• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORI

C. Penelitian yang Relevan

1. Skripsi yang ditulis oleh Susmaini lestari Nim. 10813002300 mahasiswi dari Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Pekanbaru dengan judul Implementasi Peran Komite Madrasah Sebagai Pemberi Pertimbangan (advisory agency) di Madrasah Tsanawiyah Negeri Lipat Kain Kabupaten Kampar.

Hasil menunjukkan bahwa peran komite sekolah cukup optimal dilihat dari kehadiran komite dalam rapat, komite sekolah berpartisipasi aktif dalam mendorong orang tua dan masyarakat untuk berpartisipasi dalam pengadaan sarana dan prasrana serta pembiayaan pendidikan.

Persamaan dalam penelitian ini adalah, sama- sama mengkaji tentang bagaimana pelaksanaan peran komite sebagai advisory agency dalam meningkatkan mutu sekolah. Sedangkan perbedaannya adalah dalam penelitian yang dikaji oleh peneliti Susmaini Lestari menggunakan dua metode penelitian yaitu metode kualitatif dan metode kuantitatif.

2. Skripsi yang ditulis oleh Oleh Siska Yuni Larasati NIM : 3401405013 mahasiswi dari Universitas Negeri Semarang dengan judul Peran Komite Sekolah Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan di SMA Ronggolawe Kota Semarang.

Hasil penelitian menunjukan bahwa peran komite disekolah tersebut belum terlaksana secara optimal karena komite sekolah hanya dianggap sebagai formalitas saja. Hal itu terjadi karena komite sekolah kurang memahami tujuan, fungsi dan apa saja yang menjadi perannya secara keseluruhan di sekolah, kurang berperannya komite sekolah juga dikarenakan kesibukan dari masing masing pengurus dari komite sekolah. Persamaan dalam penelitian ini adalah sama sama mengkaji tentang bagaimana peran komite sekolah dalam meningkatkan mutu sekolah. Perbedaannya dalam penelitian ini adalah , peneliti hanya mengkaji satu peran yaitu, peran komite sebagai advisory agency dalam meningkatkan mutu sekolah.

3. Skripsi yang ditulis oleh Bodi Kurniawan NIM : 106018200742 mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dengan judul Peran Komite Sekolah dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan di Madrasah Pembangunan UIN Jakarta

Hasil penelitian menunjukan bahwa keberadaan komite membantu pihak sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan dinilai berperan positif. Komite menjalankan perannya serta komite mendukung

program program sekolah baik berupa finansial maupun tenaga.

Persamaan dalam penelitian ini adalah sama sama mengkaji tentang bagaimana peran komite sekolah dalam meningkatkan mutu sekolah.

Perbedaannya dalam penelitian ini adalah, peneliti hanya mengkaji satu peran yaitu, peran komite sebagai advisory agency dalam meningkatkan mutu sekolah.

42

Penelitian adalah suatu usaha untuk menemukan atau mengembangkan dan menguji kebenaran suatu pengetahuan dan menggunakan metode ilmiah.

Dalam suatu penelitian harus ditetapkan metode penelitian yang dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya agar memperoleh tujuan yang diharapkan. Selain harus dipertanggung jawabkan kebenarannya, metode yang digunakan juga dipilih sesuai dengan objek dan tujuan penelitian.

Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan kualitatif yaitu pendekatan dengan cara memandang obyek kajian sebagai suatu sistem artinya obyek kajian dilihat sebagai satuan yang terdiri dari unsur yang terkait dan mendeskripsikan fenomena- fenomena yang ada (Arikunto, 1998 : 209).

Bog dan dan Taylor (dalam Moleong, 2001, p.3 ) mendefinisikan metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata kata tertulis atau lisan dari orang orang dan perilaku yang dapat diamati. Pendekatan ini diarahkan pada latar dan individu holistik, jadi tidak boleh mengisolasikan individu atau organisasi ke dalam variabel dan hipotesis tapi perlu memandangnya dari suatu kebutuhan. Peneliti menggunakan pendekatan kualitatif karena permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini tidak berkenaan dengan angka angka tetapi mendeskripsikan, menguraikan dan menggambarkan peran komite sekolah sebagai advisory agency dalam meningkatkan mutu sekolah di SMPN 2 Tanjung Emas Penelitian ini diharapkan dapat diketahui apa saja upaya komite sekolah sebagai Advisory Agency dalam meningkatkan mutu sekolah.

