• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN TEORI

B. Penelitian yang Relevan

Tinjauan pustaka ini dimaksudkan untuk mengkaji hasil penelitian yang relevan dengan penelitian penulis. Ada beberapa penelitian yang telah dilakukan sebelumnya di antaranya sebagai berikut:

1. Hasil penelitian Efektivitas Penerapan Model Pembelajaran Kooperative Metode Learning Together Terhadap Kompetensi Kimia Peserta Didik Kelas XI di SMA Negeri 1 Seyegan Tahun Ajaran 2010/2011 (Gatut Dwi Wardani, 2011) . Penelitian ini menunjukkan bahwa hasil tes siklus I nilai tertinggi 95 nilai terendah 72 dengan rata-rata 81,9 sehingga pada pra tindakkan ke siklus I kompetensi belajar siswa mengalami peningkatan sebesar 15,7 %, dan pada siklus I ke siklus II meningkat sebesar 10,1% , siswa sudah semua tuntas nilai KKM, dengan nilai rata-rata kelas 90,1.

2. Hasil penelitian Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Metode Learning Together Untuk Meningkatkan Kompetensi Matematika Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Temon Kulonprogo Tahun Ajaran 2009/2010 (Upik Sasmita Dewi, 2011). Menunjukkan bahwa terjadi peningkatan prestasi belajar Matematika siswa kelas XI SMA Negeri 1 Temon Kulonprogo Tahun Ajaran 2009/2010 dengan kenaikan sebelum pra tindakan siswa yang mencapai KKM hanya 43% lalu meningkatkan

88 pada siklus I dengan prosetanse sebesar 86% dan meningkat pada siklus II dengan jumlah prosentase 100%.

Dari kedua penelitian di atas dianggap relevan karena menggunakan model pembelajaran cooperativemetode learning together. Dengan menggunakan model pembelajaran cooperativemetode learning together dapat dibuktikan bahwa dapat meningkatkan kompetensi belajar siswa, dan dapat meningkatkan ketuntasan belajar siswa. Berdasarkan permasalahan yang terjadi pada penelitian ini, yaitu rendahnya pencapaian kompetensi pembuatan pola kemeja, maka peneliti menggunakan metode learning together dalam model pembelajaran cooperative.

Untuk melihat lebih jelas tentang penelitian yang relevan di atas dengan posisi penelitian penyusun maka dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 5. Posisi Penelitian Penyusun Indikator Pembanding Skripsi Gatut Ari Wardani Skripsi Upik Sasmita Dewi Skripsi Dyta Charlinasari Jenis Peneltian PTK PTK PTK Model Pembelajaran yang digunakan Cooperative Metode Learning Together Cooperative Metode Learning Together Cooperative Metode Learning Together

Mata Pelajaran yang diteliti

Kimia Matematika Pembuatan Pola

Kemeja Lokasi Penelitian SMA Negeri 1

Seyegan SMA Negeri 1 Temon Kulonprogo SMK Negeri 1 Pandak Bantul Aspek yang di ukur Kompetensi Kompetensi Aktivitas siswa

dan Kompetensi Teknik

Pengumpulan Data

Observasi, unjuk kerja, dan tes

Angket dan tes Dokumentasi, lembar observasi, penilaian unjuk kerja, dan tes Instrumen penelitian Observasi, unjuk

kerja, dan tes

Angket dan tes Observasi, unjuk kerja, catatan lapangan, dan tes

89 C. Kerangka Berpikir

Pembelajaran merupakan kegiatan yang bertujuan secara sistematis dan terarah pada terjadinya proses belajar. Tidak adanya variasi pembelajaran membuat siswa merasa bosan dalam mengikuti pembelajaran, sehingga mengakibatkan siswa melakukan aktivitas-aktivitas yang tidak mendukung proses pembelajaran. Oleh karena itu, perlu adanya penggunaan metode pembelajaran yang dapat menjadikan aktivitas-aktivitas siswa di dalam kelas menjadi lebih baik, sehingga dapat meningkatkan pencapaian kompetensi pembuatan pola. Penggunaan metode pembelajaran yang tepat merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pencapaian kompetensi belajar siswa.

