menggunakannya. Perlakukanlah semua utang sebagai sesuatu yang berbahaya sama seperti anda harus menganggap semua senjata
3. Pendidikan finansial
Ayah miskin saya berhenti pada pendidikan profesional dan tidak tertarik dengan pendidikan finansial. Hal itu menentukan kondisi keuangannya dalam hidup. Ayah kaya saya tidak pernah berhenti dengan pendidikan finansialnya dan itu menentukan kondisi keuangannya dalam hidup, kaya. Orang miskin sering kali miskin karena mereka sering tidak cukup memiliki dasar-dasar dari ketiga jenis pendidikan.
Orang-orang yang tertinggal saat ini termasuk mereka yang telah memperoleh beberapa bentuk daya ungkit, tetapi tidak berhasil memperoleh lebih
banyak daya ungkit. Hanya karena anda lulus universitas sepuluh tahun yang lalu tidak berarti anda dapat berhenti berusaha untuk memperoleh semakin banyak daya ungkit. Seperti yang biasa dikatakan ayah kaya, “Gelar universitas tidak memberi hak kepadamu untuk berhenti belajar atau berhenti meningkatkan daya ungkitmu.” Dia melanjutkan dengan berkata, “Satu juta dollar di bank juga tidak memberi hak kepadamu untuk berhenti belajar. Kenyataannya, kalau kamu berhenti belajar, uangmu segera akan berpindah kepada orang yang terus belajar. Uangmu akan pindah ke orang yang menyadari bahwa daya ungkit sejati adalah kemampuan untuk terus-menerus melakukan semakin banyak (more and more) dengan semakin sedikit (less and less).”
Masa Depan Daya Ungkit
Zaman sekarang ada anak sekolah menengah yang menjual bisnisnya dengan harga jutaan dollar dan pensiun tanpa pernah mempunyai pekerjaan hanya karena mereka menggunakan bentuk daya ungkit yang berbeda dibanding yang digunakan orang tua mereka. Pada saat yang sama, para baby boomer (orang yang lahir pada masa ledakan bayi setelah Perang Dunia Kedua) perlu kembali ke sekolah supaya dapat mempertahankan pekerjaan mereka. Perbedaannya terletak pada kata daya
ungkit serta kata dan. Kini pesaing anda tidak perlu tinggal di kota anda atau
bahkan di negara anda. Orang-orang yang akan menang secara finansial adalah mereka yang bersedia melakukan semakin banyak (more and more) dengan semakin sedikit (less and less) ... bukan mereka yang ingin dibayar semakin banyak dengan bekerja semakin sedikit.
Dalam bab-bab selanjutnya sebagian besarnya dollar yang akan saya bicarakan mungkin terdengar tidak real bagi anda. Bagaimanapun, sering kali sulit untuk memikirkan penghasilan satu juta dollar per tahun tanpa bekerja ketika, saat ini, anda mungkin bekerja sangat keras hanya untuk memperoleh $50.000 per tahun. Saya menekankan ide tentang semakin banyak daya ungkit karena berapapun penghasilan anda saat ini, satu juta dollar per tahun tanpa bekerja sangat
mungkin, jika anda bersedia terus memikirkan untuk melakukan semakin banyak
dengan semakin sedikit. Jika anda tidak bersedia berpikir dengan cara itu, maka
meningkat dari $50.000 menjadi $1 juta per tahun mungkin sulit.
Ironisnya, orang-orang yang tidak bersedia berpikir dengan cara melakukan
semakin banyak dengan semakin sedikit adalah orang-orang yang akhirnya bekerja semakin banyak untuk memperoleh semakin sedikit. Kabar baiknya
adalah bahwa selama anda bersedia berpikir dengan cara melakukan semakin
banyak dengan semakin sedikit, semakin banyak anda akan berpenghasilan
dengan semakin sedikit bekerja. Yang harus anda lakukan hanyalah menyimpan ide ini di kepala anda maka akan lebih mudah bagi anda untuk pensiun muda dan pensiun kaya.
Saran: Ambillah selembar kertas kosong dan mulailah menuliskan jawaban anda
atas pertanyaan ini. Pertanyaannya adalah:
Bagaimana saya dapat melakukan pekerjaan saya bagi lebih banyak orang dengan kerja yang lebih sedikit dan dengan harga lebih bagus?
