• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN

4.1. Gambaran Umum Daerah Penelitian

Rumah Sakit Umum H. Adam Malik Medan yang berlokasi di Jl. Bunga Lau No. 17 Medan Tuntungan adalah Rumah Sakit Umum milik Pemerintah pusat yang secara teknis berada di bawah naungan direktorat jenderal pelayanan medik Departemen Kesehatan RI. Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik memiliki luas 10 ha dengan tenaga seluruhnya sebanyak 1627 orang, dengan jumlah terbesar (35,9%) adalah tenaga para medis, tenaga medis sebesar 24,3%.

Visi Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik adalah sebagai Pusat unggulan pelayanan kesehatan dan pendidikan serta pusat rujukan kesehatan wilayah Sumatera Utara pada Tahun 2010 yang bertumpu pada kemandirian. Adapun yang menjadi Misi RSUP H. Adam Malik adalah: (1) Melaksanakan pelayanan kesehatan yang paripurna dan terjangkau, (2) Melaksanakan pendidikan, pelatihan serta penelitian kesehatan yang profesional, (3) Melaksanakan kegiatan pelayanan dengan prinsip efektif. Efisien, akuntabel dan mandiri.

Rumah Sakit Umum H. Adam Malik Medan, juga sebagai pusat rujukan untuk wilayah pembangunan A yang meliputi Propinsi Sumatera Utara, Propinsi Nanggroe Aceh Darusalam, Propinsi Sumatera Barat dan Propinsi Riau.

Setiap pasien yang berkunjung ke RSUP H Adam Malik memiliki beberapa hak dan kewajiban. Hak-hak pasien tersebut antara lain :

a. Mendapatkan penjelasan secara lengkap tentang tindakan medis yang akan dilakukan mencakup : diagnosa dan tatacara medis, tujuan tindakan medis yang dilakukan, alternatif tindakan lain dan resikonya, resiko dan komplikasi yang mungkin terjadi dan prognosis terhadap tindakan yang dilakukan.

b. Meminta pendapat dari dokter dan dokter spesialis serta dokter gigi dan dokter gigi spesialis lain.

c. Mendapatkan pelayanan sesuai dengan kebutuhan medis d. Menolak tindakan medis

e. Mendapatkan isi rekam medis dalam bentuk ”resume medis” Kewajiban pasien di RSUP H Adam Malik antara lain : a. Menaati segala peraturan dan tata tertib rumah sakit

b. Mematuhi segala intruksi dokter dan perawat dalam pengobatannya

c. Memberikan informasi dengan jujur dan selengkapnya tentang penyakit yang diderita kepada dokter yang merawat

d. Melunasi semua imbalan atas jasa pelayanan rumah sakit dan dokter e. Mematuhi hal-hal yang telah disepakati/diperjanjikan.

Program Terapi Rumatan Metadon RSUP H Adam Malik dibuka pertama kali pada tanggal 27 Oktober 2007. Program ini dikoordinator oleh seorang dokter spesialis yang dibantu oleh beberapa petugas baik medis ataupun non medis. Tenaga kerja di klinik metadon RSUP H Adam Malik berjumlah 11 orang, antara lain 1 orang dokter spesialis jiwa sebagai koordinator PTRM, 1 orang dokter spesialis jiwa di

bidang pelayanan, 1 orang di bagian tata usaha, 1 orang sebagai apoteker, 4 orang perawat, 2 orang petugas keamanan dan 1 orang penjaga kebersihan.

Klinik metadon RSUP H Adam Malik melayani pasien setiap hari dengan jadwal sebagai berikut :

- Senin sampai Kamis : Pukul 08.30 WIB-13.30 WIB

- Jumat : Pukul 08.30 WIB-11.30 WIB

- Sabtu : Pukul 08.30 WIB-12.00 WIB

- Minggu/Hari Libur : Pukul 10.00 WIB-13.00 WIB

Adapun ketentuan-ketentuan yang berlaku pada klinik metadon RSUP H Adam Malik antara lain :

- Bagi pasien ”ta ke home doses”, pengambilan metadon harus diwakilkan keluarga/wali

- Ta ke home doses tidak boleh diwakilkan oleh sesama anggota metadone - Pengambilan take home doses maksimal sebanyak 3 hari

- Klinik metadon tidak melayani pasien baru setiap hari Sabtu, Minggu, Hari Libur

- Ta ke home doses diperbolehkan bagi pasien yang telah mengikuti PTRM lebih dari 3 bulan.

