L
L
A
A
P
P
O
O
R
R
A
A
N
N
T
T
A
A
H
H
U
U
N
N
A
A
N
N
2
2
0
0
0
0
9
9
PUSAT PENELITIAN EKONOMI
K
KA
AT
TA
A
P
PE
EN
NG
GA
AN
NT
TA
AR
R
Laporan tahunan Pusat Penelitian Ekonomi – LIPI (P2E-LIPI) menampilkan rangkuman dari pelaksanaan kegiatan yang dilakukan oleh yang berlangsung sejak 1 Januari sampai dengan 31 Desember 2009 dari berbagai kegiatan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi lembaga penelitian, seperti tertuang dalam surat Keputusan Kepala LIPI Nomor 1151/M/2001 tertanggal 5 Juni 2001 tentang Reorganisasi dan Tata Kerja LIPI.
Dalam laporan ini diuraikan tentang organisasi dan sarana pendukung, kegiatan penelitian, baik penelitian yang dibiayai oleh DIPA, Penelitian Kompetitif, maupun Kegiatan Sinergi Penelitian dan Pengembangan Iptek DIKTI – LIPI (Insentif Riset untuk Peneliti dan Perekayasa tahun 2009). Di samping itu, laporan ini juga memuat tentang kegiatan seminar/pertemuan ilmiah baik di dalam maupun luar negeri dan publikasi yang diterbitkan oleh lembaga/media, seperti dimuat dalam jurnal, surat kabar atau media lainnya, serta pembinaan sumber daya manusia.
selama satu tahun. Harapan kami apa yang telah dicapai pada tahun sekarang menjadi pemacu bagi peningkatan kinerja P2E-LIPI pada tahun yang akan datang.
Jakarta, Januari 2010
Kepala Pusat Penelitian Ekonomi-Lipi,
Drs. Darwin, M. Sc.
D
DA
AF
FT
TA
AR
R
I
IS
SI
I
Halaman
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... iii
DAFTAR LAMPIRAN ... v
BAB 1 PENDAHULUAN ... 1
BAB 2 ORGANISASI DAN SARANA PENDUKUNG ... 3
2.1 Tugas Pokok dan Fungsi ... 3
2.2 Visi dan Misi ... 6
2.3 Tujuan dan Sasaran ... 7
2.4 Struktur Organisasi ... 8
2.5 Sumber Daya Manusia: ... 11
2.6 Anggaran Belanja ... 24
2.7 Sarana dan Prasarana ... 29
BAB 3 PELAKSANAAN KEGIATAN... 35
3.1 Penelitian DIPA ... 35
3.2 Penelitian Kompetitif : ... 49
3.3 Penelitian Insentif Riset untuk Peneliti dan Perekayasa tahun 2009 (DIKTI-LIPI) : ... 55
3.4 Seminar Dan Kegiatan Ilmiah Lainnya ... 74
3.5 Kegiatan Individual Peneliti ... 91
BAB 4 PEMBINAAN SUMBER DAYA MANUSIA ... 143
4.1 Pegawai yang Telah Menyelesaikan Tugas Belajar .. 144
4.2 Pegawai yang Sedang Tugas Belajar Di Dalam Negeri ... 144
4.5 Pegawai yang Mengikuti Training/ Diklat ... 145
4.6 Pegawai yang Mendapat Penghargaan ... 146
4.7 Pegawai yang Memasuki Masa Purna Bhakti (Pensiun) ... 147
BAB 5 PENUTUP ... 149
Lampiran 1 ... 148
D
DA
AF
FT
TA
AR
R
L
LA
AM
MP
PI
IR
RA
AN
N
Halaman Lampiran 1 Realisasi Anggaran Pusat Penelitian Ekonomi
Tahun 2008 ... 87
B
BA
AB
B
1
1
P
PE
EN
ND
DA
AH
HU
UL
LU
UA
AN
N
Pusat Penelitian Ekonomi - LIPI merupakan lembaga penelitian keilmuan di bidang ekonomi yang berkedudukan di Jakarta. Bersama pusat penelitian lainnya di lingkungan Kedeputian Bidang IPSK, lembaga yang semula bernama Pusat Penelitian dan Pengembangan Ekonomi dan Pembangunan (PEP) – LIPI ini kemudian dengan Surat Keputusan Presiden No. 178 Tahun 2000, tertanggal 15 Desember 2000 tentang Reorganisasi LIPI dan Surat Keputusan Kepala LIPI No:1151/M/2001 tertanggal 5 Juni 2001 Tentang Reorganisasi dan Tata Kerja LIPI berubah nama menjadi Pusat Penelitian Ekonomi (P2E)-LIPI.
Sebagai salah satu dari lima pusat penelitian di bawah Kedeputian Bidang IPSK-LIPI, Pusat Penelitian Ekonomi dituntut dapat menghadapi tantangan baru untuk menghasilkan karya unggulan yang mampu bersaing dan menjadi acuan ilmiah baik di tingkat nasional maupun internasional. P2E-LIPI juga dituntut untuk memberikan arah dan pencerahan bagi masyarakat dalam rangka meletakkan landasan yang kokoh dalam mencapai masyarakat adil, makmur, dan demokratis.
Dalam melaksanakan program-program penelitian, P2E-LIPI membentuk 4 (empat) kompetensi inti (core competence) yaitu:
a. Industri dan Perdagangan
c. Keuangan dan Perbankan
d. Ekonomi Syariah.
B
BA
AB
B
2
2
O
OR
RG
GA
AN
NI
IS
SA
AS
SI
I
DA
D
AN
N
S
SA
AR
RA
AN
NA
A
PE
P
EN
ND
DU
UK
KU
UN
NG
G
2.1 Tugas Pokok dan Fungsi
Pusat Penelitian Ekonomi – Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (P2E-LIPI) berdasarkan Keputusan Kepala LIPI Nomor: 1151/M/2001 tertanggal 5 Juni 2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja LIPI, bertugas “melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan, penyusunan pedoman, pemberian bimbingan teknis, penyusunan rencana dan program, pelaksanaan penelitian bidang ekonomi serta evaluasi, dan penyusunan laporan”.
Dalam melaksanakan tugas pokok tersebut (Pasal 247), Pusat Penelitian Ekonomi – LIPI menyelenggarakan fungsi:
a. Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis penelitian bidang
ekonomi;
b. Penyusunan pedoman, pembinaan, dan pemberian bimbingan
teknis penelitian bidang ekonomi;
c. Penyusunan rencana dan program, serta pelaksanaan penelitian
bidang ekonomi;
d. Pemantauan pemanfaatan hasil penelitian bidang ekonomi;
e. Pelayanan jasa ilmu pengetahuan dan teknologi bidang ekonomi;
f. Evaluasi dan penyusunan laporan penelitian bidang ekonomi;
Adapun penjabaran tugas pokok dan fungsi masing-masing bidang yang terdapat dalam struktur organisasi Pusat Penelitian Ekonomi - LIPI adalah sebagai berikut:
Bidang Industri dan Perdagangan
Bidang Industri dan Perdagangan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan dan penyusunan pedoman, pemberian bimbingan teknis penelitian, penyusunan rencana dan program, pelaksanaan penelitian, pemantauan pemanfaatan, evaluasi, dan penyusunan laporan hasil penelitian bidang industri dan perdagangan, serta kegiatan ilmiah lainnya.
Bidang Pembangunan Daerah
Bidang Pembangunan Daerah mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan dan penyusunan pedoman, pemberian bimbingan teknis penelitian, penyusunan rencana dan program, pelaksanaan penelitian, pemantauan pemanfaatan, evaluasi, dan penyusunan laporan hasil penelitian bidang pembangunan daerah, serta kegiatan ilmiah lainnya.
Bidang Keuangan dan Perbankan
Bidang Tata Operasional
Bidang Tata Operasional mempunyai tugas melaksanakan penyiapan kerjasama, dokumentasi, dan informasi. Dalam
melaksanakan tugas tersebut, Bidang Tata Operasional
menyelenggarakan fungsi:
a. Penyiapan bahan penyusunan dan pelaksanaan program
kerja sama penelitian bidang ekonomi.
b. Pengumpulan, pengolahan dan penyajian data dan
informasi, penyebarluasan hasil penelitian bidang
ekonomi, serta dokumentasi dan pengelolaan
perpustakaan.
