• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dinas Pendidikan Prov Sumsel melalui UPTD BLPT Sumsel menggelar kegiatan pelatihan berbasis teknologi dan

Dalam dokumen Dinas Pendidikan | Warta Pendidikan (Halaman 36-39)

informasi bagi guru Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) se-

Sumatera Selatan. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan

mutu dan keahlian Tenaga Pendidik yang mengerti,

cerdas, dan terampil dalam bidang informasi dan

teknologi.

Widodo, M.Pd, yang diwakili oleh Kepala Bidang Pendidikan Menen- gah dan Tinggi, H. Bonny Syafri- an, SE., MM, dalam memberikan pengarahan di acara pembukaan menyampaikan rasa berbangga dan sangat mengpresiasi atas diselenggarakannya kegiatan Pelatihan Guru SMK Berbasis IT

ini.

Bonny menyampaikan bahwa informasi dan teknologi

berkembang sangat pesat. Sebagai pelaku pendidikan semestinya kita responsif, aktif dan kreatif mengh- adapi perubahan-perubahan yang ada di sekitar kita.

Oleh karena itulah Pelatihan Guru SMK Berbasis IT ini penting untuk diadakan agar terlahhir guru-guru SMK yang mengerti, cerdas dan terampil dalam dunia Informasi dan Teknologi.

Setiap tahunnya sekolah- sekolah di Sumatera Selatan terutama Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) telah banyak meluluskan para siswanya, namun itu saja belumlah cukup untuk mengukur keberhasilan guru dalam mendidik siswanya, melainkan bekal apa yang sudah kita berikan kepada mereka, terutama kekayaan akan informa- Suasana pelatihan berbasis teknologi yang diikuti guru SMK

Bimtek

si dan teknologi.

Ketua panitia pelaksana kegiatan ini (Ahmad Rozali) menyampaikan bahwa kegiatan berjalan dengan lancar, semua peserta juga sangat bersemangan mengikuti seluruh rangkai kegiatan, baik yang berupa materi teoritis maupun kerja praktek.

Rozali juga berharap apa yang mereka peroleh selama pelatihan ini, nantinya dapat diaplikasi dengan baik di sekolahnya mas- ing-masing, serta dapat menular- kan ilmu pengetahuan yang diperoleh kepada rekan-rekanya yang belum berkesempatan mengikuti kegiatan yang sama

Bukan Mata Pelajaran

Sebagaimana diketahui dalam struktur Kurikulum 2013, Teknologi Informasi dan Komuni- kasi (TIK) tidak lagi termasuk sebagai mata pelajaran yang diajarkan, akan tetapi akan menjadi sarana pembelajaran pada semua mata pelajaran.

Artinya, meskipun tidak tercantum sebagai mata pelaja- ran, namun keterampilan meng- gunakan peralatan TIK mutlak dikuasai oleh guru dan digunakan dalam proses pembelajaran.

Keterampilan menggunakan TIK dibutuhkan untuk melaku- kan pengindividualisasian pem- belajaran pada semua mata pelajaran. Dalam kaitan itu, peranan guru dalam Kurikulum 2013 adalah sebagai fasilitator, mediator, dan motivator yang membantu peserta didik me- mecahkan masalah belajar yang dialaminya.

Untuk mendukung proses integrasi TIK di dalam pembelaja- ran, maka manajemen sekolah, guru dan peserta didik harus memahami 9 (sembilan) prinsip integrasi TIK dalam pembelajaran yang terdiri atas :

1. Aktif, artinya memungkin- kan peserta didik dapat terlibat aktif oleh adanya proses belajar yang menarik dan bermakna

2. Konstruktif, artinya memu- ngkinkan peserta didik dapat menggabungkan ide-ide baru ke dalam pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya untuk memahami makna atau keingi-

nan tahuan dan keraguan yang selama ini ada dalam benaknya;

3. Kolaboratif, memung kinkan peserta didik dalam suatu kelom- pok atau komunitas yang saling bekerjasama, berbagi ide, saran atau pengalaman, menasehati dan memberi masukan untuk sesama anggota kelompoknya

4. Antusiastik: memungkinkan peserta didik dapat secara aktif dan antusias berusaha untuk mencapai tujuan yang diinginkan

