• Tidak ada hasil yang ditemukan

Berdasarkan penelitian Nasrudin (2020) yang membahas mengenai stres pada remaja dalam menghadapi Pandemi Covid-19 didapati hasil bahwa stres remaja akibat ketidakpastian masa depan karena Covid-19 sebagian besar

30

mengalami stres ringan yaitu sebanyak 36 responden (39,1%). Stres akibat perubahan kegiatan sehari-hari karena Covid-19 sebagian besar mengalami stres sedang sebanyak 30 responden (32,6%), sedangkan stres akibat dari kekhawatiran terhadap anggota keluarga yang tertular Covid-19 sebagian besar mengalami stres sangat ringan sebanyak 77 responden (83,7%). Permasalahan tersebut sejalan dengan aspek stres menurut Sarafino & Smith (2010), yang masuk dalam aspek biologis dan aspek psikologis.

Hasil penelitian yang dilakukan Budiyati & Eka Oktavianto (2020), mengenai stres dan resiliensi remaja di masa Pandemi Covid-19 didapatkan hasil bahwa tingkat stres remaja berada pada kategori rendah sebesar 69,1%

atau sebanyak 93 responden. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa tingkat stres remaja di masa Pandemi Covid-19 mendapatkan kesimpulan hasil teridentifikasi rendah.

Sebagian penelitian menyebutkan bahwa terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi stres. Menurut hasil penelitian Oktavia & Fitroh (2019) menunjukkan bahwa stres akademik tidak hanya dipengaruhi oleh faktor dari dalam diri Individu saja (internal), tetapi juga dapat dipengaruhi oleh faktor dari luar (eksternal). Faktor internal terdiri dari self efficacy, hardiness, motivasi, sedangkan faktor eksternal terdiri dari dukungan sosial.

Berdasarkan beberapa penelitian yang telah dilakukan mengenai stres, dapat disimpulkan bahwa stres banyak dirasakan para pelajar akibat kondisi belajar daring (Dalam Jaringan) atau belajar jarak jauh akibat Pandemi Covid-19 yang memaksa kita untuk saling menjaga jarak supaya mengurangi

31

resiko penularan Virus Corona. Pada penelitian ini akan dijelaskan mengenai seberapa tinggi tingkat stres pada remaja yang sedang menjalankan pembelajaran jarak jauh.

E. Kerangka Pikir

Pada bagian ini akan dipaparkan mengenai kerangka berpikir penelitian. Stres menurut Sarafino & Smith (2010) memiliki 2 aspek. Kedua aspek tersebut apabila tidak dipahami dengan baik, maka akan menimbulkan permasalahan terutama pada pelajar dalam kehidupan sehari-hari. Remaja yang belum terbiasa menghadapi kebiasaan baru dimasa Pandemi Covid-19 dengan belajar di rumah akhirnya menyebabkan munculnya stres. Stres yang muncul dipicu oleh berbagai macam tuntutan akademik yang begitu menekan.

Agar lebih mudah dipahami, kerangka pikir penelitian dapat dilihat sebagai berikut:

32 Gambar 2.1 Skema Kerangka Pikir

Pelajar Remaja

Menghadapi Pembelajaran Daring akibat Pandemi

Covid-19

Stressor Pembelajaran Daring :

1. Pelajar remaja mengalami stres karena belum bisa beradaptasi dengan mekanisme pembelajaran daring (dalam jaringan).

2. Pelajar remaja sulit memahami materi yang disampaikan guru.

3. Pelajar remaja merasa stres akibat tuntutan tugas sekolah daring yang rumit dan manajemen waktu yang kurang baik.

4. Peserta didik mengalami kendala dalam sarana dan prasarana

5. Pendidik belum akrab dengan penggunaan media pembelajaran daring.

6. Orangtua belum sepenuhnya siap membimbingan anak mereka yang sedang menghadapi pembelajaran daring.

Stres

33

BAB III

METODE PENELITIAN

Dalam bab ini diuraikan beberapa hal yang berkaitan dengan metodologi penelitian, yaitu jenis penelitian, subjek penelitian, variabel penelitian, tempat dan waktu penelitian, teknik dan instrumen pengumpulan data, validitas dan reliabilitas instrumen, dan teknik analisis data.