Kepala Bidang Tata Operasional membawahi:
Sub Bidang Kerjasama Penelitian mempunyai tugas
melakukan penyiapan bahan penyusunan, dan pelaksanaan program kerjasama penelitian bidang ekonomi.
Sub Bidang Dokumentasi dan Informasi mempunyai
Sub Bagian Tata Usaha
Sub-Bagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan urusan
kepegawaian, keuangan, tata persuratan dan kearsipan,
perlengkapan serta rumah tangga. Untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas tugas dan fungsi P2E-LIPI, utamanya untuk kegiatan Sub Bagian Tata Usaha dilakukan oleh para koordinator, yang meliputi koordinator kepegawaian dan koordinator umum.
2.2 Visi dan Misi
Visi
“Menjadi Centre of Excellence dan think tank dalam
pembangunan ekonomi Indonesia”.
Misi
2.3 Tujuan dan Sasaran
Tujuan
Tujuan dari perencanaan strategik P2E-LIPI adalah sebagai berikut:
a. Menghasilkan penelitian ilmiah yang:
• Semakin berbobot baik dari segi metodologi maupun
hasilnya;
• Mampu menangkap dan memahami fenomena dan
permasalahan sosial-ekonomi masyarakat secara
faktual, akurat, dan mampu memberikan solusi ilmiah secara tepat;
• Bersifat antisipatif terhadap arah perkembangan
sosial-ekonomi masyarakat dalam menghadapi regionalisasi dan globalisasi;
• Mampu memberikan kontribusi secara nyata dalam
pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya dalam ilmu ekonomi dan aspek pembangunan yang terkait lainnya;
• Mampu memberikan rekomendasi kebijakan yang tepat
terhadap permasalahan dan perkembangan masyarakat ke arah yang lebih baik dan maju;
b. Menghasilkan gagasan alternatif tentang pembangunan
c. Mampu berpartisipasi aktif dalam berbagai forum ilmiah baik nasional maupun internasional.
Sasaran
Sasaran dari perencanaan strategik adalah sebagai berikut:
a. Setiap peneliti mampu menghasilkan karya tulis ilmiah baik
berupa laporan hasil penelitian, artikel di jurnal nasional
maupun internasional, dan kertas kerja (working
papers/occasional papers) maupun karya-karya tulis semi populer.
b. Setiap peneliti mampu mengkomunikasikan gagasannya
baik secara lisan maupun tulisan dengan bahasa Indonesia dan bahasa Inggris yang baik dan benar.
c. Setiap bidang penelitian atau kompetensi inti mampu
menghasilkan laporan penelitian dan buku berkualitas yang dibutuhkan dunia akademis, pemerintah, dan masyarakat.
d. Secara kelembagaan P2E-LIPI mampu mengembangkan
pemikiran-pemikiran strategis dalam upaya mendukung solusi problematika kehidupan yang dihadapi masyarakat Indonesia.
2.4 Struktur Organisasi
5 Juni 2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja LIPI, dipimpin oleh Kepala Pusat Penelitian yang dibantu oleh:
a. Kepala Bidang Industri dan Perdagangan
b. Kepala Bidang Pembangunan Daerah
c. Kepala Bidang Keuangan dan Perbankan
d. Kepala Bidang Tata Operasional
e. Kepala Sub Bidang Kerjasama Penelitian
f. Kepala Sub Bidang Dokumentasi dan Informasi
BAGAN
2.5 Sumber Daya Manusia:
Jumlah pegawai Pusat Penelitian Ekonomi – LIPI pada tahun 2009 berjumlah 65 orang, akan tetapi sampai dengan 31 Desember 2009 tinggal 63 orang karena ada satu orang staf administrasi meninggal dunia (Indra) dan satu orang lagi (Syawal), yang telah memasuki masa purnabakti/pensiun. Dari 63 orang pegawai P2E-LIPI tersebut, terdiri dari: peneliti 41 orang dan staf administrasi 22 orang. Adapun perincian jumlah pegawai berdasarkan klasifikasi adalah sebagai berikut:
2.5.1 Jumlah Pegawai Menurut Jenis Kelamin
Jabatan Pria Wanita Jumlah
Peneliti 26 15 41
Administrasi 8 14 22
Jumlah 34 29 63
2.5.2
Jumlah Pegawai Menurut Golongan Kepangkatandan
Jenis Kelamin
Golongan Kepangkatan
Jenis Kelamin
Pria Wanita
Golongan I - -
Golongan II 1 2
Golongan III 19 21
Golongan IV 14 6
2.5.3 Jumlah Pegawai Menurut Kelompok Umur dan Golongan Kepangkatan
Kelompok Umur (Tahun)
Gol.I Gol.II Gol.III Gol.IV Jumlah
< 29 - 2 10 - 12
30 – 39 - - 10 1 11
40 – 49 - 1 11 3 15
50 – 59 - - 9 13 22
> 60 - - - 3 3
Jumlah - 3 40 20 63
2.5.4
Jumlah Pegawai Menurut Tingkat Pendidikan dan
Jenis Kelamin
Tingkat Pendidikan
JENIS KELAMIN
JUMLAH
WANITA PRIA
S3 1 8 9
S2 11 13 24
S1 9 5 14
SO 2 1 3
SLTA 6 6 12
SLTP - 1 1
SD - - -
JUMLAH 29 34 63
2.5.5
Jumlah Pegawai Menurut Tingkat Pendidikan dan
Kelompok Usia
TINGKAT PENDIDIKAN
Umur JUMLAH
<24 25-29 30-34 35-39 40-45 46-50 >50
S3 - - - 2 3 1 3 9
S2 - 4 6 3 1 - 10 24
S1 1 5 - - - 2 6 14
SO 1 1 - - - - 1 3
SLTA - - - - 3 6 3 12
SLTP - - - 1 - 1
SD - - - -
JUMLAH 2 10 6 5 7 10 23 63
2.5.6
Jumlah Peneliti Menurut Umur, Jabatan Fungsional
dan Jenis Kelamin
Jenjang Jabatan Fungsional
<29 30-39 40-49 50-59 >60 Jumlah P W P W P W P W P W P W
Profesor Riset - - - 2 - 1 1 3 1 Peneliti Utama - - - - 1 - 4 1 1 - 6 1 Peneliti Madya - - 2 - - - 3 3 - - 5 3 Peneliti Muda 1 2 5 2 3 - 1 - - - 10 4 Peneliti Pertama - 1 1 1 - - - 1 2 Kandidat Peneliti 1 4 - - - 1 4
Jumlah 2 7 8 3 4 - 10 4 2 1 26 15
2.5.7
Jumlah Non-Peneliti Menurut Umur, Jabatan
Fungsional dan Jenis Kelamin
Jenjang Jabatan
2.5.8
Jumlah Peneliti Berdasarkan Bidang Keahlian
11 Dr. Syarif Hidayat Peneliti Utama
S-3 Phuilosophy, Flinders University of South Australia
Politik Ekonomi Otonomi Daerah, Politik Lokal 14 Drs. Firmansyah
20 Drs. Toerdin S. Western Australia
Ekonomi
28 Maxensius Tri
36 Dhani Agung
2.5.9
Fokus Kajian Menurut Bidang
BIDANG
PENELITIAN NAMA FOKUS KAJIAN
Industri dan Perdagangan
Drs. Sairi Erfanie Ekonomi Industri, Ekonomi Regional, Ekonomi Syariah Prof. Dr. Carunia Mulya
Firdausy, MA
Drs. Darwin, M. Sc. Ekonomi Industri, Pemberdayaan UMKM Dr. Endang Sri
Soesilowati, MS
Gender dan Sumber Daya Manusia
Dr. Latif Adam Ekonomi Idustri Zamroni, SE, M. Appl.
Model ekonomi, Inflasi dan Pertumbuhan, Siklus Bisnis Purwanto, SE, M. Econ.
St.
