• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MATERI THAHARAH MELALUI METODE GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS VII SMPN 2 JAMBU KECAMATAN JAMBU KABUPATEN SEMRANG TAHUN PELAJARAN 2017/2018 - Test Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENINGKATAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MATERI THAHARAH MELALUI METODE GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS VII SMPN 2 JAMBU KECAMATAN JAMBU KABUPATEN SEMRANG TAHUN PELAJARAN 2017/2018 - Test Repository"

Copied!
120
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MATERITHAHARAH MELALUI METODE GROUP INVESTIGATION

PADA SISWA KELAS VII SMPN 2 JAMBU KECAMATAN JAMBU KABUPATEN SEMRANG TAHUN PELAJARAN 2017/2018

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

LISTIANA PRATIWI NIM : 111-13-013

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

(2)
(3)

iii

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MATERITHAHARAH MELALUI METODE GROUP INVESTIGATION

PADA SISWA KELAS VII SMPN 2 JAMBU KECAMATAN JAMBU KABUPATEN SEMRANG TAHUN PELAJARAN 2017/2018

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

LISTIANA PRATIWI NIM : 111-13-013

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

(4)
(5)
(6)

vi

MOTTO

:َل اَق ِدْيِعَس ْيِب َا ْنَع

َص ِالله ُلْىُس َر َل اَق

َل

ُالله ىـ

َع

َل ْي

ِه

َو

َس

َل َم

ِم .

ْف َت

صلا ا ُح ا

َطلا ِةَلا

ُرْىُه

:ىدمريتلا هاور(

222

(

Artinya: Dari Abu Sa‟id berkata, Rasulullah SAW. Bersabda, “kunci dari sholat adalah Bersuci

(H.R. At-tirmizi: 221)

(Diambil dari shahih sunan Tirmidzi. Hal 15)

(7)

x PERSEMBAHAN

Puji syukur Alkhamdulillah kepada Tuhan yang Maha Esa atas segala rahmat dan hidayah-Nya,yang telah memberikan kekuatan, kesehatan dan kesabaran untuku dalam mengerjakan skripsi ini. Skripsi ini Penulis persembahkan kepada:

1. Orang tuaku tercinta BapakMualiq yang tidak pernah berhenti mendoakan Dan ibuku Binti Zumaroh. Ibu yang selalu sabar, terimakasih atas segala cinta, kasih sayang yang amat tulus untuku. Doa yang selalu engkau panjatkan untuk kebaikan dan kebahagiaanku. Engkau inspirasiku, motivasiku dab Guru terbaiku.

2. Saudara-Saudaraku tercinta (kakak Agus winarno, mb ayuk, dika, dewi, divo, halim, abid, fahmi, gilang) yang selalu memotivasi dan menyemangati dan pembawa keceriaan dalam hidupku.

3. Sahabat-sahabat terhebatku (mb Putri Parameswari, mb Anisa Ainurrofi, mb Siti Lailatul Munawaroh, mb Rikha nurussafinatunnajah, dek Affiana khoirul masfufah) yang telah memotivasi dan selalu memberi semangat penulis. 4. Seluruh keluarga besar MI Ma‟arif Mendongan, Kecamatan Bandungan,

Kabupaten Semarang.

5. Seluruh keluarga Besar TPQ Nurul Ulum, krajan Banyukuning, Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang.

6. Segenap Guru serta staf karyawan SMP Negeri 2 Jambu yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi.

(8)

xi KATA PENGANTAR Assalamu‟alaikum Wr. Wb

Alhamdulillairabbil‟alamin puji syukur penulis panjatkan

kehadirat Allah SWT atas Limpahan Rahmat, Taufik, Hidayah, serta inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan lancar.

Shalawat serta salam senantiasa tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang kita nantikan syafaat Nya kelak di Yaumul Akhir.Aamiin.

Dengan penuh rasa syukur penulis panjatkan, akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar

Pendidikan Agama Islam Materi Thaharah Melalui metode group investigation Pada Siswa Kelas VII SMPN 2 Jambu Tahun Pelajaran 2017/2018 ” Skripsi ini disusun guna memenuhi syarat untuk memperoleh

gelar sarjana progam studi Pendidikan Agama Islam (PAI) pada Institut Agama Islam Negeri (IAIN).

Dalam menyusun skripsi ini penulis tidak lepas dari berbagai pihak yang telah memberikan dukungan moril maupun materil. Dengan penuh kerendahan hati, penulis mengucapkan terimakasih kepada : 1. Bapak Dr.H. Rahmat Hariyadi, M. Pd selaku Rektor Institut Agama Islam

(9)

xii

2. Bapak Suwardi, M. Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.

3. Ibu Hj.SitiRukhayati, M.Ag selakuKetua JurusanPendidikan Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.

4. Ibu Hj. SitiRukhayati, M.Ag.selaku dosen pembimbing yang telah berkenan secara ikhlas dan sabar meluangkan waktu serta mencurahkan pikiran dan tenaganya memberi bimbingan dan pengarahan yang sangat berguna sejak awal proses penyusunan dan penulisan hingga terselesaikannya skripsi.

5. Prof. Dr. Budiharjo, M.Ag. Selaku dosen pembimbing akademik (PA). Terimakasih atas bimbingannya.

6. Bapak dan ibu dosen IAIN Salatiga, yang telahmembekaliilmu, bagian akademik dan staf perpustakaan yang telah memberikan layanan sserta bantuan kepada penulis.

7. Bapak Rustanto, S.Pd selaku kepala sekolah SMP Negeri 2 Jambu dan Bapak Nurudin, S.Ag selaku Guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, dan tak lupa kepada bapak ibu Guru yang telah mengizinkan kepada penulis untuk melakukan penelitian di SMP Negeri 2 Jambu.

8. Siswa-siswi kelas VII A yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

(10)

xiii

(11)

xiv ABSTRAK

Pratiwi, listiana. 2018. Peningkatan Hasil Belajar PAI Materi thaharah Melalui metode group investigation Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Jambu Tahun Pelajaran 2017/2018. Skripsi.IAIN Salatiga.Pembimbing: Hj. SitiRukhayati, M. Ag.

Kata Kunci: Hasil belajar dan metode group investigation

Pertanyaan utama yang ingin dijawab dalam penelitian ini adalah: Apakah melalui metode group investigation dapat meningkatkan hasil belajar mata pelajaran Pendidikan Agama Islam materi Thaharah pada Siswa Kelas VII di SMP Negeri 2 Jambu,kecamatan Jambu Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2017/2018?

Penelitian ini adalah penelitian jenis PTK. Penelitian berlangsung 2 siklus. Data dikumpulkan melalui observasi, tes dan dokumentasi, kemudian dianalisis menggunakan teknik analisis data kuantitatif dan kualitatif.

Kelas VII SMP Negeri 2 Jambu Tahun Pelajaran 2017/2018. Dalam penelitian ini hasil belajar siswa dapat meningkat, dilihat pada setiap siklus yaitu: Pada siklus I siswa yang tuntas sebanyak17 siswadari 28 siswa atau 60,70% dan rata-rata nilai kelasnya 70,17. Pada siklus II siswa yang tuntas sebanyak 26 siswa dari 28 siswa atau 92,85% dengan nilai rata-rata kelas 80,57. Nilai akhir hasil belajar siswa siklus I dan siklus II memberi bukti bahwa penggunaan metode

Group Investigation pada matapelajaran Pendidikan Agama Islam

(12)

xv

DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL...i

HALAMAN BERLOGO... ii

HALAMAN JUDUL... iii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... iv

PENGESAHAN KELULUSAN... v

DEKLARASI... vi

MOTTO... vii

PERSEMBAHAN... viii

KATA PENGANTAR... ix

ABSTRAK... xi

DAFTAR ISI... xii

BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakangMasalah1...1

B. RumusanMasalah...2

C. TujuanPenelitian...3

D. Kegunaan Penelitian...4

E. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan...5

F. Metode Peneletian...6

(13)

xvi

BAB II : LANDASAN TEORI 1. Kajian Teori...17

2. Belajar... 17

3. HasilBelajar...23

4. Pendidikan Agama Islam...26

5. Kajian Materi Penelitan...40

A.Kajian Pustaka... 43

BAB III : PELAKSANAAN PENELITIAN A.Gambaran Umum SMP Negeri 2 Jambu...44

B. Fasilitas Sarana dan Prasarana...44

C. Guru dan Staf... 45

D. Subjek Penelitian... 48

E. Pelaksanaan Penelitian... 50

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.Deskripsi Hasil Penelitian...68

1. Deskrips Hasil Prasiklus...68

2. Deskrips Hasil Siklus I...70

3. Deskrips Hasil Siklus II...73

BAB V : PENUTUP A. Kesimpulan...78

(14)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Islam merupakan agama yang mempunyai ajaran sempurna dan memperhatikan semua sisi kehidupan para makhluk-Nya. Hal ini terwujud dengan adanya ajaran tentang menjaga kebersihan badan juga rohani. Kebersihan badan tercermin dengan bagaimana umat muslim selalu bersuci sebelum mereka melaksanakan ibadah kepada Allah SWT. pada hakikatnya tujuan bersuci adalah agar umat muslim terhindar dari kotoran dan debu yang menempel di badan sehingga secara sadar atau tidak sengaja membatalkan rangkaian ibadah kita kepada Allah SWT.

