• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

B. Pendidikan Islam

1. Pengertian Pendidikan Islam

Pendidikan merupakan suatu rancangan dari proses suatu kegiatan yang memiliki landasan dasar yang kokoh, dan arah yang jelas sebagai tuuan yang hendak dicapai (Jalaluddin, 2003:81).

Pendidikan merupakan usaha untuk membimbing dan mengembangkan potensi peserta didik secara optimal agar mereka dapat

berperan serasi dengan tuntutan dan kebutuhan masyarakat (Jalaluddin, 2003:97).

Pendidikan Islam menurut D. Marimba (dalam Lestari dan Ngatini, 2010:77) merupakan pendidikan yang berusaha dalam membimbing jasmani dan rohani berdasarkan hukum-hukum agama Islam menuju terbentuknya kepribadian muslim, yaitu kepribadian yang memiliki nilai-nilai agama Islam, memilih dan memutuskan serta berbuat berdasarkan nilai-nilai Islam dan bertanggung jawab dengan nilai-nilai Islam.

Sedangkan menurut Prof. Dr. Omar Mahmud Al Taumy Al Syaebani (dalam Lestari dan Ngatini, 2010:77) pendidikan Islam adalah sebagai usaha mengubah tingkah laku individu dalam kehidupan pribadinya dan kehidupan bermasyarakat, alam sekitar sehingga diharapkan melalui proses pendidikan Islam perubahan itu dilandasi dengan nilai-nilai Islam.

2. Tujuan Pendidikan Islam

Tujuan pendidikan Nasional dalam Undang-Undang Sisdiknas tahun 2003 pasal 3 adalah mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia beriman bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab (Lestari dan Ngatini, 2010:78)

Tujuan umum pendidikan dalam Islam adalah menjadikan manusia sebagai abdi atau hamba Allah SWT (Jalal, 1988:119).

Tujuan serupa disebutkan Jalaluddin (2003:92) pendidikan Islam bertujuan sesuai dengan hakikat penciptaan manusia yaitu agar manusia menjadi pengabdi Allah yang patuh dan setia.

Menurut Omar al-Toumy al-Syaibany (dalam Jalaluddin, 2003:92) menyebutkan tujuan pendidikan Islam adalah untuk mempertinggi nilai-nilai akhlak hingga mencapai tingkat akhlak al- karimah. Selanjutnya Menurut Jalaluddin (2003:93-101) tujuan pendidikan Islam mencakup ruang lingkup sebagai berikut:

a. Dimensi Hakikat Penciptaan Manusia

Tujuan pendidikan Islam diarahkan kepada pencapaian target yang berkaitan dengan hakikat penciptaan manusia oleh Allah SWT. Maka pendidikan Islam bertujuan untuk membimbing perkembangan peserta didik secara optimal agar menjadi pengabdi kepada Allah yang setia seperti yang tercantum pada Q.S. Adh Dhariyat:56 (Jalaluddin, 2003:93).

b. Dimensi Tauhid

Tujuan Islam diarahkan pada upaya pembentukan sikap taqwa. Dengan demikian, pendidikan ditujukan kepada upaya untuk membimbing dan mengembangkan potensi peserta didik secara optimal agar dapat menjadi hamba Allah yang taqwa sesuai Q.S. Al Baqarah:3 (Jalaluddin, 2003:94).

c. Dimensi Moral

Manusia dipandang sebagai sosok individu yang memiliki potensi fitriyah. Maksudnya, sejak dilahirkan pada diri manusia sudah ada sejumlah potensi bawaan yang diperoleh secara fitrah. Tujuan pendidikan ini dititikberatkan pada upaya pengenalan terhadap nilai-nilai yang baik dan kemudian menginternalisasikan nya serta mengaplikasikan nilai-nilai tersebut dalam sikap dan perilaku melalui pembiasaan (Jalaluddin, 2003:96).

d. Dimensi Perbedaan Individu

Manusia merupakan makhluk ciptaan yang unik. Tujuan pendidikan Islam diarahkan pada pencapaian target perkembangan maksimal dari ketiga potensi yaitu potensi fisik, mental, dan spiritual dengan memperhatikan kepentingan faktor perbedaan individu. Dengan demikian, dalam memberikan pendidikan kepada peserta didik, perlakuan terhadap setiap individu harus didasarkan atas pertimbagan perbedaan (Jalaluddin, 2003:97).

e. Dimensi Sosial

Manusia adalah makhluk sosial yaitu makhluk yang memiliki dorongan untuk hidup berkelompok secara bersama-sama. Tujuan pendidikan dalam dimensi ini adalah berupa usaha untuk memanusiakan peserta didik, agar mampu berperan dalam statusnya sebagai Al-Nas (makhluk sosial), Abd Allah (hamba pengabdi Allah), dan sekaligus sebagai khalifah Allah (Jalaluddin, 2003:98).

