• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

C. Penelitian Relevan

1. Skripsi Dina Fitriana dengan judul Peran Orang Tua Asuh Dalam Pembinaan Kepribadian Anak Asuh di Panti Asuhan Darul Hadlanah Suruh Kabupaten Semarang Tahun 2017. Hasil penelitiannya menunjukan hasil pembinaan orang tua asuh dalam pembinaan kepribadian anak di Panti Asuhan Darul Hadlanah dengan cara memberikan bimbingan, nasehat, memenuhi segala kebutuhan anak asuh, memberikan kegiatan-kegiatan positif dan menciptakan kondisi lingkungan yang baik dan nyaman untuk anak asuh dengan tata tertib dan peraturan yang harus ditaati sehingga berhasil memberikan perubahan terhadap sikap dan perilaku anak-anak asuh. bangun tidur menjadi lebih awal, tertib melaksanakan sholat berjamaah, menjadi lebih mandiri dan lebih disiplin.

Proposal yang penulis tulis berbeda dengan skripsi sebelumnya, perbedaannya terletak pada variabel dan tempat penelitiannya. Skripsi sebelumnya menggunakan peran orang tua asuh dalam pembinaan kepribadian anak asuh sebagai variabelnya, sedangkan proposal penulis menggunakan upaya orang tua asuh asuh dalam pembentukan akhlakul kharimah anak asuh sebagai variabelnya. Dan tempat penelitiannya juga berbeda, penulis akan melakukan penelitian di Panti Asuhan Aisyiyah Tanjung Mutiara di Jalan Jawi-jawi Pasar Tiku Kecamatan Tanjung

54

Mutiara Kabupaten Agam sedangkan skripsi sebelumnya melakukan penelitian di Panti Asuhan Darul Hadlanah Suruh Kabupaten Semarang.

2. Skripsi Khusba Nadhifatul Ambami dengan judul Peran Pengasuh Panti Asuhan Dalam Membentuk Karakter Religius Pada Anak Yatim Di Panti Asuhan Al Ikhlas Desa Tegalrejo Kecamatan Rejotangan Kabupaten Tulungagung. Hasil penelitiannya menunjukan bahwa nilai nilai religius yang ditanamkan di panti asuhan terdiri dari kejujuran, taat kepada agama, disiplin kerja sama, toleransi, cinta ilmu dan tanggung jawab. Peran pengasuh adalah dengan membiasakan kegiatan shalat lima waktu secara berjamaah, dan membaca Al-Qur’an. Proposal yang penulis tulis berbeda dengan skripsi sebelumnya. Perbedaannya terletak pada variabel dan tempat. Skripsi sebelumnya menggunakan membentuk karakter religius pada anak yatim sebagai variabelnya, sedangkan proposal penulis menggunakan pembentukan akhlakul kharimah anak sebagai variabelnya.

Dan tempat penelitiannya juga berbeda, penulis akan melakukan penelitian di Panti Asuhan Aisyiyah Tanjung Mutiara di Jalan Jawi-jawi Pasar Tiku Kecamatan Tanjung Mutiara Kabupaten Agam sedangkan skripsi sebelumnya melakukan penelitian di Panti Asuhan Al Ikhlas Desa Tegalrejo Kabupaten Tulungagung.

3. Skripsi Nanda Dwi Putri dengan judul Upaya Orang Tua Dalam Mendidik Anak Berakhlakul Kharimah Usia Pendidikan Dasar di Desa Doplang Kecamatan Bawen Kanupaten Semarang. Hasil penelitiannya menunjukan

bahwa upaya yang dilakukan orang tua dalam mendidik anak agar anak berakhlakul kharimah yaitu menyekolahkan anak di Madrasah ibt, mengaji di musholla ataupun masjidi dan belajar agama dengan orang terdekat.

Proposal yang penulis tulis berbeda dengan skripsi sebelumnya.