Namun yang terjadi di SMP Negeri 2 Jambu banyak siswa yang hanya tahu bahwa bersuci itu sebatas membasuh badan dengan air tanpa mengamalkan rukun-rukun bersuci lainya sesuai syariat Islam. Bersuci atau istilah Islam yaitu “Thaharah” mempunyai makna yang luas tidak hanya

bewudhu saja. Thaharah menempati posisi yang sangat penting, karena Thaharah adalah syarat mutlak sah dan tidaknya shalat yang dilaksanakan oleh seorang muslim. Allah berfirman dalam Q.S. Al-Maa‟idah Ayat 6:

(15)

2 mengerjakan shalat, Maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub Maka mandilah, dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, Maka bertayammumlah dengan tanah yang baik (bersih); sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu,

supaya kamu bersyukur”.

Hasil belajar atau bentuk perubahan tingkah laku yang diharapkan itu, meliputi tiga aspek yaitu: pertama, aspek kognitif meliputi perubahan dalam segi penguasaan pengetahuan dan perkembangan yang diperlukan untuk menggunakan pengetahuan tersebut, kedua, aspek afektif meliputi perubahan dalam segi sikap mental, perasaan, dan kesadaran, dan ketiga, aspek psikomotorik meliputi perubahan dalam segi bentuk-bentuk tidakan motorik.

(16)

3

berderet-deret dari depan ke belakang, dan hanya bisa menggunakan metode ceramah, yang lebih menekankan pada arah kognitif daripada afektif dan psikomotorik, serta kurang memberi kesempatan kepada siswa untuk berdiskusi dan melakukan sendiri pengalaman belajarnya, apalagi jika jumlah murid terlalu banyak pembelajaran kurang bisa maksimal. Hal ini proses pembelajaran menjadi terkesan monoton, yang mengakibatkan kurangnya perhatian peserta didik, kejenuhan dan kebosanan yang dirasakan peserta didik dalam proses pembelajaran. Sehingga peserta didik kurang memahami materi pelajaran yang pada akhirnya ketidakberhasilan pembelajaran. Dari ketidakfahaman tersebut akan berdampak pada pemenuhan tugas pelajaran menjadi kurang maksimal

Berdasarkan dari latar belakang di atas, peneliti bermaksud untuk melakukan penelitian tentang “Peningkatan Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam Materi Thaharah melalui Metode Group Investigation Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Jambu Tahun Pelajaran 2017/2018 ”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti mengajukan rumusan masalah yaitu: Apakah melalui metode group investigation dapat meningkatkan hasil belajar pendidikan agama Islam materi thaharah pada siswa kelas VII SMP Negeri 2 Jambu Kecamatan Jambu Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2017/2018?”

(17)

4

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Peningkatkan hasil belajar Pendidikan Agama Islam materi thaharah melalui metode Group

investigation pada siswa kelas VII SMP Negeri 2 Jambu Kecamatan Jambu

Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2017/2018. D. Kegunaan Penelitian

1. Secara Teoritik

Temuan penelitian ini sebagai dasar bagi pengembangan kajian keilmuan yang berkaitan dengan penerapan metode group investigation

dalam upaya meningkatakan hasil belajar siswa pada mata pelajaran pendidikan agama islam materi thaharah.

2. Secara Praktis a. Siswa

Dapat memberikan suasana belajar yang menyenangkan sehingga dapat meningkatkan hasil belajar pendidikan agama Islam dengan metode group investigation.

b. Guru

Sebagai masukan bagi guru dalam mengajarkan pelajaran pendidikan agama Islam dengan penerapan metode group

investigation untuk meningkatkan hasil belajar siswa sehingga tercipta

pembelajaran yang efektif dan efisien. c. Sekolah

(18)

5

guru, khususnya dalam implementasi penggunaan metode group

investigation dalam pembelajaran pendidikan agama islam.

E. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan 1. Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah yang dihadapi, sebagai alternatif tindakan yang dipandang paling tepat untuk memecahkan masalah yang telah dipilih untuk diteliti (Mulyasa, 2011: 63). Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah dengan metode group

investigation dapat meningkatkan hasil belajar pendidikan agama Islam

materi thaharah pada siswa kelas VII SMPN 2 Jambu Kecamatan Jambu Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2017/2018.

2. Indikator Keberhasilan Penelitian

Penelitian tindakan kelas diasumsikan berhasil apabila dilakukan tindakan perbaikan kualitas pembelajaran, maka akan berdampak terhadap perbaikan perilaku siswa dan hasil belajar. Penggunaan metode group

investigation ini dikatakan berhasil apabila indikator yang diharapkan

dapat tercapai.

Indikator pencapaian hasil belajar dibuat untuk mengukur hasil belajar siswa. Indikator pencapaian hasil belajar merupakan acuan yang digunakan dalam melakukan penelitian (DirektoratPendidikan Madrasah, 2010: 43).

(19)

6

Siswa dapat mencapai nilai ≥ 70 sesuai KKM yang telah ditentukan dari sekolah pada materi thaharah.

b. Secara Klasikal

Secara klasikal presentase sebanyak ≥ 85% dari total semua siswa dalam satu kelas mencapai KKM yaitu 66,7 (Trianto, 2009: 241). F. Metode Penelitian

1. Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian pada kegiatan ini menggunakan penelitian tindakan kelas atau yang sering disebut dengan PTK. Penelitian tindakan kelas merupakan tindakan mengumpulkan, mengolah, menganalisis dan menyimpulkan data untuk memenentukan tingkat keberhasilan jenis tindakan yang dilaksanakan oleh guru dalam proses pembelajaran (Haryono, 2015: 23).

PTK dapat pula dijelaskan berdasarkan gabungan kata yang yang menyusunnya, yaitu “Penelitian” + “Tindakan” + “Kelas”. Makna setiap

kata tersebut adalah sebagai berikut:

a. Penelitian; menunjuk pada suatu kegiatan mencermati suatu obyek

dengan menggukan cara dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti.

b. Tindakan; sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan

(20)

7

c. Kelas; dalam hal ini tidak terikat pada pengertian ruang kelas, tetapi

dalam pengertian yang lebih spesifik, yaitu yang dimaksud dengan istilah kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama, menerima pelajaran yang sama pula (Suharsimi, 2014: 2).

Dari uraian di atas kita dapat mendefinisikan pengertian PTK adalah suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan atau meningkatkan praktek-praktek pembelajaran di kelas secara lebih profesional.

Penggunaan PTK dalam kegiatan penelitian ini dengan pertimbangan perlunya perbaikan kualitas pembelajaran pada mata pelajaran pendidikan agama islam materi Thaharah dengan metode group investigation.

Tahap dalam penelitian tindakan terdiri dari empat tahap yaitu: a. Perencanaan tindakan (planning),

b. Penerapan tindakan (action)

(21)

8

Gambar 1.1 Siklus Penelitian 2. Subjek Penelitian

a. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 2 JAMBU Kecamatan jambu Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2017/2018.

b. Waktu Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada tanggal 13 oktober 2017 sampai tanggal 23 oktober 2017 di SMPN 2 jambu Kecamatan jambu Kabupaten Semarang.

c. Subyek Penelitian dan Kolaborator

(22)

9

siswa dan 11 siswi, serta bapak nurdin selaku guru kelas VII sekaligus kolaborator peneliti. Penelitian ini dikhususkan pada mata pelajaran pendidikan agama islam materi thaharah dengan metode group investigation.

3. Langkah-langkah Penelitian

Secara garis besar terdapat empat tahapan yang lazim dilalui dalam penelitian tindakan kelas ini, yaitu: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi (Suharsimi, 2014: 16). Lebih jelasnya akan diuraikan sebagai berikut:

a. Perencanaan (Planning)

1) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan penerapan metode group investigation.

2) Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang diperlukan saat proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan metode

group investigation.

3) Mempersiapkan lembar observasi untuk penilaian perhatian siswa dan lembar observasi untuk mengetahui keterampilan guru dalam proses pembelajaran dengan menggunakan metode group investigation.

4) Perencanaan tindakan pembelajaran menggunakan metode group investigation.