Kalau anda tidak dapat memikirkan apa-apa, tetaplah berpikir. Ini adalah
pertanyaan yang sangat penting. Merupakan pertanyaan, yang jika dijawab
dan dilaksanakan, membuat orang menjadi jutawan, bahkan miliarwan (miliarder). Itu sebabnya ayah kaya menyebutnya “pertanyaan sejuta dollar”.
Pada bagian selanjutnya, saya akan membahas tentang kekuatan pikiran anda sebagai alat daya ungkit. Mampu menjawab pertanyaan seperti ini penting untuk bisa pensiun muda dan pensiun kaya.
Bab 5
Daya Ungkit Pikiran Anda
Mengapa Sebagian Orang Bisa dan Sebagian Orang Tidak Bisa
Dalam Rich Dad’s Guide to Investing saya menulis tentang pelajaran dengan ayah kaya yang bermanfaat untuk diulang saat ini.Pelajaran itu berawal ketika ayah kaya, putranya dan saya sedang berjalan di sebidang property (tanah) menghadapi pantai yang indah.Ayah kaya berhenti, menunjuk, dan berkata, “Saya baru saja membeli tanah ini.”
Saya terkejut bahwa dia sanggup membeli sebidang property yang demikian mahal. Karena ayah kaya saya belum kaya, saya ingin tahu bagaimana dia sanggup melakukan investasi itu. Ayah kaya siap berbagi dengan saya rahasia sangat besar tentang bagaimana dia sanggup mempunyai investasi yang dia tidak sanggup. Merupakan salah satu rahasia yang membuatnya kaya.
Realitas yang Berbeda
Singkatnya, ayah kaya saya sanggup membeli sebidang tanah yang mahal meskipun dia tidak mempunyai banyak uang saat itu, karena dia menjadikan “ mampu membelinya” bagian dari realitasnya. Ayah miskin saya, walaupun dia berpenghasilan lebih besar pada saat itu, telah berkata, “ Saya tidak sanggup
membelinya,” karena ide membeli sebidang real estate yang demikian mahal berada di luar realitasnya.
Pelajaran Terpenting
Selama bertahun-tahun, ayah kaya mengajari banyak pelajaran penting…. Pelajaran-pelajaran yang radikal mempengaruhi arah dan hasil hidup saya. Pelajaran tentang kekuatan realitas seseorang ini adalah salah satu yang terpenting. Bagi anda yang membaca Rich Dad Poor Dad, mungkin anda masih ingat bahwa dia melarang putranya dan saya untuk mengucapkan kata-kata “Saya tidak sanggup membelinya.” Ayah kaya memahami kekuatan realitas seseorang. Pelajaran di balik pelajarannya adalah :
“ Apa yang menurutmu real merupakan realitasmu.”
Sebagai orang yang religius, ayah kaya sering mengutip bagian dari Pejanjian Baru, “Firman itu telah menjadi manusia.” Dia menjelaskan bagian itu dalam istilah sehari-hari sehigga kami sebagai anak-anak kecil dapat mengertinya. Dia sering berkata kepada Mike dan saya, “ Arti Firman itu telah menjadi manusia’ adalah bahwa apapun yang kamu pikir dan katakan real akan menjadi realitasmu.” Ketika dia melintasi sebidang property menghadap samudra yang itu, dia menolak berkata,” Saya tidak sanggup membelinya,” meskipun dia tidak mempunyai uang saat itu. Sebaliknya dia menghabiskan waktu berbulan-bulan memikirkan rencana
agar dia sanggup membelinya. Dia bekerja keras untuk menerima apa yang
berada di luar realitasnya. Bukan uang yang menjadikan ayah kaya saya lebih kaya. Tetapi kemampuannya untuk memperluas wawasan membuatnya semakin
Apakah Berinvestasi itu Berisiko
Orang sering berkata, “Berinvestasi itu berisiko.” Bagi mereka, pendapat itu real, dan karena mereka pikir itu real, maka itu menjadi realitas, walaupun berinvestasi tidak harus berisiko, sama seperti ada resiko ketika menyeberang jalan atau mengendarai sepeda, tindakannya sendiri tidak harus berisiko. Jadi banyak orang berpikir berinvestasi itu berisiko karena mereka pikir pendapat mereka real (nyata).
