• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Tahunan P2E LIPI Tahun 2009

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Laporan Tahunan P2E LIPI Tahun 2009"

Copied!
161
0
0

Teks penuh

(1)

L

L

A

A

P

P

O

O

R

R

A

A

N

N

T

T

A

A

H

H

U

U

N

N

A

A

N

N

2

2

0

0

0

0

9

9

PUSAT PENELITIAN EKONOMI

(2)

K

KA

AT

TA

A

P

PE

EN

NG

GA

AN

NT

TA

AR

R

Laporan tahunan Pusat Penelitian Ekonomi – LIPI (P2E-LIPI) menampilkan rangkuman dari pelaksanaan kegiatan yang dilakukan oleh yang berlangsung sejak 1 Januari sampai dengan 31 Desember 2009 dari berbagai kegiatan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi lembaga penelitian, seperti tertuang dalam surat Keputusan Kepala LIPI Nomor 1151/M/2001 tertanggal 5 Juni 2001 tentang Reorganisasi dan Tata Kerja LIPI.

Dalam laporan ini diuraikan tentang organisasi dan sarana pendukung, kegiatan penelitian, baik penelitian yang dibiayai oleh DIPA, Penelitian Kompetitif, maupun Kegiatan Sinergi Penelitian dan Pengembangan Iptek DIKTI – LIPI (Insentif Riset untuk Peneliti dan Perekayasa tahun 2009). Di samping itu, laporan ini juga memuat tentang kegiatan seminar/pertemuan ilmiah baik di dalam maupun luar negeri dan publikasi yang diterbitkan oleh lembaga/media, seperti dimuat dalam jurnal, surat kabar atau media lainnya, serta pembinaan sumber daya manusia.

(3)

selama satu tahun. Harapan kami apa yang telah dicapai pada tahun sekarang menjadi pemacu bagi peningkatan kinerja P2E-LIPI pada tahun yang akan datang.

Jakarta, Januari 2010

Kepala Pusat Penelitian Ekonomi-Lipi,

Drs. Darwin, M. Sc.

(4)

D

DA

AF

FT

TA

AR

R

I

IS

SI

I

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR LAMPIRAN ... v

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

BAB 2 ORGANISASI DAN SARANA PENDUKUNG ... 3

2.1 Tugas Pokok dan Fungsi ... 3

2.2 Visi dan Misi ... 6

2.3 Tujuan dan Sasaran ... 7

2.4 Struktur Organisasi ... 8

2.5 Sumber Daya Manusia: ... 11

2.6 Anggaran Belanja ... 24

2.7 Sarana dan Prasarana ... 29

BAB 3 PELAKSANAAN KEGIATAN... 35

3.1 Penelitian DIPA ... 35

3.2 Penelitian Kompetitif : ... 49

3.3 Penelitian Insentif Riset untuk Peneliti dan Perekayasa tahun 2009 (DIKTI-LIPI) : ... 55

3.4 Seminar Dan Kegiatan Ilmiah Lainnya ... 74

3.5 Kegiatan Individual Peneliti ... 91

BAB 4 PEMBINAAN SUMBER DAYA MANUSIA ... 143

4.1 Pegawai yang Telah Menyelesaikan Tugas Belajar .. 144

4.2 Pegawai yang Sedang Tugas Belajar Di Dalam Negeri ... 144

(5)

4.5 Pegawai yang Mengikuti Training/ Diklat ... 145

4.6 Pegawai yang Mendapat Penghargaan ... 146

4.7 Pegawai yang Memasuki Masa Purna Bhakti (Pensiun) ... 147

BAB 5 PENUTUP ... 149

Lampiran 1 ... 148

(6)

D

DA

AF

FT

TA

AR

R

L

LA

AM

MP

PI

IR

RA

AN

N

Halaman Lampiran 1 Realisasi Anggaran Pusat Penelitian Ekonomi

Tahun 2008 ... 87

(7)
(8)

B

BA

AB

B

1

1

P

PE

EN

ND

DA

AH

HU

UL

LU

UA

AN

N

Pusat Penelitian Ekonomi - LIPI merupakan lembaga penelitian keilmuan di bidang ekonomi yang berkedudukan di Jakarta. Bersama pusat penelitian lainnya di lingkungan Kedeputian Bidang IPSK, lembaga yang semula bernama Pusat Penelitian dan Pengembangan Ekonomi dan Pembangunan (PEP) – LIPI ini kemudian dengan Surat Keputusan Presiden No. 178 Tahun 2000, tertanggal 15 Desember 2000 tentang Reorganisasi LIPI dan Surat Keputusan Kepala LIPI No:1151/M/2001 tertanggal 5 Juni 2001 Tentang Reorganisasi dan Tata Kerja LIPI berubah nama menjadi Pusat Penelitian Ekonomi (P2E)-LIPI.

Sebagai salah satu dari lima pusat penelitian di bawah Kedeputian Bidang IPSK-LIPI, Pusat Penelitian Ekonomi dituntut dapat menghadapi tantangan baru untuk menghasilkan karya unggulan yang mampu bersaing dan menjadi acuan ilmiah baik di tingkat nasional maupun internasional. P2E-LIPI juga dituntut untuk memberikan arah dan pencerahan bagi masyarakat dalam rangka meletakkan landasan yang kokoh dalam mencapai masyarakat adil, makmur, dan demokratis.

Dalam melaksanakan program-program penelitian, P2E-LIPI membentuk 4 (empat) kompetensi inti (core competence) yaitu:

a. Industri dan Perdagangan

(9)

c. Keuangan dan Perbankan

d. Ekonomi Syariah.

(10)

B

BA

AB

B

2

2

O

OR

RG

GA

AN

NI

IS

SA

AS

SI

I

DA

D

AN

N

S

SA

AR

RA

AN

NA

A

PE

P

EN

ND

DU

UK

KU

UN

NG

G

2.1 Tugas Pokok dan Fungsi

Pusat Penelitian Ekonomi – Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (P2E-LIPI) berdasarkan Keputusan Kepala LIPI Nomor: 1151/M/2001 tertanggal 5 Juni 2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja LIPI, bertugas “melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan, penyusunan pedoman, pemberian bimbingan teknis, penyusunan rencana dan program, pelaksanaan penelitian bidang ekonomi serta evaluasi, dan penyusunan laporan”.

Dalam melaksanakan tugas pokok tersebut (Pasal 247), Pusat Penelitian Ekonomi – LIPI menyelenggarakan fungsi:

a. Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis penelitian bidang

ekonomi;

b. Penyusunan pedoman, pembinaan, dan pemberian bimbingan

teknis penelitian bidang ekonomi;

c. Penyusunan rencana dan program, serta pelaksanaan penelitian

bidang ekonomi;

d. Pemantauan pemanfaatan hasil penelitian bidang ekonomi;

e. Pelayanan jasa ilmu pengetahuan dan teknologi bidang ekonomi;

f. Evaluasi dan penyusunan laporan penelitian bidang ekonomi;

(11)

Adapun penjabaran tugas pokok dan fungsi masing-masing bidang yang terdapat dalam struktur organisasi Pusat Penelitian Ekonomi - LIPI adalah sebagai berikut:

Bidang Industri dan Perdagangan

Bidang Industri dan Perdagangan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan dan penyusunan pedoman, pemberian bimbingan teknis penelitian, penyusunan rencana dan program, pelaksanaan penelitian, pemantauan pemanfaatan, evaluasi, dan penyusunan laporan hasil penelitian bidang industri dan perdagangan, serta kegiatan ilmiah lainnya.

Bidang Pembangunan Daerah

Bidang Pembangunan Daerah mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan dan penyusunan pedoman, pemberian bimbingan teknis penelitian, penyusunan rencana dan program, pelaksanaan penelitian, pemantauan pemanfaatan, evaluasi, dan penyusunan laporan hasil penelitian bidang pembangunan daerah, serta kegiatan ilmiah lainnya.

Bidang Keuangan dan Perbankan

(12)

Bidang Tata Operasional

Bidang Tata Operasional mempunyai tugas melaksanakan penyiapan kerjasama, dokumentasi, dan informasi. Dalam

melaksanakan tugas tersebut, Bidang Tata Operasional

menyelenggarakan fungsi:

a. Penyiapan bahan penyusunan dan pelaksanaan program

kerja sama penelitian bidang ekonomi.

b. Pengumpulan, pengolahan dan penyajian data dan

informasi, penyebarluasan hasil penelitian bidang

ekonomi, serta dokumentasi dan pengelolaan

perpustakaan.

Kepala Bidang Tata Operasional membawahi:

Sub Bidang Kerjasama Penelitian mempunyai tugas

melakukan penyiapan bahan penyusunan, dan pelaksanaan program kerjasama penelitian bidang ekonomi.