- Dosis metadon tidak boleh dinaikkan pada hari libur kecuali ada izin dari dokter.

4.2. Karakteristik Responden 4.2.1. Umur

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Umur Pengguna Napza Suntik Di Dalam Mengikuti Program Terapi

Rumatan Metadon di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2010.

No Umur (Tahun) Jumlah (Orang) Persentase (%)

1 < 14 tahun - -

2 15-29 tahun 32 56,1

3 > 30 tahun 25 43,9

Jumlah 57 100,0

Dari Tabel 4.1. menunjukkan bahwa sebagian besar responden berada pada golongan umur 15-29 tahun yaitu sebanyak 32 orang (56,1%), sedangkan sebagian kecil responden berada pada golongan umur > 30 tahun yaitu sebanyak 25 orang (43,9%).

4.2.2. Jenis Kelamin

Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Responden Menurut Jenis Kelamin Pengguna Napza Suntik Di Dalam Mengikuti Program Terapi Rumatan Metadon di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2010.

No Jenis Kelamin Jumlah (Orang) Persentase (%)

1 Laki-Laki 55 96,5

2 Perempuan 2 3,5

Jumlah 57 100,0

Dari Tabel 4.2. menunjukkan bahwa sebagian besar responden berjenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 55 orang (96,5%), sedangkan sebagian kecil responden berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 2 orang (3,5%).

4.2.3. Pendidikan

Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Responden Menurut Pendidikan Tertinggi yang pernah/Sedang Diduduki Pengguna Napza Suntik Di Dalam Mengikuti Program Terapi Rumatan Metadon Di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2010. No Pendidikan Tertinggi Jumlah (Orang) Persentase (%)

1 Tidak Pernah Sekolah - -

2 SD/Sederajat - -

3 SLTP/Sederajat 10 17,5

4 SLTA/Sederajat 38 66,7

5 Akademi/Perguruan Tinggi 9 15,8

Jumlah 57 100,0

Dari Tabel 4.3. diketahui distribusi frekuensi responden menurut Pendidikan tertinggi yang pernah/sedang diduduki terbanyak adalah SLTA/Sederajat yaitu sebanyak 38 orang (66,7%), sedangkan yang paling sedikit adalah Akademi/Sederajat yaitu sebanyak 9 orang (15,8%).

4.2.4. Pekerjaan

Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Responden Menurut Pekerjaan Pengguna Napza Suntik Di Dalam Mengikuti Program Terapi Rumatan Metadon Di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2010.

No Pekerjaan Jumlah (Orang) Persentase (%)

1 Pegawai Negeri Sipil 1 1,8

2 Pegawai Swasta 10 17,5

3 Wiraswasta 30 52,6

4 Tidak Bekerja 10 17,5

5 Jasa lain 6 10,5

Jumlah 57 100,0

Dari Tabel 4.4. diketahui distribusi frekuensi responden menurut Pekerjaan terbanyak adalah Wiraswasta sebanyak 30 orang (52,6%), sedangkan yang paling sedikit adalah Pegawai Negeri Sipil sebanyak 1 orang (1,8%).

4.2.5. Penghasilan

Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi Responden Menurut Penghasilan per Bulan Pengguna Napza Suntik Di Dalam Mengikuti

Program Terapi Rumatan Metadon Di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2010.

No Penghasilan per Bulan Jumlah (Orang) Persentase (%)

1 < Rp 905.000 per bulan 27 47,4

2 ≥ Rp 905.000 per bulan 30 52,6

Jumlah 57 100,0

Dari Tabel 4.5. diketahui distribusi frekuensi responden menurut Penghasilan terbanyak adalah ≥ Rp 905.000 per bulan yaitu sebanyak 30 orang (52,6%), sedangkan yang paling sedikit adalah < Rp 905.000 per bulan yaitu sebanyak 27 orang (47,4%).

4.2.6. Lama Memakai Napza

Tabel 4.6. Distribusi Frekuensi Responden Menurut Lama Memakai Napza sebagai Pengguna Napza Suntik Di Dalam

Mengikuti Program Terapi Rumatan Metadon Di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2010.

