• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV PERUSAHAAN PERKEBUNAN TEH DAN

4.5 Pendidikan

Keadaan pendidikan di Kelurahan Tangsi Baru pada umumnya terdapat dua jenis pendidikan yakni pendidikan formal dan pendidikan non formal. Berdasarkan sumber tahun 2014, terdapat satu buah Taman Kanak-Kanak (TK) dan dua buah Sekolah Dasar Negeri (SDN) dan dua buah Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP), satu buah Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA).15Untuk melanjutkan ketingkat perguruan tinggi mereka harus pergi ke daerah lain seperti Kota Bengkulu, Lubuk Linggau, Padang, bahkan ke Pulau Jawa dan daerah lainnya. Bagi anak-anak yang melanjutkan sekolah keluar daerah tersebut merupakan suatu kebanggaan yang tinggi. Warga menganggap bahwa apabila telah ada anak Kabawetan khususnya Kelurahan Tangsi Baru dapat melanjutkan sekolah keluar dari daerah Kabawetan, maka mereka dianggap sebagai pekerja dan petani yang mampu. Biasanya masyarakat yang sanggup 14 Wawancara dengan Subandi, tanggal 20 April 2015 di Kelurahan Tangsi Baru

Gambar 27:

Pendidikan PAUD Kelurahan Tangsi Baru

(Dokumentasi:Tim)

menyekolahkan anaknya ke daerah lain adalah mereka yang di samping bekerja di PT, ia juga berkebun atau berternak sapi. Hasil kerja di PT adalah untuk makan, sedangkan berkebun dan berternak sapi adalah untuk urusan sekolah anak atau untuk membangun rumah.

Dari tahan ke tahun tingkat kemampuan masyarakat untuk menyekolahkan anaknya semangkin meningkat. Hal itu dapat dilihat dari sumber yang ada. Sebelum tahun 2009 di daerah Kelurahan Tangsi Baru tingkat pendidikan masyarakatnya sudah cukup mengembirakan. Pendidikan mereka tidak lagi hanya tamat Sekolah Dasar. Pendidikan masyarakat Kelurahan Tangsi Baru sudah banyak yang tamat SLTP atau SLTA. Untuk lebih jelasanya tentang tingkat pendidikan penduduk di daerah Kelurahan Tangsi Baru dapat dilihat dalam tabel berikut:

Orang Jawa di Kabawetan Kabupaten Kepahiang Provinsi Bengkulu

94

Tabel 2:

Tingkat Pendidikan Penduduk Kelurahan Tangsi Baru Tahun 2009

No Tingkat Pendidikan Jumlah

1. Tidak sekolah/tidak tamat SD -2. Tamat SD/Sederajat 397 3. Tamat SLTP/Sederajat 350 3 Tamat SLTA/Sederajat 147 4. Tamat Perguruan Tinggi 26

Jumlah 920

Sumber: Profil Desa/ Kelurahan Tangsi Baru Tahun 2009

Gambar 28:

Gedung SMA di Kelurahan Tangsi Baru

(Dokumentasi:Tim)

Dari tabel diatas terlihat hampir tidak ada penduduk Kelurahan Tangsi Baru yang tidak tamat Sekolah Dasar. Lebih dari sepertiga masyarakat dapat menamatkan pendidikan setingkat Sekolah Dasar yang berjumlah 397 orang.Yang tamat Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama jumlahnya juga cukup banyak terdapat sebanyak 350 orang. Sementara yang tamat Sekolah Lanjutan Tingkat Atas terdapat sebanyak 147 orang. Sedangkan yang tamat perguruan tinggi sebanyak 26 orang.

Dari tabel tersebut jelaslah bahwa tingkat pendidikan masyarakat Kelurahan Tangsi Baru sudah cukup memadai, hampir tidak ada yang tidak tamat Sekolah Dasar.

Rata-rata penduduknya sudah dapat menamatkan pendidikan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama dan Sekolah Tingkat Lanjutan Atas. Di samping itu sudah ada juga penduduknya yang menamatkan perguruan tinggi walaupun jumlahnya tidak banyak.

Penduduk Kelurahan Tangsi Baru yang sebagian besar bekerja di Perkebunan teh tidak menginginkan anaknya tidak bersekolah. Bagaimanapun susahnya penghidupan yang mereka hadapi, mereka tetap menyekolahkan anak-anak mereka. Pendidikan bagi mereka tidak bisa ditawar-tawar.Dengan berpendidikan sebuah keluarga mempunyai masa depan yang lebih cerah. Orang tua mereka tidak menginginkan anaknya sama seperti mereka,bekerja di pabrik yang hanya mengandalkan tenaga dan tidak mengandalkan keahlian atau kepintaran. Untuk itu bagaimanapun susahnya hidup yang mereka hadapi, anak harus tetap sekolah.