Ekonomi Industri, Ekonomi Transportasi
Inne Dwiastuti, SE, MT, MPP
Ekonomi Energi, Ekonomi Regional, Kebijakan Publik Esta Lestari, SE, M. Ec. Ekonomi Industri, Ekonomi
Publik
Pembangunan Dr. Wijaya Adi, APU Pengembangan Wilayah Prof. Hari Susanto, MA Distribusi Pendapatan dan
Kemiskinan
Dr. Masyhuri, MS Sosial Ekonomi Nelayan dan Ekonomi Syariah
Ir. Ernany Dwi Astuty, M. Si Ir. Endang Tjitroresmi Agroindustri dan
Kemiskinan
Dra. Zarida, MA Sosiologi Industri, Sosiologi Pedesaan
Drs. E. Toerdin S. Usman, MA
Otonomi Daerah dan Ekonomi Syariah Dr. Syarif Hidayat Otonomi Daerah, Politik
Lokal
Joko Suryanto, SE, M.Si Manajemen Keuangan Daerah
Drs. Firmansyah Ekonomi Industri, UKM, dan Ekonomi Syariah
Yani Mulyaningsing, SE, M.Si
Ekonomi Syariah
Agus Syarip Hidayat, SE, MA
Ekonomi Publik
Jiwa Sarana, SE, MM Manajemen Keuangan Daerah.
Agus Eko Nugroho, SE, M. Appl. Econ
Micro Finance dan Modal Sosial
Umi Karomah
Yaumidin, SE, M. Econ. St.
Ekonomi Publik, Ekonomi Moneter, Ekonomi Syariah
Teddy Lesmana, SE, MM
Ekonomi Keuangan, Ekonomi Moneter Diah Setiari Suhodo, SE,
M. Econ. St.
Ekonomi Publik, Ekonomi Syariah
Tuti Ermawati, SE Ekonomi Publik, Ekonomi Syariah
Nurlia Listiani, SE Ekonomi Syariah Yeni Saptia, SE Ekonomi Syariah Putri Irma Yuniarti, SE Ekonomi Syariah Chitra Indah Yuliana,
SE
Kandidat Peneliti
2.5.10
Daftar Staf Administrasi yang Menduduki Jabatan
Mutiara Sinaga, S.Sos, M.Si Susilo Haryanti, S.Sos
Pranata Humas Pelaksana
Lanjutan
Pranata Humas Pelaksana
Lanjutan
Pranata Humas Pelaksana
Lanjutan
Pranata Humas Pelaksana
Administrasi Umum/ Non Fungsional
Euis Yulia Gantini, SAP Elia Yudiana
Balkis Triasantri, A. Md. Suharyanto barang dan Peralatan Kantor Pengadministrasi Pengadaan barang dan Peralatan Kantor Pengadministrasi Kerjasama
2.6 Anggaran Belanja
3.231.029.196,- dan belanja tidak mengikat sebesar Rp 1.423.500.650,-
Dari data tersebut, terjadi selisih atau minus secara keseluruhan sebesar Rp 29.862.846,-. Kekurangan dana terdapat pada belanja mengikat khususnya belanja pegawai yang disebabkan oleh adanya kenaikan belanja tunjangan fungsional peneliti (Realisasi Penggunaan DIPA P2E-LIPI tahun 2009 dapat dilihat pada Lampiran 2).
Selain melaksanakan kegiatan penelitian yang dibiayai oleh anggaran DIPA, P2E-LIPI untuk tahun anggaran 2009 juga melaksanakan Program Penelitian kerjasama antar Departemen atau lembaga. Kerjasama penelitian tersebut adalah Penelitian Kompetitif dan Kegiatan Sinergi Penelitian dan Pengembangan Iptek DIKTI – LIPI (Insentif Riset untuk Peneliti dan Perekayasa tahun 2009). Adapun anggaran untuk kegiatan penelitian tersebut adalah sebagai berikut :
2.6.1
Penelitian DIPA
No. Uraian Kegiatan Dana Pagu Jumlah Pengeluaran
Sisa
1 Pengaruh Kebijakan Bahan Bakar Minyak (BBM) dan Tarif Dasar Listrik (TDL) terhadap Kegiatan Ekonomi dan Kesejahteraan Masyarakat: Studi Kasus Sektor Industri
2 Pengembangan Industri Nasional Energi Alternatif: Studi Kasus Biofuel
157.140.000 156.984.100 155.900
3 Peluang Usaha Produk Makanan Halal di Pasar Global: Perilaku Konsumen Muslim dalam Konsumsi Makanan Halal
160.097.000 159.991.925 105.075
4 Potensi dan Peran Zakat dalam Mengurangi Kemiskinan
134.920.000 134.032.375 887.625
5 Optimalisasi
Pemanfaatan Sumber Daya Ekonomi Hayati Laut
152.413.000 151.699.325 713.675
6 Implikasi Pemekaran Daerah terhadap Kesejahteraan Masyarakat
152.350.000 150.504.795 1.845.205
7 Pilkada dan Pergeseran Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah
152.070.000 151.376.575 693.425
8 Peranan dan
Tantangan Perbankan Syariah dalam
Mendorong Sektor Riil
152.350.000 152.019.580 330.420
Jumlah 1.240.312.00
0
1.230.769.20 0
2.6.2
Penelitian Kompetitif
No. Uraian Kegiatan Dana Pagu Jumlah Pengeluaran
Sisa
1 Percepatan Pertumbuhan Ekonomi Kawasan Karimata Melalui Integrasi antar Daerah
265.873.000 265.873.000 0
2. Sinergitas Fungsi
Coorporate Social
Responsibility (SCR), Usaha Kecil dan Menengah (UKM) dan Partisipasi Masyarakat di Wilayah Pesisir Karimata
228.958.000 228.958.000 0
3. Pengentasan Kemiskinan Melalui Penguatan Ketahanan Pangan dan Stabilisasi Harga Produk Pangan di Indonesia
240.000.000 240.000.000 0
JUMLAH 734.831.000 734.831.000 0
2.6.3
Penelitian DIKTI :
No. Uraian Kegiatan Dana Pagu Jumlah Saing Tenaga Kerja dan Industri
200.000.000 200.000.000 0
2 Pengembangan Energi Alternatif dalam Meningkatkan Kinerja Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM)
3 Peran Value chain (Rantai Nilai) dalam meningkatkan Kinerja UKM
200.000.000 200.000.000 0
4 Analisis Manajemen Transportasi Publik di DKI Jakarta
200.000.000 199.780.000 220.000
5 Optimalisasi Peran Jasa Transportasi Kereta Api: Pendekatan Model
Diamond’s Porter
150.000.000 150.000.000 0
6 Pilkada dan Pergeseran Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah (Studi Kasus Kabupaten Bandung dan Kota Bogor)
200.000.000 200.000.000 0
7 Penilaian Biaya-Manfaat Perubahan Fungsi Kawasan Bogor, Puncak, dan Cianjur (Sebuah Studi Kasus)
150.000.000 149.969.900 30.100
8 Efektivitas Model
Pembiayaan Syariah dalam Meningkatkan Sektor Pertanian
200.000.000 200.000.000 0
9. Kebijakan Anti
200.000.000 200.000.000 0
10. Pengembangan Kewirausahaan Sektor Informal: Studi Kasus Pedagang Kaki Lima
200.000.000 199.982.300 17.700
2.7 Sarana dan Prasarana
Pusat Penelitian Ekonomi – LIPI sampai saat ini masih menempati tiga lantai di Widya Graha LIPI. Alokasi ruangan kerja P2E-LIPI terpencar-pencar pada lantai IV, V dan VII kurang ideal untuk bekerja secara optimal. Di lantai IV ruangan yang ditempati hanya 75% dari luas lantai yang sisanya ditempati Pusat Penelitian Kependudukan, sedangkan di lantai VII luas ruangan yang ditempati staf Pusat Penelitian Ekonomi kurang lebih 15%. Dengan kondisi ruang tersebut juga sangat menyulitkan dan merepotkan dalam pengaturan dan pembagian prasarana yang ada karena sangat terbatas. Sebagai lembaga yang bergerak dalam bidang penelitian, Pusat Penelitian Ekonomi LIPI memiliki Sub Bagian Dokumentasi dan Informasi yang membawahi dua fasilitas yang berperan penting dalam
terlaksananya kegiatan penelitian, yakni Perpustakaan dan
Laboratorium komputer.
PUSAT DOKUMENTASI DAN INFORMASI
Perpustakaan :
Perpustakaan P2E LIPI yang berlokasi di Gedung Widya Graha lantai 5 memiliki misi menjadi sumber informasi utama para peneliti di Pusat Penelitian Ekonomi LIPI. Perpustakaan P2E LIPI menyediakan berbagai informasi –utamanya di bidang ekonomi dan pembangunan- yang dibutuhkan oleh para peneliti dalam menjalankan tugas penelitian mereka. Informasi-informasi tersebut dapat diakses dalam bentuk buku, jurnal, data-data statistik, laporan dari berbagai lembaga nasional dan internasional, seperti Bank Indonesia, World Bank, dan UNDP. Informasi lainnya juga tersedia dalam bentuk majalah dan surat kabar yang terbit secara rutin baik harian maupun mingguan, juga kliping surat kabar yang memuat berita-berita khusus mengenai perkembangan ekonomi dan pembangunan di Indonesia.