(23)

10

6) Melakukan evaluasi terhadap pembelajaran menggunakan metode

group investigation.

b. Pelaksanaan Tindakan (Action)

Pada tahap ini guru menerapkan apa yang telah direncanakan yaitu penerapan pembelajaran harus sesuai dengan skenario yang tertulis pada RPP dan tahap perencanaan. Kegiatan pembelajaran terdiri dari tiga kegiatan, yaitu pendahuluan, inti, dan penutup.

c. Pengamatan (Observation)

Selama proses pembelajaran berlangsung, peneliti mengamati jalannya kegiatan untuk melihat apakah tindakan-tindakan tersebut sesuai dengan yang direncanakan. Segala aktivitas siswa dalam proses pembelajaran diamati, dicatat, dinilai, dan dianalisis untuk dijadikan umpan balik.

d. Refleksi (Reflecting)

Refleksi merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang telah dilakukan. Tahap ini digunakan untuk mengkaji secara menyeluruh tindakan yang telah dilakukan. Kemudian berdasarkan data yang telah terkumpul dilakukan evaluasi guna menyempurnakan tindakan yang selanjutnya. Tahap refleksi ini meliputi: (1) Mencatat hasil observasi dan pelaksanaan pembelajaran; (2) Evaluasi hasil observasi; (3) Analisis hasil pembelajaran.

(24)

11

Data merupakan informasi-informasi tentang objek penelitian. Data digunakan untuk menjawab masalah-masalah yang telah dirumuskan dan menguji hipotesis. Dalam pengumpulan data penelitian ini cara mengumpulkan data dengan menggunakan metode:

a. Tes Tertulis

Tes tertulis ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana siswa menguasai materi thaharah. Pada setiap siklus, guru memberikan tes tertulis untuk mengukur kemampuan siswa terhadap penguasaan materi pelajaran pendidikan agama islam.

b. Observasi

Observasi adalah proses pengambilan data dalam penelitian di mana peneliti melihat situasi penelitian. Observasi ini dilakukan untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan metode group investigation

dalam pembelajaran pendidikan agama islam materi thaharah. Dalam setiap siklus guru melakukan pengamatan untuk mengetahui sejauh mana perhatian siswa terhadap materi thaharah yang diajarkan.

c. Data Dokumentasi

(25)

12

pembelajaran pendidikan agama Islam menggunakan metode group

investigation. Dokumentasi foto tersebut juga dapat dijadikan sebagai

sumber data yang dapat menguatkan data yang lain (Haryono, 2015: 83).

5. Instrumen Penelitian

Bentuk instrumen yang dipakai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Lembar Observasi, digunakan untuk mengamati secara langsung kegiatan yang dilakukan siswa dan guru dalam proses pembelajaran pendidikan agama Islam materi thaharah menggunakan metode group investigation.

b. Lembar Soal Tes, digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa, terkait materi thaharah dengan metode group investigation..

c. Pedoman Dokumentasi, diperlukan untuk memperoleh gambaran kegiatan selama proses pembelajaran pendidikan agama Islam materi thaharah menggunakan metode group investigation.

6. Pengumpulan Data

Data merupakan informasi-informasi tentang objek penelitian. Data digunakan untuk menjawab masalah-masalah yang telah dirumuskan dan menguji hipotesis. Dalam pengumpulan data penelitian ini cara mengumpulkan data dengan menggunakan metode:

a. Tes Tertulis

(26)

13

guru memberikan tes tertulis untuk mengukur kemampuan siswa terhadap penguasaan materi pelajaran.

b. Observasi

Observasi adalah proses pengambilan data dalam penelitian di mana peneliti melihat situasi penelitian. Observasi ini dilakukan untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan metode group investigation

dalam pembelajaran pendidikan agama Islam mteri thaharah. Dalam setiap siklus guru melakukan pengamatan untuk mengetahui sejauh mana perhatian siswa terhadap materi thaharah yang diajarkan.

c. Data Dokumentasi

Dalam pelaksanaan penelitian, peneliti menggunakan dokumentasi sebagai salah satu teknik dalam memperoleh data. Dokumentasi yang dilakukan peneliti disimpan dalam bentuk foto. Dokumentasi ini dapat membantu guru dalam memantau kegiatan di kelas sehingga peneliti mempunyai alat pencatatan untuk menggambarkan apa yang sedang terjadi di kelas pada waktu pembelajaran pendidikan agama islam materi thaharah menggunakan metode group investigation. Dokumentasi foto tersebut juga dapat dijadikan sebagai sumber data yang dapat menguatkan data yang lain (Haryono, 2015: 83).

7. Analisis Data

(27)

14

soal tes tertulis pada setiap akhir pelajaran. Analisis merupakan usaha untuk memilih, memilah, menggolongkan, serta menyusun ke dalam kategorisasi atau mengklasifikasikan hasil penelitian (Suharsimi, 2014: 132). Analisis data digunakan untuk mendeteksi bahwa kajian tindakan kelas ini sudah membuktikan hipotesis dansebagai pijakan untuk menemukan program aksi pada siklus selanjutnya.

Teknik yang digunakan untuk analisis data pada penelitian ini adalah teknik deskriptif analitik. Hasil Belajar berupa data kuantitatif yang diperoleh dari hasil tes kemudian diolah dengan menggunakan deskripsi presentase. Nilai yang diperoleh siswa dirata-rata untuk menemukan tingkat hasil belajar siswa dalam pembelajan pendidikan Agama Islam.

Nilai presentase dihitung dengan ketentuan sebagai berikut: NP

Keterangan:

NP = nilai prosentase NK = nilai komulatif

R = jumlah responden (Haryono, 2015: 125)

(28)

15 Skor =

Keterangan:

B = jumlah soal yang dijawab benar b = bobot setiap soal

Si = skor ideal (skor yang mungkin dicapai bila semua soal dijawab dengan benar)

G. Sitematika Penulisan

BAB I Pendahuluan berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian, definisi operasional, dan sistematika penulisan. Metode penelitian mencakup rancangan penelitian, subjek penelitian, langkah-langkah penelitian, instrumen penelitian, pengumpulan data dan analisis data.

BAB II Kajian Pustaka mencakup: hasil belajar, pendidikan agama Islam, metode group investigation.

BAB III Metodologi Penelitian berisi tentang deskripsi pelaksanaan pra siklus meliputi rencana, pelaksanaan, pengamatan/ pengumpulan data dan refleksi. Deskripsi pelaksanaan siklus I, deskripsi pelaksanaan siklus II.

(29)

16 BAB II

LANDASAN TEORI A. Kajian Teori

1. Belajar

a. Pengertian Belajar

Kata atau istilah belajar bukanlah menjadi suatu hal yang baru lagi dan sudah sangat dikenal secara luas, namun dalam pembahasan tentang belajar ini terdapat beragam definisi yang dikemukakan oleh para ahli yang secara praktis sudah paham benar mengenai apa yang dimaksud dengan belajar. Thobroni, (2016: 18-19), mengemukakan beberapa definisi belajar menurut para ahli:

1) Morgan (dalam Purwanto, 2002: 84) menyatakan bahwa belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman. 2) Itherington (dalam Purwanto, 2002: 84) menyatakan bahwa belajar

adalah suatu perubahan di dalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru daripada reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian, atau suatu pengertian.

3) Travers (dalam Suprijono, 2009: 2) menyatakan bahwa belajar adalah proses menghasilkan penyesuaian tingkah laku.

(30)

17

dan menyebabkan adanya perubahan perilaku yang disadari dan cenderung bersifat tetap.

Islam sebagai agama rahmah li al-„amin juga sangat mewajibkan umatnya untuk selalu belajar. Islam tidak hanya mewajibkan kepada setiap orang yang beriman untuk belajar saja, tetapi juga untuk mengajarkan apa yang telah diajarkan kepada mereka, seperti yang tercantum dalam QS. Al-Kahf: 66;

Artinya: Musa berkata kepada Khidhr: "Bolehkah aku mengikutimu supaya kamu mengajarkan kepadaku ilmu yang benar di antara ilmu-ilmu yang telah diajarkan kepadamu?"

Selain tercantum dalam Al-Quran, Hadis Nabi Muhammad SAW. juga memuji pentingnya ilmu dan orang-orang yang terdidik. Beberapa hadis tentang pentingnya belajar dan menuntut ilmu antara lain, yaitu:

Artinya: ”Mencari ilmu itu adalah wajib bagi setiap muslim laki-laki

maupun muslim perempuan”. (HR. IbnuAbdil Barr)

ب ل ط أ

Artinya: “Carilah ilmu sejak dalam buaian hingga keliang lahat

b. Tujuan Belajar

(31)

18 1) Untuk Mendapatkan Pengetahuan

Hal ini ditandai dengan pemilikan pengetahuan dan kemampuan berpikir. Kemampuan berpikir membutuhkan bahan pengetahuan dan kemampuan berpikir dapat memperluas pengetahuan.

