• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENGANTAR

E. Tata Cara Penelitian

Sampel diambil dari penjual jamu racik “X” sebanyak 3 kali. Pengambilan sampel dilakukan setiap hari Senin antara pukul 6:30-7:30 pagi. Jamu cekok yang dijual penjual jamu racik “X” kemudian dipindahkan ke dalam botol steril dan dibawa ke laboratorium dengan menggunakan cool box yang didalamnya terdapatice pack.

2. Persiapan sampel

Bagian wadah/kemasan jamu cekok akan dibuka secara aseptis di dekat nyala api Bunsen.

3. Homogenisasi sampel

Secara aseptis, ambil 25 ml jamu cekok, dimasukkan ke dalam plastik steril kemudian ditambahkan 225 ml larutan pengencer PDF sehingga diperoleh pengenceran 1:10 (10-1). Kemudian dihomogenisasi menggunakan stomacherdengan kecepatan 300 rpm selama 30 detik.

4. Pengenceran sampel

Tabung reaksi sebanyak 8 buah disiapkan (4 untuk pengujian AKK dan 4 untuk pengujian ALT) dan diisi dengan 9 ml PDF. Satu mililiter pengenceran 10-1 dari hasil homogenisasi pada penyiapan sampel dipipet dan dimasukkan ke dalam tabung pertama yang telah berisi PDF hingga diperoleh pengenceran 10-2 dan dikocok sampai homogen dengan vortex. Kemudian dibuat pengenceran sampai 10-5untuk pengujian AKK dan ALT.

5. Uji Angka Kapang/Khamir

a. Pembuatan larutan kloramfenikol 1%. Sebanyak 1 gram kloramfenikol ditimbang, kemudian dilarutkan dalam 100 ml aquadest steril.

b. Uji AKK. Satu mililiter dari masing-masing pengenceran sampel dipipet dan dituangkan pada cawan petri. Ke dalam tiap cawan petri dituangkan ± 15 ml media PDA (45º ± 1º) yang sebelumnya telah ditambah dengan 1 ml larutan kloramfenikol 1% kemudian segera cawan petri digoyang sambil diputar agar suspensi sampel tersebar merata. Pengujian dilakukan secara duplo. Kemudian dilakukan pula uji kontrol untuk mengetahui sterilitas media dan pengencer. Untuk uji sterilitas media dilakukan dengan menuangkan media PDA dalam suatu cawan petri dan dibiarkan memadat.

Sedangkan untuk uji sterilitas pengencer dilakukan dengan menuangkan media PDA dan 1 ml pengencer (PDF) lalu biarkan memadat.

Seluruh cawan petri diinkubasi secara terbalik pada suhu 25ºC selama 5 hari. Setelah 5 hari inkubasi, dicatat jumlah koloni kapang/khamir yang tumbuh.

6. Uji Angka Lempeng Total (ALT)

Satu milliliter dari masing-masing pengenceran sampel dipipet dan dituangkan pada cawan petri. Ke dalam tiap cawan petri dituangkan ± 15 ml media PCA (45º ± 1º) kemudian segera cawan petri digoyang sambil diputar agar suspensi sampel tersebar merata kemudian dibuat duplo. Kemudian dilakukan pula uji kontrol untuk mengetahui sterilitas media dan pengencer. Untuk uji sterilitas media dilakukan dengan menuangkan media PCA dalam suatu cawan petri dan biarkan memadat. Sedangkan untuk uji sterilitas pengencer dilakukan dengan menuangkan media PCA dan 1 ml pengencer (PDF) lalu biarkan memadat.

Seluruh cawan petri diinkubasi pada suhu 35ºC selama 24 hingga 48 jam dengan posisi terbalik, jumlah koloni yang tumbuh diamati dan dihitung.