Sub Bidang Dokumentasi dan Informasi mempunyai

(13)

Sub Bagian Tata Usaha

Sub-Bagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan urusan

kepegawaian, keuangan, tata persuratan dan kearsipan,

perlengkapan serta rumah tangga. Untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas tugas dan fungsi P2E-LIPI, utamanya untuk kegiatan Sub Bagian Tata Usaha dilakukan oleh para koordinator, yang meliputi koordinator kepegawaian dan koordinator umum.

2.2 Visi dan Misi

Visi

Menjadi Centre of Excellence dan think tank dalam

pembangunan ekonomi Indonesia”.

Misi

(14)

2.3 Tujuan dan Sasaran

Tujuan

Tujuan dari perencanaan strategik P2E-LIPI adalah sebagai berikut:

a. Menghasilkan penelitian ilmiah yang:

• Semakin berbobot baik dari segi metodologi maupun

hasilnya;

• Mampu menangkap dan memahami fenomena dan

permasalahan sosial-ekonomi masyarakat secara

faktual, akurat, dan mampu memberikan solusi ilmiah secara tepat;

• Bersifat antisipatif terhadap arah perkembangan

sosial-ekonomi masyarakat dalam menghadapi regionalisasi dan globalisasi;

• Mampu memberikan kontribusi secara nyata dalam

pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya dalam ilmu ekonomi dan aspek pembangunan yang terkait lainnya;

• Mampu memberikan rekomendasi kebijakan yang tepat

terhadap permasalahan dan perkembangan masyarakat ke arah yang lebih baik dan maju;

b. Menghasilkan gagasan alternatif tentang pembangunan

(15)

c. Mampu berpartisipasi aktif dalam berbagai forum ilmiah baik nasional maupun internasional.

Sasaran

Sasaran dari perencanaan strategik adalah sebagai berikut:

a. Setiap peneliti mampu menghasilkan karya tulis ilmiah baik

berupa laporan hasil penelitian, artikel di jurnal nasional

maupun internasional, dan kertas kerja (working

papers/occasional papers) maupun karya-karya tulis semi populer.

b. Setiap peneliti mampu mengkomunikasikan gagasannya

baik secara lisan maupun tulisan dengan bahasa Indonesia dan bahasa Inggris yang baik dan benar.

c. Setiap bidang penelitian atau kompetensi inti mampu

menghasilkan laporan penelitian dan buku berkualitas yang dibutuhkan dunia akademis, pemerintah, dan masyarakat.

d. Secara kelembagaan P2E-LIPI mampu mengembangkan

pemikiran-pemikiran strategis dalam upaya mendukung solusi problematika kehidupan yang dihadapi masyarakat Indonesia.

2.4 Struktur Organisasi

(16)

5 Juni 2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja LIPI, dipimpin oleh Kepala Pusat Penelitian yang dibantu oleh:

a. Kepala Bidang Industri dan Perdagangan

b. Kepala Bidang Pembangunan Daerah

c. Kepala Bidang Keuangan dan Perbankan

d. Kepala Bidang Tata Operasional

e. Kepala Sub Bidang Kerjasama Penelitian

f. Kepala Sub Bidang Dokumentasi dan Informasi

(17)

BAGAN

(18)

2.5 Sumber Daya Manusia:

Jumlah pegawai Pusat Penelitian Ekonomi – LIPI pada tahun 2009 berjumlah 65 orang, akan tetapi sampai dengan 31 Desember 2009 tinggal 63 orang karena ada satu orang staf administrasi meninggal dunia (Indra) dan satu orang lagi (Syawal), yang telah memasuki masa purnabakti/pensiun. Dari 63 orang pegawai P2E-LIPI tersebut, terdiri dari: peneliti 41 orang dan staf administrasi 22 orang. Adapun perincian jumlah pegawai berdasarkan klasifikasi adalah sebagai berikut:

2.5.1 Jumlah Pegawai Menurut Jenis Kelamin

Jabatan Pria Wanita Jumlah

Peneliti 26 15 41

Administrasi 8 14 22

Jumlah 34 29 63

2.5.2

Jumlah Pegawai Menurut Golongan Kepangkatan

dan

Jenis Kelamin

Golongan Kepangkatan

Jenis Kelamin

Pria Wanita

Golongan I - -

Golongan II 1 2

Golongan III 19 21

Golongan IV 14 6

(19)

2.5.3 Jumlah Pegawai Menurut Kelompok Umur dan Golongan Kepangkatan

Kelompok Umur (Tahun)

Gol.I Gol.II Gol.III Gol.IV Jumlah

< 29 - 2 10 - 12

30 – 39 - - 10 1 11

40 – 49 - 1 11 3 15

50 – 59 - - 9 13 22

> 60 - - - 3 3

Jumlah - 3 40 20 63

2.5.4

Jumlah Pegawai Menurut Tingkat Pendidikan dan

Jenis Kelamin

Tingkat Pendidikan

JENIS KELAMIN

JUMLAH

WANITA PRIA

S3 1 8 9

S2 11 13 24

S1 9 5 14

SO 2 1 3

SLTA 6 6 12

SLTP - 1 1

SD - - -

JUMLAH 29 34 63

(20)

2.5.5

Jumlah Pegawai Menurut Tingkat Pendidikan dan

Kelompok Usia

TINGKAT PENDIDIKAN

Umur JUMLAH

<24 25-29 30-34 35-39 40-45 46-50 >50

S3 - - - 2 3 1 3 9

S2 - 4 6 3 1 - 10 24

S1 1 5 - - - 2 6 14

SO 1 1 - - - - 1 3

SLTA - - - - 3 6 3 12

SLTP - - - 1 - 1

SD - - - -

JUMLAH 2 10 6 5 7 10 23 63

2.5.6

Jumlah Peneliti Menurut Umur, Jabatan Fungsional

dan Jenis Kelamin

Jenjang Jabatan Fungsional

<29 30-39 40-49 50-59 >60 Jumlah P W P W P W P W P W P W

Profesor Riset - - - 2 - 1 1 3 1 Peneliti Utama - - - - 1 - 4 1 1 - 6 1 Peneliti Madya - - 2 - - - 3 3 - - 5 3 Peneliti Muda 1 2 5 2 3 - 1 - - - 10 4 Peneliti Pertama - 1 1 1 - - - 1 2 Kandidat Peneliti 1 4 - - - 1 4

Jumlah 2 7 8 3 4 - 10 4 2 1 26 15

(21)

2.5.7

Jumlah Non-Peneliti Menurut Umur, Jabatan

Fungsional dan Jenis Kelamin

Jenjang Jabatan

2.5.8

Jumlah Peneliti Berdasarkan Bidang Keahlian

(22)
(23)

11 Dr. Syarif Hidayat Peneliti Utama

S-3 Phuilosophy, Flinders University of South Australia

Politik Ekonomi Otonomi Daerah, Politik Lokal 14 Drs. Firmansyah

(24)

20 Drs. Toerdin S. Western Australia

Ekonomi

(25)

28 Maxensius Tri

(26)

36 Dhani Agung

(27)

2.5.9

Fokus Kajian Menurut Bidang

BIDANG

PENELITIAN NAMA FOKUS KAJIAN

Industri dan Perdagangan

Drs. Sairi Erfanie Ekonomi Industri, Ekonomi Regional, Ekonomi Syariah Prof. Dr. Carunia Mulya

Firdausy, MA

Drs. Darwin, M. Sc. Ekonomi Industri, Pemberdayaan UMKM Dr. Endang Sri

Soesilowati, MS

Gender dan Sumber Daya Manusia

Dr. Latif Adam Ekonomi Idustri Zamroni, SE, M. Appl.

Model ekonomi, Inflasi dan Pertumbuhan, Siklus Bisnis Purwanto, SE, M. Econ.

St.

Ekonomi Industri, Ekonomi Transportasi

Inne Dwiastuti, SE, MT, MPP

Ekonomi Energi, Ekonomi Regional, Kebijakan Publik Esta Lestari, SE, M. Ec. Ekonomi Industri, Ekonomi

Publik

(28)

Pembangunan Dr. Wijaya Adi, APU Pengembangan Wilayah Prof. Hari Susanto, MA Distribusi Pendapatan dan

Kemiskinan

Dr. Masyhuri, MS Sosial Ekonomi Nelayan dan Ekonomi Syariah

Ir. Ernany Dwi Astuty, M. Si Ir. Endang Tjitroresmi Agroindustri dan

Kemiskinan

Dra. Zarida, MA Sosiologi Industri, Sosiologi Pedesaan

Drs. E. Toerdin S. Usman, MA

Otonomi Daerah dan Ekonomi Syariah Dr. Syarif Hidayat Otonomi Daerah, Politik

Lokal

Joko Suryanto, SE, M.Si Manajemen Keuangan Daerah

Drs. Firmansyah Ekonomi Industri, UKM, dan Ekonomi Syariah

(29)

Yani Mulyaningsing, SE, M.Si

Ekonomi Syariah

Agus Syarip Hidayat, SE, MA

Ekonomi Publik

Jiwa Sarana, SE, MM Manajemen Keuangan Daerah.

