu salat sudah tiba.

3. Menggunakan debu yang suci.

4. Menghilangkan najis terlebih dahulu jika terkena najis. ii)Rukun Tayamum

1. Niat

Orang yang akan melakukan tayamum hendaklah berniat untuk mengerjakan salat dan sebagainya, bukan semata-mata untuk menghilangkan hadats, sebab tayamum

36

sifatnya tidak dapat menghilangkan hadats, hanya diperbolehkan untuk melakukan salat karena darurat, (Rasjid, 2006: 40).

2. Mengusap muka atau wajah. 3. Mengusap tangan sampai siku. 4. Tertib.

iii)Hal-Hal yang Membatalkan Tayamum 1. Segala sesuatu yang membatalkan wudu. 2. Melihat adanya air.

e. Thaharah Dari Najis 1) Pengertian Najis

Najis secara bahasa adalan sesuatu yang kotor atau menjijikkan. Sedangkan menurut syari‟at Islam adalah suatu kotoran yang dapat menghalangi syahnya ibadah yang menuntut kesucian lahir seperti salat dan tawaf (Al-Maffani, 2008: 8).

Setiap muslim wajib untuk menghilangkan dan mensucikan diri dari hadats dan najis, baik yang menempel pada badannya ataupun pada pakaian yang dikenakannya.

2) Macam-Macam Najis dan Cara Mensucikannya

Masih menurut Al-Maffani (2008:8), para ulama fiqih membagi najis ke dalam tiga bagian:

37

Termasuk ke dalam najis ini adalah air kencing bayi laki-laki yang belum makan apa-apa selain air susu ibunya. Dan cara mensucikannya adalah dengan memercikan air pada tempat yang kena kencing tersebut.

ii) Najis Mutawasitah atau Najis Sedang.

Termasuk najis mutawasitah adalah segala sesuatu yang keluar dari qubul dan dubur manusia, seperti air kencing (termasuk air kencing bayi perempuanyang belum makan apa-apa kecuali air susu ibu) darah haid, nifas, dan lain-lain. Dan cara mensucikannya adalah harus dicuci hingga hilang rasa, bekas, dan baunya. Najis mutawasitah dapat dibagi dalam dua bagian, yaitu: 1. Najis „ainiyah, yaitu najis yang berwujud atau nampak dan

dapat dilihat dengan jelas. Cara Mensucikannya adalah dengan menghilangkan najis terlebih dahulu, kemudian mencucinya dengan air.

2. Najis hukmiyah, yaitu najis yang tidak tampak oleh mata, namun terasa baunya. Cara mensucikannya cukup disiram dengan air.

iii) Najis mughaladhah atau najis berat.

Termasuk najis berat adalah air liur anjing. Dan cara mensucikannya adalah dibasuh sebanyak tujuh kali yang salah satunya dicampur dengan debu.

38

Najis marfu‟ adalah najis yang sangat sulit untuk dihindari dan jika dihindari akan menyengsarakan orang. Berikut beberapa contoh najis marfu‟ menurut Darmanto (2006:16):

1. Darah binatang yang tidak mengalir darahnya, seperti nyamuk dan kutu.

2. Najis yang tidak terlihat oleh mata, seperti debu yang bercampur dengan benda najis.

3. Nanah atau darah pada bisul yang masih menempel pada kulit yang sulit untuk menghindarinya. Al-Maffani, (2008:9) memberikan penjelasan jika jumlah darahnya itu sangat sedikit.

4. Percikan air yang bercampur najis ketika berjalan pada suatu tempat yang becek dan sulit untuk menghindarinya.

5. Kotoran dalam ikan yang terlalu kecil sehingga sulit untuk membersihkannya.

6. Bangkai cicak atau tikus yang jatuh pada makanan yang kering nasi, cukup membuang bagian yang terkena tanpa harus membuang seluruhnya. Namun, jika makanannya cair, seluruhnya dianggap najis karena tidak dapat membedakan bagian mana yang terkena najis.

Dokumen terkait