No Lama Memakai Napza Jumlah (Orang) Persentase (%)

1 ≥ 12 bulan 57 100,0

2 < 12 bulan - -

Jumlah 57 100,0

Dari Tabel 4.6. diketahui distribusi frekuensi responden menurut lama memakai Napza seluruhnya telah memakai Napza ≥ 12 tahun yaitu sebanyak 57 orang (100,0%).

4.2.7. Orang yang Menganjurkan Responden untuk Mengikuti Program Terapi Rumatan Metadon

Tabel 4.7. Distribusi Frekuensi Responden Menurut Orang yang Menganjurkan Responden untuk Mengikuti Program Terapi Rumatan Metadon di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2010.

No Orang yang

Menganjurkan Responden

Jumlah (Orang) Persentase (%)

1 Keluarga 4 7,0

2 Petugas Kesehatan 1 1,8

3 LSM Dampingan 35 61,4

4 Teman 17 29,8

Jumlah 57 100,0

Dari Tabel 4.7. diketahui distribusi frekuensi responden menurut orang yang menganjurkan responden untuk mengikuti program terapi rumatan metadon terbanyak adalah LSM Dampingan yaitu sebanyak 35 orang (61,4%), sedangkan yang paling sedikit adalah Petugas Kesehatan yaitu sebanyak 1 orang (1,8%).

4.3. Peran Keluarga

Tabel 4.8. Distribusi Frekuensi Peran Keluarga Responden Terhadap Perilaku Pengguna Napza Suntik Di Dalam Mengikuti Program Terapi Rumatan Metadon Di RSUP H. Adam Malik Tahun 2010.

No Peran Keluarga Jumlah (Orang) Persentase (%)

1 Peran Keluarga Baik 2 3,5

2 Peran Keluarga Cukup 34 59,6

3 Peran Keluarga Kurang 21 36,8

Jumlah 57 100,0

Dari Tabel 4.8. dapat dilihat bahwa sebagian besar peran keluarga responden cukup baik yaitu sebanyak 34 orang responden (59,6%), yang memiliki peran

keluarga kurang yaitu sebanyak 21 orang responden (36,8%), dan yang memiliki peran keluarga yang baik yaitu sebanyak 2 orang responden (3,5%).

4.3.1. Peran Keluarga Dalam Memberikan Saran Agar Rutin Mengikuti PTRM Tabel 4.9. Distribusi Frekuensi Responden Menurut Peran Keluarga

Dalam Memberikan Saran Agar Rutin Mengikuti PTRM Di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2010.

No Memberikan Saran Agar Rutin Mengikuti PTRM

Jumlah (Orang) Persentase (%)

1 Sangat Sering 6 10,5 2 Sering 22 38,6 3 Jarang 8 14,0 4 Sangat Jarang 1 1,8 5 Tidak Pernah 20 35,1 Jumlah 57 100,0

Berdasarkan hasil penelitian diketahui distribusi frekuensi responden menurut peran keluarga dalam memberikan saran agar rutin mengikuti PTRM adalah lebih banyak Sering yaitu 22 orang (38,6%), sedangkan yang paling sedikit adalah Sangat Jarang yaitu 1 orang (1,8%).

4.3.2. Peran Keluarga Dalam Memberikan Bantuan Dana Selama Mengikuti PTRM

Tabel 4.10. Distribusi Frekuensi Responden Menurut Peran Keluarga Dalam Memberikan Bantuan Dana Selama Mengikuti PTRM Di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2010. No Memberikan Bantuan

Dana Selama Mengikuti PTRM

Jumlah (Orang) Persentase (%)

1 Sangat Sering 9 15,8 2 Sering 22 38,6 3 Jarang 7 12,3 4 Sangat Jarang 2 3,5 5 Tidak Pernah 17 29,8 Jumlah 57 100,0

Berdasarkan hasil penelitian diketahui distribusi frekuensi responden menurut peran keluarga dalam memberikan bantuan dana selama mengikuti PTRM adalah lebih banyak Sering yaitu 22 orang (38,6%), sedangkan yang paling sedikit adalah Sangat Jarang yaitu 2 orang (3,5%).