Perbedaannya terletak pada subjek, tingkat pendidikan, dan tempat penelitian. Skripsi sebelumnya menggunakan orang tua sebagai subjeknya, sedangkan proposal penulis menggunakan ibu asuh sebagai subjeknya. Untuk tingkat pendidikannya, penulis meneliti anak tingkat SMP, sedangkan skripsi sebelumnya meneliti anak tingkat SD. Dan tempat penelitiannya juga berbeda, penulis akan melakukan penelitian di Panti Asuhan Aisyiyah Tanjung Mutiara Kabupaten Agam, sedangkan skripsi sebelumnya melakukan penelitian di Desa Doplang Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang

4. Skripsi Susanto dengan judul Pola Asuh Orang Tua Dalam Pembinaan Akhlak Pada Anak di Desa Air Hitam Laut Kecamatan Sadu Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Hasil penelitian menunjukan bahwa usaha pola asuh yang dilakukan orang tua dalam membina anak yaitu dengan menyuruh anak mengikuti pengajian di masjid, menyarankan anak-anak untuk mengikuti acara keagamaan, menasehati, menghukum ketika bersalah dan menyekolahkan anak-anak mereka kepondok pesantren dengan tujuan agar mereka tahu mana yang baik untuk mereka dan mana yang tidak baik untuk merekan. Proposal yang penulis tulis berbeda

56

dengan skripsi yang sebelumnya. Perbedaannya terletak pada subjek dan tempat penelitiannya. Skripsi sebelumnya menggunakan orang tua sebagai subjeknya, sedangkan proposal penulis menggunakan ibu asuh sebagai subjeknya. Dan tempat penelitiannya juga berbeda, penulis akan melakukan penelitian di Panti Asuhan Aisyiyah Tanjung Mutiara Jalan Jawi-jawi Pasar Tiku Kecamatan Tanjung Mutiara Kabupaten Agam, sedangkan skripsi sebelumnya melakukan penelitian di Desa Air Hitam Laut Kecamatan sadu Kabuapten Tanjung Jabung Timur

5. Skripsi Nuryatmi dengan judul Upaya Guru PAI Dalam Membentuk Peserta Didik Yang Berakhlakul Kharimah Di SD Gambar Sari Kecamatan Kemangkon Kabupaten Purbalingga. Hasil penelitiannya menunjukan bahwa beberapa upaya yang dilakukan guru PAI yaitu melalui pemantauan terhadap perilaku siswa dengan cara menegur siswanya apabila melakukan perbuatan yang tidak sesuai dengan peraturan sekolah seperti tidak memakai seragam sekolah dengan lengkap, membuang sampah sembarangan, berkata yang tidak baik, dan lain sebagainya maka guru akan menegur dan mengarahkan kepada sikap yang sebaiknya dilakukan, mengadakan sholat dzuhur berjamaah, mengadakan tadarus bersama sebelum proses belajar mengajar. Dalam membimbing dan mengarahkan guru PAI juga menanamkan nilai-nilai agama yang tentunya akan menjadi modal bagi peserta didik seperti kejujuran, kedisiplinan, kesabaran, kebersihan, sopan santun, serta memiliki rasa

tanggung jawab terhadap yang dilakukannya. Proposal yang penulis tulis berbeda dengan skripsi sebelumnya, perbedaannya terletak pada subjek dan tempat penelitian. Skripsi sebelumnya menggunakan Guru PAI sebagai subjeknya sedangkan penulis menggunakan orang tua asuh sebagai subjeknya. Dan tempat penelitiannya juga berbeda, penulis akan melakukan penelitian di Panti Asuhan Aisyiyah Tanjung Mutiara Jalan Jawi-jawi Pasar Tiku Kecamatan Tanjung Mutiara Kabupaten Agam sedangkan skripsi sebelumnya melakukan penelitian di SD Negeri Gambarsari Kecamatan Kemangkon Kabupaten Purbalingga.

58

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian kualitatif yaitu metode penelitian untuk menyelidiki objek yang tidak dapat diukur dengan angka-angka ataupun ukuran lain yang bersifat eksak namun berdasarkan kata-kata lisan maupun tertulis, dan tingkah laku yang dapat diamati dari orang-orang yang diteliti.38

Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research) yang bersifat deskriptif kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang dicermati.39

Penelitian ini berusaha menggambarkan suatu gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi pada saat melakukan penelitian dilokasi apa adanya tanpa ada campur tangan dari pihak lain, maka dalam penelitian ini penulis melakukan penelitian di Jalan Jawi-jawi Pasar Tiku Kecamatan Tanjung Mutiara Kabupaten Agam tentang upaya orang tua asuh dalam pembentukan akhlakul kharimah anak di panti asuhan.

