BAB II KAJIAN TEORI
C. Pendidikan Islam
berdasarkan kemampuannya menghafal teks-teks. Dengan begitu, tidak mengherankan jika lulusan pesantren menunjukan profil penyampai ilmu agama
kepada masyarakat.68
C. Pendidikan Islam
1. Pengertian Pendidikan
Pendidikan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari hidup dan kehidupan manusia. Bagaimanapun sederhana komunitas manusia memerlukan pendidikan. Maka dalam pengertian umum, kehidupan dan komunitas tersebut akan ditentukan oleh aktivitas pendidikan di dalamnya.
Sebab pendidikan secara alami sudah merupakan kebutuhan hidup manusia.69
Istilah pendidikan adalah terjemah dari bahasa Yunani paedagogie yang
berarti “pendidikan”, orang yang tugasnya membimbing atau mendidik dalam
pertumbuhannya agar dapat berdiri sendiri disebut paedagogos, Istilah ini
berasal dari kata paedos (anak) dan agoge (saya membimbing, memimpin).70
Beberapa ahli mengartikan pendidikan sebagai berikut:
a. M. Alisuf Sabri: Pendidikan itu adalah usaha sadar dari orang dewasa
untuk membantu atau membimbing pertumbuhan dan perkambangan
anak/peserta didik secara teratur dan sistematis kearah kedewasaan.71
b. M. Ngalim Purwanto: Pendidikan ialah segala usaha orang dewasa
dalam pergaulan dengan anak-anak untuk memimpin perkembangan
jasmani dan rohaninya ke arah kedewasaan.72
c. Nurani Soyomukti: Pendidikan adalah segala suatu dalam kehidupan
yang memengaruhi pembentukan berfikir dan bertindak individu. Kurun waktu kehidupan yang panjang dan saling berkaitan dengan
68 Mujamil Qomar, op. cit., h. 144
69 Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2015), h. 28
70
Armai Arief, op. cit., h. 17
71 M. Alisuf Sabri, Pengantar Ilmu Pendidikan, (Ciputat: UIN Jakarta Press, 2005), h. 7 72 M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis,(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), h. 11
perubahan-perubahan cara berfikir masyarakat juga turut menjadi
pembentuk seorang individu.73
d. Hasbullah: Dalam arti sederhana pendidikan sering diartikan sebagai
usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan. Dalam perkembangan,
istilah pendidikan atau peadagogie berarti bimbingan atau pertolongan
yang diberikan secara sengaja oleh orang dewasa agar dia menjadi
dewasa.74
e. Syaiful Sagala: Pendidikan itu dapat dipahami sebagai proses melatih
peserta didik untuk mengembangkan pengetahuan melalui sejumlah pengalaman belajar sesuai bidangnya dan pikiran, sehingga peserta didik memilliki karakter unggul menjunjung tinggi nilai etis dalam berinteraksi dengan masyarakat sebagai bagian dari pengabdiannya dan dalam memenuhi kebutuhan hidup dirinya maupun keluarganya. Fungsi utama pendidikan memberikan layanan akademik melalui proses ketatalaksanaan pendidikan yang dipandu oleh kaidah atau
aturan yang berlaku.75
Sejalan dengan definisi-definisi yang dikemukakan para ahli di atas, ada yang berpendapat bahwa dalam pengertian pendidikan itu harus terkandung hal-hal yang pokok sebagai berikut:
a. Bahwa pendidikan itu tidak lain merupakan usaha dari manusia.
b. Bahwa usaha itu dilakukan dangan sengaja atau secara sadar.
c. Bahwa usahanya itu dilakukan oleh orang-orang yang merasa
bertanggungjawab kepada masa depan anak.
d. Bahwa usahanya berupa bantuan atau bimbingan rohani dan dilakukan
secara teratur dan sistematis.
