• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pendidikan Untuk Semua (PUS) atau Education For All (EFA) merupakan hasil kesepakatan internasional di Dakar

Dalam dokumen Dinas Pendidikan | Warta Pendidikan (Halaman 30-32)

tahun 2000 tentang pendidikan di setiap negara anggota

UNESCO. Sebagai tindak lanjut kesepakan dimaksud,

Indonesia telah menyusun rencana kerja (Renja) hingga

tahun 2015. Renja tersebut dibagi dalam 3 (tiga) tahapan

yaitu Tahap I (2001 2004), Tahap II (2005 2009), Tahap III

(2010 2015)

menitik beratkan pada upaya sosialisasi/advokasi, asistensi program, koordinasi/harmonisasi, serta monitoring dan evaluasi program-program pendidikan yang menjadi target dalam Kerangka Aksi Dakar.

Kegiatan PUS/EFA diawali dengan pembentukan Forum Koordinasi Nasional (Forkornas) PUS, pembentukan Sekretariat Forkornas dan pembentukan 6 (enam) kelompok kerja (Pokja) PUS yang terdiri dari : Pendidi- kan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar Pendidikan Keaksaraan, Pendidikan Kecakapan Hidup, Pengarustamaan Gender, dan Peningkatan Mutu Pendidikan.

Untuk melaksanakan program PUS/EFA di daerah, dibentuk pula Forum Koordinasi (Fokorda) PUS di tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota dengan struktur yang sama dengan Forkornas. Fokorda PUS tingkat Provinsi, setiap tahunnya melakukan rapat koordinasi dan evaluasi tentang PUS dengan Folorda PUS Kabu- paten/Kota.

Pada tahun ini, Fokorda PUS tingkat Provinsi Sumatera Selatan dilaksanakan pada

Edukasi

Zaenab

tanggal 8 s.d. 10 September 2015 di Hotel Swarna Dwipa Palem- bang.

Kegiatan ini dihadiri oleh 76 orang anggota Folorda Kabupaten/ Kota se-Provinsi Sumatera

Selatan. Masing masing Kabu- paten/Kota diwakili oleh 4 orang peserta yang mewakili dari unsur Dinas Pendidikan dan Kementeri- an Agama.

Selain itu, dihadiri pula oleh perwakilan dari Kantor Wilayah (Kanwil) Kementerian Agama Prov. Sumsel Badan Pusat Statistik (BPS) Prov. Sumsel, Dinas Kesehatan Prov. Sumsel, Badan Koordinasi Keluarga Berencana (BKKBN) Prov. Sumsel, Dinas Sosial Prov. Sumsel dan Biro Pemberdayaan Perempuan (Biro PP) Prov. Sumsel.

Tujuan khusus dari pelaksan- aan kegiatan ini adalah untuk memperkuat peran dan fungsi forum koordinasi PUS sebagai lembaga yang mengkoordinir perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan program PUS di daerah,

Mengumpulkan dan mengolah data dan informasi PUS dari Kabupaten/Kota, Menyusun laporan tahunan PUS tahun 2015 tingkat provinsi, serta mensosial- isasikan laporan tahunan PUS 2015 ke Forum PUS Kabupaten/ Kota.

Dalam Kegiatan Rakor dan Evalusi PUS Prov. Sumsel tahun 2015 ini, ada 6 hal penting yang menjadi bahan pembahasan dalam rakor ini, yaitu :

1. Kebijakan Dinas Pendidikan Prov. Sumsel tentang pemberian subsidi untuk PUS tahun 2014

2. Peraturan Daerah Prov. Sumsel Nomor 3 tahun 2009 tentang Penyelenggaraan Pro- gram Sekolah Gratis di Prov. Sumsel

3. Kebijakan Pemerintah Prov. Sumsel tentang PUS

4. Target PUS melalui jalur pendidikan keagamaan

5. Perbandingan penduduk usia sekolah dengan jumah usia angkatan kerja

6. Kabijakan pembangunan Pendidikan Non Formal.

Kegiatan ini terselenggara

sesuai dengan hasil petunjuk/ koordinasi dengan pihak-pihak terkait. Dan atas komitmen pemerintah khususnya melalui Program Sekolah Gratis, Prov. Sumsel telah mencapai kemajuan yang signifikan pada semua indikator.

Adapun capaian target PUS Prov. Sumsel pada tahun 2014 ini adalah sebagai berikut :

1. Program PAUD, tahun 2014 di provinsi Sumatera Selatan penduduk berusia 3 6 tahun berjumlah 623.400 orang, yang sekolah di Sekolah PAUD adalah 350.969 orang. Artinya Angka Partisipasi Kasar (APK) PAUD adalah 56.30 %, diharapkan tahun 2015 dapat mencapai 65 %. Hal ini telah dapat memenuhi target Deklarasi Dakar yaitu 50 % Tahun 2015. Program Satu Desa Satu PAUD pada 2014 belum tercapai, masih terdapat 35 persen desa yang belum memiliki PAUD.