Koleksi-koleksi tersebut selain dimanfaatkan oleh para peneliti di lingkungan Pusat Penelitian Ekonomi LIPI juga banyak dimanfaatkan oleh peneliti-peneliti dari pusat penelitian lain di lingkungan LIPI (seperti PMB, P2K, dan PSDR), peneliti di luar LIPI, dosen perguruan tinggi, hingga mahasiswa dari berbagai universitas baik tingkat S1 maupun S2 serta masyarakat umum.
lembaga penelitian swasta, instansi-instansi pemerintah lainnya, universitas dan lembaga-lembaga asing.
Adapun lembaga dan universitas yang secara rutin mengirimkan publikasi mereka ke P2E-LIPI antara lain: Pusat Penelitian di lingkungan LIPI, Bank Indonesia, Bank Indonesia Jayapura, Badan Pusat Statistik, Badan Analisa Keuangan dan Moneter Departemen Keuangan, Balitbang Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi,
Perpustakaan Nasional, Fakultas Ekonomi Universitas
Muhammadiyah Surakarta, Fakultas Ekonomi Universitas Trisakti, Fakultas Ekonomi Universitas Atmajaya, LPSEUI, Universitas Diponegoro, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Keuangan dan Perbankan, Yayasan AKATIGA, United Nations (ESCAP), Institute of Development Economies (IDE JETRO), dan Korea Rural Economic Institute.
Koleksi majalah dan surat kabar yang dilanggan dengan anggaran DIPA, antara lain Analisis CSIS, Bulletin of Indonesian and Economic Studies, Ekonomi dan Keuangan Indonesia, The Economist, Business News, The Indonesian Quarterly, Tempo, Harian dan Mingguan Kontan, Surat Kabar Kompas, Media Indonesia, The Jakarta Post, dan Republika.
Hingga akhir Desember 2009, koleksi yang dimiliki Perpustakaan P2E mencakup:
• 10.282 judul koleksi yang terdiri dari buku teks, buku
publikasi penelitian, tesis/skripsi, kumpulan
makalah/prosiding dan lainnya. Jumlah tersebut sudah
termasuk penambahan koleksi di tahun 2009.
• Penambahan koleksi di tahun 2009 sebanyak 365 buah
dengan rincian sebgai berikut:
o Pembelian dengan anggaran DIPA 2009 sebanyak 60
o Hadiah dan tukar menukar koleksi dengan instansi
lain sebanyak 305
• Koleksi majalah dan jurnal yang terjilid sebanyak 2.430
jilid. Jumlah tersebut sudah termasuk penjilidan di tahun 2009 sebanyak 30 jilid.
• Kliping berita-berita periode Juli 2008 hingga Juli 2009
Laboratorium Komputer :
Perangkat komputer merupakan alat kerja utama yang sangat dibutuhkan para peneliti untuk menjalankan tugasnya. Tidak semua peneliti di satuan kerja Pusat Penelitian Ekonomi – LIPI memiliki perangkat komputer di ruangan mereka, sehingga P2E-LIPI merasa perlu untuk memberikan sarana tersebut sehingga bisa dimanfaatkan oleh semua peneliti, dan bahkan juga oleh staf administrasi.
Laboratorium komputer P2E-LIPI yang berada di Gedung Widya Graha lantai 4 menyediakan 6 buah perangkat komputer dan 2 buah perangkat printer yang bebas digunakan oleh semua pegawai P2E-LIPI demi kelancaran tugas mereka. Selain menyediakan fasilitas komputer untuk mengerjakan pekerjaan para peneliti dan staf administrasi, lab komputer juga menyediakan akses internet yang bisa digunakan untuk mengakses berbagai data dan informasi yang dibutuhkan para peneliti untuk melaksanakan penelitian.
Data dan informasi terkini khususnya mengenai ekonomi dan pembangunan sangatlah dibutuhkan para peneliti untuk menghasilkan penelitian-penelitian yang baik, bermanfaat, dan bisa diaplikasikan dalam kehidupan nyata. Hal tersebut dengan mudah didapatkan melalui akses internet. Tentu saja data dan informasi tersebut kemudian akan diolah kembali sesuai dengan kebutuhan penelitian masing-masing peneliti.
para peneliti, sehingga peneliti yang memiliki perangkat komputer di ruangannya dapat dengan mudah memanfaatkan akses ini untuk menunjang pekerjaan mereka. Selain itu, akses internet juga tersedia di ruang Perpustakaan P2E sehingga para pengunjung perpustakaan selain bisa mengakses koleksi fisik berupa buku, jurnal, dsb, juga dapat mengakses dunia maya.
Hingga akhir Desember 2009, sarana yang dimiliki oleh bagian komputer P2E antara lain:
• Perangkat komputer berupa PC (Personal Computer)
sebanyak 44 buah dengan perincian sbb:
o 3 buah komputer baru yang dibeli dengan anggaran
DIPA 2009
o 3 buah komputer rusak dan tidak bisa digunakan lagi
o 6 buah komputer berada di lab komputer
o 32 buah komputer lainnya tersebar di beberapa bagian
kerja seperti di bagian kepegawaian, keuangan, perpustakaan serta di ruangan para peneliti.
• Perangkat komputer berupa laptop sebanyak 8 buah, sudah
termasuk 1 buah laptop baru yang dibeli dengan anggaran DIPA 2009
• 1 buah infocus
B
BA
AB
B
3
3
P
PE
EL
LA
AK
KS
SA
AN
NA
AA
AN
N
KE
K
EG
GI
IA
AT
TA
AN
N
Aktivitas yang dilakukan oleh Pusat Penelitian Ekonomi-LIPI tahun anggaran 2009 meliputi pelaksanaan penelitian tematik yang
bersifat bottom-up dan penelitian kompetitif yang bersifat top-down,
serta Kegiatan Sinergi Penelitian dan Pengembangan Iptek DIKTI –
LIPI (Insentif Riset untuk Peneliti dan Perekayasa tahun 2009).
Penelitian tematik dimaksudkan untuk mengembangkan core
competence lembaga, sedangkan penelitian kompetitif dimaksudkan
untuk mengembangkan kemampuan LIPI secara corporate, yang
bersifat lintas disiplin dan lintas institusi.
Di samping kegiatan penelitian, para peneliti juga aktif
melaksakan kegiatan ilmiah lainnya diantaranya seminar, workshop,
dan bedah buku. Dalam menanggapi issu-issu kontemporer, para peneliti P2E-LIPI juga aktif merespon melalui media cetak maupun
elektronik, mengadakan jumpa pers dan memberikan timbangan
ilmiah kepada pemerintah. Selain itu para peneliti juga aktif sebagai konsultan, narasumber dan dosen di berbagai perguruan tinggi negeri serta swasta.
3.1 Penelitian DIPA
1. Pengaruh Kebijakan Bahan Bakar Minyak (BBM) dan Tarif
Dasar Listrik (TDL) terhadap Kegiatan Ekonomi dan Kesejahteraan Masyarakat: Studi Kasus Sektor Industri
Tim Peneliti : Maxensius Tri Sambodo, SE, MIDEC
(Koordinator), Dr. Latif Adam, Esta Lestari, SE, M. Econ. St., Purwanto, SE, M. Econ.St, Tuti Ermawati, SE, Nurlia Listiani, SE.
Abstrak :
Penelitian yang mengambil tema besar tentang dampak kenaikan harga energi (BBM dan TDL) bagi kesejahteraan masyarakat telah berjalan selama tiga tahun. Setiap tahun memiliki penekanan kajian yang berbeda. Di tahun pertama, arah penelitian di fokuskan pada sektor rumah tangga, nelayan, angkutan umum dan industri rumah tangga. Tahun kedua, penelitian ini fokus pada sektor transportasi publik dan di tahun terakhir, sektor industri khususnya tekstil dan produk tekstil mendapat porsi kajian lebih besar.