B. Latar dan Waktu Penelitian 1. Latar Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMPN 2 Tanjung Emas Jalan ludai-Nagari pagaruyung kecamatan Tanjung Emas Kabupaten Tanah Datar.

2. Waktu Penelitian

Adapun waktu penelitian dijelaskan dalam tabel dibawah ini:

Tabel.3.1 Waktu Penelitian

No Kegiatan Oktober November Desember Januari Februari 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Instrumen penelitian yaitu suatu alat atau media yang digunakan untuk mengumpulkan data. Sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Sugiyono (2012, p.102) bahwa “instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati.”

Pada penelitian kualitatif ini, peneliti berperan sebagai instrumen utama, untuk tahap selanjutnya apabila fokus permasalahan dalam penelitian sudah ditemukan dan jelas. Maka, peneliti akan mengembangkan instrumen penelitian secara sederhana yang bertujuan untuk dapat melengkapi data yang selanjutnya untuk dapat dibandingkan dengan data yang lainnya yang telah ditemukan.Selain peneliti sebagai instrumen utama, peneliti juga menggunakan instrumen pendukung seperti kamera, alat rekaman dan lain-lain.

D. Sumber Data

Sumber data dalam penelItian adalah subjek darimana data dapat diperoleh (Arikunto, 2013, p. 172). Pada penelitian ini sampel sumber data di

pilih secara purposive sampling. Purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu, misalnya orang tersebut yang di anggap paling tahu tentang apa yang kita harapkan , atau mungkin ia sebagai penguasa sehingga akan memudahkan peneliti menjelajahi objek situasi sosial yang akna di teliti. Maka Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu berasal dari informan, aktivitas-aktivitas, dan data tambahan lainnya seperti dokumen (Sugiyono 2007, p.300).

Sedangkan yang menjadi sumber data dalam penelitian ini adalah :

1. Sumber data primer adalah data dalam bentuk verbal atau kata-kata yang diucapkan secara lisan, gerak gerik atau perilaku yang dilakukan oleh subjek yang dapat dipercaya, dalam hal ini adalah subjek penelitian (informan) yang berkenaan dengan variabel yang diteliti (Arikunto, 2013, p. 21-22). Sumber data primer merupakan data yang di kumpulkan atau diperoleh secara langsung dari responden melalui wawancara. Sumber data primer diperoleh dari hasil penelitian di lapangan secara langsung dari sumbernya dan pihak-pihak yang bersangkutan dengan masalah yang akan dibahas, yaitu: kepala sekolah, komite sekolah, kepala tata usaha di SMPN 2 Tanjung Emas.

2. Sumber data sekunder. Sumber data sekunder adalah data yang diperoleh dari dokumen-dokumen grafis tabel, catatan, noulen rapat, sms, foto, film, rekaman video, benda-benda dan lain-lain yang dapat memperkaya data primer (Arikunto, 2013, p. 22). Data sekunder merupakan data yang digunakan untuk membantu menyelesaikan data primer berupa arsip-arsip dan dokumen dari instansi terkait. Untuk memperoleh sumber data sekunder, peneliti menggunakan teknik dokumentasi. Hal ini dilakukan untuk mencari dan mengumpulkan data melalui informasi secara tertulis, gambar gambar dan bagan-bagan yang berhubungan dengan masalah penelitian. Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data sekunder adalah, susunan organisasi komite sekolah, profil sekolah, notulen rapat, daftar hadir rapat komite sekolah.

E. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data dan informasi yang akurat serta valid dalam suatu penelitian,berbagai hal yang dapat dilakukan untuk memperoleh data tersebut. Maka dalam penelitian peneliti menggunakan teknik penggumpulan data sebagai berikut :

1. Observasi

Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan bila penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar. Metode observasi ini digunakan oleh peneliti untuk mengamati kondisi sarana dan prasarana yang ada di sekolah serta mengamati kegiatan yang dilakukan oleh komite sekolah, misalnya saat rapat bersama kepala sekolah dan guru-guru.

2. Wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data dimana pewawancara dalam mengumpulkan data mengajukan suatu pertanyaan kepada yang diwawancarai.(Sugiyono, 2014, p.366). Wawancara dalam penelitian kualitatif ini dilakukan secara terstruktur, yang mana peneliti menetapkan sendiri masalah dan pertanyaan yang akan diajukan untuk mengungkap data. Walaupun demikian, peneliti juga bisa mengembangkan pertanyaan-pertanyaan tersebut untuk memperoleh data yang lebih bermakna. Wawancara ini digunakan oleh peneliti untuk menggali informasi terkait konstribusi yang diberikan beserta hambatan yang ada bagi komite sekolah dalam memberikan pertimbangan terhadap perencanaan sekolah, pelaksanaan program, dan pengelolaan sumber daya pendidikan. Peneliti melakukan wawancara mendalam kepada beberapa pihak yang dirasa dapat memberikan data akurat, yaitu kepala sekolah, komite sekolah dan kepala tata usaha.

3. Dokumentasi

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu, bisa berupa tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang.

Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif. Dokumen yang digunakan untuk memperoleh data dalam penelitian ini berupa catatan hasil rapat antara kepala sekolah dengan komite sekolah, foto kegiatan komite sekolah, dan semua dokumen yang mendukung kondisi sarana dan prasarana di sekolah ini. Dokumen yang telah diperoleh kemudian dianalisis untuk membentuk suatu hasil kajian yang sistematis dan utuh.

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data merupakan salah satu kegiatan dalam upaya mengolah data. Kegiatan tersebut dimulai dari mengelompokkan atau mengklasifikasi data, yang kemudian memilah agar dapat dikelola dengan baik, dan seterusnya untuk dapat menemukan informasi apa yang penting sehingga untuk dapat diuraikan dan dikemukakan kepada orang lain. Menurut Sugiyono (2012: 333), analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari serta membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri dan orang lain.

Adapun tahap analisis data yang peneliti lakukan yaitu sebagai berikut:

1. Tahap pra lapangan

Pada tahap ini peneliti melakukan analisis kebutuhan atau evaluasi diri, artinya peneliti mengamati kenyataan yanga ada dilapangan. Dalam analisis kebutuhan ini dilakukan pendataan mengenai mengapa, bagaimana dan apa saja yang diperlukan.

2. Tahap pelaksanaan penelitian

Miles dan Huberman (Sugiyono, 2012: 337), mengemukakan bahwa analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan secara inetraktif dan berlangsung secara terus-menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktifitas dalam data tersebut terdiri atas:

a. Reduksi data

Reduksi data merupakan proses pemilihan, pemusatan perhatian pada peneyederhanaan, pengabstarakan dan transformasi data kasar yang muncul dalam catatan-catatan peneliti dilapangan. Kegiataan reduksi data meliputi: (1) meringkas data, (2) mengkode, (3) menelusur nama dan, (4) membuat gugus-gugus.

b. Penyajian data

Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah melakukan penyajian data . Dalam penelitian kualitatif , penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori . Penyajian data yang paling sering digunakan dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif. Dengan penyajian data, maka akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami.

c. Penarikan kesimpulan atau verifikasi

Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu objek yang sebelumnya masih remang-remang atau gelap sehingga setelah diteliti menjadi jelas.

Pada tahap ini peneliti mengambil kesimpulan terhadap data yang telah direduksi ke dalam laporan secara sitematis dengan cara membandingkan, menghilangkan dan memilih data yang mengarah pada pemecahan masalah serta mampu menjawab permasalahan dan tujuan yang hendak dicapai.

G. Teknik Penjaminan Keabsahan Data

Moleong (2007, p. 324) berpendapat bahwa dalam penelitian kualitatif diperlukan suatu teknik pemeriksaan keabsahan data. Untuk memperoleh keabsahan data temuan perlu diteliti kredibilitasnya dengan menggunakan teknik sebagai berikut:

1. Presistent observation (ketekunan pengamatan)

Merupakan mengadakan observasi secara terus-menerus terhadap objek penelitian guna memahami gejala lebih mendalam terhadap berbagai aktivitas yang sedang berlangsung dilokasi penelitian.