Beberapa bulan yang lalu, seorang penasehat investasi terkenal dari sebuah bank terkemuka dan saya sedang diwawancarai dalam sebuah acara radio. Penasihat terkenal itu diundang untuk menolak ide yang saya tulis dalam Rich Dad Poor Dad. Dia memulai, Robert Kiyosaki menyatakan bahwa orang harus mulai bisnis sendiri kalau mereka ingin kaya. Yang Mr. Kiyosaki tidak sadari adalah bahwa sebagian besar orang tidak dapat memulai bisnis mereka sendiri. Memulai bisnis sangat beresiko. Statistik menunjukkan bahwa sembilan dari sepuluh pebisnis gagal dalam lima tahun pertama. Itu sebabnya ide Mr. Kiyosaki berisiko. Tanyakanlah kepadanya apa yang akan dikatakannya tentang fakta-fakta itu.”
Komentator radio, merasa senang ada suatu kontroversi ( Perbedaan pendapat) dalam rencananya, bertanya kepada saya dengan nada riang, “Nah apa yang dikatakannya tentang fakta-fakta itu, Mr Kiyosaki?” Saya sudah mendengar ini berulang kali sebelumnya, membuat saya siap menghadapi tangtangan verbal itu, dengan tenang. Berhenti sejenak, saya menelan ludah dan berkata,” Saya sudah terlihat dan mendengar kutipan statistik yang sama sebelumnya … dan dari pengalaman saya, saya katakan bahwa statistik itu akurat. Saya telah melihat banyak bisnis gagal sebelum ulang tahun yang ke lima.”
Jadi bagaimana anda dapat menyarankan orang untuk memulai bisnis mereka sendiri ?” Tanya sang penasehat terkenal dengan sedikit kemarahan pada suaranya. “Pertama-pertama ,” saya menjawab, saya tidak menyarankan orang untuk memulai bisnis mereka sendiri. Saya menyatakan bahwa setiap orang harus memulai bisnis mereka sendiri. Ketika saya mengatakan mengurus bisnis mereka sendiiri,” maksud saya mereka harus terus menerus mengurus portofolio investasi mereka. Tidak selalu berarti memulai bisnis mereka sendiri, walaupun bisnis yang berjalan baik sering kali merupakan asset yang membuat orang kaya sangat kaya.”
“Jadi bagaimana dengan resikonya?” Tanya penasehat keuangan terkenal itu. “Apa pendapat anda tentang sembilan dari sepuluh pebisnis yang gagal?” “Ya. Bagaimana dengan itu?” Tanya komentator dengan sedikit kurang riang setelah menyadari bahwa pembicaraan tidak meningkat menjadi perdebatan di udara.
“Pertama-tama, sementara sembilan dari sepuluh tidak berhasil, perhatikanlah bahwa satu dari sepuluh berhasil. Setelah saya menyadari bahwa kemungkinannya adalah sembilan dari sepuluh tidak berhasil, saya tahu bahwa saya harus siap kalah paling sedikit sembilan kali.”
“Anda siap kalah sembilan dari sepuluh kali?” tanya sang penasehat keuangan dengan nada menyendir. “Ya, “ saya menjawab. “Kenyataannya, saya telah menjadi bagian dari sembilan yang tidak bertahan. Kenyataannya saya merupakan sembilan dari sepuluh yang tidak bertahan sebanyak dua kali, tetapi kemudian saya berhasil pada usaha ketiga.”
“Bagaimana perasaan anda ketika anda gagal?” Tanya penasihat investasi itu, yang adalah karyawan bank dan bukan pemilik sebuah bisnis.” Apakah itu bermanfaat?” “Saya merasa kecewa ketika pertama kali gagal. Bahkan terasa lebih buruk kedua kalinya. Tetapi, ya bagi saya, itu bermanfaat. Kalau saya tidak gagal dua kali, saya tidak akan pensiun delapan belas tahun lebih cepat atau bebas secara financial saat ini,: saya menjawab. “Saya butuh waktu untuk pulih setiap kali saya
gagal. Namun walaupun merasa sedih, secara mental saya siap untuk tetap melakukannya sepuluh kali, bahkan dua puluh kali, kalau perlu. Saya tidak ingin gagal sebanyak itu, tetapi saya bersedia.”
Kedengarannya terlalu berisiko bagi saya dan terlalu berisiko bagi sebagian besar orang,” ujar penasihat itu. “Saya setuju,” saya menjawab. “Terutama berisiko jika anda tidak bersedia gagal atau gagal hanya sekali sebelum anda berhenti. Bahkan lebih buruk lagi kalau anda berpikir bahwa gagal itu jelek. Saya diajar oleh ayah kaya saya untuk memahami bahwa kegagalan merupakan bagian dari kemenangan. Meskipun saya sukses di masa lampau, saya masih menyadari bahwa kemungkinannya tetap sama. Setiap kali saya memulai sebuah bisnis, saya tetap sadar bahwa sembilan dari sepuluh akan gagal.”
