• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penelitian Terdahulu

DAFTAR TABEL

2.3. Penelitian Terdahulu

Tema strategi pengembangan bisnis banyak menjadi bahan penelitian bagi peneliti-peneliti sebelumnya, ini menggambarkan bahwa sebuah perusahaan harus dapat mengikuti perubahan lingkungan yang berpengaruh langsung maupun tidak langsung terhadap perkembangan usahanya untuk dapat bersaing di pasar.

Penelitian tentang Strategi Pengembangan Usaha Bawang Merah Goreng PO Mekar Wangi Desa Taraju, Kecamatan Sindang Agung Kabupaten Kuningan yang ditulis oleh Uum Sumiati (2009). Berdasarkan hasil dan pembahasan dari penelitian dapat disimpulkan bahwa faktor eksternal yang menjadi ancaman terbesar adalah kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM), sedangkan faktor internal yang menjadi kekuatan perusahaan ini adalah modal usaha sendiri lebih besar daripada modal pinjaman, hubungan yang baik dengan pemasok bahan baku, dan tersedianya sarana transportasi. Sementara, faktor internal yang menjadi kelemahan terbesar adalah promosi yang kurang maksimal. Dalam mengidentifikasi masalah, tahap pengumpulan data digunakan strategi matriks IFE dan EFE, sedangkan untuk menganalisis masalah digunakan matriks I-E dan SWOT. Untuk pemilihan alternatif strategi digunakan matriks QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix).

Pada tahun 2008, Alam Lazuardi melakukan penelitian di kota Bogor dengan judul Formulasi Strategi Pengembangan Usaha Restoran Macaroni Panggang (MP) Bogor. Proses perumusan strategi pada penelitian ini terdiri dari analisis lingkungan eksternal dan internal dengan menggunakan matriks IFE dan EFE, analisis IE, analisis SWOT, analisis QSPM. Fokus pada analisis yang dilakukan adalah mengacu

14 pada strategi tingkat korporat. Berdasarkan hasil analisis lingkungan eksternal serta matriks EFE menunjukkan bahwa peluang dari restoran MP adalah akibat banyaknya wanita yang bekerja sehingga membuat jumlah permintaan makanan jadi meningkat, sementara ancaman utama yang dihadapi MP adalah adanya persaingan perusahaan sejenis. Berdasarkan hasil analisis dan matriks IFE, yang menjadi kekuatan utama adalah rasa dan kualitas produk yang baik serta pelayanan konsumen yang memuaskan. Kelemahan utama restoran MP adalah pemasaran dan promosi produk cenderung pasif. Dalam analisis matriks IE menempatkan perusahaan berada pada kuadran V, strategi yang diterapkan pada kuadran ini adalah penetrasi pasar dan pengembangan produk. Hasil analisis SWOT menghasilkan beberapa alternatif yang dapat dijalankan oleh perusahaan yang terdiri dari dua strategi SO, dua strategi ST, tiga strategi WO dan satu strategi WT.

Berdasarkan hasil penelitian tentang strategi pengembangan usaha sayuran organik (studi kasus : kelompok tani Putera Alam Desa Sukagalih, kecamatan Megamendung, kabupaten Bogor) oleh Retno Wijayanti (2008) diketahui bahwa faktor internal yang menjadi kekuatan pada kelompok tani adalah produk yang berkualitas, perencanaan tanam yang sudah baik, pelayanan konsumen yang baik dan dapat menyerap tenaga kerja. Sedangkan kelemahan yang dimiliki adalah belum adanya kemasan dan label, teknologi produksi yang digunakan masih sederhana, kualitas SDM yang masih rendah, kurangnya upaya promosi produk, pengarsipan data yang belum tertata rapi, belum ada sertifikat produk, keterbatasan modal, kontrak kerjasama tidak tertulis, serta lemahnya akses kelompok tani tentang pasar sayuran organik. Lingkungan Eksternal yang menjadi peluang bagi kelompok tani ini adalah adanya asosiasi pertanian organik, perkembangan teknologi, kebijakan pemerintah mengenai program ”Go Organic 2010”, loyalitas konsumen yang tinggi, tersedianya tenaga kerja yang potensial di daerah setempat, perubahan gaya hidup yang cenderung back to nature. Sedangkan yang menjadi ancaman adalah perkembangan jenis hama dan penyakit pada tanaman, kemudahan mendapat produk subsitusi, serta perubahan cuaca dan perubahan fungsi lahan dari lahan pertanian menjadi lahan pemukiman. Dari hasil matriks IE yang berada pada kuadran II telah

15 didapat strategi yang tepat yang dapat digunakan oleh kelompok tani tersebut yaitu strategi strategi Growth and build (tumbuh dan kembang), melalui strategi intensif atau strategi regresi. Prioritas strategi yang akan direkomendasikan kemudian dihitung menggunakan matriks QSPM.