Hal ini merupakan tantangan berat yang harus menjadi per- hatian semua pihak.

2. Program Pendidikan Dasar, Program Wajib Belajar 9 Tahun Pemerintah Indonesia dan Pro- gram Sekolah Gratis Pemerintah Prov. Sumsel yang membebaskan biaya sekolah untuk SD dan SMP dinilai sangat berhasil, terlihat dari capaian APK SD 112.60 % dan APK SMP 93.29 %. Namun demikian masih terdapat beberapa tantangan yang harus diselesai- kan antara lain angka putus sekolah (Drop Out) yang masih cukup besar.

3. Program Pendidikan Ke- cakapan Hidup, dalam rangka meningkatkan capaian Program Pendidikan Kecakapan Hidup (PKH), Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan sudah melaku- kan beberapa terobosan seperti memperbesar porsi SMK diband- ing SMA. Selain itu pemerintah juga telah mengupayakan adanya program keahlian yang disesuai- kan dengan potensi wilayah daerah masing-masing (contoh perikanan, kelautan dan kedirgan- taraan), tapi sayangnya program keahlian tersebut masih kurang peminat.

4. Program Kesetaraan, Proninsi Sumatera Selatan

berhasil mencapai target yang ditetapkan 5 tahun lebih cepat, dengan upaya-upaya yang telah dilakukan dalam memberantas buta aksara sehingga pada tahun 2014 jumlah melek aksara 95.79 %.

5. Program Pengarusutamaan Gender, Kemajuan signifikan telah dicapai Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan untuk menyedi- akan akses yang sama bagi perempuan dan laki-laki untuk semua jenjang pendidikan. Tahun 2014, indeks paritas gender pada SD mencapai 98,16 persen dan untuk SMP adalah 96,98 persen.

Program Peningkatan Mutu Pendidikan, program peningkatan mutu pendidikan di Provinsi Sumatera Selatan masih menjadi pekerjaan rumah yang cukup serius, diantaranya Kualifikasi Guru PAUD dan SD masih banyak yang belum S1, anak putus sekolah, metode pengajaran yang kurang efektif, manajemen sekolah masih banyak yang buruk, kurangnya keterlibatan masyarakat, dll. Pemerintah juga terus berupaya meningkatkan mutu pendidikan melalui program peningkatan kualifikasi, kompe- tensi guru dan sertifikasi guru, pelaksanaan Kurikulum 2013, peningkatan akreditasi sekolah, dan lain sebagainya.

Ketua panitia dalam kegiatan ini, Niryol Neldi, menyampaikan bahwa penyelenggaraan pendidi- kan di Sumatera Selatan sudah baik. Niryol juga berharap semua pihak, baik Pemerintah Prov. Sumsel dan Pemerintah Kabupat- en/Kota dapat bersama-sama mengejar pencapaian target PUS Tahun 2015 sesuai target MDGs.

Tetapi, kalau melihat data capaian yang ada, target tersebut belum akan tercapai pada tahun ini. Oleh karenanya, kita akan ikut dalam pencapaian target- target pembangunan pasca 2015 (MDGs), yang berdasarkan KTT Rio+20 pada tahun 2012 telah menghasilkan outcome document

the future we want yang men- cantumkan tentang Sustainable Development Goals (SDGs) dan Agenda pembangunan pasca MDGs 2015 (*) )

N

egara-negara maju, berlom ba-lomba melakukan bany ak riset dalam hal perkembangan teknologi robot.

Amerika Serika, Jepang, Korea Selatan dan China terus melakukan inovasi-inovasi terbaru dalam hal perancangan & penggunaan teknologi tinggi dalam robot-robot yang mereka ciptakan.

Istilah robot berasal dari bahasa Cekoslowakia. Kata robot berasal dari kosakata Robota yang berarti kerja cepat . Istilah ini muncul pada tahun 1920 oleh seorang pen- garang sandiwara bernama Karel

Capec.

Karyanya pada saat itu berjudul Ros- sum s Univer- sal Robot yang artinya Robot Dunia milik Rossum. R o s s u m merancang dan membangun suatu bala ten- tara yang terdiri dari robot industri yang akhirnya menjadi terlalu cer- dik dan akhirnya menguasai manu- sia. Kata Robotics juga berasal dari novel fiksi sains runaround yang ditulis oleh Isaac Asimov pada tahun 1942.

Sedangkan pengertian robot se- cara tepat adalah system atau alat yang dapat berperilaku atau meni- ru perilaku manusia dengan tujuan untuk menggantikan dan memper- mudah kerja/aktifitas manusia.

Sehubungan dengan hal terse- but dan dalam rangka mengikuti perkembangan zaman dalam bidang robotik, UPTD Graha Teknologi te- lah menetapkan Robotik sebagai salah satu program yang dikembang kan untuk memberikan edukasi dan motivasi kreatifitas kepada masyarakat khususnya anak-anak / pelajar .

Dalam dokumen Dinas Pendidikan | Warta Pendidikan (Halaman 30-32)

Dokumen terkait