2. Triangulasi

Merupakan teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data untuk keperluan pengecekan atau pembanding terhadap data. Triangulasi dilakukan dengan cara mengecek hasil wawancara dengan hasil observasi dan dokumentasi serta mengecek kembali data yang diterima dari informan satu dengan informan yang lainnya. Cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda, misalnya data yang penulis peroleh dari sumber data primer yaitu wawancara langsung dengan komite sekolah dan akan dicek dengan sumber data sekunder yaitu wawancara dengan kepala sekolah dan salah seorang guru kemudian data dari wawancara akan dicek dengan observasi.

Selanjutnya, peneliti akan memilih triangulasi dan pengamatan berulang sebagai cara untuk menguji keabsahan data dalam penelitian ini.

Menurut Sugiyono (2012: 372) triangulasi diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu.

Triangulasi yang akan dipergunakan peneliti adalah triangulasi sumber dan teknik. Trianggulasi sumber adalah mendapatkan data dari sumber yang berbeda beda dengan sumber yang berbeda beda, sedangkan triangulasi teknik adalah peneliti menggunkan teknik pengumpulan data yang berbeda beda untuk mendapakan data dari sumber yang sama.

Sugiyono (2012: 373) menjelaskan bahwa triangulasi sumber dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber. Triangulasi sumber dalam penelitian ini digambarkan dalam bentuk bagan berikut ini :

Gambar 3.1 Triangulasi Teknik

Sumber: Sugiyono, 2012: 331

Triangulasi teknik adalah peneliti menggunakan teknik yang berbeda beda untuk mendapatkan sumber yang sama. Peneliti menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi untuk sumber data yang sama secara serempak. Trianggulasi sumber berarti, untuk mendapatkan data sumber yang berbeda beda dengan teknik yang sama.

Hal ini digambarkan sebagai berikut Sugiyono (2014 p.398) Gambar 3.2

Triangulasi Sumber

Sumber: Sugiyono, 2012:331

3. Menggunakan bahan referensi

Dalam hal ini, laporan peneliti dilengkapai dengan foto-foto. Selain itu juga dilengkapi dengan dokumen autentik yang berhubungan dengan fokus penelitian sehingga menjadi lebih dapat dipercaya.

Observasi

Dokumentasi

Wawancara Sumber

data sama

Wawancara

Kepala sekolah Komite sekolah karyawan

50 1. Sejarah Sekolah

Sekolah menengah pertama negeri atau SMPN 2 Tanjung Emas berdiri pada tahun 1984, sekolah ini terletak di nagari Pagaruyung kecamatan Tanjung Emas, di samping itu berdekatan dengan pusat pemerintah kabupaten tanah datar, dengan kondisi geografisnya berada di kaki gunung bungsu, sebagian wilayahnya dikelilingi oleh perkebunan dan pemukiman masyarakat. SMPN 2 Tanjung Emas dibangun diatas tanah seluas 15607 meter di nagari pagaruyung dengan karak tiga kilometer dari kota batusangkar. Sekolah ini jauh dari keramaian dan kebisingan sehingga sangat kondusif dan nyaman untuk melaksankan proses belajar mengajar.

2. Identitas Sekolah

Nama sekolah : SMPN 2 Tanjung Emas

NISS : 201080708037

NPSN : 10302432

Alamat sekolah : Jalan Ludai Pagaruyung Kecamatan Tanjung Emas

Visi sekolah : Teguh beradat,taat beragama dan berprestasi dalam belajar

Misi sekolah : 1. Menumbuhkan dan meningkatkan pengajaran penghayatan dan pelestarian nilai-nilai adat dan budaya dalam masyarakat

2. Menumbuhkan dan meningkatkan

pengajaran, penghayatan, pengamalan ajaran agama sehingga menjadi pedoman dalam berbuat dan bertindak dimanapun berada 3. Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan

secara efektif sehingga setiap siswa dapat berkembang secara optimal sesuai dengan potensinya.

