• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV Pengaruh Suku Batak Toba di Kecamatan Tanah Jawa 1960-1992

4.3 Pendidikan

Sebelum kedatangan Batak Toba ke wilayah Kecamatan Tanah Jawa, pendidikan di daerah ini belum begitu dipentingkan. Karena masyarakat hanya tahu bahwa kekuasaan tertinggi dipegang oleh kerajaan yang memerintah pada masa itu. Akan tetapi setelah masuknya pengaruh pemerintah kolonial Belanda, Zending dan banyaknya suku pendatang dari suku batak toba, Pendidikan mulai dikembangkan. Suku Batak Toba telah lebih dahulu mendapat pendidikan barat dibandingkan dengan suku Simalungun. Bagaimana Suku Batak Toba bisa mendapat pendidikan barat? Sebelum Belanda menjajah tanah Batak sebagai suatu daerah yang dikuasai secara administratif dan sebelum para penginjil asing datang untuk menginjil orang Batak, pendidikan masih bersifat asli pribumi89.

Unsur pendukung kurikulum asli pribumi yaitu pengetahuan praktis yang menyangkut keamanan dan pertahanan, yang dipercaya dalam hal ini adalah guru90. Orang yang sekaligus menjadi sumber kekuatan tersebut dinamakan guru atau datu (untuk kelahiran dinamakan sibaso, untuk arsitektur dinamakan pande jabu, irigasi dinamakan pande-aek). Pendidikan asli pribumi tersebut memiliki mata pelajaran yang erat kaitannya dengan keyakinan kepercayaan, yaitu cara pemujaan arwah nenek moyang. Namun setelah Belanda berkuasa di tanah Batak, terjadilah perkembangan

89

Pendidikan asli pribumi adalah mengutamakan pengetahuan praktis sesuai dengan kebutuhan dan lingkungannya, misalnya bercocok tanam, berkebun, menangkap dan memelihara ikan serta ternak lainnya, mengenal musim dan kerumahtanggaan.

90

Guru yang dapat dipercayai persediaan senjata ampuh untuk menyerang maupun bertahan dan menyembuhkan berupa mantera, tabas ataupun Doa-Doa mistik.

pendidikan secara pesat.91 Sistem pendidikan asli pribumi tadi mulai terdesak oleh sistem pendidikan baru yang diperkenalkan oleh para Missionaris Jerman. Dengan dikecapnya pendidikan barat yang diperkenalkan oleh orang eropa, Suku Batak Toba mulai memberanikan diri untuk keluar dari daerahnya ditambah lagi dengan kondisi lahan yang akan diusahakan semakin semakin sempit. Suku Batak Toba sebagian besar memilih untuk keluar atau bermigrasi ke wilayah Simalungun setelah mendengar akan wilayah simalungun serta dengan penduduknya yang masih bisa dikatakan tergolong sedikit.

Perpindahan Suku Batak Toba ke Simalungun memiliki tujuan salah satunya adalah Zending. Dalam melaksanakan tujuan dari Zending (penyebaran Injil) ini untuk menarik perhatian masyarakat Simalungun yang masih tergolong sangat tradisional maka didirikan sekolah (pendidikan). Dalam menjalankan tugas ini bukan berarti tidak ada masalah atau tantangan, bahkan dalam menjalankan tujuannya para missionaris harus mendekati penguasa yang terdapat di daerah itu kemudian mendekati para masyarakat tersebut. Peranan RMG cukup besar dalam pendidikan. Hal ini dilakukan agar masyarakat yang awalnya buta huruf bisa membaca dan mengerti maksud dari tujuan mereka, serta untuk membendung penyebaran Islam yang sangat cepat. Sehingga dikenal sekarang bahwa bidang pendidikan di Simalungun dilakukan oleh zending baik orang eropa maupun orang pribumi yang

91

Bungaran Antonius Simanjuntak, Pemikiran Tentang Batak : Setelah 150 Tahun Agama Kristen di Sumatera Utara, Jakarta : Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2011, hlm. 276.

secara tepat bisa diminta bantuannya untuk mengarahkan perkembangan generasi mendatang ke jalan yang lebih baik.

Pendidikan di wilayah ini semakin berkembang dan dengan masuknya Simalungun dalam NKRI pada tahun 1950 pendidikan semakin membaik dengan program pemerintah yang memaksimalkan agar masyarakat tidak buta huruf lagi. Perpindahan orang-orang yang berpendidikan lebih menonjol setelah tahun 1950-an.92 Banyaknya Suku Batak Toba yang bermigrasi kewilayah kecamatan Tanah Jawa baik yang telah mendapatkan pendidikan maupun yang tidak mendapatkan pendidikan, sangat berpengaruh. Dimana disatu sisi masyarakat batak toba yang telah mendapatkan pendidikan mengalihkan perhatiannya mencari pekerjaan yang lebih baik karena dengan pendidikannya itu mereka berhak keluar dari lingkaran kemiskinan. Setiap orang yang berpendidikan berlomba-lomba menjadi pekerja di instansi pemerintahan, bank dan bekerja sebagai guru sekaligus untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja terdidik di bidang-bidang lainnya yang menyebabkan lebih banyak diisi oleh orang-orang Batak Toba dibandingkan dengan penduduk setempat.