4.3.3. Peran Keluarga Dalam Mendampingi Responden Mengikuti PTRM Tabel 4.11. Distribusi Frekuensi Responden Menurut Peran Keluarga

Dalam Mendampingi Responden Mengikuti PTRM Di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2010.

No Mendampingi Responden Mengikuti PTRM

Jumlah (Orang) Persentase (%)

1 Sangat Sering 4 7,0 2 Sering 18 31,6 3 Jarang 12 21,1 4 Sangat Jarang 3 5,3 5 Tidak Pernah 20 35,1 Jumlah 57 100,0

Berdasarkan hasil penelitian diketahui distribusi frekuensi responden menurut peran keluarga dalam mendampingi responden mengikuti PTRM adalah lebih banyak Tidak Pernah yaitu 20 orang (35,1%), sedangkan yang paling sedikit adalah Sangat Jarang yaitu 3 orang (5,3%).

4.4. Peran Petugas Kesehatan

Tabel 4.12. Distribusi Frekuensi Peran Petugas Kesehatan Responden Terhadap Perilaku Pengguna Napza Suntik Di Dalam Mengikuti Program Terapi Rumatan Metadon Di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2010.

No Peran Petugas Kesehatan Jumlah (Orang) Persentase (%) 1 Peran Petugas Kesehatan

Baik

11 19,3

2 Peran Petugas Kesehatan Cukup

38 66,7

3 Peran Petugas Kesehatan Kurang

8 14,0

Jumlah 57 100,0

Dari hasil penelitian, pada Tabel 4.12. dapat dilihat bahwa sebagian besar peran petugas kesehatan cukup baik yaitu sebanyak 38 orang responden (66,7%), peran petugas kesehatan baik yaitu sebanyak 11 orang responden (19,3%), dan peran petugas kesehatan kurang yaitu sebanyak 8 orang responden (14,0%).

4.4.1. Peran Petugas Kesehatan Dalam Memberikan Anjuran Agar Rutin Mengikuti PTRM

Tabel 4.13. Distribusi Frekuensi Responden Menurut Peran Petugas Kesehatan Dalam Memberikan Anjuran Agar Rutin Mengikuti PTRM Di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2010.

No Memberikan Anjuran Agar Rutin Mengikuti

PTRM

Jumlah (Orang) Persentase (%)

1 Sangat Sering 6 10,5 2 Sering 31 54,4 3 Jarang 13 22,8 4 Sangat Jarang 4 7,0 5 Tidak Pernah 3 5,3 Jumlah 57 100,0

Berdasarkan hasil penelitian diketahui distribusi frekuensi responden menurut peran petugas kesehatan dalam memberikan anjuran agar rutin mengikuti PTRM adalah lebih banyak Sering yaitu 31 orang (54,4%), sedangkan yang paling sedikit adalah Tidak Pernah yaitu 3 (5,3%).

4.4.2. Peran Petugas Kesehatan Dalam Memberikan Pertolongan Bila Pasien Mengalami Efek Samping Dari Metadon

Tabel 4.14. Distribusi Frekuensi Responden Menurut Peran Petugas Kesehatan Dalam Memberikan Pertolongan Bila Pasien Mengalami Efek Samping Metadon Di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2010.

No Memberikan Pertolongan Pada Pasien

Jumlah (Orang) Persentase (%)

1 Pernah 33 57,9

2 Tidak Pernah 24 42,1

Jumlah 57 100,0

Berdasarkan hasil penelitian diketahui distribusi frekuensi responden menurut peran petugas kesehatan dalam memberikan pertolongan bila mengalami efek samping dari metadon adalah lebih banyak Pernah yaitu 33 orang (57,9%), sedangkan yang paling sedikit adalah Tidak Pernah yaitu 24 orang (42,1%). Namun dalam wawancara yang dilakukan oleh peneliti bahwa responden yang menjawab Tidak Pernah mendapat pertolongan oleh petugas kesehatan disebabkan oleh responden memang tidak pernah mengeluhkan efek samping yang mereka alami kepada petugas kesehatan sehingga tidak ada tindakan yang dilakukan petugas kesehatan terhadap responden.

