• Tidak ada hasil yang ditemukan

1. Analisis efektivitas lampu lalu lintas di Kota Surakarta Tahun 2009 Peneliti : Rika Mayasari

Penelitian tersebut menggunakan metode deskriptif spasial. Teknik analisis data yang digunakan adalah metode pengharkatan atau scoring. Tujuan penelitian tersebut adalah untuk mengetahui : (1). Persebaran lampu lalu lintas di Kota Surakarta Tahun 2009, (2). Mengetahui efektivitas lampu lalu lintas di Kota Surakarta Tahun 2009.

Kesimpulan yang dapat diperoleh dari penelitian tersebut adalah (1). Peta persebaran alat pemberi isyarat lalu lintas, memberikan informasi tenatang persebaran APILL di Kota Surakarta Tahun 2009. Di Surakarta sebaran APILL cukup merata disetiap kelas jalan, baik jalan arteri, jalan klektor dan jalan lokal. Mempunyai pola sebaran APILL sesuai dengan pola sebaran lalu lintas. (2). Hasil penelitian berupa peta Efektifitas APILL pada setiap kelas jalan, memberikan informas tentang tingkat efektivitas APILL pada setiap kelas jalan di Kota Surakarta tahun 2009. APILL di Surakarta pada tiap-tiap kelas jalan mempunyai 3 tingkatan efektivitas pada kelas jalan arteri terdapat 53,85% efektivitas tinggi, 40,38% efektivitas sedang, dan 5,77% efektivitas rendah. Pada jalan kolektor terdapat 40,38% efektivitas tinggi, 30,77% efektivitas sedang dan 5,13%efektivitas rendah. Pada jalan local terdapat 45,54% efektifitas tinggi, 47,32% efektivitas sedang dan 7,14% efektivitas rendah.

2. Kajian Kinerja Halte Angkutan Umum di Kota Surakarta Tahun 2008 Peneliti : Danan Adhi Prabowo

Tujuan dari penelitian tersebut adalah (1). Analisis kinerja halte angkutan umum di kota Surakarta pada rute Rute terminal Kartosuro-Palur pada jam puncak (2). Untuk memprediksi perilaku penumpang apabila diterapkan kebijaksanaan operasional set-stop. Hasil dari penelitian tersebut adalah (1).Kinerja Halte Jarak antar halte pada umumnya belum memenuhi standar yang ada. (2). Berdasarkan headway masing-masing halte maka 25 % halte sangat efektif, 50 % halte cukup efektif dan 25 % halte kurang efektif. (3).

commit to user

Berdasarkan load factor masing-masing halte maka 50 % halte kinerjanya sangat tinggi, 16.67 % lainnya kinerjanya optimal, 33.33 % sisanya belum dimanfaatkan secara optimal. Perilaku penumpang berdasarkan hasil dari penelitian tersebut mau menggunakan halte apabila diterapkan kebijakan set stop. Penyebab utama penumpang tidak menggunakan halte karena jarak yang ditempuh menuju halte terlalu jauh.

3. Studi Efektivitas Pos-Pos Polisi Lalu Lintas Kota Surakarta Tahun 2008 Peneliti : Danar Tri Saputro

Tujuan penelitian tersebut adalah (1). Untuk mengetahui sebaran pos polisi aktual dan (2). Efektivitas pos-pos polisi aktual serta menyajikan lokasi-lokasi alternatif dalam persebaran penempatan pos-pos polisi. Hasil penelitian ini adalah sebaran pos polisi aktual dan efekivitas pos polisi lalu lintas aktual di Kota Surakarta serta lokasi-lokasi alternatif dalam persebaran penempatan pos-pos polisi, dengan menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif dengan analisis Sistem Informasi Geografis melalui teknik overlay. Hasil penelitiannya dapat disimpulkan bahwa Sebaran pos polisi aktual, Efekivitas pos polisi lalu lintas aktual di Kota Surakarta. Lokasi-lokasi alternatif dalam persebaran penempatan pos-pos polisi.

commit to user C. Kerangka Pemikiran

Pertumbuhan penduduk dari tahun selalu mengalami peningkatan, karena jumlah penduduk bertambah maka akan terjadi peningkatan kebutuhan transportasi. Hal ini dipengaruhi oleh adanya perbedaan karakteristik setiap daerah mengakibatkan timbulnya interaksi antar wilayah sehingga timbul mobilitas. Apabila mobilitas semakin besar maka dapat menimbulkan masalah transportasi yang kompleks.