Secara umum, kenaikan harga energi merupakan hal sulit untuk dihindari. Paling tidak ada dua peristiwa besar yang membuat hal ini terjadi. Pertama, kenaikan harga energi dunia seperti minyak, batubara, dan gas. Hal ini terjadi sebagai konsekuensi dari kenaikan permintaan energi dunia terutama sebagai dampak dari turunnya produksi energi di China. Kedua, Indonesia telah berada
energi menjadi semakin mahal seiring dengan naiknya harga energi dunia.
Temuan studi secara umum menggambarkan bahwa kenaikan harga energi belum diimbangin oleh kerangka kebijakan yang komprehensif. Hal ini tampak jelas dari temuan di tahun pertama,
dimana turunya kesejahteraan masyarakat belum dapat di-offset
oleh kebijakan pendukung seperti penyediaan cool storage bagi
nelayan untuk menjaga stabilitas harga ikan, relatif mahanya biaya untuk pengurusan KIR, terbatasnya akses teknologi hemat energi bagi industri, masih besarnya pungutan tak resmi di jalan,
kurangnya pengendalian jumlah kendaraan, terbatasnya
infrastruktur bagi pengisian bahan bakar gas, rendahnya kualitas transportasi publik, pelayanan listrik yang belum optimal, serta tumpang tindihnya kewenangan antar intasi seperti dalam hal pengawasan penggunaan batu bara yang mengarah pada ketidakpastian. Sebetulnya jika permasalahan tersebut dapat diletakkan dalam satu kerangka kebijakan energi maka dampak negatif atas kenaikan harga energi dapat lebih diminimalkan.
2. Pengembangan Industri Nasional Energi Alternatif: Studi Kasus Biodiesel
Abstrak :
Industri Biodiesel CPO di Indonesia pada dasarnya termasuk
infant industry
yang rentan terhadap goncangan eksternal. Untukmencapai tahap industri yang mature, diperlukan proses dan waktu
yang tidak sebentar dan juga seringkali diperlukan intervensi dari pemerintah. Dalam kaitan ini, penelitian ini mencoba melihat situasi dan prospek pengembangan industri biodiesel di Jawa Barat yang memiliki lokasi yang strategis dan kedekatan dengan pasar (location advantage). Lebih jauh studi ini mencoba mengidentifikasi berbagai kendala yang dihadapi oleh industri biodiesel di Jawa Barat serta berbagai kebijakan pemerintah yang diupayakan untuk mengatasi kendala tersebut.
Penelitian ini menggunakan metode wawancara mendalam
(in-depth interview) untuk menggali persepsi para pemangku kepentingan mengenai peluang dan kendala dalam pengembangan
industri biodiesel. Disamping itu, penelitian ini juga mencoba
mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi keberhasilan program pengembangan biodiesel dan lingkungan bisnis yang kondusif
untuk pengembangan industri biodiesel. Melalui analisis SWOT,
Dalam jangka pendek, pemerintah perlu segera menetapkan kebijakan harga agar harga biodiesel CPO menjadi lebih kompetitif dibanding harga BBM dan menguntungkan bagi para produsen biodiesel CPO. Pemerintah perlu menjaga konsistensi program pengembangan industri biodiesel. Dalam jangka panjang, pengalihan subsidi dari subsidi BBM ke subsidi produk biofuel khususnya biodiesel perlu direalisasikan.
3. Peluang Usaha Produk Makanan Halal di Pasar Global: Perilaku konsumen Muslim dalam Konsumsi Makanan Halal Tim Peneliti: Dra. Endang S. Soesilowati (Koordinator), Prof.
Dra. Jusmaliani, MS., Umi Karomah Yaumidin, SE, M. Econ. St., Yani Mulyaningsih, SE, M. Si,
Abstrak :
Permintaan terhadap produk halal di pasar global menunjukkan suatu peningkatan, khususnya dalam beberapa tahun terakhir ini.
Indonesia, dengan mayoritas penduduk beragama Islam,
perilaku konsumsi makanan, banyak faktor lain yang turut mempengaruhinya. Sejauhmana komunitas Muslim Indonesia mempertimbangkan kehalalan makanan yang dikonsumsinya dan apa yang menjadi kriteria kehalalan suatu produk belumlah diketahui. Sepanjang penetahuan peneliti, studi tentang perilaku konsumen Muslim Indonesia terhadap makanan halal ini belum banyak yang melakukan, padahal pengetahuan tentang hal tersebut sangat lah diperlukan untuk menjadi acuan bagi pengembangan usaha produk halal dalam pemenuhan permintaan pasar domestik dan menuju peluang pasar global yang kini tengah digarap oleh negara-negara lain.
kelompok sosial yang paling longgar terhadap perilaku konsumsi makanan halal dari komunitas Muslim Banten
4. Potensi dan Peran Zakat dalam Mengurangi
Kemiskinan
Tim Peneliti : Drs. Firmansyah (Koordinator), Drs. Mahmud Thoha, MA. APU, Drs. E. Toerdin S. Usman, MA, Yeni Saptia, SE.
Abstrak :
meningkatkan status sosial diantara sejumlah fakir miskin menjadi munfiq ( orang yang telah mampu membayar infaq). (3) Menciptakan beberapa lapangan kerja bagi mustahik. (4) Meningkatkan pendidikan dan kerampilan kaum perempuan dalam menggerakkan usaha rumah tangga. Berdasarkan analisis SWOT ditemukan bahwa peran srtategi zakat sebagai alat pengentasan kemiskinan ekonomi perlu dilakukan hal-hal berikut: (1) untuk pemberdayaan ekonomi fakir miskin dilakukan melalui dana bergulir yang dikelola oleh MisYkat. (2) Sosialisasi zakat perlu ditingkatkan. (3) Kelembagaan amil zakat baik BAZ maupun LAZ perlu dibenahi untuk meningkatkan kepercayaan dari pembayar zakat.
Kata kunci: zakat,potensi, manajemen realisasi, kemiskinan.
5. Optimalisasi Pemanfaatan Sumber Daya Ekonomi Hayati Laut: Kasus Budidaya Rumput laut
Tim Peneliti : Ir. Zarmawis Ismail (Koordinator), M. Si., Drs. Darwin, M. Sc., Ir. Ernany Dwi Astuty, M. Si., Ir. Endang Tjitroresmi, dan Drs. Mochammad Nadjib
Abstrak :
perkembangan potensi dan pemanfaatan budidaya rumput laut di suatu daerah; (2) mengkaji perdagangan komoditas rumput laut; (3) mengkaji kelembagaan dalam pengembangan budidaya rumput laut di suatu daerah; dan (4) mengkaji kebijakan pemerintah yang dapat mendorong pengembangan budidaya rumput laut di daerah.
Penelitian dilaksanakan di Kabupaten Sukabumi, di mana dengan menggunakan pendekatan ekonomi, sosial, dan lingkungan serta data/informasi yang diperoleh dianalisis dengan metode kuantitatif dan kualitatif menghasilkan temuan berikut: (1) dari panjang pantai Kabupaten Sukabumi 117 km, kurang lebih 20 % di antaranya atau sekitar 1404 Ha dapat dimanfaatkan untuk budidaya rumput laut, (2) dengan pengetahuan teknik budidaya masyarakat yang minimal, untuk setiap kg bibit rumput laut telah dihasilkan 8 kg basah rumput laut setiap kali panen; (3) hasil panen rumput laut basah tersebut dijual pada pedagang lokal dengan harga Rp 800,-/kg; dan (4) biaya usaha budidaya rumput laut mulai dari penanaman, panen, dan pemasaran disediakan oleh pedagang rumput laut/pemodal, yang mengindikasikan belum berfungsinya institusi/lembaga keuangan (BRI, koperasi, dan KUR) dalam penyediaan modal dan fasilitas lainnya pada petani/masyarakat untuk mengusahakan budidaya rumput laut.
dengan aspek-aspek budidaya rumput laut, mulai dari teknik budidaya, tenaga kerja, permodalan, pemasaran, kelembagaan, kemitraan, komunikasi dan informasi, serta tata kelola usaha yang berkelanjutan.
Kata kunci: optimalisasi, sumber daya, ekonomi, hayati laut, budidaya, rumput laut.
6. Implikasi Pemekaran Daerah terhadap Kesejahteraan Masyarakat
Tim Peneliti : Joko Suryanto, SE, M. Si. (Koordinator), Prof. Drs. Sukarna Wiranta, MA, Jiwa Sarana, SE, M.M., Dhani Agung Darmawan, SE, Bachtiar Rifai, SE.