Rozak Ade Rahmanto, pada tahun 2010 melakukan penelitian dengan judul Strategi Pengembangan Usaha ”Elsari Brownies dan Bakery (EBB)” Kota Bogor Jawa Barat. Dari hasil pembahasan yang dilakukan pada perusahaan, yang merupakan kekuatan utama EBB adalah kerjasama pemasaran yang efektif, sedangkan kelemahan utama EBB adalah terbatasnya jumlah peralatan. Faktor eksternal yang menjadi peluang EBB adalah masih tingginya jumlah permintaan brownies, sedangkan ancaman utama EBB adalah tingginya tingkat persaingan. Dalam melakukan kajian strategi pengembangan, Rozak Ade Rahmanto mengunakan alat analisis berupa matriks IE, matriks SWOT dan matriks QSP. Hasil matriks IE menunjukkan posisi EBB berada pada sel V yang memberi rekomendasi untuk menjaga dan mempertahankan, maka strategi yang paling sesuai dengan EBB adalah straegi intensif yaitu penetrasi pasar dan pengembangan produk. Dari analisis menggunakan matriks SWOT dihasilkan tujuh alternatif strategi, kemudian dengan menggunakan matriks QSP diperoleh prioritas strategi yang dapat dilaksanakan oleh perusahaan yaitu restrukturisasi sistem manajemen perusahaan untuk mengatasi kelemahan sumberdaya perusahan seperti tenaga penjualan oleh bagian pemasaran yang belum terisi, keterbatasan peralatan oleh bagian produksi dan perusahaan diharapkan dapat meningkatkan diferensiasi produk serta pelayanan kepada konsumen untuk mengatasi persaingan.

Penelitian yang dilakukan oleh Tri Ariessiana Nusawanti (2009) dengan judul Analisis Strategi Pengembangan Usaha Roti Pada Bagas Bakery, Kabupaten Kendal mengangkat tema tentang roti. Proses perumusan strategi pada penelitian ini terdiri dari analisis lingkungan eksternal dan internal dengan menggunakan matriks IFE dan EFE, analisis IE, analisis SWOT, analisis QSPM. Berdasarkan hasil analisis lingkungan inernal pada Bagas Bakery, maka faktor yang menjadi kekuatan adalah: (1) Lokasi perusahaan strategis, (2) komunikasi antara pemilik dan karyawan terjalin

16 dengan baik, (3) koordinasi antara pemilik dan karyawan terjalin baik, (4) produk telah memiliki izin dari Dinas kesehatan. Sedangkan faktor-faktor srategi internal yang menjadi kelemahan pada perusahaan adalah: (1) labelisasi kemasan belum lengkap, (2) keterbatasan modal sendiri, (3) sistem pembukuan atau pengolahan keuangan kurang rapi, (4) kurangnya keterampilan dalam pengelolaan manajemen perusahaan, (5) bidang penelitian dan pengembangan tidak ada. Faktor-faktor strategi eksternal yang menjadi peluang bagi perusahaan adalah: (1) dukungan pemerintah terhadap akses sumber pembiayaan bagi UMKM, (2) pertumbuhan ekonomi kabupaten kendal semakin baik, (3) sektor industri pengolahan masih mendominasi struktur ekonomi kabupaten Kendal, (4) pengeluaran rata-rata penduduk kabupaten kendal untuk kelompok makanan masih tinggi. Sedangkan yang menjadi ancaman bagi Bagas Bakery adalah: (1) tingkat inflasi yang berfluktuatif, (2) kecenderungan harga gula dan gas elpiji semakin meningkat, (3) tarif dasar listrik untuk skala UMKM belum turun. Alat analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah dengan menggunakan matriks IFE, matriks EFE, matriks IE, matriks SWOT dan matriks QSPM. Berdasarkan hasil analisis SWOT maka dihasilkan strategi prioritas dalam pelaksanaan pengembangan perusahaan yang kemudian diurutkan menggunakan matriks QSP (QSPM).

17 III. KERANGKA PEMIKIRAN