A. Jenis Penelitian

Berdasarkan pokok permasalahan yang peneliti angkat, peneliti ingin meneliti tingkat stres remaja dalam menghadapi pembelajaran daring akibat Pandemi Covid-19, maka peneliti menggunakan penelitian kuantitatif deskriptif. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengangkat fakta, keadaan, variabel, dan fenomena-fenomena yang terjadi saat sekarang dan menyajikan apa adanya.

Penelitian deskriptif menurut Sugiyono (2017) adalah metode penelitian positivistik, sebagai metode ilmiah/scientific karena telah memenuhi kaidah-kaidah ilmiah yaitu konkrit/empiris, obyektif, terstruktur, rasional, dan sistematis. Metode yang digunakan dalam pendekatan kuantitaif ini adalah metode deskriptif. Menurut Lehman (dalam Harahap dkk., 2020) penelitian deskriptif kuantitatif adalah salah satu jenis penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta dan sifat tertentu, atau mencoba menggambarkan fenomena secara detail.

34 B. Tempat dan Waktu Penelitian

Lokasi pelaksanaan penelitian di lakukan di beberapa sekolah yaitu salah satu SMP Negeri di Yogyakarta dan SMA Pangudi Luhur Yogyakarta. Proses pengambilan data peneliti lakukan secara online dengan menggunakan media bantu Google Formulir. Hal ini dilakukan karena adanya batasan interaksi secara langsung dengan subjek supaya mengurangi penyebaran virus corona (Covid-19).

Penelitian ini ditujukan kepada 2 sekolah tersebut yang mewakili subjek penelitian yang diangkat yaitu usia perkembangan remaja. Kemudian dilanjutkan dengan pengumpulan data menggunakan skala yang dilaksanakan pada bulan Februari 2021.

C. Subjek Penelitian 1. Populasi Penelitian

Menurut Sugiyono (2013) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Jika setiap individu memberikan suatu data, maka banyaknya atau ukuran populasi akan sama dengan banyaknya individu.

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.

Populasi dalam penelitian ini mencakup pelajar usia perkembangan remaja di SMP Negeri dan SMA di Kota Yogyakarta dengan rentang usia

35

13-18 tahun dan sedang mengalami sistem pembelajaran daring akibat Pandemi Covid-19.

2. Sampel Penelitian

Penelitian ini termasuk penelitian dengan menggunakan sampel.

Teknik sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Menurut Sugiyono (2017) purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Adapun kriteria yang digunakan untuk memperoleh sampel adalah pelajar dengan kriteria usia perkembangan remaja, dengan kondisi sedang menghadapi pembelajaran daring akibat Pandemi Covid-19. Sampel dalam penelitian ini yaitu pelajar usia perkembangan remaja pada SMP Negeri dan SMA di Kota Yogyakarta yang sedang mengalami mekanisme pembelajaran daring akibat Pandemi Covid-19 sebagai berikut:

Tabel 3.1

Jumlah Sampel Penelitian

Subjek Siwa-siswi Remaja Jumlah

SMP Negeri di Yogyakarta 29

SMA Pangudi Luhur Yogyakarta 55

Total 84

36 D. Definisi Operasional Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek, atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya Sugiyono (2013).

Penelitian ini hanya menggunakan satu variabel saja yaitu variabel utama yaitu stres. Stres menurut Sarafino & Smith (2010) adalah suatu kondisi yang disebabkan oleh ketidaksesuaian antara kondisi biologis dan psikologis dalam menghadapi tuntutan lingkungan dan menimbulkan perasaan tegang dan tidak nyaman.

E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

Menurut Sugiyono (2017) terdapat dua hal utama yang mempengaruhi kualitas data hasil penelitian, yaitu kualitas instrumen penelitian dan kualitas pengumpulan data. Kualitas intrumen dan kualitas pengumpulan data berkenaaan dengan ketepatan cara-cara yang digunakan untuk mengumpulkan data.