Salah satu metode yang dapat digunakan untuk meningkatkan aktivitas belajar dan pencapaian kompetensi pembuatan pola kemeja adalah metode learning together. Metode learning together merupakan salah satu bagian dari model pembelajaran cooperative.Dalam metode learning together siswa diminta untuk mencari bantuan dari teman-temannya sebelum bertanya kepada guru. Dengan itu siswa diharapkan dapat saling membantu, saling mendiskusikan untuk mengasah pengetahuan yang mereka kuasai dan menutup kesenjangan dalam pemahaman masing-masing, sehingga pencapaian kompetensi dapat menyeluruh pada semua siswa.

Metode learning together dalam model pembelajaran cooperative merupakan metode pembelajaran yang melibatkan seluruh siswa untuk bekerja secara aktif. Metode pembelajaran ini merupakan metode pembelajaran yang terstruktur dan sistematis, metode pembelajaran ini bisa

90 digunakan pada berbagai jenjang pendidikan dan hampir bisa diterapkan pada semua materi. Metode learning together menekankan pada lima unsur dimana kelima unsur tersebut menekankan pada keaktifan siswa. Dalam metode ini siswa belajar secara berkelompok, para siswa dikelompokkan ke dalam tim dengan empat sampai lima orang per tim dan heterogen kemampuannya.

Unsur pertama yaitu interdependence positif, unsur ini memiliki makna bahwa keberhasilan kelompok bergantung pada keberhasilan masing-masing individu. Setiap usaha anggota kelompok sangat dibutuhkan karena turut menentukan keberhasilan kelompok tersebut untuk mencapai tujuannya, sehingga tidak ada satupun anggota yang boleh bersantai ria, sementara anggota lainnya bekerja keras.

Unsur yang kedua adalah akuntabilitas individu, dalam unsur ini siswa diharapkan dapat saling membantu teman satu kelompoknya dalam menyelesaikan tugas, siswa tidak hanya dituntut aktif bertanya pada guru, tapi juga aktif bertanya pada teman satu kelompoknya. Unsur yang ketiga adalah interaksi langsung, dimana setiap siswa saling mendorong, membantu anggota kelompoknya dalam menyelesaikan tugas kelompok. Siswa dapat saling berbagi, bertukar pengetahuan, pemahaman, dan saling mendukung untuk mencapai tujuan bersama.

Unsur selanjutnya adalah keterampilan sosial, yaitu sikap saling mengerti, menerima dan mendukung satu sama lain. Siswa dituntut aktif berkomunikasi dengan teman satu kelompoknya, mengerjakan tugas yang diberikan guru, dan saling mengecek tugas teman, sehingga dapat

91 memastikan bahwa semua anggota kelompoknya menyelesaikan tugas tepat pada waktunya. Unsur terakhir yaitu pemrosesan kelompok, guru berperan mengecek hasil kerja siswa, dan memberikan bimbingan kepada siswa yang menemui kesulitan dalam mengerjakan tugas.

Pada penerapan metode learning together dalam model pembelajaran

cooperative guru tetap dapat menggunakan metode ceramah untuk

mengiformasikan tujuan dan materi pembelajaran, sedang diskusi kelompok digunakan untuk mempelajari materi pembelajaran dan memecahkan masalah serta latihan untuk melatih siswa agar menguasai materi yang diberikan. Siswa dituntut untuk bekerjasama menyelesaikan tugas diskusi yang diberikan oleh guru.

Melalui penerapan metode learning together dalam model pembelajaran cooperative yang di dalamnya terdapat lima unsur tersebut di atas, diharapkan aktivitas siswa dapat meningkat, sehingga kompetensi pembuatan pola kemeja siswa dapat tercapai sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditentukan oleh pihak sekolah SMK Negeri 1 Pandak, yaitu

untuk mata pelajaran pembuatan pola adalah ≥75.