2) Penanaman Konsep Keterampilan

Artinya bahwa penanaman konsep atau merumuskan konsep memerlukan suatu keterampilan baik keterampilan jasmani yang dapat dilihat dan dialami, atau keterampilan ruhani yang menyangkut persoalan-persoalan penghayatan dan keterampilan berpikir serta kreativitas untuk menyelesaikan masalah dan merumuskan suatu masalah atau konsep.

3) Pembentukan Sikap

Guru harus bertindak bijak dalam menumbuhkan sikap mental, perilaku dan pribadi siswa. Ia harus cakap dalam mengarahkan motivasi dan berpikir bahwa pribadi guru harus dipakai sebagai uswah.

Pada dasarnya tujuan dari belajar adalah untuk keluar dari kebodohan, berusaha menerangi kebodohan pada diri sendiri dan orang lain. Sedangkan secara eksplisit tujuan belajar adalah untuk mencapai tindakan instruksional, yang lazim dinamakan instructional

(32)

19

Sementara tujuan belajar sebagai hasil yang menyertai tujuan belajar instruksional lazim disebut nurturant effects. Bentuknya berupa kemampuan berpikir kritis dan kreatif, sikap terbuka dan demokratis, menerima orang lain, dan sebagainya. Tujuan ini merupakan konsekuensi logis dari peserta didik “menghidupi” (live in) suatu sistem lingkungan belajar tertentu (Suprijono, 2011: 5).

c. Ciri-Ciri Belajar

Baharuddin dalam bukunya Teori Belajar dan Pembelajaran (2015: 38) menyimpulkan ciri-ciri belajar sebagai berikkut:

1) Belajar ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku. 2) Perubahan perilaku relatif permanen.

3) Perubahan tingkah laku tidak harus segera dapat diamati pada saat proses belajar sedang berlangsung, tetapi perubahan perilaku itu bisa jadi bersifat potensial.

4) Perubahan tingkah laku itu merupakan hasil latihan atau pengalaman.

5) Pengalaman atau latihan itu dapat memberikan penguatan. d. Prinsip-Prinsip Belajar

(33)

20

belajar. Prinsip belajar menurut Sugiyono dan Hariyanto dalam Wiyani (2013: 120-122) yaitu sebagai berikut:

1) Belajar merupakan bagian dari proses perkembangan siswa, artinya belajar membantu proses perkembangan siswa menjadi lebih cepat. 2) Belajar pada siswa berlangsung seumur hidup, artinya tidak hanya

ketika sedang menempuh pendidikan.

3) Keberhasilan belajar selalu dipengaruhi oleh faktor-faktor internal dan eksternal siswa, artinya setiap komponen dan kondisi berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar.

4) Belajar mencakup dan mnegembangkan semua aspek kehidupan, artinya belajar bukan sekedar mengembangkan fungsi kognitif siswa semata, melainkan seharusnya juga mengembangkan aspek-aspek afektif dan psikomotorik, moral, life skill, dan sebagainya. 5) Belajar dapat berlangsung di sembarang tempat dan waktu, afrtinya

siswa belajar tidak harus di kelas, tetapi juga dirumah, perpustakaan, kantin, pasar, mall, hutan, dan sebagainya apabila guru mampu mengorganisasikannya.

6) Belajar berlangsung dengan atau tanpa guru, artinya proses belajar akan tetap terjadi meskipun guru tidak mnedampingi. Namun demikian, akan lebih baik dengan pendampingan guru.

(34)

21

siswa lain sehingga siswa seharysnya belajar dengan kecenderungan cara belajar masing-masing.

Proses belajar akan selalu dihadapkan pada hambatan-hambatan proses belajar, artinya akan selalu ada faktor-faktor tertentu yang akan menghambat proses belajar sehingga perlu mencegah jangan sampai muncul penghambatan belajar. Namun demikian, apabila sudah terlanjur. Segera mencari solusi untuk mengurangi dan menghilangkan hambatan-hambatan.

e. Faktor yang memengaruhi Belajar

Menurut purwanto dalam (Thobroni 2016; 28-30) berhasil atau tidaknya proses belajar dipengaruhi oleh berbagai macam faktor yang dibedakan menjadi 2 golongan, sebagai berikut:

1) Faktor yang ada pada diri organisme tersebut yang disebut faktor individual. Faktor individual meliputi hal-hal berikut.

a) Faktor kematangan atau pertumbuhan, faktor ini berhubungan erat dengan pertumbuhan organ-organ tubuh manusia.

b) Faktor kecerdasan akal inteligensi, berhasil atau tidaknya seseorang mempelajari sesuatu dipengaruhi pula oleh faktor kecerdasan.

(35)

22

d) Faktor motivasi, motifasi merupakan dorongan bagi suatu organisme untuk melakukan sesuatu.

e) Faktor pribadi, setiap manusia memiliki sifat kepribadian masing-masing yang berbeda dengan manusia lainnya.

2) Faktor Sosial

a) Faktor keluarga atau keadaan rumah tangga.

b) Suasana dan suasana keluarga yang bermacam-macam turut menentukan bagaimana dan sampai dimana belajar dialami anak-anak.

c) Faktor guru dan cara mengajar.

d) Faktor alat-alat yang digunakan dalam belajar mengajar. e) Faktor lingkungan dan kesempatan yang tersedia. f) Faktor motivasi sosial.

2. Hasil Belajar

a. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar adalah sejumlah pengalaman yang diperoleh siswa yang mencakup ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Belajar tidak hanya penguasaa teori mata pelajaran saja, tapi juga penguasaan kebiasaan, kesenangan, minat-bakat, penyesuaian sosial, macam-macam keterampilan, cita-cita, keinginan dan harapan.

(36)

23

Sudjana dan Ibrahim (dalam Asep, 2013: 20) berpendapat bahwa setiap proses belajar mengajar keberhasilannya diukur dari seberapa jauh hasil belajar yang dicapai siswa, disamping diukur dari segi prosesnya, artinya seberapa jauh tipe hasil belajar dimiliki siswa.Baik buruknya hasil belajar dapat dilihat dari hasil pengukuran yang berupa evaluasi, selain mengukur hasil belajar penilaian dapat juga ditujukan kepada proses pembelajaran, yaitu untuk mengetahui sejauh mana tingkat keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran.

Menurut A.J. Romizowski hasil belajar merupakan keluaran

(outputs) dari suatu sistem pemrosesan masukan (input). Masukan dari

sistem tersebut berupa bermacam-macam informasi sedangkan keluarannya adalah perbuatan atau kinerja (performance).

Menurut Usman (dalam Asep, 2013: 16-20) menyatakan bahwa hasil belajar yang dicapai oleh siswa sangat erat kaitannya dengan rumusan tujuan instruksional yang direncanakan guru sebelumnya yang dikelompokkan ke dalam tiga kategori, yakni domain kognitif, afektif, dan psikomotorik.

b. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Faktor-faktor yang memengaruhi hasil belajar menurut munadi (2008:24) meliputi faktor internal dan eksternal, yaitu:

1) Faktor Internal

(37)

24

keadaan cacat jasmani dan sebagainya. Hal-hal tersebut dapat memengaruhi siswa dalam menerima materi pelajaran.

2) Faktor Psikologis

Setiap individu dalam hal ini siswa pada dasarnya memiliki kondisi psikologis yang berbeda-beda, tentunya hal ini turut memengaruhi hasil belajarnya. Beberapa faktor psikologis meliputi intelegensi (IQ), Perhatian, minat, bakat, motif, motivasi, kognitif dan daya nalar siswa.

3) Faktor Eksternal a) Faktor Lingkungan

Faktor lingkungan dapat mempengaruhi hasil belajar, yang meliputi lingkungan fisik dan lingkungan sosial. Ingkungan alam misalnya suhu, kelembaban dan lain-lain. Belajar pada tengah hari di ruang yang memiliki ventilasi udara yang kurang tentunya akan berbeda suasana belajarnya dengan yang belajar di pagi hari yang masih segar dan di ruang yang cukup mendukung.

b) Faktor Instrumental

(38)

25

direncanakan. Faktor-faktor instrumental ini berupa kurikulum, sarana, dan guru.

3. Pendidikan Agama Islam

a. Pengertian Pendidikan Agama Islam

Rifley (1998) pendidikan agama merupakan pengajaran tentang keyakinan, ibadah dan keyakinan keagamaan yang menuntut siswa untuk menerapkan dalam kehidupannya sebagai upaya pengembangan diri.

Darajat (2001:172) pendidikan agama adalah suatu usaha yang secara sadar dilakukan guru untuk dilakukan guru untuk mempengaruhi siswa dalam rangka pembentukan manusia beragama.