Pada penelitian ini peneliti menggunakan teknik pengumpulan data dengan metode survei. Kerlinger (dalam Sudjatmika, 2017), menyatakan bahwa metode survei adalah metode yang dilakukan pada populasi besar/

kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data sampel yang diambil dari populasi. Metode survei yang akan digunakan adalah dengan menggunakan skala.

37

Skala pengukuran menurut Sugiyono (2017) merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur, sehingga alat ukur tersebut bila digunakan dalam pengukuran akan menghasilkan data kuantitatif.

Pada penelitian ini peneliti menggunakan instrumen berupa skala, yaitu Skala Likert. Skala Likert menurut Sugiyono (2017) digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekolompok orang tentang fenomenal sosial. Dengan skala Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pertanyaan atau pertanyaan. Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan skala Likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif, yang dapat berupa kata-kata antara lain: sangat sesuai, sesuai, tidak sesuai, dan sangat tidak sesuai.

Subjek penelitian diminta untuk menjawab pertanyaan pada skala Tingkat Stres dengan memilih salah satu alternative jawaban dengan memberikan tanda centang (√) pada lembar jawaban. Norma skoring yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah seperti yang disajikan dalam tabel berikut :

38 Tabel 3.2

Norma Skoring Skala Stres

Berdasarkan norma skoring pada tabel, skoring dapat dilakukan dengan menjumlahkan secara keseluruhan jawaban dari subjek penelitian. Apabila jumlah skor yang diperoleh tinggi, maka tingkat stres remaja dalam menghadapi pembelajaran daring akibat Pandemi Covid-19 tinggi. Begitu pula sebaliknya, apabila jumlah skor rendah, maka semakin rendah pula tingkat stres remaja dalam menghadapi pembelajaran daring akibat Pandemi Covid-19.

Teknik pengumpula data ini melalui beberapa tahap, sebagai berikut : a. Menyusun instrumen atau kuesioner tingkat stres remaja dalam

menghadapi pembelajaran daring akibat Pandemi Covid-19.

Menyusun penilaian instrumen atau kuesioner tingkat stess remaja dalam menghadapi pembelajaran daring akibat Pandemi Covid-19.

b. Mengumpulkan data dengan menyebar intrumen atau kuesioner tingkat stres remaja dalam menghadapi pembelajaran daring akibat Pandemi Covid-19.

c. Menghitung validitas dan reliabilitas hasil penelitian serta melakukan analisis data yang terkumpul.

No Alternative Jawaban Skor Item Favorabel

1. Sangat Sesuai 4

2. Sesuai 3

3. Tidak sesuai 2

4. Sangat Tidak Sesuai 1

39

Kisi-kisi skala tingkat stres remaja dalam menghadapi pembelajaran daring akibat Pandemi Covid-19 sebelum dilakukan penelitian dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.3

Kisi- Kisi Skala Tingkat Stres

No Aspek Indikator Bentuk No Butir

Favorabel

Jumlah Total 1 Biologis Bentuk stres menyerang

fisik yang dialami

2 Psikologis Bentuk kognisi merupakan kondisi stres yang

mengaggu proses pikir .

2,9,32,7,30,41,38, 12,27,35,42,25

12

Bentuk emosi merupakan kondisi stres yang

40 F. Validitas dan Reliabilitas Instrumen

1. Validitas Instrumen

Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Menurut Sugiyono (2017) valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Dengan menggunakan instrumen yang valid dan reliabel dalam pengumpulan data, maka diharapkan hasil penelitian akan menjadi valid dan reliabel.

Validitas yang diuji untuk instrumen ini adalah validitas isi dan korelasi item total. Validitas isi (expert judgement ) menurut Sugiyono (2017) merupakan validitas yang dilakukan dengan membandingkan antara isi instrumen dengan materi pelajaran yang telah diajarkan.

Validitas butir soal tes tingkat stres dalam menghadapi pembelajaran daring akibat Pandemi-Covid-19 dilakukan melalui expert judgement oleh dosen pembimbing skripsi.

Perhitungan uji validitas penelitian ini dilakukan dengan cara menghitung korelasi antara masing-masing skor item pernyataan dengan skor total. Rumus yang digunakan adalah rumus korelasi Person product moment dengan menggunakan program IBM SPSS Statistics 20.