Agus Eko Nugroho, SE, M. Appl. Econ

Micro Finance dan Modal Sosial

Umi Karomah

Yaumidin, SE, M. Econ. St.

Ekonomi Publik, Ekonomi Moneter, Ekonomi Syariah

Teddy Lesmana, SE, MM

Ekonomi Keuangan, Ekonomi Moneter Diah Setiari Suhodo, SE,

M. Econ. St.

Ekonomi Publik, Ekonomi Syariah

Tuti Ermawati, SE Ekonomi Publik, Ekonomi Syariah

Nurlia Listiani, SE Ekonomi Syariah Yeni Saptia, SE Ekonomi Syariah Putri Irma Yuniarti, SE Ekonomi Syariah Chitra Indah Yuliana,

SE

Kandidat Peneliti

(30)

2.5.10

Daftar Staf Administrasi yang Menduduki Jabatan

Mutiara Sinaga, S.Sos, M.Si Susilo Haryanti, S.Sos

Pranata Humas Pelaksana

Lanjutan

Pranata Humas Pelaksana

Lanjutan

Pranata Humas Pelaksana

Lanjutan

Pranata Humas Pelaksana

(31)

Administrasi Umum/ Non Fungsional

Euis Yulia Gantini, SAP Elia Yudiana

Balkis Triasantri, A. Md. Suharyanto barang dan Peralatan Kantor Pengadministrasi Pengadaan barang dan Peralatan Kantor Pengadministrasi Kerjasama

2.6 Anggaran Belanja

(32)

3.231.029.196,- dan belanja tidak mengikat sebesar Rp 1.423.500.650,-

Dari data tersebut, terjadi selisih atau minus secara keseluruhan sebesar Rp 29.862.846,-. Kekurangan dana terdapat pada belanja mengikat khususnya belanja pegawai yang disebabkan oleh adanya kenaikan belanja tunjangan fungsional peneliti (Realisasi Penggunaan DIPA P2E-LIPI tahun 2009 dapat dilihat pada Lampiran 2).

Selain melaksanakan kegiatan penelitian yang dibiayai oleh anggaran DIPA, P2E-LIPI untuk tahun anggaran 2009 juga melaksanakan Program Penelitian kerjasama antar Departemen atau lembaga. Kerjasama penelitian tersebut adalah Penelitian Kompetitif dan Kegiatan Sinergi Penelitian dan Pengembangan Iptek DIKTI – LIPI (Insentif Riset untuk Peneliti dan Perekayasa tahun 2009). Adapun anggaran untuk kegiatan penelitian tersebut adalah sebagai berikut :

2.6.1

Penelitian DIPA

No. Uraian Kegiatan Dana Pagu Jumlah Pengeluaran

Sisa

1 Pengaruh Kebijakan Bahan Bakar Minyak (BBM) dan Tarif Dasar Listrik (TDL) terhadap Kegiatan Ekonomi dan Kesejahteraan Masyarakat: Studi Kasus Sektor Industri

(33)

2 Pengembangan Industri Nasional Energi Alternatif: Studi Kasus Biofuel

157.140.000 156.984.100 155.900

3 Peluang Usaha Produk Makanan Halal di Pasar Global: Perilaku Konsumen Muslim dalam Konsumsi Makanan Halal

160.097.000 159.991.925 105.075

4 Potensi dan Peran Zakat dalam Mengurangi Kemiskinan

134.920.000 134.032.375 887.625

5 Optimalisasi

Pemanfaatan Sumber Daya Ekonomi Hayati Laut

152.413.000 151.699.325 713.675

6 Implikasi Pemekaran Daerah terhadap Kesejahteraan Masyarakat

152.350.000 150.504.795 1.845.205

7 Pilkada dan Pergeseran Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah

152.070.000 151.376.575 693.425

8 Peranan dan

Tantangan Perbankan Syariah dalam

Mendorong Sektor Riil

152.350.000 152.019.580 330.420

Jumlah 1.240.312.00

0

1.230.769.20 0

(34)

2.6.2

Penelitian Kompetitif

No. Uraian Kegiatan Dana Pagu Jumlah Pengeluaran

Sisa

1 Percepatan Pertumbuhan Ekonomi Kawasan Karimata Melalui Integrasi antar Daerah

265.873.000 265.873.000 0

2. Sinergitas Fungsi

Coorporate Social

Responsibility (SCR), Usaha Kecil dan Menengah (UKM) dan Partisipasi Masyarakat di Wilayah Pesisir Karimata

228.958.000 228.958.000 0

3. Pengentasan Kemiskinan Melalui Penguatan Ketahanan Pangan dan Stabilisasi Harga Produk Pangan di Indonesia

240.000.000 240.000.000 0

JUMLAH 734.831.000 734.831.000 0

2.6.3

Penelitian DIKTI :

No. Uraian Kegiatan Dana Pagu Jumlah Saing Tenaga Kerja dan Industri

200.000.000 200.000.000 0

2 Pengembangan Energi Alternatif dalam Meningkatkan Kinerja Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM)

(35)

3 Peran Value chain (Rantai Nilai) dalam meningkatkan Kinerja UKM

200.000.000 200.000.000 0

4 Analisis Manajemen Transportasi Publik di DKI Jakarta

200.000.000 199.780.000 220.000

5 Optimalisasi Peran Jasa Transportasi Kereta Api: Pendekatan Model

Diamond’s Porter

150.000.000 150.000.000 0

6 Pilkada dan Pergeseran Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah (Studi Kasus Kabupaten Bandung dan Kota Bogor)

200.000.000 200.000.000 0

7 Penilaian Biaya-Manfaat Perubahan Fungsi Kawasan Bogor, Puncak, dan Cianjur (Sebuah Studi Kasus)

150.000.000 149.969.900 30.100

8 Efektivitas Model

Pembiayaan Syariah dalam Meningkatkan Sektor Pertanian

200.000.000 200.000.000 0

9. Kebijakan Anti

200.000.000 200.000.000 0

10. Pengembangan Kewirausahaan Sektor Informal: Studi Kasus Pedagang Kaki Lima

200.000.000 199.982.300 17.700

(36)

2.7 Sarana dan Prasarana

Pusat Penelitian Ekonomi – LIPI sampai saat ini masih menempati tiga lantai di Widya Graha LIPI. Alokasi ruangan kerja P2E-LIPI terpencar-pencar pada lantai IV, V dan VII kurang ideal untuk bekerja secara optimal. Di lantai IV ruangan yang ditempati hanya 75% dari luas lantai yang sisanya ditempati Pusat Penelitian Kependudukan, sedangkan di lantai VII luas ruangan yang ditempati staf Pusat Penelitian Ekonomi kurang lebih 15%. Dengan kondisi ruang tersebut juga sangat menyulitkan dan merepotkan dalam pengaturan dan pembagian prasarana yang ada karena sangat terbatas. Sebagai lembaga yang bergerak dalam bidang penelitian, Pusat Penelitian Ekonomi LIPI memiliki Sub Bagian Dokumentasi dan Informasi yang membawahi dua fasilitas yang berperan penting dalam

terlaksananya kegiatan penelitian, yakni Perpustakaan dan

Laboratorium komputer.

PUSAT DOKUMENTASI DAN INFORMASI

(37)

Perpustakaan :

Perpustakaan P2E LIPI yang berlokasi di Gedung Widya Graha lantai 5 memiliki misi menjadi sumber informasi utama para peneliti di Pusat Penelitian Ekonomi LIPI. Perpustakaan P2E LIPI menyediakan berbagai informasi –utamanya di bidang ekonomi dan pembangunan- yang dibutuhkan oleh para peneliti dalam menjalankan tugas penelitian mereka. Informasi-informasi tersebut dapat diakses dalam bentuk buku, jurnal, data-data statistik, laporan dari berbagai lembaga nasional dan internasional, seperti Bank Indonesia, World Bank, dan UNDP. Informasi lainnya juga tersedia dalam bentuk majalah dan surat kabar yang terbit secara rutin baik harian maupun mingguan, juga kliping surat kabar yang memuat berita-berita khusus mengenai perkembangan ekonomi dan pembangunan di Indonesia.