Depdiknas (2001:8) menyatakan bahwa pendidikan agama islam adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati hingga mengimani, bertaqwa, dan berakhlak mulia dalam menjalankan ajaran agama islam dari sumber utamanya kitab suci al-Qur‟an dan Hadits melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan latihan serta penggunaan pengalaman. b. Pengertian Thaharah

(39)

26

Menurut Nasution (1987:9) pengertian thaharah menurut bahasa berarti bersih (nadhafah) dan suci (nazahah).

Menurut Al-M ahfani (2008:1) memberikan pengertian thaharah secara bahasa adalah bersih atau suci. Sedangkan menurut istilah fiqih, yang dimaksud dengan thaharah adalah bersuci dengan alat-alat dan cara-cara yang ditetapkan oleh syara‟ untuk menghilangkan segala najis dan hadats.

c. Alat bersuci

Alat yang digunakan untuk bersuci atau thaharah ada empat macam, yaitu:

1) Air, yaitu yang suci dan mensucikan 2) Debu yang suci dan bersih dari kotoran 3) Sama‟ atau kulit hewan yang telah disucikan

4) Batu untuk istinja‟ , dengan syarat satuan, beku dan suci (Al-Fardy, 2009:10)

Sabiq (2009:3) memberikan keterangan mengenai alat bersuci yaitu:

1) Air

Tidak semua air dapat digunakan untuk bersuci, dan berikut ini jenis-jenis air:

(40)

27 ii) Air laut

iii) Air zam-zam

iv) Air yang berubah warna karena tidak bergerak, atau karena tempat penampungannya, atau karena berbercampur dengan sesuatu yang sulit dipisahkan, seperti lumut dan dedaunan. d. Thaharah dari Hadats

Dalam hal ini thaharah dari hadats ada tiga aspek, yaitu wudhu, mandi, dan tayamum. Untuk lebih lebih jelasnya penulis akan membahasnya lebih terperinci.

1) Wudhu

a) Pengertian wudhu

Menurut bahasa, wudhu berasal dari kata wada‟ah yang berarti kebersihan, kecantikan, keindahan, dan cahaya (salim, 2009:61)

Sedangkan pengertian wudhu secara istilah sebagaimana diungkapkan oleh Darajat (1995:35) adalah membasuh muka dan kedua tangan sampai siku, mengusap sebagian kepala dan membasuh kaki didahului dengan niat dan diakhiri dengan tertib. b) Syarat Wudhu

Al Hadrami (2012:29) menjelskan bahwa syarat-syarat wudhu itu ada 10 yaitu:

(41)

28 iii)Suci dari haid dan nifas

iv)Bersih dari sesuatu yang menghalangi datangnya air ke kulit v) Di anggotanya tidak terdapat sesuatu yang bisa merubah air vi)Tahu wudhu

c) Fardu Wudhu

Sabiq (2009:40) wudhu memiliki rukun- rukun dan perbuatan-perbuatan wajib (fardhu) yang menjadi inti dari wudhu. Jika salah satu dari perbuatan itu tidak dilakukan, maka wudhu tersebut tidak sah. Fardhu wudhu tersebut sebagai berikut:

i) Niat

Niat, adalah sebuah keinginan yang dibarengi dengan tindakan nyata, untuk mencapai ridha Allah Swt. Niat itu murni pekerjaan hati, tanpa harus ada pengucapan apapun dari lisan seseorang.

ii)Membasuh Muka

Batasan muka atau wajah dalam konteks wudhu dimulai dari bagian dahi paling atas hingga dagu dibagian bawah. Sedangkan lebarnya adalah dari batas telinga kanan hingga telinga kiri

iii)Membasuh Kedua Tangan Sampai Siku

(42)

29

iv)Mengusap Sebagian Kepala Atau Rambut Dengan Tangan Yang Telah Dibasahi

Batas rambut yang diusap ialah rambut yang berada dibagian kepala, bukan rambut yang berada di luar batas kepala bagi pemilik rabut yang panjang

v) Membasuh Kedua Kaki Hingga Mata Kaki

Sebagaimana halnya dengan tangan kedua kaki terdapat kuku-kuku jari kaki yang terkadang menyimpan kotoran. Kotoran tersebut harus dibersihkan agar air basuhan mengenai ujung-ujung jari kaki yang terletak dibawah kuku, kalau tidak maka wudhunya menjadi tidak sah dan berakibat sholatnya tidak sah pula.

vi)Tertib

Tertib yaitu berurutan dalam melaksanakan basuhan-basuhan sebagaimana yang telah disebutkan diatas.

d) Sunah wudhu

Ada beberapa hal yang sunah dilakukan dalam mengerjakan wudhu yaitu:

i) Membaca basmallah saat memulai wudhu ii) Bersiwak

(43)

30

v) Memasukan air kedalam hidung dan mengeluarkanya kembali

vi) Membasahi janggut

vii) Membersihkan sela-sela jari

viii)Membasuh anggota tubuh sebanyak tiga kali ix) Memulai dengan bagian kanan

x) Menggosok (anggota tubuh yang disucikan) xi) Melakukan dengan segera

xii) Mengusap kedua telinga

xiii)Memperluas cakupan pada wajah, lengan, dan kaki xiv)Hemat dengan air

xv) Berdo‟a pada saat berwudhu xvi)Membaca doa sesudah wudhu e) Hal-hal yang Membatalkan Wudhu

Menurut Rasjid (2006:30) ada empat hal yang dapat menyebabkan batalnya wudu, yaitu:

i) Keluar sesuatu dari dubur atau qubul, atau dari salah satunya baik dari, baik berupa benda padat, cair, maupun angin, baik yang biasa maupun yang tidak biasa, seperti darah, baik yang keluar itu najis ataupun suci, seperti ulat.

(44)

31

iii)Bersentuhan kulit laki-laki dengan kulit perempuan yang bukan mahram dan keduanya telah baligh.

iv)Menyentuh kemaluan dengan telapak kanan, baik kemaluan sendiri maupun orang lain, baik kemaluan dewasa maupun anak-anak

f) Mandi Wajib

i) Pengertian Mandi Wajib

Darajat (1995: 54) memberikan pengertian bahwa yang dimaksud dengan mandi wajib adalah meratakan air yang suci keseluruh badan disertai dengan niat.

Baqir (2008: 81) mandi wajib disebut juga mandi besar, mandi junub, atau mandi janabat, adalah salah satu cara bersuci dengan cara mengalirkan air keseluruh tubuh dengan niat menghilangkan hadats besar.

ii)Hal-Hal Yang Mewajibkan Mandi

1. Bersetubuh atau melakukan hubungan seksual baik keluar mani atau tidak

2. Keluar mani baik disengaja atau tidak 3. Meninggal dunia

4. Haid 5. Melahirkan

(45)

32

Demikian hal-hal yang menyebabkan orang diwajibkan untuk mandi menurut Darajat (1995:54)

iii)Rukun dan Tatacara Mandi Wajib

Rukun mandi wajib ada dua hal, yaitu: 1. Niat

2. Mengalirkan air ke seluruh tubuh

Cara mandi seperti itu sudah cukup untuk mengangkat hadats besar. Akan tetapi demi kesempurnaannya disunahkan mengikuti tata cara mandi Rasulullah saw sebagaimana ditulis oleh Baqir (2008:86) berikut ini:

3. Sebelum mandi terlebih dahulu membasuh kedua telapak tangan sebanyak tiga kali.

4. Membasuh kemaluan.

5. Berwudhu secara sempurna (sebelum mengalirkan air ke seluruh badan.

6. Menyiramkan air ke kepala sebanyak tiga kali sambil memasukkan air dengan jari-jari tangan ke sela-sela rambut sehingga membasahi kulit kepala.

(46)

33 iv)Hikmah Mandi

Allah Yang Maha Bijaksana telah mewajibkan mandi setelah keluarnya mani dan tidak mewajibkannya setelah keluarnya air seni. Sementara kdua macam air ini sama-sama keluar dari tempat da organ yang sama. Ha xl ini karena adanya hikmah yang dalam dan rahasia yang mengagumkan.

Sesungguhnya air seni adala zat yang terdiri dari sisa-sisa makanan dan minuman, sedangkan air mani adalah zat yang terdiri atas sel-sel seluruh bagian-bagian tubuh manusia.

Makanya kita melihat dampak pada tubuh akibat keluarnya air mani dan tidak ada dampak akibat keluarnya air seni. Sehingga tidak heran kita melihat seseorang kalau terlalu berlebihan dalam mengadakan hubungan intim badannya akan lemah dan kurang bertenaga.

Ditulis oleh Al-Jarjawi (2006:109) bahwa mandi dengan air akan mengembalikan kekuatan badan yang telah hilang yang disebabkan keluarnya mani. Selain itu juga dapat mengilangkan bau yang tidak sedap yang dapat membahayakan tubuh seseorang dan tubuh pasangannya yang ia gauli.