73 Nurani Soyomukti, Teori-teori Pendidikan, (Jogjakarta: Ar-ruzz Media, 2010), h. 29 74 Hasbullah, op. cit., h. 1
75 Syaful Sagala, Etika dan Moralitas Pendidikan, (Jakarta: Kencana Prenadamedia Group, 2013), h. 43
e. Bahwa yang menjadi objek pandidikan itu adalah anak/peserta didik
yang masih dalam pertumbuhan/perkembangan atau masih
memerlukan pendidikan.
f. Bahwa batas/sasaran akhir pendidikan adalah tingkat dewasa atau
kedewasaan.76
Pendidikan merupakan usaha dari manusia dewasa yang telah sadar akan kemanusiaanya, dalam membimbing, melatih, mengajar dan menanamkan nilai-nilai serta dasar-dasar pandangan hidup kepada generasi muda, agar nantinya menjadi manusia yang sadar dan bertanggungjawab atas tugas-tugas
hidupnya sebagai manusia, sesuai dengan hakikat dan ciri kemanusiaanya.77
Pendidikan dalam sejarah peradaban anak manusia adalah salah satu komponen kehidupan yang paling urgen. Aktivitas ini telah dan akan terus berjalan semenjak manusia pertama ada di dunia sampai berakhirnya kehidupan di muka bumi ini. Bahkan kalau ditarik mundur lebih jauh lagi, kita mendapatkan bahwa pendidikan telah berproses semenjak Allah menciptakan manusia pertama, Adam yang berada di surga, di mana Dia mengajarkan nama-nama yang para malaikat sendiri pun sama sekali belum
mengenalinya.78
Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pendidikan itu adalah tuntunan/pimpinan/bimbingan yang dilakukan secara sadar oleh seseorang kepada orang lain. Tuntunan/pimpinan/bimbingan itu harus dapat merealisasikan potensi-potensi yang dimiliki oleh anak didik yang bersifat menumbuhkan serta mengembangkan baik jasmani maupun rohani.
2. Tujuan Pendidikan
Tujuan adalah merupakan sasaran atau maksud yang ingin dicapai.79
Dalam pendidikan kita tak dapat mencapai sesuatu sebelum kita menjadikannya tujuan. Itu sebabnya tujuan itu sangat penting dalam
76 M. Alisuf Sabri, loc. cit., h. 7
77 Djunaidatul Munawwaroh & Tanenji, Filsafat Pendidikan Islam, (Ciputat: UIN Jakarta Press, 2003), h. 5
78 Sri Minarti, loc. cit., h. 17
pendidikan, apakah itu pendidikan oleh orang tua, lembaga pendidikan atau
oleh negara dalam rangka pendidikan nasional.80
Pendidikan sebagai suatu bentuk kegiatan manusia dalam kehidupannya juga menempatkan tujuan sebagai suatu yang hendak dicapai, baik tujuan yang dirumuskan itu bersifat abstrak sampai pada rumusan-rumusan yang dibentuk secara khusus untuk memudahkan pencapaian tujuan yang lebih tinggi. Begitu juga dikarenakan pendidikan merupakan bimbingan terhadap perkembangan manusia menuju kearah cita-cita tertentu, maka yang merupakan masalah pokok bagi pendidikan ialah memilih arah atau tujuan
yang ingin dicapai.81
Pendidikan bertujuan mewujudkan manusia yang beriman, bertakwa, cerdas, sehat jasmani dan rohani, memiliki keterampilan memadai, berakhlak mulia, memiliki kesabaran yang tinggi dan selalu introspeksi diri, tanggap terhadap persoalan, mampu memecahkan masalah dengan baik dan rasional,
dan memiliki masa depan yang cerah, baik di dunia maupun di akhirat.82
Tujuan pendidikan adalah pertumbuhan diri, bersama-sama dengan tujuan
hidup manusia.83
Menurut UU No 4 tahun 1950 pada bab II pasal 3 ditulis bahwa, “Tujuan pendidikan dan pengajaran ialah membentuk manusia susila yang cakap dan warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab tentang kesejahteraan
masyarakat dan tanah air.84
Sedangkan di dalam UU Nomor 2 Tahun 1989, secara jelas disebutkan tujuan pendidikan nasional, yaitu :
“Mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang
80 Nasution, Teknologi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 1994), h. 16 81 Hasbullah, op. cit., h. 10
82 Tatang, Ilmu Pendidikan, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 2012), h. 67 83 Nurani Soyomukti, op. cit., h. 30
mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan”85
Menurut Hasan Langgulung, “Tujuan pendidikan sama seperti tujuan
hidup manusia, sebab pendidikan hanyalah suatu alat yang digunakan oleh
manusia untuk memelihara kelanjutan hidupnya (survival), baik sebagai
individu maupun sebagai masyarakat. Manusia, dalam usahanya memelihara kelanjutan hidupnya mewariskan berbagai nilai budaya dari suatu generasi ke
generasi berikutnya. Dengan demikian masyarakatnya bisa hidup terus86.