Tingginya perhatian masyarakat Kelurahan Tangsi Baru dalam masalah pendidikan anak dapat dilihat dari usaha yang mereka lakukan. Hampir rata-rata masyarakat di Kelurahan Tangsi Batu memelihara ternak sapi di rumahnya. Tujuan memelihara sapi adalah untuk kebutuhan sekolah anak di samping kebutuhan lainnya. Mereka mengatakan dengan memelihara sapi mereka dapat menyekolahkan anak mereka sampai ke perguruan tinggi. Berkaitan dengan masalah pendidikan anak ini Jumono mengungkapkan:

“Kalau kita perhatikan masyarakat di Kelurahan Tangsi Baru, bekerja di PT bukanlah sebuah pilihan, namun sifatnya hanya sebagai tambahan. Jika yang perempuanya bekerja di PT, maka yang laki-lakinya mencari pekerjaan di luar. Jarang ditemui suami istri bekerja keduanya di PT. Bekerja di PT bagi istrinya hanyalah sebagai tambahan atau membantu suami dalam meringankan beban keluarga. Kalau istrinya sudah bekerja di

Orang Jawa di Kabawetan Kabupaten Kepahiang Provinsi Bengkulu

96

PT, maka yang suaminya mencari pekerjaan lain seperti berkebun atau berladang. Bahkan banyak yang berternak sapi. Bekerja di PT hasilnya untuk makan, sementara hasil kebun atau hasil penjualan sapi dapat ditabung untuk kebutuhan yang sifatnya mendadak seperti urusan sekolah anak. Kalau anak sudah kuliah di Pulau Jawa kebutuhannya sangat banyak.Maka berternak sapi itu sangat membantu sekali”.16

Dalam masalah pendidikan anak, ternyata masyarakat Kelurahan Tangsi Baru tidak meremehkannya. Bagi mereka pendidikan anak itu sangat penting. Banyak orang tua yang telah menyekolahkan anaknya sampai ke perguruan tinggi dengan harapan anaknya kelak dapat pekerjaan yang lebih baik. Bagi mereka cukuplah orang tua mereka saja yang bekerja di PT. Walaupun orang tua bekerja di PT, anaknya harus sekolah. Bagi anaknya yang sudah tamat dari SLTA, biasanya mereka memasuki perguruan tinggi di berbagai daerah seperti Bengkulu, Padang, bahkan ke Pulau Jawa. Ketika anak mereka sudah tamat perguruan tinggi, maka jarang anaknya yang pulang ke Kabawetan.Mereka mencari pekerjaan di daerah lain.

Salah satu contoh bapak Jumono. Ia sudah bekerja di PT dari tahun 1989. Sekarang memegang jabatan sebagai mandor besar di PT. Dari segi jabatannya di PT ia bisa saja memasukan anaknya ke PT, namun itu tidak dilakukannya. Bagi Jumono yang bekerja di PT cukuplah dirinya saja. Jumono punya anak dua orang satu laki yang satu perempuan. Anaknya yang perempuan tamatan UNDIP Panegoro jurusan SKM, sekarang bertugas di Dinas Kesehatan Kabupaten Kepahiang. Sementara anaknya yang laki polisi bertugas di Polres Kepahiang. Jumono juga khawatir lama-kelamaan akan susah mencari orang yang mau bekerja di PT. Berikut penuturannya:

“Kalau kita perhatikan masyarakat di sekitar PT ini dari segi sumber daya manusia sudah maju dan berkembang.Rata-rata pendidikan anak mereka SMA, bahkan banyak yang tamat perguruan tinggi. Jadi diperkirakan lama-kelamaan untuk beberapa tahun ke depan agak susuh juga untuk mencari orang yang mau bekerja di PT. Kita juga tidak tahu apakah bekerja di PT itu tidak menjanjikan atau bagaimana. Tapi yang jelas kesadaran masyarakat untuk hidup kearah yang lebih baik itu sudah cukup tinggi. Seperti saya, anak saya tidak ada yang bekerja di PT, semuanya sudah Pegawai Negeri Sipil. Bagi saya cukuplah saya saja yang bekerja di PT. Padahal dengan status saya sebagai mandor besar saya bisasaja memasukan anak saya untuk bekerja di PT, tapi saya tidak seperti itu. Cukuplah saya aja yang bekerja di PT”.17

Banyaknya masyarakat yang sudah mampu menyekolahkan anaknya sampai ke perguruan tinggi seiring dengan membaiknya perekonomian mereka. Di samping bekerja di PT, berkebun atau berladang dan berternak sapi merupakan pilihan yang sangat tepat dilakukan. Dengan berkebun dan berternak sapi, hidup mereka lebih sejahtera, sehingga mereka dapat menyekolahkan anaknya sampai ke perguruan tinggi. Sebagaiaman yang yang diungkapkan oleh Sugeng berikut:

“Perekonomian masyarakat di Kelurahan Tangsi Baru sudah mulai membaik, hal itu dapat dilihat pada pendidikan anak-anak mereka. Masyarakat di Kelurahan Tangsi Baru dari segi pendidikan sudah mulai maju. Artinya anak-anak mereka sudah banyak yang melanjutkan sekolah ke perguruan tinggi, baik di Bengkulu, bahkan ke pulau Jawa”.18.

17 Wawancara dengan Jumono, tanggal 19 April 2015 di Kelurahan Tangsi Baru 18 Wawancara dengan Sugeng, tanggal 21 April 2015 di Kelurahan Tangsi Baru

Orang Jawa di Kabawetan Kabupaten Kepahiang Provinsi Bengkulu

98

Menyekolahkan anak bagi masyarakat Kelurahan Tangsi Baru sampai ke perguruan tinggi dengan harapan anaknya dapat mendapatkan pekerjaan yang lebih baik, dan tidak mengikuti langkah orang tuanya yang bekerja di PT.Walau orang tua mereka bekerja sebagai tukang petik teh atau sebagai borongan, namun anak-anak mereka sekolah sampai ke perguruan tinggi, dan banyak yang sudah dapat pekerjaan diberbagai instansi, pemerintah maupun swasta.

Dokumen terkait