f. Dimensi Profesional

Dalam dimensi ini, tujuan pendidikan Islam diarahkan kepada upaya untuk membimbing dan mengembangkan potensi peserta didik, sesuai dengan bakatnya masing-masing, diharapkan mereka dapat memiliki keterampilan yang serasi dengan bakat yang dimiliki, hingga keterampilan itu dapat digunakan untuk mencari nafkah sebagai penopang hidupnya. Kemampuan profesional yang dimiliki harus diarahkan kepada dua nilai pokok, yaitu keimanan dan aktifitas yang bermanfaat (iman dan amal sholeh) (Jalaluddin, 2003:100).

g. Dimensi Ruang dan Waktu

Tujuan pendidikan Islam dirumuskan atas dasar pertimbangan dimensi ruang dan waktu yaitu di mana dan kapan. Dengan demikian, tujuan yang harus dicapai pendidikan Islam harus merangkum semua tujuan yang terkait dalam rentang ruang dan waktu tersebut (Jalaluddin, 2003:101).

3. Muatan Pendidikan Islam

Isi pendidikan Islam memiliki sejumlah karakteristik yang digali dari Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah SAW sebagai sumber ajaran Islam. Karakteristik pertama tampak pada kriteria pemilihannya, yaitu iman, ilmu, amal, akhlak, dan sosial (Tim Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam, 2002:35). Dengan kriteria tersebut

pendidikan Islam merupakan pendidikan keimanan, ilmiah, amaliah, moral, dan sosial.

a. Pendidikan keimanan

Pendidikan keimanan di dalam Al-Qur’an merupakan poros pendidikan Islam yang menuntun individu untuk merealisasikan ketaqwaan di dalam jiwa pendidikan keimanan tersebut mencakup segala kewajibannya, yaitu beriman kepada Allah, malaikatNya, kitab-kitab-Nya, para rasul-Nya, dan hari akhir.

Pendidikan keimanan bersifat dinamis, yaitu dapat berproses melauli sentuhan kandungan ayat-ayat Allah, baik tertulis maupun yang terbentang di jagat raya yang dibaca dengan berbagai pengetahuan, dapat pula melalui ibadah-ibadah praktis yang difardukan dan akhlak sosial yang dilaksanakan individu di dalam masyarakat Islam, dengan demikian pendidikan keimanan merupakan bagian dasar dalam pendidikan Islam yang melandasi semua bagian lainnya.

b. Pendidikan amaliah

Pendidikan Islam memperhatikan aspek amaliah karena manfaatnya yang besar bagi kehidupan di dunia berupa kebaikan dan kebahagiaan bagi individu dan masyarakat. Pendidikan amaliah mencakup semua pendidikan dalam kategori pendidikan profesi yang berguna bagi kehidupan. Umpamnya, pengetahuan untuk menundukkan berbagai fenomena alam serta memanfaatkan

kekayaan dan apa yang dapat digali dari bumi bagi kepentingan individu, masyarakat, dan semua umat manusia.

c. Pendidikan ilmiah

Isi pendidikan ilmiah mencakup ilmu pengetahuan dimulai dengan keterampilan membaca dan menulis, pengetahuan kemanusiaan, pengetahuan tentang jiwa manusia, sampai kepada longkungan sosial sepanjang masa dan di setiap tempat, kemudian pengetahuan fisik dan fenomena-fenomena alam

d. Pendidikan akhlak

Pendidikan akhlak merupakan bagian besar dari isi pendidikan Islam. Posisi ini terlihat dari kedudukan Al-Qur’an sebagai referensi paling penting tentang akhlak bagi kaum muslimin; individu, keluarga, masyarakat, dan umat. Akhlak bermanfaat bagi manusia dan kemanusiaan serta membuat hidu dan kehidupan menjadi baik. Akhlak merupakan alat kontrol psikhis dan sosial bagi individu dan masyarakat. Tanpa akhlak, masyarakat manusia tidak akan berbeda dari kumpulan binatang.

Akhlak yang dimaksud diantaranya mencakup sabar, amar makruf dan nahi munkar, adil, kasih sayang, amanah, ikhlas, jujur, pemaaf, dan toleransi. Sebaliknya Islam melarang akhlak buruk seperti berputus asa, zalim, munafik, bermusuhan, berdusta, mengadu domba, mengumpat, mencari-cari kesalahan orang lain, dan membanggakan diri.

e. Pendidikan sosial

Pendidikan sosial dalam Islam mulai dengan pengembangan mental individu dari aspek inisiatif dan tanggung jawab individual yang merupakan dasar tanggung jawab secara kelompok dimana setiap individu bertanggung jawab terhadap yang lain (Tim Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam, 2002:35-40).

BAB III

METODEQUANTUM TEACHING SEBAGAI ALAT UNTUK MENCAPAI TUJUAN PENDIDIKAN ISLAM DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN

Dokumen terkait