“Mengapa anda berkata begitu?” tanya komentator. “Karena saya perlu tetap rendah hati dan menghormati kemungkinan. Saya telah melihat sangat banyak orang membangun bisnis lain dengan pikiran bahwa kemungkinannya akan berhasil. Walaupun kemungkinan mereka barangkali sedikit meningkat karena pengalaman dan kesuksesan mereka di masa lampau, kita semua perlu cukup rendah hati untuk memahami bahwa kemungkinannya tetap sembilan dari sepuluh bagi semua bisnis yang baru mulai.”
“Masuk akal,” kata komentator. “Jadi sekarang bila anda memulai bisnis baru anda masih tetap berhati-hati. Anda tetap menghormati kemungkinan sukses satu dari sepuluh.” “Betul,” saya menjawab. Sudah ada beberapa teman yang menjadi terlalu percaya diri dan menaruh semua uang dari bisnis terakhir mereka ke dalam bisnis baru lalu kehilangan semuanya. Kalau anda ingin sukses dalam hidup, anda perlu selalu menunjukkan rasa hormat terhadap kemungkinan, tidak peduli seberapa suksesnya anda di masa lampau. Setiap pemain blackjack (sejenis permainan kartu professional mengetahui bahwa hanya karena mereka mendapat as
dan raja pada putaran terakhir, tidak mengubah kemungkinan kartu yang akan mereka peroleh pada putaran berikutnya.”
“Saya akan mengingatnya,” kata komentator. “Saya masih berpikir itu terlalu berisiko, “ kata sang penasihat. “Anda dan buku anda berbahaya. Sebagian besar orang tidak dapat melakukan apa yang anda lakukan. Sebagian orang tidak siap menjalankan bisnis mereka sendiri.” “Apakah anda setuju?” tanya komentator. “Pertanyaan itu ada benarnya juga,” saya menjawab. “Sistem sekolah kita melatih orang untuk menjadi karyawan bukan menjadi pengusaha dan karena itu sebagian besar tidak siap menjalankan bisnis mereka sendiri. Jadi saya setuju dengan penasehat terkenal kita.”
Berhenti sejenak, saya membiarkan komentar persetujuan saya dimengerti sepenuhnya. Saya berusaha sebaik mungkin untuk tidak masuk dalam perdebatan, walaupun saya merasa terpancing oleh penasihat investasi itu. Selanjutnya saya berkata,” Namun saya mengingatkan anda bahwa kurang dari 100 tahun yang lalu , sebagian besar orang adalah pebisnis indenpenden kecil. Banyak diantara kita mempunyai kerabat yang adalah petani atau pengusaha kecil. Mereka semua adalah wiraswasta. Orang-orang 100 tahun yang lalu cukup kuat menjalani bisnis mereka sendiri meskipun ada resiko. Baru setelah orang-orang seperti Henry Ford mulai membangun megabisnis semakin banyak orang menjadi karyawan. Namun sekalipun dengan kedatangan megabisnis seperti Henry Ford atau Electric, usaha kecil yang berdiri sendiri terus tumbuh.”
Kenyataannya usaha kecil menjadi sumber dari hampir semua pertumbuhan pekerjaan dan menjadi sumber sebagian besar dari semua pajak yang dipungut. Jadi meskipun ada resiko, semakin banyak orang memulai bisnisnya sendiri. Tanpa itu pengangguran akan jauh lebih tinggi. Tanpa orang–orang yang bersedia mengambil resiko, kita akan menjadi bangsa yang terbelakang secara financial. Sistem usaha bebas memberi kita semua peluang untuk mengambil resiko dan
bertumbuh. Jika orang-orang ini tidak menanggung resiko, bangsa kita tidak akan semakmur sekarang. Orang-orang yang menanggung resiko meningkatkan kemakmuran.”
Wawancara itu berlangsung terus sepuluh menit lagi. Tidak ada penyelesaian dan tidak ada persetujuan. Jelas bahwa kami berasal dari realitas yang berbeda. Ketika percakapan tanpa persetujuan itu berlanjut, saya dapat mendengar ayah kaya berkata, “ Banyak perdebatan dalam kehidupan nyata disebabkan oleh perbedaan realitas.”