Abstrak :
Prasarat pemekaran yang ditetapkan melalui Peraturan Pemerintah No. 129 Tahun 2000 pada dasarnya telah memperhatikan upaya efektivitas pembangunan yang dijalankan pada derah otonom baru. Namun apakah pemekaran yang dilakukan oleh banyak daerah daerah setelah tahun 2000 telah bermanfaat bagi masyarakat. Penelitian yang dilakukan di Kota Tasikmalaya sebagai daerah otonom baru (hasil pemekaran) berupa menilai manfaat dilakukannya pemekaran. Perubahan status menjadi daerah otonomi baru menjadi harapan bagi sebagian besar masyarakat untuk mendapatkan manfaat sosial ekonomi. Perubahan yang dirasakan oleh masyarakat dapat dikatakan sebagai akibat dari status daerah sebelum pemekaran dan kondisi geografis daerah. Berbagai hal terkait pembangunan Kota Tasikmalaya perlu disikapi dengan bijak khususnya terkait dengan kondisi daerah dan hubungan dengan daerah induk.
7. Pilkada dan Pergeseran Sistem Perencaan Pembangunan Daerah
Tim Peneliti : Prof. Drs. Hari Susanto, MA. (Koordinantor),
Dr. Syarip Hidayat, Dr. Wijaya Adi, APU,
Drs. Sairi Erfanie, dan Dr. Erwiza
Abstrak :
kalangan yang optimistik, pilkada telah diartikulasikan sebagai bagian dari langkah penting satu diantara issu penting yang menarik untuk disimak seiring dengan dilaksanakannya Pilkada
secara langsung tersebut adalah, adanya pergeseran sistem
perencanaan pembangunan daerah. Bila pada periode sebelumnya, “landas-pijak” dalam menyusun perencanaan pembangunan adalah Pola Dasar Pembangunan Daerah, maka dengan diterapkannya sistem Pilkada, konsep perencanaan pembangunan daerah tidak lagi merujuk pada Pola Dasar Pembangunan Daerah, tetapi diturunkannya dari Visi/Misi Kepala dan Wakil Kepala Daerah terpilih dalam Pilkada.
Peratanyaan sekarang adalah sejauh mana Visi/Misi itu sendiri
telah mencerminkan Potensi dan Kemampuan rril yang dimiliki daerah, serta telah melibatkan masyarakat dalam
penyusunannya?, mengingat visi/misi Kepala dan Wakil Kepala Daerah lebih banyak merupakan hasil kerja dari “Tim Sukses” ketika Pilkada berlangsung. Pertanyaan inilah, selanjutnya menjadi fokus uta dalam penelitian dengan tema PILKADA DAN PERGESERAN SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH ini.
khusunya terkait dengan persoalan “penyerapan ternaga kerja” dan :kemiskinan”, telah dijadikan sebagai “iklan politik” yang dikemas dalam “janji politik” untuk menarik dukungan suara pada kampanye Pilkada. Namun demikian, sangat menarik untuk dicatat, bahwa terdapat beberapa potensi ekonomi penting lainnya yang nyaris terlupakan.
Kesimpulan umum berikutnya yang menarik untuk digarisbawahi adalah, kenyataan tentang adanya beberapa inkonsistensi dalam proses penurunan “misi” yang diusung oleh pasangan Kepala dan Wakil Kepala Daerah ketika Pilkada berlangsung kedalam “misi pemerintah daerah” pada periode pasca Pilkada. Hal ini, antara lain, ditunjukkan oleh “tidak kentaranya” atau bahkan “hilangnya” beberapa butir misi yang diusung oleh pasangan Kepala dan Wakil Kepala Daerah pada saat Pilkada, tatkala diturunkan kedalam misi pemerintah daerah sebagaimana tertuang didalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD).
Dengan mempertimbangkan dua kesimpulan umum di atas, maka cukup beralasan bila kemudian penelitian ini mengajukan proposisi
umum yang menyebutkan: Bahwa implementasi sistem Pilkada
langsung di lokasi penelitian, baru berhasil dalam mendorong
lahirnya para pasangan kandidat Kepala dan Wakil Kepala
Daerah untuk memiliki Visi dan Misi. Namun demikian, mengingat proses penyusunan Visi dan Misi itu sendiri lebih didominasi oleh
pertimbangan-pertimbangan politik praktis daripada
terlalu dini untuk mengartikulasi Visi dan Misi pasangan
Kepala-Wakil Kepala Daerah terpilih sebagai sesuatu yang dimiliki legitimasi kuat untuk dikonversikan menjadi Visi/Misi Pemerintah
Daerah pada Periode pasca Pilkada, dan selanjutnya berperan
sebagai rujukan utama dalam penyusunan Rencana pembangunan Daerah.
8. Peranan, Tantangan Perbankan Syariah dalam Mendorong
Sektor Riil: Studi kasus UMKM Sektor Pertanian, Industri dan
Jasa Komersial
Tim Peneliti : Muhammad Soekarni, SE, M. Si. (Koordinator), Agus Syarip Hidayat, SE, MA., Putri Irma Yuniarti, SE., dan Chitra Indah Yuliana, SE.
Abstrak :
pertumbuhan sektor riil melalui penguatan permodalan UMKM.
Hal ini ditunjukkan oleh FDR (Financing to Deposit Ratio) yang
relatif tinggi; terjadinya peningkatan nilai pembiayaan perbankan syariah yang disalurkan untuk modal kerja dan investasi; semakin
besarnya porsi penyaluran pembiayaan modal kerja dan investasi
perbankan syariah terhadap total kredit Bank Umum; dan UMKM mendapatkan porsi yang lebih besar dari pembiayaan yang disalurkan perbankan syariah. Kendala dan tantangan yang dihadapi perbankan syariah antara lain: (1) keterbatasan Sumberdaya Insani (SDI) sesuai dengan kualifikasi yang dibutuhkan; (2) kurangnya pemahaman dan pengetahuan masyarakat tentang produk dan jasa perbankan syariah; dan (3) belum terbangunnya motivasi dan integritas masyarakat secara baik dalam menggunakan perbankan syariah.
3.2 Penelitian Kompetitif :
1. Percepatan Pertumbuhan Ekonomi Kawasan Karimata melalui Integrasi antar Daerah
Tim Peneliti : Dr. Wijaya Adi (Koordinator),
Abstrak :
ini masih jauh dari menggembirakan. Sebagai salah satu akibatnya adalah, tingkat kesejahteraan masyarakat di kawasan ini kalah manakala dibandingkan dengan tingkat kesejahteraan masyarakat di beberapa propinsi lain. Padahal potensi untuk berkembang di kawasan ini sebenarnya cukup menjanjikan. Kandungan sumber daya relatif banyak, baik sumber daya laut maupun tambang. Selain itu, ke depan dinamika eksternal yang terjadi merupakan peluang besar bagi kawasan ini untuk berkembang.
Penelitian ini bertujuan untuk menyusun langkah konkrit bagi percepatan pertumbuhan ekonomi Kawasan Karimata melalui integrasi antar daerah. Integrasi antar daerah ditekankan pada peningkatan daya saing daerah serta spesialisasi produksi. Ebagai upaya untuk menyusun klaster industri di kawasan ini, keterkaitan antar daerah yang termasuk kedalam Kawasan Karimata merupakan salah satu syarat utama. Konsekuensi dari langkah ini adalah setiap perlu memandang daerahnya sebagai bagian dari Kawasan Karimata.
Kata kunci: integrasi antar daerah, keterkaitan antar daerah, daya saing daerah, klaster, spesialisasi daerah, industri unggulan
2. Sinergitas Fungsi Coorporate Social Responsibility (SCR), Usaha Kecil dan Menengah (UKM) dan Partisipasi Masyarakat
Tim Peneliti : Umi Karomah Yaumidin, SE, M. Econt. St. (Koordinator), Gusnelly, SH, M.Si., Inne Dwiastuti, SE, MPP, Prof. Dra. Jusmaliani, MS, Oman Zuas, M.Si, M.Sc.
