• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penelitian Darmansyah

Dalam dokumen Investasi Dan Pasar Modal Syariah (Halaman 112-118)

RIZKA CHOLIDAH

C. Penelitian Darmansyah

Penelitian yang dilakukan berkaitan dengan analisis performa saham syariah antara yang konsisten dan yang tidak konsisten dalam Jakarta Islamic Index (JII) studi perbandingan. Data saham yang diteliti adalah selama empat semester. Selama rentang waktu penelitian yaitu 4 semester ternyata jumlah saham JII yang tidak konsisten sekitar 33 saham selama periode 2002-2004.

Investasi dan Pasar Modal Syariah Tiga Dimensi | A. Latar Belakang 75 2.3 Perkembangan dan evaluasi JII

Perkembangan pasar modal syariah di Indonesia secara tidak langsung juga dipengaruhi pasar modal yang berpegang pada konsep syariah yang terlebih dahulu dijalankan oleh negara-negara lain. Pasar modal syariah di Indonesia diperkenalkan pada bulan Juli 2000 ditandai dengan berdirinya Jakarta Islamic Index. Saham syariah dimasukkan dalam perhitungan Jakarta Islamic Index (JII) merupakan indeks yang dikeluarkan oleh PT. Bursa Efek Jakarta yang merupakan subset dari Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). JII diluncurkan pada tanggal 3 Juli 2000 dan menggunakan tahun 1 Januari 1995 sebagai base date dengan nilai 100. Bagi perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Indeks paling tidak mereka dinilai telah memenuhi penyaringan syariah dan kriteria untuk indeks.

Perkembangan produk syariah di pasar modal Indonesia dalam beberapa tahun terakhir memang cukup menggembirakan. Namun, pengembangan produk syariah tersebut juga mengalami beberapa hambatan. Berdasarkan hasil studi tentang investasi syariah di Indonesia oleh Tim Studi tentang Investasi Syariah di Indonesia-BAPEPAM LK menunjukkan terdapat beberapa hambatan dalam pengembangan pasar modal berbasis syariah di Indonesia, diantaranya adalah sebagai berikut:

a. Tingkat pengetahuan dan pemahaman tentang pasar modal syariah; b. Ketersediaan informasi tentang pasar modal syariah;

c. Minat pemodal atas efek syariah;

d. Kerangka peraturan tentang penerbitan efek syariah; e. Pola pengawasan (dari sisi syariah) oleh lembaga terkait; f. Pra-proses (persiapan) penerbitan Efek syariah;

g. Kelembagaan atau Institusi yang mengatur dan mengawasi kegiatan pasar modal syariah di Indonesia

BAB III ANALISIS

Al-Qur‟an

Al-Qur‟an

& Hadits &

Hadits

Keterangan bagan :

Pasar modal syariah berbasis ibadah mempunyai hubungan yang erat terhadap saham syariah (JII) berbasis ibadah yang berlandaskan Al-Qur‟an dan Hadits. Dengan saham syariah yang berbasis ibadah, maka perkembangan saham syariah (JII) akan selalu meningkat setiap tahunnya. Hal ini dapat di lihat dari hasil penelitian-penelitian di atas.

PENUTUP

Kesimpulan :

Dari pemaparan di atas, maka saya menyimpulkan beberapa hal mengenai teori tentang saham syariah dan perkembangannya di Indonesia diantara kesimpulannya ialah :

1. Berdasarkan penelitian-penelitian yang telah dilakukan, maka secara umum dapat disimpulkan saham-saham dalam kelompok JII memiliki kinerja yang lebih baik dalam hal return yang diberikan dan dari segi risiko relatif lebih rendah dibandingkan dengan saham-saham kelompok non-JII.

Pasar Modal Syariah

IBADAH

Investasi dan Pasar Modal Syariah Tiga Dimensi | A. Latar Belakang 77

2. Saham syariah adalah saham yang dijalankan dengan konsep syariah, di mana setiap perdagangan harus mentaati ketentuan transaksi sesuai dengan basis ibadah.

3. Saham syariah merupakan salah satu bentuk dari saham biasa yang memiliki karakteristik khusus berupa kontrol yang ketat dalam hal kehalalan ruang lingkup kegiatan usaha.

4. Saham Syariah sudah diterapkan di beberapa Negara untuk memfasilitasi para investor muslim yang ingin bertransaski di pasar modal yang sesuai dengan prinsip syariah.

Saran :

Dari gambaran kinerja pasar modal syariah, maka bisa dinyatakan secara umum kinerja dan perkembangannya cukup menggembirakan, tentunya tidak boleh puas dengan kondisi tersebut, Oleh karena itu harus lebih ditingkatkan.

RISET SAHAM SYARIAH DI PASAR MODAL MALAYSIA MUHAMMAD ISHAQ

A. Latar Belakang

Pasar modal secara umum dapat diidentikkan dengan sebuah tempat dimana modal diperdagangkan antara pihak yang memiliki kelebihan modal (investor) dengan orang yang membutuhkan modal (issuer) untuk mengembangkan investasi. Dalam Undang-Undang No. 8 tahun 1995, pasar modal didefinisikan sebagai “kegiatan yang bersangkutan dengan Penawaran Umum dan perdagangan Efek, Perusahaan Publik yang berkaitan dengan Efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan Efek”.