Menurut Tatang, “Tujuan pendidikan adalah membangun karakter anak
didik yang kuat menghadapi berbagai cobaan dalam kehidupan dan telaten, sabar, serta cerdas dalam memecahkan masalah yang dihadapi”.87
Di dalam buku Pendidikan Karakter secara umum orang memahami
bahwa tujuan pendidikan adalah mengarahkan manusia agar berdaya, berpengetahuan, cerdas, serta memiliki wawasan dan keterampilan agar siap menghadapi kehidupan dengan potensi-potensinya yang telah diasah dalam
proses pendidikan.88
Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan pendidikan adalah mencerdaskan kehidupan bangsa yang berpegang teguh pada pancasila dan agar membentuk peserta didik yang memiliki karekter yang baik.
3. Pengertian Pendidikan Islam
Dalam konteks Islam, pendidikan secara bahasa (lughatan) ada tiga kata
yang digunakan. Ketiga kata tersebut, yaitu (1) “at-tarbiyah”, (2)”al-ta‟lim”,
dan (3)”al-ta‟dib”. Ketiga kata tersebut memiliki makna yang saling
berkaitan saling cocok untuk pemaknaan pendidikan dalam Islam. Ketiga kata itu mengandung makna yang amat dalam, menyangkut manusia dan
85 Hasbullah, op. cit., h. 11
86 Hasan Langgulung, Asas-asas Pendidikan Islam, (Jakarta: Pustaka Al-husna, 1988), h. 305 87 Tatang, op. cit., h. 64
88 Fatchul Mu‟in, Pendidikan Karakter: Konstruksi Teoritik & Praktik, (Jogjakarta: Ar-ruzz Media, 2011), h. 289
masyarakat serta lingkungan yang dalam hubungannya dengan Tuhan saling
berkaitan satu sama lain.89
Pendidikan Islam menurut istilah dirumuskan oleh pakar pendidikan Islam, sesuai dengan perspektif masing-masing. Diantara rumusan tersebut adalah sebagai berikut :
a. Haidar Putra Daulay: Pendidikan Islam adalah proses pembentukan
manusia kearah yang dicita-citakan Islam.90
b. Sri Minarti: Pendidikan Islam merupakan pendidikan yang secara khas
memiliki ciri Islami, berbeda dengan konsep pendidikan yang lain yang kajiannya lebih menfokuskan pada pemberdayaan umat
berdasarkan Al-qur‟an dan hadis.91
c. Arifin: Pendidikan Islam adalah suatu sistem pendidikan yang
mencakup seluruh aspek kehidupan yang dibutuhkan oleh hamba Allah. Oleh karena Islam mempedomani seluruh aspek kehidupan
manusia muslim baik duniawi maupun ukhrawi.92
d. Sutrisno dan Muhyidin Albarobis: Pendidikan Islam adalah usaha
sadar untuk membimbing manusia menjadi pribadi beriman yang kuat secara fisik, mental dan spiritual, serta cerdas, berakhlak mulia, dan memiliki keterampilan yang diperlukan bagi kebermanfaatan dirinya,
masyarakatnya, dan lingkungannya.93
Dikutip oleh Sri Minarti dari Sajjad Husain dan Syed Ali Asraf mendefinisikan pendidikan Islam sebagai pendidikan yang melatih perasaan murid-muridnya dengan cara-cara tertentu sehingga dalam sikap hidup, tindakan, keputusan, dan pendekatan terhadap segala jenis pengetahuan
sangat dipengaruhi oleh nilai-nilai spiritual dan sadar akan nilai etis Islam.94
89 Ramayulis, op. cit., h. 33
90 Haidar Putra Daulay, op. cit., h. 3 91 Sri Minarti, loc. cit., h. 25
92 Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1994), h. 11