Abstrak :
Belum tuntasnya proses reklamasi wilayah pertambangan di Provinsi Bangka Belitung, menyisakan berbagai persoalan ekonomi, sosial, budaya dan politik, sehingga kondisi ini tidak hanya mengancam ketahanan wilayah daerah pertambangan tetapi juga menurunkan kualitas daya saing wilayah ini dalam kerangka menarik investasi sebesar-besarnya. Provinsi Bangka Belitung sebagai penghasil timah terbesar seyogyanya dapat mengelola potensi sumber daya alam ini melalui kearifan tidak hanya masyarakat lokal tetapi juga pemerintah daerah dan tentu saja pengusaha pertambangan.
titik awal bagi terciptanya hubungan sinergis antara pemerintah daerah, perusahaan tambang, usaha mikro, kecil dan menengah serta masyarakat pada umumnya. Tujuan akhir dari penelitian ini adalah menyusun model sinergis pengelolaan wilayah pesisir yang
didalamnya meliputi tanggung jawab sosial perusahaan
pertambangan yang inherent dengan kebijakan pemerintah daerah, kebutuhan UMKM dan budaya masyarakat lokal di wilayah operasi pertambangan.
Untuk menyusun itu, pada tahun pertama fokusnya dititikberatkan pada menggambarkan tentang variabel tanggung jawab sosial perusahaan yang diindikasikan dari program kegiatan perusahaan maupun laporan keuangan perusahaan. Selain itu, tahun pertama penelitian ini juga akan menghasilkan pemetaan kebutuhan UMKM dan masyarakat setempat. Sementara pada tahun kedua, fokusnya lebih diarahkan pada penggalian dan penyusunan strategi pemberdayaan masyarakat pesisir agar tanggung jawab sosial perusahaan dapat menyentuh kebutuhan UMKM dan sesuai dengan permintaan masyarakat lokal. Pada tahun ketiga, penyusunan dan implementasi model dan kegiatan, fokus kajian juga akan menitikberatkan pada kondisi-kondisi yang mempengaruhi kegagalan dan keberhasilan kegiatan. Penelitian ini dibiayai melalui Program Kompetitif LIPI ” Ketahanan dan Daya Saing Wilayah dan Masyarakat Pesisir.”
UMKM. Dengan melibatkan LIPI sebagai mediator antara UMKM, Pengusaha dan Pemerintah diharapkan akan diperoleh strategi pengoptimalan program CSR yang berbasis pada sumber daya yang dimiliki oleh semua pihak yang terlibat dalam kegiatan tersebut, dan menghasilkan program CSR yang tepat sasaran, proporsional dan terpadu.
Kata Kunci: Masyarakat Pesisir, Korporasi Pertambangan,
Ketahanan Wilayah, Daya Saing Wilayah, TanggungJawab Sosial
Perusahaan.
3. Pengentasan Kemiskinan melalui Penguatan Ketahanan Pangan dan Stabilisasi Harga Produk Pangan di Indonesia
Tim Peneliti : Purwanto, SE., M. Econ. St. (Koordinator), Dr. Agus Eko Nugroho, Ahmad Erani Yustika, SE, M. Sc, PhD., dan Dhani Agung Darmawan, SE.
Abstrak :
Penelitian tentang pengentasan kemiskinan melalui penguatan ketahanan pangan dan stabilisasi harga produk pangan di Indonesia ini bertujuan untuk mengkaji keterkaitan antara penguatan
ketahanan pangan Indonesia dengan upaya pengentasan
kemiskinan. Pada sisi supply, hal tersebut menjadi penting karena
sektor ekonomi yang dihuni oleh sebagian besar penduduk miskin
Indonesia. Pada sisi demand, dengan terus meningkatnya supply,
harga komoditas pangan domestik dapat dijaga, sehingga komoditas pangan tersebut dapat diakses secara adil dan merata oleh masyarakat (tak terkecuali penduduk miskin).
Hasil analisis makro di sektor pertanian menunjukkan adanya kemampuan peningkatan produksi beras nasional yang ditunjukkan dengan kemampuan mencapai swasembada beras sejak tahun 2008. Akan tetapi permasalahan dan kendala yang dihadapi, seperti bencana alam dan laju konversi lahan pertanian menjadi non-pertanian yang sedemikian cepat perlu mendapat perhatian agar ada jaminan ketersediaan pangan. Upaya revitalisasi sektor pertanian menjadi program dan kebijakan yang dijalankan oleh pemerintah agar dapat menjaga ketersediaan pangan yang cukup dan terjangkau oleh masyarakat
Hasil analisis melalui pendekatan ekonomi mikro (permintaan dan penawaran) baik melalui data primer maupun sekunder menunjukkan bahwa permasalahan ketahanan pangan dan kemiskinan adalah dua masalah krusial yang masih melilit masyarakat di pedesaan. Petani selain menghadapi permasalahan usaha tani mulai dari biaya pupuk, pembibitan, hingga keterbatasan
infrastruktur bagi usaha taninya. Untuk meningkatkan
stabilisasi harga juga dimaksudkan untuk menjaga stabilitas harga produk pangan di tingkat konsumen. Sementara bagi kelompok masyarakat miskin, pemerintah menyediakan program Raskin melalui Perum Bulog agar komoditi pangan khususnya beras dapat dijangkau oleh masyarakat yang berpendapatan rendah.
Secara umum kesimpulan dari penelitian ini menyatakan bahwa petani sebagai pangan dan sekaligus merupakan kelompok konsumen terbesar, sebagian masih hidup dalam kemiskinan karena berbagai keterbatasan yang dimilikinya. pemerintah perlu menyusun strategi dan kebijakan dalam penguatan ketahanan pangan yang sekaligus mampu mensejahterakan petani. Hal ini dapat diupayakan melalui peningkatan program pemberdayaan petani agar memiliki kemampuan memproduksi pangan sekaligus memiliki pendapatan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan pangan mereka sendiri. Selain itu pemerintah perlu untuk melanjutkankan kebijakan stabilisasi harga yang efektif dengan
dukungan kapasitas institusi dan good governance.
Kata Kunci: Ketahanan Pangan, Kemiskinan, Stabilisasi Harga, Kesejahteraan Petani
3.3
Penelitian
Insentif Riset untuk Peneliti dan Perekayasa tahun 2009 (DIKTI-LIPI) :
Tim Peneliti : Dra. Endang S. Soesilowati, MA, PhD (Koordinator), Inne Dwiastuti, SE, M.PP, Drs. Darwin, M.Sc, Dr. Zamroni, dan Bachtiar Rifai, SE.
Abstrak :
kesesuaian antara latar belakang pendidikan dengan pekerjaannya, cenderung memiliki prestasi kerja yang lebih bagus dibandingkan dengan yang tidak sesuai.
2. Pengembangan Energi Alternatif dalam Meningkatkan Kinerja
Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM)
Tim Peneliti : Dr. Latif Adam (Koordinator), Dr. Siwage Dharma Negara, Esta Lestari, SE., M. Econ. St., dan Putri Irma Yuniarti, SE
Abstrak :
SMEs spend more than 50% of their production cost to consume energy (oil and electricity). This suggests that the development of alternative energy could help SMEs to improve their performance. Thus, this study is aimed to examine to what extent have alternative energy developed and harnessed by SMEs to improve their productivity and efficiency. Unfortunately, there is no information available which indicates that alternative energy has been used by SMEs in the two research location. Alternatively, the study paid more focus on household rather than on SMEs.
central government or among different local/regional government agencies is relatively weak. Accordingly, community only used alternative energy in a very limited amount, and moreover they could not enjoy economic benefits from the alternative energy that they have developed.
The study suggest that the government should take several action to promote alternative energy successfully
Building a comprehensive energy policy, covers many sectors and users based on the energy type to avoid similarities of implementatioon of energy for each community. This policy should lead to efforts of achievieng energy security.
Increasing awareness for clean energy. This effrot could be maintain through continous campaign to change community behaviour and paradigm towards clean energy.
3. Peran Value chain (Rantai Nilai) dalam meningkatkan Kinerja UKM
Tim Peneliti : M. Soekarni, S.E, M.Si (Koordinator), Joko Suryanto, S.E, M.Si., Purwanto, M. Econ. St., Teddy Lesmana, M. Mngt., dan Cahyo Pamungkas, S.E, M.Si.
Abstrak :
Rantai nilai (value chain) adalah rangkaian kegiatan - mulai dari
Indonesia. Penelitian ini dilakukan dengan metode survei di tiga provinsi yaitu Jawa Barat, Jawa Timur dan DKI Jakarta. UKM yang dijadikan sampel adalah UKM yang memproduksi alas kaki (di Bandung), barang-barang logam (di Sidoarjo), dan mebel (di Klender, Jakarta Timur). Temuan penting dari penelitian ini adalah UKM yang dijalankan dalam alur rantai nilai yang baik memiliki kinerja yang lebih baik dibandingkan dengan UKM yang dijalankan secara individu.