Berdasarkan hasil penelitian yang akan dilakukan, data yang diperoleh harus melewati penyaringan dengan menggunakan standar koefisien validitas yang minimal sama dengan 0,30. Artinya item pernyataan yang valid adalah item yang memiliki nilai koefisien ≥ 0,30.

41

Kemudian item pernyataan yang tidak valid memiliki nilai koefisien ≤ 0,30 Azwar (2004).

Hasil perhitungan validitas dengan 51 item, diperoleh 50 item yang valid dan 1 item yang gugur. Berikut rekapitulasi kuesioner validitas butir-butir yang gugur:

Tabel 3.4

Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Skala Tingkat Stres Remaja dalam Menghadapi Pembelajaran Daring akibat Pandemi Covid-19

No. Aspek Indikator

2. Psikologis Bentuk kognisi merupakan kondisi

42 stres yang cenderung negatif dan

menimbulkan masalah dalam hubungan interpersonal.

Total 50 1

2. Reliabilitas Instrumen

Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama Sugiyono (2017). Dengan menggunakan instrumen yang valid dan reliabel dalam pengumpulan data, maka diharapkan hasil penelitian akan menjadi valid dan reliabel. Reliabilitas instrumen merupakan syarat untuk pengujian validitas instrumen

Perhitungan indek reliabilitas angket penelitian ini menggunakan pendekatan koefisien Alpha Cronbach (α). Berdasarkan hasil perhitungan yang dilakukan dengan menggunakan bantuan program komputer SPSS 20, diperoleh perhitungan reliabilitas tingkat stres dalam meghadapi pembelajaran daring. Hasilnya dapat dilihat pada gambar berikut:

43

Gambar 3.1 Nilai Koefisien

Reliability Statistics Cronbach's

Alpha

N of Items

.951 50

Setelah itu hasil perhitungan indeks reliabilitas dikonsultasikan dengan kriteria Guilford (dalam Masidjo, 1995). Kriteria Guilford dapat dilihat pada tabel berikut:

Case Processing Summary

N %

Cases

Valid 84 100.0

Excludeda 0 .0

Total 84 100.0

Gambar 3.2 Nilai Reliabilitas

44

Tabel 3.5 Tabel Guilford

Hasil uji reliabilitas instrumen kemudian dikategorisasikan kedalam kriteria Guilford. Hasil kategorisasi menunjukan bahwa koefisien realibilitas terhadap 50 item pernyataan yang valid dan memperoleh nilai koefisien 0.951. Artinya bahwa instrumen penelitian ini termasuk dalam kriteria sangat tinggi. Dengan kata lain instrumen ini memiliki tingkat keajegan yang sangat tinggi.

G. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data penelitian deskriptif kuantitatif, teknik analisis data yang digunakan sudah jelas yaitu diarahkan untuk menjawab rumusan masalah yang telah dirumuskan. Menggunakan data kuantitatif, maka teknis anailisis data menggunakan metode statistik yang sudah tersedia Sugiyono (2017).

No. Koefisien Korelasi Kualifikasi

1. 0,91 – 1,00 Sangat Tinggi

2. 0,71 – 0,90 Tinggi

3. 0,41 – 0,70 Cukup

4. 0,21 – 0,40 Rendah

5. <0,20 Sangat Rendah

45

Berikut merupakan langkah – langkah teknik analisis data yang ditempuh dalam penelitian ini :

1. Menentukan Skor dan Pengolahan Data

Penentuan Skor pada item angket dilakukan dengan cara memberikan nilai dari angka 1 sampai 4 berdasarkan norma skoring yang berlaku dengan meihat pernyataan favorable, selanjutnya memasukkannya ke dalam tabulasi data dan menghitung total jumlah skor subjek serta jumlah skor item. Tahap selanjutnya adalah menganalisis data secara statistik menggunakan aplikasi SPSS Statistica 20.

