• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penelitian Kompetitif :

Dalam dokumen Laporan Tahunan P2E LIPI Tahun 2009 (Halaman 56-62)

BAB 3 PELAKSANAAN KEGIATAN

3.2 Penelitian Kompetitif :

1. Percepatan Pertumbuhan Ekonomi Kawasan Karimata melalui Integrasi antar Daerah

Tim Peneliti : Dr. Wijaya Adi (Koordinator),

Abstrak :

Kawasan Karimata adalah suatu kawasan yang menurut buku panduan kompetitif LIPI meliputi beberapa propinsi yakni: Jambi, Bangka Belitung, Banten, Lampung, Kepulauan Riau dan Kalimantan Barat. Sejauh ini perkembangan ekonomi di kawasan

ini masih jauh dari menggembirakan. Sebagai salah satu akibatnya adalah, tingkat kesejahteraan masyarakat di kawasan ini kalah manakala dibandingkan dengan tingkat kesejahteraan masyarakat di beberapa propinsi lain. Padahal potensi untuk berkembang di kawasan ini sebenarnya cukup menjanjikan. Kandungan sumber daya relatif banyak, baik sumber daya laut maupun tambang. Selain itu, ke depan dinamika eksternal yang terjadi merupakan peluang besar bagi kawasan ini untuk berkembang.

Penelitian ini bertujuan untuk menyusun langkah konkrit bagi percepatan pertumbuhan ekonomi Kawasan Karimata melalui integrasi antar daerah. Integrasi antar daerah ditekankan pada peningkatan daya saing daerah serta spesialisasi produksi. Ebagai upaya untuk menyusun klaster industri di kawasan ini, keterkaitan antar daerah yang termasuk kedalam Kawasan Karimata merupakan salah satu syarat utama. Konsekuensi dari langkah ini adalah setiap perlu memandang daerahnya sebagai bagian dari Kawasan Karimata.

Kata kunci: integrasi antar daerah, keterkaitan antar daerah, daya saing daerah, klaster, spesialisasi daerah, industri unggulan

2. Sinergitas Fungsi Coorporate Social Responsibility (SCR), Usaha Kecil dan Menengah (UKM) dan Partisipasi Masyarakat di Wilayah Pesisir Karimata

Tim Peneliti : Umi Karomah Yaumidin, SE, M. Econt. St. (Koordinator), Gusnelly, SH, M.Si., Inne Dwiastuti, SE, MPP, Prof. Dra. Jusmaliani, MS, Oman Zuas, M.Si, M.Sc.

Abstrak :

Belum tuntasnya proses reklamasi wilayah pertambangan di Provinsi Bangka Belitung, menyisakan berbagai persoalan ekonomi, sosial, budaya dan politik, sehingga kondisi ini tidak hanya mengancam ketahanan wilayah daerah pertambangan tetapi juga menurunkan kualitas daya saing wilayah ini dalam kerangka menarik investasi sebesar-besarnya. Provinsi Bangka Belitung sebagai penghasil timah terbesar seyogyanya dapat mengelola potensi sumber daya alam ini melalui kearifan tidak hanya masyarakat lokal tetapi juga pemerintah daerah dan tentu saja pengusaha pertambangan.

Untuk dapat mewujudkannya, dibutuhkan kerjasama yang saling terkait diantara pengusaha besar, pengusaha kecil, pemerintah daerah, elit lokal, LSM dan segenap elemen masyarakat baik dikawasan darat maupun pesisir. Kajian ini merupakan penelitian tahun pertama yang memfokuskan pada aktivitas tanggung jawab sosial perusahaan terhadap peningkatan peran UMKM dan partisipasi masyarakat dalam percepatan pembangunan ekonomi Provinsi Bangka Belitung. Sebagai sebuah kajian yang berkelanjutan hingga 2011, penelitian tahun pertama merupakan

titik awal bagi terciptanya hubungan sinergis antara pemerintah daerah, perusahaan tambang, usaha mikro, kecil dan menengah serta masyarakat pada umumnya. Tujuan akhir dari penelitian ini adalah menyusun model sinergis pengelolaan wilayah pesisir yang

didalamnya meliputi tanggung jawab sosial perusahaan

pertambangan yang inherent dengan kebijakan pemerintah daerah, kebutuhan UMKM dan budaya masyarakat lokal di wilayah operasi pertambangan.

Untuk menyusun itu, pada tahun pertama fokusnya dititikberatkan pada menggambarkan tentang variabel tanggung jawab sosial perusahaan yang diindikasikan dari program kegiatan perusahaan maupun laporan keuangan perusahaan. Selain itu, tahun pertama penelitian ini juga akan menghasilkan pemetaan kebutuhan UMKM dan masyarakat setempat. Sementara pada tahun kedua, fokusnya lebih diarahkan pada penggalian dan penyusunan strategi pemberdayaan masyarakat pesisir agar tanggung jawab sosial perusahaan dapat menyentuh kebutuhan UMKM dan sesuai dengan permintaan masyarakat lokal. Pada tahun ketiga, penyusunan dan implementasi model dan kegiatan, fokus kajian juga akan menitikberatkan pada kondisi-kondisi yang mempengaruhi kegagalan dan keberhasilan kegiatan. Penelitian ini dibiayai melalui Program Kompetitif LIPI ” Ketahanan dan Daya Saing Wilayah dan Masyarakat Pesisir.”