(47)

34

dengan badan yang harum, sehingga tidak mengganggu jamaah lain dengan bau badannya, juga tidak mengganggu para malaikat yang menyaksikan salat Jum‟at. Sebab, malaikat terganggu dengan apa yang mengganggu Bani Adam.

g) Tayamum

i) Pengertian Tayamum

Tayamum secara bahasa adalah menyengaja, sedangkan menurut agama adalah mengusapkan debu yang suci ke wajah dan kedua tangan sebagai ganti wudu, mandi, atau membasuh anggota dengan syarat-syarat yang telah ditentukan (Abdurrahman 2006: 32).

Pengertian tayamum menurut Daradjat (1995:63) ialah menuju kepada tanah untuk menyapukan dua tangan dan muka dengan niat agar dapat mengerjakan salat dan sebagainya.

Sedangkan Yusuf (2008:21) memberikan pengertian tayamum sebagai bersuci dari hadats kecil atau besar dengan mengusapkan tanah (debu) ke muka dan tangan sebagai pengganti air karena alasan tertentu yang ditetapkan oleh syari‟at.

(48)

35

cara menyapukan debu ke muka dan dua tangan untuk mengerjakan salat dan sebagainya.

Tayamum sebagai keringanan yang diberikan kepada orang-orang yang tidak mendapatkan air atau untuk orang yang tidak dapat menggunakan air karena halangan tertentu. Adapun halangan yang dibolehkan untuk bertayamum adalah:

1. Sakit, dan jika ia menggunakan air akan memperparah sakitnya.

2. Bepergian jauh.

3. Tidak ada air, atau ada air tetapi ia lebih membutuhkannya untuk minum.

4. Syarat Tayamum

Adapun syarat tayamum adalah: 1. Sudah masuk waktu salat

2. Sudah berusaha mencari air tetapi tidak mendapatkannya, sedangkan waktu salat sudah tiba.

3. Menggunakan debu yang suci.

4. Menghilangkan najis terlebih dahulu jika terkena najis. ii)Rukun Tayamum

1. Niat

(49)

36

sifatnya tidak dapat menghilangkan hadats, hanya diperbolehkan untuk melakukan salat karena darurat, (Rasjid, 2006: 40).

2. Mengusap muka atau wajah. 3. Mengusap tangan sampai siku. 4. Tertib.

iii)Hal-Hal yang Membatalkan Tayamum 1. Segala sesuatu yang membatalkan wudu. 2. Melihat adanya air.

e. Thaharah Dari Najis 1) Pengertian Najis

Najis secara bahasa adalan sesuatu yang kotor atau menjijikkan. Sedangkan menurut syari‟at Islam adalah suatu kotoran

yang dapat menghalangi syahnya ibadah yang menuntut kesucian lahir seperti salat dan tawaf (Al-Maffani, 2008: 8).

Setiap muslim wajib untuk menghilangkan dan mensucikan diri dari hadats dan najis, baik yang menempel pada badannya ataupun pada pakaian yang dikenakannya.

2) Macam-Macam Najis dan Cara Mensucikannya

Masih menurut Al-Maffani (2008:8), para ulama fiqih membagi najis ke dalam tiga bagian:

(50)

37

Termasuk ke dalam najis ini adalah air kencing bayi laki-laki yang belum makan apa-apa selain air susu ibunya. Dan cara mensucikannya adalah dengan memercikan air pada tempat yang kena kencing tersebut.

ii) Najis Mutawasitah atau Najis Sedang.

Termasuk najis mutawasitah adalah segala sesuatu yang keluar dari qubul dan dubur manusia, seperti air kencing (termasuk air kencing bayi perempuanyang belum makan apa-apa kecuali air susu ibu) darah haid, nifas, dan lain-lain. Dan cara mensucikannya adalah harus dicuci hingga hilang rasa, bekas, dan baunya. Najis mutawasitah dapat dibagi dalam dua bagian, yaitu: 1. Najis „ainiyah, yaitu najis yang berwujud atau nampak dan

dapat dilihat dengan jelas. Cara Mensucikannya adalah dengan menghilangkan najis terlebih dahulu, kemudian mencucinya dengan air.

2. Najis hukmiyah, yaitu najis yang tidak tampak oleh mata, namun terasa baunya. Cara mensucikannya cukup disiram dengan air.

iii) Najis mughaladhah atau najis berat.

Termasuk najis berat adalah air liur anjing. Dan cara mensucikannya adalah dibasuh sebanyak tujuh kali yang salah satunya dicampur dengan debu.

(51)

38

Najis marfu‟ adalah najis yang sangat sulit untuk dihindari

dan jika dihindari akan menyengsarakan orang. Berikut beberapa contoh najis marfu‟ menurut Darmanto (2006:16):

1. Darah binatang yang tidak mengalir darahnya, seperti nyamuk dan kutu.

2. Najis yang tidak terlihat oleh mata, seperti debu yang bercampur dengan benda najis.

3. Nanah atau darah pada bisul yang masih menempel pada kulit yang sulit untuk menghindarinya. Al-Maffani, (2008:9) memberikan penjelasan jika jumlah darahnya itu sangat sedikit.

4. Percikan air yang bercampur najis ketika berjalan pada suatu tempat yang becek dan sulit untuk menghindarinya.

5. Kotoran dalam ikan yang terlalu kecil sehingga sulit untuk membersihkannya.

6. Bangkai cicak atau tikus yang jatuh pada makanan yang kering nasi, cukup membuang bagian yang terkena tanpa harus membuang seluruhnya. Namun, jika makanannya cair, seluruhnya dianggap najis karena tidak dapat membedakan bagian mana yang terkena najis.

2. Kajian Materi Penelitian

(52)

39 Madrasah : SMP Negeri 2 Jambu Kelas/Semester : VII/ I

Mata Pelajaran : Fikih

Standar Kompetensi : 1. Melaksanakan ketentuan thaharah (bersuci). Kompetensi Dasar : Memahami ketentuan bersuci dari hadas kecil berdasarkan ketentuan syariat Islam.

Indikator :

1.1.1 Menjelaskan pengertian hadas kecil. 1.1.2 Menyebutkan pembagian hadas kecil. 1.1.3 Menyebutkan contoh-contoh hadas kecil. 1.1.4 Menjelaskan cara mensucikan hadas kecil.

1.1.5 Menyebutkan hal-hal yang menyebabkan hadas kecil. a. Metode group investigation

Metode group investigation (GI) yang pertama kali dikembangkan oleh Sharan (1976) ini merupakan salah satu metode kompleks dalam pembelajaran kelompok yang mengharuskan siswa untuk mengharuskan skill berpikir level tinggi. Pada prinsipnya, strategi GI sudah banyak diadopsi oleh berbagai bidang ilmu pengetahuan, baik humaniora maupun saintifik. Akan tetapi, dalam konteks pembelajaran kooperatif, metode GI tetap menekankan pada heterogenitas dan kerjasama antar siswa.

(53)

40

untuk memilih strategi penelitian yang akan mereka gunakan. Metode ini bisa diterapkan untuk semua tingkatan kelas dan bidang materi pelajaran. Para siswa memilih topik yang ingin dipelajari, mengikuti investigasi mendalam terhadap berbagai subtopik yang telah dipilih, kemudian menyiapkan dan menyajikan suatu laporan di depan kelas secara keseluruhan.

Tahap-tahap pelaksanaan metode GI; 1) Tahap seleksi topik

Para siswa memilih berbagai subtopik dari sebuah bidang masalah umum yang biasanya digambarkan terlebih dahulu oleh guru. Mereka selanjutnya diorganisasikan ke dalam kelompok-kelompok yang berorientasi pada tugas (taks oriented groups) yang beranggotakan 2 hingga 6 orang. Komposisi kelompok seharusnya heterogen, baik dari sisi jenis kelamin, etnik, maupun kemampuan akademik.

2) Tahap perencanaan kerja sama

Para siswa dan guru merencanakan berbagai prosedur belajar khusus, tugas, dan tujuan umum yang konsisten dengan berbagai topik dan subtopik yang telah dipilih pada langkah sebelumnya.

3) Tahap implementasi

(54)

41

berbagai aktivitas dan keterampilan dengan variasi yang luas. Pada tahap ini, guru harus mendorong para siswa untuk melakukan penelitian dengan memanfaatkan berbagai sumber, baik yang terdapat di dalam maupun di luar sekolah. Guru secara terus menerus mengikuti kemajuan tiap kelompok dan memberikan bantuan jika diperlukan.

4) Tahap analisis dan sintesis

Para siswa menganalisis dan membuat sintesis atas berabagai informasi yang diperoleh pada langkah sebelumnya, lalu berusaha meringkasnya menjadi suatu penyajian yang menarik di depan kelas.