93 Sutrisno & Muhyidin Albarobis, Pendidikan Islam Berbasis Problem Sosial, (Jogjakarta: Ar-ruzz Media, 2012), h. 22
Karekteristik pendidikan Islam dalam kenyataannya memperlihatkan bentuk implementasinya yang khas di Indonesia. Memiliki sejarah pertumbuhan dan perkembangannya yang panjang, dalam perkembangan terakhir, pendidikan Islam di Indonesia menjadi bagian dari sistem
pendidikan nasional.95
Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa pendidikan Islam adalah pendidikan yang diberikan oleh seorang guru, ustad, maupun orang yang mumpuni dibidang agama Islam kepada seseorang maupun murid
(siswa) yang berasaskan Al-qur‟an dan sunnah nabi Muhammad.
4. Tujuan Pendidikan Islam
Pendidikan Islam pada dasarnya adalah pendidikan yang bertujuan untuk membentuk pribadi muslim seutuhnya, mengembangkan seluruh potensi manusia baik yang berbentuk jasmani maupun rohani. Menumbuhsuburkan hubungan yang harmonis setiap pribadi dengan Allah, manusia dan alam
semesta.96
Pendidikan Islam sebagai sebuah protes memiliki dua tujuan, yaitu tujuan akhir (tujuan umum) yang disebut sebagai tujuan primerdan tujuan antara (tujuan khusus) yang disebut tujuan sekunder. Tujuan akhir pendidikan Islam adalah penyerahan dan penghambaan diri secara total kepada Allah. Tujuan ini bersifat tetap dan berlaku umum, tanpa memerhatikan tempat, waktu, dan keadaan. Tujuan antara pendidikan Islam merupakan penjabaran tujuan akhir yang diperoleh melalui usaha ijtihad para pemikir pendidikan Islam, yang
karenanya terikat oleh kondisi locus dan tempus. Tujuan antara harus
mengandung perubahan-perubahan yang diharapkan subjek didik setelah melakukan proses pendidikan, baik yang bersifat individual, sosial, maupun profesional. tujuan antara ini perlu jelas keberadaannya sehingga pendidikan Islam dapat diukur keberhasilannya tahap demi tahap. Tujuan antara inilah
95 Said Aqiel Siradj, dkk., Pesantren Masa Depan: Wacana Pemberdayaan dan Transformasi
Pesantren, (Bandung: Pustaka Hidayah, 1999), h. 191
yang biasanya dijabarkan dalam bentuk kurikulum atau program
pendidikan.97
Menurut Armai Arief, “Tujuan pendidikan Islam adalah untuk mempersiapkan anak didik atau individu dan menumbuhkan segenap potensi yang ada, baik jasmani maupun rohani, dengan pertumbuhan yang terus menerus agar dapat hidup dan berpenghidupan sempurna, sehingga ia dapat menjadi anggota masyarakat yang berguna bagi dirinya dan umatnya”98
. Menurut Arifin, “Tujuan akhir pendidikan Islam pada hakikatnya adalah realisasi dari cita-cita ajaran Islam itu sendiri, yang membawa misi bagi kesejahteraan umat manusia sebagai hamba Allah lahir dan batin, dunia dan akhirat”.99
Menurut Sri Minarti, “Tujuan pendidikan Islam antara lain sebagai berikut”:
a. Mengarahkan manusia agar menjadi khalifah di muka bumi yang
memakmurkan dan mengelola bumi sesuai dengan kehendak Tuhan.
b. Mengarahkan manusia agar seluruh tugas kekhalifahannya
dilaksanakan dalam rangka beribadah kepada Allah sehingga pelaksaannya terasa ringan.