Koleksi-koleksi tersebut selain dimanfaatkan oleh para peneliti di lingkungan Pusat Penelitian Ekonomi LIPI juga banyak dimanfaatkan oleh peneliti-peneliti dari pusat penelitian lain di lingkungan LIPI (seperti PMB, P2K, dan PSDR), peneliti di luar LIPI, dosen perguruan tinggi, hingga mahasiswa dari berbagai universitas baik tingkat S1 maupun S2 serta masyarakat umum.

(38)

lembaga penelitian swasta, instansi-instansi pemerintah lainnya, universitas dan lembaga-lembaga asing.

Adapun lembaga dan universitas yang secara rutin mengirimkan publikasi mereka ke P2E-LIPI antara lain: Pusat Penelitian di lingkungan LIPI, Bank Indonesia, Bank Indonesia Jayapura, Badan Pusat Statistik, Badan Analisa Keuangan dan Moneter Departemen Keuangan, Balitbang Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi,

Perpustakaan Nasional, Fakultas Ekonomi Universitas

Muhammadiyah Surakarta, Fakultas Ekonomi Universitas Trisakti, Fakultas Ekonomi Universitas Atmajaya, LPSEUI, Universitas Diponegoro, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Keuangan dan Perbankan, Yayasan AKATIGA, United Nations (ESCAP), Institute of Development Economies (IDE JETRO), dan Korea Rural Economic Institute.

(39)

Koleksi majalah dan surat kabar yang dilanggan dengan anggaran DIPA, antara lain Analisis CSIS, Bulletin of Indonesian and Economic Studies, Ekonomi dan Keuangan Indonesia, The Economist, Business News, The Indonesian Quarterly, Tempo, Harian dan Mingguan Kontan, Surat Kabar Kompas, Media Indonesia, The Jakarta Post, dan Republika.

Hingga akhir Desember 2009, koleksi yang dimiliki Perpustakaan P2E mencakup:

• 10.282 judul koleksi yang terdiri dari buku teks, buku

publikasi penelitian, tesis/skripsi, kumpulan

makalah/prosiding dan lainnya. Jumlah tersebut sudah

termasuk penambahan koleksi di tahun 2009.

• Penambahan koleksi di tahun 2009 sebanyak 365 buah

dengan rincian sebgai berikut:

o Pembelian dengan anggaran DIPA 2009 sebanyak 60

o Hadiah dan tukar menukar koleksi dengan instansi

lain sebanyak 305

• Koleksi majalah dan jurnal yang terjilid sebanyak 2.430

jilid. Jumlah tersebut sudah termasuk penjilidan di tahun 2009 sebanyak 30 jilid.

• Kliping berita-berita periode Juli 2008 hingga Juli 2009

(40)

Laboratorium Komputer :

Perangkat komputer merupakan alat kerja utama yang sangat dibutuhkan para peneliti untuk menjalankan tugasnya. Tidak semua peneliti di satuan kerja Pusat Penelitian Ekonomi – LIPI memiliki perangkat komputer di ruangan mereka, sehingga P2E-LIPI merasa perlu untuk memberikan sarana tersebut sehingga bisa dimanfaatkan oleh semua peneliti, dan bahkan juga oleh staf administrasi.

Laboratorium komputer P2E-LIPI yang berada di Gedung Widya Graha lantai 4 menyediakan 6 buah perangkat komputer dan 2 buah perangkat printer yang bebas digunakan oleh semua pegawai P2E-LIPI demi kelancaran tugas mereka. Selain menyediakan fasilitas komputer untuk mengerjakan pekerjaan para peneliti dan staf administrasi, lab komputer juga menyediakan akses internet yang bisa digunakan untuk mengakses berbagai data dan informasi yang dibutuhkan para peneliti untuk melaksanakan penelitian.

Data dan informasi terkini khususnya mengenai ekonomi dan pembangunan sangatlah dibutuhkan para peneliti untuk menghasilkan penelitian-penelitian yang baik, bermanfaat, dan bisa diaplikasikan dalam kehidupan nyata. Hal tersebut dengan mudah didapatkan melalui akses internet. Tentu saja data dan informasi tersebut kemudian akan diolah kembali sesuai dengan kebutuhan penelitian masing-masing peneliti.

(41)

para peneliti, sehingga peneliti yang memiliki perangkat komputer di ruangannya dapat dengan mudah memanfaatkan akses ini untuk menunjang pekerjaan mereka. Selain itu, akses internet juga tersedia di ruang Perpustakaan P2E sehingga para pengunjung perpustakaan selain bisa mengakses koleksi fisik berupa buku, jurnal, dsb, juga dapat mengakses dunia maya.

Hingga akhir Desember 2009, sarana yang dimiliki oleh bagian komputer P2E antara lain:

• Perangkat komputer berupa PC (Personal Computer)

sebanyak 44 buah dengan perincian sbb:

o 3 buah komputer baru yang dibeli dengan anggaran

DIPA 2009

o 3 buah komputer rusak dan tidak bisa digunakan lagi

o 6 buah komputer berada di lab komputer

o 32 buah komputer lainnya tersebar di beberapa bagian

kerja seperti di bagian kepegawaian, keuangan, perpustakaan serta di ruangan para peneliti.

• Perangkat komputer berupa laptop sebanyak 8 buah, sudah

termasuk 1 buah laptop baru yang dibeli dengan anggaran DIPA 2009

• 1 buah infocus

(42)

B

BA

AB

B

3

3

P

PE

EL

LA

AK

KS

SA

AN

NA

AA

AN

N

KE

K

EG

GI

IA

AT

TA

AN

N

Aktivitas yang dilakukan oleh Pusat Penelitian Ekonomi-LIPI tahun anggaran 2009 meliputi pelaksanaan penelitian tematik yang

bersifat bottom-up dan penelitian kompetitif yang bersifat top-down,

serta Kegiatan Sinergi Penelitian dan Pengembangan Iptek DIKTI –

LIPI (Insentif Riset untuk Peneliti dan Perekayasa tahun 2009).

Penelitian tematik dimaksudkan untuk mengembangkan core

competence lembaga, sedangkan penelitian kompetitif dimaksudkan

untuk mengembangkan kemampuan LIPI secara corporate, yang

bersifat lintas disiplin dan lintas institusi.

Di samping kegiatan penelitian, para peneliti juga aktif

melaksakan kegiatan ilmiah lainnya diantaranya seminar, workshop,

dan bedah buku. Dalam menanggapi issu-issu kontemporer, para peneliti P2E-LIPI juga aktif merespon melalui media cetak maupun

elektronik, mengadakan jumpa pers dan memberikan timbangan

ilmiah kepada pemerintah. Selain itu para peneliti juga aktif sebagai konsultan, narasumber dan dosen di berbagai perguruan tinggi negeri serta swasta.

3.1 Penelitian DIPA

(43)

1. Pengaruh Kebijakan Bahan Bakar Minyak (BBM) dan Tarif

Dasar Listrik (TDL) terhadap Kegiatan Ekonomi dan Kesejahteraan Masyarakat: Studi Kasus Sektor Industri

Tim Peneliti : Maxensius Tri Sambodo, SE, MIDEC

(Koordinator), Dr. Latif Adam, Esta Lestari, SE, M. Econ. St., Purwanto, SE, M. Econ.St, Tuti Ermawati, SE, Nurlia Listiani, SE.

Abstrak :

Penelitian yang mengambil tema besar tentang dampak kenaikan harga energi (BBM dan TDL) bagi kesejahteraan masyarakat telah berjalan selama tiga tahun. Setiap tahun memiliki penekanan kajian yang berbeda. Di tahun pertama, arah penelitian di fokuskan pada sektor rumah tangga, nelayan, angkutan umum dan industri rumah tangga. Tahun kedua, penelitian ini fokus pada sektor transportasi publik dan di tahun terakhir, sektor industri khususnya tekstil dan produk tekstil mendapat porsi kajian lebih besar.

Secara umum, kenaikan harga energi merupakan hal sulit untuk dihindari. Paling tidak ada dua peristiwa besar yang membuat hal ini terjadi. Pertama, kenaikan harga energi dunia seperti minyak, batubara, dan gas. Hal ini terjadi sebagai konsekuensi dari kenaikan permintaan energi dunia terutama sebagai dampak dari turunnya produksi energi di China. Kedua, Indonesia telah berada

(44)

energi menjadi semakin mahal seiring dengan naiknya harga energi dunia.