38 Bagong Suyanto dan Sutinah, Metode Penelitian Sosial, (Jakarta: Kencana Press, 2006), hal. 26.

39 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1995), Cet. ke-5, hal. 3

B. Lokasi Penelitian

Penentuan lokasi dipilih ditempat penulis akan melakukan proses penelitian. Tempatnya di Panti asuhan Aisyah Tanjung Mutiara Jalan Jawi-jawi Pasar Tiku Kecamatan Tanjung Mutiara Kabuapten Agam. Adapun alasan penulis mengambil lokasi ini karena penulis menemukan permasalahan yang terjadi di Panti Asuhan Aisyah Tanjung Mutiara di Jalan Jawi-jawi Pasar Tiku Kecamatan Tanjung Mutiara Kabupaten Agam dan penulis merasa perlu untuk membahas dan mencari pemecahan masalahnya secara ilmiah.

C. Informan Penelitian

Informan adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian. Jadi, informan mempunyai banyak pengalaman tentang latar penelitian dan ia berkewajiban secara sukarela menjadi anggota tim penelitian , meskipun hanya bersifat informan sebagai tim dengan kebaikan dan kerelaannya. Ia dapat memberikan pandangan tentang nilai-nilai, sikap, bangunan, proses dan kebudayaan yang menjadi latar penelituan setempat.40

Informan didalam penelitian kualitatif berkaitan dengan bagaimana langkah-langkah yang ditempuh peneliti agar data atau informasi dapat di perolehnya.41

Dalam penelitian ini terdiri dari dua macam informan yaitu :

40 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif,…., hal. 3

41 Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Kencana, 2007), hal. 107

60

1. Informan kunci

Informan kunci merupakan informan yang memiliki informasi secara menyeluruh tentang permasalahan yang diangkat oleh peneliti. Dalam penelitian ini yang menjadi informan kunci adalah orang tua asuh yang ada di Panti Asuhan Aisyiyah Tanjung Mutiara sebanyak 2 orang dan anak asuhnya tingkat SMP sebanyak 11 orang

2. Informan pendukung

Informan pendukung adalah informan tambahan. Informan pendukung ini ada setelah adanya informan kunci. Adapun yang menjadi informan pendukung dalam penelitian ini adalah Ibu Kepala dan Ibuk Wakil Kepala Panti Asuhan Aisyiyah Tanjung Mutiara.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yeng ditetapkan.42

Adapun teknik yang digunakan adalah sebagai berikut:

1. Wawancara

42 Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif, (Padang: UNP Press Padang, 2011), hal.

224

Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang kedua yang penulis lakukan. Wawancara merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan informasi secara langsung dari informan.43

Adapun teknik wawancara yang dipakai yaitu wawancara tidak terstruktur. Wawancara tidak terstrukur adalah wawancara yang bebas, dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan data. Pedoman wawancara yang digunkan hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan nantinya.44

Dalam penelitian ini penulis juga mengambil data dari informan melalui teknik wawancara, maka disini yang menjadi yang menjadi responden dalam penelitian ini adalah orang tua asuh dan anak asuh yang ada di panti asuhan aisyiyah Tanjung Mutiara.

2. Dokumentasi

Dokumentasi adalah salah satu sumber data sekunder yang diperlukan dalam penelitian. Dokumentasi yaitu setiap bahan tertulis atau film, gambar, dan foto-foto yang dipersiapkan karena

43 Joko Subagyo, Metode Penelitian Dalam Studi Dan Praktek,…., hal. 39

44 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2009), Cet. 8, hal.197

62

adanya permintaan seorang peneliti. Adapun yang menjadi dokumentasi dalam penelitian ini yaitu data daftar nama anak-anak di panti asuhan aisyiyah tanjung mutiara, kegiatan sehari-hari anak di panti asuhan aisyiyah tanjung mutiara, tata tertib panti asuhan aisyiyah tanjung mutiara dan lain sebagainya.

E. Teknik Analisis Data

Untuk menganalisis data yang telah terkumpul maka penulis menggunakan analisis deskripstif analitik, maksudnya data yang telah diperoleh tidak dituangkan dalam bentuk bilangan atau angka statistik, melainkan dalam bentuk kualitatif. Terdapat tiga alur kegiatan yang akan dilakukan dalam analisis data ini yaitu : reduksi data, display data dan verivikasi. Langkah-langkahnya sebagai berikut :

1. Reduksi data

Reduksi data yaitu proses penyeleksian, penyederhanaan, pengabstrakkan dan pemidahan data mentah yang diperoleh dari matrik catatan lapangan sebagai wahana perangkum data.45

Data yang telah terkumpul dari lokasi penelitian di rangkum, disederhanakan dan dipilah-pilah hal yang pokok sesuai dengan fokus penelitian yaitu Upaya Orang Tua Asuh dalam Pembentukan Akhlakul Kharimah Anak di Panti Asuhan Aisyah

45 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1995), Cet. 5, hal. 170

Tanjung Mutiara di Jalan Jawi-jawi Pasar Tiku Kecamatan Tanjung Mutiara Kabupaten Agam.