4.4.3. Peran Petugas Kesehatan Dalam Menghubungi Pasien Bila Tidak Hadir Dalam PTRM

Tabel 4.15. Distribusi Frekuensi Responden Menurut Peran Petugas Kesehatan Dalam Menghubungi Pasien Bila Tidak Hadir Dalam PTRM Di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2010.

No Menghubungi Pasien Bila Tidak Hadir Dalam

PTRM

Jumlah (Orang) Persentase (%)

1 Pernah 23 40,4

2 Tidak Pernah 34 59,6

jumlah 57 100,0

Berdasarkan hasil penelitian diketahui distribusi frekuensi responden menurut peran petugas kesehatan dalam menghubungi pasien bila tidak hadir dalam PTRM adalah lebih banyak Tidak Pernah yaitu 34 orang (59,6%), sedangkan yang paling sedikit adalah Pernah yaitu 23 orang (40,4%).

4.5. Peran LSM Pendamping

Tabel 4.16. Distribusi Frekuensi Peran LSM Pendamping Responden Terhadap Perilaku Pengguna Napza Suntik Di Dalam Mengikuti Program Terapi Rumatan Metadon Di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2010.

No Peran LSM Pendamping Jumlah (Orang) Persentase (%)

1 Peran LSM Pendamping Baik 8 14,0 2 Peran LSM Pendamping Cukup 32 56,1 3 Peran LSM Pendamping Kurang 17 29,8 Jumlah 57 100,0

Berdasarkan hasil penelitian, dari Tabel 4.16. dapat dilihat bahwa sebagian besar peran LSM Pendamping Cukup baik yaitu sebanyak 32 orang responden (56,1%), peran LSM Pendamping Kurang yaitu sebanyak 17 orang responden (29,8%), dan peran LSM Pendamping Baik yaitu sebanyak 8 orang responden (14,0%).

4.5.1. Peran LSM Pendamping Dalam Memberikan Penjelasan Mengenai PTRM

Tabel 4.17. Distribusi Frekuensi Responden Menurut Peran Petugas Kesehatan Dalam Memberikan Penjelasan Mengenai PTRM Di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2010.

No Memberikan Penjelasan Mengenai PTRM

Jumlah (Orang) Persentase (%)

1 Pernah 53 93,0

2 Tidak Pernah 4 7,0

Jumlah 57 100,0

Berdasarkan hasil penelitian diketahui distribusi frekuensi responden menurut peran LSM pendamping dalam memberikan penjelasan mengenai PTRM adalah lebih banyak Pernah yaitu 53 orang (93,0%), sedangkan yang paling sedikit adalah 4 orang (7,0%).

4.5.2. Peran LSM Pendamping Dalam Mendampingi Responden Setiap Kali Berkunjung Ke Klinik PTRM

Tabel 4.18. Distribusi Frekuensi Responden Menurut Peran LSM Pendamping Dalam Mendampingi Responden Setiap Kali Berkunjung Ke Klinik PTRM Di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2010.

No Mendampingi Setiap Kali Berkunjung Ke PTRM

Jumlah (Orang) Persentase (%)

1 Sangat Sering 3 5,3 2 Sering 15 26,3 3 Jarang 17 29,8 4 Sangat Jarang 9 15,8 5 Tidak Pernah 13 22,8 Jumlah 57 100,0

Berdasarkan hasil penelitian diketahui distribusi frekuensi responden menurut peran LSM pendamping dalam mendampingi responden setiap kali berkunjung ke klinik PTRM adalah lebih banyak Jarang yaitu 17 orang (29,8%), sedangkan yang paling sedikit adalah Sangat Sering yaitu 3 orang (5,3%).

4.5.3. Peran LSM Pendamping Dalam Menghubungi Responden Bila Tidak Datang Ke Klinik PTRM

Tabel 4.19. Distribusi Frekuensi Responden Menurut Peran LSM Pendamping Dalam Menghubungi Responden Bila Tidak Datang Ke Klinik PTRM Di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2010.

No Menghubungi Responden Bila Tidak Datang Ke

PTRM

Jumlah (Orang) Persentase (%)

1 Pernah 18 31,6

2 Tidak Pernah 39 68,4

Berdasarkan hasil penelitian diketahui distribusi frekuensi responden menurut peran LSM pendamping dalam menghubungi responden bila tidak datang ke klinik PTRM adalah lebih banyak Tidak Pernah yaitu 39 orang (68,4%), sedangkan yang paling sedikit adalah Pernah yaitu 18 orang (31,6%).