Temuan studi secara umum menggambarkan bahwa kenaikan harga energi belum diimbangin oleh kerangka kebijakan yang komprehensif. Hal ini tampak jelas dari temuan di tahun pertama,

dimana turunya kesejahteraan masyarakat belum dapat di-offset

oleh kebijakan pendukung seperti penyediaan cool storage bagi

nelayan untuk menjaga stabilitas harga ikan, relatif mahanya biaya untuk pengurusan KIR, terbatasnya akses teknologi hemat energi bagi industri, masih besarnya pungutan tak resmi di jalan,

kurangnya pengendalian jumlah kendaraan, terbatasnya

infrastruktur bagi pengisian bahan bakar gas, rendahnya kualitas transportasi publik, pelayanan listrik yang belum optimal, serta tumpang tindihnya kewenangan antar intasi seperti dalam hal pengawasan penggunaan batu bara yang mengarah pada ketidakpastian. Sebetulnya jika permasalahan tersebut dapat diletakkan dalam satu kerangka kebijakan energi maka dampak negatif atas kenaikan harga energi dapat lebih diminimalkan.

2. Pengembangan Industri Nasional Energi Alternatif: Studi Kasus Biodiesel

(45)

Abstrak :

Industri Biodiesel CPO di Indonesia pada dasarnya termasuk

infant industry

yang rentan terhadap goncangan eksternal. Untuk

mencapai tahap industri yang mature, diperlukan proses dan waktu

yang tidak sebentar dan juga seringkali diperlukan intervensi dari pemerintah. Dalam kaitan ini, penelitian ini mencoba melihat situasi dan prospek pengembangan industri biodiesel di Jawa Barat yang memiliki lokasi yang strategis dan kedekatan dengan pasar (location advantage). Lebih jauh studi ini mencoba mengidentifikasi berbagai kendala yang dihadapi oleh industri biodiesel di Jawa Barat serta berbagai kebijakan pemerintah yang diupayakan untuk mengatasi kendala tersebut.

Penelitian ini menggunakan metode wawancara mendalam

(in-depth interview) untuk menggali persepsi para pemangku kepentingan mengenai peluang dan kendala dalam pengembangan

industri biodiesel. Disamping itu, penelitian ini juga mencoba

mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi keberhasilan program pengembangan biodiesel dan lingkungan bisnis yang kondusif

untuk pengembangan industri biodiesel. Melalui analisis SWOT,

(46)

Dalam jangka pendek, pemerintah perlu segera menetapkan kebijakan harga agar harga biodiesel CPO menjadi lebih kompetitif dibanding harga BBM dan menguntungkan bagi para produsen biodiesel CPO. Pemerintah perlu menjaga konsistensi program pengembangan industri biodiesel. Dalam jangka panjang, pengalihan subsidi dari subsidi BBM ke subsidi produk biofuel khususnya biodiesel perlu direalisasikan.

3. Peluang Usaha Produk Makanan Halal di Pasar Global: Perilaku konsumen Muslim dalam Konsumsi Makanan Halal Tim Peneliti: Dra. Endang S. Soesilowati (Koordinator), Prof.

Dra. Jusmaliani, MS., Umi Karomah Yaumidin, SE, M. Econ. St., Yani Mulyaningsih, SE, M. Si,

Abstrak :

Permintaan terhadap produk halal di pasar global menunjukkan suatu peningkatan, khususnya dalam beberapa tahun terakhir ini.

Indonesia, dengan mayoritas penduduk beragama Islam,

(47)

perilaku konsumsi makanan, banyak faktor lain yang turut mempengaruhinya. Sejauhmana komunitas Muslim Indonesia mempertimbangkan kehalalan makanan yang dikonsumsinya dan apa yang menjadi kriteria kehalalan suatu produk belumlah diketahui. Sepanjang penetahuan peneliti, studi tentang perilaku konsumen Muslim Indonesia terhadap makanan halal ini belum banyak yang melakukan, padahal pengetahuan tentang hal tersebut sangat lah diperlukan untuk menjadi acuan bagi pengembangan usaha produk halal dalam pemenuhan permintaan pasar domestik dan menuju peluang pasar global yang kini tengah digarap oleh negara-negara lain.

(48)

kelompok sosial yang paling longgar terhadap perilaku konsumsi makanan halal dari komunitas Muslim Banten

4. Potensi dan Peran Zakat dalam Mengurangi

Kemiskinan

Tim Peneliti : Drs. Firmansyah (Koordinator), Drs. Mahmud Thoha, MA. APU, Drs. E. Toerdin S. Usman, MA, Yeni Saptia, SE.

Abstrak :

(49)

meningkatkan status sosial diantara sejumlah fakir miskin menjadi munfiq ( orang yang telah mampu membayar infaq). (3) Menciptakan beberapa lapangan kerja bagi mustahik. (4) Meningkatkan pendidikan dan kerampilan kaum perempuan dalam menggerakkan usaha rumah tangga. Berdasarkan analisis SWOT ditemukan bahwa peran srtategi zakat sebagai alat pengentasan kemiskinan ekonomi perlu dilakukan hal-hal berikut: (1) untuk pemberdayaan ekonomi fakir miskin dilakukan melalui dana bergulir yang dikelola oleh MisYkat. (2) Sosialisasi zakat perlu ditingkatkan. (3) Kelembagaan amil zakat baik BAZ maupun LAZ perlu dibenahi untuk meningkatkan kepercayaan dari pembayar zakat.

Kata kunci: zakat,potensi, manajemen realisasi, kemiskinan.

5. Optimalisasi Pemanfaatan Sumber Daya Ekonomi Hayati Laut: Kasus Budidaya Rumput laut

Tim Peneliti : Ir. Zarmawis Ismail (Koordinator), M. Si., Drs. Darwin, M. Sc., Ir. Ernany Dwi Astuty, M. Si., Ir. Endang Tjitroresmi, dan Drs. Mochammad Nadjib

Abstrak :

(50)

perkembangan potensi dan pemanfaatan budidaya rumput laut di suatu daerah; (2) mengkaji perdagangan komoditas rumput laut; (3) mengkaji kelembagaan dalam pengembangan budidaya rumput laut di suatu daerah; dan (4) mengkaji kebijakan pemerintah yang dapat mendorong pengembangan budidaya rumput laut di daerah.

Penelitian dilaksanakan di Kabupaten Sukabumi, di mana dengan menggunakan pendekatan ekonomi, sosial, dan lingkungan serta data/informasi yang diperoleh dianalisis dengan metode kuantitatif dan kualitatif menghasilkan temuan berikut: (1) dari panjang pantai Kabupaten Sukabumi 117 km, kurang lebih 20 % di antaranya atau sekitar 1404 Ha dapat dimanfaatkan untuk budidaya rumput laut, (2) dengan pengetahuan teknik budidaya masyarakat yang minimal, untuk setiap kg bibit rumput laut telah dihasilkan 8 kg basah rumput laut setiap kali panen; (3) hasil panen rumput laut basah tersebut dijual pada pedagang lokal dengan harga Rp 800,-/kg; dan (4) biaya usaha budidaya rumput laut mulai dari penanaman, panen, dan pemasaran disediakan oleh pedagang rumput laut/pemodal, yang mengindikasikan belum berfungsinya institusi/lembaga keuangan (BRI, koperasi, dan KUR) dalam penyediaan modal dan fasilitas lainnya pada petani/masyarakat untuk mengusahakan budidaya rumput laut.

(51)

dengan aspek-aspek budidaya rumput laut, mulai dari teknik budidaya, tenaga kerja, permodalan, pemasaran, kelembagaan, kemitraan, komunikasi dan informasi, serta tata kelola usaha yang berkelanjutan.

Kata kunci: optimalisasi, sumber daya, ekonomi, hayati laut, budidaya, rumput laut.

6. Implikasi Pemekaran Daerah terhadap Kesejahteraan Masyarakat

Tim Peneliti : Joko Suryanto, SE, M. Si. (Koordinator), Prof. Drs. Sukarna Wiranta, MA, Jiwa Sarana, SE, M.M., Dhani Agung Darmawan, SE, Bachtiar Rifai, SE.

Abstrak :

(52)

Prasarat pemekaran yang ditetapkan melalui Peraturan Pemerintah No. 129 Tahun 2000 pada dasarnya telah memperhatikan upaya efektivitas pembangunan yang dijalankan pada derah otonom baru. Namun apakah pemekaran yang dilakukan oleh banyak daerah daerah setelah tahun 2000 telah bermanfaat bagi masyarakat. Penelitian yang dilakukan di Kota Tasikmalaya sebagai daerah otonom baru (hasil pemekaran) berupa menilai manfaat dilakukannya pemekaran. Perubahan status menjadi daerah otonomi baru menjadi harapan bagi sebagian besar masyarakat untuk mendapatkan manfaat sosial ekonomi. Perubahan yang dirasakan oleh masyarakat dapat dikatakan sebagai akibat dari status daerah sebelum pemekaran dan kondisi geografis daerah. Berbagai hal terkait pembangunan Kota Tasikmalaya perlu disikapi dengan bijak khususnya terkait dengan kondisi daerah dan hubungan dengan daerah induk.