2. Menentukan Kategori

Kategorisasi Tingkat Stres Remaja dalam Menghadapi Pembelajaran daring akibat Pandemi Covid-19. Kategorisasi tingkat stres dikategorisasikan kedalam lima kategori sebagai berikut:

Tabel 3.6

Norma Kategorisasi Tingkat Stres Norma/Kriteria Skor Kategori

µ + 1,5 σ < X Sangat Tinggi

µ + 0,5 < X ≤ µ + 1,5 σ Tinggi µ - 0,5 σ < X ≤ µ + 0,5 σ Sedang µ - 1,5 σ < X ≤ µ - 0,5 σ Rendah

X ≤ µ - 1,5 σ Sangat Rendah

46 Keterangan:

X : skor total

µ : nilai rata-rata σ : standar deviasi

Kategori di atas diterapkan sebagai patokan dalam pengelompokan tinggi rendah tingkat stres yang terjadi pada remaja yang mengikuti pembelajaran daring akibat Pandemi Covid-19 berdasarkan skala penilaian dengan jumlah item yang valid diperoleh unsur perhitungan capaian skor subjek sebagai berikut:

Perhitungan capaian skor subjek variabel tingkat stres remaja dalam menghadapi pembelajaran daring akibat Pandemi Covid-19, sebagai berikut:

Skor maksimal teoritik : 4 x 50 = 200

Skor minimum teoritik : 1 x 50 = 50

Luas jarak : 200 – 50 = 150

Standar deviasi (σ/sd) : 150 : 6 = 25

Mean teoritik (µ) : (200 + 50) : 2 = 125

47

Hasil penelitian data skor subjek disajikan dalam norma kategorisasi tingkat stres dalam tabel berikut:

Tabel 3.7

Kategorisasi Data Subjek Skor Tingkat Stres

Peneliti menggunakan deskriptif kategorisasi seperti pada point di atas dapat digunakan untuk melihat hasil indikasi tingkat stres pada remaja dalam menghadapi pembelajaran daring akibat Pandemi Covid-19.

Interval Rentang Skor Kategori

µ + 1,5 σ<X 163<X Sangat Tinggi

µ + 0,5 σ<X ≤ µ + 1,5 σ 138<X≤163 Tinggi

µ - 0,5 σ<X ≤ µ + 0,5 σ 113<X≤138 Sedang

µ - 1,5 σ<X ≤ µ - 0,5 σ 88<X≤113 Rendah

X ≤ µ - 1,5 σ X≤88 Sangat Rendah

48

Peneliti dalam mencari kategorisasi perolehan skor item tingkat stres remaja dalam menghadapi pembelajaran daring akibat Pandemi Covid-19 secara keseluruhan dengan menggunakan N = 84. Perhitungannya sebagai berikut:

Skor maksimal teoritik : 4 x 84 = 336 Skor minimum teoritik : 1 x 84 = 84 Luas jarak : 336 – 84 = 252 Standar deviasi (σ/sd) : 252 : 6 = 42

Mean teoritik (µ) : (336 + 84) : 2 = 210 Tabel 3.8

Kategorisasi Data Item Skor Perilaku Stres

Peneliti mengkategorisasikan item-item pernyataan kedalam kelompok kategorisasi. Dari proses tersebut akan terlihat item pernyataan mana saja yang menunjukkan tingkat stres tinggi dan pernyataan mana saja yang menunjukkan tingkat stres rendah.

Norma/Kriteria Skor Rentang Skor Kategori µ + 1,5 σ<X 273<X Sangat Tinggi µ + 0,5 σ<X ≤ µ + 1,5 σ 231<X≤273 Tinggi

µ - 0,5 σ<X ≤ µ + 0,5 σ 189<X≤231 Sedang µ - 1,5 σ<X ≤ µ - 0,5 σ 147<X≤189 Rendah

X ≤ µ - 1,5 σ X≤147 Sangat Rendah

49 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini memaparkan mengenai hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian.