Keberadaan pasar modal di Indonesia merupakan salah satu faktor terpenting dalam ikut membangung perekonomian nasional, terbukti telah banyak industri dan perusahaan yang menggunakan institusi pasar modal ini sebagai media untuk menyerap investasi dan media untuk memperkuat posisi keuangannya. Secara faktual, pasar modal telah menjadi financial nerve centre (saraf finansial dunia) pada dunia ekonomi modern dewasa ini, bahkan perekonomian modern tidak akan mungkin bisa eksis tanpa adanya pasar modal yang tangguh dan berdaya saing global serta terorganisir dengan baik.

Sebagai upaya dalam mendukung terwujudnya Pasar Modal Indonesia menjadi penggerak ekonomi nasional yang tangguh dan berdaya saing global sebagaimana tertuang dalam cetak biru pasar modal Indonesia,

Investasi dan Pasar Modal Syariah Tiga Dimensi | A. Latar Belakang 79

perlu dilakukan secara terus menerus untuk menyempurnakan dan mengembangkan infrastruktur pasar modal menuju ke arah yang lebih baik lagi.

Salah satu faktor bagi terciptanya pasar modal Indonesia yang tangguh dan berdaya saing global dimaksud adalah dengan tersedianya fasilitas dan instrumen pasar modal Indonesia yang mampu bersaing dengan instrumen pasar modal negara-negara lain. Sehubungan denganitu, ditengah kemerosotan tingkat pertumbuhan ekonomi nasional, yang juga berimbas ke sektor pasar modal selaku subsistem dari perekonomian nasional Indonesia, kini industri pasar modal Indonesia mulai melirik pengembangan penerapan prinsip-prinsip syariah islam sebagai alternatif instrumen investasi dalam kegiatan pasar modal di Indonesia.

Bangkitnya ekonomi Islam di Indonesia dewasa ini menjadi fenomena yang menarik dan menggembirakan terutama bagi penduduk Indonesia yang mayoritas beragama Islam. Praktek kegiatan ekonomi konvensional, khususnya dalam kegiatan pasar modal yang mengandung unsur spekulasi sebagai salah satu komponennya nampaknya masih menjadi hambatan psikologis bagi umat Islam untuk turut aktif dalam kegiatan investasi terutama di bidang pasar modal.

Perbedaan secara umum antara pasar modal konvensional dengan pasar modal syariah dapat dilihat pada instrumen dan mekanisme transaksinya, sedangkan perbedaan nilai indeks saham syariah dengan nilai indeks saham konvensional terletak pada kriteria saham emiten yang harus memenuhi prinsip-prinsip dasar syariah. Secara umum konsep pasar modal syariah dengan pasar modal konvensional tidak jauh berbeda meskipun dalam konsep pasar modal syariah disebutkan bahwa saham yang diperdagangkan harus berasal dari perusahaan yang bergerak dalam sektor yang memenuhi kriteria syariah dan terbebas dari unsur ribawi, serta transaksi saham dilakukan dengan menghindarkan berbagai praktik spekulasi.

Langkah awal perkembangan pasar modal syariah di Indonesia dimulai dengan diterbitkannya Reksa Dana Syariah pada 25 Juni 1997 diikuti dengan diterbitkannya obligasi syariah pada akhir 2002, kemudian diikuti pula dengan hadirnya Jakarta Islamic Index (JII) pada Juli 2000. Instrumen-instrumen investasi syariah tersebut kemudian mengalami perkembangan sejalan dengan maraknya pertumbuhan bank-bank nasional yang membuka “window” syariah. Dilihat dari kenyataannya,

walaupun sebagian besar penduduk Indonesia mayoritas beragama Islam namun perkembangan pasar modal yang berbasis syariah dapat dikatakan sangat tertinggal jauh terutama jika dibandingkan dengan Malaysia yang sudah bisa dikatakan telah menjadi pusat investasi berbasis syariah di dunia, karena telah menerapkan beberapa instrumen keuangan syariah untuk industri pasar modalnya. Kenyataan lain yang dihadapi oleh pasar modal syariah kita hingga saat ini adalah minimnya jumlah pemodal yang melakukan investasi, terutama jika dibandingkan dengan jumlah pemodal yang ada pada sektor perbankan.

Pada sisi lain, harus diakui bahwa masih terdapat beberapa permasalahan mendasar yang menjadi kendala berkembangnya pasar modal yang berprinsip syariah di Indonesia. Kendala-kendala dimaksud diantaranya adalah selain masih belum meratanya pemahaman dan atau pengetahuan masyarakat Indonesia tentang investasi di pasar modal yang berbasis syariah, juga belum ditunjangnya dengan peraturan yang memadai tentang investasi syariah di pasar modal Indonesia serta adanya anggapan bahwa untuk melakukan investasi di pasar modal syariah dibutuhkan biaya yang relatif lebih mahal apabila dibandingkan dengan investasi pada sektor keuangan lainnya.

Berkenaan dengan hal-hal tersebut di atas, tim studi investasi syariah perlu mempelajari secara seksama tentang jenis-jenis kendala baik yang bersifat teknis maupun non teknis berkaitan dengan kegiatan investasi syariah di pasar modal Indonesia. Hasil studi ini diharapkan dapat memberikan gambaran yang lebih jelas terhadap berbagai kendala dan atau hambatan yang melatarbelakangi investasi syariah di pasar modal Indonesia, serta menambah pemahaman dan sebagai bahan pertimbangan terutama bagi otoritas pasar modal dan institusi terkait lainnya dalam menfasilitasi infrastruktur kegiatan investasi syariah di pasar modal Indonesia.

B. Tujuan

Studi investasi syariah ini bertujuan untuk : 1. mempelajari pasar modal malaysia

2. Mempelajari perkembangan investasi syariah di pasar modal Malaysia

Dalam dokumen Investasi Dan Pasar Modal Syariah (Halaman 112-118)