Rasio Resiko-Imbalan Menguntungkan Anda
Salah satu hal yang ingin saya katakana kepada penasehat itu adalah bahwa rasio resiko-imbalan menguntungkan saya. Tetapi itu pasti akan mengarah pada perdebatan… sebuah ujuan untuk melihat siapa yang benar dan siapa yang salah. Saya tidak mengungkapkan penekanan saya di radio, tetapi saya ingin menjelaskan penekanan saya kepada anda… penekanan bahwa ada resiko dalam apa yang saya lakukan tetapi tidak harus beresiko.
Bertahun-tahun yang lalu, ayah kaya menjelaskan kepada putranya dan saya tentang pentingnya mengetahui resiko, imbalan, dan memiliki strategi kemenangan…. Strategi kemenangan yang meliputi kekalahan. Ayah kaya sadar tentang tingkat kegagalan sembilan dari sepuluh usaha yang baru berdiri. Dia juga sadar bahwa imbalan keberhasilan hanya satu dari sepuluh kali itu jauh lebih penting daripada resiko kalah sembilan dari sepuluh kali. Ayah kaya lebih lanjut menjelaskan pendapatnya dengan berkata,” Sebagian besar orang hanya berpikir sebatas apa yang pandai dan apa yang beresiko. Orang yang cerdas secara financial berpikir dari sudut resiko dan imbalan. Dengan kata lain, bukannya langsung mengatakan sesuatu sangat beresiko, atau benar, atau salah, bagus atau jelek,
orang-orang yang cerdas secara financial menimbang resiko dan mereka menimbang imbalannya. Jika imbalannya cukup besar, mereka akan mencari strategi atau rencana yang akan meningkatkan kemungkinan sukses mereka tidak peduli berapa kali mereka akan kalah sebelum mereka menang.
Strategi Pemenang
Sebagai contoh, saya mempunyai teman yang menggunakan strategi sederhana resiko--imbalannya sendiri untuk melakukan perdagangan harian bursa saham. Dia tahu bahwa kemungkinan dia akan mendapati harga pasar bergerak maju satu dari dua puluh transaksi. Itu sebabnya dia menyusun apa yang disebutnya strategi pengelolaan uang. Kalau dia mempunyai $20.000 untuk bermain di bursa, yang merupakan satu per sepuluh dari $200.000 keseluruhan uang yang dimilikinya, dia hanya akan mempertaruhkan $1.000 per transaksi. Dengan kata lain strateginya adalah selalu memiliki uang cukup untuk kalah sembilan belas dari dua puluh kali. Saya telah melihatnya kalah $14.000 pada empat belas transaksi berturut-turut, dana kemudian tiba-tiba memperoleh $50.000 pada pergerakan harga pasar berikutnya. Strategi kemenangannya terletak pada kemungkinan kalah sebanyak itu berturut-turut….. sampai saat ini. Setiap kali dia menang, dia segera kembali pada kemungkinan yang sama, yakni satu dari dua puluh. Dia tahu kemungkinannya tidak berubah tidak peduli berapa banyak uang yang dimilikinya. Dia tetap merencanakan kalah sembilan belas dari dua puluh kali.
Strategi Pecundang
Orang rata-rata yang menghindari kekalahan dan berharap untuk menang 100 persen adalah orang yang sering memiliki strategi pecundang (orang yang
kalah). Berharap untuk menang 100 persen dari keseluruhan dan tidak pernah kalah adalah realitas pecundang. Seperti yang dikatakan ayah kaya, “ Strategi kemenangan harus meliputi kekalahan.” Sebagian besar orang saat ini mempunyai rencana pension yang tidak memasukkan kemungkinan kalah. Sebagian besar orang saat ini hanya berharap harga pasar dari saham selalu naik, sehingga ketika mereka pensiun, tabungan mereka akan cukup selama mereka hidup. Merupakan rencana yang tidak mempunyai ruangan untuk kalah, karena itu merupakan rencana pecundang. Para pemenang tahu bahwa kekalahan harus menjadi bagian dari rencana apapun. Ketika saya di Korps Marinir, kami selalu mempunyai
rencana darurat, yaitu rencana untuk saat-saat di mana keadaan tidak berjalan
sesuai dengan harapan kami. ‘Banyak orang saat ini tidak mempunyai rencana pensiun darurat. Sebagian besar orang tidak mempunyai rencana pensiun yang memasukkan kemungkinan kejatuhan bursa saham yang hebat setelah mereka pensiun, atau hidup lebih lama dibanding tabungan pensiun mereka. Dengan kata lain, jika berbicara tentang rencana pensiun, sebagian orang mempunyai strategi pecundang karena merupakan strategi yang tidak memberikan tempat bagi kesalahan.