A. Hasil Penelitian

1. Analisis Skor Subjek Tingkat Stres Remaja dalam Menghadapi Pembelajaran Daring akibat Pandemi Covid-19

Berdasarkan perhitungan jumlah masing-masing subjek perilaku stres remaja yang telah dilakukan oleh peneliti dengan mengacu norma kategorisasi skor subjek yang tercantum pada tabel di atas, maka didapati hasil sebagai berikut:

Tabel 4.1

Hasil Analisis Skor Subjek Tingkat Stres Remaja dalam Menghadapi Pembelajaran Daring akibat Pandemi Covid-19

Jumlah Interval Jumlah Presentase

Sangat Tinggi 163<X 2 2,39%

Tinggi 138<X≤163 12 14,28%

Sedang 113<X≤138 43 51,19%

Rendah 88<X≤113 16 19,04%

Sangat Rendah X≤88 11 13,10%

Total 84 100%

Jika hasil analisis skor subjek perilaku stres remaja dalam menghadapi pembelajaran daring akibat Pandemi Covid-19 di atas dapat dilihat dalam grafik di bawah ini sebagai berikut:

50

Table 4.2

Diagram Hasil Analisis Skor Subjek Tingkat Stres Remaja dalam Menghadapi Pembelajaran Daring akibat Pandemi Covid-19

Menurut pengamatan tabel 4.1 di atas, maupun grafik 4.2 hasil analisis skor subjek tingkat stres remaja dalam menghadapi pembelajaran daring akibat Pandemi Covid-19 menjelaskan sebagai berikut:

a. Terdapat 2 (2,39%) siswa yang termasuk dalam kategorisasi tingkat stres sangat tinggi.

b. Terdapat 12 (14,28%) siswa yang termasuk dalam kategorisasi tingkat stres tinggi.

c. Terdapat 43 (51,19%) siswa yang termasuk dalam kategorisasi tingkat stres sedang.

Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah

Hasil Analisis Skor Subjek Tingkat Stres Remaja dalam Menghadapi Pembelajaran

Daring akibat Pandemi Covid-19

51

d. Terdapat 16 (19,04%) siswa yang termasuk dalam kategorisasi tingkat stres rendah.

e. Terdapat 11 (13,10%) siswa yang termasuk dalam kategorisasi tingkat stres sangat rendah.

Berdasarkan analisis tabel 4.2 skor subjek tingkat stres remaja dalam menghadapi pembelajaran daring akibat Pandemi Covid-19, terdapat 2 (2,39%) siswa yang termasuk dalam kategorisasi tingkat stres sangat tinggi. Terdapat 12 (14,28%) siswa yang termasuk dalam kategorisasi tingkat stres tinggi. Terdapat 43 (51,19%) siswa yang termasuk dalam kategorisasi tingkat stres sedang. Terdapat 16 (19,04%) siswa yang termasuk dalam kategorisasi tingkat stres rendah. Terdapat 11 (13,10%) siswa yang termasuk dalam kategorisasi tingkat stres sangat rendah. Hal tersebut menunjukkan bahwa tingkat stress remaja tergolong pada kategorisasi sedang.

2. Analisis Skor Item Tingkat Stres Remaja dalam Menghadapi Pembelajaran Daring akibat Pandemi Covid-19

Analisis skor item dilakukan berdasarkan perhitungan jumlah masing-masing item perilaku stres remaja yang telah dilakukan oleh peneliti dengan mengacu norma kategorisasi skor item yang tercantum pada tabel di atas, maka didapati hasil sebagai berikut:

52 Tabel 4.3

Hasil Analisis Skor Item Tingkat Stres Remaja

Tabel hasil skor analisis skor item stres remaja di atas menerangkan bahwa :

a. Terdapat 2 (4,00%) item yang termasuk dalam kategorisasi tingkat stres sangat tinggi.

b. Terdapat 18 (36,00%) item yang termasuk dalam kategorisasi tingkat stres tinggi.

c. Terdapat 8 (16,00%) item yang termasuk dalam kategorisasi tingkat stres sedang.

d. Terdapat 13 (26,00%) item yang termasuk dalam kategorisasi tingkat stres rendah.

e. Terdapat 9 (18,00%) item yang termasuk dalam kategorisasi tingkat stres sangat rendah.

Jumlah Interval No Item Jumlah Presentase Sangat

Sedang 113<X≤138 3,6,7,14,21,34,

40,46 8 16,00%

Rendah X≤88 10,17,19,20,44,

45,47,49,51 9 18,00%

Total 50 50 100%

53

Tabel 4.3 di atas adalah pengelompokan dari item-item pernyataan, yang memberikan hasil kategorisasi dari tingkat stres. Hasil yang ada, menunjukan bahwa capaian data item yang didapatkan, berada pada kategori sangat tinggi dengan no Item 41 dan 43 yang membahas mengenai manajemen waktu dan perilaku prokrastinasi.