7. Pilkada dan Pergeseran Sistem Perencaan Pembangunan Daerah

Tim Peneliti : Prof. Drs. Hari Susanto, MA. (Koordinantor),

Dr. Syarip Hidayat, Dr. Wijaya Adi, APU,

Drs. Sairi Erfanie, dan Dr. Erwiza

Abstrak :

(53)

kalangan yang optimistik, pilkada telah diartikulasikan sebagai bagian dari langkah penting satu diantara issu penting yang menarik untuk disimak seiring dengan dilaksanakannya Pilkada

secara langsung tersebut adalah, adanya pergeseran sistem

perencanaan pembangunan daerah. Bila pada periode sebelumnya, “landas-pijak” dalam menyusun perencanaan pembangunan adalah Pola Dasar Pembangunan Daerah, maka dengan diterapkannya sistem Pilkada, konsep perencanaan pembangunan daerah tidak lagi merujuk pada Pola Dasar Pembangunan Daerah, tetapi diturunkannya dari Visi/Misi Kepala dan Wakil Kepala Daerah terpilih dalam Pilkada.

Peratanyaan sekarang adalah sejauh mana Visi/Misi itu sendiri

telah mencerminkan Potensi dan Kemampuan rril yang dimiliki daerah, serta telah melibatkan masyarakat dalam

penyusunannya?, mengingat visi/misi Kepala dan Wakil Kepala Daerah lebih banyak merupakan hasil kerja dari “Tim Sukses” ketika Pilkada berlangsung. Pertanyaan inilah, selanjutnya menjadi fokus uta dalam penelitian dengan tema PILKADA DAN PERGESERAN SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH ini.

(54)

khusunya terkait dengan persoalan “penyerapan ternaga kerja” dan :kemiskinan”, telah dijadikan sebagai “iklan politik” yang dikemas dalam “janji politik” untuk menarik dukungan suara pada kampanye Pilkada. Namun demikian, sangat menarik untuk dicatat, bahwa terdapat beberapa potensi ekonomi penting lainnya yang nyaris terlupakan.

Kesimpulan umum berikutnya yang menarik untuk digarisbawahi adalah, kenyataan tentang adanya beberapa inkonsistensi dalam proses penurunan “misi” yang diusung oleh pasangan Kepala dan Wakil Kepala Daerah ketika Pilkada berlangsung kedalam “misi pemerintah daerah” pada periode pasca Pilkada. Hal ini, antara lain, ditunjukkan oleh “tidak kentaranya” atau bahkan “hilangnya” beberapa butir misi yang diusung oleh pasangan Kepala dan Wakil Kepala Daerah pada saat Pilkada, tatkala diturunkan kedalam misi pemerintah daerah sebagaimana tertuang didalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD).

Dengan mempertimbangkan dua kesimpulan umum di atas, maka cukup beralasan bila kemudian penelitian ini mengajukan proposisi

umum yang menyebutkan: Bahwa implementasi sistem Pilkada

langsung di lokasi penelitian, baru berhasil dalam mendorong

lahirnya para pasangan kandidat Kepala dan Wakil Kepala

Daerah untuk memiliki Visi dan Misi. Namun demikian, mengingat proses penyusunan Visi dan Misi itu sendiri lebih didominasi oleh

pertimbangan-pertimbangan politik praktis daripada

(55)

terlalu dini untuk mengartikulasi Visi dan Misi pasangan

Kepala-Wakil Kepala Daerah terpilih sebagai sesuatu yang dimiliki legitimasi kuat untuk dikonversikan menjadi Visi/Misi Pemerintah

Daerah pada Periode pasca Pilkada, dan selanjutnya berperan

sebagai rujukan utama dalam penyusunan Rencana pembangunan Daerah.

8. Peranan, Tantangan Perbankan Syariah dalam Mendorong

Sektor Riil: Studi kasus UMKM Sektor Pertanian, Industri dan

Jasa Komersial

Tim Peneliti : Muhammad Soekarni, SE, M. Si. (Koordinator), Agus Syarip Hidayat, SE, MA., Putri Irma Yuniarti, SE., dan Chitra Indah Yuliana, SE.

Abstrak :

(56)

pertumbuhan sektor riil melalui penguatan permodalan UMKM.

Hal ini ditunjukkan oleh FDR (Financing to Deposit Ratio) yang

relatif tinggi; terjadinya peningkatan nilai pembiayaan perbankan syariah yang disalurkan untuk modal kerja dan investasi; semakin

besarnya porsi penyaluran pembiayaan modal kerja dan investasi

perbankan syariah terhadap total kredit Bank Umum; dan UMKM mendapatkan porsi yang lebih besar dari pembiayaan yang disalurkan perbankan syariah. Kendala dan tantangan yang dihadapi perbankan syariah antara lain: (1) keterbatasan Sumberdaya Insani (SDI) sesuai dengan kualifikasi yang dibutuhkan; (2) kurangnya pemahaman dan pengetahuan masyarakat tentang produk dan jasa perbankan syariah; dan (3) belum terbangunnya motivasi dan integritas masyarakat secara baik dalam menggunakan perbankan syariah.

3.2 Penelitian Kompetitif :

1. Percepatan Pertumbuhan Ekonomi Kawasan Karimata melalui Integrasi antar Daerah

Tim Peneliti : Dr. Wijaya Adi (Koordinator),

Abstrak :

(57)

ini masih jauh dari menggembirakan. Sebagai salah satu akibatnya adalah, tingkat kesejahteraan masyarakat di kawasan ini kalah manakala dibandingkan dengan tingkat kesejahteraan masyarakat di beberapa propinsi lain. Padahal potensi untuk berkembang di kawasan ini sebenarnya cukup menjanjikan. Kandungan sumber daya relatif banyak, baik sumber daya laut maupun tambang. Selain itu, ke depan dinamika eksternal yang terjadi merupakan peluang besar bagi kawasan ini untuk berkembang.

Penelitian ini bertujuan untuk menyusun langkah konkrit bagi percepatan pertumbuhan ekonomi Kawasan Karimata melalui integrasi antar daerah. Integrasi antar daerah ditekankan pada peningkatan daya saing daerah serta spesialisasi produksi. Ebagai upaya untuk menyusun klaster industri di kawasan ini, keterkaitan antar daerah yang termasuk kedalam Kawasan Karimata merupakan salah satu syarat utama. Konsekuensi dari langkah ini adalah setiap perlu memandang daerahnya sebagai bagian dari Kawasan Karimata.

Kata kunci: integrasi antar daerah, keterkaitan antar daerah, daya saing daerah, klaster, spesialisasi daerah, industri unggulan

2. Sinergitas Fungsi Coorporate Social Responsibility (SCR), Usaha Kecil dan Menengah (UKM) dan Partisipasi Masyarakat

(58)

Tim Peneliti : Umi Karomah Yaumidin, SE, M. Econt. St. (Koordinator), Gusnelly, SH, M.Si., Inne Dwiastuti, SE, MPP, Prof. Dra. Jusmaliani, MS, Oman Zuas, M.Si, M.Sc.

Abstrak :

Belum tuntasnya proses reklamasi wilayah pertambangan di Provinsi Bangka Belitung, menyisakan berbagai persoalan ekonomi, sosial, budaya dan politik, sehingga kondisi ini tidak hanya mengancam ketahanan wilayah daerah pertambangan tetapi juga menurunkan kualitas daya saing wilayah ini dalam kerangka menarik investasi sebesar-besarnya. Provinsi Bangka Belitung sebagai penghasil timah terbesar seyogyanya dapat mengelola potensi sumber daya alam ini melalui kearifan tidak hanya masyarakat lokal tetapi juga pemerintah daerah dan tentu saja pengusaha pertambangan.

(59)

titik awal bagi terciptanya hubungan sinergis antara pemerintah daerah, perusahaan tambang, usaha mikro, kecil dan menengah serta masyarakat pada umumnya. Tujuan akhir dari penelitian ini adalah menyusun model sinergis pengelolaan wilayah pesisir yang

didalamnya meliputi tanggung jawab sosial perusahaan

pertambangan yang inherent dengan kebijakan pemerintah daerah, kebutuhan UMKM dan budaya masyarakat lokal di wilayah operasi pertambangan.