2. Display data atau Penyajian Data

Dapat membantu peneliti dalam memahami apa yang terjadi, merencanakan analisis selanjutnya berdasarkan apa yang sudah dipahami sebelumnya.

3. Verifikasi Data atau Penarikan Kesimpulan

Pada penelitian kualitatif, verifikasi data dilakukan secara terus menerus sepanjang proses penelitian dilakukan sampai mendapatkan data yang pasti sehingga dapat diambil kesimpulan akhir yang didukung oleh bukti-bukti yang valid.

F. Triangulasi Data

Dalam teknik pengumpulan data, triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber yang telah ada. Dalam teknik triangulasi peneliti menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda untuk mendapatkan data dari sumber yang sama.

Triangulasi Merupakan salah satu cara penting dalam melakukan uji kredibilitas data. Triangulasi merupakan bentuk validasi silang. Triangulasi melakukan pengecekkan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan

64

berbagai waktu. Teknik triangulasi yang paling banyak digunakan adalah pemeriksaan melalui sumber lainnya.

Triangulasi sumber dapat dilakukan dengan mengecek data yang sudah di peroleh dari berbagai sumber. Data dari berbagai sumber tersebut kemudian dipilah dan dipilih dan disajikan. Dari data sumber yang berbeda di deskripsikan, dikategorikan mana pandangan yang sama, berbeda, dan mana yang lebih spesifik.46

Hal ini dilakukan untuk melihat kevalidan data yang diperoleh, karena adakalanya apa yang diucapkan atau dikatakan oleh informan ketika sendirian dan ketika didepan orang banyak berbeda dengan hasil pengamatan. Jadi, untuk melihat keabsahan dan kevalidan data maka hal ini dilakukan.

Selanjutnya penulis menggunakan triangulasi teknik. Triangulasi teknik dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Misalnya data yang diperoleh dari teknik wawancara lalu dicek dengan dokumentasi.

46 Anis Fuad, dkk, Panduan Praktis Penelitian Kualitatif, (Yogyakarta : Graha Ilmu, 2014), hal 16-19

65 BAB IV

HASIL PENELITIAN A. Temuan Umum

1. Profil Panti Asuhan Aisyiyah Tanjung Mutiara

Panti Asuhan Aisyiyah Tanjung Mutiara ini beralamat di jalan Jawi-Jawi Pasar Tiku Kecamatan Tanjung Mutiara Kabupaten Agam. Panti ini berdiri pada tahun 28 September 1985. Latar belakang berdirinya panti asuhan ini salah satu dari pemuka masyarakat Kecamatan Tanjung Mutiara yang bernama Bapak Ustad Ajiz ingin memondokkan anak-anak terlantar (yatim, piatu, yatim piatu, kurang mampu), sehingga sebelum adanya gedung panti, beliau meminjam rumah kosong yang ada di sekitar Pasar Tiku. Kemudian beliau berusaha mencari donatur-donatur yang ada di sekitar Tanjung Mutiara dan yang berada di perantauan sehingga beliau dapat membeli tanah untuk membangun gedung panti asuhan ini.

Pada tahun 2000-an anak-anak di panti asuhan tidak hanya ada anak laki-laki saja namun juga ada anak perempuan sehingga anak perempuan tersebut di tempatkan terpisah dengan anak laki-laki. Anak laki-laki ditempatkan di gedung yang baru dibangun dari hasil sumbangan para donatur dan anak perempuan ditempatkan di surau khusus perempuan.

Setelah terjadinya gempa pada tahun 2009, mengakibatkan surau perempuan mengalami rusak berat sehingga tidak dapat ditempati lagi.

Kemudian, pembangunan panti asuhan pun dilanjutkan menjadi dua

66

tingkat. Bagian atas untuk anak laki-laki dan bagian bawah untuk anak perempuan sampai saat ini. Anak asuh yang ada sekarang berjumlah sebanyak 40 orang. 27 orang laki-laki dan 13 orang perempuan dengan tingkatan pendidikannya dimulai dari TK hingga perguruan tinggi.