UMKM. Dengan melibatkan LIPI sebagai mediator antara UMKM, Pengusaha dan Pemerintah diharapkan akan diperoleh strategi pengoptimalan program CSR yang berbasis pada sumber daya yang dimiliki oleh semua pihak yang terlibat dalam kegiatan tersebut, dan menghasilkan program CSR yang tepat sasaran, proporsional dan terpadu.

Kata Kunci: Masyarakat Pesisir, Korporasi Pertambangan,

Ketahanan Wilayah, Daya Saing Wilayah, TanggungJawab Sosial

Perusahaan.

3. Pengentasan Kemiskinan melalui Penguatan Ketahanan Pangan dan Stabilisasi Harga Produk Pangan di Indonesia

Tim Peneliti : Purwanto, SE., M. Econ. St. (Koordinator), Dr. Agus Eko Nugroho, Ahmad Erani Yustika, SE, M. Sc, PhD., dan Dhani Agung Darmawan, SE.

Abstrak :

Penelitian tentang pengentasan kemiskinan melalui penguatan ketahanan pangan dan stabilisasi harga produk pangan di Indonesia ini bertujuan untuk mengkaji keterkaitan antara penguatan

ketahanan pangan Indonesia dengan upaya pengentasan

kemiskinan. Pada sisi supply, hal tersebut menjadi penting karena

ketahanan pangan yang merupakan bagian dari sektor pertanian adalah sektor ekonomi yang dihuni oleh mayoritas penduduk miskin di Indonesia. Oleh karena itu, upaya penguatan ketahanan pangan berkaitan secara langsung dengan peningkatan kinerja

sektor ekonomi yang dihuni oleh sebagian besar penduduk miskin

Indonesia. Pada sisi demand, dengan terus meningkatnya supply,

harga komoditas pangan domestik dapat dijaga, sehingga komoditas pangan tersebut dapat diakses secara adil dan merata oleh masyarakat (tak terkecuali penduduk miskin).

Hasil analisis makro di sektor pertanian menunjukkan adanya kemampuan peningkatan produksi beras nasional yang ditunjukkan dengan kemampuan mencapai swasembada beras sejak tahun 2008. Akan tetapi permasalahan dan kendala yang dihadapi, seperti bencana alam dan laju konversi lahan pertanian menjadi non-pertanian yang sedemikian cepat perlu mendapat perhatian agar ada jaminan ketersediaan pangan. Upaya revitalisasi sektor pertanian menjadi program dan kebijakan yang dijalankan oleh pemerintah agar dapat menjaga ketersediaan pangan yang cukup dan terjangkau oleh masyarakat

Hasil analisis melalui pendekatan ekonomi mikro (permintaan dan penawaran) baik melalui data primer maupun sekunder menunjukkan bahwa permasalahan ketahanan pangan dan kemiskinan adalah dua masalah krusial yang masih melilit masyarakat di pedesaan. Petani selain menghadapi permasalahan usaha tani mulai dari biaya pupuk, pembibitan, hingga keterbatasan

infrastruktur bagi usaha taninya. Untuk meningkatkan

kesejahteraan petani, pemerintah menetapkan harga pokok penjualan pada komoditi padi agar dapat memberikan kepastian

stabilisasi harga juga dimaksudkan untuk menjaga stabilitas harga produk pangan di tingkat konsumen. Sementara bagi kelompok masyarakat miskin, pemerintah menyediakan program Raskin melalui Perum Bulog agar komoditi pangan khususnya beras dapat dijangkau oleh masyarakat yang berpendapatan rendah.

Secara umum kesimpulan dari penelitian ini menyatakan bahwa petani sebagai pangan dan sekaligus merupakan kelompok konsumen terbesar, sebagian masih hidup dalam kemiskinan karena berbagai keterbatasan yang dimilikinya. pemerintah perlu menyusun strategi dan kebijakan dalam penguatan ketahanan pangan yang sekaligus mampu mensejahterakan petani. Hal ini dapat diupayakan melalui peningkatan program pemberdayaan petani agar memiliki kemampuan memproduksi pangan sekaligus memiliki pendapatan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan pangan mereka sendiri. Selain itu pemerintah perlu untuk melanjutkankan kebijakan stabilisasi harga yang efektif dengan

dukungan kapasitas institusi dan good governance.

Kata Kunci: Ketahanan Pangan, Kemiskinan, Stabilisasi Harga, Kesejahteraan Petani

3.3 Penelitian

Insentif Riset untuk Peneliti dan Perekayasa

Dalam dokumen Laporan Tahunan P2E LIPI Tahun 2009 (Halaman 56-62)

Dokumen terkait