4. Menerapkan manajemen partisipatif dengan melibatkan seluruh warga sekolah dan semua pihak untuk memacu kegiatan ekstrakurikuler agar dapat bersaing dengan sekolah lain 5. Menumbuhkan semangat bersaing dan

berpacu dalam mengejar prestasi kepada seluruh siswa

Motto sekolah : Santun dalam bergaul taat dalam beragama dan berprestasi dalam belajar

Telp : 0752- 72354

Tahun berdiri : 1984 Tahun diresmikan : 1985 Status sekolah : Negeri

Email : smp2_tjemas@yahoo.com Akreditasi : B

3. Prestasi yang Pernah Diperoleh Tabel 4.1 Prestasi Siswa

No Prestasi yang diperoleh Tingkatan

1. Juara I olimpiade IPA Kabupaten 2. Juara III lomba sekolah sehat Provinsi 3. Juara I lomba sekolah sehat Kecamatan 4. Juara I lomba Qasidah Kabupaten 5. Juara 1 Lomba Talempong Pacik Kabupaten

6. Juara I PBB Putra Kecamatan

7. Juara II PBB putri Kecamatan

Sumber: SMPN 2 Tanjung Emas B. Temuan Khusus Penelitian

Dari beberapa temuan tentang data yang peneliti peroleh diatas selanjutnya peneliti akan memaparkan data hasil penelitian yang diperoleh

dilapangan dengan menggunakan metode wawancara. Hasil wawancara ditranskripkan oleh peneliti, dapat dilihat pada lampiran tiga kemudian data dianalisis dengan menggunakan teknik Miles dan Huberman, yaitu dengan mereduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.

Berikut ini peneliti mendeskripsikan hasil penelitian yang dikelompokkan berdasarkan indikator kinerja komite sekolah dalam perannya sebagai badan pertimbangan: Pelaksanaan peran komite sebagai advisory agency atau badan pertimbangan dalam perencanaan sekolah yang terdiri dari (a) identifikasi sumber daya dalam pendidikan dalam masyarakat (b) memberikan masukan untuk penyusunan RAPBS (c) menyelenggarakan rapat RAPBS (d) memberikan pertimbangan perubahan RAPBS (d) ikut mengesahkan RAPBS bersama kepala sekolah (Engkoswara & dkk, p. 300- 301).

Peran komite sebagai badan pertimbangan (advisory agency) dalam penentuan dan pelaksanaan kebijakan pendidikan di tingkat satuan pendidikan, minimal dalam memberikan masukan, pertimbangan, dan rekomendasi kepada sekolah. Untuk memberikan pertimbangan kepada sekolah dalam rangka pengembangan kurikulum dan meningkatkan proses pembelajaran dan pengajaran, memverifikasi RAPBS yang diajukan oleh kepala sekolah, memberikan pengesahan terhadap RAPBS setelah proses verifikasi dalam rapat komite sekolah keberadaan komite di SMPN 2 Tanjung emas sangat membantu dalam meningkatkan mutu disekolah. Dalam penyusunan perencanaan sekolah, pengurus komite maupun orang tua siswa diikut sertakan karena untuk penyusunan ini membutuhkan masukkan serta rekomendasi dari masyarakat maupun komite sekolah.

Dengan adanya pertimbangan maka dapat dirasakan bahwa ada topangan dari pihak komite dan juga masyarakat pemberian pertimbangan dilakukan dengan cara membuat rapat dengan orang tua,rapat dengan kepala sekolah, rapat dengan guru, kemudian pihak sekolah mengundang pengurus komite sekolah untuk menyampaikan kebijakan sekolah. Serta cara melalui konsultasi dan musyawarah bersama dengan orang tua. Pertimbangan yang

diberikan sekolah terhadap komite sekolah dalam penentuan dan pelaksanaan kebijakan pendidikan adalah pemberian masukkan dalam pengadaan alat dan bahan yang dibutuhkan oleh sekolah dalam proses pembelajaran. Hubungan dari sekolah dengan masyarakat serta komite sekolah dengan sekolah sangat dibutuhkan didalam menjalankan pengembangan sekolah semua itu akan tercermin dari uraian tugas komite sekolah.

1. Peran Komite Dalam Perencanaan Sekolah

Pelaksanaan peran komite sebagai advisory agency dalam hal perencanaan sekolah yang terdiri dari identifikasi sumberdaya pendidikan dalam masyarakat, masukan untik penyusunan RAPBS, penyelenggaraan rapat RAPBS, pertimbangan terhadap RAPBS, serta mengesahkan RAPBS. Berdasarkan dari hasil wawancara dengan kepala sekolah di dapatkan hasil bahwa:

Komite memberikan usulan dalam hal pelaksanaan sekolah sore, itu merupakan salah satu program dari komite sekolah. (Fioranur, 20 Januari 2018).