2. Data Anak-Anak Panti Asuhan Aisyiyah Tanjung Mutiara

NO NAMA JENIS

30. Novriyandri L SD Kurang mampu

31. Mukmin Sidiq L SD Kurang mampu

32. Riski L SD Kurang mampu

33. Syadia Putri P SMA Kurang mampu

34. Sinta Pardila P SD Kurang mampu

35. Bayu Hardika L SD Kurang mampu

36. Anggi P TK Piatu

37. Yuliza Oktaviani P SMP Yatim

38. Juliana P SD Kurang mampu

39. Rahmawati P SD Kurang mampu

40. Andri L SD Kurang mampu

Berdasarkan data diatas jumlah anak asuh di Panti Asuhan Aisyiyah Tanjung Mutiara Kecamatan Tanjung Mutiara Kabupaten Agam sebanyak 40 orang terdiri dari laki-laki sebanyak 27 orang dan perempuan 13 orang. Untuk tingkat pendidikannya dimulai dari TK sampai Perguruan Tinggi. Anak yang sekolah TK terdapat 2 orang, SD sebanyak 16 orang, SMP sebanyak 11 orang, SMA sebanyak 9 orang, Perguruan Tinggi sebanyak 2 orang. Mereka berasal dari latar belakang yang berbeda-beda ada anak yatim, piatu, yatim piatu dan kurang mampu. Anak yatim sebanyak 9 orang, anak piatu sebanyak 10 orang, anak yatim piatu sebanyak 2 orang, dan anak dari keluarga kurang mampu sebanyak 19 orang

3. Visi, Misi dan Tujuan Panti Asuhan Aisyiyah Tanjung Mutiara a. Visi

Menjadikan Panti Asuhan Aisyiyah Tanjung Mutiara sebagai lembaga sosial, pendidikan dan dakwah yang mencetak kader-kader

68

Islam berwawasan Muhammadiyah dan Aisyiyah yang terampil, mandiri dan berakhlak mulia.

b. Misi

Membantu anak asuh mendapatkan pendidikan formal minimal SLTA sesuai dengan bakat dan minat masing-masing. Memberikan Pendidikan Agama Islam (Aqidah, Akhlak, Ibadah, dan Muamalah) sesuai Al-Qur’an dan As-Sunnah Shohihah. Memberikan pendidikan keterampilan dan kemandirian sesuai dengan bakat, kemauan, minat anak asuh serta tuntunan perkembangan zaman.

c. Tujuan

Terselenggaranya kegiatan sosial, pendidikan dan dakwah berbasis Panti Asuhan yang unggul serta tangguh dalam membentuk kader, pemimpin, pendidik, serta manusia karya yang mandiri dan produktif yang senantiasa mendukung pencapaian tujuan Muhammadiyah dan Aisyiyah yakni terwujudnya masyarakat islam yang sebenar-benarnya.

4. Tata Tertib Panti Asuhan Aisyiyah Tanjung Mutiara a. Kewajiban

1. Setiap anak asuh wajib mengerjakan sholat lima waktu diutamakan berjamaah.

2. Setiap anak asuh wajib mengucapkan salam setiap masuk dan keluar asrama panti.

3. Setiap anak asuh berkewajiban mengerjakan tugas piket yang sudah ditentukan.

4. Setiap anak asuh berkewajiban untuk menjaga dan memelihara kebersihan baik didalam maupun diluar asrama panti.

5. Setiap anak asuh berkewajiban menepati jadwal kegiatan yang telah ditetapkan oleh pengasuh/pengurus panti.

6. Setiap anak asuh berkewajiban untuk ikut kegiatan kerja bakti bersama.

7. Setiap anak asuh berkewajiban untuk menghormati dan mematuhi perintah dan nasehat pengasuh dan pengurus panti.

8. Setiap anak asuh berkewajiban saling menghargai dan menghormati anak asuh lain yang usianya lebih tua, serta menyantuni dan menyayangi anak asuh lain yang usianya lebih muda.

9. Setiap anak asuh berkewajiban menjaga rasa kekeluargaan dan kekompakan sesama anak asuh lainnya.

10. Setiap anak asuh berpakaian rapi dan sopan serta menutup aurat ketika berada di luar kamar panti asuhan.

11. Setiap anak asuh wajib selalu merapikan tempat tidur dan kamar.

70

12. Bagi anak asuh yang memakai alat panti harus izin dan wajib menjaga selama meminjam dan mengembalikannya.

13. Bagi anak asuh yang ada kepentingan keluar panti wajib meminta izin kepada pengasuh atau pengurus panti.

14. Setiap anak asuh wajib menghormati setiap tamu yang berkunjung ke panti.

b. Larangan

1. Setiap anak asuh dilarang masuk ke kamar lain kecuali atas izin anak yang bersangkutan.

2. Setiap anak asuh dilarang membuat keributan (berteriak keras, menyembunyikan benda yang terlampau nyaring), pertengkaran, saling mencemooh dan lain sebagainya.