Sebagai salah satu kota di Indonesia yang sedang mengalami perkembangan, penataan sistem angkutan umum di Kota Surakarta sangat penting artinya guna mewujudkan angkutan umum yang nyaman, efisien, aman dan lancar. Kota Surakarta merupakan daerah simpul kegiatan bagi daerah/kabupaten yang ada disekitarnya yaitu Sragen, Karanganyar ,Sukoharjo, Wonogiri, Klaten dan Boyolali. Selain itu Kota Surakarta juga dilewati jalur jalan selatan yang menghubungkan propinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur. Karena memiliki letak yang setrategis pergerakan orang dan barang sangat padat. Keadaan ini sangat berpengaruh terhadap transportasi kota. Kota Surakarta merupakan suatu kota yang memiliki kondisi lalu lintas yang mix traffic yaitu kondisi lalu lintas dimana kendaraan lambat dan cepat berada dalam satu jalur, hal inilah yang menyebabkan timbulnya kesemrawutan di ruas – ruas jalan yang mempunyai lebar lajur yang kecil.

Begitu pentingnya transportasi bagi suatu wilayah perkotaan maka perlu adanya manajemen transportasi untuk menciptakan ketertiban dalam angkutan jalan. Dua unsur yang utama dalam transportasi adalah sarana dan prasarana. Sarana meliputi moda transportasi yaitu alat untuk berpindahnya barang atau orang. Prasarana yaitu penunjang atau pendukung sarana yaitu berupa jalan, terminal atau tempat perhentian sementara (halte).

Salah satu metode untuk mengatur ketertiban angkutan jalan adalah dengan meningkatkan fasilitas penunjang angkutan tersebut yaitu salah satunya adalah pembangunan perhentian sementara (halte), karena dengan pembangunan

commit to user

perhentian sementara (halte) angkutan jalan dapat berjalan dengan teratur dan tertib. Perhentian sementara (halte) dapat mengurangi kemacetan lalu lintas yang terjadi karena angkutan umum yang menaikkan atau menurunkan penumpang sembarang tempat, memberikan efisiensi kepada para pengguna angkutan umum untuk berpindah moda transportasi.

Untuk mengetahui efektivitas halte angkutan umum berpedoman pada Penempatan lokasi halte angkutan umum dan kondisi halte angkutan umum. Penempatan halte berpedoman pada jarak antar halte, tata letak halte terhadap ruang lalu lintas, tata letak halte di jalan raya, jarak halte dari fasilitas umum dan kondisi lingkungan halte untuk memberikan efisiensi terhadap para calon pengguna angkutan umum. Untuk mengetahui kondisi halte angkutan umum dapat dilihat dari kondisi fisik yang terdapat pada halte angkutan umum.

Analisis efektifitas halte angkutan umum dilakukan untuk mengetahui suatu efektifitas halte angkutan umum sebagai fasilitas penunjang angkutan umum. Skema kerangka pemikiran disajikan dalam Gambar 4.

commit to user Peningkatan kebutuhan transportasi

Gambar 4. Skema Kerangka Pemikiran Permasalahan transportasi Manajemen transportasi Sarana Prasarana Moda transportasi: Halte Penempatan lokasi halte: a. Keselamatan b. Kelancaran arus lalu lintas c. Kondisi lingkungan d. Efisiensi e. Jarak antar halte f. Public relation Kondisi halte angkutan umum Efektifitas halte angkutan umum Persebaran halte angkutan umum Penempatan di jln raya : a. Near side b. Far side c. Midblock street Penempatan halte terhadap ruang lalin : a. Maksimum 100 m dari penyebrangan b. Minimal 50 m dari persimpangan c. Minimal 100m dari RS dan tempat ibadah

commit to user

25

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Dokumen terkait