• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pendidikan Agama Anak dalam Keluarga Sebelum Terjadi Perceraian Orang Tua Perceraian Orang Tua

BAB III: PAPARAN DATA DAN HASIL TEMUAN

PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

A. Paparan Data

2. Pendidikan Agama Anak dalam Keluarga Sebelum Terjadi Perceraian Orang Tua Perceraian Orang Tua

Dari observasi yang dilakukan penulis terhadap ketiga keluarga yang bercerai atau sudah pernah bercerai di Kelurahan Lodoyong

55

Kecamatan Ambarawa Kabupaten Semarang menunjukkan bahwa pendidikan agama anak dalam keluarga sebelum terjadinya pereraian orang tua sebagai berikut.

Pendidikan agama anak sebelum terjadinya perceraian orang tua, menurut ungkapan orang tua yang mengasuh anak sekarang yaitu responden 1, dia adalah Ibu LL yang dapat penulis peroleh data pada tanggal 1 Maret 2017 di Lodoyong dan hasilnya sebagai berikut.

Bapak dan ibunya carai DD masih usia 2,5 tahun jadi ibadahnya belum kelihatan cuma untuk membedakan itu baik atau buruk itu dia sudah tahu. Karena dia menyaksikan sendiri saat itu Ibunya dipukul bapaknyayang kesekian kali, dan dia bisa menyimpulkan bahwa yang jahat itu ibunya bukan ayahnya. Karena anak se usia DD saat itu dia belum bisa memahami keadaan yang sebenarnya. Seperti yang dituturkan oleh lbu LL adalah sebagai berikut:

“Kulo cerai DD niku tasih alit bu, sekitar 2,5 tahun. Ngertose biyambakke pas cerios kalih mbahe niku kulo sing nakal, soale DD crios ngeten. Mbah, ibu ki nakal. Wong dianu bapak kok bales. Ngoten niku bu, pas DD cerios kalih ibu e kulo.(Saya bercerai DD itu masih kecil usia 2,5 tahun. DD tahunya saya yang itu jahat, karena DD waktu cerita dengan ibu saya dia bilang gini. Nek, ibu itu jahat. Ketika di pukul bapak ibu itu membalas. Seperti itu bu, saat DD cerita sama ibu saya).” (2-3-2017).

Pendidikan agama anak sebelum terjadinya perceraian orang tua, menurut ungkapan orang tua yang mengasuh anak sekarang yaitu

56

responden 2, dia adalah Ibu HS yang dapat penulis peroleh data pada tanggal 1 Maret 2017 di Lodoyong dan hasilnya sebagai berikut.

Ibu HS dan suami bekerja sama dalam mendidik anak-anaknya. Anak-anak lebih aktif dalam hal yang positif. Misalnya dalam hal beribadah, karena sebelum perceraian terjadi mereka tinggal di Aceh jadi kehidupan keluarganya sangat agamis dan orang tua selalu memberikan contoh, membiasakan, selalu menasehati anak-anaknya ketika anak merasa ketidak adilan ataupun hal apa saja. Misalnya, orang tua selalu membiasakan anak sebelum sholat dan mengaji berwudhu dulu, sebelum makan berdoa terlebih dahulu., orang tua mencontohkan perilaku-prilaku terpuji kepada anak ketika di rumah. Diantaranya, orang tua mencontohkan ketika keluar dari rumah harus berjilbab, berbicara dengan orang yang lebih tua harus sopan. Pasti anak juga akan mencontoh apa yang diberikan orang tuanya walaupun orang tua itu tidak memerintahkannya. Seperti yang telah dituturkan oleh Ibu HS.