Hal ini juga didukung dari hasil wawancara dengan komite sekolah, komite menyatakan bahwa :

“Salah satu perencanaan sekolah dari pihak komite adalah memberikan masukan dan dukungan dalam pelaksanaan sekolah sore, dan memotivasinya supaya giat dalam belajar. (Ridwan, Sos, 25 januari 2018)

Selanjutnya peneliti melakukan triangulasi dengan kepala tata usaha Sebagaimana hasil wawancara peneliti dengan kepala tata usaha menyatakan bahwa :

“Komite sekolah selalu memberikan pertimbangan dan masukan tehadap perencanaan program sekolah seperti:

sumbangan, bantuan rehab ruangan, dalam perencanaan tersebut komite selalu dilibatkan serta dikonsultasikan dengan komite.

Komite juga memberikan masukan terhadap pelaksanaan sekolah sore, memotivasi anak anak untuk bersekolah di SMPN 2 Tanjung Emas, serta memotivasi agar setelah menamatkan sekolah untuk melanjutkanya ke tingkat yang lebih tinggi. (Asjar, 02 januari 2018).

Eksistensi komite sekolah sebagai badan pertimbangan berperan melaksanakan program seperti perencanaan sekolah yaitu memberikan masukan terhadap menyelenggarakan rapat RAPBS sekolah, orang tua siswa, masyarakat maupun memberikan pertimbangan tentang perubahan RAPBS.

Hal ini dibuktikan dengan wawancara dengan kepala sekolah menyatakan bahwa :

“Untuk pertimbangan terhadap RAPBS komite sekolah tidak ada memberikan masukan dan pertimbangan, ini disebabkan karena komite jarang hadir pada saat pelaksanaan rapat. Ini karena komite ada kesibukkan. Jadi dalam pembuatan RKAS dan rancangan anggaran biaya hanya ditanda tangani oleh komite, dalam hal ini komite sekolah hanya mengetahui namun tidak memberikan pertimbangan.(Fioranur 20 Januari 2018)

Untuk memastikan hasil yang peneliti dapat dengan informan sebelumya maka peneliti melakukan wawancara dengan komite sekolah , komite menyatakan:

“Kalau dalam penyusunan RAPBS bapak tidak dilibatkan, sekolah tertutup dalam hal keuangan sekolah, bapak hanya menyetujui, setelah dirancang oleh sekolah dan bapak ikut mengesahkan. (Ridwan, Sos 25 januari 2018)

Selanjutnya peneliti melakukan triangulasi dengan kepala tata usaha, Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan kepala tata usaha menyatakan bahwa :

“Dalam pengesahan RAPBS komite terlibat, namun dalam hal penyusunan komite tidak terlibat komite sekolah hanya menyutujui terhadap perncanaan RAPBS yang telah dirancang oleh sekolah, dan dalam hal penyusunan RAPBS komite hanya di informsikan, dalam pengelolaan RAPBS komite tidak terlibat.

Untuk informasi kepada masyarakat sekolah memberi tahu dari papan pengumuman. (Asjar, 02 januari 2018 )

Berdasarkan dari hasil wawancara daiatas maka dapat disipulkan bahwa dalam hal penyusunan RAPBS komite sekolah tidak terlibat dan komite hanya mengesahkan terhadap RAPBS yang telah dibuat oleh sekolah, namun untuk informasi kepada masyarakat tentang rancangan

kegiatan anggaran sekolah, sekolah menggunakan papan pengumuman, ini berdasarkan dari dokumentasi yang didapatkan oleh peneliti.

Namun dalam hal identifikasi terhadap sumber sumber daya pendidikan komite masih belum melaksanakannnya secara optimal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan komite sekolah pada di UPT Pariwsata Pagaruyung komite menyatakan:

“Pelaksanaan identifikasi sumber daya pendidikan bapak hanya melihat dari latar belakang yang ada, serta umur, data tersebut diperoleh dari sekolah. Masukkan tersebut diberikan pada saat rapat dengan orang tua siswa.(Ridwan, Sos 25 januari 2018)

Hal ini didukung dari hasil wawancara bersama kepala tata usaha pada tanggal diruang kepala sekolah menyatakan bahwa :

Hal ini didukung dari hasil wawancara bersama kepala tata usaha pada tanggal diruang kepala sekolah menyatakan bahwa :

Dokumen terkait