4.6. Peran Teman Sebaya

Tabel 4.20. Distribusi Frekuensi Peran Teman Sebaya Responden Terhadap Perilaku Pengguna Napza Suntik Di Dalam Mengikuti Program Terapi Rumatan Metadon Di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2010.

No Peran Teman Sebaya Jumlah (Orang) Persentase (%)

1 Peran Teman Sebaya Baik 9 15,8

2 Peran Teman Sebaya Cukup 34 59,6

3 Peran Teman Sebaya Kurang

14 24,6

Jumlah 57 100,0

Berdasarkan hasil penelitian, pada Tabel 4.20. dapat dilihat bahwa sebagian besar peran teman sebaya cukup baik yaitu sebanyak 34 orang responden (59,6%), peran teman sebaya kurang yaitu sebanyak 14 orang responden (24,6%), dan peran teman sebaya baik yaitu sebanyak 9 orang responden (15,8%).

4.6.1. Peran Teman Sebaya Dalam Memberikan Informasi Mengenai PTRM Tabel 4.21. Distribusi Frekuensi Responden Menurut Peran Teman

Sebaya Dalam Memberikan Informasi Mengenai PTRM Di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2010.

No Memberikan Informasi Mengenai PTRM

Jumlah (Orang) Persentase (%)

1 Pernah 52 91,2

2 Tidak Pernah 5 8,8

Berdasarkan hasil penelitian diketahui distribusi frekuensi responden menurut peran teman sebaya dalam memberikan informasi mengenai PTRM adalah lebih banyak Pernah yaitu 52 orang (91,2%), sedangkan yang paling sedikit adalah 5 orang (8,8%).

4.6.2. Peran Teman Sebaya Dalam Menemani Responden Setiap Kali Berkunjung Ke Klinik PTRM

Tabel 4.22. Distribusi Frekuensi Responden Menurut Peran Teman Sebaya Dalam Menemani Responden Setiap Kali

Berkunjung Ke Klinik PTRM Di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2010.

No Menemani Setiap Kali Berkunjung Ke Klinik

PTRM

Jumlah (Orang) Persentase (%)

1 Sangat Sering 4 7,0 2 Sering 22 38,6 3 Jarang 12 21,1 4 Sangat Jarang 5 8,8 5 Tidak Tahu 14 24,6 jumlah 57 100,0

Berdasarkan hasil penelitian diketahui distribusi frekuensi responden menurut peran teman sebaya dalam menemani responden setiap kali berkunjung ke klinik PTRM adalah lebih banyak Sering yaitu 22 orang (38,6%), sedangkan yang paling sedikit adalah Sangat Sering yaitu 4 orang (7,0%).

4.6.3. Peran Teman Sebaya Mengajak Responden Memakai Napza Selama Mengikuti PTRM

Tabel 4.23. Distribusi Frekuensi Responden Menurut Peran Teman Sebaya Mengajak Responden Memakai Napza Selama mengikuti PTRM

No Mengajak Responden Memakai Napza Selama

PTRM

Jumlah (Orang) Persentase (%)

1 Pernah 39 68,4

2 Tidak Pernah 18 31,6

Jumlah 57 100,0

Berdasarkan hasil penelitian diketahui distribusi frekuensi responden menurut peran teman sebaya mengajak responden memakai Napza selama mengikuti PTRM adalah lebih banyak Pernah yaitu 39 orang (68,4%), sedangkan yang paling sedikit adalah Tidak Pernah yaitu 18 orang (31,6%).

4.7. Sumber Informasi

4.7.1. Sumber Informasi Responden Mengenai PTRM

Tabel 4.24. Jenis Sumber Informasi Mengenai PTRM 1. Orang Tua/Keluarga 2. LSM Harm Reduction 3. Petugas Kesehatan 4. Teman 5. Poster 6. Brosur 7. Leaflet 8. Internet 9. Lainnya

Tabel 4.25. Distribusi Frekuensi Responden Menurut Sumber

Informasi Responden Mengenai PTRM Di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2010.