5. Susunan Pengurus Panti Asuhan Aisyiyah Tanjung Mutiara Periode Tahun 2017-2022

NAMA JABATAN

ROSNETTY, S.Pd KETUA

AZIMAH WAKIL KETUA

MUZIARNI, S.Pd SEKRETARIS

ROSNIDA BENDAHARA

ROSMA ORANG TUA ASUH

MUZIARNI ORANG TUA ASUH

Berdasarkan dari data diatas susunan pengurus di Panti Asuhan Aisyiyah Tanjung Mutiara periode tahun 2017- 2022 di Ketuai oleh Ibuk Rosnetty S.Pd, wakil ketuanya bernama Ibuk Azimah, Sekretarisnya bernama Ibuk Muziarni S.Pd, dan Bendaharanya bernama Ibuk Rosnida, serta terdiri dari 2 orang tua asuh yang bernama Ibuk Rosma dan Ibuk Muziarni

B. Temuan Khusus

Upaya Orang Tua Asuh dalam Pembentukan Akhlakul Karimah Anak Di Panti Asuhan Aisyiyah Tanjung Mutiara Kecamatan Tanjung Mutiara Kabupaten Agam

Pada bab ini peneliti menjelaskan mengenai hasil penelitian yang telah dilakukan sesuai dengan permasalahan yang peneliti teliti mengenai “Upaya Orang Tua Asuh dalam Pembentukan Akhlakul Karimah Anak Di Panti Asuhan Aisyiyah Tanjung Mutiara Kecamatan Tanjung Mutiara Kabupaten Agam.

Akhlak dapat diartikan sebagai budi pekerti, watak, atau tabiat seseorang. Akhlak tidak cukup hanya dipelajari, tanpa ada upaya untuk memebentuk pribadi yang ber-akhlakul al-karimah. Dalam konteks akhlak, perilaku seseorang akan menjadi baik jika diusahakan pembentukannya.

Usaha tersebut ditempuh dengan belajar dan berlatih melakukan perilaku akhlak yang mulia. Pengajaran tersebut didapat dari orang terdekat terutama keluarga. Namun, bagi anak-anak terlantar yang ditampung dalam suatu lembaga kemasyarakatan yang disebut dengan panti asuhan. Disana anak-anak

72

tersebut dibimbing, didik dan diarahkan oleh orang tua asuh sehingga memiliki akhlak yang mulia.

Berdasarkan hal tersebut peneliti ingin melihat secara mendalam mengenai Upaya Yang Dilakukan Orang Tua Asuh Dalam Pembentukan Akhlakul Karimah Anak Di Panti Asuhan Aisyiyah Tanjung Mutiara Kecamatan Tanjung Mutiara Kabupaten Agam. Penelitian ini menggunakan teknik wawancara dan dokumentasi dalam mengumpulkan data. Data tersebut kemudian dianalisis secara deskriptif kualitatif.

Deskripsi data yang peneliti temukan dilapangan dalam bentuk keterangan melalui wawancara yang dilakukan kepada informan kunci yaitu orang tua asuh yang ada di Panti Asuhan Aisyiyah Tanjung Mutiara beserta anak asuh dengan tingkat pendidikan sekolah menengah pertama dan informan pendukung yaitu ibu kepala panti asuhan, ibu wakil kepala dan ibu majelis bidang. Hasil penelitian yang diperoleh adalah sebagai berikut:

1. Keteladanan

Orangtua dan guru yang biasa memberikan teladan perilaku yang baik untuk ditiru oleh anak dan muridnya. Untuk anak-anak yang tinggal di panti asuhan akan mendapatkan teladan dari ibu asuh dan orang-orang yang berada di lingkungan panti. Imam Al-Ghazali pernah mengibaratkan bahwa orangtua merupakan cermin bagi anaknya. Hal tersebut dikarenakan sifat anak-anak yang suka meniru.

Keteladanan dari orang tua asuh sangat diperlukan dalam pembentukan akhlak anak. Anak-anak yang berasal dari latar belakang berbeda pasti membawa perilaku yang beragam pula,

Keteladanan dari orang tua asuh sangat diperlukan dalam pembentukan akhlak anak. Anak-anak yang berasal dari latar belakang berbeda pasti membawa perilaku yang beragam pula,

Dokumen terkait