5) Tahap penyajian hasil akhir

Semua kelompok menyajikan presentasinya atas topik-topik yang telah dipelajari agar semua siswa dalam kelas saling terlibat dan mencapai suatu perspektif yang luas mengenai topik tertentu. Presentasi kelompok dikoordinir oleh guru.

6) Tahap evaluasi

(55)

42 B. Kajian Pustaka

Siti Juwariyah (2012), menyimpulkan dalam dalam skripsinya yang berjudul “Penggunaan Metode Group investigation (GI) Untuk Meningkatkan Keaktifan Belajar dan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika Di Kelas III SD IT Arafah 2 Klego Tahun Ajaran 2012/2013” bahwa

penggunaan metode Group investigation (GI) dapat meningkatkan keaktifan belajar dan hasil belajar siswa pada pelajaran matematika.

Yunita Haffidianti (2010), menyimpulkan dalam skripsinya yang berjudul “Penerapan Model Pembelajran Group Investigation Dalam Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Pada Materi Pokok Bangun Ruang Kelas VII F MTs N 1 Semarang Tahun Pelajaran 2010/2011” bahwa penerapan model pembelajran group investigation pada materi pokok bangun ruang dapat meningkatkan hasil belajar. Pada Pra Siklus nilai hasil belajar siswa adalah 52.97 dan setelah dilakukan siklus I rata-rata hasil belajar mengalami peningkatan yaitu 57.89 dan pada siklus II setelah diadakan refleksi pelaksanaan tindakan pada siklus II mengalami peningkatan yaitu rata-rata hasil belajar dan ketuntasan belajar adalah 74.90.

Ni Wayan Sulasti (2013), menyimpulkan dalam dalam jurnalnya yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group

investigation (GI) Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa

(56)

43

Cukup dengan ketuntasan klasikal sebesar 44%. Sedangkan Hasil belajar pada siklus II Termasuk dalam kategori baik dengan ketuntasan klasikal sebesar 100%.

Berangkat dari permasalahan di atas maka penulis ingin melakukan penelitian tentang “Peningkatan Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam

(57)

44 BAB III

PELAKSANAAN PENELITIAN A. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 2 Jambu pada bulan oktober 2017 dengan rincian sebagai berikut:

1. Observasi, jumat 13 oktober 2017.

2. Kegiatan pra-siklus, jumat 13 Oktober 2017 3. Kegiatan Siklus I, senin 16 oktober 2017. 4. Kegiatan siklus II, senin 23 oktober 2017.

Berikut deskripsi penelitian pelaksanaan pra siklus, siklus I, dan siklus II:

1. Kondisi awal (pra-siklus)

(58)

45

Kegiatan pra-siklus dilaksanakan pada hari Jumat, tanggal 13 Oktober 2017. Berdasarkan hasil tes diperoleh data yang tuntas dengan KKM 70 sebanyak 9 siswa

Tabel 3.1

Nilai Hasil Pra-Siklus Mata Pelajaran PAI Kelas VII A SMP Negeri 2 Jambu

No.

Nama Nilai Keterangan

1.

Abdi Dama 50 Belum Tuntas

2.

Ahmad Sholikun 75 Tuntas

3.

Alousius Romanon S. 45 Belum Tuntas

4. Amanda Wahyu

Bagas Adi Wiratama 63 Belum Tuntas

7. Desi Nur Listianingrum

55 Belum Tuntas

8.

(59)

46 9.

Dimas Wimawan 50 Belum Tuntas

10.

Dina Listi Ari Vani 60 Belum Tuntas 11.

Dwi Adi Prasetyo 63 Belum Tuntas

12.

Fina Fitri Aromah 60 Belum Tuntas

17.

Indah Liyanwati 67 Belum Tuntas

18.

M. Syaifudin 70 Tuntas

19.

Nova Seldahanni Ka 70 Tuntas

20.

Nur Aisyah 63 Belum Tuntas

21.

Raka Adhethirta 60 Belum Tuntas

22. Safiq Muhammad Iqsan

65 Belum Tuntas

23.

(60)

47 24.

Satriyo 55 Belum Tuntas

25.

Sri Indah Lestari 60 Belum Tuntas

26.

Vicky Adi Prasetyo 75 Tuntas

27.

Zaky Dhias Saputra 55 Belum Tuntas

28.

Wahyu Adam Dwi P. 60 Belum Tuntas

Jumlah 1,753

2. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I

Dalam pelaksanaan siklus ini terdiri dari empat tahapan yang dimulai dari perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Siklus pertama dilaksanakan pada hari senin tanggal 16 oktober 2017. Adapun langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut: a. Perencanaan

Sebelum peneliti melaksanakan penelitian, terlebih dahulu membuat RPP. Peneliti menggunakan metode group investigation

Adapun tahap perencanaan meliputi:

1) Merencanakan proses pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode group investigation pada mata pelajaran pendidikan agama islam kelas VII.

(61)

48

3) Menetapkan materi yang akan diajarkan pada siklus I.

4) Menyusun indikator yang akan dicapai setelah pembelajaran. a) Menjelaskan pengertian hadas keci

b) Menyebutkan pembagian hadas

c) Menyebutkan contoh-contoh hadas kecil d) Menjelaskan cara menyucikan hadas kecil

e) Menyebutkan hal-hal yang menyebabkan hadas kecil 5) Membuat instrumen penelitian yaitu:

a) Lembar observasi untuk mengumpulkan data tentang prestasi belajar siswa dalam pembelajaran. Lembar observasi digunakan sebagai instrumen, karena hasil belajar bisa dicapai jika siswa benar-benar mengikuti proses pembelajaran.

b) Tes formatif sebagai alat pengukur hasil belajar siswa pada mata pelajarans pendidikan agama Islam materi thaharah. 6) Menyiapkan alat pembelajaran.

7) Membuat skenario pembelajaran sebagai pedoman pelaksanaan tindakan kelas.

b. Pelaksanakan Tindakan 1) Pra Pembelajaran

(62)

49 c) Menyiapkan lembar tes formatif. 2) Kegiatan Awal

a) Guru mengucapkan salam dan berdo‟a. b) Absensi

c) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. d) Tanya jawab seputar materi yang akan dipelajari. 3) Kegiatan Inti

a) Guru membagi kelas dalam beberapa kelompok

b) Guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok

c) Guru memanggil ketua kelompok untuk memberikan satu materi tugas, sehingga satu kelompok mendapatkan tugas satu materi atau tugas yang berbeda dengan kelompok lain. d) Masing-masing kelompok membahas tugas, materi yang

sudah diberikan oleh guru.

e) Setelah selesai diskusi, lewat juru bicara atau ketua kelompok menyampaikan hasil pembahasan kelompok. f) Guru memberikan penjelasan singkat sekaligus

memberikan kesimpulan. g) Evaluasi

h) Penutup 4) Kegiatan Akhir

(63)

50

b) Guru bersama siswa menyimpulkan bersama pelajaran hari ini tentang materi wudhu

Adapun Hasil Pengamatan Terhadap Siswa Pada Pembelajaran Siklus 1 Dapat Dilihat

PadaTabel 3.2

No. Nama

Aspek Yang Diamati

Minat Siswa Keaktivan Siswa Perhatian Siswa

Baik cukup Kurang Baik Cukup Kurang Baik Cukup Kurang

1. Abdi Dama

2. Ahmad Sholikun

3. Alousius Romanon S.

4. Amanda Wahyu M. P.

5. Anthoni Dwi Novia

6. Bagas Adi Wiratama

7. Desi Nur .L

8. Desy Kartika Dewi

9. Dimas Wimawan

10. Dina Listi Ari Vani

11. Dwi Adi Prasetyo

12 Dwi Nur Hidayah

13. Felia Setya Putri

14. Femas Adi Putra

(64)

51

c) Guru menanyakan hal-hal yang berkaitan dengan wudhu d) Guru mengomentari hal-hal yang terjadi selama kegiatan

pembelajaran.

e) Guru menyampaikan materi pertemuan berikutnya dan memotivasi siswa.

f) Guru menutup pelajaran dengan berdoa bersama dan salam. c. Pengamatan atau Observasi

Pada tahap ini dilakukan observasi atau pengamatan terhadap pelaksanaan pembelajaran berlangsung, yaitu:

16. Fina Fitri Aromah

17. Indah Liyanawati

18. M. Syaifudin

19. Nova Seldahanni Ka

20. Nur Aisyah

21. Raka Adhethirta

22. Safiq Muhammad. I

2.3 Sandianto

24. Satriyo

25. Sri Indah Lestari

26. Vicky Adi Prasetyo

27 Zaky Dhias Saputra

(65)

52

a) Memperhatikan sikap dan perilaku peserta didik saat proses pembelajaran sedang berlangsung.

b) Pengamat mengamati dengan menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan untuk melakukan pengamatan terhadap aktivitas peneliti dalam mengelola pembelajaran yang berlangsung.