No Sumber Informasi Jumlah (Orang) Persentase (%)

1 Sumber Informasi Kurang 39 68,4

2 Sumber Informasi Cukup 18 31,6

3 Sumber Informasi Banyak - -

Jumlah 57 100,0

Berdasarkan hasil penelitian diketahui distribusi frekuensi responden menurut sumber informasi responden mengenai PTRM sebagian besar memiliki sumber informasi kurang yaitu 39 orang (68,4%), sedangkan yang memiliki sumber informasi cukup yaitu 18 orang (31,6%). Adapun sumber informasi mengenai PTRM yang dimaksud adalah orang tua, LSM Harm Reduction, petugas kesehatan, teman, poster, brosur, leaflet, internet, dan lainnya.

4.8. Perilaku Responden

4.8.1. Pengetahuan Responden

Tabel 4.26. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden Tentang Manfaat Napza Di Dalam Bidang Pengobatan.

No Manfaat Napza Jumlah

(Orang)

Persentase (%)

1 Sebagai penghilang rasa nyeri. 36 63,2

2 Sebagai obat penenang. 5 8,8

3 Sebagai terapi penyembuhan untuk ketergantungan Napza

2 3,5

4 Tidak tahu 14 24,6

Jumlah 57 100,0

Dari Tabel 4.26. dapat dilihat bahwa pengetahuan responden tentang manfaa t Napza di dalam bidang pengobatan yaitu sebanyak 36 orang responden (63,2%) menyatakan sebagai penghilang rasa nyeri, sebanyak 14 orang responden (24,6%)

menyatakan tidak tahu, sebanyak 5 orang responden (8,8%) menyatakan sebagai obat penenang, dan sebanyak 2 orang responden (3,5%) menyatakan sebagai terapi

penyembuhan untuk ketergantungan Napza.

Tabel 4.27. Dampak Buruk Yang Diperoleh Pengguna Napza Suntik Di Dalam Penyalahgunaan Napza.

No. Dampak Buruk Penyalahgunaan Napza 1. Ketagihan

2. Ketergantungan

3. Kematian Akibat Overdosis 4. Terkena Penyakit HIV/AIDS 5. Terkena Penyakit Hepatitis C 6. Lainnya

7. Tidak tahu

Tabel 4.28. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden Tentang Dampak Buruk Yang Diperoleh Pengguna Napza Suntik Di Dalam Penyalahgunaan Napza.

No Dampak Buruk Napza Jumlah

(Orang) Persentase (%) 1 Responden menjawab < 2 15 26,3 2 Responden menjawab 3-5 37 64,9 3 Responden menjawab > 6 4 7,0 4 Tidak tahu 1 1,8 Jumlah 57 100,0

Dari Tabel 4.28. dapat dilihat bahwa sebagian besar responden menjawab 3-5 dampak buruk yang diperoleh pengguna Napza suntik di dalam penyalahgunaan Napza yaitu sebanyak 37 orang responden (64,9%), sebanyak 15 orang responden (26,3%) menjawab < 2, sebanyak 4 orang responden (7,0%) menjawab > 6, dan sebanyak 1 orang responden (1,8%) tidak tahu.

Tabel 4.29. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden Tentang Pengertian Metadon.

No Pengertian Metadon Jumlah

(Orang)

Persentase (%) 1 Suatu zat yang memiliki efek

yang sama dengan heroin.

29 50,9

2 Jenis Napza yang berbentuk cairan dan digunakan dengan cara diminum.

10 17,5

3 Suatu zat yang digunakan sebagai terapi penyembuhan bagi pengguna Napza suntik.

6 10,5

4 Tidak tahu 12 21,1

Jumlah 57 100,0

Dari Tabel 4.29. dapat dilihat bahwa pengetahuan responden tentang pengertian metadon yaitu sebanyak 29 orang responden (50,9%) menyatakan suatu zat yang memiliki efek yang sama dengan heroin, sebanyak 12 orang responden (21,1%) menyatakan tidak tahu, sebanyak 10 orang responden (17,5%) menyatakan jenis Napza yang berbentuk cairan dan digunakan dengan cara diminum, dan sebanyak 6 orang responden (10,5%) menyatakan suatu zat yang digunakan sebagai terapi penyembuhan bagi pengguna Napza suntik.