Untuk menyusun itu, pada tahun pertama fokusnya dititikberatkan pada menggambarkan tentang variabel tanggung jawab sosial perusahaan yang diindikasikan dari program kegiatan perusahaan maupun laporan keuangan perusahaan. Selain itu, tahun pertama penelitian ini juga akan menghasilkan pemetaan kebutuhan UMKM dan masyarakat setempat. Sementara pada tahun kedua, fokusnya lebih diarahkan pada penggalian dan penyusunan strategi pemberdayaan masyarakat pesisir agar tanggung jawab sosial perusahaan dapat menyentuh kebutuhan UMKM dan sesuai dengan permintaan masyarakat lokal. Pada tahun ketiga, penyusunan dan implementasi model dan kegiatan, fokus kajian juga akan menitikberatkan pada kondisi-kondisi yang mempengaruhi kegagalan dan keberhasilan kegiatan. Penelitian ini dibiayai melalui Program Kompetitif LIPI ” Ketahanan dan Daya Saing Wilayah dan Masyarakat Pesisir.”

(60)

UMKM. Dengan melibatkan LIPI sebagai mediator antara UMKM, Pengusaha dan Pemerintah diharapkan akan diperoleh strategi pengoptimalan program CSR yang berbasis pada sumber daya yang dimiliki oleh semua pihak yang terlibat dalam kegiatan tersebut, dan menghasilkan program CSR yang tepat sasaran, proporsional dan terpadu.

Kata Kunci: Masyarakat Pesisir, Korporasi Pertambangan,

Ketahanan Wilayah, Daya Saing Wilayah, TanggungJawab Sosial

Perusahaan.

3. Pengentasan Kemiskinan melalui Penguatan Ketahanan Pangan dan Stabilisasi Harga Produk Pangan di Indonesia

Tim Peneliti : Purwanto, SE., M. Econ. St. (Koordinator), Dr. Agus Eko Nugroho, Ahmad Erani Yustika, SE, M. Sc, PhD., dan Dhani Agung Darmawan, SE.

Abstrak :

Penelitian tentang pengentasan kemiskinan melalui penguatan ketahanan pangan dan stabilisasi harga produk pangan di Indonesia ini bertujuan untuk mengkaji keterkaitan antara penguatan

ketahanan pangan Indonesia dengan upaya pengentasan

kemiskinan. Pada sisi supply, hal tersebut menjadi penting karena

(61)

sektor ekonomi yang dihuni oleh sebagian besar penduduk miskin

Indonesia. Pada sisi demand, dengan terus meningkatnya supply,

harga komoditas pangan domestik dapat dijaga, sehingga komoditas pangan tersebut dapat diakses secara adil dan merata oleh masyarakat (tak terkecuali penduduk miskin).

Hasil analisis makro di sektor pertanian menunjukkan adanya kemampuan peningkatan produksi beras nasional yang ditunjukkan dengan kemampuan mencapai swasembada beras sejak tahun 2008. Akan tetapi permasalahan dan kendala yang dihadapi, seperti bencana alam dan laju konversi lahan pertanian menjadi non-pertanian yang sedemikian cepat perlu mendapat perhatian agar ada jaminan ketersediaan pangan. Upaya revitalisasi sektor pertanian menjadi program dan kebijakan yang dijalankan oleh pemerintah agar dapat menjaga ketersediaan pangan yang cukup dan terjangkau oleh masyarakat

Hasil analisis melalui pendekatan ekonomi mikro (permintaan dan penawaran) baik melalui data primer maupun sekunder menunjukkan bahwa permasalahan ketahanan pangan dan kemiskinan adalah dua masalah krusial yang masih melilit masyarakat di pedesaan. Petani selain menghadapi permasalahan usaha tani mulai dari biaya pupuk, pembibitan, hingga keterbatasan

infrastruktur bagi usaha taninya. Untuk meningkatkan

(62)

stabilisasi harga juga dimaksudkan untuk menjaga stabilitas harga produk pangan di tingkat konsumen. Sementara bagi kelompok masyarakat miskin, pemerintah menyediakan program Raskin melalui Perum Bulog agar komoditi pangan khususnya beras dapat dijangkau oleh masyarakat yang berpendapatan rendah.

Secara umum kesimpulan dari penelitian ini menyatakan bahwa petani sebagai pangan dan sekaligus merupakan kelompok konsumen terbesar, sebagian masih hidup dalam kemiskinan karena berbagai keterbatasan yang dimilikinya. pemerintah perlu menyusun strategi dan kebijakan dalam penguatan ketahanan pangan yang sekaligus mampu mensejahterakan petani. Hal ini dapat diupayakan melalui peningkatan program pemberdayaan petani agar memiliki kemampuan memproduksi pangan sekaligus memiliki pendapatan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan pangan mereka sendiri. Selain itu pemerintah perlu untuk melanjutkankan kebijakan stabilisasi harga yang efektif dengan

dukungan kapasitas institusi dan good governance.

Kata Kunci: Ketahanan Pangan, Kemiskinan, Stabilisasi Harga, Kesejahteraan Petani

3.3

Penelitian

Insentif Riset untuk Peneliti dan Perekayasa tahun 2009 (

DIKTI-LIPI) :

(63)

Tim Peneliti : Dra. Endang S. Soesilowati, MA, PhD (Koordinator), Inne Dwiastuti, SE, M.PP, Drs. Darwin, M.Sc, Dr. Zamroni, dan Bachtiar Rifai, SE.

Abstrak :

(64)
(65)

kesesuaian antara latar belakang pendidikan dengan pekerjaannya, cenderung memiliki prestasi kerja yang lebih bagus dibandingkan dengan yang tidak sesuai.

2. Pengembangan Energi Alternatif dalam Meningkatkan Kinerja

Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM)

Tim Peneliti : Dr. Latif Adam (Koordinator), Dr. Siwage Dharma Negara, Esta Lestari, SE., M. Econ. St., dan Putri Irma Yuniarti, SE

Abstrak :

SMEs spend more than 50% of their production cost to consume energy (oil and electricity). This suggests that the development of alternative energy could help SMEs to improve their performance. Thus, this study is aimed to examine to what extent have alternative energy developed and harnessed by SMEs to improve their productivity and efficiency. Unfortunately, there is no information available which indicates that alternative energy has been used by SMEs in the two research location. Alternatively, the study paid more focus on household rather than on SMEs.

(66)

central government or among different local/regional government agencies is relatively weak. Accordingly, community only used alternative energy in a very limited amount, and moreover they could not enjoy economic benefits from the alternative energy that they have developed.

The study suggest that the government should take several action to promote alternative energy successfully

Building a comprehensive energy policy, covers many sectors and users based on the energy type to avoid similarities of implementatioon of energy for each community. This policy should lead to efforts of achievieng energy security.

(67)

Increasing awareness for clean energy. This effrot could be maintain through continous campaign to change community behaviour and paradigm towards clean energy.

3. Peran Value chain (Rantai Nilai) dalam meningkatkan Kinerja UKM

Tim Peneliti : M. Soekarni, S.E, M.Si (Koordinator), Joko Suryanto, S.E, M.Si., Purwanto, M. Econ. St., Teddy Lesmana, M. Mngt., dan Cahyo Pamungkas, S.E, M.Si.

Abstrak :

Rantai nilai (value chain) adalah rangkaian kegiatan - mulai dari

(68)

Indonesia. Penelitian ini dilakukan dengan metode survei di tiga provinsi yaitu Jawa Barat, Jawa Timur dan DKI Jakarta. UKM yang dijadikan sampel adalah UKM yang memproduksi alas kaki (di Bandung), barang-barang logam (di Sidoarjo), dan mebel (di Klender, Jakarta Timur). Temuan penting dari penelitian ini adalah UKM yang dijalankan dalam alur rantai nilai yang baik memiliki kinerja yang lebih baik dibandingkan dengan UKM yang dijalankan secara individu.

Kata Kunci: UKM, rantai nilai, lingkungan bisnis, kinerja UKM

4. Analisis Manajemen Transportasi Publik di DKI Jakarta

Tim Peneliti : Jiwo Sarana, SE, MM (Koordinator), Dr.

Wijaya Adi, Tuti Ermawati, SE, M. Si, dan

Prof. Dr. Carunia Mulya Firdausy, MA.

Abstrak :

Transportasi publik khususnya bus merupakan salah satu jenis pelayanan masyarakat yang sangat penting. Keberhasilan transportasi publik tergantung bagaimana pemerintah pusat/daerah menangani manajemen transportasi publiknya baik dari sisi penawaran maupun permintaan. Dengan manajemen transportasi

publik yang baik yang meliputi dari perencanaan,

(69)

transportasi publiknya. Berbagai kebijakan dikeluarkan dengan harapan agar masalah trasnportasi publik dapat diminimalisir khususnya masalah kemacetan. Tapi bagaimanapun kebijakan tersebut dikeluarkan, tidak akan berhasil dengan baik selama manajemen transportasi publiknya dibenahi, disisi lain juga faktor daerah kondisi daerah penyangga (Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi) juga harus menjadi perhatian dalam merencanakan transportasi di Jakarta . Pada Penelitian ini akan mengkaji bagaimana manajemen transportasi publik DKI Jakarta saat ini, bagaimana peersepsi masyarakat mengenai transportasi publik, bagaimana rekomendasi kebijakannya. Diharapkan kajian ini dapat memberikan masukan bagi Pemerintah Indonesia dan Pemerintah DKI Jakarta pada khususnya dalam membuat kebijakan mengenai manajemen transportasi publik di DKI Jakarta.