Tabel 3.3

Lembar Pengamatan Guru Siklus I

No. Aspek yang diamati Skor

1 2 3 4

I Pendahuluan

1. Melakukan persiapan

2. Mengajak siswa berdoa

3. Mengabsen siswa

4. Memotivasi siswa

5. Menyampaikan tujuan pembelajaran

II Kegiatan inti

6. Menjelaskan materi dengan jelas

7. Menjelaskan materi secara urut dari

yang mudah ke sulit

8. Memberikan kesempatan kepada siswa

untuk bertanya

9. Melibatkan siswa dalam media

pembelajaran

10. Mengamati siswa dalam menyelesaikan

tugas

11.

Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menjawab pertanyaan temannya atau guru

12. Berkeliling memantau siswa

13. Menumbuhkan partisipasi aktif siswa

dalam pembelajaran

14. Menunjukkan penguasaan materi

(66)

53 15. Menumbuhkan keceriaan dan

antusiasme siswa dalam belajar

16. Membantu siswa yang masih kesulitan

dalam penyelesaian tugas

17. Melaksanakan pembelajaran sesuai

alokasi waktu yang direncanakan

III. Kegiatan Penutup 18. Membimbing siswa dalam

menyimpulkan materi pembelajaran

19. Melaksanakan tindak lanjut dengan

memberi tugas

Jumlah Skor 59

d. Refleksi

Tahap akhir dari siklus pertama ini, peneliti dapat menemukan beberapa keberhasilan yang dicapai, diantaranya:

a) Sebagian besar siswa mendengarkan dan memperhatikan penjelasan dari guru.

b) Sebagian siswa aktif mengikuti proses pembelajaran yang berlangsung.

c) Sebagian siswa dapat menjawab soal-soal yang diberikan guru. Walaupun sudah ada beberapa keberhasilan dalam pembelajaran namun masih ada banyak kekurangan dalam pembelajaran tersebut, diantaranya:

a) Dalam pembelajaran masih ada beberapa siswa yang kurang aktif dan sedikit mengabaikan materi pembelajaran.

(67)

54

c) Keberanian siswa untuk bertanya dan menjawab pertanyaan masih kurang.

Untuk mengatasi kekurangan pada siklus I peneliti melakukan ide perbaikan. Hal ini dilakukan supaya pada siklus berikutnya tidak terjadi kekurangan yang sama.

1) Guru lebih terampil dalam mengelola kondisi siswa pada saat pembelajaran.

2) Guru menentukan konsep-konsep yang lebih relevan.

3) Guru mengelola waktu secara baik sehingga waktu lebih efektif dan efisien.

4) Memotivasi siswa agar lebih aktif di dalam kelas. 3. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II

Dalam pelaksanaan siklus ini terdiri dari empat tahapan yang dimulai dari perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Siklus pertama dilaksanakan pada hari senin tanggal 23 oktober 2017. Adapun langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut:

a. Perencanaan

Sebelum peneliti melaksanakan penelitian, terlebih dahulu membuat RPP. Peneliti menggunakan metode group investigation

Adapun tahap perencanaan meliputi:

(68)

55

2) Menentukan waktu pelaksanaan siklus II yaitu pada hari senin tanggal 23 oktober 2017.

3) Menetapkan materi yang akan diajarkan pada siklus II. 4) Menyusun indikator yang akan dicapai setelah pembelajaran.

a) Menjelaskan pengertian hadas keci b) Menyebutkan pembagian hadas

c) Menyebutkan contoh-contoh hadas kecil d) Menjelaskan cara menyucikan hadas kecil

e) Menyebutkan hal-hal yang menyebabkan hadas kecil 5) Membuat instrumen penelitian yaitu:

a) Lembar observasi untuk mengumpulkan data tentang prestasi belajar siswa dalam pembelajaran. Lembar observasi digunakan sebagai instrumen, karena hasil belajar bisa dicapai jika siswa benar-benar mengikuti proses pembelajaran.

b) Tes formatif sebagai alat pengukur hasil belajar siswa pada mata pelajaran pendidikan agama islam materi thaharah. 6) Menyiapkan alat pembelajaran.

b. Pelaksanakan Tindakan 1) Pra Pembelajaran

a) Guru mengkondisikan siswa untuk tenang dan memperhatikan pembelajaran yang akan berlangsung.

(69)

56 c) Menyiapkan lembar tes formatif. 2) Kegiatan Awal

a) Guru mengucapkan salam dan berdo‟a. b) Absensi

c) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. d) Tanya jawab seputar materi yang akan dipelajari. 3) Kegiatan Inti

a) Guru membagi kelas dalam beberapa kelompok

b) Guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok c) Guru memanggil ketua kelompok untuk memberikan satu

materi tugas, sehingga satu kelompok mendapatkan tugas satu materi atau tugas yang berbeda dengan kelompok lain. d) Masing-masingn kelompok membahas tugas, materi yang

sudah diberikan oleh guru.

e) Setelah selesai diskusi, lewat juru bicara atau ketua kelompok menyampaikan hasil pembahasan kelompok.

f) Guru memberikan penjelasan singkat sekaligus memberikan kesimpulan.

g) Evaluasi h) Penutup 4) Kegiatan Akhir

(70)

57

b) Guru bersama siswa menyimpulkan bersama pelajaran hari ini tentang materi wudhu

c) Guru menanyakan hal-hal yang berkaitan dengan wudhu d) Guru mengomentari hal-hal yang terjadi selama kegiatan

pembelajaran.

e) Guru menyampaikan materi pertemuan berikutnya dan memotivasi siswa.

f) Guru menutup pelajaran dengan berdoa bersama dan salam. c. Pengamatan atau Observasi

Pada tahap ini dilakukan observasi atau pengamatan terhadap pelaksanaan pembelajaran berlangsung, yaitu:

1) Memperhatikan sikap dan perilaku peserta didik saat proses pembelajaran sedang berlangsung.

(71)

58

Adapun Hasil Pengamatan Terhadap Siswa Pada Pembelajaran Siklus I1 Dapat Dilihat Pada

Tabel 3.4

No. Nama

Aspek Yang Diamati

Minat Siswa Keaktivan Siswa Perhatian Siswa

Baik cukup Kurang Baik Cukup Kurang Baik Cukup Kurang

1. Abdi Dama

2. Ahmad Sholikun

3. Alousius Romanon S.

4. Amanda Wahyu M. P.

5. Anthoni Dwi Novia

6. Bagas Adi Wiratama

7. Desi Nur .L

8. Desy Kartika Dewi

9. Dimas Wimawan

10. Dina Listi Ari Vani

11. Dwi Adi Prasetyo

12 Dwi Nur Hidayah

13. Felia Setya Putri

14. Femas Adi Putra

15. Feri Wijayanto

16. Fina Fitri Aromah

(72)

59 Tabel 3.5

Lembar Pengamatan Guru Siklus II

No. Aspek yang diamati Skor

1 2 3 4

I Pendahuluan

1. Melakukan persiapan

2. Mengajak siswa berdoa

3. Mengabsen siswa

4. Memotivasi siswa

5. Menyampaikan tujuan pembelajaran

II Kegiatan inti

6. Menjelaskan materi dengan jelas

7. Menjelaskan materi secara urut dari

yang mudah ke sulit

8. Memberikan kesempatan kepada siswa

Gambar

Gambar 1.1 Siklus Penelitian
Tabel 3.1
Tabel 3.3
Tabel 3.5
+4

Referensi

Dokumen terkait

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa media adalah bagian yang tidak dapat terpisahkan dari proses belajar mengajar demi tercapainya tujuan pendidikan, media

DAERAH IRIGASI AIR GEGAS KIRI SELUAS 2.300 HA KABUPATEN MUSI RAWAS PROVINSI SUMATERA SELATAN..

Segala puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena hanya dengan karunia dan anugerah-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Analisis dan Perancangan Sistem

Dari hasil skenario pesimis penilaian investasi menunjukan pay back period 4 tahun 2 bulan, NPV menunjukan hasil negatif – 87.588.002, IRR sebesar 8,35% dan PI sebesar 0,791 sehingga

Teman-teman saya di jurusan teknik elektro Angkatan 2011 khususnya teknik listrik kelas 6 ELB yang telah banyak memberikan bantuan dalam menyelesaikan.. perkuliahan di

Berdasarkan definisi-definisi yang ada, dapat disimpulkan bahwa piutang adalah hak penagihan kepada pihak lain atas uang, barang atau jasa yang timbul karena adanya

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengaruh kepemimpinan, budaya organisasi dan lingkungan kerja terhadap kepuasan kerja kerja karyawan di KUD

Adapun alasan penulis memilih judul analsis efektifitas sistem pengendalian internal terhadap peningkatan kinerja keuangan perusahaan dalam perspektif ekonomi isLam (studi