Tabel 4.30. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden Tentang Pengertian Terapi Rumatan Metadon.

No Pengertian Terapi Rumatan Metadon

Jumlah (Orang)

Persentase (%) 1 Terapi yang menggantikan

narkotika jenis heroin yang menggunakan jarum suntik menjadi metadon yang berbentuk cair yang

pemakaiannya dilakukan dengan cara diminum.

17 29,8

2 Merupakan tindakan untuk mengurangi dampak buruk dari penyalahgunaan Napza terutama melalui jarum suntik.

10 17,5

3 Tidak tahu 30 52,6

Jumlah 57 100,0

Dari Tabel 4.30. dapat dilihat bahwa pengetahuan responden tentang pengertian terapi rumatan metadon yaitu sebanyak 30 orang responden (52,6%) menyatakan tidak tahu, sebanyak 17 orang responden (29,8%) menyatakan terapi pengganti narkotika suntik menjadi metadon cair yang diminum, dan sebanyak 10 orang responden (17,5%) menyatakan merupakan tindakan untuk mengurangi dampak buruk dari penyalahgunaan Napza terutama melalui jarum suntik.

Tabel 4.31. Tujuan Terapi Rumatan Metadon

No. Tujuan Terapi Rumatan Metadon

1. Mengurangi penggunaan Napza yang disuntikkan 2. Mencegah penyebaran penyakit HIV/AIDS

3. Meningkatkan kualitas hidup pengguna Napza suntik baik secara psikologis, medis, maupun sosial.

4. Mengurangi risiko kematian akibat overdosis 5. Mengurangi tindakan kriminal

6. Mengurangi dampak buruk dari penyalahgunaan Napza 7. Lainnya

Tabel 4.32. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden Tentang Tujuan Terapi Rumatan Metadon.

No Tujuan Terapi Rumatan Metadon Jumlah (Orang) Persentase (%) 1 Responden menjawab < 2 34 59,6 2 Responden menjawab 3-5 18 31,6 3 Responden menjawab > 6 5 8,8 4 Tidak tahu - - Jumlah 57 100,0

Dari Tabel 4.32. dapat dilihat bahwa sebagian besar responden menjawab < 2 tujuan terapi rumatan metadon yaitu sebanyak 34 orang responden (59,6%), sebanyak 18 orang responden (31,6%) menjawab 3-5 tujuan terapi rumatan metadon, sebanyak 5 orang responden (5,5%) menjawab > 6 tujuan terapi rumatan metadon, dan tidak ada satupun responden yang menjawab tidak tahu tujuan terapi rumatan metadon.

Tabel 4.33. Alasan Metadon Digunakan Sebagai Terapi Penyembuhan Terhadap Ketergantungan Napza.

No. Alasan metadon digunakan sebagai terapi 1. Karena metadon memiliki efek yang sama terhadap heroin 2. Karena metadon dapat bertahan lama di dalam tubuh 3. Karena metadon tidak menimbulkan gejala putus obat yang

berat

4. Karena metadon diserap baik di dalam tubuh 5. Lainnya

6. Tidak tahu

Tabel 4.34. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden Tentang Alasan Metadon Digunakan Sebagai Terapi Penyembuhan Terhadap Ketergantungan Napza.

No Alasan Metadon Digunakan Sebagai Terapi Jumlah (Orang) Persentase (%) 1 Responden menjawab < 1 32 56,1 2 Responden menjawab 2-4 14 24,6 3 Responden menjawab > 5 - - 4 Tidak tahu 11 19,3 Jumlah 57 100,0

Dari Tabel 4.34. dapat dilihat bahwa sebagian besar responden menjawab < 1 Alasan metadon digunakan sebagai terapi penyembuhan terhadap ketergantungan Napza yaitu sebanyak 32 orang responden (56,1%), sebanyak 14 orang responden (24,6%) menjawab 2-4 alasan metadon digunakan sebagai terapi penyembuhan terhadap ketergantungan Napza, sebanyak 11 orang responden (19,3%) menjawab tidak tahu, dan tidak ada satupun responden yang menjawab > 5 alasan metadon digunakan sebagai terapi penyembuhan terhadap ketergantungan Napza.

Tabel 4.35. Efek Samping Metadon

No. Efek samping metadon

Dokumen terkait