Kata kunci : Manajemen, Transportasi Publik, Kebijakan, Penawaran, Permintaan

5. Optimalisasi Peran Jasa Transportasi Kereta Api: Pendekatan

Model Diamond’s Porter

(70)

Abstrak :

Studi ini diarahkan pada upaya untuk memformulasikan sebuah model untuk optimalisasi peran kereta api commuter dalam sistem transportasi Jabodetabek. Studi ini akan dilakukan selama dua tahun dengan model dasar yang digunakan sebagai rujukan adalah Diamond’s Porter Model. Pada tahun pertama, tujuan antara yang

akan dicapai adalah membuat pemetaan atas berbagai

permasalahan umum dan pemetaan kesenjangan penawaran dan permintaan kereta api commuter. Ada tiga target untuk mencapai tujuan ini, ayitu (a) mengidentifikasi sisi penawaran atau faktor

input; (b) mengidentifikasi sisi permintaan dan (c)

mengidentifikasi berbagai peraturan seputar transportasi yang terkait langsung dengan perkeretaapian.

Data yang digunakan dalam studi ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer dikumpulkan melalui kuesioner dan wawancara mendalam dengan beragam pemangku kepentingan. Sementara data sekunder dikumpulkan dari berbagai sumber terpercaya seperti BPS, PT. KAI, PT. KAI Commuter Jabodetabek dll.

(71)

identifikasi akan kondisi prasarana dan sarana menunjukkan bahwa banyak dari mereka memiliki usia yang terbilang tua, sehingga kinerjanya kurang maksimal. Pemeliharaan akan faktor input pun masih jauh dari memadai. Survey akan kepuasan konsumen terhadap faktor input tersebut menunjukkan bahwa secara umum konsumen merasa tidak puas akan kondisi faktor input, khususnya yang terkait langsung dengan konsumen seperti gerbong kereta api commuter. Sementara itu, tiga masalah umum yang dianggap signifikan mempengaruhi belum optimalnya peran kereta api

commuter adalah: Pertama, manajemen pengelolaan kereta api

commuter masih belum memadai; Kedua, harmonisasi

kelembagaan diantara para pemangku kepentingan masih sangat

lemah; Ketiga, integrasi kereta api commuter dan moda

transportasi publik lainnya belum terjalin secara sistematis. Hal ini diperparah dengan belum lengkapnya berbagai regulasi pendukung bidang perkeretaapian sebagai penjabaran dari UU Nomor 23 Tahun 2007.

Kata Kunci: Kereta api commuter Jabodetabek, Diamond’s Porter Model, Faktor Input dan Faktor Permintaan

6. Pilkada dan Pergeseran Sistem Perencanaan Pembangunan

Daerah (Studi Kasus Kabupaten Bandung dan Kota Bogor)

(72)

Abstrak :

Praktik pemilihan kepala Daerah (Pilkada) secara langsung telah menorehkan catatan sejarah penting dalam rentang perjalanan sejarah reformasi sistem pemerintahan daerah di Indonesia. Bagi kalangan yang optimistik, pilkada telah diartikulasikan sebagai bagian dari langkah penting satu diantara issu penting yang menarik untuk disimak seiring dengan dilaksanakannya Pilkada

secara langsung tersebut adalah, adanya pergeseran sistem

perencanaan pembangunan daerah. Bila pada periode sebelumnya, “landas-pijak” dalam menyusun perencanaan pembangunan adalah Pola Dasar Pembangunan Daerah, maka dengan diterapkannya sistem Pilkada, konsep perencanaan pembangunan daerah tidak lagi merujuk pada Pola Dasar Pembangunan Daerah, tetapi diturunkannya dari Visi/Misi Kepala dan Wakil Kepala Daerah terpilih dalam Pilkada.

Peratanyaan sekarang adalah sejauh mana Visi/Misi itu sendiri

telah mencerminkan Potensi dan Kemampuan rril yang dimiliki

daerah, serta telah melibatkan masyarakat dalam

(73)

Hasil penelitian di Provinsi Jawa Barat, mengindikasikan, bahwa visi/misi yang diusung oleh pasangan Kepala dan Wakil Kepala Daerah ketika Pilkada berlangsung telah banyak merujuk pada potensi yang dimiliki oleh daerah (utamnya potensi Sumber Daya Manusia/SDM). Bahkan pada tingkat tertentu, issu SDM, khusunya terkait dengan persoalan “penyerapan ternaga kerja” dan :kemiskinan”, telah dijadikan sebagai “iklan politik” yang dikemas dalam “janji politik” untuk menarik dukungan suara pada kampanye Pilkada. Namun demikian, sangat menarik untuk dicatat, bahwa terdapat beberapa potensi ekonomi penting lainnya yang nyaris terlupakan.

Kesimpulan umum berikutnya yang menarik untuk digarisbawahi adalah, kenyataan tentang adanya beberapa inkonsistensi dalam proses penurunan “misi” yang diusung oleh pasangan Kepala dan Wakil Kepala Daerah ketika Pilkada berlangsung kedalam “misi pemerintah daerah” pada periode pasca Pilkada. Hal ini, antara lain, ditunjukkan oleh “tidak kentaranya” atau bahkan “hilangnya” beberapa butir misi yang diusung oleh pasangan Kepala dan Wakil Kepala Daerah pada saat Pilkada, tatkala diturunkan kedalam misi pemerintah daerah sebagaimana tertuang didalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD).

Dengan mempertimbangkan dua kesimpulan umum di atas, maka cukup beralasan bila kemudian penelitian ini mengajukan proposisi

(74)

lahirnya para pasangan kandidat Kepala dan Wakil Kepala

Daerah untuk memiliki Visi dan Misi. Namun demikian, mengingat proses penyusunan Visi dan Misi itu sendiri lebih didominasi oleh

pertimbangan-pertimbangan politik praktis daripada

pertimbangan potensi daerah, maka secara substansial, masih terlalu dini untuk mengartikulasi Visi dan Misi pasangan

Kepala-Wakil Kepala Daerah terpilih sebagai sesuatu yang dimiliki legitimasi kuat untuk dikonversikan menjadi Visi/Misi Pemerintah

Daerah pada Periode pasca Pilkada, dan selanjutnya berperan

sebagai rujukan utama dalam penyusunan Rencana pembangunan Daerah.

7. Penilaian Biaya-Manfaat Perubahan Fungsi Kawasan Bogor,

Puncak, Cianjur (Sebuah Studi Kasus)

Tim Peneliti : Prof. Drs. Hari Susanto, MA. (Koordinator), Ir. Endang Tjitroresmi, dan Prof. Drs. Sukarna Wiranta, MA.

Abstrak :

Referensi

Dokumen terkait

Air ee&amp;an&amp; peranan pentin&amp; di dala ehidupan anusia dan 'u&amp;a ahlu hidup lainnya. Air ee&amp;an&amp; peranan pentin&amp; di dala

Strategi produksi bersih yang akan diterapkan adalah sosialisasi serta pelatihan penerapan produksi bersih dan peningkatan mutu kayu lapis; pengembangan teknologi

Pertumbuhan ekonomi (dengan migas) yang digambarkan oleh pertumbuhan nilai PDRB atas dasar harga konstan pada triwulan III tahun 2014 mencapai 1,73 persen

Dalam kegiatan pembelajaran, bagi peserta didik yang sudah mencapai kompetensi yang ditentukan (membaca, menerjemah, memahami isi kandungan dan menghafal hadis tentang

Prinsip-prinsip itu kemudian diorganisasikan kembali terutama untuk mengakomodasi masalah fundamental yang dihadapi masyarakat di Maluku (Indonesia), seperti

Pengemudi Go-Jek memiliki job demands berupa aktivitas mengantarkan penumpang atau barang ke tempat tujuan yang pelanggan inginkan, tempat kerja mereka merupakan jalanan Kota Jakarta

Pada saat sekarang ini banyak sekali perusahaan yang memproduksi surat kabar, akan tetapi satu hal yang belum diperhatikan oleh seluruh perusahaan surat kabar ialah

Pada pola yang telah terbentuk masih terdapat lapisan resis diatasnya, sehingga dibutuhkan proses stripping agar lapisan yang tidak berguna dapat terbuang.. Setiap