c. Mengarahkan manusia agar berakhlak mulia, sehingga tidak
menyalahgunakan fungsi kekhalifahannya.
d. Membina dan mengarahkan potensi akal jasmaniah untuk mendukung
tugas pengabdian dan kekhalifahannya.
e. Mengarahkan manusia agar dapat mencapai kebahagiaan hidup di
dunia dan akhirat.100
Sedangkan menurut Tatang, “Tujuan pendidikan Islam adalah mewujutkan :
a. Insan akademi yang beriman dan bertaqwa kepada Allah.
97 Toto Suharto, Filsafat Pendidikan Islam Menguatkan Epistimologi Islam dalam Pendidikan,
(Jogjakarta: Ar-ruzz Media, 2014), h. 89 98 Armai Arief, op. cit., h. 21 99 Arifin, op. cit., h. 40 100 Sri Minarti, loc. cit., h. 40
b. Insan kamil, yang berakhlakul karimah.
c. Manusia yang berkpribadian.
d. Manusia yang cerdas dalam mengkaji ilmu pengetahuan.
e. Anak didik yang bermanfaat bagi kehidupan orang lain.
f. Anak didik yang sehat jasmani dan rohani.
g. Karakter anak didik yang menyebarkan ilmunya kepada sesama
manusia.101
Dari pendapat-pendapat yang dikemukakan diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan dari pendidikan Islam adalah membentuk manusia yang perilakunya didasari dan dijiwai oleh iman dan takwa kepada Allah, yaitu manusia dapat “merealisasikan idealitas Islam”, yang menghambakan sepenuhnya kepada Allah.
5. Dasar Pendidikan Islam
Dasar adalah landasan tempat berpijak atau tegaknya sesuatu agar dapat berdiri kokoh. Dasar suatu bangunan, yaitu fundamen yang menjadi landasan bangunan tersebut agar tegak dan kokoh berdiri. Demikian pula dasar pendidikan Islam, yaitu fundamen yang menjadi landasan atau asas agar pendidikan Islam dapat tegak berdiri dan tidak mudah roboh karena tiupan angin kencang berupa
ideologi yang muncul, baik di era sekarang maupun yang akan datang.102
Dasar pendidikan Islam adalah identik dengan dasar ajaran Islam itu sendiri.
Keduanya berasal dari sumber yang sama yaitu Al-qur‟an dan Hadits. Kemudian
dasar tadi dikembangkan dalam pemahaman para ulama dalam bentuk qiyas syar‟i, ijma‟ yang diakui, ijtihad dan tafsir yang benar dalam bentuk hasil pemikiran yang menyeluruh dan terpadu tentang jagat raya. Manusia, masyarakat dan bangsa, pengetahuan kemanusiaan dan akhlaq, dengan merujuk kepada kedua
sumber asal (Al-qur‟an dan Hadits) sebagai sumber utama.103
101 Tatang, op. cit., h. 65 102 Sri Minarti, op. cit., h. 41
103 Jalaluddin& Usman Said, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1996), h. 37
Dikutip oleh Sutrisno & Muhyiddin Albarobis dari Muhammad Shafiq ia mengatakan pendidikan Islam harus diarahkan menurut konsep tauhid. Hal ini mengingat pentinnya tauhid sebagai fondasi yang harus dibangun di atas ilmu pengetahuan dan nilai-nilai yang ditransfer kepada anak didik melalui proses
pendidikan.104
Bagi orang mukmin, standar nilai yang harus diacu tentu saja sengat jelas, yaitu wahyu. Apa yang diperintahkan oleh Allah pastilah baik dan yang dilarang-Nya tentulah buruk. Apa yang menurut Allah benar pastilah benar dan apa yang menurut-Nya salah tentulah salah. Di sinilah konsep tauhid memainkan perannya yang sangat sentral sebagai penyatu pandangan kaum mukminin. Oleh karena itu,
pendidikan Islam mutlak harus dibangun diatas tauhid sebagai fondasinya.105