7. Uji Salmonellapada cairan jamucekok

a. Uji pengkayaan pada media Selenite Broth. Labu ukur disiapkan sebanyak 10 buah yang masing-masing telah diisi dengan 9 ml Selenite Broth. Sacara aseptis, dipipet 1 ml suspensi jamu cekok, kemudian diisolasikan pada 9 ml Selenite Broth, diinkubasi pada suhu 37ºC selama 24 jam. Media Selenite Broth akan menjadi keruh jika terdapat Salmonella. Uji

yang sama dilakukan terhadap kontrol positif berupa kultur murni Salmonella thypiATCC 14028. Hasil dari pengujian dibandingkan dengan hasil pertumbuhannya berdasarkan kekeruhan.

b. PenanamanSalmonella pada media selektif SSA. Dari biakan pengkayaan diisolasikan 1 sengkelit pada permukaan SSA dengan cara streak (4 kuadran), diinkubasi pada suhu 37ºC selama 24 jam. Prosedur yang sama dilakukan terhadap kontrol positif, yaitu kultur murni Salmonella thypi ATCC 14028. Hasil dari pengujian dibandingkan dengan hasil pertumbuhannya berdasarkan morfologi koloni yang tumbuh. Keberadaan Salmonella ditunjukkan dengan adanya koloni transparan, biasanya terdapat bintik hitam ditengah koloni tersebut.

c. Uji konfirmasi (Uji biokimia) Salmonella dalam jamu cekok. Satu koloni spesifik pada SSA dipilih dan digoreskan pada permukaan media Nutrient Agar (NA) kemudian dilakukan uji fermentasi gula-gula, uji sulfur, indol, motilitas, dan sitrat. Prosedur yang sama dilakukan terhadap kontrol positif, yaitu kultur murni Salmonella typhi ATCC 14028. Hasil dari pengujian dibandingkan dengan hasil pertumbuhannya berdasarkan perubahan warna yang terjadi.

1) Uji fermentasi gula-gula a) Uji fermentasi glukosa

Satu sengkelit biakan SSA diinokulasikan pada media glukosa dan diinkubasi pada suhu 37ºC selama 24 jam. Hasil positif ditandai

dengan adanya perubahan warna media dari orange kemerahan menjadi kuning.

b) Uji fermentasi laktosa

Satu sengkelit biakan SSA diinokulasikan pada media laktosa dan diinkubasi pada suhu 37ºC selama 24 jam. Hasil positif ditandai dengan adanya perubahan warna media dari orange kemerahan menjadi kuning.

c) Uji fermentasi manitol

Satu sengkelit biakan SSA diinokulasikan pada media manitol dan diinkubasi pada suhu 37ºC selama 24 jam. Hasil positif ditandai dengan adanya perubahan warna media dari orange kemerahan menjadi kuning.

d) Uji fermentasi maltosa

Satu sengkelit biakan SSA diinokulasikan pada media maltosa dan diinkubasi pada suhu 37ºC selama 24 jam. Hasil positif ditandai dengan adanya perubahan warna media dari orange kemerahan menjadi kuning.

e) Uji fermentasi sakarosa

Satu sengkelit biakan SSA diinokulasikan pada media sakarosa dan diinkubasi pada suhu 37ºC selama 24 jam. Hasil positif ditandai dengan adanya perubahan warna media dari orange kemerahan menjadi kuning.

2) Uji sulfur

Satu sengkelit biakan SSA diinokulasikan pada media SIM dan diinkubasi pada suhu 37ºC selama 24 jam. Adanya warna hitam di sepanjang bekas inokulasi menunjukan hasil yang positif.

3) Uji indol

Satu sengkelit biakan SSA diinokulasikan pada media SIM dengan cara ditusuk dan diinkubasi pada suhu 37ºC selama 24 jam. Ke dalam biakan ditambahkan 1 ml pereaksi indol (kovacs), dikocok dan diamkan beberapa menit. Warna merah cherry yang berbentuk cincin pada permukaan biakan menunjukkan reaksi indol positif.

4) Uji motilitas

Satu sengkelit biakan SSA diinokulasikan pada media SIM dengan cara ditusuk dan diinkubasi pada suhu 37ºC selama 24 jam. Apabila pertumbuhan mikroba tidak hanya di bekas tusukan menunjukkan hasil positif.

5) Uji sitrat

Satu sengkelit biakan SSA diinokulasikan pada media Simmons citrate dan diinkubasi pada suhu 35-37ºC selama 24 jam. Hasil positif ditunjukkan dengan adanya perubahan warna media dari hijau menjadi biru.

F. Analisis Hasil

Dokumen terkait