Berdasarkan hasil analisis capaian skor item stres yang diperoleh dari 2 item yang jumlahnya paling tinggi. Dari kedua item skor yang tergolong dalam kategorisasi sangat tinggi mencakup langsung aspek yaitu psikologis dalam bentuk pikiran dan emosional. Kedua item yang nilainya masuk dalam kategorisasi sangat tinggi tersebut akan dijadikan sebagai dasar dalam penyusunan topik-topik program bimbingan untuk membantu meminimalisir terjadinya stres pada siswa remaja yang sedang menghadapi pembelajaran daring akibat Pandemi Covid-19.

Berikut ini merupakan tabel usulan topik-topik bimbingan:

Tabel 4.4

Usulan Topik-Topik Bimbingan

Tingkat Stres Remaja dalam Menghadapi Pembelajaran Daring akibat Pandemi Covid-19

No Item Topik Program

1 Pikiran saya tidak fokus ketika diminta

2 Saya merasa jengkel dengan guru yang

54 B. Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis mengenai tingkat stres remaja dalam menghadapi pembelajaran daring akibat Pandemi Covid-19 menunjukan hasil bahwa tingkat stres terindikasi sedang. Hasil secara umum menunjukkan bahwa tingkat stres pelajar remaja dalam menghadapi pembelajaran daring akibat Pandemi Covid-19 tidak menunjukkan stres yang berarti dan bahkan dari data yang peneliti peroleh menunjukkan hasil sedang cenderung rendah.

Hasil ini dipengaruhi oleh beberapa faktor baik dari diri pelajar remaja sendiri yaitu kemampuan adaptasi penyesuaian diri terhadap stressor yang muncul akibat pemebelajaran daring, serta kemampuan berjejaring atau digital natives yang mereka miliki yang tidak dipungkiri bahwa pelajar remaja memang terlahir dan hidup berdampingan bersama perkembangan teknologi yang ada saat ini. Selain faktor internal dari diri pelajar ada pula faktor eksternal dari lingkungan sekolah yang mempengaruhi sedangnya tingkat stres yaitu peran dari pendidik sendiri sebagai pioner penyelenggara proses pembelajaran daring. Seperti terlihat dari hasil observasi yang peneliti lakukan sebelum proses pengambilan data peneliti sudah menemukan kebiasaan baik dari pihak pendidik untuk rajin melakukan asesmen dalam rangka mendeteksi sedari dini stressor yang muncul dikalangan pelajar remaja.

Hal ini selaras dengan penelitian yang telah dilakukan oleh (Oktavia &

Fitroh, 2019) yang menunjukkan bahwa stres akademik tidak hanya dipengaruhi oleh faktor dari dalam diri individu saja (internal), tetapi juga dapat

55

dipengaruhi oleh faktor dari luar (eksternal). Faktor internal terdiri dari self efficacy, hardiness, motivasi, sedangkan faktor eksternal terdiri dari dukungan sosial. Pelajar remaja memiliki kemampuan untuk dapat beradaptasi menyesuaikan diri. Adanya dukungan baik dari dalam diri sendiri maupun lingkungan sekitar untuk menyesuaikan diri dengan kebiasaan baru adalah salah satu cara menurunkan stres yang baik.

Adaptasi adalah mekanisme pertahanan diri yang diperlukan dalam membantu remaja menghadapi pembelajaran daring akibat Pandemi Covid-19 yang sudah berlangsung cukup lama, bahkan hampir berlangsung 1 tahun. Oleh karena itu, diperlukan adaptasi yang bisa digunakan untuk menurunkan stres

Adaptasi adalah mekanisme pertahanan diri yang diperlukan dalam membantu remaja menghadapi pembelajaran daring akibat Pandemi Covid-19 yang sudah berlangsung cukup lama, bahkan hampir berlangsung 1 tahun. Oleh karena itu, diperlukan adaptasi yang bisa digunakan untuk menurunkan stres

Dokumen terkait