Kata Kunci: UKM, rantai nilai, lingkungan bisnis, kinerja UKM
4. Analisis Manajemen Transportasi Publik di DKI Jakarta
Tim Peneliti : Jiwo Sarana, SE, MM (Koordinator), Dr.
Wijaya Adi, Tuti Ermawati, SE, M. Si, dan
Prof. Dr. Carunia Mulya Firdausy, MA.
Abstrak :
Transportasi publik khususnya bus merupakan salah satu jenis pelayanan masyarakat yang sangat penting. Keberhasilan transportasi publik tergantung bagaimana pemerintah pusat/daerah menangani manajemen transportasi publiknya baik dari sisi penawaran maupun permintaan. Dengan manajemen transportasi
publik yang baik yang meliputi dari perencanaan,
transportasi publiknya. Berbagai kebijakan dikeluarkan dengan harapan agar masalah trasnportasi publik dapat diminimalisir khususnya masalah kemacetan. Tapi bagaimanapun kebijakan tersebut dikeluarkan, tidak akan berhasil dengan baik selama manajemen transportasi publiknya dibenahi, disisi lain juga faktor daerah kondisi daerah penyangga (Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi) juga harus menjadi perhatian dalam merencanakan transportasi di Jakarta . Pada Penelitian ini akan mengkaji bagaimana manajemen transportasi publik DKI Jakarta saat ini, bagaimana peersepsi masyarakat mengenai transportasi publik, bagaimana rekomendasi kebijakannya. Diharapkan kajian ini dapat memberikan masukan bagi Pemerintah Indonesia dan Pemerintah DKI Jakarta pada khususnya dalam membuat kebijakan mengenai manajemen transportasi publik di DKI Jakarta.
Kata kunci : Manajemen, Transportasi Publik, Kebijakan, Penawaran, Permintaan
5. Optimalisasi Peran Jasa Transportasi Kereta Api: Pendekatan
Model Diamond’s Porter
Abstrak :
Studi ini diarahkan pada upaya untuk memformulasikan sebuah model untuk optimalisasi peran kereta api commuter dalam sistem transportasi Jabodetabek. Studi ini akan dilakukan selama dua tahun dengan model dasar yang digunakan sebagai rujukan adalah Diamond’s Porter Model. Pada tahun pertama, tujuan antara yang
akan dicapai adalah membuat pemetaan atas berbagai
permasalahan umum dan pemetaan kesenjangan penawaran dan permintaan kereta api commuter. Ada tiga target untuk mencapai tujuan ini, ayitu (a) mengidentifikasi sisi penawaran atau faktor
input; (b) mengidentifikasi sisi permintaan dan (c)
mengidentifikasi berbagai peraturan seputar transportasi yang terkait langsung dengan perkeretaapian.
Data yang digunakan dalam studi ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer dikumpulkan melalui kuesioner dan wawancara mendalam dengan beragam pemangku kepentingan. Sementara data sekunder dikumpulkan dari berbagai sumber terpercaya seperti BPS, PT. KAI, PT. KAI Commuter Jabodetabek dll.
identifikasi akan kondisi prasarana dan sarana menunjukkan bahwa banyak dari mereka memiliki usia yang terbilang tua, sehingga kinerjanya kurang maksimal. Pemeliharaan akan faktor input pun masih jauh dari memadai. Survey akan kepuasan konsumen terhadap faktor input tersebut menunjukkan bahwa secara umum konsumen merasa tidak puas akan kondisi faktor input, khususnya yang terkait langsung dengan konsumen seperti gerbong kereta api commuter. Sementara itu, tiga masalah umum yang dianggap signifikan mempengaruhi belum optimalnya peran kereta api
commuter adalah: Pertama, manajemen pengelolaan kereta api
commuter masih belum memadai; Kedua, harmonisasi
kelembagaan diantara para pemangku kepentingan masih sangat
lemah; Ketiga, integrasi kereta api commuter dan moda
transportasi publik lainnya belum terjalin secara sistematis. Hal ini diperparah dengan belum lengkapnya berbagai regulasi pendukung bidang perkeretaapian sebagai penjabaran dari UU Nomor 23 Tahun 2007.
Kata Kunci: Kereta api commuter Jabodetabek, Diamond’s Porter Model, Faktor Input dan Faktor Permintaan
6. Pilkada dan Pergeseran Sistem Perencanaan Pembangunan
Daerah (Studi Kasus Kabupaten Bandung dan Kota Bogor)
Abstrak :
Praktik pemilihan kepala Daerah (Pilkada) secara langsung telah menorehkan catatan sejarah penting dalam rentang perjalanan sejarah reformasi sistem pemerintahan daerah di Indonesia. Bagi kalangan yang optimistik, pilkada telah diartikulasikan sebagai bagian dari langkah penting satu diantara issu penting yang menarik untuk disimak seiring dengan dilaksanakannya Pilkada
secara langsung tersebut adalah, adanya pergeseran sistem
perencanaan pembangunan daerah. Bila pada periode sebelumnya, “landas-pijak” dalam menyusun perencanaan pembangunan adalah Pola Dasar Pembangunan Daerah, maka dengan diterapkannya sistem Pilkada, konsep perencanaan pembangunan daerah tidak lagi merujuk pada Pola Dasar Pembangunan Daerah, tetapi diturunkannya dari Visi/Misi Kepala dan Wakil Kepala Daerah terpilih dalam Pilkada.
Peratanyaan sekarang adalah sejauh mana Visi/Misi itu sendiri
telah mencerminkan Potensi dan Kemampuan rril yang dimiliki
daerah, serta telah melibatkan masyarakat dalam
Hasil penelitian di Provinsi Jawa Barat, mengindikasikan, bahwa visi/misi yang diusung oleh pasangan Kepala dan Wakil Kepala Daerah ketika Pilkada berlangsung telah banyak merujuk pada potensi yang dimiliki oleh daerah (utamnya potensi Sumber Daya Manusia/SDM). Bahkan pada tingkat tertentu, issu SDM, khusunya terkait dengan persoalan “penyerapan ternaga kerja” dan :kemiskinan”, telah dijadikan sebagai “iklan politik” yang dikemas dalam “janji politik” untuk menarik dukungan suara pada kampanye Pilkada. Namun demikian, sangat menarik untuk dicatat, bahwa terdapat beberapa potensi ekonomi penting lainnya yang nyaris terlupakan.
Kesimpulan umum berikutnya yang menarik untuk digarisbawahi adalah, kenyataan tentang adanya beberapa inkonsistensi dalam proses penurunan “misi” yang diusung oleh pasangan Kepala dan Wakil Kepala Daerah ketika Pilkada berlangsung kedalam “misi pemerintah daerah” pada periode pasca Pilkada. Hal ini, antara lain, ditunjukkan oleh “tidak kentaranya” atau bahkan “hilangnya” beberapa butir misi yang diusung oleh pasangan Kepala dan Wakil Kepala Daerah pada saat Pilkada, tatkala diturunkan kedalam misi pemerintah daerah sebagaimana tertuang didalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD).
Dengan mempertimbangkan dua kesimpulan umum di atas, maka cukup beralasan bila kemudian penelitian ini mengajukan proposisi
lahirnya para pasangan kandidat Kepala dan Wakil Kepala
Daerah untuk memiliki Visi dan Misi. Namun demikian, mengingat proses penyusunan Visi dan Misi itu sendiri lebih didominasi oleh
pertimbangan-pertimbangan politik praktis daripada
pertimbangan potensi daerah, maka secara substansial, masih terlalu dini untuk mengartikulasi Visi dan Misi pasangan
Kepala-Wakil Kepala Daerah terpilih sebagai sesuatu yang dimiliki legitimasi kuat untuk dikonversikan menjadi Visi/Misi Pemerintah
Daerah pada Periode pasca Pilkada, dan selanjutnya berperan
sebagai rujukan utama dalam penyusunan Rencana pembangunan Daerah.
7. Penilaian Biaya-Manfaat Perubahan Fungsi Kawasan Bogor,
Puncak, Cianjur (Sebuah Studi Kasus)
Tim Peneliti : Prof. Drs. Hari Susanto, MA. (Koordinator), Ir. Endang Tjitroresmi, dan Prof. Drs. Sukarna Wiranta, MA.