“Sak derenge kulo cerai kan ten Aceh bu, anak-anak niku kan memang aktif mengaji. Soale yen mboten ngaji geh isin kalih tanggi, jadi anak geh mpun biasa bu. Trus kalih bapak e geh sok ngajari keranten bapakke niku geh ngaose sahe. Dek CT niku geh dari kecil mpun pakai krudung bu, walaupun ten ndalem niku geh pakai baju pendek. Kulo geh sagete namung ngajarine kalau mpun keluar rumah niku geh brukut, namun misal ten ndalem geh biasa bu. (Sebelum saya cerai kami tinggal di Aceh bu, anak-anak itu memang aktif mengaji. Karena kalau tidak mengaji malu dengan tetangga, jadi anak lama-kelamaan itu terbiasa bu, tapi bapaknya juga melatih dan membimbing ngaji karena menang bapaknya dalam hal mengaji memang bagus bu. Dek CT dari kecil itu sudah pakai kerudung bu, walaupun di rumah pakai baju pendek. Karena saya juga baru bisa memberikan contoh seperti itu).”(1-3-2017).

57

Pendidikan agama anak sebelum terjadinya perceraian orang tua, menurut ungkapan orang tua yang mengasuh anak sekarang yaitu responden 3, dia adalah Ibu DY yang dapat penulis peroleh data pada tanggal 6 Maret 2017 di Lodoyong dan hasilnya sebagai berikut.

Ketika Ibu DY dan suaminya cerai LS ( si anak ) baru berusia 35 hari (selapan). Jadi mungkin pendidikan sebelum perceraian belum bisa diketahui. Namun ketika si anak masih di kandungan hati Ibu DY sangat terguncang berat dengan apa yang diperbuat suaminya. Seperti yang telah dituturkan oleh Ibu DY.

“Ceraine kulo akhire kulo geh ngentosi LS lahir. Geh kinten-kinten selapan lah bu. (saya cerai akhirnya menunggu LS lahir. Ya kira-kira 35 hari).”(6-3-2017).

Dari penjelasan orang tua mereka masing-masing anak-anak yang penulis teliti semua sikap dan perilaku sebelum terjadinya perceraian berbeda-beda karena faktor usia mereka saat terjadinya perceraian orang tua. Menurut orang tuanya dalam bertutur kata mereka tidak pernah berkata kotor, dengan sesama teman baik tidak pilih kasih, sudah bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk, berangkat sekolah salim dengan orang tua atau kakek nenek dan mengucapkan salam, aktif dalam mengaji, dan sopan dalam perilaku.

Pernyataan di atas dapat penulis kroscek dari anak-anaknya sendiri.

58

Banyak anak yang lupa mengenai kejadian perceraian orang tua karena saat terjadinya perceraian orang tua mereka masih kecil. Seperti yang telah dituturkan oleh DD.

“Lupa kok bu, kan aku masih kecil. Yang saya ingat itu ibu dipukuli bapak bu. Mungkin ibu salah, terus dipukuli bapak ya bu. Kalau cerita dengan mbah saya lupa bu.”(2-3-2017).

Namun yang responden ke 2 Ibu HS cerai anak, berusia 9 tahun jadi dia sudah banyak mendapatkan pendidikan langsung dari orang tuanya. Seperti yang telah dituturkan oleh CT.

“Iya bu, aku disana itu setiap hari harus sholat lima waktu. Kalau tidak nanti kalau aku mau minta sesuatu tidak dikasih sama papa. Terus disana itu bu setiap sore TPA kalau malam pas papa tidak tugas pasti papa ngajari aku sama abang ngaji bu, dan sebelum ngaji sama papa harus wudhu dulu. Kalau abang waktu itu sudah sampai al Qur’an tapi kalau aku masih sampai iqro’.” (2-3-2017).

Sesuai dengan pernyataan ketiga responden dan kroscek dari anak-anak mereka sebelum perceraian terjadi di kelurahan lodoyong kabupaten semarang anak didik orang tuanya dengan kebiasaan sehari-hari, keteladanan atau contoh dari orang tuanya langsung dan dengan nasihat-nasihat yang bijak.

3. Dampak Perceraian Orang Tua Terhadap Pendidikan Agama