5. Dialogis, artinya memu- ngkinkan proses belajar secara inherent merupakan suatu proses sosial dan dialogis dimana peserta didik memperoleh keuntungan dari proses komunikasi tersebut baik di dalam maupun luar sekolah

6. Kontekstual, artinya memu- ngkinkan situasi belajar diarah- kan pada proses belajar yang bermakna (real-world) melalui

pendekatan problem-based atau case-based learning

7. Reflektif, artinya memu- ngkinkan peserta didik dapat menyadari apa yang telah ia pelajari serta merenungkan apa yang telah dipelajarinya sebagai bagian dari proses belajar itu sendiri

8. Multisensory, artinya memungkinkan pembelajaran dapat disampaikan untuk berb- agai modalitas belajar (multisenso- ry), baik audio, visual, maupun kinestetik

9. High order thinking skills training, artinya memungkinkan untuk melatih kemampuan berpikir tingkat tinggi (seperti problem solving, pengambilan keputusan, dan lain-lain) serta secara tidak langsung juga meningkatkan ICT & media literacy.

Pelatihan

tensi abad 21, guru diharapkan melek informasi, melek media dan melek TIK, artinya guru tidak cukup hanya meningkatkan pengetahuan saja, tetapi harus dilengkapi dengan kemampuan kreatif dan kritis, berkarakter kuat (bertanggung jawab, sosial, toleran, produktif dan adaptif),

disamping itu didukung dengan kemampuan memanfaatkan informasi dan berkomunikasi.

Oleh karena, itu peran guru TIK masih sangat diperlukan dalam pemberian layanan baik kepada siswa maupun rekan guru dari mata pelajaran yang lain.

Sehubungan dengan hal

tersebut, diperlukan upaya untuk merubah mindset para guru dari sebelumnya sebagai satu-satunya sumber belajar menjadi fasilitator, mediator dan motivator dalam proses pembelaja- ran menggunakan TIK. (*)

Ahmad Rozali Peserta membentuk kelompok melakukan praktek menggunakan alat komunikasi

Pandangan

D

alam salah satu poin pada Dela pan Prinsip Revo- lusi Mental disebutkan bahwa gerakan nasional ini harus bersifat lintas- sektoral, tidak boleh dis- erahkan pada suatu ke- menterian tertentu. Selu- ruh kementerian dan lem-

baga dituntut berkontribusi sesuai dengan ruang lingkup yang menja- di tugas dan fungsinya, terma- suk Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Ada tiga poin penting yang terkait lang- sung dengan tugas kementerian ini. Menteri Pendidikan dan Kebu- dayaan (Mendikbud), Anies Baswedan menuturkan, Kemente- rian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) merupakan kemen- terian yang memiliki tugas lebih dibanding kementerian lain- nya, karena berbicara mengenai pendidikan dan kebudayaan. Ke- menterian ini menyiapkan ten- tang manusianya, tentang mental manusianya, katanya dalam pi- dato Upacara Pencanangan Gera- kan Nasional Revolusi Mental di kantor Kemendikbud, Jakarta, Se- nin (21/9).

Menurutnya, ada tiga poin pent- ing dalam Tujuh Butir Program Nasional Gerakan Revolusi Mental Menuju Indonesia Baru yang ter- kait langsung dengan tugas Ke- mendikbud.

Pertama, Indonesia adalah te- ladan dalam hal toleransi dan pem- bauran, karena perbedaan adalah kekayaan bangsa. Di Indonesia keberagaman adalah bagian dari fakta kebangsaan. Keberagaman bukan masalah. Keberagaman adalah diri kita, tutur Mendikbud. Kedua, Indonesia harus bisa menggenggam dunia, pendidikan yang baik menjadi kuncinya. Dan itu harus bisa menjadi tanggung jawab bersama.

Ketiga, Indonesia adalah bang- sa yang membanggakan dan penuh prestasi, bukan bangsa rendah diri. Mendikbud menegaskan, tidak ada kemajuan yang membangga- kan jika tidak bermula dari manu- sianya. Manusia harus diubah le- wat pendidikan dan pengembangan kebudayaan. Karena itu prestasi bangsa ini yang membanggakan diri

Revolusi Mental

Dalam dokumen Dinas Pendidikan | Warta Pendidikan (Halaman 36-39)

Dokumen terkait