Mereka memandang bahwa pendidikan menjadi suatu jalur mobilitas sosial untuk mendapatkan pangkat (mewujudkan misi budaya Batak Toba yakni Hasangapon). Sedangkan Suku Batak Toba yang datang dan bekerja sebagai petani bisa mengajarkan bagaimana sistem pertanian yang harus dilakukan. Melihat banyaknya suku pendatang (Suku Batak Toba) banyak yang duduk dibangku

92

pemerintahan dengan pendidikan yang mereka dapat, membuat masyarakat Simalungun ingin lebih berkembang dan mendapatkan pendidikan93. Masyarakat Simalungun semakin banyak yang mendapat pendidikan dengan didirikannya sekolah-sekolah baik sekolah Negri/Inpres maupun sekolah swasta. Oleh karena pendidikan adalah sarana untuk mencapai kedudukan yang lebih baik, maka belajar di sekolah adalah jalan yang mutlak yang harus dilalui walaupun tidak gampang. Disetiap sekolah yang didirikan harus terdapat Guru yang mengajar. Guru pada tahun 1983 di Kecamatan Tanah Jawa sekolah Negeri/Inpres sudah terdapat Kepala Sekolah 136 orang, Guru Kelas 712 orang, Guru Agama 186 orang, Guru Orkes 24 orang, sekolah yang bersubsidi terdapat 38 orang, sekolah swasta terdapat 13 orang dan jumlah murid seluruhnya adalah 27.397 orang. Sedangkan pada tahun 1985 Guru SD Negri/Inpres sudah terdapat 1.072 orang, Guru SD swasta terdapat 55 orang dan jumlah murid seluruhnya adalah 28.026 orang.94 Pada tahun 1992 jumlah murid SD dan banyaknya SD, SMP, SMTA dapat dilihat pada tabel 4.2 dan tabel 4.3.

93

Pentingnya arti pendidikan disebabkan oleh kenyataan bahwa sistem pendidikan yang ada tidak ditujukan untuk mampu berdiri di atsa kaki sendiri, tapi lebih ditujukan untuk mempersiapkan diri untuk menjadi pegawai negeri. Semakin tinggi kedudukan seseorang dalam birokrasi pemerintahan semakin tinggi pulalah statusnya dalam masyarakat.

94

Tabel 4.2 : Banyaknya SD, SLTP SMA di Kecamatan Tanah Jawa, Kabupaten Simalungun tahun 1992.95

No Desa /

Kelurahan

SD SLTP SLTA Negeri Swasta Negeri Swasta Negeri Swasta

1 Tangga Batu 7 - - - - 2 Buntu Turunan 6 - - 1 - - 3 Saribu Asih 4 - - - - - 4 P. Marjanji 5 - - - - - 5 Jawa Tongah 4 - - - - - 6 Tonduhan 3 - - - - - 7 Maligas Tongah 4 1 - 1 - - 8 Marubun Jaya 5 - - 1 - - 9 Totap Majawa 4 - - - - - 10 Bah Jambi II 3 - - - - - 11 Balimbingan 9 - 2 4 1 3 12 Pematang Tanah Jawa 3 - - - - - 13 Tanjung Pasir 4 - - 1 - - 14 Muara Mulia 4 - - - - - 15 Bosar Galugur 5 - - - - - 16 Baja Dolok 4 - - - - - 17 Pagar Jambi 2 - - - - - Jumlah 77 1 2 8 1 3

Sumber : Depdikbudcam Tanah Jawa

95

Tabel 4.3 Banyaknya Murid SD di Kecamatan Tanah Jawa, kabupaten Simalungun pada tahun 1992.96

No Desa / Kelurahan K E L A S I II III IV V VI 1 Tangga Batu 213 217 113 185 168 162 2 Buntu Turunan 214 212 225 200 193 222 3 Saribu Asih 117 92 96 92 97 94 4 Tonduhan 114 117 95 103 103 115 5 P. Marjanji 13I 124 101 108 121 117 6 Jawa Tongah 114 81 86 74 86 88 7 Maligas Tongah 131 108 105 111 115 118 8 Marubun Jaya 215 207 196 215 198 193 9 Totap Majawa 132 128 113 153 135 123 10 Bah Jambi II 100 108 91 96 96 81 11 Balimbingan 214 214 197 201 228 206

12 Pematang Tanah Jawa 119 101 98 341 94 96

13 Tanjung Pasir 67 64 68 83 79 75 14 Muara Mulia 85 53 57 54 56 48 15 Bosar Galugur 109 95 90 96 91 89 16 Baja Dolok 115 114 115 106 106 124 17 Pagar Jambi 51 43 57 40 42 43 Jumlah 2205 2038 1993 2012 2008 1996

Sumber : Kecamatan Tanah Jawa

96

Dengan meningkatnya pendidikan memudahkan mendapatkan informasi dan komunikasi di berbagai daerah baik regional da nasional, serta adanya kesadaran akan harkat dan martabat sebagai suatu bangsa dan semakin terbinanya rasa kemampuan untuk mengatur, mengawasi dan mengendalikan diri sendiri juga dalam perkumpulan (organisasi). Semangat menuntut ilmu ini diteruskan sampai sekarang karena karena kesempatan luas yang diberikan dalam bidang pendidikan kepada setiap orang semenjak zaman kemerdekaan sudah menarik orang dari kabupaten atau nagari-nagari lain (desa/kelurahan) untuk menjadi pegawai.97

Dokumen terkait